Anda di halaman 1dari 20

HIPERTENSI

Oleh: Kelompok Internship Dokter Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang 2022


Definisi

Pencegahan Epidemiologi

Hipertensi

Faktor
Tatalaksana
Risiko

Diagnosis

2
Definisi
• Penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama
kematian prematur di dunia. (WHO, 2019)
• Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas
kesehatan. (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019)

07/07/2022 Designed by PoweredTemplate.com 3


Epidemiologi

07/07/2022 Designed by PoweredTemplate.com 4


Epidemiologi
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi
pada penduduk > 18 tahun berdasarkan pengukuran secara
nasional sebesar 34,11%.

07/07/2022 Designed by PoweredTemplate.com 5


Faktor
FaktorResiko
Resiko

Faktor Risiko yang tidak dapat diubah:


• Umur
• Jenis Kelamin
• Genetik

Faktor Risiko yang dapat diubah:


• Merokok
• Diet rendah serat
• Dislipidemia
• Konsumsi garam berlebih
• Kurang aktivitas fisik
• Stres
• Berat badan berlebih/ kegemukan
• Konsumsi alkohol
Penentuan derajat hipertensi dilakukan berdasarkan
rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah
(dalam posisi duduk) selama dua atau lebih kunjungan
pasien rawat jalan.
Klasifikasi hipertensi dapat dilihat dalam tabel
Tekanan darah sistolik Tekanan darah
Klasifikasi (mmHg) diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 -89

Hipertensi tingkat 1 140 –159 atau 90 – 99

Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 atau ≥ 100


Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan:

1.Mengidentifikasi penyebab hipertensi.

2.Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit


kardiovaskuler, beratnya penyakit, serta respon
terhadap pengobatan.

3.Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler


yang lain atau penyakit penyerta, yang ikut
menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan
pengobatan.
Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut
diperoleh dengan cara anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(laboratorium) :
Sistem Pemeriksaan

Ginjal Urinanalisis mikroskopik, eksresi albumin,


serum BUN dan/atau kreatinin

Endokrin Serum natrium, kalium, kalsium, dan TSH

Metabolik Glukosa puasa atau HbA1c, profil lipid


(kolesterol total, HDL dan LDL, trigliserida)

Lainnya Darah lengkap, rontgen dan


elektrokardiogram
Tatalaksan
a
Modifikasi Gaya Hidup
Pembatasan konsumsi garam Sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari
(setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau
1 sendok teh garam dapur)

Perubahan pola makan Konsumsi makanan seimbang yang


mengandung sayuran, kacangkacangan,
buah-buahan segar, produk susu rendah
lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak
jenuh
Penurunan berat badan dan menjaga Tujuan pengendalian berat badan adalah
berat badan ideal mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2 ), dan
menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 –
22,9 kg/m2 )

Olahraga teratur Disarankan untuk berolahraga setidaknya


30 menit (berjalan, joging, bersepeda, atau
berenang) 5-7 hari per minggu

Berhenti merokok Merokok merupakan faktor risiko vaskular


dan kanker, sehingga status merokok harus
ditanyakan pada setiap kunjungan pasien
Obat Antihipertensi Oral
Obat Antihipertensi Oral
EFEK SAMPING OBAT ANTIHIPERTENSI
ACE inhibitor Batuk, hiperkalemia

Angiotensin Receptor Blocker Hiperkalemia lebih jarang terjadi dibandingkan ACEi

Calcium Channel Blocker - Dihidropiridin : Edema pedis, sakit kepala


- Non-Dihidropiridin : Konstipasi (verapamil), sakit kepala
(diltiazem)
Diuretik Sering berkemih, hiperglikemia, hiperlipidemia, hiperurisemia,
disfungsi seksual
Sentral alfa-agonis Sedasi, mulut kering, rebound hypertension, disfungsi seksual

Alfa Bloker Edema pedis, hipotensi ortostatik, pusing


Beta Bloker Lemas, bronkospasme, hiperglikemia, disfungsi seksual
Hipertensi Resisten

• Tekanan darah yang tidak mencapai target TDS <140 mmHg


dan/atauTDD <go mmHg, walaupun sudah mendapatkan 3
antihipertensi berbeda golongan dengan dosis maksimal,
salah satunya adalah diuretik, dan pasien sudah
menjalankan rekomendasi modifikasi gaya hidup.
• Penggunaan spironolakton untuk hipertensi resisten
terbukti efektif, namun disarankan dibatasi pada pasien
dengan LFG >45 mL/min/1,73m2 dan konsentrasi kalium
plasma <4.5 mEg/L
• Sebagai alternatif dari spironolakton, dapat diberikan
bisoprolol (5-10mg/hari)
Hipertensi Krisis (Hipertensi
Emergensi dan Urgensi)
• Hipertensi emergensi adalah hipertensi derajat 3 dengan
HMOD akut.
• Sering kali mengancam jiwa dan memerlukan penanganan
segera dan seksama. Biasanya memerlukan obat intravena.
• Gejala emergensi tergantung kepada organ terdampak,
seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dada,
sesak napas, pusing kepala atau gejala defisit neurologis.
• Hipertensi urgensi merupakan hipertensi berat tapa bukti
klinis keterlibatan organ target. Umumnya tidak
memerlukan rawat inap dan dapat diberikan obat oral.
Penatalaksanaan Hipertensi
Emergensi di FKTP
Beberapa pertimbangan strategi penatalaksanaan:
1. Mencari kemungkinan organ target terdampak (anamsesis,
pemeriksaan fisik).
2. Temukan faktor pemicu lain kenaikan tekanan darah akut,
misalnya kehamilan.
3. Meskipun pemberian bat secara intravena sangat
direkomendasikan, terapi oral dengan ACE, ARB atau
betabloker kadang sangat efektif pada hipertensi maligna,
karena umumnya terjadi aktivasi sistem renin oleh iskemia
renal.
4. Pemberian awal dimulai dengan dosis rendah karena pasien
kemungkinan sensitif terhadap pemberiannya dan
kemudian rujuk ke rumah sakit.
Komplikasi

07/07/2022 Designed by PoweredTemplate.com 19


Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi
Risiko untuk mengidap hipertensi dapat
dikurangi dengan :

 Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1


sendok teh per hari)
 Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3
km/ olahraga 30 menit per hari minimal 5x/minggu)
 Tidak merokok dan menghindari asap rokok
 Diet dengan Gizi Seimbang
 Mempertahankan berat badan ideal
 Menghindari minum alkohol

Anda mungkin juga menyukai