Anda di halaman 1dari 5

Guidelines Management of Blood Cholesterol – american college of cardiology

1. Atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) – prevent with lifestyle


therapy from metabolic syndrome.
2. ASCVD klinis untuk menurunkan LDL-C dengan high intensity statin atau
terapi statin yang ditoleransi maksimal
3. Very high risk ASCVD, gunakan threshold LDL-C sebesar 70 mg/dL (1.8
mmol/L) pertimbangkan tambah terapi non-statin. Dapat gunakan Ezetimibe
untuk maksimalkan toleransi terapi statin (long term safety >3 tahun)
4. Pasien dengan hiperkolestrolemia primer (LDL-C >190 mg/dL), segera mulai
dengan terapi statin. Bila LDL-C nya masih >100 mg/dL pertimbangkan
ditambah dengan ezetimib.
5. Pasien usia 40-75 tahun dengan DM dan LDL-C >70 mg/dL, mulai dengan
terapi moderate-intensity statin. Boleh ditingkatkan menjadi terapi igh-
intensity
6. Usia 40-75 tahun harus diedukasi untuk tidak merokok, kontrol gula darah,
LDL-C, hbA1C, harus dilakukan terapi gaya hidup.
7. Bila LDL-C ?160 mg/dL, akan sangat berisiko dengan sindrom metabolic,
CKD, pre eklampsia, menopause premature, RA, psoriasis. Harus segera
diterapi dengan statin.

Secondary prevention dengan Clinical ASCVD


Klinis -> Terapi gaya hidup ->
1. Not very high risk
 Usia <75 tahun – high intensity statin (target LDL-C turun >50%) ->
bila high intensity tidak ditoleransi dapat gunakan dengan moderate
intensity statin. Bila statin maksimal dan LDL-C >70 mg/dL dapat
ditambah dengan ezetimibe
 Usia >75 tahun – mulai dengan moderate atau high intensity statin.
Dilanjutkan dengan high intensity boleh.

2. Very high risk


 Terapi high-intensity atau statin maksimal – bila dengan maksimal
statin dan LDL-C > 70 mg/dL dapat ditambahkan dengan ezetimibe
 Bila LDL-C lowering therapy dan LDL-C >70 mg/dL atau on HDL-C
>100 mg/dL dapat ditambah dengan PCSK9-I

Primary Severe Hypercholesterolemia – LDL-C >190 mg/dL


1. Pasien usia 20-75 tahun dengan LDL-C >190 mg/dL atau lebih terapi statin
maksimal
2. 20-75 tahun dengan LDL-C >190 mg/dL atau lebih yang achieve lebih dari
50% penurunan dalam LDL-C dengan terapi tapi masih diatas 100 mg/dL
dapat digunakan terapi ezetimibe

Diabetes-specific Risk enhancer :


 Durasi lama (>10 tahun untuk DMT2 atau >20 tahun untuk DMT1)
 Albuminuria >30 mcg albumin/mg creatinin
 eGFR <60 ml/min/1.73 m persegi
 Retinopati, neuropati, ABI <0.90
Risiko enhancing factors untuk clinician patient risk discussion
 Riwayat keluarga untuk premature ASCVD (laki-laki usia <55 tahun, wanita
<65 tahun)
 Hiperkolesterolemia primer (LDL-C 160-189 mg/dL, non-HDL-C 190-210
mg/dL)
 Sindrom metabolik (increased waist circumference, elevated TG >159 mg/dL,
peningkatan tekanan darah dan gula darah, HDL-C yang rendah laki-laki <40
mg/dL dan <50 mg/dL pada wanita).
 CKD dengan atau tanpa albuminuria yang tidak diterapi dengan dialysis
 Chronic inflammatory conditions seperti psoriasis, RA, HIV
 Riwayat menopause premature sebelum usia 40 tahun
 High-risk ethnicities
 Lipid/biomarker terkait ASCVD : persistently peningkatan atau
hipertrigliserida primer >175 mg/dL

Checklist item :
1. Assessment – usia, LDL-C, DM atau tidak
2. Modifikasi gaya hidup – gaya hidup perbaiki – diet, aktivitas fisik,BB/BMI,
tidak merokok
3. Farmakoterapi – statin sebagai lini pertama, pertimbangkan kombinasi terapi
statin dan non-statin - LDL-C lowering - Statin :
 High intensity >50% - atorvastatin 40 -80 mg atau rosuvastatin 20-40
mg
 Moderate intensity 30-49% - atorvastatin 10-20 mg, rosu 5-10 mg,
simvastatin 20-40 mg
 Low intensity <30% - simvastatin 10 mg
4. Cost consideration

Statin associated side effects


Myalgias (CK normal) – jarang – 1-5%
Myositis/myopathy dengan concerning gejala atau kelemahan yang ada secara
objective - rare
Rhabdomyolysis - rare
Statin associated autoimmune myopathy - rare
New onset DM - tergantung populasi paling sering pada inividu dengan faktor risiko
DM – BMI >30, GDP >100 mg/dL, sindroma metabolic, HbA1C >6%

Treatment of Type 2 Diabetes for Primary Prevention of Cardiovascular Disease


HbA1C >6,5% konsisten dengan DMT2 -> dietary conseling regarding + at least 150
menit olahraga dengan moderate hingga aktivitas fisik berat
Bila HbA1c <7.0% setelah perubahan gaya hidup dan terapi metformin dapat
dilanjutkan, namun bila pasien memiliki faktor risiko jantung dapat dipertimbangkan
menggunakan SGLT-2 inhibitoratau GLP-1R agonist untuk meningkatkan glikemik
kontrol dan menurunkan risiko jantung.
ESC/EAS Guidelines management of Dyslipidemia (Escardio)

Yang jadi utama dicegah : Coronary artery disease (CAD), ischaemic stroke, dan
peripheral arterial disease (PAD)
Faktor risiko : merokok, gaya hidup, kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah tinggi,
DMT2, dyslipidemia, usia, dan jenis kelamin laki-laki.

Dislipidemia : metabolisme lemak dapat dipengaruhi oleh fungsi lipoprotein atau


kadarnya dalam darah, berpengaruh dalam pembentukan atherosclerosis. Peningkatan
total cholesterol (TC) dan low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) dapat
dimodifikasi dengan obat dan gaya hidup.

Treatment target
Indikator utamanya yaitu LDL-C sebagai indicator dari respon terapi.

Glucose and lipid metabolism are strongly related, karena metabolisme karbohidrat
yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi trigliserida juga.

Lifestyle recommendations :
BB dan aktivitas fisik
Diet :
 Dietary fat – rekomendasinya yaitu 25-35% kalori. Intake vitamin E dan asam
lemak esensial, sumbernya dari MUFA dan PUFA. Kolesterol idealnya <300
mg/hari.
 Dietary carbohydrate – rekomendasi 45-55% dari energy total. Konsumsi
sayur, buah, kacang, wholegrain cereals memiliki low glycaemic index.
Restiksi dari glukosa sangat penting untuk menurunkan kadar TG.
 Dietary supplements and functional foods -
Alcohol and smoking – hanya boleh 20-30 g/hari untuk laki-laki dan 10-20 g/hari
untuk perempuan – acceptable drink. Berhenti merokok akan meningkatkan kadar
HDL-C
Dietary recommendation to lower TC and LDL-C

Yang harus digunakan dengan jumlah yang sedikit


Croissants, pastries, muffins, pies, sayuran yang disediakan dengan butter atau cream,
cakes, ice cream, sausages, salami, bacon, spare ribs, hot dogs, organ meats, regular
cheese, cream, egg yolk, whole milk, yoghurt, butter, solid margarines, trans fat, palm
and coconut oil, bacon, fat dressing made with egg yolks, coconut, dan segala
makanan yang digoreng.

Salt intake harus dikurangi <5 g/hari.

Etiologi penyebab hiperkolesterolemia sekunder :


 Hipotiroidism
 Sindroma nefrotik
 Kehamilan
 Cushing syndrome
 Anorexia nervosa
 Obat imunosupresan
 Kortikosteroid

Statin
Mechanism of action – statin menurunkan sintesis kolesterol di hepar secara
kompetitif dengan inhibisi aktivitas HMG-CoA reduktase. Reduksi dilakukan
intracellular, hasilnya adalah menurunkan LDL-C dalam darah.

Possible cause of hypretriglyceridaemia :


 Predisposisi genetic
 Obesitas
 DMT2
 Konsumsi alkohol
 Diet high in simple carbohydrates
 Renal disease
 Hipothyroidsm
 Kehamilan
 Autoimmune disorders
 Multiple medications : kortikosteroid, estrogen (terutama yang diintake secara
oral), tamoxifen, antihipertensi, isotretinoin, siklosporon, terapi psikotik

Fibrates
Mechanism of action akan meregulasi metabolisme lipid dan lipoprotein. Peningkatan
HDL-C oleh intake fibrate cukup tinggi. Terapi ini digunakan pada peningkatan TG
dengan HDL-C yang rendah.

AHA – check change control cholesterol


www.heart.org/cholesterol

Metabolic syndrome : elevated waist circumference, TG, GDP, tekanan darah, dan
penurunan HDL-C

Anda mungkin juga menyukai