Anda di halaman 1dari 47

Hipertensi

HIPERTENSI
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) sering disebut
sebagai “The Silent Killer” karena sering terjadi tanpa ada
keluhan. Biasanya penderita tidak mengetahui ia mengalami
hipertensi, dan baru menyadari saat sudah mengalami
komplikasi.

Dalam mengatasi hipertensi dapat dilakukan terapi


farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi
dengan menggunakan obat-obatan, sedangkan terapi non
farmakologi pada hipertensi dimulai dengan menjalani gaya
hidup sehat.
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yaitu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg minimal dua kali
pengukuran pada periode yang berbeda.

Epidemiologi
Data World Health Organization
(WHO), menunjukkan sekitar 1.13 miliar orang
di dunia
mengalami hipertensi. Artinya sekitar 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis hipertensi tetapi
banyak yang tidak menyadari karena beberapa
orang tidak memiliki gejala. Riskesdas 2018: 34.1% dan
27.8% tRiskesdas 2013
• Tekanan darah sistolik (TDS): ≥140 mmHg dan/atau
• Tekanan darah diastolik (TDD): ≥90 mmHg

Pada semua pasien dewasa (>18 tahun)

1. Yang dilakukan pada dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih
kunjungan.
2. Atau sekali kunjungan, jika TD ≥180/110 mmHg dan terdapat bukti penyakit
kardiovaskular (CVD).
3. Atau sedang mendapat obat anti hipertensi.

2022 12
2022 13
2022 11
Etiologi
• Hipertensi primer: kebanyakan pasien etiologi
patofisiologinya tidak diketahui

• Hipertensi sekuder: penyakit ginjal dan kelainan


hormonal atau pemakaian obat tertentu seperti pil KB,
obat-obatan sejenis kortikosteroid.

Faktor Risiko
• Faktor risiko yang tidak dapat diubah: keturunan
atau
genetik, jenis kelamin, dan umur

• Faktor risiko yang dapat diubah : obesitas, kurang olahraga


atau aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, merokok,
dislipidemia, konsumsi alkohol berlebih, dan stres
• Konsumsi Garam Yang Berlebihan
Faktor Risiko Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan
pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik
• Kurangnya Aktivitas yang secara tidak langsung akan meningkatkan
Fisik/Olahraga tekanan darah.
Aktifitas fisik yang kurang berisiko 2,67X
menderita hipertensi dibandingkan dengan • Merokok
yang sering beraktifitas fisik/olahraga
Nikotin yang beredar di dalam tubuh akan
memberi sinyal kepada otak untuk melepaskan
• Stress hormon adrenalin. Adanya hormon ini akan
membuat pembuluh darah menjadi menyempit
Kondisi stress meningkatkan aktifitas dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
saraf simpatis yang kemudian berat.
meningkatkan tekanan darah secara
bertahap. • Genetik
Individu dengan orang tua yang memiliki riwayat hipertensi
mempunyai rIsiko 2X lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi.
Gejala Hipeítensi
Hipertensi seringnya tidak menyebabkan gejala, namun
p ad a b e b e í a p a o í an g dapat mengalami keluhan, yaitu :

Sakit kepala Pusing

Berdeba Gelisah
r

Nyeri Mudah
dada lelah

Pandangan
buram
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Terapi Non-farmakologis : Intervensi Pola Hidup
• Pembatasan konsumsi garam dan alcohol
• tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari
atau 1 sendok teh garam dapur).
• Peningkatan konsumsi sayuran dan buah
• Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal,
• Aktivitas fisik teratur: 30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas
sedang
(seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per
minggu
• Menghindari rokok
2. Terapi Farmakologis
Menggunakan obat-obat antihipertensi
HMOD=hypertension-
mediated organ damag
e; PJK=penyakit
jantung koroner; PKV=
penyakit kardiovaskular
6
Konsensus InaSH, 2019
Target
Tekanan
Darah
ESH/ESC tahun 2018
Konsensus InaSH, 2019
Obat Kontraindikasi
Tidak dianjurkan Relatif
Diuretik Gout Sindroma
(tiazid/thiazide- like metabolik
misal: chlorthalidone & Intoleransi
indapamide) glukosa
Kehamilan
Hiperkalsemia
Hipokalsemia
Beta blocker Asma Sindrom
Setiap blok sinoatrial atau metabolik
atrioventrikular derajat tinggi Intoleransi
Bradikardi (denyut jantung <60 glukosa
x/menit) Atlit dan
individu yang
aktif
secara fisik
11
Calcium Takiaritmia
Obat Kontraindikasi
Tidak dianjurkan Relatif
Calcium Setiap blok sinoatrial atau Konstipasi
Channel atrioventrikular derajat tinggi
Blocker Gangguan ventrikel kiri berat
(Non- (fraksi ejeksi ventrikel kiri<40%)
Dihidropiridin) Bradikardia (denyut jantung <60 x /
menit)
ACE Inhibitor Kehamilan Perempuan usia subur
Riwayat angioedema tanpa kontrasepsi
Hiperkalemia (kalium >5,5
meq/L) Stenosis arteri renalis
bilateral
Angiotensin Kehamilan Perempuan usia subur
Receptor Hiperkalemia (kalium >5,5 meq/L) tanpa kontrasepsi
Blocker Stenosis arteri renalis bilateral
Golongan Obat Efek samping yang pernah dilaporkan
ACE inhibitor Batuk, hiperkalemia
Angiotensin Hiperkalemia lebih jarang terjadi
Receptor Blocker dibandingkan ACEi

Calcium Channel Blocker


• Dihidropiridin Edema pedis, sakit kepala
• Non-Dihidropiridin Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)
Diuretik Sering berkemih, hiperglikemia,
hiperlipidemia, hiperurisemia, disfungsi
seksual
Sentral alfa-agonis Sedasi, mulut kering, rebound
hypertension, disfungsi seksual
Alfa bloker Edema pedis, hipotensi ortostatik, pusing
Beta bloker Lemas, bronkospasme, hiperglikemia,
13
disfungsi seksual
Konsensus InaSH, 2019
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan Penyakit Arteri
Koroner
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan Penyakit Ginjal Kronis
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan
Gagal Jantung dengan Fraksi Ejeksi
• Jangan Menurun
menggunakan CCB
non- dihidropiridin (yaitu
verapamil atau diltiazem).
• Pertimbangkan angiotensin
receptor/neprilysin inhibitor
daripada ACEi atau ARB sesuai
ESC Heart Failure Guidelines.
• Diuretik yang dimaksud
adalah
thiazide/thiazide-like diuretic.
• Pertimbangkan loop diuretic
sebagai obat pilihan lain
pada pasien edema.
• eplerenone)
MRA (spironolakton dan
MRA = mineralocorticoid receptor antagonist
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan Fibrilasi
Artrial
KOMBINASI OBAT ANTI
HIPERTENSI
Tidak
Minum
Obat
15% Rutin
53% Sering lupa
8% Obat
Lainny tidak
Tidak Minum
a tersedia obat
Rutin 9%
tradisional
32%
10%
LAKI-LAKI Tidak
(%) tahan
Tidak
Why? ES
Minum Merasa Tidak
O
Obat sudah mampu
3% beli
Rutin
13% 55% sehat obat rutin
42% 5%
Tidak
Tidak rutin
berobat
Rutin ALASAN TIDAK MINUM OBAT 22%
32%
(%)
PEREMPUAN
(%)
Riskesdas, 2018
Kepatuhan vsKontrol Tekanan
• Darah
Kepatuhan minum obat yang buruk menyebabkan kontrol tekanan darah tidak
optimal
• Penyebab ketidakpatuhan pasien adalah :
Ketidakpahaman bahwa hipertensi adalah penyakit kronis

Kurang pengetahuan mengenai hubungan antara kontrol tekanan darah yang buruk
dengan penyakit serius, seperti stroke, infark miokard dan penyakit ginjal kronis

Tidak toleran dengan regimen terapi atau kekhawatiran terhadap efek

samping Efek buruk obat terhadap kualitas hidup, seperti gangguan

seksual Komunikasi yang tidak efektif antara pasien dengan tenaga


Burnier M, dkk. 2009, Bramley T, 2006; Wald DS, dkk. 2009
Dampak Hipertensi yang Tidak Terkendali
Hipertensi tidak memberikan G E JA L A sampai kerusakan O RGAN terjadi

Tekanan darah
tidak
terkendali

Komplikasi
Kepatuhan
pengobatan yang Hipertensi
rendah
Deteksi Komplikasi
Pemeriksaan yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi komplikasi :

• Pemeriksaan EKG
• Pemeriksaan albuminuria atau
proteinuria
• Pemeriksaan funduskopi

Tatalaksana
Antihipeítensi dapat langsung dimulai untuk hipeítensi
der a jat 1 dengan penyer t a da n hipeíte nsi der a jat 2
TATA LAKSANA
HIPERTENSI
BAGAIMANA
STRATEGI
PENCEGAHANNYA??
Pencegahan
Pencegahan p r i m e r
Membatasi konsumsi garam, menghindari kegemukan, membatasi
konsumsi
lemak harian, olahraga secara teratur, tidak merokok dan minum alkohol

Pencegahan sekunder
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Pencegahan tersier
Pemeriksaan komplikasi hipertensi yang dilakukan tiap 6
bulan maksimal 1 tahun sekali
Bagaimana Pencegahan Hipertensi?
CERDIK SEHAT

C ek kesehatan secara berkala S eimbang gizi


E nyahkan asap rokok E nyahkan rokok
R ajin aktivitas fisik H adapi stress
D iet sehat dan seimbang A wasi gula
I stirahat cukup darah, kolesterol
K elola stress dan tekanan
darah
T eratur
berolahraga
Cek Kesehatan Beíkala
Enyahkan asap rokok
Merokok harus diberhentikan total!

Obat-obatan pembantu (Bupoprion, terapi pengganti


nikotin) dapat digunakan  kemungkinan berhenti
merokok 2-3 x lipat lebih tinggi.
Namun, dukungan social + terapi perilaku  70-
100% berhasil berhenti

2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial


hypertension
Rajin Aktivitas Fisik
Olahraga yang dianjurkan untuk penderita Hipertensi
• Olahraga Aerobik
• Olahraga teratur dengan intensitas dan durasi
ringan
• 30 menit ,5-7 hari per minggu
• Seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau
berenang

KONSENSUS PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2021:
Update Konsensus PERHI 2019
International Society of Hypertension, 2020
Tips Berolah Raga p ad a penderita
HT Perhatikan Tingginya Tingginya TD

O l a h r a g a dengan meningkatkan daya tahan


(endurance) tidak boleh menambah tekanan
Olah Raga bersifat kompetisi tidak dianjuíkan
seperti: lomba lari, dll

Olah Raga peningkatan kekuatan tidak


diperbolehkan seperti: angkat b e r a t

Konsumsi obat obatan dan periksa TD


secara
teratur
Istirahat yang Cukup dan kelola
Stress

Kurangi stress, dengan Meditasi Tidur yang cukup, kurangi


Refleksi Diri, dan Teknik lainnya bergadang
Makanan Sehat

Konsumsi makanan seimbang yang mengandung


sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan segar,
produk susu rendah lemak, gandum, ikan, dan
asam lemak tak jenuh (terutama minyak
zaitun), serta membatasi asupan daging merah
dan asam lemak jenuh

KONSENSUS
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
2021: Konsumsi buah buahan dan sayuran
Update Konsensus PERHI 2019
International Society of
yang cukup akan menurunkan tekanan
Hypertension, 2020 darah dengan meningkatkan jumlah
natrium yang terbuang bersama air seni
Makan sehat
Terdapat 2 tipe Rekomendasi Diet:

DASH Diet Mediterranean diet

Diet DASH rendah lemak total dan


Pada dasarnya merupakan diet
jenuh, daging merah, gula,
DASH dengan natrium rendah dan
minuman manis, dan karbohidrat
dengan bawang putih tambahan dan
olahan, tetapi tinggi buah-buahan,
peningkatan ikan yang
sayuran, biji-bijian, ikan, unggas,
mengandung omega-3
dan produk susu rendah lemak.

British Society of Hypertension


Craddick SR, Elmer PJ, Obarzanek E, et al. Curr Atheroscler Rep.
2003;5(6):484–491
Núñez-Córdoba JM, Valencia-Serrano F, Toledo E, et al. Am J Epidemiol.
2019;169(3):339–346.
Pencegahan Primer
• Membatasi konsumsi lemak
harian
Mengurangi Asupan Garam

• Rekomendasi penggunaan natrium (Na)


sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara
dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1
sendokteh garam dapur).
• Sebaiknya menghindari makanan dengan
kandungan tinggi garam.
KONSENSUS PENATALAKSANAAN
Diet Ringan: 3.75-7.5 gr/hari
HIPERTENSI 2021: Diet menengah: 1.25-3.75 gr/hari
Update Konsensus PERHI 2019 Diet Berat: < 1.25 gr/hari
International Society of Hypertension, 2020

Konsumsi garam < ½ sendok teh perhari akan


mengurangi tekanan darah 5 mmhg/sistolik dan
2.5 mghg/diastolik
Capai Berat Badan Ideal

Tujuan pengendalian berat badan adalah


mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), dan
menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 –
22,9 kg/ m2) dengan lingkar pinggang <90 cm
pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan

Penurunan BB 2.5 – 5 kg dapat


menurunkan TD 5 mmHg
KONSENSUS PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2021:
Update Konsensus PERHI 2019
International Society of Hypertension, 2020
Hindari Alkohol

Alkohol dibatasi konsumsinya hingga 14 unit


per minggu pada pria dan wanita hingga 8
unit per minggu (1 unit sama dengan 125 mL
anggur atau 250 mL bir). Minum alkohol
serta pesta alkohol  dihindari

Peminum alkohol berat berisiko


mengalami hipertensi 4 kali lebih
tinggi dibandingkan yang tidak
minum beralkohol
2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial
hypertension
Peningkatan Kepatuhan
Pengobatan p a d a pasien
hipeítensi

1. Faktor Tenaga Kesehatan


2. Faktor Pasien
3. Faktor Pengobatan
4. Faktor pelayanan kesehatan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai