Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

ALUMINIUM

DISUSUN OLEH:

NAMA : IKRIMA DAROJAH

NIM : K1A022008

HARI, TANGGAL : SENIN, 29 AGUSTUS 2022

ASISTEN : RIZQI AFIFAH

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
ALUMINIUM

I. TUJUAN
Mengetahui sifat sifat aluminium dan senyawanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium merupakan logam berwarna putih, sifatnya keras
dan kuat sangat elektropositif tetapi tahan terhadap korosi, hal ini
karena terbentuknya lapisan oksida pada permukaannya yang
melindungi aluminium dari serangan kimia lebih lanjut. Jika lapisan
oksida dihilangkan missal dengan cara menggores atau dengan
membentuk amalgamnya, akan terjadi serangan yang cepat oleh
molekul air. Pada kondisi biasa logam aluminium akan mudah 58
Kimia Unsur diserang oleh basa alkali panas, halogen dan beberapa
non logam lainnya. Lapisan oksida mempunyai pori yang bila dalam
keadaan basah dapat memerangkap zat warna. Aluminium larut
dalam asam-asam mineral encer kecuali dalam asam nitrat pekat.
Galium, Indium dan talium adalah logam putih yang sifatnya lunak,
reaktif, mudah larut dalam asam-asam mineral, tetapi talium hanya
larut secara lambat dalam asam sulfat dan asam klorida karena
terbentuk garam Tl (I) yang hanya larut sebagian. Seperti halnya
aluminium gallium larut dalam NaOH. Unsur-unsur Ga, In dan Tl
bereaksi dengan cepat pada suhu ruang atau sedikit diatas suhu
ruang (Sriatun dkk, 2012).
Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak
bumi. Kebanyakan aluminium yang dibawa air terdapat sebagai
partikel-partikel mineral mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi
aluminium yang terlarut dalam kebanyakan air kemungkinan kurang
dari 1,0 mg /l. Pada nilai pH dari 4.0 jenis aluminium yang terlarut
adalah Al H2O3+ dan ion Al3+ yang terhidrasi kehilangan ion
hidrogen pada nilai pH lebih besar dari 4.0. Aluminium bersifat
amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas kurang lebih 10,
membentuk ion aluminat yang larut Al(OH)4. Ion fluorida
membentuk kompleks yang sangat kuat dengan aluminium dan
dengan adanya fluorida dengan konsentrasi tinggi akan membentuk
jenis kompleks fluorida seperti AIF2+ mungkin akan terbentuk
dalam air. Ion aluminium membentuk endapan dengan silika dan
dengan ion ortofosfat (Demes & Djoko, 2017).
Aluminium memiliki nomor atom 13, dan massa atom 26,98.
Hampir semua ion aluminium ber valensi +3, dan hampir semua
senyawa yang larut tak berwarna, sedangkan senyawa tak larut
berwarna putih abu-abu. Ketahanan logam Al terhadap korosi sangat
baik karena terbentuknya lapisan tipis Al2O3 ketika logam yang baru
terkena udara. Lapisan tipis ini sangat efektif mencegah oksidasi
lebih lanjut, karena kerapatan pori-porinya sulit ditembus oleh
molekul oksigen dan air. Aluminium tak bereaksi dengan larutan
asam nitrat encer, bereaksi sangat lambat dalam larutan asam nitrat
(HNO3) pekat panas. Larutan bersifat asam dan mengandung ion
klorida, logam ini bereaksi dengan air dan asam membentuk larutan
AlCl3 , larutan garam logam lainnya, dan gas hidrogen. Pengaruh
ion klorida yang menyebabkan terlarutnya lapisan tipis Al2O3
menyebakan lapisan luar logam ini menjadi rentan teroksidasi.
Panas yang timbul akibat reaksi Al dengan asam menyebabkan Al
juga bereaksi dengan air, menyebabkan munculnya lumpur
berwarna abuabu yang merupakan senyawa Al(OH) (Yuniarti,
2020).
Unsur yang terpenting pada golongan IIIA adalah
aluminium. Kelimpahan aluminium terdapat dalam berbagai
senyawaan, seperti batu manikam (Al2O3), tanah liat (Al2(SiO3)3),
kriolit (NaF.AlF3), bauksit (Al2O3.2 H2O). Bauksit merupakan
bahan terpenting untuk memperoleh aluminium antara lain terdapat
di Kepulauan Riau, dan Pulau Bintan. Aluminium digunakan untuk
membuat barang-barang keperluan rumah tangga, misal piring,
mangkok, dan sendok; untuk membuat rangka dari mobil dan
pesawat terbang; sebagai bahan cat aluminium (serbuk aluminium
dengan minyak cat). Aluminium dapat dicairkan menjadi lembaran
tipis yang dipakai untuk pembungkus cokelat, rokok dan juga
sebagai kaleng minuman bersoda. Daun aluminium atau logam
campuran dengan Mg dipakai sebagai pengisi lampu Blitz,
disamping gas oksigen. Selanjutnya aluminium dipakai untuk
membuat beberapa macam logam campur, diantaranya yang penting
ialah duraluminium (paduan 94% aluminium dengan Cu, Mn, Mg),
yang terutama dipakai dalam industri pesawat terbang, dan mobil
(Syamsidar, 2013).
Aluminium adalah logam putih keperakan bersinar dan
memiliki konduktivitas listrik tinggi. Hal ini ditandai dengan
structure FCC yang mengarah keuletan yang baik. Secara kimiawi,
aluminium menunjukkan karakteristik dari logam dasar reaktif yang
tinggi dengan kelarutan tinggi terhadap hidrogen dalam fase cair dan
kecenderungan kuat untuk membentuk senyawa aluminium oksida.
Hal ini menyebabkan logam ini tahan terhadap lingkungan karena
ada lapisan permukaan yang menutup logam terhadap serangan
kimia. Logam ini memiliki kepadatan 2.7 g/cm3 , titik leleh 991 oK
dan titik didih 2.603 oK ( Nukman dkk, 2020).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Alat alat yang digunakan dalam kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, gelas beker, kertas indicator universal, dan
pembakar.

3.2 Bahan
Bahan bahan yang dibutuhkan pada kimia unsur kali ini
adalah keping Al, serbuk Al, pita Mg, HCl encer, NaOH encer,
larutan HgCl2, Al2O3, MgO, larutan Al3+ 0,1 M dan larutan Mg2+
0,1 M.

3.3 Prosedur percobaan

3.3.1 Percobaan pertama

1. Sebanyak 2 keping logam Al dimasukkan ke dalam sebuah


tabung
reaksi.
2. Serbuk Mg dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi
yang
berbeda secara kualitatif.

3. Sebanyak 5 mL HCl encer ditambahkan ke dalam tabung


berisi logam Al dan serbuk Mg, kemudian didiamkan
selama 5 menit.

4. Tabung berisi Al dan HCl encer dipanaskan untuk melihat


reaksi yang terjadi. (jika 5 menit belum bereaksi)

5. Diamati reaksi yang terjadi.


3.3.2 Percobaan kedua

1. Sebanyak 2 keping logam Al dimasukkan ke dalam


sebuah tabung reaksi yang berbeda.

2. Serbuk Mg dimasukkan ke dalam setabung yang berbeda


secara kualitatif.

3. Sebanyak 5 mL NaOH encer ditambahkan ke dalam


tabung berisi logam Al dan serbuk Mg, kemudian didiamkan
selama 5 menit.

4. Tabung berisi Al dan NaOH encer dipanaskan untuk


melihat reaksi yang terjadi. (jika 5 menit belum bereaksi)

5. Diamati reaksi yang terjadi

3.3.3 Percobaan ketiga

1. Aluminium foil dimasukkan pada gelas beker yang berisi


larutan HgCl2 dan dibiarkan beberapa menit.

3. Aluminium foil dikeluarkan dari larutan HgCl2, kemudian


dicuci dengan akuades dan dan dikeringkan diudara.4.
Diamati apa yang terjadi.

