Anda di halaman 1dari 26

I.

Judul : Alumunium
II. Tanggal Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
III. Tanggal Selesai Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2015
IV. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat aluminium dan senyawanya

V. Dasar Teori
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium
dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan
nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan
dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan
logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari
ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium (143 pm).
Akibatya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium
(68 pm) tepat menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida.
Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak
karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),
nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras.
Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial
reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah
unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur
bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama
bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam
aluminium dari senyawanya .
Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari
pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain, logam
aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes
merkurium(I)Nitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan
terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut. Ditunjukkan
oleh reaksi:
3Hg22+ + 2Al  2Al3+ + 6Hg↓
Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh oksigen dari
udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume besar. Merkurium
yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium,
yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar aluminium akan
terkorosikan.

Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. Meskipun demikian,


kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang
sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat,
Al2O3 yaitu α – Al2O3 dan γ – Al2O3. α – Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga
metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral
korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan γ – Al2O3 atau oksida anhidrat apapun
di atas 1000oC. γ – Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu
rendah (~450oC). α – Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam,
sedangkan γ – Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang
digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan
adalah γ – Al2O3.

Adapun sifat-sifat alumunium


1.  Sifat kimia
Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98.
Aluminium juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:
a.       Al2O3 +   3H2SO4  Al2(SO4)3 + 3H2O
b.      Al2O3 +   6NaOH   
2Na3AlO2 +  6H2O
Adapun sifat fisikanya
sebagai berikut:
Reaksi – reaksi ion Al33+dalam air
Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.
Al3+ + H2 [Al(H2O)6]3+
Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+(aq))
Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron
dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.
[ Al(H2O)6)]3+ + H2O [Al(H2O)5(OH)2+] + H3O
Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa
yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan aluminium, ion
H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .
[Al(H2O)6]3+ + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.
[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq) Larutan jenuh
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,
melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen,
melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga
jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan
aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis. Lapisan
oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi
aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.

Beberapa senyawa aluminium


Aluminium oksida (Al2O3)
    Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi
dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor pembentukan
aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk
mereduksi oksida-oksida logam lain.Besi(III)oksida  dapat direduksi oleh aluminium
dengan membebaskan banyak kalor :
2Al(p) + 3/2 O2(g) → Al2O3                                                + 399 kkal
Fe2O3(p) → 2 Fe(p) + 3/2 O2(g)                                           - 197 kkal
--------------------------------------------------------------------------------------
2Al (p)+ Fe2O3   → 2 Fe (p) + Al2O3(g)                              + 202 kkal

   Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi dan
aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC.Reaksi termit ini
dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya aluminium
oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam
lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau
hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan
hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
     Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital
hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan
tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat
sebagai asam Lewis.
     Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai
bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit
AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6      ↔       2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l)      ↔        Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
     Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai
kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO 4)2.12 H2O. Garam ini dikenal dengan
alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
     Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
     AlH3 + H+      →     AlH4+
     Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
     AlH4+ + 4H2O        →    Al(OH)3 + 4H2 + OH-
 Larutan garam – garam aluminium seperti AlCl 3 atau Al2(SO4)3bersifat asam karena
hidrolisa :
Al3+  + H2O  → AlOH2+ + H+
Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :

Al3+  + 3OH-     →     Al(OH)3


Atau
Al(H2O)63+  + 3OH-     →      Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O

Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan Al(OH) 3 oleh
karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan Al(OH)3 akan larut
dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter.

Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH-    ↔  Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p) + OH-      ↔       Al(OH)4(H2O)- + H2O

Penambahan asam :
Al(OH)3(p) + 3H+  ↔ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p)  + 3H+  ↔  Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada
kain.

 Reaksi dengan udara


Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dengan udara lembab akan
terbentuk semacam lapisan tipis oksida pada bagian permukaan. Pembakaran
dengan oksigen menghasilkan cahaya kilap.
4 Al(s) + 3O2(g)  2Al2O3
 Reaksi dengan air
Aluminium murni bereraksi dengan air murni, tetapi tidak dapat terkorosi bila air
mengandung garam. Dengan air mendidih, aluminium mengalami penguraian
dengan membebaskan hidrogen.
2Al (s) + 6H2O(l)  2 Al(OH)3 + 3 H2(g)
 Reaksi dengan alkali.
Aluminium melarutkan soda (NaOH) dengan membebaskan gas hydrogen dan
terbentuk aluminat larutan.
2 Al(s) + 2 NaOH(aq) + 2 H2O(l)  2 Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
 Reaksi dengan asam.
Aluminium larut dalam HCl dan H2SO4 pekat dengan membebaskan hidrogen.
2Al(s) + 6 HCl(aq)  2 AlCl3 (aq)+ 3H2 (g)
2 Al(s) + 6 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq)+3SO2(g) +6H2O(l)
 Reaksi dengan halogen.
Serbuk halus aluminium dapat berikatan dengan halogen bila dilewarkan
padanya.
2 Al(s) + 3 Cl2(g)  2 AlCl3
 Ion aluminium dalam larutan
Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan senyawa
aluminium dalam air adalah kecilnya ukuran dan tingginya muatan ion Al 3+ dan
tingginya energi hidrasi (-4613 kJ/mol). Jika Al 3+ bergabung dengan anion kecil
bermuatan tinggi, tingginya energi kisi yang dihasilkan pada padatannya
menyebabkan senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya Al 2O3. AlCl3 , AlBr3,
AlI3, memiliki sifat kovalen. Senyawa- senyawa tersebut sangat larut dalam air.
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak
berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air. Larutan ini memperlihatkan
reaksi asam karena hidrolisis.
 Alumunium dan Hidrogen Klorida

HgCl2 + Al2O3    2 AlCl3 + 3HgO

HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif


karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai
dengan reaksi diatas.

VI. Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan porselin 1 buah
2. Pipet tetes secukupnya
3. Corong gelas 1 buah
4. Tabung reaksi 7 buah
5. Gelas kimia 1 buah
6. Gelas ukur 1 buah
7. Kaki tiga 1 buah
8. Kasa 1 buah
9. Pembakar spiritus 1 buah

Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan NaOH 1 M
3. Larutan HgCl2 0,1 M
4. Larutan HCl 0,1 M
5. Larutan (NH4)2 S
6. Larutan Na2CO3 0,1 M
7. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
8. Lempeng Al
9. Kertas lakmus
10. Kapas
11. Kertas saring
VII. Alur Kerja
. Mengetahui sifat-sifat aluminium

Sepotong kecil lempeng aluminium

Dicelupkan sebentar kedalam tabung reaksi


yang berisi NaOH sampai timbul gas
Dicuci dengan air
Digosok-gosokkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan HgCl2
Dibiarkan beberapa menit sampai kering

Hasil Pengamatan

Reaksi :
2Al(s) + 2NaOH(aq) 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)
2Al(s) + 3HgCl2(aq) 2AlCl3(s) + 3Hg(s)

2. Mengetahui sifat-sifat aluminium

Aluminium

Dipotong menjadi bagian kecil


Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi

Tabung I Tabung I Tabung I


Berisi larutan Berisi larutan Berisi larutan
NaOH 0,1 M Na2CO3 0,1 M HCl 0,1 M

Diamati Diamati Diamati


Hasil Hasil Hasil
pengamatan pengamatan pengamatan

Reaksi :
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)
2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) 2Na[Al(OH)4](aq) +CO2(g) + 6H+(aq)
3. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium

Larutan tawas atau Larutan


Al2(SO4)3

Diuji dengan kertas lakmus merah

Hasil Pengamatan

Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq)

4. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium

1mL larutan tawas atau Larutan


Al2(SO4)3

+ larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Terbentuk endapan

+ larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Endapan larut

+ ditetesi larutan HCl 0,1 M hingga tidak


terjadi perubahan

Hasil Pengamatan
Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) Al(OH)3(s) + Na2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + Al(OH)3(s) + H2O(l)
Al2(SO4)3(aq) + HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)

5. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium

1mL larutan tawas atau


Larutan Al2(SO4)3

+ sedikit larutan (NH4)2S


Disaring

Residu Filtrat

Dicuci dengan air panas yang


banyak
Dipindahkan kedalam tabung reaksi
dengan menggunakan sedikit air
+ larutan NaOH sampai endapan
larut

Hasil
pengamatan

Reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3(NH4)2SO4(aq) +
3H2S(g)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
VIII. Hasil Pengamatan
N Alur kerja Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Simpulan
o
sebelum sesudah
1 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Lempeng Al= Al(s) + NaOH 2Al(s) + 2NaOH(aq) + Berdasarkan hasil
abu-abu (aq)= timbul praktikum dapat
6H2O(l) 
- NaOH 1 M= tak gelembung diketahui bahwa
Sepotong kecil lempeng Aluminium berwarna 2Na[Al(OH)4](aq) + logam Al reaktif
- HgCl2 = tak Al dibasahi jika bereaksi
HgCl2=menjai 3H2↑(g) dengan basa
berwarna
Dicelupkan tabung reaksi yang berisi NaOH rapuh setelah menghasilkan H2.
- Aquades= taak
1M sampai timbul gas berwarna beberapa waktu Jika direaksikan
Dicuci dengan air (mengalami korosi) 2Al(s) + 3HgCl2(aq)  dengan HgCl2
- Kapas= putih
Digosok-gosok dengan kapas yang dibasahi 2AlCl3(aq) + 3Hg↓(s) membentuk AlCl3
HgCl2(aq) yang rapuh
(menjadi serbuk)
Dibiarkan beberapa menit sampai kering Hal ini sesuai
Diamati perubahan yang terjadi dengan teori.
Dicatat hasil pengamatannya

Hasil
pengamatan
2 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - NaOH 1 M= tak - Na2CO3 Tabung 1: Berdasarkan hasil
. berwarna dipanaskan= tak 2Al(s) + 2NaOH(aq) + praktikum dapat
Aluminium - HCl= tak berwarna diketahui jika Al
6H2O(l)  bereaksi dengan
berwarna - Tb 1 = timbul
Dipotong menjadi bagian kecil - Na2CO3= tak gelembung (++) 2Na[Al(OH)4](aq) + basa atau garam
Dimasukkan dalam 3 tabung berwarna - Tb 2= timbul basa tapi tidak
3H2↑(g) bereaksi dengan
reaksi gelembung (+)
- Tb 3= tidakada Tabung 2 : asam.
gelembung 4Al (s) + 2Na2CO3 (aq) Kereaktifan:
Tb 1> Tb 2→ Tb
Tabung I Tabung I Tabung I + 7H2O (g)  3
Berisi Berisi Berisi
larutan larutan larutan HCl 4NaAl(OH)2 (aq) +
Hal ini sesuai
NaOH 0,1 Na2CO3 0,1 0,1 M 3H2(g) + CO2 ↑(g) dengan teori
M M

Diamati Diamati Diamati


Tabung 3:
2Al(s) + 6HCl(aq) 
Hasil Hasil Hasil (tidak bereaksi)
pengamatan pengamatan pengamatan
- Al semakin reaktif
pada suasana basa.
- Tingkat kereaktifan
basa>garam →asam
3 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Larutan Al2(SO4)3 - Al2(SO4)3 diuji Al2(SO4)3 tidak Berdasarkan hasil
tak berwarna dengan kertas mengubah warna kertas praktikum dapat
Larutan Al2(SO4)3 - Kertas lakmus= lakmus merah lakmus merah. diketahui bahwa
merah tidak mengalami Al2(SO4)3 bersifat
Diuji dengan kertas lakmus merah perubahan warna asam ditandai
Diamati dan dicatat perubahannya dengan tidak
berubahnya kertas
Hasil pengamatan lakmus merah.
Hasil pengamatan
Hal ini sesuai
dengan teori.
4 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium - Larutan NaOH = - Al2(SO4)3 + Al2(SO4)3(aq) + Berdasarkan hasil
tak berwarna NaOH pada praktikum dapat
1mL larutan tawas atau Larutan 6NaOH(aq)  diketahui bahwa
- Larutan HCl= tak tetesan ke-100
Al2(SO4)3 berwarna mulai keruh 2Al(OH)3↓(s) + Al bersifat
- Larutan Al2(SO4)3 - Tetesan ke 200 amfoter, dapat
3Na2SO4(aq) membentuk
+ larutan NaOH 0,1 M tetes demi tak berwarna jernih kembali
tetes - Al2(SO4)3 + endapan pada
NaOH + HCl penambahan
Terbentuk endapan Al(OH)3(s) +
tetesan ke 20 sedikit asam atau
jernih kembali NaOH(aq)  basa dan
+ larutan NaOH 0,1 M tetes demi membentuk
tetes Na[Al(OH)4](aq) larutan pada
Endapan larut asam/basa
berlebih.
+ ditetesi larutan HCl 0,1 M hingga Na[Al(OH)4](aq) +
tidak terjadi perubahan HCl(aq) 
Al(OH)3↓(s) +
Hasil Pengamatan
NaCl(aq) + H2O(l)
Al(OH)3(s) + HCl(aq)
 AlCl3(aq) + 3H2O(l)
IX. Pembahasan
Percobaan 1
Percobaan ke pertama ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari aluminium
dengan menambahkan reagen seperti NaOH dan HgCl2. Dalam percobaan ini, langkah
pertama yang dilakukan adalah mengambil sepotong kecil lempeng aluminium yang
berwarna abu-abu, kemudian memasukkan lempeng tersebut ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan NaOH 2M. Secara teori, jika logam aluminium direaksikan dengan
hidroksida alkali akan terbentuk larutan tetra hidroksoaluminat (kompleks) dan gas
hidrogen. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium
tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Aluminium adalah tervalen dalam
senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak
berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Syarat untuk membentuk senyawa
kompleks yaitu : 1. Ukuran atom kecil 2. Muatannya besar 3. Adanya orbital kosong
pada energi rendah untuk membentuk ikatan. Aluminium mempunyai salah satu syarat
untuk membentuk senyawa kompleks yaitu ion Aluminium memiliki muatan yang
besar yaitu +3. Ion Al3+ mempunyai gaya tarik terhadap elektron yang cenderung besar
sehingga ketika unsur lain menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk berikatan
dengan ion aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh ion aluminium
karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang stabil. Sehingga ion Al3+ yang
mampu untuk menarik elektron dari unsur lain tersebut menyebabkan aluminium yang
termasuk unsur golongan utama dapat membentuk senyawa kompleks.
Sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana tidak terbentuk endapan saat
lempeng aluminium ditambahkan NaOH yang menandakan terbentuknya suatu
kompleks tetra hidroksoaluminat tersebut. Selain itu pada percobaan ini timbul
gelembung-gelembung gas diatas lempeng aluminium yang menandakan
terbentuknya gas H2 seperti disebutkan pada teori. Reaksi lempeng aluminium
dengan larutan NaOH 2M ditunjukkan sebagai berikut :
Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(aq) → 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Tetrahidroksoaluminat
Langkah selanjutnya adalah mengambil lempeng aluminium yang berada
didalam tabung reaksi lalu dicuci dengan air untuk menetralkan sisa NaOH yang
masih menempel pada lempeng aluminum. Fungsi pencucian dengan menggunakan
air yaitu agar sisa-sisa NaOH benar-benar hilang. Selanjutnya menyiapkan sedikit
kapas yang sebelumnya telah dibasahi larutan HgCl2 0,1 M. Kapas tersebut lalu
digosok-gosokkan pada lempeng aluminium yang telah dicuci dengan air tadi. Secara
teori akan terbentuk amalgam aluminium dan ion-ion aluminium melarut seperti
persamaan reaksi berikut :
Al(s) + HgCl2(aq) → AlCl3(aq) + Hg(s)

HgCl2 berfungsi sebagai zat pengoksidasi dalam percobaan ini. Persamaan


reaksinya sebagai berikut :
Al3+(aq)+ O2(g) → Al2O3(s)
Merkurium (Hg) yang tersisa [Al(s) + HgCl 2(aq) → AlCl3(aq) + Hg(s) ]
akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium yang akan dioksidasikan
kembali, maka sejumlah besar aluminium akan terkorosikan sehingga menjadi rapuh.
Berikut gambar alumunium setelah didiamkan diudara terbuka beberapa waktu.

Setelah langkah diatas, lempeng aluminium dibiarkan sampai kering, maka


lempeng aluminium berwarna putih namun tidak mengkilat karena lapisannya telah
terkelupas oleh HgCl2.

Percobaan 2

Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat aluminium jika direaksikan


dengan asam kuat, basa kuat dan garam basa. Percobaan ini dilakukan dengan cara
menyiapkan 3 lempeng kecil aluminium kemudian masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berturut-turut berisi basa kuat (NaOH), garam basa
(Na2CO3), dan asam kuat (HCl). Berdasarkan teori, lempeng aluminium akan
membentuk senyawa kompleks tetrahidroksoaluminat dan gas hidrogen jika
direaksikan dengan hidroksida alkali. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan
kami, dimana dihasilkan gelembung-gelembung gas (++) yang dideteksi merupakan
gas hidrogen (H2). Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk
kompleks hidroksoaluminat [Al(OH)4]- yang berwujud larutan tidak berwarna.
Reaksi aluminium dengan NaOH ditunjukkan sebagai berikut :
Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(aq) → 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Tetrahidroksoaluminat
Langkah kedua adalah mereaksikan lempeng aluminium dengan garam basa
Na2CO3. Secara teori akan dihasilkan gas CO2 dan asam (H+) dari penguraian larutan
Na2CO3. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana dihasilkan
gelembung-gelembung gas(+) diatas lempeng aluminium yang diketahui merupakan
gas CO2 yang dihasilkan. Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk
kompleks hidroksoaluminat [Al(OH)4]- yang berwujud larutan tidak berwarna.
Karena direaksikan dengan suatu garam basa, maka untuk menetralkan muatan
dihasilkan suatu asam. Reaksi aluminium dengan suatu garam basa ditunjukkan
sebagai berikut :
2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) → 2Na[Al(OH)4](aq) + CO2(g) + 6H+
(aq)
Langkah ketiga adalah mereaksikan lempeng aluminium dengan asam kuat,
yaitu HCl. Secara teori, asam klorida yang direaksikan dengan aluminium tidak akan
melarutkan aluminium. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana
tidak dihasilkan gelembung-gelembung gas. Tidak terbentuknya endapan
menandakan bahwa terbentuk Al3+ dan Cl- atau senyawa AlCl3 yang berwujud larutan
tidak berwarna.
Dari 3 langkah percobaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa aluminium
reaktif terhadap basa,garam basa tetapi tidak bereaksi dengan asam. Kereaktifan Tb
1>Tb 2>Tb 3 hal ini sesuai dengan teori.

Percobaan 3
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan senyawa aluminium.
Langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan memasukkan larutan
Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
aquades dan diuji dengan kertas lakmus berwarna merah. Hasil yang didapatkan
pada saat uji kertas lakmus berwarna merah tidak berubah warna. Hal tersebut
dikarenakan Al2(SO4)3 merupakan garam yang bersifat asam karena terbentuk dari
basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4. Dan
dapat disimpulkan hasil uji kertas lakmus menunjukkan larutan tawas Al(OH)3
bersifat asam. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah
Al2(SO4)3(aq)+ 6H2O(l) → 2Al(OH)3(s)+ 3H2SO4(aq)
Percobaan 4
Pada percobaan 4 ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan ammonium
hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu
melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa (lebih tepatnya,
baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil. Langkah yang dilakukan yaitu
dengan mereaksikannya dengan NaOH dan HCl. 1 mL larutan Al 2(SO4)3 0,1 M
dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai
terjadi endapan dan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan pada saat tetesan
NaOH 200 . Reaksinya adalah :
Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq)  Na2SO4(aq) + Al(OH)3(s)
Setelah terbentuk endapan Al(OH)3, ke dalam larutan terus ditetesi dengan
NaOH tetes demi tetes sampai endapan larut kembali, pada tetesan ke 200 Al(OH)3
larut kembali. Hal ini menandakan bahwa endapan yang terbentuk telah larut
kembali. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang diendapan
dapat melarut lagi. Endapan ini larut kembali karena terbantuknya senyawa
kompleks Na[Al(OH)4] yang jernih dan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah :
Al(OH)3(s)+ NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga dapat
bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Larutan Na[Al(OH) 4] yang terbentuk
kemudian ditambah dengan HCl 1 M tetes demi tetes sampai terbentuk endapan
kembali. Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan setelah tetesan HCl yang ke 5.
Endapan ini merupakan endapan Al(OH)3 yang kembali mengendap karena
penambahan HCl menyebabkan larutan tepat jenuh.. Reaksi yang terjadi adalah :
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq)  Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O(l)
Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi larutan HCl tetes demi tetes
sampai endapan melarut kembali. Larutan menjadi jernih dan endapan melarut pada
tetesan HCl yang ke 20. Endapan melarut dan membentuk senyawa AlCl3.Reaksi
yang terjadi adalah :
Al2(SO4)3 + NaOH + HCl tetesan ke 20 jernih kembali
Al(OH)3(s)+ HCl(aq)  AlCl3(aq) + H2O(l)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai basa sehingga dapat
bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl.

X. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan pertama, dapat diketahui bahwa
logam Al reaktif jika bereaksi terhadap basa menghasilkan H 2. Jika direaksikan dengan
HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh (menjadi serbuk) karena mengalami korosi..
Untuk percobaan kedua, untuk membuktikan bahwa Al bereaksi dengan
basa atau garam basa tapi tidak bereaksi dengan asam, hal ini terbukti ditandai
dengan ada tidaknya gelembung saat direaksikan.
Berdasarkan percobaan ketiga dapat diketahui bahwa alumunium bersifat
asam ditandai dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah yang dicelupkan
dalam larutan Al2(SO4)3.
Berdasarkan percobaan keempat dapat diketahui bahwa Al bersifat amfoter, dapat
membentuk endapan pada penambahan sedikit asam atau basa dan membentuk larutan
pada asam/basa berlebih.

XI. Jawaban Pertanyaan


1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan!
Jawaban:
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemahsekaligusasam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4). Karena Al(OH)3 dapat
bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat amfoter. Sifat asam basa
Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi asam basanya berikut: 
Al(OH)3 (asam) +NaOH (basa)  NaAl(OH)4
Al(OH)3 (basa) + 3HCl (asam)  AlCl3 + 3H2O
Senyawa aluminium memiliki sifat amfoter, seperti dibuktikan dalam percobaan ke
empat, yakni mereaksikan Al2(SO4)3 dengan basa kuat dan asam kuat. Senyawa
aluminium ini dikatakan bersifat amfoter karena dapat bertindak sebagai asam ketika
bereaksi dengan basa kuat yakni NaOH dan dapat bertindak sebagai basa ketika
bereaksi dengan Asam kuat yakni HCl. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan
basa (penambahan NaOH) maka senyawa aluminium bersifat asam. Hal ini
ditunjukkan dengan penambahan basa dapat membuat larutan membentuk endapan
namun pada penambahan basa berlebih dapat membuat endapan menjadi larut
sempurna di semua bagian. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan asam
(Penambahan HCl) maka senyawa aluminium bersifat basa. Hal ini ditunjukkan
dengan penambahan asam dapat membuat larutan membentuk endapan namun pada
penambahan asam berlebih dapat membuat endapan menjadi larut sempurna di semua
bagian. Sifat amfoter dari senyawa aluminium ini dipengaruhi oleh sifat zat yang
direaksikan dengan aluminium.

2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut!


Jawaban:
Percobaan 1
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6 H2O Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)
2Al(s) + 3HgCl2(aq)2AlCl3 + 3Hg(s)

Percobaan 2
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6 H2O(l)2 Na[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g)
4 Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g) 4Na[Al(OH)4](aq) + 2 CO2 (g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2 (g)

Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + 3H2O(l)2Al2O3 (aq) + 3H2SO4(aq)

Percobaan 4
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 2Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq)  NaAl(OH)4(aq)
Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq)  Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)
Al(OH)3 (s) +HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)

Percobaan 5
Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g) +3 (NH4)2SO4
(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)

3. Jelaskan kegunaan aluminium!


Jawaban:
a. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga. Karena
memiliki daya hantar listrik yang baik ini aluminiumdigunakan pada kabel listrik
menggantikan tembaga yang harganya lebih mahal.
b. Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan
aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen yang terdapat di udara
menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang terbentuk tidak mudah terkelupas
sehingga dapat melindungi permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar
tidak terjadi oksidai berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk
merupakan lapisan tembus cahaya sehingga aluminium seolah-olah tidak berubah
(tetap mengkilat).
c. Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan menarik.
d. Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam aslinya
sehingga sering dicampur pada minyak cat (vernis) menghasilkan cat metalik yang
harganya relatif labih mahal dibanding cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan
digunakan pada barang-barang mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat
dapat memantulkan cahaya yang lebih banyak.
e. Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat dalam bahan
makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan alat-alat rumah tangga misanya panci. Dan aluminium dijadikan kertas
aluminium yang sangat tipis yang digunakan sebagai pembungkus rokok, gula,
bumbu masak dan beberapa keperluan lain.
f. Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan Mn dapat
digunakan menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat besi. Misalnya dalam
pembuatan bingkai pintu dan jendela.

XII. Daftar Pustaka


Lee, J. D. .1979. Concise Inorganik Chemistry .London: University and Professional
Division.
Muchlis, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya : Jurusan
Kimia Unesa.
Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium. (online)http://www.chem-is-try.org. (Diakses
pada 3 November 2015 pukul 23.30 WIB)
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta: UNY
Press.
Svehla, G. .1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.
Wulandari.2014. Laporan Praktikum Alumunium .(online)
https://wulandakeelah24.wordpress.com/2014/10/09/alat-alat-lab-kimia-yang-
terbuat-dari-kimia (diakses pada 3 November 2014 pukul 23.59 WIB)
LAMPIRAN GAMBAR
PRAKTIKUM ALUMUNIUM

No gambar keterangan warna


.
1. dimasukkan NaOH NaOH:tak berwarna
ke dalam tabung
reaksi yang berisi
lempeng Al

Terbentuk
gelembung


Lempeng diolesi
larutan HgCl2

Alumunium
mengalami korosi

2. Dimasukkan
lempeng Al dalam 3
tabung reaksi
Tb 1+ NaOH Warna: tak
berwarna

Tb 2 + Na2CO3 Warna: tak


panas berwarna

Tb 3+ HCl Tb 1: ada
Dibndingkan ketiga gelembung (++)
tabung Tb 2: ada
gelembung (+)
Tb 3: tidak ada
gelembung

3. Disiapkan larutan Al2SO4 tak berwarna


Al2SO4

larutan Al2SO4 diuji Lakmus merah tetap


dengn kertas lakmus merah
merah
4. Dimasukkan
larutan Al2(SO4)3
dalam tabung reaksi

larutan Al2(SO4)3 + larutan Al2(SO4)3 +


NaOH NaOH:jernih

Anda mungkin juga menyukai