Anda di halaman 1dari 21

I.

JUDUL PERCOBAAN : Aluminium


II. TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 4 April 2019 pukul 13.00 WIB
III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 4 April 2019 pukul 15.30 WIB
IV. TUJUAN PERCOBAAN : Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat
aluminium dan senyawanya
V. DASAR TEORI :

Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang
membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak
terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah
terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari
jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatya, kemasan permukaan
hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium (68 pm) tepat menempati
rongga-rongga struktur permukaan oksida. (Sugiyarto, 2004)
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan
banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai
logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang
keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga
potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak
ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan
paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang
ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya .(Sugiyarto,
2004)
Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari
pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain,
logam aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes
merkurium(I)Nitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan
terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut.
Ditunjukkan oleh reaksi:
3Hg22+ + 2Al  2Al3+ + 6Hg↓

Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh


oksigen dari udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume
besar. Merkurium yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam
dengan aluminium, yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar
aluminium akan terkorosikan.

Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. Meskipun


demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf
dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat
dua bentuk anhidrat, Al2O3 yaitu α – Al2O3 dan γ – Al2O3. α – Al2O3 stabil pada
suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di
alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan γ –
Al2O3atau oksida anhidrat apapun di atas 1000oC. γ – Al2O3 diperoleh dengan
dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450oC). α – Al2O3 keras dan tahan
terhadap hidrasi dan penyerangan asam, sedangkan γ – Al2O3 mudah menyerap
air dan larut dalam asam. Alumina yang digunakan untuk kromatografi dan
diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah γ – Al2O3.

Adapun sifat-sifat alumunium

1. Sifat Kimia
Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98.
Aluminium juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai
berikut:

a. Al2O3 + 3H2SO4  Al2(SO4)3 + 3H2O

b. Al2O3 + 6NaOH  2Na3AlO2 + 6H2O

(Sheller, 2014)

2. Sifat Fisika

Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 2,70 g/cm3
Massa Jenis cairan pada titik leleh 2,375 g/cm3
Titik lebur 933,47 K
Titik didih 2792 K
Kalor peleburan 10,71 kJ/mol
Kalor penguapan 294 kJ/mol
Kapasitas kalor 24,2 J/mol K
(Sheller, 2014)

Reaksi – reaksi ion Al3+dalam air

Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.

Al3+ + H2 ⟶ [Al(H2O)6]3+

Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron
dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.

[ Al(H2O)6)]3+ + H2O ⟶ [Al(H2O)5(OH)2+] +


H3O
Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa
yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan
aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .

[Al(H2O)6]3+ + 3 S- ⟶ [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.

[Al(H2O)6]3+ + 3OH- ⟶[Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3

Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- ⟶ [Al(H2O)3(OH)3] + H2O

Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :

Al3+(aq) + 3OH-(aq)⟶ Al(OH)3(s)

Al(OH)3(s) + OH-(aq)⟶ Al(OH)4-(aq)Larutan jenuh

Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,


melarut dalam basa membentuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
Aluminium.Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi dengan
oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak
terlihat dengan jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun,
setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida
sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan
tidak berpori itu melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga
terhalang dari oksida selanjutnya.

Beberapa senyawa aluminium


1. Aluminium oksida (Al2O3)

Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang


baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-
O.Kalor pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu
aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam lain.

Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil


reaksinya,besi dan aluminium oksida.Reaksi ini bisa menghasilkan suhu sampai
3000oC.Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh
karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi
oksida – oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan
manganoksida.Reduksi dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam –
logam yang tercampur dengan karbida dan hidrida. Karenanya,kadang – kadang
aluminium digunakan untuk mereduksi. (Mohsin, 2006)

2. Aluminium Klorida (AlCl3)

Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari
orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga
atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini
dapat bersifat sebagai asam Lewis.

Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan
memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari
unit AlCl3 lainnya.

AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.

AlCl6 ↔ 2 AlCl3

Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:

Al3+(aq) + 3 H2O(l) ↔ Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)


(Mohsin, 2006)

3. Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)

Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal
sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini
dikenal dengan alum atau tawas. (Mohsin, 2006)

4. Aluminium Hidrida (AlH3)

Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.

AlH3 + H+ → AlH4+

Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:

AlH4+ + 4H2O → Al(OH)3 + 4H2 + OH-

Larutan garam – garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam


karena hidrolisa :

Al3+ + H2O → AlOH2+ + H+

Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :

Al3+ + 3OH- → Al(OH)3

Atau

Al(H2O)63+ + 3OH- → Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O

Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan


Al(OH)3 oleh karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan
Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam
karena bersifat amfoter.

Penambahan basa :

Al(OH)3+ OH- ↔ Al(OH)4-

Atau

Al(OH)3(H2O)3+ OH- ↔ Al(OH)4(H2O)- + H2O

Penambahan asam :

Al(OH)3+ 3H+ ↔ Al3+ + 3H2O

Al(OH)3(H2O)3 + 3H+ ↔ Al(H2O)63+

Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna


pada kain. (Mohsin, 2006)

 Reaksi dengan udara


Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dengan udara lembab
akan terbentuk semacam lapisan tipis oksida pada bagian permukaan.
Pembakaran dengan oksigen menghasilkan cahaya kilap.

4 Al(s) + 3O2(g)  2Al2O3

 Reaksi dengan air


Aluminium murni bereraksi dengan air murni, tetapi tidak dapat terkorosi bila
air mengandung garam. Dengan air mendidih, aluminium mengalami
penguraian dengan membebaskan hidrogen.

2Al (s) + 6H2O(l)  2 Al(OH)3 + 3 H2(g)

 Reaksi dengan alkali.


Aluminium melarutkan soda (NaOH) dengan membebaskan gas hydrogen dan
terbentuk aluminat larutan.

2 Al(s) + 2 NaOH(aq) + 2 H2O(l)  2 Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)

 Reaksi dengan asam.


Aluminium larut dalam HCl dan H2SO4 pekat dengan membebaskan
hidrogen.

2Al(s) + 6 HCl(aq)  2 AlCl3 (aq)+ 3H2 (g)


2 Al(s) + 6 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq)+3SO2(g) +6H2O(l)

 Reaksi dengan halogen.


Serbuk halus aluminium dapat berikatan dengan halogen bila dilewarkan
padanya.
2 Al(s) + 3 Cl2(g)  2 AlCl3
(Lee, 1979)

 Ion aluminium dalam larutan


Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan senyawa
aluminium dalam air adalah kecilnya ukuran dan tingginya muatan ion Al3+
dan tingginya energi hidrasi (-4613 kJ/mol). Jika Al3+ bergabung dengan
anion kecil bermuatan tinggi, tingginya energi kisi yang dihasilkan pada
padatannya menyebabkan senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya
Al2O3. AlCl3 , AlBr3, AlI3, memiliki sifat kovalen. Senyawa- senyawa
tersebut sangat larut dalam air. Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-
senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna
dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut
dalam air. Larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. (Lee,
1979)
 Alumunium dan Hidrogen Klorida

HgCl2 + Al2O3 ⟶ 2 AlCl3 + 3HgO


HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif
karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium
sesuai dengan reaksi diatas.(Lee, 1979)

VI. ALAT DAN BAHAN


 ALAT :
1. Cawan Porselin 1 buah
2. Pipet tetes 10 buah
3. Corong kaca 1 buah
4. Tabung reaksi 7 buah
5. Gelas kimia 250 ml 1 buah
6. Gelas ukur 1 buah
7. Kaki tiga 1 buah
8. Kasa 1 buah
9. Pembakar spirtus 1 buah
 BAHAN:
1. Larutan NaOH 0,1M secukupnya
2. Larutan NaOH 1M secukupnya
3. Larutan HgCl2 0,1M secukupnya
4. Larutan HCl 0,1 M secukupnya
5. Larutan (NH4)2S secukupnya
6. Larutan Na2CO3 0,1M secukupnya
7. Larutan Al2(SO4)3 0,1M secukupnya
8. Lempeng aluminium secukupnya
9. Kertas lakmus secukupnya
10. Kertas saring secukupnya
11. Kapas secukupnya
VII. ALUR PERCOBAAN

1. Sepotong kecil aluminium

- Dicelupkan ke dalam tabung reaksi


yang berisi NaOH 1M sampai timbul
gas
- Dicuci dengan air
- Digosok dengan kapas yang telah
dibasahi HgCl2
- Dibiarkan beberapa menit sampai kering

Hasil pengamatan

2.
Aluminium

- Dipotong menjadi 3 bagian kecil


- Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi :
Tabung 1 : Larutan NaOH 0,1M
Tabung 2 : larutan Na2CO3 0,1M
Tabung 3 : Larutan HCl 0,1M
- Dicatat perubahan pada tiap tabung

Hasil pengamatan

3.
1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Diuji dengan kertas lakmus biru
- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan
4. 1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan NaOH 0,1 M tetes demi
tetes sampai endapan yang mula-mula
terjadi larut kembali
- Ditambahkan HCl 0,1M tetes demi tetes
sampai tidak terjadi perubahan lagi
- Diamati dan dicatat jumlah tetesannya

Hasil pengamatan

5.
1 ml Larutan Al2(SO4)3 0,1M

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan sedikit larutan (NH4)2S

Terbentuk endapan

- disaring

residu filtrat

- Dicuci dengan air panas yang banyak


- Dipindahkan ke dalam tabung reaksi
menggunakan sedikit air
- Ditambahkan NaOH sampai endapan
larut kembali
- Diamati

Hasil pengamatan
VIII. PENGAMATAN
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1.
Percobaan pertama ini memiliki tujuan untuk mengetahui sifat dari
aluminium dengan menambahkan NaOH dan HgCl2. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan lempeng aluminium yang berwarna
abu-abu mengkilap. Selanjutnya lempengan kecil aluminium tersebut
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah terisi 2 ml NaOH 1M.
ketika aluminium dimasukkan ke dalam NaOH, larutan tetap tidak
berwarna dan muncul gelembung yang cukup banyak didalamnya. Reaksi
yang terjadi :

2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6 H2O⟶ Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)

Berdasarkan reaksi diatas, diketahui bahwa terbentuk kompleks tetra


hidroksoaluminat. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks
tersebut karena aluminium memiliki muatan yang besar yaitu +3. Ion Al3+
mempunyai gaya tarik terhadap elektron yang cenderung besar sehingga
ketika unsur lain menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk berikatan
dengan ion aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh
ion aluminium karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang
stabil. Selain terbentuk senyawa Na[Al(OH)4] yang tidak berwarna, pada
reaksi tersebut terbentuk juga gas H2 yang keberadaannya ditandai dengan
adanya gelembung gas yang cukup banyak menempel pada aluminium.
Selanjutnya, aluminium yang telah dicelupkan pada larutan NaOH
diangkat dan dicuci menggunakan air. pencucian ini berfungsi untuk
menetralkan sisa NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminium.
Kemudian disiapkan kapas bersih dan ditetesi dengan larutan HgCl2 0,1M.
Selanjutnya, kapas tersebut digosokkan pada lempeng aluminium tersebut.
Setelah digosok dengan HgCl2 tersebut terlihat bahwa lempeng aluminium
menjadi rapuh. hal tersebut terjadi karena akan terbentuk amalgam
aluminium dan ion-ion aluminium akan melarut. Reaksi yang terjadi :
Al2O3(aq) + 3 HgCl2(aq) ⟶ 2AlCl3(aq) + 3HgO(g).
Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh
oksigen dari udara sehingga akan terbentuk aluminium oksida dalam
jumlah besar yang akan membentuk amalgam kembali dengan merkurium
yang tersisa dan sebagian aluminium lainnya akan terkorosi. Reaksi yang
terjadi :
Al(s) + Hg(l) ⟶ AlHg(s)
Percobaan 2.
Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat aluminium jika
direaksikan dengan asam kuat, basa kuat dan garam basa. Percobaan ini
dilakukan dengan cara menyiapkan 3 lempeng kecil aluminium kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berturut-turut
berisi basa kuat (NaOH), garam basa (Na2CO3), dan asam kuat (HCl).
Pada tabung 1, ketika lempeng aluminium dimasukkan kedalam larutan
NaOH timbul banyak gelembung yang menempel pada aluminium.
Gelembung yang terbentuk tersebut merupakan gas H2 yang dihasilkan
berdasarkan reaksi :

