Anda di halaman 1dari 6

eknik Cetak Flexography

Ditulis Oleh : admin


Tanggal : 14-04-2014

Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo saja adalah suatu teknik cetak yang
menggunakan acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet, photopolymer atau bahan flexible
lainnya. Nama Flexography sendiri diambil dari kata flexible yang merupakan bahan pembuat
pelat cetaknya. Teknik cetak flexography termasuk jenis cetak tinggi karena tinta dialihkan ke
media cetak melalui pelat cetak yang permukaannya lebih tinggi.

Ilustrasi sederhananya dapat kita lihat pada proses orang menyetempel. Bentuk tulisan pada
karet strempel berbentuk relief dengan posisi terbalik (negatif) dimana permukaan tulisan lebih
tinggi daripada area yang kosong. Ketika stempel ditekankan pada bak tinta maka akan terjadi
pemindahan tinta dari bak tinta ke stempel. Ketika stempel tersebut ditekankan diatas kertas
maka terbentuklah cetakan seperti pada karet karet stempel dengan posisinya terbaca (positif).
Ya, seperti itulah prinsip cetak Flexo, acuan cetak yang berupa design gambar maupun tulisan
diukir diatas rubber plate atau photopolymer dengan posisi terbalik (negatif). Acuan cetak ini
dalam dunia percetakan disebut pelat cetak atau printing plate. Dalam dunia Carton Box, pelat
cetak ini biasanya disebut DIES. Pemindahan tinta ke pelat cetak dilakukan melalui roll
transfer yang disebut Anilox Roll yang terbuat dari Tembaga (Cu) atau Ceramic. Printing plate
yang sudah mendapat balutan tinta ini kemudian mengenai permukaan sheet sehingga
membentuk cetakan.

Secara sederhana ada 4 komponen dalam cetak Flexo yaitu :


1. Fountain Roll
2. Anilox Roll
3. Plate Cylinder
4. Impression Cylinder.

Fountain Roll umumnya terbungkus karet (rubber). Fountain roll berputar didalam Ink reservoir
untuk memindahkan tinta dari ink reservoir ke metering ink atau anilox roll. Anilox roll
umumnya terbuat dari bahan Ceramic dan dibungkus dengan engraving cell yang sangat halus
dan kecil. Bentuk engraving cell ini umumnya hexagonal sehingga kalau dilihat dengan kaca
pembesar susunan cell-cell tersebut tampak seperti rumah tawon. Jumlah cell bervariasi mulai 80
sampai 1000 cells per linear inchi. Semakin tinggi nilai LPI (line per inchi) semakin halus hasil
cetakan.

Plate Cylinder adalah roll tempat memasang printing plate (dies). Roll ini terletak diantara
Anilox roll dan Impression roll. Impression roll sangat halus untuk memberikan tekanan sheet
yang dicetak agar bisa menyentuh pelat cetak secara merata

Proses cetak Flexo dimulai dari Fountain roll yang berputar dalam ink reservoir sehingga
membawa tinta berpindah dari ink reservoir ke Anilox roll. Agar tinta yang menempel pada
Anilox roll tidak berlebihan maka dipasang doctor blade yang berfungsi mengurangi ketebalan
dan meratakan tinta. Selanjutnya anilox roll berputar dan bersentuhan dengan plate cylinder
yang sudah ditempeli printing plale sehingga tinta berpindah dari anilox ke printing plate.
Printing plate yang sudah terkena tinta berputar mengenai permukaan sheet sehingga
menghasilkan cetakan dengan posisi terbaca (positif). Agar hasil cetakan lebih merata maka
ditekan oleh impression cylinder.
Satu rangkaian yang terdiri dari 4 komponen yaitu fontain roll, anilox roll, dan plate cylinder
impression cylinder disebut 1 unit printing. Satu unit printing hanya bisa menghasilkan cetak 1
warna. Untuk mencetak dua warna diperlukan 2 unit printing, tiga warna 3 unit printing dst.
Proses pembuatan cetakan dengan jumlah warna lebih dari 1, dilakukan dalam 1 mesin Flexo
yang terdiri dari beberapa unit printing sesuai jumlah warnanya. Sheet (bahan yang dicetak) akan
berjalan dari unit printing 1 kel unit printing berikutnya hanya dalam hitungan detik. Oleh karena
itu tinta yang digunakan harus encer dan cepat kering.

Pada saat proses cetak di mesin flexo, dibutuhkan beberapa lembar printing plate sesuai
dengan jumlah warna cetakan. Satu lembar pelat cetak hanya untuk 1 warna saja.. Nah ketika
masing-masing pelat cetak dipasang pada cylinder plate di unit printing yang berbeda apakah
anda yakin bahwa nantinya ketika dijalankan akan menghasilkan gambar/tulisan yang benar?
Untuk memastikan agar masing-masing photopolymer yang dipisah berdasarkan jenis warna
tetapi ketika dijalankan di mesin Flexo bisa menyatu maka diperlukan adanya proses yang
disebut mounting.

Mounting adalah proses menempatkan dan melekatkan secara tepat dan seksama komponen-
komponen cetak dari rubber atau photopolymer diatas lembaran mika astrolon. Proses mounting
ini sangat penting terutama pada cetak multi warna yang dalam prakteknya tiap warna
mempunyai lembar pelat cetak sendiri-sendiri. Walaupun terpisah-pisah namun ketika
digabungkan dalam proses cetak di mesin Flexo posisi objek harus tepat sesuai design yang
dimaksudkan

Telah banyak dilansirkan dari beberapa media informasi kegrafikaan mengenai macam-macam
teknologi teknik cetak. mungkin kita hanya mengenal beberapa teknik cetak yang paling
produktif saja di indonesia, namun di luar sana teknik cetak sudah bermacam-macam, dengan
segala media, bahan cetak dan permukaan cetak. menakjubkan!
sebagai refrensi, kita mau ngasih tau beberapa teknik cetak nih!

Berdasarkan Acuan cetak


Acuan tetap.
1. Cetak Datar (Offset)
2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)
3. Cetak Dalam (Rotogravure)
4. Cetak Khusus (Sablon/Cetak Saring)

Acuan Tidak Tetap


1. Electrophography (Elektron)
2. Ionography (Ion)
3. Magnetography (Magnet)
4. Ink-Jet
5. Thermography (Panas)
6. Photography (Cahaya)
7. X-Graphy (Sinar X)

di postingan kita kali ini, kita hanya menjelaskan teknik cetak dengan acuan tetap.
dan kita hanya akan memberi gambaran kecil dari tiap-tiap teknik cetak.

1. Cetak Datar (Offset)

Cetak datar adalah teknik cetak dimana BTM (Bagian tidak mencetak) memiliki tinggi yang
sama dengan BM (Bagian Mencetak). Prinsip kerja teknik cetak ini adalah dimana menggunakan
acuan berupa pelat yang sudah terdapat bagian BM dan BTM, selanjutnya bagian BM akan
menarik tinta sedangkan bagian BTM akan menarik air (tujuan BTM menarik air agar tinta tidak
mengenai BTM, karena jika tinta menyinggung bagian BTM yang terjadi adalah hasil akhir tidak
akan menampilkan image/gambar sesuai dengan pelatnya - Blank (Hitam semua)). Nah tinta
yang sudah mengenai pelat selanjutnya akan ditransfer terlebih dahulu di Blangked (itulah sebab
mengapa teknik cetak offset juga disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak
langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu
juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca - Tidak terbalik). setelah
mengenai blangked, selanjutnya ditransfer ke permukaan cetak (kertas), pemindahan tinta dari
silinder blangked ke permukaan cetak dibantu olah silinder tekan (immpressi) bertujuan agar
tinta yang dialihkan benar-benar tertransfer dengan baik.

2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)


(Litografi) Pada teknik cetak ini, prinsipnya adalah BM (Bagian mencetak) lebih tinggi
dibanding dengan BTM (Bagian Tidak Mencetak), jadi dengan mudah bagian yang mencetak
mengambil tinta lalu dialihkan ke permukaan cetak, teknik cetak ini disebut dengan teknik cetak
langsung, karena tinta langsung dialihkan dari bagian mencetak ke permukaan cetak. Nah, hal itu
menyebabkan acuannya tidak terbaca (Terbalik).
(Flexografi) Pada dasarnya flexografi juga memiliki prinsip yang sama dengan litografi, karena
sama-sama menggunakan teknik cetak tinggi, namun perbedaannya terletak pada bahan acuan
yang digunakan dan permukaan benda yang dicetaknya. Fleksografi menggunakan acuan cetak
yang terbuat dari Anilin, sejenis karet/pelastik, hal ini bertujuan untuk mencapai fleksibelitas
cetakan, karena sejatinya fleksografi adalah teknik cetak yang digunakan untuk mencetak
permukaan yang bisa dikatakan tidak rata, bergelombang, bermotif, dll. teknik cetak fleksografik
biasa digunakan dipabrik-pabrik kemasan, karena bahan-bahan yang dicetak juga biasanya
digunakan pada pabrik-pabrik (contohnya Kardus, plastik, karet, mika, kaca, dll).

3. Cetak Dalam (Rotogravure)

perbedaan yang menonjol dalam teknik cetak dalam ini adalah, acuannya yang berbeda bentuk
dan bahan pembuatan acuannya yang tergolong rumit. pada teknik cetak ini, prinsip yang
digunakan adalah BM (Bagian Mencetak) kedudukannya lebih rendah ketimbang BTM (Bagian
Tidak Mencetak). jadi tinta akan masuk ke dalam celah-celah acuan, lalu untuk mencegar
kelebihan tinta, digunakanlah doctor blade untuk meratakan bagian yang tidak mencetak agar
tidak terdapat tinta. acuan rotogravure biasanya terbuat dari timah/tembaga, hal itulah yang
membuat teknik cetak rotogravure jarang digunakan, sekalipun digunakan hanya untuk mencetak
cetakan yang tergolong security printing (contohnya uang, cek, materai, dll).

4. Cetak khusus (sablon/cetak saring)

sudah tak asing lagi ditelinga tentang cetak sablon ini, mungkin sobat sudah mengetahui apa
saja alat dan bahan yang diperlukan. Namun, sekedar berbagi ilmu, kita akan sedikit menjelaskan
tentang cetak sablon ini.
acuan cetak sablon tidak seperti teknik cetak lainnya, acuannya terbuat dari kain berpori (Screen)
yang dimana jarak setiap lubang pori-pori disesuaikan dengan permukaan cetak yang ingin
dicetak. prinsip kerjanya adalah screen dilapisi dengan cairan untuk menutup setiap pori-pori,
lalu screen dijemur bersamaan dengan image yang ingin dibuat, tujuannya adalah untuk
mengeringkan cairan tersebut, namun bagian screen yang tertutupi oleh image tidak akan kering.
nah, setelah itu barulah dilakukan proses pelunturan cairan menggunakan air, tujuannya agar
bagian screen yang terdapat image dapat dilalui oleh tinta.

Anda mungkin juga menyukai