Anda di halaman 1dari 22

Apt.

Affandi
Kurniawan,M.Farm.Klin.
Definisi Hipertensi

PERKI 2015, menyatakan bahwa


seseorang akan dikatakan hipertensi bila
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan
yang berulang
Hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg
dan atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg
Klasifikasi

Terapi Farmakologi dimulai pada


pasien hipertensi derajat satu yang
tidak mengalami penurunan
tekanan darah setelah > 6 bulan
menjalani pola hidup sehat dan
pada pasien hipertensi dengan
derajat 2 .

TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik.


Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
Tabel 2. target tekanan darah klinik
PGK=penyakit ginjal kronik; PJK=penyakit jantung koroner; TIA=transient ischemic attack; TD=tekanan darah; TDD=tekanan darah
diastolik; TDS=tekanan darah sistolik. *Untuk stroke lakunar: target penurunan TDS 120-130 mmHg
Diadaptasi dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
Tatalaksana Non-Farmakologi

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan


tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus
dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut,
tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan
untuk memulai terapi farmakologi.
Tatalaksana Non-Farmakologi

01 02 03

Pembatasan konsumsi garam Perubahan pola makan Menjaga Berat Badan Ideal

Membatasi daging merah dan lemak enargetkan berat badan


sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari
ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar
(setara dengann5-6 gram NaCl perhari atau jenuh
pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm
1 sendok teh garam dapur).
pada perempuan.

04 05

Olahraga Teratur Tidak Merokok


Tatalaksana Farmakologi
Tatalaksana Farmakologi

Tabel 3. terapi obat antihipertensi oral


Diuretika
1

Beta Bloker
B

C CCB Dihidropidin
Relatif: Takiaritmia, Gagal Jantung, Edema Tungkai Berat
CCB non dihidropidine
4

ACE-inhibitor
5
Apa saja Efek samping dari Obat Anti-hipertensi ?
Efek samping
CCB Non- CCB
ACE-i ARBs Dihidropiridin dihidropiridin

Hiperkalemia Konstipasi
Batuk, lebih jarang terjadi Edema pedis, sakit
(Verapamil), sakit
hiperkalemia dibandingkan kepala
kepala (Diltiazem)
ACEi
Efek samping
Diuretika Sentral alfa-
tiazid agonis Alfa – bloker Beta bloker

Sering berkemih, Sedasi, mulut Lemas,


hiperglikemia, Edema pedis,
kering, rebound bronkospasme,
hiperlipidemia, hipotensi
hypertension, hiperglikemia,
hiperurisemia, ortostatik, pusing
disfungsi seksual disfungsi seksual
disfungsi seksual
Efek samping
Diuretika
Antagonis
Aldosteron

Ginekomastia,
resiko impotensi,
hiperkalemia
THANKYOU
“The more that you read, the more things you will know. The
more that you learn, the more places you'll go.”—Dr. Seuss

Anda mungkin juga menyukai