Anda di halaman 1dari 9

ALUMINIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYA

Shifi Syarifa F, Nur Mei S, Zulfah Ukhti S, Dewi Ikmah

Laboratorium Kimia Anorganik


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Aluminium adalah senyawa logam yang terletak pada golongan III A, dengan lambang unsur Al
dan memiliki nomer atom 13. Logam aluminium merupakan logam yang memiliki kelimpahan
terbesar di bumi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat logam
aluminium dan senyawa-senyawanya. Metode yang digunakan adalah pereaksian logam
aluminium dengan asam, basa, dan oksigen. Aluminium bersifat amfoter tetapi lebih cepat
bereaksi dengan basa daripada asam. Hal ini dikarenakan aluminium termasuk asam lewis.
Aluminium yang ditetesi larutan HgCl2 membentuk aluminium amalgama dan ion-ion aluminium
melarut. Larutan HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan aluminium secara efektif
karena larutan tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari aluminium. Reaksi logam
aluminium dengan oksigen menghasilkan serabut seperti jarum.

Kata kunci: aluminium, amalgama, amfoter, asam lewis.

PENDAHULUAN urutan kedua setelah besi dan baja,


yang tertinggi di antara logam non
Logam aluminium adalah
fero. Produksi aluminium tahunan di
logam yang mempunyai sifat ringan
dunia mencapai 15 juta ton per tahun
yang pemanfaatannya sangat luas.
pada tahun1981. Material ini
Selain ringan juga memiliki
dipergunakan di dalam bidang yang
kelebihan lain seperti pengantar
luas bukan saja untuk peralatan
panas yang baik. Aluminium
rumah tangga tetapi juga dipakai
ditemukan pertama kali oleh Sir
untuk keperluan material pesawat
Humprey Davy dalam tahun 1809
terbang, mobil, kapal laut, dan
sebagai suatu unsur,d an pertama kali
konstruksi.
direduksi oleh HC Oersted tahun
Aluminium mempunyai
1825. Penggunaan logam aluminium
beberapa sifat-sifat karakter fisis
sebagai logam setiap tahunnya pada
antara lain memiliki berat jenis
sekitar 2,65-2,8 kg/dm3, mempunyai lebih lambat jika dengan suasana
daya hantar listrik dan panas yang asam sulfat encer atau asam nitrat
baik, tahan terhadap korosi, dalam encer.
beberapa bahan, titik lebur 6580C
2Al + 6H+ 2Al3+ +
dan susunan atom face centered
3H2
cubic. Aluminium murni mempunyai
beberapa kekurangan seperti Proses pelarutan ini dapat
merniliki sifat mampu cor dan dipercepat dengan menambahkan
mekanik kurang baik, sehingga merkurium II clorida pada campuran.
jarang dipergunakan untuk Asam klorida pekat juga melarutkan
kebutuhan teknik yang memerlukan aluminium :
ketelitian dan persyaratan kekuatan
2Al + 6HCl 2Al3+ + 3H2 + 6Cl-
bahan yang tinggi.
Asam sulfat pekat melarutkan
aluminium dengan membebaskan
belerang dioksida.

2Al + H2SO4 2Al3+ + 3 SO42- + 3SO2 +


6H2O

Asam klorida pekat membuat


aluminium menjadi pasif, dengan
hidroksida-hidroksida alkali
membentuk larutan
Bila terkena udara objek- tetrahidroksoaluminat.
objek aluminium akan teroksidasi
pada permukaannya. Tetapi lapisan 2Al + OH- + 3H2O 2[Al(OH)]- + 3H2

oksidasi inilah yang nantinya akan (Svehla, G. 1985 : 226 )


melindungi logam aluminium dari
Reaksi aluminium klorida
oksidasi lanjutannya. Asam klorida
dengan air merupakan reaksi yang
encer dapat dengan mudah
hebat dan menarik. Ketika
melarutkan logam ini. Pelarutan
meneteskan air pada aluminium
klorida pekat, maka terjadi reaksi Eksperimen yang pertama yaitu
hebat yang menghasilkan uap dari mereaksikan logam aluminium dengan HCl.
gas hidrogen klorida. Jika Langkah pertama yang dilakukan adalah
ditambahkan aluminium klorida memasukkan 2 ml HCl encer dalam tabung
padat ke dalam air berlebih, selain reaksi. Kemudian memasukkan 3 keping
mendapatkan awan hidrogen, kita logam Al ke dalamnya dan mengamati
juga mendapatkan larutan yang perubahan yang terjadi. Jika logam Al belum
sama. Suatu larutan aluminium larut setelah 5 menit, campuran dipanaskan
klorida normal memiliki pH antara dengan hati-hati.
Eksperimen yang kedua yaitu
2-3. Larutan yang lebih pekat akan
mereaksikan logam aluminium dengan
memiliki pH yang lebih rendah lagi.
NaOH 0,1M. Mula-mula 2 ml NaOH
Aluminium klorida sendiri ketika
dimasukkan dalam tabung reaksi dan
bereaksi dengan air lebih dari
ditambahkan 3 keping logam Al ke
sekedar larut. Sebagai contoh ion
dalamnya. Setelah itu mengamati perubahan
heksakuoaluminium terbentuk
yang terjadi. Jika logam Al belum larut
bersama ion klorida
setelah 5 menit, campuran dipanaskan
3+ -
AlCl3(s)+ 6H2O(l) [Al(H2O) ] 6 +3Cl
(aq) (aq) dengan hati-hati.
Eksperimen yang ketiga yaitu
METODE PERCOBAAN mereaksikan logam aluminium dengan
Alat. tabung reaksi, gelas kimia, oksigen. Langkah awal yang dilakukan
penjepit tabung dan pembakar spirtus. adalah meletakkan sepotong aluminium foil
Bahan. HCl encer, beberapa
ke dalam gelas kimia dan ditetesi dengan
potongan logam Al, larutan HgCl2 0,1M
larutan HgCl2. Setelah itu dibiarkan
(dalam pelarut etanol), dan larutan NaOH
beberapa menit, dan aluminium foil tersebut
0,1M.
Percobaan ini terdiri atas tiga dicuci dengan aquades. Langkah selanjutnya
eksperimen, yaitu eksperimen 1, eksperimen yaitu membiarkan aluminium foil tersebut di
2, dan eksperimen 3. udara terbuka dan mengamati serta mencatat
perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 2. Data Pengamatan Percobaan Aluminium dan Senyawa-Senyawanya.

Kel Persamaan Reaksi


No Eksperimen Pengamatan
.
1 Reaksi dengan 1 a. Sebelum pemanasan: tidak 2Al(s)+6HCl(aq)
HCl terbentuk gelembung, reaksinya 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
lambat.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung.
2 a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
3 a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
reaksi, logam Al tenggelam.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung-gelembung gas,
terbentuk gas H2.
4 a. Sebelum pemanasan:
tidak terbentuk
gelembung.
b. Setelah pemanasan:
gelembung yang terbentuk
sedikit dan reaksinya pun
lambat.
5 a. Sebelum pemanasan: terdapat
sedikit gelembung.
b. Setelah pemanasan: terdapat
gelembung jauh lebih banyak
sebelum dipanaskan.
6 a. Sebelum pemanasan: timbul
sedikit gelembung.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung tetapi tidak larut.
7 a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi
perubahan.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
8 a. Sebelum pemanasan: belum ada
perubahan.
b. Setelah pemanasan: timbul
gelembung gas.
2 Reaksi dengan 1 a. Sebelum pemanasan: terbentuk 2Al (s)+ 2OH- (aq) + 3H2O(l)
NaOH gelembung sedikit, reaksi lebih 2[Al (OH)4]- (aq) + H2
cepat dari pada eksperimen 1.
b. Setelah pemanasan: gelembung (g)

gas semakin banyak.


2 a. Sebelum pemanasan: timbul
gelembung - gelembung gas di
sekitar logam alumunium.
b. Setelah pemanasan: gelembung
gas yang timbul bertambah
banyak, terbentuk gas H2.
3 a. Sebelum pemanasan: terbentuk
sedikit gelembung pada logam Al.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung lebih banyak, timbul
gas H2, NaOH bereaksi hebat
dengan logam Al.
4 a. Sebelum pemanasan:
terbentuk sedikit
gelembung.
b. Setelah pemanasan:
banyak gelembung,
reaksinya berjalan cepat.
5 a. Sebelum pemanasan: terdapat
gelembung.
b. Setelah pemanasan: terdapat
gelembung jauh lebih banyak.
6 a. Sebelum pemanasan: terbentuk
gelembung cukup banyak.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
lebih banyak gelembung seperti
busa.
7 a. Sebelum pemanasan: timbul
gelembung-gelembung meskipun
hanya sedikit.
b. Setelah pemanasan: terbentuk
gelembung yang lebih banyak.
8 a. Sebelum pemanasan: timbul
gelembung yang relatif cepat.
b. Setelah pemanasan: gelembung
semakin cepat.
3 Reaksi dengan 1 a. Setelah ditetesi HgCl2, Al Al2O3(s) + HgCl2(aq) 2Al3+(s) +
oksigen. yang semula berwarna 6Cl-(aq) + 3HgO(g)
mengkilat berubah
Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)
menjadi kusam karena
lapisannya mengelupas. 4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
b. Setelah Al dicuci dan 2Al2O3(s) + 16 H2O(l)
didiamkan di udara
terbuka: timbul Al2O3
tebentuk serabut putih
seperti jarum.
2 a. Setelah ditetesi HgCl2,
permukaan logam Al lebih
mengkilap.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terjadi pertumbuhan
serabut (putih) pada permukaan
logam alumunium seperti jarum.
3 a. Setelah ditetesi HgCl2,
lapisan oksida dari aluminium foil
terkelupas.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabut-
serabut seperti jarum.
4 a. Setelah ditetesi HgCl2,
terbentuk lapisan
berwarna merah seperti
karat di permukaan
aluminium foil.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: aluminium foil
berwarna keperakan
seperti pada awalnya.
Ketika diuapkan di udara
terbuka, terbentuk
serabut-serabut putih
seperti jarum.
5 a. Setelah ditetesi HgCl2,
aluminium foil mengelupas pada
lapisan luarnya.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: dihasilkan serabut-
serabut seperti jarum.
6 a. Saat ditetesi HgCl2, alumunium
foil mengelupas pada lapisan
luarnya.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentu serabut-
serabut putih.
7 a. Saat ditetesi HgCl2, selapaut-
selaput yang melapisi logam Al
perlahan mengelupas dan timbul
gelembung-gelembung.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: timbul kristal jarum di
sekeliling logam Al tersebut.
8 a. Saat ditetesi HgCl2, aluminium
foil mengelupas.
b. Setelah Al dicuci dan
didiamkan di udara
terbuka: terbentuk serabut-
serabut putih seperti jarum.

Eksperimen 1 direaksikan timbul sedikit gelembung atau


Pada eksperimen ini, logam
tidak terlihat gelembungnya. Hal ini terjadi
aluminium direaksikan dengan HCl encer.
karena aluminium kurang reaktif,
Menurut teori yang ada, saat keduanya
disebabkan oleh adanya lapisan oksida yang
melapisinya sehingga menyebabkan reaksi dilakukan oleh semua kelompok
berlangsung lambat. Untuk menaikkan laju sudah sesuai dengan teori yang
reaksi agar reaksi dapat berjalan cepat, maka ada, yaitu timbul gelembung gas
dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan yang lebih banyak apabila
pemanasan terbentuk gelembung yang lebih dibandingkan dengan eksperimen
banyak apabila dibandingkan dengan 1 (sebelum pemanasan) dan
sebelum pemanasan. Gelembung ini setelah dipanaskan gelembung
merupakan gas hidrogen (H2). yang timbul semakin banyak.
Reaksinya yaitu: Eksperimen 3
Pada eksperimen ketiga, logam
2Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
aluminium direaksikan dengan larutan
Dari data di atas dapat diketahui HgCl2 dan didiamkan di udara terbuka. Hasil
bahwa percobaan yang dilakukan oleh percobaan menurut teori yaitu logam
semua kelompok sudah sesuai dengan teori aluminium mengelupas dan terlihat lebih
yang ada. mengkilap setelah ditetesi larutan HgCl2.
Eksperimen 2
Pada eksperimen yang kedua, logam Setelah itu dibilas dengan aquades untuk

aluminium direaksikan dengan NaOH 0,1M. membuang lapisan oksidanya dan didiamkan

Menurut teori, hasilnya yaitu terbentuk di udara terbuka. Setelah beberapa menit

gelembung yang lebih banyak daripada muncul serabut putih seperti jarum dari

eksperimen 1(sebelum dipanaskan). Setelah logam aluminium. Penambahan HgCl2

dilakukan pemanasan, gelembung yang bertujuan untuk membersihkan lapisan

terbentuk juga semakin banyak dan oksida pada permukaan alumunium foil

reaksinya berjalan dengan cepat. Hal ini secara efektif karena HgCl2 tersebut dapat

dikarenakan logam aluminium lebih melepaskan lapisan oksida dari alumunium.


Reaksi yang terjadi yaitu:
bereaksi dengan basa. Sifat kereaktifan
logam aluminium terhadap basa disebabkan Al2O3(s) + HgCl2(aq) 2Al3+(s) + 6Cl-(aq) +

oleh sifat aluminium sebagai asam lewis. 3HgO(g)


Reaksi yang terjadi:
2Al (s)+ 2OH-(aq)+3H2O(l) 2[Al(OH)4] Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)

(aq) + H2 (g) 4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g) 2Al2O3(s) +


Dari data di atas dapat
16 H2O(l)
diketahui bahwa percobaan yang
Dari data di atas dapat diketahui asam lewis sehingga logam aluminium
bahwa percobaan yang dilakukan oleh lebih mudah bereaksi dengan basa.
4. Penambahan HgCl2 dapat mengikis
kelompok 1-8 sudah sesuai dengan teori
lapisan oksida pada Aluminium
yang ada. Aluminium akan berekasi dengan
sehingga aluminium dapat bereaksi
oksigen yang ditandai dengan adanya
dengan oksigen.
serabut putih seperti jarum (teroksidasi).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan


Radiokimia. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia
SIMPULAN
Anorganik Dasar. Jakarata: UI.
1. Logam aluminium dilapisi dengan Sugiyarto, Kristian H. 2010. Kimia
oksidanya (Al2O3), sehingga logam Anorganik Logam. Yogyakarta:
aluminium bersifat kurang reaktif. Graha Ilmu.
2. Logam aluminium bersifat amfoter, Svehla, G. 1985. Analisis Kuantitatif
dapat bereaksi dengan asam maupun Anorganik Makro dan Semi
basa. Mikro. Jakarta: PT. Kalman
3. Logam aluminium lebih reaktif apabila
Media Pustaka.
bereaksi dengan basa daripada dengan Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014.
asam dikarenakan logam aluminium Petunjuk Praktikum Kimia
lebih cenderung bersifat asam yaitu Anorganik. Semarang:
Laboratorium Kimia FMIPA
UNNES.

Anda mungkin juga menyukai