Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran

air di kota besar di Indonesia, sudah menunjukkan gejala yang cukup

serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-

pabrik dan fasilitas kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

pengolahan terlebih dahulu ke sungai atau ke laut. Tapi yang tidak kalah

memegang andil, baik secara sengaja atau tidak sengaja adalah masyarakat

sendiri, yakni air buangan rumah tangga yang jumlahnya semakin hari

semakin bertambah besar sesuai dengan perkembangan penduduk maupun

suatu kota (Asmadi dan Suharno, 2012). Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar –

Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Dampak terhadap kesehatan manusia memang tidak langsung

dirasakan tapi akan menimbulkan dampak setelah beberapa tahun. Dengan

demikian, pencemaran lingkungan sering kali mengandung berbagai risiko

terhadap kesehatan manusia. Beberapa peristiwa pencemaran lingkungan

telah memberikan dampak kesehatan bagi manusia di negara maju, seperti

pencemaran merkuri di Teluk Minamata di Jepang serta pencemaran

sungai di Kanada. Sedangkan di Indonesia pernah terjadi di Teluk Buyat,

Sulawesi Utara akibat limbah merkuri yang diduga dari tambang emas

(Rahmadi, 2011).

Rahmadi, Takdir. 2011. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta :


Rajagrafindo Persada.
Di Surabaya masih banyak sungai – sungai yang terlihat tercemar

dan sangat tidak layak digunakan. Hal tersebut terjadi akibat adanya

pencemaran dari limbah rumah tangga. Salah satu sungai di Surabaya yang

terlihat tercemar adalah sungai wonocolo. Tampak air dari sungai tersebut

keruh dan berbau. Berdasarkan Permenkes RI / No. 32 tahun 2017

dinyatakan bahwa kadar Cl yang ada dalam air adalah, kadar kesadahan air

sebesar, kadar zat organik dalam air adalah, dan kadar zat padat yang

tersuspensi adalah, lalu batasan untuk warna PH, kekeruhan dan bau adalah

Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai apakah kandungan zat-

zat berbahaya didalam sungai wonocolo tersebut masih berada dalam

ambang batas aman atau sudah melewatinya.

Untuk mengurangi pencemaran yang ada, penelitian ini

menggunakan zeolit sebagai adsorben. Yang diharapkan dapat digunakan

nantinya dalam memperbaiki kualitas air di sungai wonocolo tersebut.


B. Rumusan Penelitian

Bagaimana pengaruh massa zeolit yang digunakan sebagai

adsorben terhadap kualitas air sungai wonocolo ?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh massa zeolit yang digunakan sebagai adsorben

terhadap kualitas air sungai wonocolo.

D. Hipotesis Penelitian

H0 : massa zeolit dapat mempengaruhi kualitas air sungai wonocolo.

H1 : massa zeolit tidak mempengaruhi kualitas air sungai wonocolo.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Menambah khasanah keilmuan tentang cara pengolahan air limbah

menggunakan dosis paling efektif zeolit sehingga dapat meningkatkan

kualitas air sungai wonocolo.

2. . Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam

melakukan pengolahan air sungai tercemar.

4. Bagi Balai Lingkungan Hidup (BLH)

Mengetahui dampak pencemaran air sungai terhadap

lingkungan serta pengolahan untuk menurunkan pencemarannya.

5. Bagi Peneliti Lain

Mengetahui pengaruh massa zeolit terhadap kualitas air sungai

wonocolo.

F. Asumsi Penelitian
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa sampel air yang digunakan dapat

mewakili seluruh populasi air dari sungai wonocolo.

G. Batasan Penelitian

1. Air yang digunakan dalam penelitian ini merupakan air sungai wonocolo.

2. Zeolit yang digunakan merupakan zeolit yang dibeli pada petshop.

3. Ukuran zeolit yang digunakan adalah 100 mesh

4. Variasi massa zeolit yang digunakan adalah 10 g, 15 g dan 20 g.

5. Kualitas air yang diuji adalah kadar klorin, kadar senyawa organik,

tingkat kesadahan air, jumlah zat padat tersuspensi, warna, bau,

kekeruhan, dan pH.

H. Definisi Operasional

1. Penentuan kadar klorin ditentukan dengan titrasi argentometri. Titrasi

argentometri adalah titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (Cl-, I-,

Br-) dengan menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO3)

2. Penentuan tingkat kesadahan ditentukan dengan titrasi pengkomplekan.

Titrasi pengkompleksan adalah metode analisis volumetri berdasarkan

reaksi pembentukan senyawa kompleks antara logam dengan ligan.

3. Penentuan kadar senyawa organik ditentukan dengan titrasi

permanganometri. Titrasi permanganometri adalah titrasi yang berdasarkan

prinsip oksidasi-reduksi dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor

dalam suasana asam dengan menggunakan larutan baku KMnO4.

4. Penentuan kekeruhan air ditentukan dengan metode turbidimeter.

Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kekeruhan air.

Anda mungkin juga menyukai