Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Semakin majunya teknologi dan industri akan diikuti dengan semakin meningkatnya konsumsi
masyarakat pada bahan-bahan plastik yang menyebabkan penumpukan sampah plastik.
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia (KNLH) pada tahun 2008 mengenai persampahan domestik Indonesia, sampah plastik
menempati urutan kedua setelah sampah dapur sebesar 14% dari jumlah sampah totat dan
diperkirakan akan meningkat 5,4 juta ton pertahunnya (Adnan, 2008).
Plastik merupakan salah satu polimer sintesis yang banyak digunakan karena memiliki sifat
yang stabil, tahan air, ringan, transparan, ringan, fleksibel, dan kuat, namun tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme. Penguraian sampah plastik dengan pembakaran akan menghasilkan
senyawa dioksin yang berbahaya bagi kesehatan (COM, 2000).Salah satu upaya untuk
menanggulangi masalah tersebut adalah dengan menggunakan bioplastik.
Bioplastik merupakan plastik yang dibuat dari bahan-bahan alami yang dapat diuraikan
menggunakan mikroorganisme, sehingga lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan
plastik komersial.Bahan yang sering digunakan dalam sintesis bioplastik adalah pati dan kitosan.
Sumber pati yang digunakan pada penelitian ini berasal dari kulit pisang Kepok. Limbah kulit
pisang umumnya dibuang bersama dengan sampah-sampah dapur dan biasanya dalam
penanganan, sampah tersebut akan dikubur dalam landfill yang dapat menghasilkan senyawa CH4
dan CO (IPCC, 2001). Berdasarkan Daftar Bahan Perusak Lapisan Ozon Berdasarkan Permen
Perindustrian No. 33/MIND/PER/4/2007, senyawa tersebut berperan dalam melubangi lapisan
ozon.
Salah satu allternatif pemecahan masalah sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya
yaitu dengan membuat material komposit plastik yang dapat mengurai dengan cepat di lingkungan
dan ramah lingkungan bila berinteraksi dengan tanah maupun mikroorganisme, jenis plastik
semacam ini disebut plastik biodegradabel. Bahan dasar pembuatan plastik biodegradabel adalah
tanaman yang memilki kandungan senyawa pati, selulosa, lignin serta protein dan lipid pada
hewani. Berdasarkan bahan baku yang dipakai bioplastik dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yakni bioplastik bahan dasar petrokimia (non-renewable resources) dengan bahan aditif bersifat
biodegradabel, dan bioplastik bahan dasar sumber daya alam terbarukan (renewable resources),
seperti tanaman yang mengandung pati dan protein serta selulosa yang berasal dari hewan (susu,
putih telur, cangkang telur) maupun tumbuhan (ampas tebu, ampas tahu, kulit pisang, kulit
nangka, umbi-umbian, biji-bijian).
Kitosan adalah biopolimer sebagai bahan anti microbial (Mahatmanti, dkk., 2010) dan juga
dapat berfungsi sebagai penguat, sehingga dapat meningkatkan tensile strength dan elongation at
break (Zivanovic, dkk., 2007). Adapun diperlukan zat aditif untuk memperbaiki sifat-sifat
mekanik dari bioplastik, misalnya gliserol sebagai pemlastis atau logam sebagai penguat.
Penelitian ini mempelajari tentang bioplastik yang terbuat dari kitosan dan pati umbi talas beneng
dengan penambahan aditif gliserol yang berfungsi sebagai pemlastis (plasticizer) dan seng oksida
(ZnO) sebagai penguat. Karakterisasi bioplastik yang dianalisa dalam penelitian ini adalah tensile
strength, elongation, swelling, uji WVTR (WaterVapor Transmission Rate), serta penentuan gugus
fungsi utama dengan analisa FTIR.
B. Kebaharuan Penelitian
(Selpiana, 2013) telah melakukan penelitian megenai pemanfaatan limbah ampas tahu dan
ampas tebu, untuk mengetahui sifat mekanik terhadap kualitas bioplastik yang dihasilkan.
Bioplastik disintesis dengan variasi bahan baku (protein : selulosa) dan (kitosan : gliserol). Yuana,
2016 meneliti mengenai bioplastik yang terbuat dari kitosan dan pati kulit pisang kepok dengan
penambahan aditif gliserol dan ZnO. Kebaruan dari penelitian ini adalah penggunaan bongol
jagung dengan penambahan minyak jelantah yang berfungsi sebagai pemlastis (plasticizer) dan
Tandan Kelapa Sawit Kosong (TKKS) sebagai penguat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
1. Bagaimana pengaruh penambahan matriks bongol jagung ,pemlastis minyak jelantah
dan penguat TKKS dalam berbagai konsentrasi pada pembuatan bioplastik?
2. Bagaimana komposisi optimum dalam pembuatan bioplastik bongol jagung?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui komposisi yang sesuai dalam pembuatan bioplastik
2. Mengetahui Mengetahui kondisi optimal yaitu konsentrasi dari masing-masing
penyusun bioplastik
E. Hipotesis
Pada preparasi pembuatan bioplastik yang ramah lingkungan, diperlukan suatu
material penguat sifat mekanik untuk menekan sifat permeabilitas dari minyak jelantah.
Pati dan selulosa merupakan kandidat yang cukup baik dan mudah ditemui sebagai agen
penguat kekuatan mekanik, digunakan pati dari bongol jagung dan serat dari TKKS
(Tandan Kosong Kelapa Sawit). Penambahan plastisizer ke dalam bioplastik diperlukan
untuk menguatkan ikatan antar matriks, hal ini sangat menguntungkan dari segi ikatan
kimia. Ketika suatu polimer memiliki ikatan yang kuat, maka material yang dihasilkan
akan memiliki sifat fisik yang baik pula.
BAB III
METODELOGI
A. Kerangka Berpikir
Gambar dibawah ini menunjukan kerangka berpikir dari proposal yang diajukan, dalam
pembuatan bioplastik dilakukan terlebihdahulu studi literatur, kemudian persiapan bahan,
kemudian pembuatan bioplastik yang menggunakan metode blending dengan beberapa variabel
dengan variasi konsentrasi dari matriks dan pemlastis pengyusunnya. Apabila tidak didapatkan
bioplastik yang tidak optimal, akan dilakukan pembuatan ulang hingga didapat hasil yang optimal,
kemudian di karakterisasi untuk mengetahui keadaan bioplastik secara kimia atau fisika.

Studi literatur

Persiapan bahan

Pembuatan bioplastik

Blending
Variasi: a. kons. Matrix, b. kons pemlastis,

Kondisi Optimal Tidak

Karakterisasi
TS, elongation, swelling, WVTR, FTIR

Bioplastik

Artikel Publikasi
B. Jadwal dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan maret sampai dengan Desember 2019 dengan
jadwal penelitian sesuai dengan kerangka berpikir diatas, pembuatan bioplastik serta karakterisasi
akan dilakukan di laboratorium Organik FMIPA Universita Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai