Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang
membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak
terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah
terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari
jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatya, kemasan permukaan
hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium (68 pm) tepat menempati
rongga-rongga struktur permukaan oksida. (Sugiyarto, 2004)
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan
banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai
logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang
keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga
potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak
ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan
paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang
ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya .(Sugiyarto,
2004)
Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari
pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain,
logam aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes
merkurium(I)Nitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan
terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut.
Ditunjukkan oleh reaksi:
3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓
1. Sifat Kimia
Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98.
Aluminium juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai
berikut:
(Sheller, 2014)
2. Sifat Fisika
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 2,70 g/cm3
Massa Jenis cairan pada titik leleh 2,375 g/cm3
Titik lebur 933,47 K
Titik didih 2792 K
Kalor peleburan 10,71 kJ/mol
Kalor penguapan 294 kJ/mol
Kapasitas kalor 24,2 J/mol K
(Sheller, 2014)
Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.
Al3+ + H2 ⟶ [Al(H2O)6]3+
Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron
dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari
orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga
atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini
dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan
memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari
unit AlCl3 lainnya.
AlCl6 ↔ 2 AlCl3
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal
sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini
dikenal dengan alum atau tawas. (Mohsin, 2006)
AlH3 + H+ → AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Atau
Penambahan basa :
Atau
Penambahan asam :
Hasil pengamatan
2.
Aluminium
Hasil pengamatan
3.
1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M
Hasil pengamatan
4. 1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M
Hasil pengamatan
5.
1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M
Terbentuk endapan
- disaring
residu filtrat
Hasil pengamatan
VIII. PENGAMATAN
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1.
Percobaan pertama ini memiliki tujuan untuk mengetahui sifat dari
aluminium dengan menambahkan NaOH dan HgCl2. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan lempeng aluminium yang berwarna
abu-abu mengkilap. Selanjutnya lempengan kecil aluminium tersebut
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah terisi 2 ml NaOH 1M.
ketika aluminium dimasukkan ke dalam NaOH, larutan tetap tidak
berwarna dan muncul gelembung yang cukup banyak didalamnya. Reaksi
yang terjadi :
Percobaan 3.
Percobaan 4.
Percobaan 5.
Percobaa kelima ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan senyawa
aluminium pada larutan basa kuat. Langkah yang dilakukan adalah
memasukkan 1 ml Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya
ditambahkan larutan (NH4)2S yang berwarna kuning. Terbentuk endapan
yang berwarna putih dan larutan berbau. endapan tersebut merupakan
Al(OH)3 dan bau yang terjadi merupakan akibat dari terbentuknya gas
H2S. endapan tersebut terjadi karena garam ammonium bersifat
mengurangi kelarutan dari senyawa aluminium. Reaksi yang terjadi :
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
Percobaan 5
XIII. LAMPIRAN