GRAFIKA
DISUSUN OLEH :
ERI APRILLIYANI
HAFIDUN NISAI
IBNU AZIS
LISA ANGGRAINI
LULU LATHIFAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:
PEMBAHASAN
Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak
dimana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian
yang tak mencetak. Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak
digunakan saat ini. Karena telah terbukti teknik cetak yang satu ini memang
memiliki banyak keunggulan dibanding teknik-teknik lainnya. Kecepatan,
kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan
utama cetak offset. Bagaimana tidak, mesin offset tersedia dalam beberapa
pilihan. Mulai dari mesin satu warna seperti Hiedelberg GTO 52,
Printmaster, Speed Master, Roland, hingga mesin-mesin web berukuran
besarpun ada. Cetak offset mengadopsi teknik cetak datar, dimana image
area dan non image area sama tingginya. Namun apakah sebenarnya cetak
offset itu.
Offset berasal dari kata set-off (beralih), dimana lapisan tinta yang
ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak tetapi
diberikan dulu kepada sebuah blanket sebagai perantaranya. Karena proses
peralihan tadi, maka dalam mesin cetak offset setidaknya terdapat tiga buah
silinder utama, yaitu silinder pelat, silinder blanket, dan silinder impresion.
Dan karena dalam cetak offset tinta harus melalui blanket terlebih dahulu
sebelum mencapai permukaan bahan cetak, maka cetak offset termasuk
teknik cetak tidak langsung.
Sama seperti stempel anda di rumah, pelat cetak offset juga terdiri
dari dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar
dan non image area. Bedanya juga pada stempel acuan cetaknya
bergelombang, maka tidak pada cetak offset, dalam cetak offset pelat cetak
yang digunakan itu datar.
Proses Pra-cetak:
3. Rekam Plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam
dicopy) ke pelat kertas atau pelat aluminium (paper plate/aluminium plate)
sehingga naskah cetakkan pun terdapat di atasnya, dan plat cetak inilah
yang akan dipasang pada mesin cetak. Bikin matres untuk foil atau emboss
(bila diperlukan).
Proses Cetak:
1. Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses pracetak tadi
lalu dipasang di mesin cetak, dan ditempatkan di posisinya masing-masing
berdasarkan fungsinya. Plat cetak dipasang di atas roll yang terdapat di atas
mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat mendatar di bawah
roll tersebut. Dan tinta pun dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai
yang diinginkan)
2. Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau terpasang, maka
mesin pun dijalankan.. dan terjadilah proses cetak. Tinta bersinggungan roll
yang telah terpasang plat cetak, dan tinta bersinggungan pula dengan bahan
kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan naskah yang ada di plat
cetak ke bahan kertas tersebut melalui tinta, dan kertas pun keluar satu
persatu berisi naskah yang sudah jadi.
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin
Printing/Cetak.
1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa
kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya
sekedar untuk merapihkan kertas.
D. Penyelesaian Grafika
Potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan letakkan film dengan
sisi emulsi menghadap ke atas pada permukaan yang datar, rata dan licin,
misalnya pada permukaan meja yang diberi lapisan melamin. Pastikan agar
tidak ada bagian yang menonjol, debu, kotoran, ataupun tergores yang dapat
mengakibatkan stensil cacat atau rusak.
Hamparkan bingkai cetak yang terpasang screen ke atas film stensil, dan
pastikan agar terjadi kontak yang baik (betul-betul rapat). selanjutnya
tuangkan stensil photo ke atas saringan sepanjang potongan film stensil.
Menggunakan rakel yang bertepi bulat dan lunak sapukan secara merata
stensil photo melintasi screen. Pelapisan cukup dilakukan satu kali saja.
Untuk screen yang terbuat dari stainless steel rakel yang digunakan
sebaiknya rakel yang keras dan bertepi tajam, dan pelapisan dilakukan
sebanyak 2 kali sapuan untuk memperoleh ketebalan yang ideal.
Bersihkan seluruh debu dan kotorn dari permukaan stensil photo, film
positif dan kaca dari bingkai vacuum (printing down frame). lekatkan film
positif pada bagian bawah dari stensil. Letakkan stensil photo pada vacuum
frame yang dilengkapi dengan karet blanket fleksibel.
Setelah proses penyinaran basahi stensil photo pada kedua sisinya dengan
menggunakan air dingin atau hangat dengan menggunakan penyemprot
bertekanan lembut. Bilas sisi stensil sambil menyemprot bagian dalamnya.
serap sisa air menggunakan kertas koran atau chamois, selanjutnya
keringkan screen menggunakan pemanas dengan temperatur 30 derajat
Celcius. Tutup bagian berlubang dengan menggunakan bahan stensil photo
yang lama atau dengan Autotype blue maupun dengan Regular filler.
Lampu 5kw Metal Halide dengan stensil photo diazo 2-3 menit, sedangkan
dengan stensil photo bichromat 1-2 menit
Cahaya matahari (terik) dengan stensil photo diazo 1-2 menit, sedangkan
dengan stensil photo bichromat 1-1.5 menit.
Finishing
Proses terakhir dari cetakan yaitu finishing.
Terdapat bermacam-macam proses finishing,
diantaranya adalah :
- Pemotongan : memotong bahan yang sudah dicetak sesuai dengan area
yang kita inginkan.
Contoh mesin potong:
- Porporasi : untuk memudahkan penyobekan kertas, biasa digunakan pada
cetakan tiket.
- Nomerator : pemberian nomer mulai dari 0001 sampai dengan selesai.
Contoh mesin Nomerator :
- Jahit kawat : menyatukan isi dan cover cetak biasa digunakan pada
cetakan buku dan majalah.
Contoh mesin Jahit kawat:
- Laminating (glossy dan doff) : pelapisan pada cetakan supaya lebih awet
dan menarik.
- Hotprint : Pemberian efek panas pada maal dan menempelkannya pada
cetakan dengan memberi kertas hotprint diatas permukaan cetak
- Embos : memberi efek 3D bagian cetak tertentu.
- Potong Khusus : memotong cetakan dengan area sesuai dengan mal pond,
dan menggunakan mesin khusus/mesin Pond.
Contoh mesin Pond:
- Susun dan Jilid : menyatkukan bagian cetak dari setiap halaman hehingga
pengaturannya sesuai menurut halaman.
Contoh mesin susun kertas (Collator):
- Blok Lem : menyatukan rangkaian cover dan isi cetakan buku
menggunakan lem khusus yang dipanaskan.
Contoh mesin Blok Lem:
atau dapat juga menggunakan mesin DUPLO yang dirangkai khusus untuk
mempercepat / meringkas penjilidan setelah proses cetak, yang pada
umumnya memerlukan banyak tenaga dalam proses ini.
Contoh mesin finishing DUPLO:
Dengan proses finishing ini maka hasil cetakan akan tampak lebih indah
dan menarik.
Contoh-contoh dari proses finishing :
Buku / majalah : susun halaman (collator), jahit kawat, Blok lem
Kwintansi : perporasi, nomerator, susun dan jilid
Undangan : Hotprint dan Embos
Brosur : Laminasi Glossy / Doff
Demikian sedikit pengetahuan kami dalam industri grafika, semoga
bermanfaat untuk kita semua dan kami mohon maaf apabila banyak
kekurangan dalam penjelasan kami.
Cetak tinggi adalah ragam karya seni grafis yang pembuatannya melalui
proses pembataan cetakan dari bahan yang di cuil atau dicungkil sehingga
permukaannya akan menjadi tinggi dan juga rendah (relief). Nanti bagian
yang tinggi ini akan dilumuri dengan tinta cetak dan alat rol karet. Setelah
iti dicetak lagi pada lembaran kertas sehingga nantinya akan membentuk
gambar yang sesuai dengan cetakan yang telah dibuat tadi.
Bahan yang digunakan untuk cetak tinggi ini adalah karetm hardboard,
alumunium, kayu, cat minyak, tinta, kertas karton, kertas tela. Untuk
alatnya adalah Pisau dan penggaris. Cetak tinggi ini contohnya bisa kita
lihat pada pembuatan stempel atau cap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Percetakan Offset adalah sebuah proses industri untuk pemproduksikan
massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas
menggunakan sebuah mesin cetak. Merupakan sebuah bagian penting dalam
penerbitan dan percetakan transaksi termasuk didalam sebuah prosesnya
yang dikenal sebagai OFFSET Printing.
B. Saran
Persaingan usaha yang sangat ketat segala bidang, menyebabkan perusahaan/ industri grafika
harus pandai-pandai menyiasati untuk dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya.
Pelanggan adalah faktor terpenting agar perusahaan tersebut tetap eksis dan roda usaha tetap
berjalan. Untuk mendapatkan hal tersebut suatu perusahaan seyogyanya melihat potensi yang
dimiliki, baik dari level yang paling rendah ke level yang paling tinggi. Upaya pemberdayaan
semua lini ini sangat dibutuhkan, jika di setiap level dapat berjalan sebagaimana mestinya,
niscaya perusahaan akan berkembang dengan secara maksimal.
Perusahaan yang tidak peduli kepada pelanggannya, dapat dipastikan perusahaan tersebut
akan mudah runtuh. Pengelolaan yang profesional sangat dibutuhkan, antara lain:
Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, agar suatu perusahaan dapat berjalan dengan
baik, antara lain :
Pertumbuhan dunia usaha yang semakin pesat ini, banyak perusahaan-perusahaan baru yang
didirikan sehingga persaingan antar perusahaan-perusahaan sejenis semakin pesat. Tenaga
kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan, manusia sebagai faktor
tenaga kerja dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta aktif dan bersemangat dalam
melaksanakan tugas, maka sangat penting dalam memberikan perhatian pada karyawannya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan perhatian tersebut adalah diterapkannya keselamatan
dan kesehatan kerja dalam perusahaan, tetapi tanpa adanya perhatian dan pemeliharaan
tenaga kerja, maka tujuan-tujuan perusahaan akan terhambat.
Sebagai pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dapat merujuk pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undang-
Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam lingkungan perusahaan,
masalah keselamatan kerja adalah penting karena dengan lingkungan kerja yang aman,
tenang dan tentram, maka orang yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara
baik sehingga hasil kerjanyapun memuaskan.
Didalam masyarakat yang sedang membangun dan salah satu aspek pembangun adalah
bidang ekonomi dan sosial, maka keselamatan kerja lebih tampil kedepan lagi, dikarenakan
cepatnya menerapkan teknologi dengan segala seginya. Dalam membangun tenaga kerja yang
produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, khususnya yang berkait
dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Faktor kesehatan dan keselamatan kerja sangat mempengaruhi terbentuknya sumber daya
manusia yang terampil, profesional, dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Penerapan
kesehatan kerja yang baik akan membuat karyawan nyaman dalam menjalankan tugasnya,
sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang baik misalnya ventilasi yang kurang baik,
penerangan dan kebersihan yang kurang memadai, ruangan yang sangat padat, penataan
mesin/alat yang semrawut, serta suhu yang sangat panas akan mengakibatkan menurunnya
produktivitas kerja karyawan.
Kesehatan kerja yang baik dapat membuat para karyawan merasa betah atau merasa nyaman
dan terjamin kesehatannya, sehingga dapat melakukan atau melaksanakan pekerjaannya
dengan baik serta di tunjang oleh keselamatan kerja yang baik pula, maka dapat dipastikan
produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Kesehatan dan keselamatan kerja yang
disesuaikan dengan "sistem ergonomi" (penyesuaian beban kerja/alat kerja dengan
kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha untuk mencetak para buruh yang
produktif dengan peningkatan SDM yang profesional dan handal.