3.3.4 Percobaan keempat

1. Larutan NaOH dan NaOH secara berlebih ditambahkan


pada larutan Al3+ 0,1 M dan Mg2+ 0,1 M.

2. pH larutan dicek menggunakan kertas indicator universal.

3.4 Skema Kerja

(Terlampir)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1.1 Persamaan reaksi dan pengamatan percobaan 1
Persamaan Reaksi Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan
2Al + 6HCl 2AlCl3 Larutan jernih Larutan terdapat
+3H2 gelembung +++
Mg + 2HCl MgCl2 + Larutan keruh Larutan terdapat
H2 gelembung +

Tabel 4.1.2 Persamaan reaksi dan pengamatan percobaan 2

Persamaan Reaksi Sebelum Setelah Pemanasan


Pemanasan
Al + 3NaOH Al(OH)3 + Tidak bereaksi Larutan terdapat
3Na+ gelembung ++
Mg + 2NaOH Mg(OH)2+ Tidak bereaksi Larutan terdapat
2Na+ gelembung +

Tabel 4.1.3 Persamaan reaksi dan pengamatan percobaan 3

Perlakuan Pengamatan
Aluminium foil + HgCl2 Logam terkikis
Setelah dicuci dan dikeringkan Terdapat selaput dan berwarna putih
Persamaan reaksi 2Al + 3HgCl2 → 2AlCl3 + 3Hg +

Tabel 4.1.4 Persamaan reaksi dan pengamatan percobaan 4

Larutan pH larutan Al3+ 0,1 M pH larutan Mg2+ 0,1 M


NaOH tidak berlebih 4 9
NaOH berlebih 9 10
+ +
Persamaan reaksi 𝐴𝑙 3 + 3𝑁𝑎𝑂 → 𝐴𝑔2 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 →
𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 + 3𝑁𝑎+ 𝐴𝑔(𝑁𝑜)2 + 2𝑁𝑎+
4.2 Pembahasan
Aluminium merupakan unsur logam yang kelimpahannya di
kerak bumi menempati urutan ketiga paling banyak setelah oksigen
dan silikon. Namun, demikian aluminium tergolong logam yang
relatif mahal karena mineral yang dapat dijadikan sebagai sumber
aluminium sangat terbatas dan senyawa aluminium sukar direduksi.
Aluminium yang ada di alam banyak ditemukan dalam bentuk
aluminosilikat, yaitu suatu mineral yang tersusun dari unsur
aluminium, oksigen, dan silikon. Mineral ini sulit diolah, sehingga
tidak punya nilai komersial. (Elisabeth.,dkk, 2009). Aluminium
tidak bersifat magnetik, berwarna perak putih sedikit kusam, lunak,
dan lembut. Salah satu sifat kimia dan fisika aluminium adalah
ketahanan logam ini terhadap serangan korosi. aluminium
merupakan salah satu logam bermassa jenis rendah yang sangat
tahan terhadap oksidasi atau korosi. ini dikarenakan terbentuknya
lapisan oksida halus yang menghalangi oksidasi lebih lanjut
terhadap lapisan logam di bagian yang lebih dalam (Nursanti,
2020).

Pada praktikum aluminium terdiri dari 4 percobaan.


Percobaan pertama dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan.
Alat-Alat yang dibutuhkan yaitu tabung reaksi, gelas piala, kertas
indikator universal, dan pembakar spirtus. Bahan-bahan yang
digunakan yaitu keping Al, serbuk Al, pita Mg, HCl encer, NaOH
encer, larutan HgCl2 encer, Al2O3, MgO, Al3+ 0,1M, dan Mg2+ 0,1
M.

• Percobaan pertama

Percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui


kereaktifan Al dan Mg. Pada percobaan ini mula-mula
kepingan aluminium dicamprkan kedalam larutan HCl encer
yang kemudian menghasilkan sedikit gelembung gas.
Reaksinya berjalan lambat, sehingga memerlukan proses
pemanasan agar keping Al larut walaupun sedikit dan
gelembung tampak semakin banyak. Pada dasarnya logam
Al kurang reaktif karena terlindungi oleh oksidanya,
sehingga perlu pemanasan. Gas yang terbentuk adalah
hidrogen. Sedangkan pada pencampuran larutan HCl degan
pita magnesium, reaksi yang terjadi berlangsung cepat,
dimana Mg langsung larut dan disertai terbentuknya
gelemung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Hal
ini disebabkan Mg sangat mudah bereaksi dengan mereduksi
ion H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam MgCl2.

