PENDAHULUAN
Proses Pra-cetak:
1. Persiapan bahan kertas: seperti kertas HVS, BC, kenstruk, doorslags, matte paper, NCR,
kertas wangi, duplex, ivory, dsb disesuaikan dengan keperluan. Bisa juga blanko cetak, yaitu
bahan cetak yang ukuran dan bentuknya telah jadi dan tinggal masuk ke proses cetak.
2. Setting Komputer: format yang akan dibuat pada barang cetakkan.. ukuran, naskah, serta
desain grafisnya ditentukan di sini, dan biasanya diakhiri dengan diprint di kertas HVS, kertas
kalkir, atau film repro.
3. Rekam Plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam dicopy) ke pelat kertas
atau pelat aluminium (paper plate/aluminium plate) sehingga naskah cetakkan pun terdapat di
atasnya, dan plat cetak inilah yang akan dipasang pada mesin cetak. Bikin matres untuk foil atau
emboss (bila diperlukan).
Proses Cetak:
1. Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses pracetak tadi lalu dipasang di
mesin cetak, dan ditempatkan di posisinya masing-masing berdasarkan fungsinya. Plat cetak
dipasang di atas roll yang terdapat di atas mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat
mendatar di bawah roll tersebut. Dan tinta pun dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai
yang diinginkan)
2. Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau terpasang, maka mesin pun dijalankan..
dan terjadilah proses cetak. Tinta bersinggungan roll yang telah terpasang plat cetak, dan tinta
bersinggungan pula dengan bahan kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan naskah yang
ada di plat cetak ke bahan kertas tersebut melalui tinta, dan kertas pun keluar satu persatu berisi
naskah yang sudah jadi.
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Printing/Cetak.
Proses Finishing, diantaranya:
1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa kertas hasil cetak tadi
menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan kertas.
2. Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar “mengkilat” seperti warna emas, perak,
biru, merah, dsb.
3. Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau gambar, dimana hiasan tersebut
berbentuk kertas yang timbul atau tenggelam akibat matres.
4. Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV, dsb. Kertas cetak tadi dilapisi dengan
plastik mengkilat atau plastik buram/dop pada bagian luarnya sehingga menimbulkan kesan
estetis tersendiri.
5. Pon’s, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan pisau mesin pons.
Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus, dsb.
7. Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat, nomerator, lipat susun/sisip, membungkus
dengan plastik, dsb. tergantung keperluan
D. Penyelesaian Grafika
Didalam tahapan grafika, penyelesaian adalah suatu proses akhir yang dilakukan oleh tim juru
cetak yang menyangkut sablon dan stensil(untuk cetak manual era 80-90 an) pembuatan plat
cetak, mencetak dan penjilidan.
Selain itu didalam Tim penyelesaian ini ada tim yang tugasnya Mengkalkulasi Biaya Cetak
(akan di bahas secara rumus pada menu Kalkulasi)
Berikut ini beberapa tehnik dan pembahasan kegiatan-kegiatan Penyelesaian grafika.
E. Pelapisan atau Laminasi
Potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan letakkan film dengan sisi emulsi menghadap
ke atas pada permukaan yang datar, rata dan licin, misalnya pada permukaan meja yang diberi
lapisan melamin. Pastikan agar tidak ada bagian yang menonjol, debu, kotoran, ataupun
tergores yang dapat mengakibatkan stensil cacat atau rusak.
Hamparkan bingkai cetak yang terpasang screen ke atas film stensil, dan pastikan agar terjadi
kontak yang baik (betul-betul rapat). selanjutnya tuangkan stensil photo ke atas saringan
sepanjang potongan film stensil. Menggunakan rakel yang bertepi bulat dan lunak sapukan
secara merata stensil photo melintasi screen. Pelapisan cukup dilakukan satu kali saja.
Untuk screen yang terbuat dari stainless steel rakel yang digunakan sebaiknya rakel yang keras
dan bertepi tajam, dan pelapisan dilakukan sebanyak 2 kali sapuan untuk memperoleh ketebalan
yang ideal.
Untuk screen kasar (T90), umumnya diperlukan 2 kali sapuan. Bersihkan kelebihan stensil photo
yang terdapat pada screen dan sebelum dilakukan pengeringan tutup bagian yang terbuka pada
screen dengan stensil photo.
Keringkan screen di bawah sinar lampu yang berwarna kuning ataupun pada ruang gelap dengan
menggunakan hembusan angin hangat. Setelah stensil photo kering selanjutnya lepaskan laposan
dasar, dan bila pada saat pelepasan lapisan dasar masih terdapat bunyi, maka tambahkan waktu
pengeringannya. Stensil photo bichromat baru dapat disinari setelah proses pelapisan selama 2
jam.
Penyinaran
Bersihkan seluruh debu dan kotorn dari permukaan stensil photo, film positif dan kaca dari
bingkai vacuum (printing down frame). lekatkan film positif pada bagian bawah dari stensil.
Letakkan stensil photo pada vacuum frame yang dilengkapi dengan karet blanket fleksibel.
Penyinaran yang kurang (under exposure) akan mengakibatkan stensil photo lemah, serta
mengurangi daya tahannya terhadap pelarut.
Pengembangan dan pengeringan
Setelah proses penyinaran basahi stensil photo pada kedua sisinya dengan menggunakan air
dingin atau hangat dengan menggunakan penyemprot bertekanan lembut. Bilas sisi stensil
sambil menyemprot bagian dalamnya. serap sisa air menggunakan kertas koran atau chamois,
selanjutnya keringkan screen menggunakan pemanas dengan temperatur 30 derajat Celcius.
Tutup bagian berlubang dengan menggunakan bahan stensil photo yang lama atau dengan
Autotype blue maupun dengan Regular filler.
Lampu 5kw Metal Halide dengan stensil photo diazo 2-3 menit, sedangkan dengan stensil photo
bichromat 1-2 menit
UV fluoresent tube dengan stensil photo diazo 8-10 menit, sedangkan dengan stensil photo
bichromat 6-8 menit
Cahaya matahari (terik) dengan stensil photo diazo 1-2 menit, sedangkan dengan stensil photo
bichromat 1-1.5 menit.
Finishing
Proses terakhir dari cetakan yaitu finishing.
Terdapat bermacam-macam proses finishing,
diantaranya adalah :
- Pemotongan : memotong bahan yang sudah dicetak sesuai dengan area yang kita inginkan.
Contoh mesin potong:
- Porporasi : untuk memudahkan penyobekan kertas, biasa digunakan pada cetakan tiket.
- Nomerator : pemberian nomer mulai dari 0001 sampai dengan selesai.
Contoh mesin Nomerator :
- Jahit kawat : menyatukan isi dan cover cetak biasa digunakan pada cetakan buku dan majalah.
Contoh mesin Jahit kawat:
- Laminating (glossy dan doff) : pelapisan pada cetakan supaya lebih awet dan menarik.
- Hotprint : Pemberian efek panas pada maal dan menempelkannya pada cetakan dengan
memberi kertas hotprint diatas permukaan cetak
- Embos : memberi efek 3D bagian cetak tertentu.
- Potong Khusus : memotong cetakan dengan area sesuai dengan mal pond, dan menggunakan
mesin khusus/mesin Pond.
Contoh mesin Pond:
- Susun dan Jilid : menyatkukan bagian cetak dari setiap halaman hehingga pengaturannya
sesuai menurut halaman.
Contoh mesin susun kertas (Collator):
- Blok Lem : menyatukan rangkaian cover dan isi cetakan buku menggunakan lem khusus yang
dipanaskan.
Contoh mesin Blok Lem:
atau dapat juga menggunakan mesin DUPLO yang dirangkai khusus untuk mempercepat /
meringkas penjilidan setelah proses cetak, yang pada umumnya memerlukan banyak tenaga
dalam proses ini.
Contoh mesin finishing DUPLO:
Dengan proses finishing ini maka hasil cetakan akan tampak lebih indah dan menarik.
Contoh-contoh dari proses finishing :
Buku / majalah : susun halaman (collator), jahit kawat, Blok lem
Kwintansi : perporasi, nomerator, susun dan jilid
Undangan : Hotprint dan Embos
Brosur : Laminasi Glossy / Doff
Demikian sedikit pengetahuan kami dalam industri grafika, semoga bermanfaat untuk kita
semua dan kami mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penjelasan kami.
F. Cetak Tinggi ( Printing Hight )
Cetak tinggi adalah ragam karya seni grafis yang pembuatannya melalui proses pembataan
cetakan dari bahan yang di cuil atau dicungkil sehingga permukaannya akan menjadi tinggi dan
juga rendah (relief). Nanti bagian yang tinggi ini akan dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol
karet. Setelah iti dicetak lagi pada lembaran kertas sehingga nantinya akan membentuk gambar
yang sesuai dengan cetakan yang telah dibuat tadi.
Bahan yang digunakan untuk cetak tinggi ini adalah karetm hardboard, alumunium, kayu, cat
minyak, tinta, kertas karton, kertas tela. Untuk alatnya adalah Pisau dan penggaris. Cetak tinggi
ini contohnya bisa kita lihat pada pembuatan stempel atau cap.
A. Kesimpulan
Percetakan Offset adalah sebuah proses industri untuk pemproduksikan massal tulisan
dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Merupakan
sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi termasuk didalam sebuah
prosesnya yang dikenal sebagai OFFSET Printing.
Banyak buku dan koran sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan
offset printing. Biasanya image yang akan dicetak terlebih dahulu dilukiskan ke atas pelat offset
printing dengan bantuan printer laser kemudian pelat ini akan diolah mesin cetak menjadi pola
penintaan yang akan ditimpakan ke atas kertas cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan
menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset printing sekaligus.
Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan
percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser. Dikenal pula teknik cetak poly
untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan
kesan menonjol kepada kertas.
B. Saran
Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari
hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan
saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya
selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sijanggut.blogdetik.com/2012/07/20/pengertian-dan-cara-kerja-cetak-offset/
http://bralingku.blogspot.com/2012/05/pengertian-offset.html
http://masbadar.com/mengenal-dasar-dasar-cetak-offset-printing/