Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PROSES CETAK DALAM DAN CETAK DATAR


TEKNIK CETAK OFFSET

OLEH
I Ketut Adi Nuranjaya
201406009

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah membantu proses pengerjaan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 3 Juni 2016


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era perkembangan teknologi cetak yang begitu pesat, banyak mesinmesin
cetak baru yang bermunculan di pasaran. Untuk mengimbangi perkembangan ini,
dibutuhkan pemahan yang mendalam bidang cetak offset. Dalam dunia grafika tidak
hanya dibutuhkan kompetensi kemampuan operasi mesin cetak, tetapi juga
dibutuhkan kemampuan dalam hal manajemen produksi, manajemen warna, alur
proses cetak dan sebagainya.
Teknologi cetak memiliki peran penting dalam kehidupan manusia saat ini.
Hampir setiap hal yang digunakan oleh manusia pasti memiliki elemen cetak, seperti
buku, surat-surat, majalah, koran, kemasan, label dan sebagainya. Teknolog cetak
begitu penting sehingga dalam keseharian manusia selalu berinteraksi dengan hal-hal
yang dicetak. Pada prinsipnya teknologi cetak hanya memindahkan tinta dari acuan
cetak ke material/bahan yang akan di cetak. Tetapi pada prosesnya, terdapat alur atau
proses yang cukup panjang untuk menghasilkan sebuah cetakan yang memiliki hasil
yang baik. Proses ini mencakup proses pre-press, press dan post press.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui sejarah teknik cetak offset.
1.2.2 Mengetahui proses cetak offset.
1.3 Manfaat
1.3.1

Bagi Penulis
Menambah pemahaman tentang proses cetak offset.

1.3.2

Bagi Produsen
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui perbedaan kualitas cetak
offset dengan cetak digital.

BAB II
PROSES CETAK OFFSET

2.1 Sejarah Teknik Cetak Offset


Prinsip cetak datar adalah adanya prinsip tolak menolak antara air dan lemak (tinta)
pada acuan cetak, dimana bagian yang mencetak menarik tinta menolak air, sedangkan
bagian yang tidak mencetak menarik air menolak tinta. Dinamakan cetak datar karena
pada acuan cetak permukaan bagian yang mencetak dan permukaan bagian yang tidak
mencetak sama tingginya.

Penemu cetak datar adalah seorang bangsa Jerman yang

bernama Alois Senefelder pada tahun 1797.


Oleh karena cetak offset berdasarkan pada proses kimiawi yang sama yaitu saling
tolak menolak antara air dan tinta, Alois Senefelder disebut juga sebagai penemu proses
cetak offset. Perbedaan pokok cetak offset adalah penggunaan pengggunaan pelat /
acuan cetak dari logam (alumunium) sebagai pengganti batu dan pemakaian tambahan
silinder blanket. Teknik ini ditemukan pada tahun 1906 oleh seorang Jerman yang
berimigrasi ke Amerika Serikat yang bernama Casper Herman. Proses cetak offset adalah
proses cetak tidak langsung, artinya peralihan tinta dari acuan cetak tidak langsung
mengenai bahan cetak, tetapi melalui media perantara yaitu silinder kain karet (blanket
cylinder) baru mengenai bahan cetak. Gambar / teks pada acuan terbaca, pada silinder
blanket tidak terbaca, dan sampai bahan cetak terbaca kembali. Cetak offset dengan
pembasahan (wet offset) adalah proses cetak yang melibatkan banyak komponen dengan
berbagai macam proses yang saling berkaitan. Setiap komponen dan setiap prosesnya
akan mempengaruhi hasil cetaknya. Kemampuan proses cetak teknik ini antara 200
-100.000 eksemplar dalam sekali naik cetak, namun hal tersebut juga di pengaruhi
oleh kapasitas dan keadaan mesinnya.
2.1.2 Profil Daito Printing
Didirikan pada tahun 1974 di Denpasar sebagai sebuah perusahaan keluarga kecil,
Daito sejak itu tumbuh dan berkembang sekaligus menjaga status yang tinggi dalam
industri percetakan Bali's; hari ini dipimpin oleh generasi kedua, Daito terus memberikan
layanan profesional dan tetap setia kepada keluarga dan tim kerja saat tinggal visi untuk
memperluas dan berinvestasi dalam teknologi terbaru. Dikenal untuk mengobati
pelanggan pribadi dan mengerahkan hasil kualitas terbaik, Daito tetap nomor satu
perusahaan percetakan di Bali, konsisten tumbuh, upgrade dan mencapai kepuasan

pelanggan sebagai tujuan utama. Melalui dekade Daito telah mencapai untuk
memberikan kualitas pencetakan dalam waktu yang efisien dan materi ramah
lingkungan.
Daito Printing adalah pemain tim, nilai-nilai inti mengorientasikan seluruh keluarga
dan karyawan yang berdedikasi; itu adalah kejujuran dan komunikasi yang jelas yang
dimulai dan diakhiri setiap proyek. keaslian Daito's menggabungkan tradisi dengan
modernisme dan teknologi, namun tetap profesional.
Sebagai model bisnis yang baik, perusahaan memperlakukan pelanggan dan klien
pribadi untuk menawarkan ide-ide yang luas dan kemungkinan atau hanya menempatkan
permintaan clients' benteng. Daito menawarkan standar tradisional serta kesempatan
dalam kreativitas; Tim yang mampu menyediakan berbagai layanan dari desain awal dan
konseptualisasi untuk bahan cetak selesai. Visi yang sedang berlangsung untuk
memperluas memungkinkan untuk berbagai pilihan untuk klien.
2.2 Proses Cetak Offset
Cetak offset memiliki beberapa proses. Proses tersebut dibagi menjadi tiga bagian
besar, yaitu pre-press, press, dan post-press.
2.2.1 Pre-Press
Pre-press disebut juga tahan pra-cetak. Tahap pre-press ini merupakan tahapan
pertama dari teknik cetak offset. Pertama melakukan pemeriksaan standar file yang akan
di cetak seperti, warna, ukuran dan resolusi. Setelah itu tahap Pre-press / pracetak adalah
pembuatan mockup, proofing, layout, separasi warna, pembuatan raster, pembuatan Film ,
montage, penyinaran plate, dan developing plate.

Pecah warna atau separasi untuk percetakan offset atau bisa disebut color
separation adalah proses memisahkan

komponen warna menjadi warna

pembentuknya seperti cyan, magenta, yellow, dan black untuk mode color
CMYK. Pecah warna dilakukan sebagai syarat dalam percetakan yang
membutuhkan pemisahan komponen warna. Sehingga untuk proses mencetak satu
produk desain grafis dilakukan mencetak satu persatu warna (contoh: Cyan saja)
kemudian warna kedua dan seterusnya. Pecah warna dapat dilakukan dengan cara
manual atau dengan menggunakan software.

Pembuatan raster dapat dilakukan di mesin CtF (Computer to Film) atau CtP
(Computer to Plate). Raster dibuat dengan tujuan untuk agar warna dapat ditumpuk
dan menciptakan gelap terang. Raster memiliki aturan tertentu pada pembuatannya.
Raster dibuat dengan menggunakan RIP (Raster Image Processor).
Pembuatan Plate dengan cara manual.
a. Montase adalah menata film di atas astralon. Kemudian ditempelkan ke plat
offset pada bagian emulsinya. Dalam melakukan montase perlu diperhatikan
pengukurannya. Karena mesin offset memiliki ukuran yang berbeda dan seting plat
yang berbeda. Pada proses montase pengukuran harus tepat agar mendapatkan hasil
cetak yang register (presisi).
b. Penyinaran Plat Penyinaran plat dilakukan untuk menduplikasi gambar dari
film ke plat cetak. Penyinaran dilakukan dengan menggunakan mesin copier. Plat
disinari dengan lampu ultra violet sehingga emulsi pada area non cetak menjadi
rontok.
c. Developing Plat, setelah dilakukan proses penyinaran maka dilakukan proses
developing dengan cairan kimia. Cairan kimia ini akan merontokkan emulsi pada
area non cetak.
d. Gumming. plat yang sudah dideveloping diberi cairan gumm untuk
menghindari terjadinya oksidasi pada area cetak.

2.2.2 Press
Setelah plat cetak siap maka proses selanjutnya adalah proses cetak dari
desain yang telah di buat, sebelum melakukan proses cetak terlebih dahulu
dipersiapkan tinta, dampening solution, dan kertas.

a.Tinta
Tinta yang digunakan dalam proses cetak offset berbentuk seperti pasta.
Tinta dituangkan pada bak tinta. Tinta harus tersebar secara merata pada rol-rol
tinta, harus tercipta konsistensi pada aliran tinta agar tinta dapat ditransfer ke
substrate dengan baik. Tinta yang digunakan harus sesuai dengan informasi warna
yang digunakan pada plat cetak.
b. Dampening Solution
Dampening solution adalah bagian dari proses cetak offset. Dampening
solution berfungsi sebagai pembasah pada acuan cetak. Dampening solution harus
memiliki PH 7 (netral). Dampening solution ditransfer ke acuan cetak melalui rolrol pembasah. Dampening solution harus mengenai acuan lebih dahulu dari pada
tinta. Karena cairan ini akan menjadi sekat yang akan memisahkan area cetak
dengan area noncetak sesuai dengan konsep ink water balance.
c. Kertas
Kertas yang digunakan pada cetak offset harus dipotong terlebih dahulu,
pemotongan kertasdisesuaikan dengan kebutuhan. Kertas yang dipotong harus siku
pada sisi-sisinya. Sebelum kertas masuk mesin cetak kertas harus ditrak terlebih
dahulu agar tidak menempel antar kertas. Kemudian kertas diletakkan dibagian
feeder pada mesin offset .
d. Feeder System dan Register System
Sebelum proses cetak juga dilakukan penyetingan pada pertama adalah
blower, feeder, register system dan lain-lain. Plat cetak dipasangkan pada pada
silinder plat dan dikunci. Setelah semua sistem siap maka proses cetak dapat
dilakukan.
Dalam proses ini dampening solution terlebih dahulu distribusikan ke plat
acuan cetak dan menghasilkan sekat antara area cetak dan non cetak. Lalu tinta
didistribusikan melalui rol-rol tinta silinder plat . silinder plate berperan sebagai
pentransfer image yang akan dicetak ke substrate. Pentransferan tinta tidak terjadi
langsung menuju material, tetapi melalui silinder blanket. Silinder blaket merupakan
silinder yang mentransferkan tinta yang berasal dari silinder plate ke substrate.
Proses transfer dibantu dengan tekanan yang diberikan oleh silinder impresi.

E. Blanket
Blanket adalah bagian penting pada cetak offset. Blanket berfungsi untuk
mentransfer tinta ke substrate. Tinta berbuat dari bahan sejenis karet. Fitur penting
yang harus dimiliki Blanket cetak offset adalah:

Kekuatan tarik - Selimut harus kencang, menyelubungi silinder

dengan kekuatan yang sama shg tidak bergerak ketika silinder dijalankan.

Tahan Solvent - Selimut harus tahan terhadap kecenderungan untuk

membengkak, retak atau mendistorsi ketika kontak dengan bahan kimia ( tinta ,
chemical) karena akan menghasilkan distorsi pada gambar.

Kaliper - memeriksa ketebalan blanket sebelum menempatkan pada

mesin. Periksa semua 4 sudut dari blanket dan toleransi tidak lebih dari +/- 1/1000
inci. Jika ketebalan tidak teratur akan mengakibatkan dot gain.

Kompresibilitas - kompresibilitas adalah faktor yang paling penting

yang mempengaruhi kinerja dinamis pada proses cetak dan kualitas cetak.
Kompresibilitas blanket offset merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
pencetakan.

Memiliki rentang yang tepat dari kompresibilitas akan mencegah

tekanan pencetakan yang berlebihan dan membantu untuk memperpanjang masa


pakai blanket itu sendiri dan plate.
f. Substrate yang telah dicetak akan keluar pada bagian delivery pada mesin
offset. Untuk menghindari terjadinya set-off pada kertas hasil cetakan maka diberi
anti set-off powder.
g. Quality Control
Hasil cetakan perlu dikontrol secara berkala untuk menghindari terjadinya
kegagalan pada hasil cetakan, seperti misregister, warna tidak tepat, dodging,
goshting, cetakan kotor, dsb. Control dapat dilakukan dengan mengambil sample
cetakan, kemudian dicek di bawah cahaya lampu halogen.

Ada tiga jenis mesin yang digunakan dalam cetak offset, yaitu ;
1. Mesin untuk cetak dua warna
Mesin cetak digunakan untuk mencetak warna tidak lebih dari dua.
2. Mesin untuk cetak warna 4 warna
Mesin cetak 4 warna terdiri dari 4 plat (plat cyan, plat magenta, plat
yellow, dan plat black) di gunakan untuk mencetak full colour.
3. Mesin untuk cetak warna khusus yaitu silver dan gold
Mesin cetak digunakan untuk mencetak warna khusus silver dan gold.
1.2.3

Post- Press
Postpress adalah bagian akhir dari proses cetak sebelum produk hasil cetak
diberikan ke klien. Kegiatan postpress meliputi.
1. Laminating
Merupakan pelapisan kertas/ karton hasil cetakan dengan bahan
plastik. Bertujuan melindungi hasil cetakan dari goresan, melindungi
rusaknya hasil cetakan karena basah. Laminating dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Laminating Glossy, laminating dengan lapisan yang mengkilap.
b. Laminating Dof, laminating tidak mengkilap.
c. Laminating Silk atau laminating sutra.
2. Spot UV
Proses spot UV diawali dengan mencetak file desain lalu dilaminasi
doff lalu di masukan ke mesin spot UV. Prinsip dari Spot UV sendiri
adalah membuat salah satu bagian dari desain yang dicetak (baik teks
maupun gambar) agak menonjol dan terlihat seperti bersinar. Spot UV
prosesnya sama seperti cetak offset dengan bantuan

plat yang telah

disinari dan membentuk obyek yang ingin di spot sifat spot UV raster
harus 100 % atau (block) kalau kurang dari itu spot UV tidak begitu
mengkilap.

3. Hot Foil Stampel


Menempelkan foil pada salah satu bagian cetakan seperti teks/logo.
Dengan pemberian foil akan memberi efek logam seperti emas atau perak.

4. Paper Emboss
Memberikan efek timbul pada cetak dengan cara menekan kertas
sesuai dengan bentuk plat emboss.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi, dalam teknik cetak offset memiliki 3 proses utama, yaitu pre-press, press,
dan post press. Percetakan offset cendurung lebih mahal untuk quantity sedikit,
karena harus membayar harga plat, harga kertas, dan biaya produksi.
3.2 Saran

Dalam proses desain sebaiknya mengatur color management mendesain suatu


produk yang akan di cetak agar tidak terjadi perubahan warna yang besar saat
mencetak.

DAFTAR PUSTAKA
https://en.wikipedia.org/wiki/Alois_Senefelder

Lampiran (hasil cetak offset dan foto proses cetak offset tempat melakukan observasi)

Anda mungkin juga menyukai