Anda di halaman 1dari 29

Sekarang banyak perabotan rumah tangga yang menggunakan bahan aluminium terutama

peralatan dapur. Selain itu, aluminium juga digunakan di perusahaan besar seperti pembuatan
badan pesawat. Hal ini disebabkan karena logam aluinium ringan dan bersifat anti karat. Aluminium
dalam sistem periodik merupakan unsur periode ketiga dan berada pada golongan 13. Atom
aluminium memiliki konfigurasi elektron terluar 3s 2 3p1 dengan energi ionisasi pertama 577 Kj/mol,
energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol dan energi ionisasi ketiga 2740 Kj/mol. Dari konfigurasi
elektronnya, terlihat bahwa atom ini dapat bergabung dengan cara melepaskan elektron valensinya,
namun aluminium lebih cenderung memiliki ikatan kovalen karena memiliki keelektronegatifan yang
cukup besar.
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang
diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik.
Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan
pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium
adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas.
Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak
ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya(Achmad,
2001)
.
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang meninjuk pada senyawa garam rangkap
Kal(SO4)2.12H2O; kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh
Humphry Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium kemudian berubah menjadi
aluminum. Namun, nama ini pun segera termodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di
seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat
Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan aluminum di dalam
publikasinya .
Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurang kuat tetapi ringan.
Terdapat di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yang menjadi sumber utamanya.
Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan oksidanya yang
membungkus badan logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan
karat. Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang
ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat
rumah tangga, kerangka bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di
alam antara lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk pembuatan
delas dan bahan tahan panas.
Aluminium adalah ogam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia
melebur pada 659C. Bila terkena udara, obejk-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya,
tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah
melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer.
(Keenan, 1984)

Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer
maupun yang pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi
karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan bereaksi dengan asam
nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan aluminium
membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium dengan kanfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1
dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi
udara karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisan nonpori dan
membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Endapan putih seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit dalam
reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium disebabkan
oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai aluminium hisroksida
koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan
garam-garam yang larut (misalnya aluminium klorida), dengan menghasilkan endapan aluminium
hidroksida yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang
sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu ditambahkan dengan sedikit berlebihan dan
caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau amonia. Bila baru diendapkan, ia mudah melarut
dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia menjadi sangat sedikit larut :
Al3+ + NH3 + H2O Al(OH)3 + 3 NH4+(Ranawijaya, 1985)

Sifat-sifat Aluminium:
Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya hantar panas
maupun daya hantar listrik tinggi.
Beberapa reaksi kimia aluminium.
1. Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi.
2Al + 3/2O2 Al2O3 + 399 kkal

Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida. Contoh :
2Al + Fe2O3 2Fe + Al2O3 + 199 kkal
Proses ini disebut aluminothermi atau proses thermit.
2. Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen.
2Al(s) + 6H+(aq 2Al3+(aq) + 3H2(g)
3. Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H 2.
Reaksinya :
2Al(s) + 2 OH-(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)4- + 3H2(g)
4. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya yang dapat
melindungi logam dari oksida lebih lanjut. Karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat
(korosi) dan digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat.(Svehla, 1985)

Beberapa senyawa aluminium


Aluminium oksida (Al2O3)
Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi dengan asam
nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor pembentukan aluminium oksida Al 2O3 juga
besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam
lain.Besi(III)oksida dapat direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :
2Al(p) + 3/2 O2(g) Al2O3 + 399 kkal
Fe2O3(p) 2 Fe(p) + 3/2 O2(g) - 197 kkal
2Al (p)+ Fe2O3 2 Fe (p) + Al2O3(g) + 202 kkal

Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil hasil reaksinya,besi dan aluminium
oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas
besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk
mereduksi oksida oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi
dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam logam yang tercampur dengan karbida dan
hidrida.karenanya,kadang kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital hibrid ini diisi
pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan tiga dari atom Al), orbital
keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl 3 memperoleh oktet dengan memakai bersama satu
pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl 3lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6 2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai
pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang
sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus
KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH 4.
Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena hidrolisa :
Al3+ + H2O AlOH2+ + H+

Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :


Al3+ + 3OH- Al(OH)3
Atau
Al(H2O)63+ + 3OH Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O
Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH) 3 oleh karena larutan
garam garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH) 3 akan larut dengan pengambahan basa
berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH- Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p) + OH- Al(OH)4(H2O)- + H2O
Penambahan asam :
Al(OH)3(p) + 3H+ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain.(Vogel 2,
1985)

G. HASIL PENGAMATAN
Table 1 reaksi dengan asam klorida
Perlakuan Pengamatan Reaksi
5 ml HCl + logam Al tidak bereaksi
Dipanaskan Ada gelembung gas H2 , ada 2Al + HCl
perubahan warna, bening
2AlCl3 + 3H2
abu-abu, mengeluarkan asap
5 ml HCl + logam Mg Bereaksi , 2HCl + Mg MgCl2 +
ada gelembung gas, tidak ada
perubahan warna
H2

Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida


Perlakuan Pengamatan Reaksi
5 ml HCl encer + pita Tidak bereaksi
aluminium
Dipanaskan Ada gelembung gas 3NaOH + Al Al

(OH)3 + 3Na
5 ml HCl + pita Bereaksi 2NaOH +Mg Mg
magnesium pita Mg menjadi hitam

(OH)2 + 2 Na.

Table 3 reaksi dengan oksigen


Perlakuan Pengamatan Reaksi
Al + H2O Bereaksi
Al foil + HgCl2 Gelembung gas pada HgCl2 + Al2O3 2
aluminium foil dan tabung
reaksi sedikit panas
AlCl3 + 3HgO

Dibiarkan beberapa menit Larutan keruh dan lapisan


aluminium habis.
Dicuci dengan air dan Al lepuh dan menjadi abu
didiamkan

Table 4 membandingkan aluminium klorida dan magnesium


klorida
Perlakuan Pengamatan Reaksi
MgCl2 + air Larutan menjadi panas , dan MgCl2 (s) + 4H2O (l) >
lebih cepat panas pH= 1 [Mg(H2O)4]2+ (aq) + 2Cl- (aq)

AlCl3 + air Larutan menjadi panas, panas AlCl3 (s) + 6H2O (l) >
lambat, pH= 1 [Al(H2O)6]3+ (aq) + 3Cl- (aq)

Table 5 membandingkan sifat asam basa aluminium oksida


dan magnesium oksida
Perlakuan Pengamatan Reaksi
Aluminium oksida dengan pH= 3 Al2O3 + H2O
air
2Al( OH)3
Aluminium + HCl Ada panas , pH= 1 Al2O3(s) +6HCl(aq) encer

AlCl3(aq) lambat +

3H2O(g)
Aluminium + NaOH pH= 14 Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O

2NaAl(OH)4(aq)

Mg + H2O Serbuk hitam Mg hilang, pH= MgO(s) + H2O(aq)encer


8

Mg(OH)2(s).
Mg + HCl pH=9 MgO(s) + 2HCl(aq) encer

MgCl2(s) + H2O(aq)

Mg + NaOH pH=13 MgO(s) + 2NaOH(aq)

Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Table 6 membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg


yang terhidrasi
Perlakuan Pengamatan
Mg pH= 8
Mg+NaOH pH= 10
Al pH= 4
Al+NaOH pH= 4

H. PEMBAHASAN
Ekperimen 1. Hal yang pertama dilakukan yaitu mencampurkan 5 ml asam klorida encer
dengan kepingan aluminium kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi.
Kemudian setelah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada campuran
tersebut, ada gelembung gas H2. Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat
dengan reaksi sebagai berikut:
2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2

Setelah itu mereaksikan magnesium dengan HCl, langkahnya sama dengan aluminium tetapi,
pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat dibandingkan dengan aluminium . adapun
reaksinya yaitu sebagai berikut:
2HCl + Mg MgCl2 + H2

Dalam eksperimen ini, aluminium dengan magnesium tidak dapat bereaksi( tidak dapat larut
dalam asam klorida encer). Hanya keduanya memilki kecepatan reaksi yang berbeda, Al lambat
bereaksi dengan HCl, sedangkan Mg cepat bereaksi dengan HCl dan kecepatan reaksi tersebut
dapat dilihat pada proses pemanasan. Hal ini dikarenakan pada logam Al terdapat lapisan oksida
yang melindungi logamnya. Dan juga Mg bersifat lebih reaktif dari pada Al, sehingga Mg lebih
cepat bereaksi.

Eksperimen 2. Dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat aluminium. Prosedur yang


dilakukan adalah dengan mengambil lempeng aluminium kemudian dicelupkan kedalam tabung
reaksi yang berisi NaOH 0,1 M dan selanjutnya dicuci dengan air, pencucian ini memiliki tujuan
yaitu untuk menghilangkan larutan NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminium agar
tidak mempengaruhi reaksi. Reaksi yang terjadi adalah

Dari reaksi diatas maka dapat diketahui bahwa diperoleh gas H 2. Pada reaksi diatas terlihat
bahwa unsur aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium
tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Kemampuan aluminium membentuk senyawa
kompleks ini disebabkan oleh karena muatan kation yang tinggi sehingga mampu
mengakomodasi donasi pasangan electron dari ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relatif
besarnya energy solvasi (khususnya hidrasi dalam larutan air) yang berarti molekul air terikat
(secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai
senyawa kompleks. Hal ini berbeda dengan kation dari logam-logam golongan 1 (Alkali) dan 2
(Alkali tanah) yang mempunyai energy hidrasi sangat lemah sehingga dalam larutannya kurang
tepat bila molekul air dipertimbangkan sebagai ligan. Ion-ion aluminium membentuk garam-
garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Selanjutnya digosok-gosok
dengan kapas putih yang telah dibasahi dengan larutan HgCl2, reaksi yang terjadi adalah

Hasil dari reaksi diatas adalah logam Al menjadi lebih bersih dan mengkilat dengan
meninggalkan noda kecoklatan pada kapas kaca, dan setelah dikeringkan logam aluminium
sangat rapuh ini terbukti dengan adanya lempeng aluminium yang tergerus, lempeng aluminium
yang tergerus berwarna kecoklatan. Hal ini disebabkan karena Al membentuk amalgam dengan
Hg sehingga oksida yang menempel pada aluminium menjadi tergerus.
Ekperimen 3. Pada percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas
aluminium foil , menurut hasil pengamatan aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka
melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit aluminium foil menjadi warna keabu-abuan
akibat terkikisnya lapisan aluminium pada aluminium foil tersebut. Aluminium foil dicuci
dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya bebrapa menit diudara.
Kertas aluminium foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu.
Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl 2 yang memebentuk
oksida, Al yang terbentuk seperti abu, yaitu Al2O3
Reaksi:
HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO

HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena HgCl 2
tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi diatas.
Setelah lapisan aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya
yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi rekasi dengan oksigen membentuk lapisan tipis
okisda (AlCl3) yang melindungi dari oksida lebih lanjut. Reaksi yang terjadi:
2Al(s) + 3/2 O2 Al2O3(s)

Tepapi saat dibiarkan diudara kertas Al foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur
menjadi abu. Ini mungkin terlalu banyaknya HgCl 2 yang ditetesi sehingga bukan hanya
menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melainkan menghancurkan aluminiumnya jug

Eksperimen 4: Dengan tujuan yaitu untuk mengeathui sifat dari aluminium. Prosedur yang
dilakukan adalah dengan memasukkan 1 ml Al2(SO4)3 sebagai larutan dari hasil percobaan ketiga
yang jernih tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya menambahkan larutan NaOH 2
M yang jernih tidak berwarna tetes demi tetes sampai semua endapan yang mula-mula terjadi
larut kembali. Pada penambahan tiga tetes NaOH sudah terbentuk endapan, yaitu endapan
Al(OH)3. Reaksi dari kedua zat tersebut adalah :
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) 2Al(OH)2(s) + 3Na2SO4(aq)
Endapan Al(OH)3 melarut saat penambahan NaOH berlebih tepatnya 40 tetes NaOH sehingga
ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk :
Al(OH)3(aq) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Setelah endapan larut dilakukan penambahan HCl pekat, pada penambahan 1 tetes HCl pekat
kembali terdapat endapan. Reaksinya adalah
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3(s) + 3H2O(g) + NaCl(aq)
Dan larutan kembali jernih setelah penambahan 7 tetes HCl pekat. Reaksi yang terjadi adalah:
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Dari percobaan tersebut, ternyata aluminium dapat bereaksi baik dengan basa kuat (NaOH)
membentuk aluminat maupun asam kuat (HCl) sehingga dapat dikatakan bahwa aluminium
bersifat amfoter.

Eksperimen 5: Oksida Al(Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bias
bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H 2O akan membentuk sifat asam (H+)
sehingga terbentuk 2Al(OH)3 . pada saat pengukuran diketahui pH=3. Adpaun raksi yang terjadi:
Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan yang panas dan bersifat asam,
dengan pH=1. Reaksi yang terjadi:
Al2O3(s) +6HCl(aq) encer AlCl3(aq) lambat + 3H2O(g)

Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH setelah diuji dengan indicator universal didapat pH=13.
Reaksi yang terjadi:
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O 2NaAl(OH)4(aq)

Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya endapan putih
Mg(OH)2 yang merupakan basa pH=8. Reaksi yang terjadi :
MgO(s) + H2O(aq)encer Mg(OH)2(s).

Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer. setelah diuji dengan indicator universal, pH=9
MgO(s) + 2HCl(aq) encer MgCl2(s) + H2O(aq)

MgO deraksikan dengan NaOH , saat diuji dengan kertas indicator universal didapat pH=13.
Adapun reaksi yang terjadi:
MgO(s) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Dari raksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium xan magnesium dapat bereaksi dngan
senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimilki oleh logam aluminium
dan magnesium itu disebut amfoter.
Ekperimen 6. Dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari senyawaan aluminium. Prosedur
yang dilakukan adalah dengan memasukkan kedalam larutan Al 2(SO4)3kertas indikator universal
maka didapatkan hasil bph laruta 2. ini menunjukkan bahwa larutan Al 2(SO4)3 sebagai salah satu
senyawaan aluminium bersifat asam.. Hal ini dikarenakan Al 2(SO4)3merupakan garam yang
bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah Al(OH) 3 dan
asam kuat H2SO4

I. KESIMPULAN
Sifat Alumunium Hidroksida adalah Al(OH)3 dapat larut dalam pH asam maupun basa sedang
amonia akan membentuk Al(OH)3 (endapan sempurna).dan terbentuk endapan seperti gel yang
disebut dengan gel alumunium hidroksida.
Al(OH)3 bersifat asam
Al2O3 tidak larut dalam air dan bersifat amfoter
Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan mg2+
Kereaktifan aluminium lebih besar terhadap basa dibandingkan terhadap asam
Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan asam dan basa dengan membebaskan gas H2
Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan garam dengan membebaskan gas CO2
Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bkti.
Keenan, K. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Ranawijaya, J. (1985). ilmu kimia2. jakarta: depdikbud.
Svehla, G. vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualtatif Makro Dan Semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media
Pustaka.
Vogel 2. (1985). analisis anorganik kualitatif. jakarta: pt. kalman media pustaka.

http://pobbysepriandi.blogspot.co.id/2014/09/laporanpraktikum-kimia-
anorganik-1_35.html

Percobaan pertama. Dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat aluminium. Prosedur yang
dilakukan adalah dengan mengambil lempeng aluminium kemudian dicelupkan kedalam tabung
reaksi yang berisi NaOH 0,1 M dan selanjutnya dicuci dengan air, pencucian ini memiliki tujuan
yaitu untuk menghilangkan larutan NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminium agar
tidak mempengaruhi reaksi. Reaksi yang terjadi adalah

Dari reaksi diatas maka dapat diketahui bahwa diperoleh gas H 2. Pada reaksi diatas terlihat
bahwa unsur aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium
tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Kemampuan aluminium membentuk senyawa
kompleks ini disebabkan oleh karena muatan kation yang tinggi sehingga mampu
mengakomodasi donasi pasangan electron dari ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relatif
besarnya energy solvasi (khususnya hidrasi dalam larutan air) yang berarti molekul air terikat
(secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai
senyawa kompleks. Hal ini berbeda dengan kation dari logam-logam golongan 1 (Alkali) dan 2
(Alkali tanah) yang mempunyai energy hidrasi sangat lemah sehingga dalam larutannya kurang
tepat bila molekul air dipertimbangkan sebagai ligan. Ion-ion aluminium membentuk garam-
garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Selanjutnya digosok-gosok
dengan kapas putih yang telah dibasahi dengan larutan HgCl2, reaksi yang terjadi adalah
Hasil dari reaksi diatas adalah logam Al menjadi lebih bersih dan mengkilat dengan
meninggalkan noda kecoklatan pada kapas kaca, dan setelah dikeringkan logam aluminium
sangat rapuh ini terbukti dengan adanya lempeng aluminium yang tergerus, lempeng aluminium
yang tergerus berwarna kecoklatan. Hal ini disebabkan karena Al membentuk amalgam dengan
Hg sehingga oksida yang menempel pada aluminium menjadi tergerus.
Percobaan kedua. Dengan tujuan untuk mengetahui urutan kereaktifan logam Aluminium
terhadap suatu asam, garam dan basa. Prosedur yang dilakukan adalah dengan menyediakan tiga
tabung dan diisi untuk tabung satu, dua, dan tiga berturut-turut larutan NaOH 0,1 M; Na 2CO3 0,1
M dan HCl 1M. Dan dimasukkan lempeng aluminium , Reaksi yang terjadi adalah
Tb I

Tb II

Tb III

Berdasarkan reaksi diatas, semua tabung reaksi menghasilkan gas H 2, ini ditandai dengan adanya
gelembung, dengan banyak gelembung yang berbeda dalam tiap tabung reaksinya, tabung satu,
dua dan tiga berturut-turut adalah gelembung (++), gelembung dan gelembung (+). Pada tabung
dua larutan Na2CO3 ditambahkan dengan suhu panas, dengan tujuannya adalah apabila dalam
keadaan dingin, maka tidak akan terlihat gelembung muncul dalam larutan. Hal ini disebabkan
karena aluminium tidak dapat langsung membentuk ikatan dengan ion karbonat. Dari percobaan
ini dapat dilihat bahwa bahwa kelarutan aluminium dalam NaOH > Na 2CO3 panas > HCl
sehingga dapat dikatakan pula aluminium lebih cenderung larut dalam larutan basa daripada
dalam larutan asam.
Percobaan ketiga. Dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari senyawaan aluminium.
Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan kedalam larutan Al 2(SO4)3 lakmus merah
dan lakmus biru. Hasil yang diperoleh yaitu lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus
merah tetap berwarna merah. ini menunjukkan bahwa larutan Al2(SO4)3 sebagai salah satu
senyawaan aluminium bersifat asam. Karena lakmus biru aan berubah warna menjadi merah
adalam suasana asam dan lakmus merah akan tetap berwarna merah jika dalam suasana asam,
dan lakmus biru merupakan indikator asam. Hal ini dikarenakan Al 2(SO4)3merupakan garam
yang bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah Al(OH) 3
dan asam kuat H2SO4.
Percobaan keempat. Dengan tujuan yaitu untuk mengeathui sifat dari aluminium.
Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan 1 ml Al2(SO4)3 sebagai larutan dari hasil
percobaan ketiga yang jernih tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya menambahkan
larutan NaOH 2 M yang jernih tidak berwarna tetes demi tetes sampai semua endapan yang
mula-mula terjadi larut kembali. Pada penambahan tiga tetes NaOH sudah terbentuk endapan,
yaitu endapan Al(OH)3. Reaksi dari kedua zat tersebut adalah :
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) 2Al(OH)2(s) + 3Na2SO4(aq)
Endapan Al(OH)3 melarut saat penambahan NaOH berlebih tepatnya 40 tetes NaOH sehingga
ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk :
Al(OH)3(aq) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Setelah endapan larut dilakukan penambahan HCl pekat, pada penambahan 1 tetes HCl pekat
kembali terdapat endapan. Reaksinya adalah
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3(s) + 3H2O(g) + NaCl(aq)
Dan larutan kembali jernih setelah penambahan 7 tetes HCl pekat. Reaksi yang terjadi adalah:
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Dari percobaan tersebut, ternyata aluminium dapat bereaksi baik dengan basa kuat (NaOH)
membentuk aluminat maupun asam kuat (HCl) sehingga dapat dikatakan bahwa aluminium
bersifat amfoter.

Percobaan lima. Dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari senyawaan aluminium.
Dimana prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan larutan Al 2(SO4)3 sebagai larutan
hasil percobaan nomor tiga ditambah dengan (NH4)2S dan dihasilkan endapan berwarna putih,
kemudian ditambahkan dengan air panas endapan sedikit larut. Kemudian dilakukan penyaringan
dan endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah

Endapan tersebut terbentuk karena (NH4)2S bersifat mengurangi kelarutan. Kemudian


endapan itu dicuci dengan air panas yang banyak. Hal ini dimaksudkan agar residu yang
menempel di kertas saring mudah diambil, selain itu juga sebagai pelarut. Endapan tersebut akan
masuk ke dalam larutan sebagai koloid alumunium hidroksida (sol alumunium hidroksida), sol
ini akan berkoagulasi dengan air panas.
Berdasarkan reaksi di atas, dapat membentuk senyawa kompleks, yakni Na[Al(OH) 4](aq)
saat direaksikan dengan NaOH. Senyawa alumunium ini menunjukkan bahwa alumunium dalam
senyawa bersifat amfoter.

I. KESIMPULAN
a Kereaktifan aluminium lebih besar terhadap basa dibandingkan terhadap asam
b Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan asam dan basa dengan membebaskan gas H2
c Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan garam dengan membebaskan gas CO2
d Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks
e Aluminium bersifat amfoter

J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan !
Jawab :
Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi
baik dengan asam atau dengan basa(lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun ion
hidroksil). Misalnya dalam percobaan kami [Al2(SO4)3] bereaksi dengan basa kuat yaitu
NaOH,pada tetesaan 1 terbentuk endapan putih Al(OH)3menurut reaksi:

Setelah penambahan NaOH tetes demi tetes terus berlanjut hingga endapan putih larut kembali,
ditunjukkan dengan persamaan reaksi:
Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH) 3 melangsungkan reaksi
netralisasi dan menunjukkan sifat asamnya,.Kemudian larutan ini ditambah dengan HCl 0,1 M.
Penambahan 1 tetes menyebabkan terbentuk kembali endapan putih gelatin [Al(OH)3]:

penambahan HCl dilanjutkan hingga endapan yang terbentuk larut kembali, penambahan
HCl dilanjutkan dan tidak terjadi lagi perubahan.

Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH) 3 melangsungkan reaksi
netralisasi dan menunjukkan sifat basanya. Kemampuan Al(OH)3 melakukan reaksi netralisasi
atau dapat bersifat asam atau basa bila direaksikan dengan basa kuat dan asam kuat merupakan
alasan mengapa Al(OH)3 disebut bersifat amfoter.

2. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan diatas !


Jawab :
Percobaan 1

Percobaan 2
Tabung I

Tabung II

Tabung III

Percobaan 4
Percobaan 5

3. Jelaskan kegunaan aluminium !


Jawab :
Beberapa penggunaan aluminium antara lain:
Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
1. untuk membuat badan pesawat terbang.
2. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
3. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
4. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
5. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan
untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:
1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk menjernihkan
air pada pengolahan air minum.
2. Alumina (Al2O3)
Alumina dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina diperoleh dari
pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan aluminium,
untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh dari
pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam
yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz
merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna
pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara lain:
Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)
Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

K. DAFTAR PUSTAKA
D. Lee. J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry, 4th edition. Singapore: Fong & Song Printers Pte.
Ltd.
Muchlis, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsur- Unsur Golongan Utama.
Surabaya: unesa press.
Sunardi, 2006, Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya, Yrama Widya, Bandung.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimakro, edisi kelima , bagian 1.
Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimakro, edisi kelima , bagian 2.
Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka

http://dakwahkamp.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-anorganik-ii-
aluminium.html

Imu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang kecil dari ion
Al+3, yaitu kerapatan muatan besar.

Kerapatan Muatan

Kation Satuan muatan Jari-jari ion(nm) Muatan/ jari-jari


Na+ +1 0,098 10
Mg2+ +2 0,065 31
Al+3 +3 0,048 63
Zn2+ +2 0,074 27
Cu2+ +2 0,069 29

Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera membentuk [Al(H2O)9]3+ yang
biasanya ditulis dengan Al3+(aq). Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan
dapat diperoleh kesetimbangan berikut.

[Al(H2O]9]3+ + H2O [Al(H2O)9]3+ + H2O

Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi.

[Al(H2O)9]3+ + 3OH [Al(H2O)3(OH)3](s) + H2O(l)

Dalam larutan NaOH yang berlebih,

[Al(H2O)4(OH)4](s) + OH (aq) [Al(H2O)3(OH)3](s) H2O(l)(Tim Kimia Anorganik, 2014).


Aluminium adalah salah satu golongan III A yang merupakan unsure logam yang berwarna putih
perak mengkilat. Aluminium merupakan 10 gram elektropositif dan diudara aluminium
merupakan logam yang tahan karat.

Aluminium diproduksi dalam jumlah yang besar dalam dunia industry hal ini karena aluminium
banyak dimanfaatkan orang. Proses pembuatan aluminium dalam industry dikenal dengan proses
hal yang terdiri dari dua tahapan proses, yaitu tahap pemurnian berhasil atau krolit yang
memanfaatkan sifat atmosfer dari aluminium oksida dan tahap elektrolisis untuk memeproleh
aluminium murni yang kemudian melalui proses lebih lanjut. Aluminium dibuat dalam bentuk
tertentu beberapa kegunaan aluminium yaitu digunakan dalam konstruksi pesawat dan mobil.
(Petrucci, 1987).

Reaksi kimia logam aluminium

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-abu, ia
melebur pada 1090C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya,
tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida
encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau
garam nitrat encer.

3 Al + 6 H+ 2 Al 3+ 3 H2

Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan (II) klorida pada
campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium.

2 Al + 6 HCl 2 Al3+ + 3H2 + 6Cl

Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membedakan belerang dioksida

2 Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + 6H2O

Asam nitrat pekat membuat logam menjadi positif dengan hidroksi alkali terbentuk larutan
tetrahidroksi aluminat.

2 Al + 2OH + 6 H2O [ Al (OH)4] + 3H2 + 3H2

Aluminium adalah logam invalen dalam senyawa-senyawanya ion aluminium (Al3+) membentuk
garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna.

Halida nitrat dan sulfatnya larut dalam air, larutan air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam
karena hidrolisis. Aluminium sulfat dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam air
terhidrolisis dan membentuk (Al(OH)2)(SUGIYARTO, 2001).

Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai, kelarutan senyawa dalam air, kecil
ukuran dan tingginya muatan ion Al3+ ini sukar larut dalam air. Contoh : Al2Cl3 bahkan AlF3 ynag
merupakan gabungan dari Al3+ dan F yang bervalensi 1. Menunjukan kelarutan dalam air yang
rendah AlCl3, AlBr2 dan AlI2 mempunyai sifat kovalen dan mudah larut dalam air.

Sejumlah garam aluminium dan seperti halnya logam golongan ( VIII A) mengkristal dan
larutannya sebagai hidrat, satu cirri utama , larutan garam aluminium dalam air bersifat asam.

Karena daya tarik akan elektron dari ion kecil dengan muatan yang tinggi dari Al3+. Ikatan OH
dalam molekul logam H2O putus. Proton dilepaskan keluar dari lengkung koordinasi ligan H2O.
Sedangkan ion kompleksnya berubah menjadi [Al(H2O)5 OH]2+, logam aluminium yang dilapisi
dengan oksida dapat mencegah pengkaratan pada selang pH 4,5-8,3(Cotton, 1989).

Logam merupakan logam berwarna putih kerapatan dengan kerapatan yang rendah mempunyai
massa jenis 2,7 gram/cm3.

Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara lain:

1. Ringan

Tahan korosi dan tidak beracun maka digunakan untuk alat runah tangga seperti: panic, wajan,
dan lain-lain.

2. Refleksi, dalam bentuk aluminium fold digunakan sebagai pembungkus makanan, obat,
dan rokok.

3. Daya hantar listrik, dua kali besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel mtiang
listrik.

4. Panduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti duralin
( campuran Al,Cu,Mg) untuk pembuatan badan pesawat

5. Al sebagai reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O2.

Aluminium adalah logam yang sangat melimpah dialam, meskipun demikian, besi masih bias
lebih banyak digunakan dari pada aluminium, karena dapat ongkos pembuatan aluminium terlalu
tinggi, aluminium terdapat sebagai silikat, lempung, batu serpih, batu tuis, dll.

Pembuatan aluminium dari senyawa-senyawa tersebut diatas memerlukan ongkos terlalu tinggi .
lagi pula, aluminium ynag amsih mengandung besi dan silicon tidak berguna sama sekali.
Untungnya dialam terdapat juga bauksit Al2O3.H2O. aluminium yang murni diperoleh dari zat ini
dengan cara elektrolida, sebelum elektrolida dapat dikerjakan. Bijihnya yang masih mengandung
silicon dan besi harus dibersihkan lebih dahulu. Untuk maksud tersebut, dipergunakan sifat
amfoter dari aluminium oksida yang kotor dicampur dengan larutan. Natrium hidroksida panas
sehingga larut berupa ion aluminat + Al(OH)4(AHMAD HISKIA, 2001)

Pada percobaan ini eksperiment yang dilakukan yaitu sebagai berikut:


1. Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida

Hal yang pertama dilakukan yaitu mencampurkan 5 ml asam klorida encer dengan kepingan
aluminium kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi. Kemudian setelah 5
menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada campuran tersebut, ada gelembung
gas H2. Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat dengan reaksi sebagai
berikut:

2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2

Setelah itu mereaksikan magnesium dengan HCl, langkahnya sama dengan aluminium tetapi,
pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat dibandingkan dengan aluminium . adapun
reaksinya yaitu sebagai berikut:

2HCl + Mg MgCl2 + H2

Dalam eksperimen ini, aluminium dengan magnesium tidak dapat bereaksi( tidak dapat larut
dalam asam klorida encer). Hanya keduanya memilki kecepatan reaksi yang berbeda, Al lambat
bereaksi dengan HCl, sedangkan Mg cepat bereaksi dengan HCl dan kecepatan reaksi tersebut
dapat dilihat pada proses pemanasan. Hal ini dikarenakan pada logam Al terdapat lapisan oksida
yang melindungi logamnya. Dan juga Mg bersifat lebih reaktif dari pada Al, sehingga Mg lebih
cepat bereaksi.

2. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH

Eksperimen ini sama dengan eksperimen pertama. Hanya saja pada eksperiemen kedua ini
larutan asam klorida diganti dengan natrium hidroksida. Dalam reaksi larutan natrium hidroksida
dengan keeping aluminium tidak etrjadi reaksi yang berarti. Tetapi pada saat dipanaskan terjadi
reaksi, adanya gelembung gas, dan reaksinya lambat dibandingkan dengan magnesium. Dengan
reaksi sebagai berikut:

3NaOH + Al Al (OH)3 + 3Na

Sedangkan pada campuran natrium hidroksida dengan pita Mg terjadi reaksi tanpa pemanasan,
pita Mg menjadi hitam, semulanya hitam keabu-abuan. Dan reaksinya juga lebih cepat dari pada
Al. dengan reaksi sebgaai berikut:

2NaOH +Mg Mg (OH)2 + 2 Na.

Perlu diketahui bahwa aluminium tidak boleh dicuci dengan soda kue ( natrium karbonat).
Karena hal ini disebabkan larutan yang mampu mengendap adalah Al(OH)2, karena larutan ini
memberikan konsentrasi OH yang cukup tinggi sebagai akibat dari hidrolisis. Sedangkan
natrium karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi degan persamaan rekasi:

CO32-(aq) + H2O HCO3(aq) + OH


3. R eaksi dengan oksigen

ada percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas aluminium foil , menurut
hasil pengamatan aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh. Kemudian
mendiamkan beberapa menit aluminium foil menjadi warna Pkeabu-abuan akibat terkikisnya
lapisan aluminium pada aluminium foil tersebut. Aluminium foil dicuci dengan air terbentuk
gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya bebrapa menit diudara. Kertas aluminium
foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu.

Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl2 yang memebentuk
oksida, Al yang terbentuk seperti abu, yaitu Al2O3

Reaksi:

HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO

HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena HgCl2
tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi diatas.

Setelah lapisan aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya
yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi rekasi dengan oksigen membentuk lapisan tipis
okisda (AlCl3) yang melindungi dari oksida lebih lanjut. Reaksi yang terjadi:

2Al(s) + 3/2 O2 Al2O3(s)

Tepapi saat dibiarkan diudara kertas Al foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi
abu. Ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan
pelindung oksida pada aluminium melainkan menghancurkan aluminiumnya juga.

4. Eksperimen 4 . membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida

Pada percobaan ini dilakukan pemanasan masing-masing pada aluminium klorida anhidrat dan
magnesium klorida anhidrat.

Untuk aluminium klorida anhidrat ketika dipanaskan diatas spritus, gumpalan aluminium klorida
anhidrat yang berwarna kuning dan meleleh dan menjadi serbuk, terdapat asap dan bau serta
terdapat selaput tipis yang menyelimuti tabung reaksi. Menurut teori, magnesium klorida
anhidrat dan magnesium anhidrat tersebut akan meleleh dan membutuhkan waktu yang berbeda.
Serbuk MgCl2 lebih cepat meleleh dibandingkan dengan AlCl3 karena MgCl2 memiliki densitas
yang lebih kecil dibandingkan dengan AlCl3.

Selanjutnya untuk 1 sendok aluminium klorida anhidrat diteteskan dngan air setetes demi tetes,
larutan menjadi panas, dan setelah diukur dengan indicator universal, pH=1. Hal ini
menunjukkan bahwa jika AlCl3 padat diteetskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan
asam dengan pH 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi:
AlCl3 (s) + 6H2O (l) > [Al(H2O)6]3+ (aq) + 3Cl (aq)

Selanjutnya memasukkan satu sendok serbuk MgCl2 anhidrat kedalam tabung reaksi diteteskan
dengan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan lebih panas dari pada aluminium
klorida anhidrat, dan setelah itu diukur dengan kertas universal, pH=1. Hal ini menunjukkan
bahwa jika MgCl2 padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam denagn
pH= 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi:

MgCl2 (s) + 4H2O (l) > [Mg(H2O)4]2+ (aq) + 2Cl (aq)

5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida

Oksida Al(Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bias bersifat basa,
karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan membentuk sifat asam (H+) sehingga terbentuk
2Al(OH)3 . pada saat pengukuran diketahui pH=3. Adpaun raksi yang terjadi:

Al2O3 + H2O 2Al( OH)3

Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan yang panas dan bersifat asam, dengan
pH=1. Reaksi yang terjadi:

Al2O3(s) +6HCl(aq) encer AlCl3(aq) lambat + 3H2O(g)

Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH setelah diuji dengan indicator universal didapat pH=13.
Reaksi yang terjadi:

Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O 2NaAl(OH)4(aq)

Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya endapan putih
Mg(OH)2 yang merupakan basa pH=8. Reaksi yang terjadi :

MgO(s) + H2O(aq)encer Mg(OH)2(s).

Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer. setelah diuji dengan indicator universal, pH=9

MgO(s) + 2HCl(aq) encer MgCl2(s) + H2O(aq)

MgO deraksikan dengan NaOH , saat diuji dengan kertas indicator universal didapat pH=13.
Adapun reaksi yang terjadi:

MgO(s) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Dari raksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium xan magnesium dapat bereaksi dngan
senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimilki oleh logam aluminium
dan magnesium itu disebut amfoter.
6. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi

Pada percobaan keenam ini, dimana ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indicator
pHnya=4, hal ini menunjukkan bersifat asam. Kemudian ketika Mg2+ diperiksa dengan kertas
indicator pH = 8, yang menunjukkan Mg2+ bersifat basa, sesuai dengan teori yang ada.

Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer, dan setelah di uji dengan kertas indicator pH=4, hal
ini menunjukkan Al bersifat asam. Reaksi yang terjadi:

Al3+(aq) + 2OH + 3H2O Al(OH)4

Karena [Al(H2O)2] larut dalam air dan [Al(OH)3( H2O)3] tidak melarut sebab [Al(H2O)2] ion
yang tentunya akan mearut, sedamgkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor
akseptor elektron dalam air karena ir bukan basa kuat. Reaksi yang terjadi:

[Al(H2O)6]3+ + 3 OH [Al(H2O)3(OH)3] (s) + H2O (l)

Reaksi dalam NaOH:

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH (aq) [Al(H2O)2(OH)4] (aq) + H2O (aq)

Reaksi Mg dalam H2O

[Mg(H2O)4]2+ + 2OH [Mg(H2O)2(OH)4](aq) + H2O

G. KESIMPULAN
1. Reaksi logam aluminium dalam HCl encer berjalan lambat memerlukan pemanasan.
Reaksi berjalan lambat karena logam aluminium memilki lapisan oksida aluminium yang
bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi pita Mg dengan HCl berlangsung
dengan epat tanpa ada pemanasan.

2. logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan
magnesium.

3. larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.

4. aluminium bersifat asam dari pada magnesium

H. DAFTAR PUSTAKA
AHMAD HISKIA. (2001). ELEKTROKIMIA DAN KINETIKA KIMIA. BANDUNG: PT. Citra
aditya abadi.
Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar . Jakarta: UI Press.

Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prisnsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

SUGIYARTO. (2001). KIMIA ANORGANIK 2 . YOGYAKARTA: UGM.

Tim Kimia Anorganik. (2014). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Padang: UNP.

https://wulandakeelah24.wordpress.com/2014/10/09/alat-alat-lab-kimia-yang-
terbuat-dari-kimia/

Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer
maupun yang pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak
bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan bereaksi
dengan asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan
aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium dengan kanfigurasi elektronik
[10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium
tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen membentuk
lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Endapan putih seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit
dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium
disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai
aluminium hisroksida koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini berkoagulasi pada pendidihan
atau pada penambahan garam-garam yang larut (misalnya aluminium klorida), dengan
menghasilkan endapan aluminium hidroksida yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida.
Untuk menjamin pengendapan yang sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu
ditambahkan dengan sedikit berlebihan dan caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau
amonia. Bila baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia
menjadi sangat sedikit larut :
Al3+ + NH3 + H2O Al(OH)3 + 3 NH4+

Sifat-sifat Aluminium:
Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya hantar
panas maupun daya hantar listrik tinggi.
Beberapa reaksi kimia aluminium.
1. Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi.
2Al + 3/2O2 Al2O3 + 399 kkal
Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida. Contoh : 2Al +
Fe2O3 2Fe + Al2O3 + 199 kkal
Proses ini disebut aluminothermi atau proses thermit.
2. Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen.
2Al(s) + 6H+(aq) 2Al3+(aq) + 3H2(g)
3. Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.
Reaksinya :
2Al(s) + 2 OH-(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)4- + 3H2(g)
4. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya yang dapat
melindungi logam dari oksida lebih lanjut. Karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat
(korosi) dan digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat.
Beberapa senyawa aluminium
Aluminium oksida (Al2O3)
Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi dengan
asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor pembentukan aluminium oksida
Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida
logam lain.Besi(III)oksida dapat direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :

2Al(p) + 3/2 O2(g) Al2O3 + 399 kkal


Fe2O3(p) 2 Fe(p) + 3/2 O2(g) - 197 kkal
2Al (p)+ Fe2O3 2 Fe (p) + Al2O3(g) + 202 kkal

Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil hasil reaksinya,besi dan
aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini dipakai
untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat
dipakai untuk mereduksi oksida oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan
manganoksida.Reduksi dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam logam yang
tercampur dengan karbida dan hidrida.karenanya,kadang kadang aluminium digunakan untuk
mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital hibrid ini
diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan tiga dari atom Al),
orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai bersama satu
pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6 2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai
pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung jumlah molar
yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus
KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH 4.
Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena hidrolisa :
Al3+ + H2O AlOH2+ + H+

Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :


Al3+ + 3OH- Al(OH)3
Atau
Al(H2O)63+ + 3OH- Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O
Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH) 3 oleh karena larutan
garam garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa
berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH- Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p) + OH- Al(OH)4(H2O)- + H2O
Penambahan asam :
Al(OH)3(p) + 3H+ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain.
A.Sifat Aluminium Hidroksida
Pada percobaan ini, Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2ml larutan garam
alumunium yang ditambahkan beberapa tetes NH4OH maka penambahan beberapa tetes NH4OH
pada larutan Al3+ akan membentuk endapan Al(OH) 3 yang berwarna putih keruh seperti gelatin
dan berbau. Saat ditambahkan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk menjadi sedikit
berkurang dan larutan menjadi lebih bening dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Endapan Al(OH)3 akan larut dengan penambahan asam atau basa berlebih karena bersifat
amfoter . Hal ini sudah sesuai dengan teori dan persamaan reaksi :
Al3+ + 3 NH4OH Al(OH)3 + 3NH4+
Pada percobaan selanjutnya, penambahan beberapa tetes larutan NaOH pada larutan Al 3+
akan menghasilkan endapan Al(OH)3 yang berwarna putih keruh. Kemudian endapan yang
terbentuk dibagi menjadi dua bagian dimana endapan atas ditambahkan NaOH 10 tetes terbentuk
endapan putih yang mulai berkurang sedikit dan endapan bawah ditambah HCl encer 10 tetes
larutan menjadi bening. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam
aluminium ditambahkan dengan basa (alkali hidroksida) akan membentuk endapan Al(OH) 3
yang jika ditambahkan dengan basa ataupun asam yang berlebih menyebabkan hidroksida yang
terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi :
Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 + 3NaCl
Al(OH)3 + NaOH Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H3O
Langkah berikutnya disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan
larutan garam alumunium dengan larutan NaOH encer.Disaring endapan yang
terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan
air dingin).Kepada endapan diatas kertas saring itu,dituangi dengan larutan yang berwarna yaitu
PP.Hasil percobaan nya ialah terbentuk endapan seperti gel yang disebut dengan gel alumunium
hidroksida.
Menurut teori alumunium hidroksida Al(OH)3,yang larut sedikit dalam
reagensia berlebih.Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonia,disebabkan oleh
efek ion sekutu.sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai alumunium koloid(sol
alumunium hidroksida):sol ini berkoagulasi pada penambahan garam garam yang larut dengan
menghasilkan endapan alumunium hidroksida yang dikenal dengan gel alumunium hidroksida.
B. Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH Alumunium Klorida
Pada percobaan pemanasan klorida anhidrat,Dipanaskan alumunium klorida Anhidrat
dalam tabung reaksi terdapat asap,bau,Uap air dan bentuknya mengecil dari bentuk awal.
Selanjutnya dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat ke dalam tabung
reaksi,kemudian ditambahkan air setetes demi setetes.Maka saat diamati pada luar tabung terasa
panas dan larutan berwarna putih bening dan saat diuji pHnya menggunakan indikator universal
didapatkan pHnya adalah 3.hal ini menunjukkan bahwa alumunium klorida bersifat asam. Hal ini
sudah sesuai dengan teori yang menyatakan jika Alumunium klorida anhidrat padat diteteskan
dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika
larutan yang diperoleh lebih pekat.
C.Melihat Sifat Asam Basa Al2O3
Pada percobaan ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan 3 ml air.maka Al2O3 tidak larut dan pHnya adalah 6. Seusai teori, Al2O3
tidak dapat bereaksi dengan air dan tidak larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion
oksida, tapi terlalu kuat berada di dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
Pada percobaan berikut ini dimasukkan 0,1 gram Al 2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 3ml HCl encer.setelah diamati Al2O3 tidak larut juga dan pHnya adalah 1.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al 2O3 dapat bereaksi dengan asam
klorida encer menghasilkan AlCl3 yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya sedangkan
jika bereaksi dengan basa akan menghasilkan larutan natrium tertahidroksoaluminat yang
menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya.
Pada percobaan selanjutnya juga sama yaitu dimasukkan 0,1 gram Al 2O3 ke dalam tabung
kemudian ditambahkan 3ml NaOH.setelah diamati Al2O3 juga tidak larut dan pHnya adalah 13.
Namun, hal tersebut (tidak terjadinya reaksi antara Al2O3 dengan NaOH dan HCl) dapat
terjadi jika Al2O3 yang digunakan berasal dari pemanasan Al(OH)3 di atas suhu 850 oC. menurut
teori, jika suhu pembuatan di atas 850 oC, maka oksida yang terbentuk tidak larut dalam asam
maupun basa sehingga saat pH diukur, bukan pH Al 2O3 yang terbaca tetapi pH dari HCl dan
NaOH itu .
D. Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan Ion Mg2+
Pada percobaan ini dimasukkan 3 ml garam Al3+ 0,1 M dan ke dalam tabung reaksi yang
lain dimasukkan 3 ml garam mg 0,1 M lalu tambahkan larutan encer NaOH pada tabung reaksi
yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.dan tambahkan juga larutan encer NaOH
pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan.Diperiksa pH masing
masing larutan dengan indikator universal dan didapatkan hasil Al 3+ ditambah NaOH 10 tetes
sudah terbentuk endapan pada tetesan pertama dan pHnya adalah 4 sedangkan Mg 2+ ditambah
NaOH 10 tetes terbentuk endapan pada tetesan ke lima dan pHnya 5.Dari hasil ini dapat
diketahui bahwa Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan Mg2+. Hal ini sudah sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa jika larutan garam aluminium dan magnesium direaksikan dengan
basa (NaOH) akan membentuk endapan Al(OH)3.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Sifat Alumunium Hidroksida adalah Al(OH)3 dapat larut dalam pH asam maupun basa sedang
amonia akan membentuk Al(OH)3 (endapan sempurna).dan terbentuk endapan seperti gel yang
disebut dengan gel alumunium hidroksida.
2. Al(OH)3 bersifat asam
3. Al2O3 tidak larut dalam air dan bersifat amfoter
4. Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan mg2+
B. Saran
Diharapkan agar praktikan selanjutnya lebih cermat dan teliti saat praktikum sehingga diperoleh
hasil yang diharapkan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Keenan dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam. Jilid II. Jakarta :Erlangga.
Munim , Abdul.,S.2002. Kimia Anorganik 2. Palangka Raya : Universitas Palangkaraya.
Petrucci, H. Ralph . Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke Empat Jilid III. Jakarta :
Erlangga.
Rahmah. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Palangka Raya : Universitas
Palangkaraya.
Sugiyarto, Kristian H.2003 . Kimia Anorganik II . Yogyakarta: Jurusan Kimia UNY.

http://kimiamurungrayacerdas.blogspot.co.id/2013/04/praktikum-anorganik-
aluminium-dan.html
ruweq

Anda mungkin juga menyukai