Al(s) + 2NaOH(aq) ⟶ NaAlO2 (aq)+ H2(g)

Pada tabung 2, ketika lempeng aluminium dimasukkan kedalam larutan


Na2CO3 terdapat gelembung udara yang lebih sedikit dari tabung pertama.
Hal ini dikarenakan dimana dihasilkan gelembung-gelembung gas(+)
diatas lempeng aluminium yang diketahui merupakan gas CO2 yang
dihasilkan. Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk
kompleks hidroksoaluminat [Al(OH)4]- yang berwujud larutan tidak
berwarna. Karena direaksikan dengan suatu garam basa, maka untuk
menetralkan muatan dihasilkan suatu asam. Reaksi aluminium dengan
suatu garam basa ditunjukkan sebagai berikut :
2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) → 2Na[Al(OH)4](aq) + CO2(g)
+ 6H+(aq)

Pada tabung 3, ketika lempeng aluminium dimasukkan kedalam larutan


HCl tidak muncul gelembung. Hal tersebut terjadi karena HCl yang
direaksikan dengan aluminium tidak akan melarutkan aluminium. Tidak
terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk Al3+ dan Cl- atau
senyawa AlCl3 yang berwujud larutan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi
:
2 Al(s) + 6 HCl(aq) ⟶ 2AlCl3(aq) + 3H2 (g)

Berdasarkan jumlah gelembung yang dihasilkan pada ketiga tabung dapat


diketahui bahwa aluminium reaktif terhadap basa, garam basa dan kurang
reaktif terhadap asam. Kereaktifan dengan pereaksi jika diurutkan adalah
NaOH> Na2CO2 > HCl.

Percobaan 3.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan senyawa


aluminium. Langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan
memasukkan larutan Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam tabung
reaksi lalu diuji dengan menggunakan kertas lakmus biru. Hasil
pengujiannya adalah kertas lakmus biru berubah menjadi merah. hal
tersebut terjadi karena Al2(SO4)3 merupakan garam asam. Sehingga
ketika berada dalam bentuk larutan maka senyawa tersebut akan
mengurai menjadi Al2O3 dan H2SO4 sesuai dengan reaksi : Al2(SO4)3(s)
+ 3H2O(l) ⟶2Al2O3 (aq) + 3H2SO4(aq)

Karena pada reaksi tersebut menghasilkan H2SO4 maka kertas lakmus


biru dapat berubah menjadi merah

Percobaan 4.

Pada percobaan 4 ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter senyawa


Aluminium. Langkah yang dilakukan yaitu dengan memasukkan 1 ml
larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi. Lalu selanjutnya,
ditambahkan tetes demi tetes NaOH 1 M sampai terbentuk endapan. Pada
percobaan ini, endapan terbentuk pada tetesan NaOH ke-5. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa Al(OH)3. Reaksi yang terjadi :

Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) ⟶2Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)

Penambahan NaOH diteruskan hingga endapan melarut kembali.


Endapan terlarut kembali ketika mencapai tetesan NaOH ke-15. Endapan
menjadi larut kembali karena ketika NaOH berlebih akan terbentuk
senyawa Na[Al(OH)4] yang tidak berwarna. Reaksi yang terjadi :

Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) ⟶ Na[Al(OH)4](aq)

Selanjutnya, larutan ditambah dengan HCl 1M tetes demi tetes hingga


terbentuk endapan kembali. Endapan terbentuk pada tetesan HCl ke-20.
Endapan yang terbentuk merupakan Al(OH)3. Reaksi yang terjadi :

Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) ⟶ Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)

Penambahan HCl dilanjutkan hingga endapan yang semula terbentuk


dapat larut kembali dan endapan larut pada tetesan ke-47. Endapan dapat
larut kembali karena ketika penambahan HCl berlebih maka akan
terbentuk senyawa AlCl3 yang tidak berwarna. Reaksi yang terjadi :

Al(OH)3 (s) + 3HCl(aq) ⟶ AlCl3(aq) + 3H2O(l)

Berdasarkan percobaan diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya


penambahan sedikit asam atau basa dapat membuat senyawa aluminium
mengendap. Ketika basa atau asam yang ditambahkan berlebih, endapan
yang terbentuk akan larut kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa
senyawa aluminium bersifat amfoter. mereaksikannya dengan NaOH dan
HCl.

Percobaan 5.
Percobaa kelima ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan senyawa
aluminium pada larutan basa kuat. Langkah yang dilakukan adalah
memasukkan 1 ml Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya
ditambahkan larutan (NH4)2S yang berwarna kuning. Terbentuk endapan
yang berwarna putih dan larutan berbau. endapan tersebut merupakan
Al(OH)3 dan bau yang terjadi merupakan akibat dari terbentuknya gas
H2S. endapan tersebut terjadi karena garam ammonium bersifat
mengurangi kelarutan dari senyawa aluminium. Reaksi yang terjadi :

Al2(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) ⟶ 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g)


+3 (NH4)2SO4 (aq)

Setelah itu, endapan kemudian dipisahkan dengan cara disaring dengan


menggunakan kertas saring dan corong. Selanjutnya, endapan dicuci
dengan menggunakan air panas yang bertujuan agar endapan yang berada
pada kertas saring dapat diambil dengan mudah untuk dimasukkan ke
tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan NaOH 0,1M tetes demi tetes.
Pada tetesan ke-20 terlihat endapan yang terbentuk menjadi larut
membentuk larutan yang tidak berwarna. Hal tersebut terjadi karena
ketika endapan Al(OH)3 bereaksi dengan basa kuat maka akan
membentuk garam tetraaluminat yang berupa larutan tidak
berwarna.reaksi yang terjadi :

Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) ⟶ Na[Al(OH)4 ](aq)


X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa :
1. Logam Aluminium reaktif terhadap basa dengan menghasilkan H2.
Jika direaksikan dengan HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh karena
mengalami korosi.
2. Logam aluminium dapat bereaksi dengan basa ataupun garam basa,
tetapi aluminium tidak dapat bereaksi dengan asam yang dibuktikan
dengan ada tidaknya gelembung saat direaksikan
3. Senyawa aluminium yaitu Al2(SO4)3 bersifat asam yang dapat
dibuktikan dengan berubahnya warna kertas lakmus biru menjadi
merah ketika dimasukkan ke dalam larutan Al2(SO4)3.
4. Aluminium bersifat amfoter yang dibuktikan dengan terbentuknya
endapan saat penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa.
5. Aluminium dalam senyawa Al(OH)3 mudah larut dalam basa kuat

XI. DAFTAR PUSTAKA


Lee, J.D. 1979. Concise Inorganic Chemistry. London : University and
Profesional Division
Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium. Online. http://www.chem-is-try.org.
diakses pada 3 April 2019
Sheller, Mimi. 2014. Aluminum Dream: The Making of Light Modernity.
Cambridge, MA: Massachusetts Institute of Technology Press
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I.
Yogyakarta : UNY Press

XII. JAWABAN PERTANYAAN


1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda
lakukan!
Jawab: Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang
sangat lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4).
Karena Al(OH)3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga
sebagai zat amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi
asam basanya berikut:

Al(OH)3 (asam) +NaOH (basa) ⟶ NaAl(OH)4

Al(OH)3 (basa) + 3HCl (asam) ⟶ AlCl3 + 3H2O

Senyawa aluminium memiliki sifat amfoter, seperti dibuktikan dalam


percobaan ke empat, yakni mereaksikan Al2(SO4)3 dengan basa kuat dan
asam kuat. Senyawa aluminium ini dikatakan bersifat amfoter karena
dapat bertindak sebagai asam ketika bereaksi dengan basa kuat yakni
NaOH dan dapat bertindak sebagai basa ketika bereaksi dengan Asam
kuat yakni HCl. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan basa
(penambahan NaOH) maka senyawa aluminium bersifat asam. Hal ini
ditunjukkan dengan penambahan basa dapat membuat larutan membentuk
endapan namun pada penambahan basa berlebih dapat membuat endapan
menjadi larut sempurna di semua bagian. Jika senyawa aluminium
direaksikan dengan asam (Penambahan HCl) maka senyawa aluminium
bersifat basa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan asam dapat
membuat larutan membentuk endapan namun pada penambahan asam
berlebih dapat membuat endapan menjadi larut sempurna di semua bagian.
Sifat amfoter dari senyawa aluminium ini dipengaruhi oleh sifat zat yang
direaksikan dengan aluminium.

2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan


tersebut!
Jawab :
Percobaan 1

2 Al(s) + 2 NaOH(aq) + 6H2O (l) ⟶ 2Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)


2 Al(s) + 3 H2O(l) ⟶ Al2O3(aq) + 3 H2(g)

Al2O3(aq) + 3 HgCl2(aq) ⟶ 2 AlCl3(aq) + HgO(g)

Al(s) + Hg(l) ⟶ AlHg(s) amalgam

Percobaan 2

Al(s) + 2NaOH(aq) ⟶ NaAlO2 (aq)+ H2(g)

2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) → 2Na[Al(OH)4](aq) + CO2(g)


+ 6H+(aq)

Percobaan 3

Al2(SO4)3(s) + 3H2O(l) ⟶2Al2O3 (aq) + 3H2SO4(aq)

Percobaan 4

Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) ⟶2Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)

Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) ⟶ NaAl(OH)4(aq)

Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) ⟶ Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)

Al(OH)3 (s) +HCl(aq) ⟶ AlCl3(aq) + H2O(l)

Percobaan 5

Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) ⟶ 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g) +3


(NH4)2SO4 (aq)

Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) ⟶ NaAl(OH)4 (aq)


3. Jelaskan kegunaan aluminium!
Jawab :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik
tembaga. Karena memiliki daya hantar listrik yang baik ini
aluminiumdigunakan pada kabel listrik menggantikan tembaga
yang harganya lebih mahal.
b. Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal
ini disebabkan aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan
oksigen yang terdapat di udara menghasilkan aluminium oksida.
Oksida yang terbentuk tidak mudah terkelupas sehingga dapat
melindungi permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar
tidak terjadi oksidai berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida
yang terbentuk merupakan lapisan tembus cahaya sehingga
aluminium seolah-olah tidak berubah (tetap mengkilat).
c. Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan
menarik.
d. Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti
logam aslinya sehingga sering dicampur pada minyak cat (vernis)
menghasilkan cat metalik yang harganya relatif labih mahal
dibanding cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan digunakan pada
barang-barang mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat
dapat memantulkan cahaya yang lebih banyak.
e. Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang
terdapat dalam bahan makanan. Oleh karena itu aluminium banyak
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat rumah tangga
misanya panci. Dan aluminium dijadikan kertas aluminium yang
sangat tipis yang digunakan sebagai pembungkus rokok, gula,
bumbu masak dan beberapa keperluan lain.
f. Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg,
dan Mn dapat digunakan menggantikan fungsi besi walaupun
tidak sekuat besi. Misalnya dalam pembuatan bingkai pintu dan
jendela.

XIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai