Anda di halaman 1dari 80

SEJARAH TINTA CETAK

TH. 200 ~ 100 SM TINTA CETAK DITEMUKAN OLEH BANGSA CINA.


BAHAN DASAR DARI JELAGA YANG MENGANDUNG SERBUK
KARBON DAN DILARUTKAN DENGAN KANJI DAN MINYAK

TH 1440 JOHANN GUTTENBERG DARI JERMAN.


BAHAN DASAR DARI EKSTRAK BIJI RAMI + 70% DAN 30% YAITU
CAMPURAN VERNIS LITHOGRAFI, KARBON DAN MINYAK, SERBUK
KAPUR SERTA KOMPONEN UNSUR TUMBUHAN
PADA TAHUN 1856 WILLIAM PERKING
MEMPERKENALKAN BAHAN PEWARNA ORGANIK,
SEHINGGA TINTA CETAK YANG DIHASILKAN WARNA-
WARNI
 Suspensi bahan pewarna dalam vernis, yang ditambah bahan
penolong dengan maksud untuk mendapatkan sifat‐sifat
tertentu dari jenis dan spesifikasi tinta yang akan dibuat, serta
dimanfaatkan untuk keperluan pencetakan

 Suspensi merupakan pendespersian antara molekul bahan


pewarna & bahan pengikat, dimana pendespersian tersebut
harus berlangsung dengan baik dan sempurna
Tinta cetak mengandung unsur‐unsur
 Pigments (zat pewarna) : Unsur dalam tinta yang bisa 
dilihat sebagai warna
 Vehicle (bahan pengikat) : Komponen resin yang memuat 
partikel‐partikel pigment dan juga mengikatnya dengan 
bahan cetak.
 Additives : Untuk mengurangi scratch, mencegah oksidasi, 
mempertahankan kelenturan, mengontrol pengeringan 
dan lain‐lain.
 Solvents : Solvents ini biasanya dipisahkan dari bahan 
pengikatnya dan mempengaruhi ketahanan, peresapan, 
pengkilapan, pengeringan dan pelekatan tinta.
BAHAN PEWARNA
• PIGMEN : memiliki sifat tahan air, 
• Pigmen organik, 
• Pigmen anorganik, P
• Pigmen carbon black
• Zat Warna Dai ( Dye Stuff )
Bahan Pewarna dalam tinta cetak berfungsi sebagai :

• Untuk memberikan kesan warna pada tinta agar wujud


suatu gambar/cetakan dapat terlihat dengan jelas dan
mempunyai warna yang sesuai dengan yang diinginkan

• Untuk memberikan pengaruh terhadap sifat alir


Ciri‐ciri Pigmen

• Berbentuk powder
• mempunyai butir lebih kasar
• Tidak dapat larut dalam zat perantara, tetapi dapat
bercampur secara homogen.
• Tahan terhadap :
o Zat kimia
o Panas
o Cahaya
Ciri‐ciri Zat Warna Dai ( Dye Stuff )
• Berbentuk powder halus
• Dapat larut dalam zat perantara
• Kurang tahan terhadap :

o Zat kimia
o Panas
o Cahaya
• Zat warna dai mempunyai konsentrasi dan
kecerahan warna yang tinggi serta sifat alir yang
baik, namun penggunaannya dalam pembuatan
tinta cetak terbatas, karena sifatnya yang mudah
larut dalam air.
• Jika akan digunakan zat warna ini tidak langsung
ditambahkan dalam vernis akan tetapi terlebih
dahulu dicampur fosfor molibdat atau zat lainnya
untuk menghilangkan kemampuan daya larutnya
dalam air dan menjadikannya bersifat sama
dengan pigmen.
Syarat‐syarat bahan pewarna
• Dapat dibuat dalam bentuk partikel yang halus
• Mempunyai kekuatan warna yang tinggi dan jernih
• Tidak bersifat abrasif
• Berat jenis tidak tinggi
• Tahan terhadap panas, cahaya dan bahan kimia
• Mudah untuk didispersikan
• Tidak menimbulkan bleed dalam minyak pelarut
• Tidak rusak dalam penyimpanan
• Larut dan mudah dibasahi oleh cairan bahan pengikatnya secara merata
• Mudah digiling sehingga menghasilkan tinta yang halus
BAHAN PENGIKAT ( VERNIS )

• VERNIS DALAM TINTA CETAK DIPERLUKAN SEBAGAI 
MEDIUM UNTUK MENDISPERSIKAN BAHAN PEWARNA DAN 
BAHAN PENOLONG DENGAN BAIK DAN SEMPURNA
FUNGSI BAHAN PENGIKAT ( VERNIS )

• SEBAGAI PENGIKAT MOLEKUL‐MOLEKUL BAHAN PEWARNA 
SERTA MEMBAWA PEWARNA DARI BAK TINTA MENGALIR 
SAMPAI PADA BAHAN CETAK MELALUI ROL‐ROL TINTA 
KEPADA ACUAN DAN DICETAK DI ATAS PERMUKAAN BAHAN 
CETAK SEHINGGA KITA DAPAT MELIHAT WARNA CETAKAN 
PADA BAHAN TERSEBUT
JENIS BAHAN PENGIKAT ( VERNIS )

• VERNIS UNTUK TINTA CETAK KENTAL ( Oil Base Ink ) yaitu 
terdiri dari komponen RESIN + MINYAK Contohnya : Tinta 
Letter Press & Tinta Ofset

• VERNIS UNTUK TINTA CETAK ENCER ( Liquid Ink ) yaitu 
terdiri dari komponen RESIN + PELARUT Contohnya : Tinta 
Rotogravure, Fleksografi dan Tinta Cetak saring ( Sablon )
RESIN

• SUATU ZAT YANG BERBENTUK PADAT, ADA JUGA YANG 
BERBENTUK CAIRAN YANG MERUPAKAN SENYAWA 
KOMPLEKS DAN MEMPUNYAI BERAT MOLEKUL YANG 
BESAR.
• Contohnya : 
Resin Alam ( Shelac, Latex, Maleic
Resin Sintetis : Phenol resin, alkyd, keton resin, acrylic dsb.
FUNGSI RESIN
• Sebagai bahan pengikat bahan pewarna dapat terdispersikan 
dengan baik dan sempurna
• memperbaiki sifat gloss
• menambah sifat fleksibilitas tinta cetak
• menambah kemampuan daya lekat lapisan tinta di atas 
permukaan bahan cetak
• Mempercepat daya kering tinta cetak di atas permukaan 
bahan cetak.
• ADALAH BAHAN CAIR YANG DIGUNAKAN UNTUK 
MEMBASAHI MOLEKUL‐MOLEKUL BAHAN PEWARNA 
SEHINGGA DAPAT DIDISPERSIKAN OLEH BAHAN PENGIKAT 
DENGAN BAIK DAN DIGUNAKAN UNTUK TINTA KENTAL.
 UNTUK MEMBASAHI BAHAN PEWARNA SEHINGGA MUDAH 
DIDISPERSIKAN
 UNTUK MELARUTKAN RESIN
 MEMPERKUAT DAYA MELEKAT LAPISAN TINTA DIATAS 
PERMUKAAN BAHAN CETAK
 MINYAK MENGERING ( DRYING OIL )
Minyak Nabati, hasil kempa ( melalui ekstraksi ) yang berasal
dari tumbuh‐tumbuhan.
Sistem pengeringannya Oksidasi Polimerisasi
Contohnya : Minyak Lena, Minyak Tung & Minyak Jarak.
Digunakan untuk pembuatan tinta ofset khususnya ofset
lembaran dan letter press.
Minyak yang tidak mengering yang berasal dari hasil destilasi
minyak bumi dengan temperatur di atas 150 derajad celcius
dan digunakan untuk pembuatan tinta cetak koran dengan
sistem pengeringannya secara absorpsi ( penyerapan ).
Contoh minyak : Spindle oil, Fuel oil dan Kerosin.
PELARUT ( SOLVENT )

 Pelarut digunakan dalam pembuatan tinta encer yang


berfungsi sebagai melarutkan bahan pewarna, resin dan
bahan lainnya sehingga didapat campuran ataupun
larutan yang homogen.
 Dalam hal ini pelarut yang digunakan umumnya
termasuk cairan yang mudah terbakar, mudah menguap
dan dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan
ledakan.
FUNGSI PELARUT ( SOLVENT )

 Sebagai pelarut ( minyak, resin, bahan pewarna dan


bahan penolong ) dalam pembuatan tinta cetak
 Sebagai pengencer ( mengatur kekentalan )
 Sebagai pengatur dalam pengeringan tinta ( kecepatan
menguap ).
SYARAT-SYARAT PELARUT

 MUDAH MENGUAP
 TIDAK BERACUN
 TIDAK MUDAH TERBAKAR
 MEMPUNYAI DAYA LARUT YANG BAIK
PELARUT YANG UMUM DIGUNAKAN UNTUK 
PEMBUATAN TINTA JENIS INI ADALAH :

 ALKOHOL
 GLYKOL
 TOLUOL
 XYLOL
 KETON
 ESTER
FUNGSI BAHAN PENOLONG

 Untuk memperoleh dan memperbaiki sifat-sifat tertentu


dari jenis dan spesifikasi tinta yang akan dibuat
 membantu menyempurnakan pengikatan antara bahan
pewarna dengan bahan pengikat dalam pendispersian
tinta.
BAHAN PENOLONG YANG
UMUM DIGUNAKAN :

 BAHAN PENGERING ( DRIER AGENT )


 WAX COMPOUND
 ANTI SET OFF COMPOUND
 PLASTISIZER
 ANTI SKINNING AGENT ( ANTI OKSIDASI )
 BAHAN PENGENCER ( REDUCER )
 EXTENDER ( BAHAN PENGISI )
BAHAN PENGERING ( DRIER AGENT )

 Dalam tinta cetak berfungsi sebagai katalisator yaitu


membantu mempercepat proses pengeringan tinta
cetak di atas permukaan bahan cetak.
 Bahan Pengering yang digunakan merupakan Oksida
logam antara lain :
 Mn ( Mangan )
 Co ( Cobalt )
 Pb ( Timbal )
 Pengaruh kelebihan bahan pengering akan
menyebabkan :

 Permukaan hasil cetak menjadi kasar dan kurang kilap,

 Tinta cetak menjadi menjadi lebih mudah cepat


mengering pada permukaan rol-rol tinta dan dapat
merusak permukaan cetak
FUNGSI WAX COMPOUND

 Untuk meningkatkan ketahanan gosok lapisan tinta


pada permukaan bahan cetak
 Untuk meningkatkan daya kilap lapisan tinta
 Mengurangi kelengketan tinta tanpa mempengaruhi sifat
alir tinta.
 Wax yang digunakan :
 Bees wax
 Polyethylene wax
 Glycol wax
ANTI SET OFF COMPOUND

 Untuk menghindari terjadinya penularan cetak,


diberikan anti set off sebagai penyangga atau pemberi
batas pada hasil cetakan satu dengan yang lainnya,
karena lapisan tinta belum kering sempurna pada bahan
cetak.

 Anti Set Off adalah :


 Strach
 Dextrine
PLASTISIZER FUNGSINYA :
 Untuk mengurangi terjadinya pengapuran (chalking)
pada permukaan bahan cetak
 Untuk meningkatkan kehalusan tinta cetak apabila
sudah mengering
 Untuk meningkatkan fleksibilitas dan memperbaiki daya
rekat lapisan tinta (adhesi) diatas permukaan bahan
cetak, khususnya bahan plastik.
 Plastisizer yang digunakan :
 Dibutylphtalat
 Trioctylphtalat
ANTI SKINNING AGENT ( ANTI OKSIDASI )

 Berfungsi untuk menghalangi atau mencegah


terjadinya oksidasi sehingga tidak terjadi
pengkulitan pada rol.
 Bila anti skinning berlebihan dapat menyebabkan
tinta menjadi lunak, daya keringnya berkurang
sehingga dapat menimbulkan masalah pada saat
pencetakan.
 Contohnya : Napthol
BAHAN PENGENCER ( REDUCER )

 UNTUK MENJAGA STABILITAS TINTA KHUSUSNYA


DALAM PENGENDALIAN DAN MEMPERBAIKI SIFAT
DAYA ALIR DAN KEKENTALAN TINTA CETAK, MAKA
DIGUNAKAN PENGENCER.
 Contohnya : Pelarut, Vernis Encer dsb.
EXTENDER ( BAHAN PENGISI )

 DISEBUT JUGA SEBAGAI FILLER DAN SANGAT


MENENTUKAN BERAT TINTA.
 TUJUAN UTAMA BAHAN PENGISI ADALAH :
 UNTUK MENGATUR BERAT JENIS
 UNTUK MERUBAH SIFAT ALIR TINTA CETAK
 UNTUK MEMUDARKAN WARNA
 Contohnya : Alumina Hydrate (Al2O3SiO3 )
 Calsium Carbonat ( CaCO3 )
PROSES PEMBUATAN TINTA CETAK

 FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


PEMBUATAN TINTA CETAK ADALAH :
 PROSES CETAK
 KECEPATAN MESIN
 SIFAT & JENIS BAHAN YANG AKAN DICETAK
 EFEK VIUSAL YANG DIPERLUKAN
 TINTA YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK TINTA
PROSES ATAU UNTUK MULTI WARNA
 PEMAKAIAN AKHIR DARI BARANG CETAKAN
PROSES PEMBUATAN TINTA DAPAT
DIBEDAKAN YAITU :

 UNTUK TINTA KENTAL

 UNTUK TINTA ENCER


 TAHAPAN PEMBUATAN TINTA KENTAL YAITU :
 Tahap Pencampuran ( Mixing )

 Tahap Penggilingan ( Milling


PEMBUATAN TINTA ENCER

PEMBUATAN TINTA ENCER SEPERTI TINTA FLEXOGRAFI, 
ROTOGRAVURE & TINTA SABLON
TAHAP PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN DILAKUKAN 
SECARA BERSAMAAN DENGAN KECEPATAN YANG TINGGI
TAHAP PENCAMPURAN ( MIXING )

 VERNIS DENGAN KEKENTALAN TERTENTU


DIMASUKAN KE DALAM MESIN PENCAMPUR,
KEMUDIAN DITAMBAHKAN DENGAN BAHAN
PEWARNA DAN BAHAN PENOLONG YANG
DIPERLUKAN, DICAMPUR SAMPAI MEMBENTUK
SUATU PASTA YANG HOMOGEN.
TAHAP PENGGILINGAN ( MILLING )

 CAMPURAN VERNIS, BAHAN PEWARNA & BAHAN


PENOLONG YANG TELAH HOMOGEN BELUM
CUKUP KEHALUSANNYA
 TAHAP INI UNTUK MENCAPAI KEHALUSAN YANG
DIINGINKAN & LAMANYA PENGGILINGAN
TERGANTUNG PADA BENTUK POWDER BAHAN
PEWARNA YANG DIGUNAKAN.
 SELAMA DALAM PROSES PENGGILINGAN
DILAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP SIFAT-SIFAT
TINTA SEPERTI :
 SIFAT KEHALUSAN
 KEKENTALAN
 WARNA TINTA
 KELENGKETAN
 DLL
Baik tidaknya suatu pengalihan tinta ke permukaan bahan cetak 
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

 tekanan antar rol-rol tinta,


 kekerasan rol-rol tinta (karet),
 kelicinan permukaan kertas,
 mudah atau tidaknya kertas untuk dibasahi dengan
tinta,
 ketebalanlapisan tinta
 sifat reologi tinta cetak
 kecepatan mesin cetak,
 tekanan cetak & pelat cetak
PEMBUATAN TINTA ENCER

 PEMBUATAN TINTA ENCER SEPERTI TINTA


FLEKSOGRAFI, ROTOGRAVURE DAN TINTA
SABLON, TAHAP PENCAMPURAN DAN TAHAP
PENGGILINGAN DILAKUKAN SECARA BERSAMA-
SAMA DENGAN KECEPATAN YANG TINGGI
JENIS-JENIS TINTA CETAK

 TINTA CETAK TINGGI


 Mempunyai kekentalan, sifat alir dan panjang benang
tertentu tergantung pada pekerjaan yang dilakukan dan
gradasi kertas yang digunakan.

