Anda di halaman 1dari 15

PROSES CETAK SABLON MANUAL

MAKALAH

Diajukan sebagai syarat untuk perbaikan nilai pada mata


pelajaran pilihan

Oleh : Anggun Tribuana

JURUSAN TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN


TELEKOMUIKASI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR KATA PENGANTAR.....................................................i
ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................1
C. Tujuan....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Cetak Sablon..............................................3
B. Pengertian Cetak Sablon.........................................3
C. Ketebalan Kain/Screen............................................5
D. Warna Kain/Screen.................................................6
E. Persyaratan Kain......................................................6
F. Peralatan Sablon......................................................6
G. Proses Penyablonan................................................7
H. Proses Cetak Sablon................................................8
I. Cara Kerja teknik Sablon..........................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................10
B. Saran......................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sablon adalah teknik mencetak dalam berbagai media seperti kaos,
kaos, plastik, kertas, kaca, kayu dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu berupa screen sablon (atau sering juga
disebut film sablon). Kegiatan menyablon sekilas tampak mudah
dan sederhana, pada prakteknya menyablon membutuhkan
kemampuan khusus untuk mendapatkan hasil yang
berkualitas.Keunggulan dari teknik sablon adalah bisa mencetak
dengan jumlah yang banyak, hasil relatif stabil, bisa menghasilkan
beberapa efek menarik, biaya cetak cukup terjangkau. Selain itu,
banyak sekali yang berminat untuk mempelajari sablon karena teknik
sablon ini cukup mudah untuk dipelajari dan tidak membutuhkan
modal yang terlalu besar untuk memulainya, bila dibandingkan
dengan usaha percetakan lainnya. Dalam proses sablon sebenarnya,
ada begitu banyak hal dan peralatan yang kita perlukan agar
memperoleh hasil sablon yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang muncul dan akan dibahas pada
makalah ini diantaranya: 1. Alat apa saja yang dibutuhkan dalam
melakukan proses penyablonan secara manual? 2. Bahan apa saja
yang dibutuhkan dalam melakukan proses penyablonan secara
manual? 3. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan proses
penyablonan secara manual?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini diantaranya
membahas tentang 1. Alat apa saja yang dibutuhkan dalam
melakukan proses penyablonan secara manual?
BAB II
PEMBAHASAN

Salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa


memerlukan investasi yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan
dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Walaupun dalam
realisasinya bahwa teknik cetak sablon hanya bagian dari
wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih sangat
signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup
kemungkinan dengan adanya perkembangan teknologi dalam
industri, teknik cetak sablon saat ini telah dikembangkan dengan
menggunakan komputer dalam hal pembentukan gambarnya pada
screen (computer to screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak
sablon juga sudah merambah ke berbagai industri seperti :
industri keramik, elektronik, packaging, tekstil, garmen, dan industri
umum. Hal ini sangat terasa, karena seluruh sentra-sentra kehidupan
masyarakat hampir tidak lepas dari adanya pemanfaatan teknik
cetak ini.

A. SEJARAH CETAK SABLON


Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan
oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 & Zikukeo Hirose pada
tahun 1822-1890 berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon
dikembangkan untuk pencetakan kimono yang merupakan pakaian
khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang
hingga ke daratan Eropa pada tahun 1851-1862 dan kemudian
pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk
autotype. Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang
berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik
cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika
Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak
sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946
MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.

B. PENGERTIAN CETAK SABLON


Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu
citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas,
kayu, metal, 4 kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling
sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang
dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar
maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut
selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau
original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki
tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang
halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga
melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah
film hand cut. Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke
atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah
bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi
sebagai pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu
menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan
berlangsung.
Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain
secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang
disebut <tusche= dan kemudian menutup keseluruhan sablonan
dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar
diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan
alat penyaring.Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon
mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang
semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka
istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan <silk screen printing=
yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera
harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik,
serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti
dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya.

C. KETEBALAN KAIN/SCREEN
Menyablon dapat didefinisikan sebagai kegiatan cetak mencetak
grafis diatas bahan dalam bentuk tertentu sesuai yang dikehendaki
oleh pembuatnya. Dalam proses pengerjaannya, sablon ini biasa
dibuat dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon. Kain screen
sablon merupakan kain yang berfungsi untuk menyaring tinta, lem,
bubuk, dan sebagainya. Kain screen ini terpasang pada frame atau
bingkai khusus berbahan aluminium ataupun kayu.
Sesuai desain dan tujuan pemakaiannya kain screen sablon ini
sebenarnya memiliki nomor yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Fungsi nomor pada kain screen adalah untuk mengetahui
banyaknya helai kain yang dijahit dalam rentan sentimeter. Sebutan
yang paling populer yaitu Tick (T) dan Mesh (M).
Tick (T)
merupakan istilah yang biasanya dipakai di asia (seperti Jepang dan
Korea). Perhitungannya adalah jumlah benang yang dijahit setiap 1
cm. Misalnya T 48 berarti ada 48 benang setiap 1 cm.
Mesh (M)
merupakan istilah yang biasanya dipakai di eropa. Penghitungannya
adalah jumlah benang yang dijahit setiap 2.5 cm (1 inch). Misalnya M
100 berarti ada 100 benang setiap 2,5 cm.
Rumus konversinya antara T dan M tersebut adalah (M: 2,5) T. Mesh
100 apabila di konversikan menjadi Takan menjadi T40.

D. WARNA KAIN/SCREEN
Kain (screen) pada umumnya berwarna putih. Tapi seringkali kain
berwarna putih dan pada waktu dilakukan proses penyinaran
akan menimbulkan gejala pemantulan kembali yang dapat
mengakibatkan terjadinya kekurangan penyinaran. Untuk
mengatasi masalah tersebut pada umumnya kain dibuat berwarna
kuning, jingga dan merah. Sehingga kain berwarna digunakan
untuk menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada
waktu penyinaran stensil foto sistem direct (langsung), sistem
direct/indirect (langsung/tidak langsung), maupun sistem cappilary
(kafilek).

E. PERSYARATAN KAIN
Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada kain
(screen) serta peningkatan definisi hasil ceta sablon, maka diperlukan
persyaratan khusus untuk jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun
persyaratan-persyaratannya adalah sebagai berikut:

1. Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain
harus ditarik untuk mendapatkan tingkat keregangan pada
permukaan bingkai serta pada waktu dilakukan proses pencetakan
screen tidak boleh menyentuh bahan cetak, dengan jarak kira-kira 3-5
milimeter, maka kain haruslah lentur.
2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.
Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk
pengendalian penyaluran tinta cetak.
3. Tahan terhadap bahan kimia.
Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain
selaluberhubungan dengan bahan kimia seperti stensil foto, tinta
cetak, dan bahan pencuci atau pembersih, maka kain harus dapat
tetap bertahan atau tidak mudah rusak.
4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang
maka kain harus mudah dibersihkan.

F. PERALATAN SABLON
1. Screen Sablon

Screen sablon merupakan media yang dapat difungsikan sebagai


perantara tinta sablon dengan obyek atau media sablon. Screen
sablon terdiri dari rangka kayu atau alumunium (midangan) dan kain
kassa (kain screen). Ukuran screen yang biasa digunakan untuk
membuat sablon sendiri bermacam-macam. Mulai dari screen
berukuran 15 cmx 25 cm atao 30cm x 40cm sampai ukuran 8 meter
yang biasa dipakai untuk membuat spanduk.
2. Film Sablon

Film sablon merupakan gambar cetak pada media kertas yang dibuat
dengan printer laser jet sehingga memiliki kepekatan warna hitam
yang merata. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses afdruk
film ke screen.
3. Rakel

Alat ini berguna untuk mengkuaskan tinta sablon yang ada di Screen
supaya tercipta gambar di obyek sablon. Bahannya dari karet yang
diberi pegangan kayu memanjang.
4. Tinta sablon
Bermacam-macam jenis dan nama tinta bergantung dari sablonan
apa yang hendak kita buat. Tinta yang digunakan untuk membuat
sablon kaos banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos yang bisa
timbul setelah kita setrika.
5. Cairan-cairan pencampur.

Cairan ini berguna untuk mencamparkan tinta agar sesuai dengan


tingkat kekentalan and warnanya. Bisa cairan M3. M3 Super, tinner,
minyak tanah, dan sebagainya.
6. Meja sablon.
Meja ini berguna untuk meletakan obyek sablonan. Meja sablon
terbuat dari rangka besi/kayu. Di bagian atas adalah kaca transparan,
dan dibawahnya diletakkan lampu neon agar bisa terlihat jelas saat
menyablon.
7. Hair dryer.

Alat ini berguna untuk mengeringkan sablonan.


8. Lampu Neon.

Lampu ini diletakkan di bawah kaca meja yang ditempel dengan


rangka besi ataupun kayu.
9. Tempat penjemuran.
Alat ini bisa berupa kayu panjang berukuran 1,5 meter untuk tempat
menjemur kaos yang sudah disablon agar cepat kering Jumlahnya
tergantung banyaknya kaos yang disablon, Peran sinar matahari terik
sangat dibutuhkan agar proses pengeringan lebih cepat.

