Anda di halaman 1dari 36

STUDI KASUS

DISLIPIDEMIA &
GAGAL JANTUNG

KURNIA DESTINING UTAMI


(213700013)
SKENARIO KASUS 1
Ny. ML, 63 tahun, tinggi 160 CM, BB 75 Kg, lingkar pinggang 85
CM, TD 142/86 mm Hg (tinggi), sedang mengonsumsi amlodipine
5 mg/hari, dislipidemia campuran dengan LDL-C 110 mg/dL
(mendekati optimal) , kolesterol high-density lipoprotein (HDL-C)
49 mg/dL(normal), Kolesterol total 225 mg/dL (sedikit tinggi/
borderline) dan trigliserida 185 mg/dL (sedikit tinggi/ borderline).
Dia mendapat obat baru Simvastatin 10 mg/hari po dan warfarin 5
mg/hari po.
PERTANYAAN :
1. Hitung 10 tahun kemudian risiko penyakit kardiovaskular
menggunakan FRS
2. Menjelaskan tujuan terapi
3. Analisis potensi ADR atau efek samping atau interaksi obat
4. Jelaskan konseling farmasi tentang obat-obatannya dan
modifikasi gaya hidupnya
5. Jelaskan terapi pemantauan
ANALISIS SOAP
subjectif objectif assesment
Ny. ML, 63 tahun, Data lab • Pemberian amlodipine dengan
• TD 142/86 mmHg simvastatin berpotensi
Tinggi 160 cm, BB • LDL 110 mg/dL meningkatkan kadar
75 kg, lingkar • HDL 49 mg/dL simvastatin dalam darah
pinggang 85 cm • Kolesterol total 225 mg/dL • Warfarin + makanan
• TG 185 mg/dL (moderat): dapat menyebabkan
yang menderita komplikasi perdarahan dan
dyslipidemia Riwayat pengobatan peningkatan INR atau waktu
• Amlodipin 5 mg/hari perdarahan setelah konsumsi
• Simvastatin 10 mg/hari jus cranberry, mangga,
• Warfarin 5 mg/hari grapefruit, dan jus delima
dalam jumlah yang banyak.
Riwayat penyakit
• Memiliki keluarga penderita
DM tipe 2 dan kelainan lipid
• Merokok ½ bungkus
rokok/hari
• Konsumsi alkohol
LANJUTAN SOAP
• simvastatin + warfarin
(minor): simvastatin
meningkatkan respon
antikoagulan terhadap
warfarin. Mekanismenya
adanya perpindahan dari
pengikatan protein.
• simvastatin + makanan :
jus jeruk bali dan teh
hijau dapat meningkatan
kadar simvastatin dalam
darah.
PLANNING
 mengganti obat simvastatin dengan obat statin lainnya
(Fluvastatin, pravastatin, dan rosuvastatin) untuk
mencegah terjadinya efek samping
miopati/rhabdomyolisis
 batasi konsumsi (jus cranberry, mangga, grapefruit,
dan jus delima ) saat sedang konsumsi obat warfarin
 Aktivitas fisik minimal 30 menit dengan intensitas
sedang sebanyak 4-6x seminggu dengan pengeluaran
minimal 200 kkal/hari. Seperti jalan cepat, bersepeda
statis dan berenang.
 Berhenti merokok dan minum alkohol
Hitung 10 tahun kemudian risiko penyakit
kardiovaskular menggunakan FRS
Menggunakan Calculator FRS medscape Perkiraan resiko CVD 10 tahun
28,5%

Kategori resiko
Berisiko tinggi

Perkiraan usia pembuluh darah


>80 tahun

Pengobatan perawatan
LDL (<100 mg/dL)
LANJUTAN
Tujuan Terapi
Untuk menurunkan kolesterol total dan LDL untuk mengurangi resiko
pertama atau kejadian berulang seperti IM, angina, gagal jantung, stroke
iskemik atau penyakit arteri perifer.
LANJUTAN
Analisis potensi ADR atau efek samping atau
interaksi obat
Efek samping :

• amlodipine : edema, sakit kepala, palpitasi dan lelah

• simvastatin : konstipasi, miopati, anoreksia dan pusing

• Warfarin : sakit perut, kembung dan pusing

Interaksi :

• amlodipine + simvastatin (serius) : amlodipine akan meningkatkan kadar simvastatin dan juga berpotensi menyebabkan miopati/rhabdomyolisis. Batasi
dosis simvastatin tidak lebih dari 20 mg/hari dan Fluvastatin, pravastatin, dan rosuvastatin mungkin merupakan alternatif yang lebih aman pada pasien
yang menerima amlodipine, karena tidak dimetabolisme oleh CYP450 3A4. Semua pasien yang menerima terapi statin harus disarankan untuk segera
melaporkan nyeri otot yang tidak dapat dijelaskan, nyeri tekan atau kelemahan, terutama jika disertai demam, malaise dan/atau urin berwarna gelap. Terapi
harus dihentikan jika kreatin kinase meningkat secara nyata tanpa olahraga berat atau jika diduga atau didiagnosis miopati.

• warfarin + makanan (moderat): dapat menyebabkan komplikasi perdarahan dan peningkatan INR atau waktu perdarahan setelah konsumsi jus cranberry,
mangga, grapefruit, dan jus delima dalam jumlah yang banyak. Batasi konsumsi saat sedang meminum obat warfarin.

• simvastatin + warfarin (minor): simvastatin meningkatkan respon antikoagulan terhadap warfarin. Mekanismenya adanya perpindahan dari pengikatan
protein. Solusinya dengan menggantikan simvastatin dengan obat pravastin atau penghambat reductase HMG-COA lainnya dan dimonitoring.

• simvastatin + makanan : jus jeruk bali dan teh hijau dapat meningkatan kadar simvastatin dalam darah. Solusinya dengan menghindari konsumsi jus jeruk
bali dan the hijau.
Jelaskan konseling farmasi tentang obat-
obatannya dan modifikasi gaya hidupnya

• Konseling obat
• amlodipine diminum 1x sehari pagi
• rosuvastastin diminum 1x sehari pada malam hari
• warfarin diminum 1x sehari
• Modifikasi gaya hidup
• Aktivitas fisik minimal 30 menit dengan intensitas sedang sebanyak 4-6x seminggu dengan
pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Seperti jalan cepat, bersepeda statis dan berenang.
• mengurangi asupan asam lemak jenuh, karbohirdrat yang dilakukan dengan diet rendah
kalori
• Berhenti merokok dan minum alkohol
Jelaskan terapi pemantauan
 Pemeriksaan lipid sebelum diberi terapi maupun setiap 4-12 minggu setelah
terapi dimulai. Bila sudah mencapai target, maka cukup dilakukan pemeriksaan
sekali setahun
 Pemeriksaan enzim hati / SGPT sebelum pemberian terapi dan pada minggu ke
8-12 setelah memulai terapi.
 Berat badan
SKENARIO KASUS 2
Tn. AB adalah seorang pria berusia 67 tahun yang dirawat di unit gawat darurat dengan keluhan
sesak napas yang semakin meningkat. Dia terbangun pada setiap dua malam terakhir, berjuang untuk
bernapas. Setibanya di rumah sakit dan pada pemeriksaan dan peninjauan selanjutnya oleh dokter
yang menerima informasi berikut diperoleh:
 Riwayat keluhan yang muncul
Sesak napas dan rasa lelah meningkat selama dua bulan terakhir. Mampu berjalan kurang lebih 20
meter.
 Riwayat medis masa lalu
-Penyakit jantung iskemik lebih dari 10 tahun
-Infark miokard 1 tahun yang lalu
-Hipertensi (10 tahun).
 Sejarah sosial
Pasien adalah perokok biasa (>30 per hari) dan minum sekitar 35 unit alkohol per minggu.
 Sejarah keluarga
Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.
Riwayat Keluarga:
Tidak ada riwayat alergi yang diketahui.
PERTANYAAN :
1. Apa tanda dan gejala yang dialami pasien ini yang menunjukkan bahwa ia mengalami gagal jantung?
Apakah dia mengalami gagal jantung sisi kanan atau kiri atau keduanya? Jelaskan jawabanmu.
2. Sistem apa yang digunakan untuk mengklasifikasikan gagal jantung menurut beratnya gejala?
3. Terapi obat apa yang harus dimulai untuk penanganan segera dari edema yang berhubungan dengan
gagal jantung akut?
4. Parameter apa yang harus dipantau untuk memastikan efektivitas terapi obat untuk edema dan untuk
meminimalkan toksisitas?
5. Apa tujuan keseluruhan terapi obat pada gagal jantung akut?
6. Gejala pasien stabil selama 24 jam pertama. Apa kelas pengobatan lain yang sekarang harus dimulai pada
tahap ini untuk pengelolaan gagal jantung kronis? Tunjukkan obat, dosis awal dan parameter apa pun yang
perlu dipantau.
7. Apa efek samping yang dapat terjadi ketika pertama kali memulai pengobatan di atas dan bagaimana efek
samping ini dapat diminimalkan?
8. Apa peran beta-blocker pada gagal jantung? Ringkaslah bukti uji klinis hingga saat ini.
9. Nasihat apa yang harus diberikan kepada pasien saat pulang sehubungan dengan masalah gaya hidup?
ANALISIS SOAP
SUBJEKTIF
Diagnosa:
●Keluhan sesak napas & rasa letih meningkat selama 2 bulan terakhir.
●Mampu berjalan +/- 20 meter.
●Pucat saat pemeriksaan
●Pembengkakan kaki (SOA) tidak teratur-pitting ke lutut.
●Diagnosis awal gagal jantung akut.

Riwayat Medis Masa Lalu:


 Penyakit jantung lebih dari 10 tahun.
 Infark miokard 1 tahun yang lalu.
 HT 10 tahun.

Riwayat Sosial:
 Perokok ( > 30 / hari).
 Minum alcohol (+/- 35 unit / minggu).

Riwayat Keluarga:
 Tidak ada alergi.
PEMERIKSAAN FISIK:
OBJEKTIF
Parameter Hasil Pemeriksaan Keterangan

Usia 67 tahun Geriatri


TD (<130/90 mmHg) 105/60 mmHg Hipotensi
HR (80-100 x/min) 90 x/mnt

Suhu (℃) 36,8ᵒC


BB 97 Kg (85 Kg Biasanya) Obesitas karena retensi
cairan tubuh
OBJECKTIF
Klasifikasi Lansia (WHO, 2013):
1. Usia pertengahan (middle age),yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2. Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3. Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
Parameter Laboratorium
OBJECKTIF Pemeriksaan
Hasil Laboratorium Kimia
Hasil Nilai Normal Ket
Fungsi Ginjal 
Ureum Darah 17 mmol/L 0-7,5 mmol/L H
Creatinin Darah 169 mikromol/L 35-125 mikromol/L H
Pemeriksaan Penunjang: Elektrolit & Gas Darah 
● Pemeriksaan Basal Crackles dikedua Natrium 132 mmol/L 135-145 mmol/L  L
Kalium 4,3 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L  
paru-paru
Darah Rutin Semua Normal
(suara bergelembung / berderak dari Fungsi Tiroid Semua Normal
pangkal paru-paru/ mengi/ ronki paru). Fungsi Hati

● Hasil Pembacaan Elektro Kardiografi: Bilirubin 12 mikromol/L 0-17 mikromol/L  


ALT 30 unit/L 0-50 unit/L
biasa. Alkali Fosfat 65 unit/L 30-135 unit/L
● Hasil Pembacaan CXR: kardiomegali Lain
(pembesaran jantung akibat penyakit Gula darah 4,4 mmol/L 4-10 mmol/L
tertentu). Profil Lipid

Riwayat Keluarga: Kolesterol Total 3,9 mmol/L <4 mmol/L  


 Tidak ada alergi yang diketahui.
OBJECKTIF
RIWAYAT PENGOBATAN :
Nama Obat Dosis Frekuensi Rute Keterangan Golongan Obat
BISOPROLOL 5mg 1X1 Oral Secara teratur β-Blocker
ASPIRIN 75mg 1x1 Oral  Secara teratur Antiplatelet
ISOSORBIT 60mg 1X1 Oral Secara teratur Nitrat
MONODINITRAT
GLYCERYL 400µg 1 atau 2 puff Inhalasi Jika perlu Nitrat
TRINITRATE (GTN) (nyeri) sublingual untuk nyeri
dada (angina)
Assessment
DRP :
● Ada indikasi tetapi tidak ada terapi obat :
Pada terapi udem seharusnya diberi terapi tambahan diuretic loop (furosemide) untuk
mengurangi retensi cairan di bagian kaki pasien.
● Efek Samping Obat:
Isosorbit mononitrate menyebabkan efek samping obat sakit kepala berdenyut,
muka merah, pusing, hipotensi, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksial).
(PIONAS)
● Pemberian Dosis Obat tidak tepat :
Dosis Isosorbit mononitrate diberikan 60 mg tidak tepat karena terlalu tinggi untuk
kondisi pasien geriatri gagal jantung kronis dengan kelainan fungsi ginjalnya. Sebaiknya
dosis diturunkan dengan menggunakan dosis awal 40 mg. (Medscape)
ASSESSMENT
POTENSI INTERAKSI OBAT DENGAN
Nama Obat Interaksi EfekOBAT
interaksi Levet Keterangan
Bisoprolol Aspirin Meningkatkan kalium Minor Gunakan
serum. perhatian /
monitoring.
Plan
● Pemberian diuretik loop: furosemid dosis 20mg 1x1 sehari
● Penurunan dosis isosorbit mononitrate 60 mg menjadi dosis awal sebesar 40 mg agar tidak
hipotensi secara drastis
● Kendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok dan minuman
berakolhol.
Monitoring terapi
● Kondisi Klinis : nyeri dada dan sesak nafas
● Tanda – tanda vital : Tekanan darah, Nadi
● Laboratorium : monitoring parameter pemeriksaan fungsi ginjal, serum elektrolit (natrium &
kalium), tekanan darah, BUN,asam urat, glukosa, perubahan BB, IVD, intake cairan ke dalam
tubuh.
KIE
● Merubah pola gaya hidup dan diet sehat
● Hidari factor pemicu kardiovaskular seperti mengurangi rokok dan minuman beralkohol,
hipertensi, makanan berkolesterol
● Latihan fisik sesuai kondisi pasien
● Pengurangan BB
1. Apa tanda dan gejala yang dialami pasien ini yang menunjukkan bahwa ia
mengalami gagal jantung? Apakah dia mengalami gagal jantung sisi kanan
atau kiri atau keduanya? Jelaskan jawabanmu.
Tanda & gejala:
● Keluhan sesak napas & rasa letih meningkat selama 2 bulan terakhir.
● Mampu berjalan +/- 20 meter.
● Pucat saat pemeriksaan
● Kenaikan BB 97 kg (biasanya 85 Kg)
● Pembengkakan kaki (SOA) tidak teratur-pitting ke lutut
● Pemeriksaan Basal Crackles dikedua paru-paru
(suara bergelembung / berderak dari pangkal paru-paru/ mengi/ ronki paru).
● Hasil Pembacaan Elektro Kardiografi: biasa.
● Hasil Pembacaan CXR: kardiomegali (pembesaran jantung akibat penyakit tertentu).
● Usia: Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
● Data laboratorium kimia untuk menilai fungsi ginjal akibat udem:
 Ureum Darah: 17 mmol/L (0-7,5 mmol/L)→ High
 Creatinin Darah: 169 mikromol/L (35-125 mikromol/L)→ High
 Elektrolit & Gas Darah 
 Natrium: 132 mmol/L (135-145 mmol/L)→ Low
● Perokok ( > 30 / hari).
● Minum alcohol (+/- 35 unit / minggu).

Dari manifestasi klinis tersebut, pasien mengalami gagal jantung sisi kiri
2. Sistem apa yang digunakan untuk mengklasifikasikan gagal jantung
menurut beratnya gejala?

Menurut (Perki,2017)
Klasifikasi Menurut
NYH (New York Heart)
3. Terapi obat apa yang harus dimulai untuk penanganan segera dari
edema yang berhubungan dengan gagal jantung akut?

Menurut (PERKI, 202) diberikan terapi diuretik, yaitu diuretik loop furosemid 20 mg 1 x sehari. Karena
efisiensi diuresis dan natriuresis lebih tinggi pada diuretik loop. Serta harus dilakukan pemeriksaan fungsi
ginjal seperti kadar kreatinin ginjal dan ureum darah + serum elektrolit (Natrium & Kalium).
3. Parameter apa yang harus dipantau untuk
memastikan efektivitas terapi obat untuk edema dan
untuk meminimalkan toksisitas?

Parameter pemeriksaan fungsi ginjal, serum elektrolit (natrium


& kalium), tekanan darah, BUN,asam urat, glukosa, perubahan
BB, IVD, intake cairan ke dalam tubuh.
4. Apa tujuan keseluruhan dari terapi obat pada
gagal jantung akut?
 Meringankan gejala dan tanda
 Mencegah & meminimalkan masuk rumah sakit
 Memperlambat perkembangan penyakit
 Memperbaiki kualitas hidup
 Menghilangkan edema dan retensi cairan
 Meningkatkan kapasitas aktivitas fisik
 Mengurangi kelelahan dan sesak nafas
 Memperpanjang usia harapan hidup pasien
5. Gejala pasien stabil selama 24 jam awal. Apa kelas pengobatan lain
yang sekarang harus dimulai pada tahap ini untuk pengelolaan gagal
jantung kronis? Tunjukkan obat, dosis awal dan parameter apa pun yang
perlu dipantau.
Pengobatan secara umum yang harus dimulai yaitu pemberian obat golongan ACE-I karena pemberian ACE-I
direkomendasikan bagi semua pasien dengan gagal jantung.

Parameter yang harus di pantau yaitu:


 monitoring tekanan darah
 monitoring denyut nadi
 menerima beberapa macam obat atau terapi diuretika dosis tinggi (misalnya
lebih dari 80 mg furosemid sehari atau setara dengan itu).
 mengalami hipovolemia.
 mengalami hiponatremia (kadar natrium dalam jaringan di bawah 90 mmHg).
 menderita gangguan jantung yang tidak stabil.menderita gangguan fungsi
ginjal (kadar kreatinin dalam plasma di atas 150 mikromol/liter).
 menerima terapi vasodilator dosis tinggi.berumur 70 tahun atau lebih.
6. Apa efek samping yang dapat terjadi ketika pertama kali memulai
pengobatan di atas dan bagaimana efek samping ini dapat diminimalkan?

ACE-I terkadang menyebabkan perburukan fungsi ginjal, hiperkalemia, hipotensi simtomatik,


batuk, dan angioedema (jarang).
Pengobatan yang harus dimulai yaitu pemberian obat golongan ACE-I karena pemberian ACE-
I direkomendasikan bagi semua pasien dengan gagal jantung. Mekanisme ACE-I untuk profilaksis
serangan jantung. Penghambat ACE-I digunakan dalam tata laksana awal dan jangka panjang
pada pasien infark miokard. Penghambat ACE-I mencegah serangan jantung dan stroke pada
pasien penyakit jantung koroner stabil dengan risiko tersebut. Namun pada kasus pasien dalam
riwayat pengobatan diberikan juga obat bisoprolol termasuk golongan β- Bloker berfungsi untuk
menghambat konstriksi bronkus (vasodilator). Pasien dalam kasus sudah mengalami hipotensi
sehingga efek yang kombinasi antara obat golongan ACE-I dengan β- Bloker akan menyebabkan
tekanan darah pasien semakin hipotensi sehingga tidak disarankan.
7. Apa peran beta-blocker pada gagal jantung?
Ringkaslah bukti uji klinis hingga saat ini.
Carvedilol, metoprolol, dan bisoprolol merupakan obat beta-blocker yang telah dikaji manfaatnya pada pasien
heart failure. Ketiga obat tersebut pada pasien heart failure terbukti memperbaiki gejala, mengurangi rawat inap
dan meningkatkan kelangsungan hidup ketika digunakan bersama dengan obat golongan diuretik dan ACE
inhibitor (Grandi & Ripplinger, 2019). Penelitian oleh Lin et al., (2016) memperlihatkan carvedilol dan bisoprolol
secara siginifikan menurunkan resiko kematian dan kejadian masuk rumah sakit pada pasien heart failure
sedangkan metoprolol tidak. Carvedilol dan bisoprolol menunjukkan efektivitas yang sama pada pasien heart
failure (Lin et al., 2016)
Bisoprolol merupakan selektif β blocker dengan mekanisme penurunan curah jantung melalui hambatan reseptor β1
dijantung dengan Efek menguntungkan bisoprolol berupa hambatan aktivasi RAAS, antiaritmia, meningkatkan fungsi
sistolik ventrikel kiri, mengurangi kebutuhan oksigen miokard dan penurunan kematian miosit sehingga mencegah
terjadinya remodeling miokard.
8. Nasihat apa yang harus diberikan kepada pasien
saat pulang sehubungan dengan masalah gaya
hidup?
 Merubah pola gaya hidup dan diet sehat
 Hidari factor pemicu kardiovaskular seperti mengurangi rokok dan minuman beralkohol,
hipertensi, makanan berkolesterol
 Latihan fisik ringan sesuai kondisi pasien maksimal 30 menit setiap hari
 Memperhatikan intake cairan yang masuk
 Pengurangan BB untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup
THANKS!

CREDITS: Does
This presentation
anyonetemplate
have anywas created by Slidesgo,
questions ? including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai