Fungsi lipid :
1. Penyimpan energy
2. Transportasi metabolic sumber energy
3. Sumber zat untuk sintesis hormone, kelenjar empedu serta
menunjang proses pemberian signal-signal transducing
4. Struktur dasar atau komponen utama membrane semua jenis
sel
5. Pelindung organ tubuh dan alat angkut vitamin larut lemak
6. Pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial
Klasifikasi lipid :
C. BILANGAN PEROKSIDA
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa
oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun non enzimatik.
Diantara kerusakan minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan
karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa.
Hasil yang diakibatkan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam
lemak, aldehid, dan keton. Bau tengik terutama disebabkan oleh
aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak
dinyatakan sebagai bilangan peroksida atau angka thiobarbitural
(Sudarmadji, 1996)
Bilangan peroksida didefinisikan sebagai jumlah meq peroksida dalam
setiap 1000 g minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukkan
tingkat kerusakan lemak atau minyak. Bilangan peroksida adalah
indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi.
Bilangan peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi
minyak. Minyak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh
dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida.
Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor
yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida
lebih dari 100 meq peroksida/ kg minyak akan bersifat sangat beracun
dan mempunyai bau yang tidak enak. Kenaikan bilangngan peroksida
merupakan indicator bahwa minyak akan berbau tengik.
D. TITRASI IODOMETRI
Titrasi redoks adalah titrasi yang berdasarkan pada perpindahan
electron antara titran dan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian
penggunaan indicator yang dapt berubah warnanya dengan adanya
kelebihan titran juga sering digunakan. Titrasi yang melibatkan iodium
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan
titrasi tidak langsung (iodometri) (Rohman, 2007).
Cara yang sering digunakan untuk menentukan bilangan peroksida
adalah dengan metode titrasi iodometri. Car tersebut berdasarkan
reaksi antara kalium iodide dengan peroksida dalam suasana asam.
Iodium yang dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku
natrium tiosulfat menggunakan indicator amilum sampai warna biru
tepat hilang. (Rohman, 2007)
E. ASAM LEMAK BEBAS
Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Asam lemak merupak asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun
rumus umum dari asam lemak adalah :
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada
dua macam asam lemak, yaitu:
1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap. Asam lemak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya. Asam emak jenuh mempunyai rantai zig-
zag yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik van der
waals tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Misalnya : asam
butirat (CH3(CH2)2COOH), asam palmitat (CH3(CH2)14COOH),
asam stearat (CH3(CH2)16COOH), asam laurat
(CH3(CH2)10COOH)
2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung
satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak
dengan lebih dari satu ikatan tidak lazim, terutama terdapat pada
minyak nabati, minyak ini disebut polyunsaturated. Trigliserida tak
jenuh ganda cenderung berbentuk minyak sedangkan trigliserida
jenuh cenderung berbentuk lemak. Misalnya, asam palmitoleat
(CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas
dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi, biasanya bergabung
dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya
factor-faktor panas, air. Keasaman dan katalis (enzim). Semakin
lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB
yang terbentuk.
Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisis minyak ataupun
dari kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi
berarti kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar
asam lemak bebas dalam minyak ini bertujuan untuk menentukan
kualitas minyak, hal ini dikarenakan bilangan asam dapat
dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas dalam
suatu bahan atau sampel. Semakin besar angka asam maka dapat
diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sampel semakin
tinggi, besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalamsampel
dapat diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun karena proses
pengolahan yang kurang baik.
Penentuan kadar asam lemak bebas ini berdasarkan pada jenis
asama lemak apa yang paling dominan dalam sampel minyak atau
lemak yang digunakan.
F. TITRASI ASIDIMETRI
Titrasi asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan
menggunakan larutan baku basa. Penentuan presentase asam lemak
bebas (FFA) berprinsip pada titrasi asidimetri karena menggunakan
larutan baku NaOH. Sampel dilarutkan dengan alcohol netral untuk
menetralkan asam lemak bebas dan dititrasi dengan NaOH. NaOH
digunakan untuk membuat asam lemak bebas dapat larut dalam air dan
terpisah dari lemaknya (Winarno, 1984). Menurut spesifikasi SNI
nomor 01/3741/ 2002 bahwa minyak goreng yang aman dikonsumsi
memiliki presentase FFA sebesar 0,3%. Perhitungan persentase FFA
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pada percobaan yang berjudul uji kuantitatif lipida ini memiliki tujuan
untuk mengetahui bilangan peroksida minyak dan asam lemak bebas.
A. ANGKA PEROKSIDA
Prinsip penentuan angka peroksida adalah dengan titrasi iodometri.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah penentuan bilangan peroksida.
Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan blanko. Sebanyak 5
ml aquadest dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan
larutan campuran CH3COOH : Kloroform sebanyak 30 ml lalu
digoyangkan hingga homogen. Setelah penambahan tersebut larutan
terlihat seperti sedikit berminyak hal tersebut terjadi karena kloroform
tidak dapat larut dalam air karena sifat dari kloroform adalah non-polar
sedangkan air bersifat polar. Sedangkan penambahan CH3COOH
berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan karena pada titrasi
iodometri akan dapat bereaksi pada suasan cenderung asam. Selanjutnya
ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh yang berwarna kuning. Setelah
penambahan larutan KI jenuh larutan menjadi berwarna kuning pudar.
Penambahan KI dilakukan karena KI dapat menyediakan ion I- yang
berguna sebagai agen yang akan di oksidasi. Kemudian larutan didiamkan
selama 20 menit dengan sesekali digoyang. Hal tersebut dilakukan agar
oksidasi I- menjadi I2 berjalan dengan sempurna.
Reaksi yang terjadi adalah :
I2 + 2e → 2I-
2S2O32- → S4O62- + 2e
I2 (aq) + 2S2O32- (aq) → 2I- (aq) + S4O62- (aq)
I2 + 2e → 2I-
2S2O32- → S4O62- + 2e
Dan didapatkan hasil volume titran yang digunakan adalah 0,05 ml.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Didapatkan bilangan peroksida sebesar 22,67 meq/kg dari sampel
minyak sawit yang digunakan oleh praktikan lebih besar dari SNI
bilangan peroksida tahun 2013 yaitu 10 meq/kg
2. Didapatkan persentase asam lemak bebas FFA sebesar 0,136%
dari sampel minyak sawit yang digunakan oleh praktikan lebih
rendah dari SNI 01-3741-2002 yaitu sebesar 0,3%.
Reaksi titrasi :
2. Sebutkan yang termasuk asam lemak essensial bagi tubuh. Mengapa asam
arakidonat bukan merupakan asam lemak essensial ?
Jawab : yang termasuk asam lemak esensial bagi tubuh adalah kelompok
asam lemak ta jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid. PUFA) tipe cis,
misalnya asam a-linolenat (ALA), asam eikosapentaenoat (EPA), dan
asam dokoheksaenoat (DHA), asam linoleat. Asam arakidonat bukan
merupakan asam lemak esensial karena tubuh manusia dapat
memanjangkan dan merombak PUFA menjadi asam arakidonat.
3. Apa perbedaan asam lemak jenuh dan tak jenuh pada proses oksidasi ?
Jawab : asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom
hydrogen terikat pada satu atom karbon. Dikatakan jenuh karena atom
karbon telah mengikat hydrogen secara maksimal.
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap. Dalam hal ini, atom karbon mengikat atom hydrogen secara
maksimal karena adanya ikatan rangkap.
4. Apa perbedaan antara minyak dan lemak ditinjau dari struktur molekulnya
?
Jawab :
XIII. LAMPIRAN
A. DOKUMENTASI
4. Menambahkan 0,5 mL
larutan KI jenuh
sehingga menghasilkan
larutan berwarna kuning
(++)
5. Sampel minyak
didiamkan 20 menit
dengan sesekali digoyang
dan kemudian
ditambahkan 30 mL
aquades
6. Hasil titrasi dengan
larutan Na2S2O3 0,1 N
menghasilkan larutan
berwarna kuning muda
7. Menambahkan amilum
1% sebanyak 0,5 mL
10. Menambahkan 30 mL
larutan asam asetat
kloroform (3:2) dan
digoyangkan sampai
larut sempurna
B. PERHITUNGAN
1. Bilangan peroksida
Diketahui : N Na2S2O3 = 0,1 N
V titran blanko = 1,4 ml
V titran 1 = 2,8 ml massa 1 = 5 gram
V titran 2 = 2,7 ml massa 2 = 5 gram
V titran 3 = 2,1 ml massa 3 = 5 gram
Ditanya : bilangan peroksida ?
( 𝑉 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3−𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 𝑥 1000
Angka peroksida = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
Titrasi 1
( 2,8 𝑚𝑙−1,4 𝑚𝑙)𝑥 0,1 𝑁 𝑥 1000
Angka peroksida = = 28 meq/kg
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Titrasi 2
( 2,7 𝑚𝑙−1,4 𝑚𝑙)𝑥 0,1 𝑁 𝑥 1000
Angka peroksida = = 26 meq/kg
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Titrasi 3
28+26+14
Rata-rata angka peroksida = = 22,67 meq/kg
3
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀
%FFA = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
Titrasi 1
0,1008 𝑁𝑥 (0,4 𝑚𝑙−0,05 𝑚𝑙) 𝑥 256 𝑔/𝑚𝑜𝑙
%FFA = 𝑥 100% = 0,1505%
6 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000
Titrasi 2
0,1008 𝑁𝑥 (0,4 𝑚𝑙−0,05 𝑚𝑙) 𝑥 256 𝑔/𝑚𝑜𝑙
%FFA = 𝑥 100% = 0,1505%
6 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000
Titrasi 3
0,1008 𝑁𝑥 (0,3 𝑚𝑙−0,05 𝑚𝑙) 𝑥 256 𝑔/𝑚𝑜𝑙
%FFA = 𝑥 100% = 0,1075%
6 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000
0,1505%+0,1505%+0,1075%
Rata – rata %FFA = = 0,1362%
3