Judul : Alumunium
II. Tanggal Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
III. Tanggal Selesai Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
IV. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat aluminium dan senyawanya
V. Dasar Teori
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium
dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan
nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan
dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan
logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari
ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm).
Akibatya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium
(68 pm) tepat menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida.
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak
karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),
nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras.
Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial
reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah
unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur
bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama
bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam
aluminium dari senyawanya .
Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari
pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain, logam
aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes
merkurium(I)Nitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan
terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut. Ditunjukkan
oleh reaksi:
3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓
Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh oksigen dari
udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume besar. Merkurium
yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium,
yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar aluminium akan
terkorosikan.
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.
[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq) Larutan jenuh
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,
melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen,
melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga
jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan
aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis. Lapisan
oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi
aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.
Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi dan
aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini
dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium
oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam
lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau
hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan
hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital
hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan
tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat
sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai
bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit
AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6 ↔ 2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) ↔ Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai
kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO 4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan
alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ → AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O → Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam – garam aluminium seperti AlCl 3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena
hidrolisa :
Al3+ + H2O → AlOH2+ + H+
Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :
Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH) 3 oleh
karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut
dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH- ↔ Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p) + OH- ↔ Al(OH)4(H2O)- + H2O
Penambahan asam :
Al(OH)3(p) + 3H+ ↔ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ ↔ Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada
kain.
Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan NaOH 1 M
3. Larutan HgCl2 0,1 M
4. Larutan HCl 0,1 M
5. Larutan (NH4)2 S
6. Larutan Na2CO3 0,1 M
7. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
8. Lempeng Al
9. Kertas lakmus
10. Kapas
11. Kertas saring
VII. Alur Kerja
. Mengetahui sifat-sifat aluminium
Hasil Pengamatan
Reaksi :
2Al(s) + 2NaOH(aq) 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)
2Al(s) + 3HgCl2(aq) 2AlCl3(s) + 3Hg(s)
Aluminium
Reaksi :
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)
2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) 2Na[Al(OH)4](aq) +CO2(g) + 6H+(aq)
3. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq)
Terbentuk endapan
Endapan larut
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) Al(OH)3(s) + Na2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + Al(OH)3(s) + H2O(l)
Al2(SO4)3(aq) + HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Residu Filtrat
Hasil
pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3(NH4)2SO4(aq) +
3H2S(g)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
VIII. Hasil Pengamatan
N Alur kerja Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Simpulan
o
sebelum sesudah
1 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Lempeng Al= Al(s) + NaOH 2Al(s) + 2NaOH(aq) + Berdasarkan hasil
abu-abu (aq)= timbul praktikum dapat
6H2O(l)
- NaOH 1 M= tak gelembung diketahui bahwa
Sepotong kecil lempeng Aluminium berwarna 2Na[Al(OH)4](aq) + logam Al reaktif
- HgCl2 = tak Al dibasahi jika bereaksi
HgCl2=menjai 3H2↑(g) dengan basa
berwarna
Dicelupkan tabung reaksi yang berisi NaOH rapuh setelah menghasilkan H2.
- Aquades= taak
1M sampai timbul gas berwarna beberapa waktu Jika direaksikan
Dicuci dengan air (mengalami korosi) 2Al(s) + 3HgCl2(aq) dengan HgCl2
- Kapas= putih
Digosok-gosok dengan kapas yang dibasahi 2AlCl3(aq) + 3Hg↓(s) membentuk AlCl3
HgCl2(aq) yang rapuh
(menjadi serbuk)
Dibiarkan beberapa menit sampai kering Hal ini sesuai
Diamati perubahan yang terjadi dengan teori.
Dicatat hasil pengamatannya
Hasil
pengamatan
2 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - NaOH 1 M= tak - Na2CO3 Tabung 1: Berdasarkan hasil
. berwarna dipanaskan= tak 2Al(s) + 2NaOH(aq) + praktikum dapat
Aluminium - HCl= tak berwarna diketahui jika Al
6H2O(l) bereaksi dengan
berwarna - Tb 1 = timbul
Dipotong menjadi bagian kecil - Na2CO3= tak gelembung (++) 2Na[Al(OH)4](aq) + basa atau garam
Dimasukkan dalam 3 tabung berwarna - Tb 2= timbul basa tapi tidak
3H2↑(g) bereaksi dengan
reaksi gelembung (+)
- Tb 3= tidakada Tabung 2 : asam.
gelembung 4Al (s) + 2Na2CO3 (aq) Kereaktifan:
Tb 1> Tb 2→ Tb
Tabung I Tabung I Tabung I + 7H2O (g) 3
Berisi Berisi Berisi
larutan larutan larutan HCl 4NaAl(OH)2 (aq) +
Hal ini sesuai
NaOH 0,1 Na2CO3 0,1 0,1 M 3H2(g) + CO2 ↑(g) dengan teori
M M
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan senyawa aluminium.
Langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan memasukkan larutan
Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
aquades dan diuji dengan kertas lakmus berwarna merah. Hasil yang didapatkan
pada saat uji kertas lakmus berwarna merah tidak berubah warna. Hal tersebut
dikarenakan Al2(SO4)3 merupakan garam yang bersifat asam karena terbentuk dari
basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4. Dan
dapat disimpulkan hasil uji kertas lakmus menunjukkan larutan tawas Al(OH)3
bersifat asam. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah
Al2(SO4)3(aq)+ 6H2O(l) → 2Al(OH)3(s)+ 3H2SO4(aq)
Percobaan 4
Pada percobaan 4 ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan ammonium
hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu
melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa (lebih tepatnya,
baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil. Langkah yang dilakukan yaitu
dengan mereaksikannya dengan NaOH dan HCl. 1 mL larutan Al 2(SO4)3 0,1 M
dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai
terjadi endapan dan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan pada saat tetesan
NaOH 200 . Reaksinya adalah :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Al(OH)3(s)
Setelah terbentuk endapan Al(OH)3, ke dalam larutan terus ditetesi dengan
NaOH tetes demi tetes sampai endapan larut kembali, pada tetesan ke 200 Al(OH)3
larut kembali. Hal ini menandakan bahwa endapan yang terbentuk telah larut
kembali. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang diendapan
dapat melarut lagi. Endapan ini larut kembali karena terbantuknya senyawa
kompleks Na[Al(OH)4] yang jernih dan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah :
Al(OH)3(s)+ NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga dapat
bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Larutan Na[Al(OH) 4] yang terbentuk
kemudian ditambah dengan HCl 1 M tetes demi tetes sampai terbentuk endapan
kembali. Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan setelah tetesan HCl yang ke 5.
Endapan ini merupakan endapan Al(OH)3 yang kembali mengendap karena
penambahan HCl menyebabkan larutan tepat jenuh.. Reaksi yang terjadi adalah :
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O(l)
Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi larutan HCl tetes demi tetes
sampai endapan melarut kembali. Larutan menjadi jernih dan endapan melarut pada
tetesan HCl yang ke 20. Endapan melarut dan membentuk senyawa AlCl3.Reaksi
yang terjadi adalah :
Al2(SO4)3 + NaOH + HCl tetesan ke 20 jernih kembali
Al(OH)3(s)+ HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai basa sehingga dapat
bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl.
X. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan pertama, dapat diketahui bahwa
logam Al reaktif jika bereaksi terhadap basa menghasilkan H 2. Jika direaksikan dengan
HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh (menjadi serbuk) karena mengalami korosi..
Untuk percobaan kedua, untuk membuktikan bahwa Al bereaksi dengan
basa atau garam basa tapi tidak bereaksi dengan asam, hal ini terbukti ditandai
dengan ada tidaknya gelembung saat direaksikan.
Berdasarkan percobaan ketiga dapat diketahui bahwa alumunium bersifat
asam ditandai dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah yang dicelupkan
dalam larutan Al2(SO4)3.
Berdasarkan percobaan keempat dapat diketahui bahwa Al bersifat amfoter, dapat
membentuk endapan pada penambahan sedikit asam atau basa dan membentuk larutan
pada asam/basa berlebih.
Percobaan 2
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6 H2O(l)2 Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)
4 Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g) 4Na[Al(OH)4](aq) + 2 CO2 (g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + 3H2O(l)2Al2O3 (aq) + 3H2SO4(aq)
Percobaan 4
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 2Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4(aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)
Al(OH)3 (s) +HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Percobaan 5
Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g) +3 (NH4)2SO4
(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)
Terbentuk
gelembung
→
Lempeng diolesi
larutan HgCl2
Alumunium
mengalami korosi
2. Dimasukkan
lempeng Al dalam 3
tabung reaksi
Tb 1+ NaOH Warna: tak
berwarna
Tb 3+ HCl Tb 1: ada
Dibndingkan ketiga gelembung (++)
tabung Tb 2: ada
gelembung (+)
Tb 3: tidak ada
gelembung