2. Rekomendasi Untuk Memulai Pengobatan Hipertensi Berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah Dewasa
Tanpa Kerusakan Organ Target (KOT)
Pengukuran Pertama Follow up yang dianjurkan
TDS TDD
(mmHg) (mmHg)
<130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun. Bila TD menetap, terapkan
modifikasi pola hidup.
140-159 90-99 Pastikan dalam 2 bulan.
- TDS 140-149 dan/atau TDD 90-94 tanpa faktor
risiko utama lain: terapkan modifikasi pola hidup,
dan periksa ulang setiap 3-6 bulan.
- TDS 140-149 dan/atau TDD 90-94 dengan faktor
risiko utama lain; TDS 150-159 tanpa/dengan
faktor risiko lain; terapkan dulu modifikasi pola
hidup selama 3-6 bulan, dan berikan antihipertensi
bila TD menetap.
160-179 100-109 Pastikan dan obati dalam 1 bulan
180-209 110-119 Pastikan dan obati dalam 1 minggu.
3. Golongan Antihipertensi
1) Diuretik : mengatasi udem/ mengeluarkan ciran
Efek samping : tubuh menjadi lemah, lutut kram, kelelahan, meningkatkan gula darah, disfungsi ereksi
Contoh : Diuretik tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid), diuretik loop (furosemid, bumetanid), diuretik
hemat kalium (spironolakton, amilorid, triamteren)
2) β bloker : menghambat norepinefrin dan epinefrin (adrenalin) agar tidak berikatan dengan resptor B
Efek samping : insomnia, pusing, lemah, kaki dan tangan dingin, disfungsi ereksi, batuk
Contoh : non selektif (labetalol, nadolol, propanolol, timolol, pindolol) dan selektif (atenolol, metoprolol,
acebutol)
3) ACE Inhibitor : menghambat hormone angiotensin I berubah menjadi angiotensin II (vasokontriksi
reseptor α)
Efek samping : batuk kering, kulit merah, pusing, meningkatkan kalium
Contoh : kaptopril, enalapril, benazepril, fosinopril, lisinopril, moksipril, perindopril, ramipril
4) ARB : berikatan dengan reseptor angiotensin II pada otot polos pembuluh darah, kelenjar adrenal
Efek samping : insufisiensi ginjal, hiperkalemia dan hipotensi ortostatik
Contoh : kandesartan, irbesartan, losartan, telmisartan, valsartan
5) CCB : menghambat masuknya ion Ca ekstrasel ke intrasel akan menghambat kontraksi otot polos pada
jantung
Efek samping : penurunan denyut jantung, impoten
Contoh : diltiazem, verapamil, amlodipin, felodipin, nikardipin
Farmakoterapi Terapan (Dr. Nurmainah, MM., Apt)
4. KASUS
1) Seorang pasien dengan BB 75 kg dan TB 156 cm memeriksakan kesehatannya. Hasil pemeriksaan
menunjukkan TD=190/95 mmHg. Pasien memiliki riwayat HT dan DM. Menurut JNC VIII TD yang
ditargetkan adalah....
(Kalau umur lebih dr 60th 150/90)
a. 150/90 mmHg
b. 140/80 mmHg seharusnya 140/90 mmHg
c. 130/80 mmHg kalua ini menurut JNE 7
d. 125/75 mmHg
e. 120/75 mmHg
2) Seorang pasien berusia 62 tahun dan diagnosis hipertensi. Pasien membutuhkan monoterapi untuk
mengurangi resistensi perifer dengan mencegah retensi NaCl dan air. Apakah terapi yang Anda sarankan?
Kalua ibu hamil boleh pakai lebetolol (betabloker) atau metildopa (alfa agonis), tidak boleh pakai ARB
dan ACEI
Kalau CKD boleh pakai ARB atau ACEI (kalua diberi bersamaan ARB ny tidak berfungsi )
Kalua DM tidak boleh pakai diuretic atau betabloker
a. Kaptopril di ginjal
b. Propanolol pembuluh darah
c. ISDN angina mendadak
d. Nifedipin CCB
d. Verapamil CCB
3) Pasien pertama kali terdiagnosis hipertensi dengan TD=150/90 mmHg. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit degeneratif dan tidak ada gejala dan tanda adanya abnormalitas kerja jantung. Dokter
memutuskan untuk memberikan terapi kombinasi 2 obat. Apakah pilihan terapi farmakologi yang tepat
bagi pasien ini?
a. ISDN + thiazid
b.Bisoprolol + prazosin
c. HCT + Kaptopril diuretic + ACEI
d. Kaptopril + irbesartan
e. Klonidin + ISDN
4) Pasien pria berumur 45 tahun MRS karena keluhan hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah pasien 155/90
mmHg. Dokter memberikan valsartan. Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?
a. Menghambat reseptor angiotensin 1
b. Menghambat kanal kalsium
c. Menghambat reseptor beta
d. Transporter ion Na/K
e. Melebarkan pembuluh darah
5) Pasien perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sakit kepala, pusing seperti melayang,
dan kesulitan menggunakan anggota gerak tubuh bagian bawah. Pasien diketahui memiliki riwayat
hipertensi, dan mengalami udem di kedua tungkai kakinya. Terapi sebelumnya furosemid. Efek samping
yang ditimbulkan dari penggunaan obat tersebut adalah:
a. Hipokalemia
b. Hipokalsemia
c. Hipofosfatemia
d. Hipnatremia
e. Hipoglikemia
6) Bp Tino mengalami tekanan darah tinggi= 160/110 mmHg. Pasien memiliki riwayat coronary vascular
disease, berakibat angina tapi tidak ada bukti CHF. Bp. Tino juga merupakan pasien asma yang
mendapatkan terbutaline aerosol inhalasi. Peresepan propanolol untuk Bp. Tino menurut anda bagaimana?
Farmakoterapi Terapan (Dr. Nurmainah, MM., Apt)
a. Sesuai karena akan menurunkan denyut nadi dan cardiac output serta menurunkan insidensi angina.
b. Tidak sesuai karena hanya efektif untuk hipertensi ringan.
c. Sesuai karena antihipertensi yang dipilih cost effective.
d. Tidak sesuai karena kontraindikasi dengan kondisi asma pasien.
7) Bu Ani 45 tahun dengan pekerjaan pengusaha katering merasa pusing 3 hari terakhir karena menerima
banyak pesanan dan terpaksa lembur. Pasien tidak ada riwayat hipertensi dan belum pernah menerima
antihipertensi. Pengukuran tekanan darah 150/100 mmHg. Apa terapi yang saudara sarankan untuk pasien
tersebut?
a. Memberi tiazid dosis rendah pada pagi hari.
b. Memberi AHT dengan ES rendah.
c. Minum jamu
d. Ubah gaya hidup.
8. Terapi Hiperlipidemia
1) Pengobatan Farmakologi
a. Sequestran asam empedu (ion exchange resin)
b. HMG-CoA reduktase inhibitor (STATIN)
c. asam nikotinat (NIASIN)
d. Fibrat (GEMFIBROZIL, KLOFIBRAT, dan FENOFIBRAT)
e. Dextrotiroksin (Isomer Hormon Tiroid)
2) Non Farmakologi
a. Modifikasi Gaya Hidup
b. Batasi konsumsi KH, Lemak jenuh, dan alkohol
c. Konsumsi ikan dan suplemen omega -3 PUFA
d. Perhatikan penggunaan obat2 an yang dapat menginduksi kolesterol/lemak.
9. Perangkat lunak yang digunakan untuk memprediksikan risiko ASCVD pada pasien hiperlipidemia.
PCRAE (Pooled Cohort Risk Assesment Equation)
Risiko ASCVD CHD, stroke, dan penyakit arteri peripheral.
10. Guideline Scope
1) Focus on treatment of blood choleserol to reduce ASCVD risk in adults.
2) Emphasize adherence to a heart healthy lifesyle as foundation of ASCVD risk reduction.
See Lifestyle Management Guideline
3) Identify individuals most likely to benefit from cholesterol-lowering herapy.
Four statin benefit groups
4) Identify safety issues
Jawab :
a. Subjek :
Tn Yahya : 54 tahun
BB : 75 Kg
Riwayat penyakit : DM tipe 2
Riwayat Pengobatan : tidak patuh
Riwayat Sosial : merokok dan makan enak
Keluhan : dadanya terhimpit, nafasnya sesak, keringat mengucur, dan wajahnya pucat
Farmakoterapi Terapan (Dr. Nurmainah, MM., Apt)
OBJEK
2) Obat ANTIPLATELET
a. Pembentukan trombus disebabkan oleh peningkatan ukuran plak yang dapat menyebabkan terjadinya
IM.
b. Antiplatelet, efektif mencegah aktivasi platelet dan pembentukan trombus.
c. Aspirin memberikan manfaat utk pengobatan PJK.
d. Aksi aspirin dengan cara menghambat platelet COX-1 dan produksi tromboksan.
e. Dosis yang digunakan 75 mg/hari.
f. Dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal.
g. ES lain meliputi alergi seperti bronkopasme.
h. Perlu perhatian pada pasien yang memiliki riwayat pendarahan gastrointestinal dan asma.
i. Klopidogrel dapat digunakan sebagai pilihan bagi pasien yang alergi dengan aspirin atau tidak tolerasi
dengan aspirin.
3) ACE Inhibitor
a. ACE Inhibitor digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung, serta memberikan manfaat
pada pos IM.
b. ACE inhibitor tidak hanya bekerja menghambat produksi angiotensin II namun memiliki efek anti
inflamasi, antitrombotik, dan antiproliferasi.
c. ACE inhibitor dapat menekan produksi ROS.
d. Studi yang mendukung HOPE study dan EUROPA study.
4) BETA BLOKER
a. BB diberikan pada pasien yang sebelumnya menderita IM dan gagal jantung.
b. BB diberikan khusunya pada pasien exertional angina.
c. ES: dapat memperburuk pengontrolan GD pada pasien DM
d. bronkopasme dan periperal vaskular spasme (KI: Asma)
e. Kardioselektif diperlukan untuk pasien asma (atenolol, bisoprolol, metoprolol).
5) CCB
a. Aksinya pada otot polos dan jaringan jantung.
b. Aksi setiap obat golongan CCB berbeda-beda.
c. Berguna untuk mengatasi angina yang disebabkan oleh fenomena dari “ coronary steal”.
d. Aksi panjang dihidropiridin (amlodipin, felodipin) atau lebih panjang lagi (nifedipin) mengatasi gejala
seperti pada terapi BB.
e. CCB untuk mengontrol miokardial rate (vasodilator) seperti diltiazem.
6) STATIN
a. Pasien PJK perlu untuk menurunkan kolesterol terutama low density lipoprotein cholesterol (LDL-C).
b. Target LDL-C <2 mmol/L dan total kolesterol <4mmol/L.pertensi dan gagal jantung, serta
memberikan manfaat pada pos IM.
c. Statin memiliki kemampuan tambahan sebagai anti inflamasi, antitrombotic, dan antiproliferasi.
d. Statin dapat mengembalikan fungsi endotel dan menghambat produksi ROS pada dinding pembuluh
darah.
e. Studi yang mendukung HOPE study dan EUROPA study.
8. TARGET PENGOBATAN
1) Menekan risiko pembentukan gumpalan darah
2) Mencegah komplikasi PJK
3) Mengurangi faktor risiko dalam rangka menekan, memperlambat penumpukkan plak
Farmakoterapi Terapan (Dr. Nurmainah, MM., Apt)
4) Menghilangkan gejala
5) Pelebaran arteri yang tersumbat dengan Operasi (PCI dan CABG)
9. DIAGNOSIS
1) Elektrokardiogram (EKG)
2) Tradmill (stress testing)
3) Ekokardiograpi
4) Sinar X dada
5) Uji darah
6) Angiograpi koroner dan kateterisasi jantung
10. PATIENT CARe
1) Pengaturan diet
2) Olahraga
3) Hentikan merokok (risiko PJK 2-4 kali perokok/ 20 rokok per hari atau 5-21 kali dengan 25 rokok per
hari)
4) Ubah gaya hidup menjadi lebih sehat
5) Jelaskan kpd pasien ttg kondisi penyakitnya
11. KASUS
1) KASUS 1
Pasien laki-laki usia 55 tahun merasa dadanya nyeri ketika bersih-bersih dikebun. Merasakan hal tersebut
pasien istirahat. Pasien ke dokter. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar
gula darah dan baru didiagnosa mengalami DM tipe 2.
Apa pemeriksaan CVD dan obat yang harus diberikan kepada pasien?
JAWAB Kasus 1
1. Pasien harus memeriksa tekanan darah, serum lipid, dan ECG.
2. Pasien dapat diberikan GTN spray atau tablet sublingual untuk mengatasi angina.
3. Pasien dapat diberikan aspirin dan statin satu kali sehari jika diketahui kadar lipid abnormal.
4. Statin dan ACE inhibitor diberikan hampir semua pasien DM2, PJK.
Berdasarkan SOAP
S = umur 55th , nyeri dada setelah bersih2
O = pemeriksaan GD (didiaknosa DM)
A = angina stabil
P = - periksa TD, serum lipid, EKG, tredmill
- diberi GTD sublingual
- diberi aspirin dan statin
- amlodipine (atau CCB/ACEI)
- metformin
2) KASUS 2
Seorang pasien dengan penyakit rematik memiliki riwayat PJK diberikan obat naproxen? Apakah manfaat
dan bahaya jika diberikan tambahan aspirin dalam pengobatannya?
JAWAB Kasus 2
1. Naproksen jika diberikan dengan aspirin dapat menimbulkan interaksi mayor.
2. Naproksen dapat menurunkan aktivitas aspirin dalam mengatasi PJK.
3. Naproksen memblok kerja apirin dgn cara menghambat enzim cox-1 shg meningkatkan perdarahan
pada gastro intestinal.
4. Disarankan penggunaan Naproksen pct, diklofenak atau ibuprofen. Pemberian diberikan 2 jam setelah
menggunakan aspirin.