Judul Percobaan
II. Tanggal Percobaan : Rabu, 21 November 2018 pukul 09.30 WIB
III. Selesai Percobaan : Rabu, 21 November 2018 pukul 12.30 WIB
IV. Tujuan Percobaan : untuk mengetahui pengaruh massa karbon aktif
terhadap kemampuannya dalam mengadsorpsi NaOH
V. Identifikasi Masalah
Adsorpsi adalah pengambilan komponen dari gas atau cairan dengan penyerapan
oleh suatu padatan. Pada penyerapan zat yang diserap menempel pada permukaan
padatan tidak sampai dalam padatan.
VI. Tinjauan Pustaka
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya
penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.
Adsorbsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (Physical Adsorpsi) dan adsorpsi
kimia (Chemical Adsorpsion). Secara umum adsorpsi mempunyai gaya
intermolekul yang relatif lemah sedangkan pada adsoption kimia terjadi
pembentukan ikatan kimia antara molekuk adsorbat dengan suatu molekuk terikat
pada permukaan adsorben (Kundari dan Wiyunita, 2008).
Adsorbsi adalah pengambilan komponen dari gas atau cairan dengan penyerapan
oleh suatu padatan. Pada penyerapan zat yang diserap menempel pada permukaan
padatan tidak sampai dalam padatan. Kapasitas adsorpsi ini biasanya kecil, tetapi
mampu dan mengambil komponen-komponen yang jumlahnya sangat kecil dari
(traces)dari gas atau cairan. Ikatan adsorpsi bisa berupa ikatan fisis atau ikatan
kimia. Proses ion-exchange dapat maupun digolongkan pula kedalam adsorpsi
kimiawi. Pada adsorpsi penjerap permukaan pori-pori padatan. Oleh karena itu,
dalam adsorpsi itu terjadi proses perpindahan massa dan penjerap di
permukaannya (fisis atau kimia). Langkah-langkah yang terjadi pada adsorpsi
menggunakan adsorben padatan pori-pori adalah perpindahan zat dari cairan atau
gas ke permukaan luar butir adsorben, perpindahan massa zat (difusi) dari
permukaan padatan ke bagian dalam padatan melewati cairan/gas dalam pori ke
permukaan dinding pori dan penjerap pada permukaan pori (Sediawan, 2000)
Adsorpsi merupakan penarikan atau pelekatan molekul suatu benda ke permukaan
benda lain, tanpa perubahan kimiawi. Atom atau molekul zat, tersebut
terkonsentrasikan pada bidang pemisah: gas-padat, cair-padat, gas-cair, cair-
cair,dan padat-padat. Semua proses adsorpsi ini disertai fase penurunan free
energy dan entropy. Sehingga proses tersebut bersifat eksotermis. Kebalikan
desorpsi adalah sifat endotermis. Adsorpsi ini dibagi atas 2 macam: 1) Adsorpsi
fisi atau Adsorpsi Waals. 2) Adsorpsi kimia atau Adsorpsi yang diaktifkan.
Beberap zat padat tertentu (misalnya: arang aktif) sangat mudah mengadsorpsi
gas. Butir-butir larutan koloid dapat mengadsorpsi pelarut. Adsorpsi dipakai
untuk menghilangkan warna dalam larutan, dalam penelitian gas. Pada
hidrogenasi minyak dan dalam pemotretan. Pada suhu tetap jumlah molekul dapat
diadsorpsi pada suatu permukaan bergantung kepada tekanan (jika gas) dan
konsentrasi (jika larutan). Hubungan antara banyaknya zat yang diadsorpsi
dengan suhu dan konsentrasi dapat diberikan secara grafik yang dikenal sebagai
isoterm adsorpsi (Shadily, 1973).
Isoterm adalah ungkapan tentang kesamaan susu bagi titik system atau fase.
Isoterm adsorpsi Langmuir merupakan adsorpsi gas pada padatan dengan suhu
konstanmengikuti hubungan:
Bahan
Karbon aktif 10 gram
NaOH 20 ml
HCl 100 ml
Indicator metil oranye secukupnya
B. Prosedur percobaan
1. Proses pembuatan karbon aktif
2. Proses adsorpsi
Arang aktif
3. Proses titrasi
Volume HCl
1. Aktivasi karbon
Pada percobaan aktivasi karbon bertujuan agar pori-pori arang semakin besar
sehingga dapat mempermudah penyerapan.Untuk memperbesar pori yaitu dengan
cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau dengan mengoksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia
dimana luas permukaannya akan semakin bertambah besar dan akan berpengaruh
terhadap daya adsorpsinya. Semakin luas permukaan adsorbennya maka daya
penyerapannya juga semakin besar atau tinggi.
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan
yaitu karbon berupa serbuk hitam dan cawan untuk wadah karbon. Kemudian
dimasukkan kedalam oven, dipanaskan selama 2 jam pada suhu 110oC. Sehingga
dihasilkan karbon aktif berupa serbuk dan berwarna hitam. Serbuk ditimbang
berdasarkan massa yang telah ditentukan, yaitu 0,5 gram; 1 gram; dan 1,5 gram.
2. Proses Adsorpsi
Pada percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan filtrate adsorbet yang akan
digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu titrasi. Proses adsrobsi dilakukan
dengan cara dimasukkan masing-masing massa karbon yang telah ditentukan
kedalam tabung erlenmeyer. Karbon aktif mempunyai kemampuan untuk
menyerap zat-zat tertentu yang telah terionisasi ke dalam pori karbon yang telah
aktif. NaOH merupakan salah satu zat yang dapat mengion menjadi Na+dan OH-.
Ion tersebut akan terikat dengan pori-pori karbon yang telah aktif.
Kemudian tabung erlenmeyer di aduk dan digoyang-goyang lalu ditutup dengan
plastic wrap dan didiamkan selama 15 menit. Diaduk dan digoyang bertujuan
untuk mengoptimalkan kinerja karbon aktif untuk mengadsorbsi NaOH.Tujuan
dari penutupan tabung yaitu untuk mencegah volatilnya larutan, karena larutan
yang digunakan merupakan larutan yang berkonsentrasi cukup tinggi. Dan proses
didiamkan berfungsi agar proses adsorbs berjalan dengan maksimal.
Selanjutnya adalah proses penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan
corong. Menggunakan kertas saring agar menghasilkan residu karbon yang
berbentuk hitam mengkilap serta filtrate yang berupa larutan tidak berwarna.
Proses penyaringan bertujuan untuk mendapatkan hasil filtrate NaOH dengan
memisahkan larutan NaOH dan karbon aktif serta menghentikan kinerja adsorbs
yang dilakukan oleh karbon aktif. Serbuk karbon aktif berwarna hitam mengkilap
akan berada diatas kertas saring, dan hasil penyaringan filtrate NaOH akan
digunakan sebagai titrasi.
3. Penentuan Adsorbat
Pada tahap percobaan yang terakhir yaitu untuk menentukan berapa daya serap
karbon aktif terhadap larutan NaOH dengan menggunakan prinsip titrasi asam-
basa asidimetri.Prinsip titrasi asidimetri adalah analisa titrimetric menggunakan
asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang
bersifat basa.Larutan standar adalah larutan yang mengandung reagensia dengan
bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam larutan.Titrasi dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi filtrate yang telah diadsorbsi, dengan cara
mengambil filtrate dari hasil penyaringan pada masing-masing erlenmeyer.
Diambil sebanyak 5mL kemudian ditambahkan dengan indicator metil orange
larutan berwarna merah menghasilkan larutan berwarna kuning
jernih.Penambahan indicator MO (metil orange) bertujuan untuk menentukan
bahwa konsentrasi yang dicari telah mencapai titik ekuivalen dengan berubahnya
warna menjadi orange kemerahan.Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan
pada masing-masing tabung.Berikut merupakan hasil volume pada masing-
masing tabung:
Table 1.volumeHCl yang dihasilkanpadasaattitrasi
Tabung Volume Volume
Erlenmeyer HClpertama HClkedua
A 9,8 mL 10 mL
B 9,2 mL 9,5 mL
C 9,0 mL 9,2 mL
XIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
massa karbon (adsorben) yang ditambahkan maka semakin tinggi daya
adsorpsinya yang menghasilkan konsentrasi NaOH semakin menurun.
Sembodo, Bregas. 2005. Isotherm Kestimbangan Adsorpsi Timbal pada Abu Sekam
Padi. Jurnal Ekuilibrium. Vol 4 No 2. Semarang.
XV. Lampiran
A. DOKUMENTASI
No. Gambar Keterangan
Aktivasi karbon
1 Karbon di timbang sebanyak
6 gram
2 Di oven selama 2 jam pada
suhu 1100 C
Proses adsorpsi
1 Dimasukan 15 mL NaOH
kedalam 3 gelas kimia dan
di tambahkan karbon aktif
dengan massa yang berbeda.
Proses titrasi
1 Filtrat dimasukan ke
erlenmeyer dan ditambahkan
3 tetes indikator metil jingga
2 Hasil Titrasi menggunakan
HCl pada filtrat NaOH
dengan massa karbon aktif
0,5 gram
B. PERHITUNGAN
Diketahui :
Konsentrasi HCl : 0,2 M
V NaOH : 5 mL
V HCl titrasi serbuk 0,5 gram
V1 HCl : 9,8 mL
V2 HCl : 10 mL
V HCl titrasi serbuk 1 gram
V1 HCl : 9,2 mL
V2 HCl : 9,5 mL
V HCl titrasi serbuk 0,5 gram
V1 HCl : 9,0 mL
V2 HCl : 9,2 mL