G. PROSES PENYABLONAN

1. Lapisi layar oleh cairan emulsi hingga membentuk lapisan tipis,


lakukan dengan bantuan rakel di ruang gelap
2. Tunggu lapisan emulsi hingga kering
3. Print desain yang diinginkan pada plastik atau kertas transparan
seperti kalkir
4. Setelah lapisan emulsi kering, letakkan desain yang telah di print ke
atas screen dan press menggunakan busa
5. Tekan screen dengan kaca lalu sinari screen dan desain tersebut
dengan sinat ultraviolet (UV), bisa langsung di bawah sinar matahari
atau menggunakan alat eksposur
6. Setelah dijemur, gambar desain akan terbentuk di screen
7. Siram screen dengan air atau dicuci secara perlahan
8. Keringkan screen dibawah sinar matahari
9. Setelah kering, rekatkan lakban di pinggiran dari keempat sisi
screen untuk menghindari kebocoran cat
10. Tempatkan screen di atas kain atau media yang ingin disablon
pastikan screen tidak akan geser saat penyablonan dilakukan
11. Lakukan penyablonan dengan cara menuangkan tinta atau cat
pada screen secukupnya
12. Ratakan cat dengan bantuan rakel sembari ditekan dari atas ke
bawah beberapa kali agar warna merata
13. Jika menggunakan lebih dari satu warna, gunakan screen yang lain
(satu screen hanya untuk satu warna)
14. Setelah penyablonan selesai, keringkan cat dengan hairdryer
15. Screen bisa dicuci menggunakan air ataupun pencuci cat agar
kembali bersih

H. PROSES CETAK SABLON


Ada pun tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proses cetak
sablon. adalah :
1. Pembuatan Desain
Dalam memulai sesuatu tentunya harus memiliki rancangan atau
desain. Ini untuk memudahkan dalam pembuatanya. Desain ini
berupa gambar ataupun text yang menjadi pola cetak sablon, desain
cetak sablon ini dapat dibuat dengan manual ataupun digital. Untuk
desain manual biasanya menggunakan tinta hitam pekat digambar
menggunkan tangan di atas kertas kalkir, ketentuan dalam desain
adalah kepekatan tinta dalam gambar harus merata. Sedangkan jika
menggunakan desain digital dapat dibuat di komputer dengan
menggunakan software grafis seperti Photoshop, atau Corel Draw,
hasil olahan gambar ini kemudian di Print di atas kertas kalkir dengan
warna hitam putih. Adapun alternatif lain untuk mengganti kertas
kalkir dengan memakai kertas HVS tetapi setelah gambar selesai
harus di oleskan minyak kelapa, ini berfungsi memberikan agar sinar
dapat masuk lewat kertas yang bening pada proses pengafdrukan
2. Proses afdruk Film (Eksposing)
Proses afdruk Film adalah proses pemindahan gambar model ke
screen dengan menggunakan cahaya ultra violet Bahan yang
dipergunakan adalah larutan emulsi dan sensitizer. Proses afdruk
dimulai dari melarutkan cairan emulsi dengan sensitizer dengan
perbandingan 9:1 yang kemudian dioleskan secara merata pada kain
screen. Kemudian kain screen di keringkan dengan memakai kipas
angin atau hairdryer, pada proses ini dilakukan diruang gelap untuk
menghindari sinar UV membakar lapisan afdrak, karena jikan kena
sinar UV dapat diyakinkan proses ini akan gagal. Setelah proses
pengerigan awal ini selesai di lanjutkan proses penyinaran dengan
menutup dengan film atau desain yang telah kita buat dengan kertas
kalkir tadi.

I. CARA KERJA TEKNIK SABLON


Secara sederhana, proses menyablon dapat di uraikan secara berikut:
1. Membuat master cetak dengan menggunakan screen sablon yang
kita miliki.
2. Afdruk screen sablon
3. Tuangkan tinta yang disesuaikan dengan bahan yang digunakan
(Contoh bahan kaos kita sablon dengan tinta sablon kaos) diatas
screen
4. Ratakan tinta di screen sablon menggunakan rakel sablon agar
dapat tersalurkan melalui lubang screen yang tidak terafdruk
sehingga mencetak gambar yang kita inginkan
5. Setelah tercetak sempurna, keringkan tinta tersebut. Proses yang
diterangkan diatas hanya ilustrasi sederhana, namun dalam proses
sablon sebenarnya, ada begitu banyak hal dan peralatan yang kita
perlukan agar memperoleh hasil sablon yang baik.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari bahasan makalah yang penyusun buat ini dapat disimpulkan
bahwa Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan
suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti:
kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. untuk
mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari
suatu rancangan desain

B. SARAN
Demikian makalah yang dapat penyusun buat, semoga bermanfaat.
Jika ada kekurangan mohon dimaafkan. Jika ada kritik dan saran
mohon disampaikan karena kritik dan saran pembaca sangat berguna
bagi perbaikan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai