[Al(H2O)3(OH)3](s)
+ 3HCO3(aq)
Aluminium hidroksida
Reaksi ion [Al(H2O)6]3+ dengan basa kuat mula-mula akan menghasilkan
endapan. Akan tetapi pada penambahan basa berikutnya akan mengakibatkan
endapan larut kembali.
[Al(H2O)6]3+(aq) + 3OH(l)
[Al(H2O)3(OH)3](s)
+ 3H2O(l)
Endapan putih
[Al(H2O)3(OH)3](s) + OH(l)
[Al(H2O)2(OH)4](aq)
+ H2O(l)
Gaya tarik ion [Al(H2O)6]3+ yang sangat kuat terhadap ion atau partikelpartikel kecil menyebabkan ion tersebut digunakan untuk mengendapkan lumpur
dalam proses penjernihan air. Senyawa yang digunakan umumnya tawas
[Al2(SO4)3.24H2O]. Jika ke dalam air ditambahkan tawas, ion [Al(H2O)6]3+ yang
terbentuk akan segera menarik partikel-partikel bermuatan (lumpur dan ion-ion
pengotor) sehingga berubah menjadi molekul yang sangat besar. Oleh karena itu
adanya pengaruh gravitasi, maka molekul tersebut akan segera mengendap.
Sifat-sifat senyawa aluminium lebih banyak ditentukan oleh sifat ion Al 3+
yang mempunyai kerapataan muatan sangat besar. Kerapatan muatan ini
disebabkan oleh ukuran ion yang kecil, tetapi muatannya besar. Adanya kerapatan
muatan yang tinggi mengakibatkan ion Al3+ mampu menarik pasangan elektron
dari ion negatif yang dekat dengannya sehingga ikatan yang terbentuk mengalami
pergeseran dari ikatan ion menjadi ikatan kovalen.
Semakin besar ukuran ion negatif yang berikatan dengan ion Al 3+, semakin
mudah terpolarisasi. Hal ini tampak pada senyawa AlF3 yang berikatan ion,
sedangkan AlCl3 lebih bersifaat kovalen pada suhu tinggi. Senyawa AlBr3 dan AlI3
merupakan senyawa kovalen.
Senyawa Al2O3 merupakan senyawa kovalen yang ikatannya sangat kuat,
tidak mudah larut dalam air, dan bahkan tidak dapat tertembus air. Lapisan Al 2O3
ini dapat dipertebal dengan melakukan proses anodasi.
Lapisan Al2O3 yang baru terbentuk dapat mengikat zat warna sehingga
pada proses anodasi lapisan tersebut dapat diberi warna yang permanen dan tidak
mudah tergores karena kuatnya ikatan Al2O3.
Aluminium oksida (Al2O3) merupakan oksida yang bersifat amfoter karena
dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa meskipun berlangsung dengan
lambat.
Al2O3(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) 2NaAlO2(aq) + H2O(l)
Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan
pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan
pada kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika
terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan yang sebenarnya
dapat terjadi di lapangan, namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap
kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat
rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan
kekuatan tensil yang tinggi, aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan
dengan logam lain, ditambah dengan berbagai perlakuan termal, aluminium
paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).
Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan
suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas,
viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan sebagainya. Kekerasan dapat diuji
dan diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum adalah metode Brinnel,
Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel,
sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk
kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan
dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan
4,4% Cu dan diperlakukan quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat
memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk menerangkan
seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa terjadinya
Logam aluminium cair yang mengendap di bawah lelehan Al 2O3 dan Na3AlF6
dialirkan ke dalam cetakan, sedangkan gas oksigen yang terbentuk di katode dapat
membakar anode yang terbuat dari grafit sehingga anode secara berkala harus
diganti.
C(s)(anode) + O2(g) CO2(g)
Dengan proses Hall-Heroult ini, aluminium dapat diproduksi secara massal
dengan biaya lebih murah. Sebelum ditemukan proses ini, aluminium termasuk
logam yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sebab sukar didapat. Bahkan pada
masa itu Kaisar Napoleon III merasa prestisius karena peralatan makanan terbuat
dari aluminium.
Logam aluminium banyak dimanfaatkan karena sifat-sifat khasnya, diantaranya
sebagai berikut:
1. Sifat aluminium yang ringan, ulet, kuat, dan tahan korosi dimanfaatkan
untuk peralatan kosntruksi. Contohnya kerangka kendaraan, pesawat
terbang, kosntruksi rumah, dan peralatan rumah tangga.
2. Daya hantar listriknya yang baik menyebabkan logam aluminium
digunakan sebagai kawat listrik tegangan tinggi.
3. Sifatnya yang tahan korosi, mudah dibentuk dan kuat dimanfaatkan untuk
membuat kaleng, pembungkus dan peralatan dapur.
References
Anton. (2014, September 9). Sifat Aluminium dan Kegunaannya. Diambil kembali dari
rumushitung.com: http://rumushitung.com/2014/09/09/sifat-aluminium-dankegunaannya/
Hasannudin. (2015, November 4). ALUMINIUM: SIFAT ALUMINIUM, PROSES
PEMBUATAN ALUMINIUM. Diambil kembali dari kimiadasar.com:
http://kimiadasar.com/aluminium/
Sudarmo, U. (2015). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tatang. (2015, Maret 19). Sifat-sifat Aluminium. Diambil kembali dari tatangsma.com:
http://tatangsma.com/2015/03/sifat-sifat-aluminium.html