Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PERKEMBANGAN DUNIA

GRAFIKA

DISUSUN OLEH :

DIMAS ALANG ILALANG

ERI APRILLIYANI

FABILA TIARA PUSPA

FAIZAL NUR ARIFIN

GHUFRAN ABDI D.I

HAFIDUN NISAI

IBNU AZIS

LISA ANGGRAINI

LULU LATHIFAH

MAULANA SYARIF USTMAN

MAYANDHA ZULFA P.U

MEGAN FEBBY ANTIKA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ranah percetakan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan, tak


hanya digunakan dalam percekaan buka terkadang ranah ini bisa mencakup
ranah promosi baik yang bersifat sticker maupun kaos. Dalan salah satu
teknik yang kini sering digunakan adalah teknik cetak offset. Dikutip dari
wikipedia bahwa pengertian cetak offset adalah teknik cetak yang dipakai,
di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- offset) terlebih dahulu
dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak.

Pada saat pengkombinasian dengan proses litografi, yang


berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik
offset printing memakai sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di
mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink
rollers), disamping itu area yang yang tidak dicetak menarik air, menjadikan
area yang tak dicetak bebas tinta.

Pengertian Cetak offset lainnya seringkali disebut juga chemical


printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak
offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak. Air yang
dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak offset, dan
minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses cetak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:

1. Apakah pengertian mesin offset ?


2. Apakah pengertian cetak datar atau offset printing ?
3. Bagaimanakah proses cetak dengan mesin percetakan offset ?
4. Apa yang dimaksud penyelesaian grafika ?
5. Apa yang dimaksud pelapisan grafika ?
6. Apa yang dimaksudcetak tinggi atau printing hight ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian mesin offset

Mesin Offset Adalah mesin cetak yg dimana dalam prosesnya sangat


bergantung pada presisi / ketepatan antara 4 warna yg paling dasar, yaitu
CMYK. Dalam proses mencari presisi ini, yang sangat berperan penting
adalah Operator yang menjalankan mesin tersebut. Apabila dalam diri
operator tidak memiliki darah/ jiwa petarung yg tinggi untuk mendapatkan
hasil maksimal.. Karena apapun mesin dan berapapun harga mesin tersebut,
tidak akan berarti tanpa adanya Operator " Petarung ". Karena hanya jiwa
Operator yang tidak pernah puas akan hasil dan selalu mencari
kemaksimalan mesin yang dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan
memuaskan.

B. Pengertian Offset Printing

Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak
dimana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian
yang tak mencetak. Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak
digunakan saat ini. Karena telah terbukti teknik cetak yang satu ini memang
memiliki banyak keunggulan dibanding teknik-teknik lainnya. Kecepatan,
kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan
utama cetak offset. Bagaimana tidak, mesin offset tersedia dalam beberapa
pilihan. Mulai dari mesin satu warna seperti Hiedelberg GTO 52,
Printmaster, Speed Master, Roland, hingga mesin-mesin web berukuran
besarpun ada. Cetak offset mengadopsi teknik cetak datar, dimana image
area dan non image area sama tingginya. Namun apakah sebenarnya cetak
offset itu.

Offset berasal dari kata set-off (beralih), dimana lapisan tinta yang
ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak tetapi
diberikan dulu kepada sebuah blanket sebagai perantaranya. Karena proses
peralihan tadi, maka dalam mesin cetak offset setidaknya terdapat tiga buah
silinder utama, yaitu silinder pelat, silinder blanket, dan silinder impresion.
Dan karena dalam cetak offset tinta harus melalui blanket terlebih dahulu
sebelum mencapai permukaan bahan cetak, maka cetak offset termasuk
teknik cetak tidak langsung.

Sama seperti stempel anda di rumah, pelat cetak offset juga terdiri
dari dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar
dan non image area. Bedanya juga pada stempel acuan cetaknya
bergelombang, maka tidak pada cetak offset, dalam cetak offset pelat cetak
yang digunakan itu datar.

Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik


cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-
menolak antara air dan minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah
yang digunakan dalam cetak offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta
yang digunakan dalam proses cetak. Bagian image area pada pelat cetak
offset terbuat dari lapisan Oleophylic yang bersifat menolak air dan
menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area terbuat dari
lapisan hidrophylicyang menerima air dan akan menolak tinta.

Seperti diketahui bahwa air mustahil melekat pada permukaan yang


licin, maka dari itu permukaan bagian oleophylic dibuat licin,
sedangkan hydrophylic kasar. Dalam proses cetak offset sendiri, pertama-
tama pelat akan diberi lapisan air, dan karena sifat-sifat bagian pelat tadi
maka bagian hidrophylic pun akan terlapisi oleh air, sedangkan
bagian oleophylic akan tetap kering. Pada tahap selanjutnya, pelat cetak
akan dilapisi oleh tinta, dan karena bagianhidropylic telah terlapisi oleh air,
maka mustahil tinta akan melekat diatasnya, dan karena
bagian oleophylic mampu menarik tinta, maka bagian itu pun akan terlapisi
oleh tinta, dan gambar-pun akan terbentuk.
C. Proses Cetak dengan Mesin Percetakan Offset

Proses Pra-cetak:

1. Persiapan bahan kertas: seperti kertas HVS, BC, kenstruk, doorslags,


matte paper, NCR, kertas wangi, duplex, ivory, dsb disesuaikan dengan
keperluan. Bisa juga blanko cetak, yaitu bahan cetak yang ukuran dan
bentuknya telah jadi dan tinggal masuk ke proses cetak.

2. Setting Komputer: format yang akan dibuat pada barang cetakkan..


ukuran, naskah, serta desain grafisnya ditentukan di sini, dan biasanya
diakhiri dengan diprint di kertas HVS, kertas kalkir, atau film repro.

3. Rekam Plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam
dicopy) ke pelat kertas atau pelat aluminium (paper plate/aluminium plate)
sehingga naskah cetakkan pun terdapat di atasnya, dan plat cetak inilah
yang akan dipasang pada mesin cetak. Bikin matres untuk foil atau emboss
(bila diperlukan).

Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Repro

Proses Cetak:

1. Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses pracetak tadi
lalu dipasang di mesin cetak, dan ditempatkan di posisinya masing-masing
berdasarkan fungsinya. Plat cetak dipasang di atas roll yang terdapat di atas
mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat mendatar di bawah
roll tersebut. Dan tinta pun dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai
yang diinginkan)

2. Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau terpasang, maka
mesin pun dijalankan.. dan terjadilah proses cetak. Tinta bersinggungan roll
yang telah terpasang plat cetak, dan tinta bersinggungan pula dengan bahan
kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan naskah yang ada di plat
cetak ke bahan kertas tersebut melalui tinta, dan kertas pun keluar satu
persatu berisi naskah yang sudah jadi.
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin
Printing/Cetak.

Proses Finishing, diantaranya:

1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa
kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya
sekedar untuk merapihkan kertas.

2. Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar mengkilat seperti


warna emas, perak, biru, merah, dsb.

3. Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau gambar, dimana


hiasan tersebut berbentuk kertas yang timbul atau tenggelam akibat matres.

4. Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV, dsb. Kertas cetak


tadi dilapisi dengan plastik mengkilat atau plastik buram/dop pada bagian
luarnya sehingga menimbulkan kesan estetis tersendiri.

5. Pons, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan


pisau mesin pons. Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus,
dsb.

6. Lem, untuk menyambungkan atau menyatukan kertas cetakan semisal


amplop.

7. Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat, nomerator, lipat


susun/sisip, membungkus dengan plastik, dsb. tergantung keperluan.

Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Finishing.

D. Penyelesaian Grafika

Didalam tahapan grafika, penyelesaian adalah suatu proses akhir yang


dilakukan oleh tim juru cetak yang menyangkut sablon dan stensil(untuk
cetak manual era 80-90 an) pembuatan plat cetak, mencetak dan penjilidan.
Selain itu didalam Tim penyelesaian ini ada tim yang tugasnya
Mengkalkulasi Biaya Cetak (akan di bahas secara rumus pada menu
Kalkulasi)

Berikut ini beberapa tehnik dan pembahasan kegiatan-kegiatan


Penyelesaian grafika.

E. Pelapisan atau Laminasi

Potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan letakkan film dengan
sisi emulsi menghadap ke atas pada permukaan yang datar, rata dan licin,
misalnya pada permukaan meja yang diberi lapisan melamin. Pastikan agar
tidak ada bagian yang menonjol, debu, kotoran, ataupun tergores yang dapat
mengakibatkan stensil cacat atau rusak.

Hamparkan bingkai cetak yang terpasang screen ke atas film stensil, dan
pastikan agar terjadi kontak yang baik (betul-betul rapat). selanjutnya
tuangkan stensil photo ke atas saringan sepanjang potongan film stensil.
Menggunakan rakel yang bertepi bulat dan lunak sapukan secara merata
stensil photo melintasi screen. Pelapisan cukup dilakukan satu kali saja.

Untuk screen yang terbuat dari stainless steel rakel yang digunakan
sebaiknya rakel yang keras dan bertepi tajam, dan pelapisan dilakukan
sebanyak 2 kali sapuan untuk memperoleh ketebalan yang ideal.

Untuk screen kasar (T90), umumnya diperlukan 2 kali sapuan. Bersihkan


kelebihan stensil photo yang terdapat pada screen dan sebelum dilakukan
pengeringan tutup bagian yang terbuka pada screen dengan stensil photo.

Keringkan screen di bawah sinar lampu yang berwarna kuning ataupun


pada ruang gelap dengan menggunakan hembusan angin hangat. Setelah
stensil photo kering selanjutnya lepaskan laposan dasar, dan bila pada saat
pelepasan lapisan dasar masih terdapat bunyi, maka tambahkan waktu
pengeringannya. Stensil photo bichromat baru dapat disinari setelah proses
pelapisan selama 2 jam.
Penyinaran

Bersihkan seluruh debu dan kotorn dari permukaan stensil photo, film
positif dan kaca dari bingkai vacuum (printing down frame). lekatkan film
positif pada bagian bawah dari stensil. Letakkan stensil photo pada vacuum
frame yang dilengkapi dengan karet blanket fleksibel.

Penyinaran yang kurang (under exposure) akan mengakibatkan stensil


photo lemah, serta mengurangi daya tahannya terhadap pelarut.

Pengembangan dan pengeringan

Setelah proses penyinaran basahi stensil photo pada kedua sisinya dengan
menggunakan air dingin atau hangat dengan menggunakan penyemprot
bertekanan lembut. Bilas sisi stensil sambil menyemprot bagian dalamnya.
serap sisa air menggunakan kertas koran atau chamois, selanjutnya
keringkan screen menggunakan pemanas dengan temperatur 30 derajat
Celcius. Tutup bagian berlubang dengan menggunakan bahan stensil photo
yang lama atau dengan Autotype blue maupun dengan Regular filler.

Perkiraan waktu penyinaran

Lampu 5kw Metal Halide dengan stensil photo diazo 2-3 menit, sedangkan
dengan stensil photo bichromat 1-2 menit

UV fluoresent tube dengan stensil photo diazo 8-10 menit, sedangkan


dengan stensil photo bichromat 6-8 menit

Cahaya matahari (terik) dengan stensil photo diazo 1-2 menit, sedangkan
dengan stensil photo bichromat 1-1.5 menit.

Finishing
Proses terakhir dari cetakan yaitu finishing.
Terdapat bermacam-macam proses finishing,
diantaranya adalah :
- Pemotongan : memotong bahan yang sudah dicetak sesuai dengan area
yang kita inginkan.
Contoh mesin potong:
- Porporasi : untuk memudahkan penyobekan kertas, biasa digunakan pada
cetakan tiket.
- Nomerator : pemberian nomer mulai dari 0001 sampai dengan selesai.
Contoh mesin Nomerator :
- Jahit kawat : menyatukan isi dan cover cetak biasa digunakan pada
cetakan buku dan majalah.
Contoh mesin Jahit kawat:
- Laminating (glossy dan doff) : pelapisan pada cetakan supaya lebih awet
dan menarik.
- Hotprint : Pemberian efek panas pada maal dan menempelkannya pada
cetakan dengan memberi kertas hotprint diatas permukaan cetak
- Embos : memberi efek 3D bagian cetak tertentu.
- Potong Khusus : memotong cetakan dengan area sesuai dengan mal pond,
dan menggunakan mesin khusus/mesin Pond.
Contoh mesin Pond:
- Susun dan Jilid : menyatkukan bagian cetak dari setiap halaman hehingga
pengaturannya sesuai menurut halaman.
Contoh mesin susun kertas (Collator):
- Blok Lem : menyatukan rangkaian cover dan isi cetakan buku
menggunakan lem khusus yang dipanaskan.
Contoh mesin Blok Lem:
atau dapat juga menggunakan mesin DUPLO yang dirangkai khusus untuk
mempercepat / meringkas penjilidan setelah proses cetak, yang pada
umumnya memerlukan banyak tenaga dalam proses ini.
Contoh mesin finishing DUPLO:
Dengan proses finishing ini maka hasil cetakan akan tampak lebih indah
dan menarik.
Contoh-contoh dari proses finishing :
Buku / majalah : susun halaman (collator), jahit kawat, Blok lem
Kwintansi : perporasi, nomerator, susun dan jilid
Undangan : Hotprint dan Embos
Brosur : Laminasi Glossy / Doff
Demikian sedikit pengetahuan kami dalam industri grafika, semoga
bermanfaat untuk kita semua dan kami mohon maaf apabila banyak
kekurangan dalam penjelasan kami.

F. Cetak Tinggi ( Printing Hight )

Cetak tinggi adalah ragam karya seni grafis yang pembuatannya melalui
proses pembataan cetakan dari bahan yang di cuil atau dicungkil sehingga
permukaannya akan menjadi tinggi dan juga rendah (relief). Nanti bagian
yang tinggi ini akan dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Setelah
iti dicetak lagi pada lembaran kertas sehingga nantinya akan membentuk
gambar yang sesuai dengan cetakan yang telah dibuat tadi.

Bahan yang digunakan untuk cetak tinggi ini adalah karetm hardboard,
alumunium, kayu, cat minyak, tinta, kertas karton, kertas tela. Untuk
alatnya adalah Pisau dan penggaris. Cetak tinggi ini contohnya bisa kita
lihat pada pembuatan stempel atau cap.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Percetakan Offset adalah sebuah proses industri untuk pemproduksikan
massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas
menggunakan sebuah mesin cetak. Merupakan sebuah bagian penting dalam
penerbitan dan percetakan transaksi termasuk didalam sebuah prosesnya
yang dikenal sebagai OFFSET Printing.

Banyak buku dan koran sekarang ini biasanya dicetak menggunakan


teknik percetakan offset printing. Biasanya image yang akan dicetak
terlebih dahulu dilukiskan ke atas pelat offset printing dengan bantuan
printer laser kemudian pelat ini akan diolah mesin cetak menjadi pola
penintaan yang akan ditimpakan ke atas kertas cetak. Warna-warna bisa
didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat
offset printing sekaligus.
Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon,
rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan
laser. Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan
perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan
menonjol kepada kertas.

B. Saran

Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya


kekurangan dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari
makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa
menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu hingga
makalah ini dapat saya selesaikan.

Kegiatan Pendukung Keberhasilan Industri Grafika


Industri grafika mengisi peradaban manusia dari mulai buku, surat kabar, cetakan sekuritas,
packaging, dan sebagainya.

Kegiatan Pendukung Keberhasilan Industri Grafika


Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia berkaitan dengan grafika dan penerbitan,
antara lain : keterbatasan sumber daya manusia grafika dan penerbitan, minat baca kurang
optimal (masih rendah), distribusi, daya beli masyarakat, perkembangan teknologi,
pemerataan industri grafika dan penerbitan, dan arus globalisasi. Industri cetak di Indonesia
dibanding dengan Negara Asia lainnya seperti Cina atau India sangat jauh tertinggal, hal ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Perbandingan jumlah industri cetak

Persaingan usaha yang sangat ketat segala bidang, menyebabkan perusahaan/ industri grafika
harus pandai-pandai menyiasati untuk dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya.
Pelanggan adalah faktor terpenting agar perusahaan tersebut tetap eksis dan roda usaha tetap
berjalan. Untuk mendapatkan hal tersebut suatu perusahaan seyogyanya melihat potensi yang
dimiliki, baik dari level yang paling rendah ke level yang paling tinggi. Upaya pemberdayaan
semua lini ini sangat dibutuhkan, jika di setiap level dapat berjalan sebagaimana mestinya,
niscaya perusahaan akan berkembang dengan secara maksimal.
Perusahaan yang tidak peduli kepada pelanggannya, dapat dipastikan perusahaan tersebut
akan mudah runtuh. Pengelolaan yang profesional sangat dibutuhkan, antara lain:

1. pengelolaan administrasi perkantoran dan keuangan,

2. sumber daya mesin, alat, gedung, dan sebagainya,

3. pengelolaan sumber daya manusianya,

4. pelayanan kepada konsumen,

5. kualitas, kuantitas, harga produksi/jasa, dan

6. strategi pemasarannya. Pengelolaan profesional akan membawa implikasi positif bagi


kemajuan perusahaan.

Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, agar suatu perusahaan dapat berjalan dengan
baik, antara lain :

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pertumbuhan dunia usaha yang semakin pesat ini, banyak perusahaan-perusahaan baru yang
didirikan sehingga persaingan antar perusahaan-perusahaan sejenis semakin pesat. Tenaga
kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan, manusia sebagai faktor
tenaga kerja dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta aktif dan bersemangat dalam
melaksanakan tugas, maka sangat penting dalam memberikan perhatian pada karyawannya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan perhatian tersebut adalah diterapkannya keselamatan
dan kesehatan kerja dalam perusahaan, tetapi tanpa adanya perhatian dan pemeliharaan
tenaga kerja, maka tujuan-tujuan perusahaan akan terhambat.

Tujuan keselamatan kerja ialah sebagai berikut:

a. Melindungi teriaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan.


b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Sebagai pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dapat merujuk pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undang-
Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam lingkungan perusahaan,
masalah keselamatan kerja adalah penting karena dengan lingkungan kerja yang aman,
tenang dan tentram, maka orang yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara
baik sehingga hasil kerjanyapun memuaskan.

Didalam masyarakat yang sedang membangun dan salah satu aspek pembangun adalah
bidang ekonomi dan sosial, maka keselamatan kerja lebih tampil kedepan lagi, dikarenakan
cepatnya menerapkan teknologi dengan segala seginya. Dalam membangun tenaga kerja yang
produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, khususnya yang berkait
dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Tujuan dari manajemen K3, antara lain:


Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,
baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas,

Sebagai upaya pencegahan, pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan


akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja,
perawatan, dan

Mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan


kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.

Faktor kesehatan dan keselamatan kerja sangat mempengaruhi terbentuknya sumber daya
manusia yang terampil, profesional, dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Penerapan
kesehatan kerja yang baik akan membuat karyawan nyaman dalam menjalankan tugasnya,
sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang baik misalnya ventilasi yang kurang baik,
penerangan dan kebersihan yang kurang memadai, ruangan yang sangat padat, penataan
mesin/alat yang semrawut, serta suhu yang sangat panas akan mengakibatkan menurunnya
produktivitas kerja karyawan.

Kesehatan kerja yang baik dapat membuat para karyawan merasa betah atau merasa nyaman
dan terjamin kesehatannya, sehingga dapat melakukan atau melaksanakan pekerjaannya
dengan baik serta di tunjang oleh keselamatan kerja yang baik pula, maka dapat dipastikan
produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Kesehatan dan keselamatan kerja yang
disesuaikan dengan "sistem ergonomi" (penyesuaian beban kerja/alat kerja dengan
kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha untuk mencetak para buruh yang
produktif dengan peningkatan SDM yang profesional dan handal.

Anda mungkin juga menyukai