Adapun reaksi yang terbentuk adalah sebagai berikut :

2Al(S) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan


menunjukan bahwa aluminium bersifat amfoter, dapat
bereaksi dalam suasana asam maupun basa. Berbeda dengan
logam aluminium yang hanya dapat bereaksi ketika suasana
basa. Hal ini disebabkab oleh sifat aliminium yang
cenderung basa dan dibuktikan dari basa konjugasinya.
Berikut hasil percobaannya sebelum dan setelah dipanaskan.

• Percobaan kedua

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi


yang terjadi pada logam Al dan Mg yang ditambahkan
dengan NaOH encer sebanyak 5 mL. Percobaan kedua
dilakukan dengan dimasukkan 1 keping logam Al dan serbuk
Mg ke dalam tabung reaksi berbeda. Kemudian ditambahkan
5 mL NaOH encer ke dalam masing-masing tabung,
didiamkan 5 menit dan diamati yang terjadi. Setelah
didiamkan selama 5 menit dan tidak nampak reaksi yang
terjadi, kedua tabung dipanaskan dan diamati reaksi yang
terjadi.

Al + 3NaOH Al(OH)3 + 3Na+

Mg + 2NaOH Mg(OH)2+ 2Na+

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan


menunjukan bahwa aluminium bersifat amfoter, dapat
bereaksi dalam suasana asam maupun basa. Berbeda dengan
logam aluminium yang hanya dapat bereaksi ketika suasana
basa. Hal ini disebabkab oleh sifat aliminium yang
cenderung basa dan dibuktikan dari basa konjugasinya.
Berikut hasil percobaannya sebelum dan setelah dipanaskan.

• Percobaan ketiga

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat


korosif Aluminium foil. Percobaan ketiga dilakukan dengan
dimasukkan sekeping logam Al ke dalam ge las piala 50 mL,
kemudian ditambahkan sebanyak 5 mL HgCl2 0,1 M.
Didiamkan selama 10 menit dan diamati apa yang terjadi.
Selanjutnya logam Al dikeluarkan dari larutan HgCl2,
diletakkan dalam cawan arloji dan dikeringkan di udara
terbuka. Penambahan HgCl2 berfungsi untuk menghliangkan
lapisan oksida atau pelinsung eluminium. Pencucian
berfungsi menghilangkan HgO yang masih menempel.
Pengeringan berfungsi untuk mengoksidasi aluminium.

2Al + 3HgCl2 2AlCl3 + 3Hg+

• Percobaan keempat

Pada percobaan keempat bertujuan untuk melihat


sifat asam-basa pada Al3+ dan Mg2+. Pertama, sebanyak 4
tabung reaksi disiapkan, kemudian diisikan masing-masing
1 mL larutan Al3+ 0,1M ke dalam 2 tabung reaksi dan
larutan Mg2+ 0,1M ke dalam tabung lainnya. Kedua,
sebanyak 2 tetes NaOH dan NaOH secara berlebih
ditambahkan ke dalam masing-masing tabung berisi Al3+
dan Mg2+ yang telah diberi label. Ketiga, nilai pH dicek
menggunakan kertas indikator universal. Setelah semua
perlakuan dilakukan terdapat persamaan reaksi. Persamaan
reaksi yang terjadi yaitu :

Al3+ + NaOH → Al(OH)3 + 3Na+

Mg2+ + NaOH →MgOH2 + 2Na+

Tujuan dari penambahan larutan NaOH adalah untuk


mengetahui pH larutan. Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan Mg2+
bersifat lebih basa. Karena pH relatif basa dibandingkan
Al3+ yang relatif asam. Hal ini sesuai dengan teori Lewis.
Adapun hasil pH yang didapat yaitu sebagai berikut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh


kesimpulan yaitu :

• Aluminium adalah logam yang memiliki sifat lunak, kuat,


ringan, dan cukup reaktif.

• Aluminium sulit mengalami korosi karena terdapat lapisan


oksidanya yang melindungi aluminium.

• Aluminium dapat bereaksi dengan asam maupun basa


karena sifatnya yang amfoter.

• Aluminium dalam HgCl2 akan melepaskan oksidanya


karena HgCl2 membersihkan lapisan tersebut.

• Larutan Al3+ bersifat asam dan Mg2+ bersifat basa.


• Alumunium bereaksi dengan asam menghasilkan gas
hydrogen.
5.2 Saran

Setelah mengikuti praktikum kali ini, saran saya adalah


dalam mengikuti praktikum kita harus hati hati dan teliti supaya
tidak terjadi hal yang membahayakan. Selain itu, kita harus
melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Demes, N, & Djoko, P. (2017). Kimia Lingkungan. Indonesia: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Elisabeth., dkk. (2009). Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Fitri, Zarlaida. 2019. Kimia Unsur Golongan Utama. Banda Aceh : Syiah Kuala
University Press.
Nursanti, Yuniarti. (2020). Setiap Hubungan Perlu Chemistry. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nukman, N, Yani, I, Arifin, A, & MS, F (2020). Buku Ajar Pelumas Bekas

Sebagai Bahan Bakar Untuk Melebur Aluminium Bekas: Cara Peleburan,


Uji Komposisi Kimia, Uji Sifat Mekanik, Uji sifat Fatik Serta Oksidasi
Material. Palembang: Unsri Press

Sriatun, SS, Taslimah, MS, & Suhartana (2012). Buku Ajar Kimia Unsur.
Semarang: UPT UNDIP Press

Syamsidar. (2013). Buku Daras Dasar Reaksi Kimia Anorganik. Makassar:


Alauddin University Press.

Syarifuddin. (2021). Mudah Belajar Kimia. Sleman : Grup Penerbitan CV. Budi
Utama.
LAMPIRAN

Skema Kerja

Percobaan pertama

Logam Al dan serbuk Mg


Dimasukkan 2 keping logam Al ke dalam sebuah tabung reaksi

Dimasukkan serbuk Mg ke dalam sebuah tabung reaksi yang berbeda

Ditambahkan 5 mL HCl encer ke dalam tabung berisi logam Al dan serbuk


Mg

Didiamkan selama 5 menit

Dipanaskan tabung berisi Al dan HCl encer untuk melihat reaksi yang
terjadi (jika 5 menit belum bereaksi)

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil Pengamatan
Percobaan kedua

Logam Al dan serbuk Mg

Dimasukkan 1 keping logam Al ke dalam sebuah tabung reaksi

Dimasukkan serbuk Mg secara kualitatif ke dalam sebuah tabung reaksi


yang berbeda

Ditambahkan 5 mL NaOH encer ke dalam tabung reaksi berisi logam Al dan


serbuk Mg

Didiamkan selama 5 menit

Dipanaskan kedua tabung (jika 5 m3nit belum bereaksi)

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil Pengamatan
Percobaan ketiga
Aluminium Foil

Dimasukkan aluminium foil pada gelas beker yang berisi larutan HgCl2

Dibiarkan beberapa menit

Dikeluakan aluminium foil dari larutan HgCl2 dan dicuci

Dikeringkan diudara terbuka

Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

Percobaan keempat

Larutan Al3+ 0,1 M dan Mg2+ 0,1 M

Ditambahkan larutan NaOH dan NaOH secara berlebih pada masing masing
larutan

Dicek pH larutan menggunakan kertas indicator universal

Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan
Data pengamatan
BUKTI REFERNSI
SOAL DAN JAWABAN

1. Apakah aluminium dan magnesium dapat bereaksi dengan asam klorida


encer? Manakah yang lebih cepat bereaksi (aluminium atau magnesium).
Jelaskan berdasarkan data harga potensial elektroda standar.
Jawaban :

Aluminium dan magnesium dapat bereaksi dengan asam klorida encer.


Berikut adalah persamaan reaksinya:
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3 (aq) + 3H2(g)
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mg lebih cepat bereaksi daripada aluminium disebabkan Mg memiliki harga
potensial reduksi standar yang lebih negatif dari Al yaitu -2,37 eV,
sedangkan Al yaitu 1,66 Ev. Semakin negatif harga potensial reduksi
standar, maka semakin reaktif
2. Apakah Aluminium dan magnesium dapat bereaksi denag natrium hiroksida
encer?
Jawaban :
Dapat bereaksi, dengan reaksinya yaitu:
3Al + 2NaOH 3Al(OH)3 + 2Na+
Mg+ + 2NaOH Mg(OH)2 + 2Na+
3. Mengapa panci aluminium tidak boleh dicuci dengan natrium karbonat?
Jawaban :
Panci aluminium tidak boleh dicuci dengan natrium karbonat karena
senyawa ini dapat mengendapkan aluminium menjadi Al(OH)2. Selain itu,
natrium karbonat merupakan senyawa yang bersifat korosi, sehingga dapat
membuat panci terkikis.
4. Apa yang terjadi pada aluminium foil setelah ditaburi larutan merkuri(II)
klorida? Jelaskan !
Jawaban :
Setelah ditambah HgCl2, timbul gelembung di daerah aluminium foil dan
larutan berwarna putih. Hal ini disebabkan karena terjadinya pencampuran
antara Al dan Cl sehingga terbentuk endapan Hg pada logam Al dan
menyebabkan lapisan oksida pada Al rusak dan berkarat serta terdapat
warna kuning saat dikeringkan di udara.
5. Mengapa Al2O3 mudah terbentuk dan bersifat stabil?
Jawaban :

Al2O3 mudah terbentuk dan bersifat stabil karena terbentuknya AlO3


karena pada saat Al bereaksi dengan udara menbentuk lapisan tipis oksida,
yaitu Al2O3 yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al2O3 stabil karena
sulit bereaksi dengan udara yang ada di sekitarnya, serta sulit bereaksi
dengan asam basa encer dan asam basa pekat.
6. Mengapa aluminium tidak mengalami korosi seperti besi?
Jawaban :
Karena logam aluminium (Al) terlindungi oleh lapisan oksidasinya
sehingga sulit untuk bereaksi dengan udara dan air.
7. Apa perbedaan antara larutan Al3+ dengan Mg2+ yang ditambah dengan
larutan natrium hidroksida berlebih? Jelaskan !
Jawaban :
Larutan Al3+ ditambah NaOH berlebih akan bersifat asam, sedangkan Mg2+
bersifat basa. Karena Mg2+ bersifat basa dan Al3+ bersifat amfoter.
8. Manakah yang bersifat lebih asam (Al3+ atau Mg2+). Jelaskan !
Jawaban :
Larutan Al3+ bersifat lebih asam, karena dapat memberi elektron lebih
banyak dan sifat amfoter. Sedangkan Mg2+ akan bersifat basa karena lebih
sedikit menerima elektron.
9. Manakah yang lebih stabil terhadap pemanasan, aluminium klorida anhidrat
atau magnesium klorida anhidrat? Jelaskan berdasarkan strukturnya.
Jawaban :
Aluminium klorida anhidrat lebih stabil terhadap pemanasan dibandingkan
magnesium klorida anhidrat karena berdasarkan titik lelehnya, aluminium
memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan magnesium.
10. Apa perbedaan utama antara kimia aluminium dengan kimia magnesium?
Jawaban :
Perbedaan utama antara kimia aluminium dengan kimia magnesium adalah
sifat fisik dan sifat kimianya. Selain itu, logam aluminium memiliki lapisan
pelindung oksida yang membuatnya sukar bereaksi dan kurang reaktif.
Aluminium cenderung bersifat sebagai basa lewih karena memiliki ruang
kosong dalam sub kulit p untuk menerima elktron (asam lemah)

Anda mungkin juga menyukai