 TINTA CETAK OFSET


 Mempunyai kecerahan warna yang tinggi, tahan air
 Mempunyai kekuatan warna yang tinggi & tidak larut
 TINTA CETAK ROTOGRAVURE

 Mempunyai kecerahan warna yang tinggi

 Tahan terhadap cahaya


 Mudah mengering
 Tahap terhadap bahan kimia
 Tahan gosok
 Serta sifat lainnya yang berhubungan dengan hasil cetak
kemasan (pembungkus)
 TINTA CETAK FLEKSOGRAFI

 Mempunyai sifat hampir sama dengan rotogravure karena

tinta cetak ini pada umumnya untuk cetak kemasan

 TINTA CETAK SABLON

 Mempunyai daya warna yang tinggi

 Panjang benang yang pendek dan mudah mengalir


 JENIS TINTA KHUSUS

 Bersifat Opaq, contohnya tinta flouresent yaitu jenis tinta


yang dibuat dengan menggunakan bahan pewarna
khusus dan mempunyai kecerahan warna yang sangat
tinggi, dan dapat memantulkan sinar dari bahan pewrna
biasa lainnya.
 JENIS TINTA KHUSUS

 Tinta Magnetic, yaitu jenis tinta yang mengandung logam


bersifat magnet, misal bentuk oksida dari logam Co, Ni,
Fe. Tinta jenis ini bukan berarti magnet, tetapi mempunyai
kemampuan menjadi sifat magnet apabila berada dalam
suatu magnet.
Jenis lainnya tinta emas & tinta perak (gold & silver)
SIFAT ALIR

 ILMU PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI


TENTANG SIFAT ALIR SUATU ZAT CAIR DISEBUT
RHEOLOGY

SIFAT ALIR TERDIRI DARI


 KEKENTALAN
 NILAI BATAS ALIR
 TIKSOTROPI
 KEKENTALAN
 Ketahanan mengalir suatu zat cair, semakin kental suatu
zat cair maka semakin sulit mengalir.
 Kekentalan dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu
semakin rendah nilai kekentalan zat cair.

 NILAI BATAS ALIR


 Suatu gaya minimal yang dibutuhkan agar zat cair dapat
mengalir ( o ) Yield Value.
 Zat cair yang mempunyai nilai batas alir tinggi disebut
berbenang pendek, sebaliknya jika nilai batas alir rendah
disebut berbenang panjang
 TIKSOTROPI
 Keseluruhan proses pengembalian pada bahan yang
menjadi lebih cair bila digerakan dan menjadi kental
kembali setelah di diamkan.

GEJALA TIKSOTROPI

Diaduk menjadi Didiamkan menjadi


“ encer “ “kental” lagi

Kekentalan tinta
yang sebenarnya
 CARA PENGERINGAN TINTA CETAK

 PENGUAPAN

 PENYERAPAN

 POLIMERISASI OKSIDASI

 ULTRA VIOLET & INFRA RED


 PENGERINGAN DENGAN CARA PENGUAPAN

 TINTA ROTOGRAVURE
 TINTA FLEKSOGRAFI
 TINTA HEAT SET
 TINTA SABLON

 UMUMNYA MENGGUNAKAN BAHAN CETAK YANG


TIDAK MENYERAP, MISALNYA PLASTIK, KERTAS
BERLAPIS LOGAM, KUNSDRUK DENGAN TEKNIK
CETAK GULUNGAN
 PROSES PENGERINGANNYA DENGAN PELARUT

YANG MUDAH MENGUAP DAN DISESUAIKAN DGN

KECEPATAN MESIN CETAK.

 PELARUT BERFUNGSI SEBAGAI PELARUT BAGI

RESIN DAN MEREKATKAN RESIN DAN BAHAN

PEWARNA PADA PERMUKAAN BAHAN CETAK.


 KEKENTALAN

 KETAHANAN MENGALIR DARI SUATU ZAT CAIR

KEKENTALAN HARUS DISESUAIKAN DENGAN

KECEPATAN MESIN CETAK, SEHINGGA TINTA DAPAT

MENGALIR KELUAR DARI BAK DENGAN CEPAT

UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PADA ACUAN SAMA

CEPATNYA DENGAN PENGAMBILAN TINTA OLEH

KERTAS KE ACUAN
 NILAI BATAS ALIR

 TENAGA YANG DIPERLUKAN AGAR SUATU ZAT CAIR


MULAI MENGALIR.

ZAT CAIR YANG MENGANDUNG BAHAN PADATAN


SEPERTI TINTA CETAK AKAN MEMPUNYAI NILAI
BATAS ALIR DAN DISEBUT JUGA ZAT CAIR PLASTIS.

BERARTI ZAT CAIR AKAN MENGALIR APABILA


DIBANTU DENGAN BEBAN TERTENTU.
 KEPANJANGAN BENANG

 KEMUDAHAN MENGALIR PADA TINTA CETAK DAPAT


DILIHAT DENGAN MENGAMBIL CONTOH MENGGUNAKAN
PISAU TINTA DARI KALENG TINTA, KEMUDIAN DENGAN
CEPAT DITARIK KELUAR MENJADI BENANG YANG
AKHIRNYA PUTUS.

 DALAM HAL INI PANJANG/PENDEK BENANG TSB


TERGANTUNG PADA NILAI BATAS ALIR. MAKIN TINGGI
NILAI BATAS ALIR, MAKA MAKIN PENDEK BENANG TINTA
CETAK TERSEBUT, BERARTI TINTA AKAN LEBIH SULIT
MENGALIR, DAN SEBALIKNYA
 KELENGKETAN

 ADALAH KETAHANAN TINTA TERHADAP USAHA


PEMISAHAN/PEMBELAHAN YANG DIMILIKI TINTA
TERSEBUT.

 KELENGKETAN AKAN MEMPENGARUHI DISTRIBUSI,


PENGHANTARAN DAN MUTU DARI HASIL REPRODUKSI
AKHIR ( TERCABUTNYA PERMUKAAN KERTAS ).
WARNA TINTA PROSES

ADA 4 SYARAT UTAMA DALAM MENANGKAP


KESAN WARNA :

1. ADA SUMBER CAHAYA


2. ADA INDERA PENGLIHATAN
3. ADA OBYEK TAMPAK YANG DITUJU
4. ADA PUSAT SYARAF
PENGETAHUAN WARNA

DEFINIS WARNA MERUPAKAN SUATU KESAN YANG

DITANGKAP OLEH INDERA PENGLIHATAN, YANG

KEMUDIAN DISAMPAIAKAN KE PUSAT SYARAF

SEHINGGA MENIMBULKAN REAKSI TERLIHATNYA

SUATU WARNA.
PANJANG GELOMBANG CAHAYA

WARNA MERAH = 700 ~ 650 nanometer

WARNA JINGGA = 650 ~ 600 nanometer

WARNA KUNING = 600 ~ 560 nanometer

WARNA HIJAU = 560 ~ 490 nanometer

WARNA BIRU = 490 ~ 430 nanometer

WARNA UNGU = 430 ~ 400 nanometer


SECARA ADITIF :
PENCAMPURAN WARNA YANG TERJADI MELALUI HASIL

PENAMBAHAN DARI WARNA-WARNA PRIMER CAHAYA

( RED, GREEN & BLUE )

CONTOHNYA :
1. RED + GREEN = YELLOW
2. RED + BLUE = MAGENTA
3. GREEN + BLUE = CYAN
PENCAMPURAN WARNA

SECARA SUBTRAKTIF :
PENCAMPURAN WARNA YANG TERJADI MELALUI HASIL

PENGURANGAN DARI WARNA-WARNA PRIMER TINTA

CETAK. ( MAGENTA, CYAN & YELLOW )

CONTOHNYA :
1. MAGENTA + CYAN = BLUE
2. MAGENTA + YELLOW = RED
3. CYAN + YELLOW = GREEN
WARNA PRIMER CAHAYA
RED

GREEN

BLUE

WARNA PRIMER TINTA PROSES


CYAN

MAGENTA

YELLOW
 DENSITOMETER

Density warna adalah kekuatan warna berdasarkan


refleksi warna tersebut. secara angka dapat diukur
memakai Densitometer. Densitometer bukan alat
pengukur warna akan tetapi mengukur kekuatan warna
dan digunakan untuk warna process ( Color Process )
dibutuhkan pengukuran dengan alat ini harus ada Color
Strip pada setiap cetakan.
Hubungan Density & Ketebalan Tinta
Di atas Coated Paper

Ink Film Thickness (micron)


Perubahan Density di atas Uncoated Paper
Measuring Optic of Densitometer
 Color density secara umum ( Coated Paper )
CYAN 1.6
MAGENTA 1.45 - 1.5
YELLOW 1.3
BLACK 1.8

Selain mengukur Solid density, Densitometer dapat juga


mengukur dot area, trap, Print contrast, Hue error
Tabiat Cetakan
( PRINT CHARACTERISTIC ATRIBUTES )

Unsur - unsur yang mempengaruhi tabiat dari cetakan :


 Paper ( Substrate )
 Dasar dari warna tinta ( Primary Ink Color = Hue, Density )
 Transfer tinta ( Tone Transfer = dot gain )
 Tumpukan warna ( Secondary Color = Trapping,
Sequence )
 Grey Balance
Density Maximum dengan kertas yang berbeda

Paper Density range


 Newsprint 1.1
 Uncoated 1.4
 Mat Coated 1.6
 Coated 1.9
DOT GAIN ATAU DOT SPREAD
Adalah pembesaran titik / raster ( dot ) dari aslinya
karena lapisan tinta yang cukup tinggi, Dot gain dapat
berakibat Image menjadi kurang Contras, kurang tajam,
penyimpangan warna dan lainnya. Selain dari tekanan ,
unsur lain adalah kertas yang kurang rata, air pembasah
kurang cocok, blanket yang kurang baik, over presure,
emulsi tinta yang berlebihan.
Contoh Dot Gain

Dot on film Dot on plate Dot on print Measures dot


50 % 47 % 55 % 67 %

50 – 47 55 – 47 67 – 55
3% loss 8% Mechanical gain 12% Optical gain

Total apparent dot gain 67 - 50 = 17%


Syarat-syarat Kertas
Untuk Industri Grafika

1. Memenuhi persyaratan untuk penggunaan akhir,


2. Harga yang sudah mempengaruhi keuntungan pada pekerjaan
percetakan khususnya untuk pencetakan buku atau publikasi
lainnya dan ini merupakan biaya variabel yang terbesar dalam
percetakan.
3. Kemampuan cetak.
Setiap bahan yang akan dicetak harus mampu memperoleh
mutu cetak yang diinginkan sesuai dengan proses cetak yang
digunakan, misal kertas untuk cetak tinggi, cetak ofset, cetak
dalam dan cetak saring, kebutuhan akan kemampuan cetak
tentu berbeda-beda satu dengan lainnya.
PERSYARATAN UMUM KERTAS CETAK

1. Formasi/keawanan kertas harus baik


2. keseragaman ( terutama tebal/berat )
3. Warna dan derajat putih
4. Permukaannya datar
5. Beda kedua sisi tidak terlalu besar
6. Mempunyai kekakuan ( stiffnes ) yang cukup
7. Opasitas.
Selain itu mungkin saja suatu percetakan akan
meminta jaminan kepada leveransir atau pabrik
kertas agar :

1. Partai kertas yang diterimanya harus terbungkus baik dengan


pembungkus yang kedap uap atau tahan air
2. Partai kertas yang diterima dalam keadaan datara
permukaannya dan di dalam keadaan normal ( suhu dan
kelembaban ) tetap datar.
3. Lembar kertas dipotong menurut segi empat yang benar-benar
tepat dan lurus dengan arah serat yang dikehendaki.
4. Tidak terdapat kerusakan/cedera pada lembar-lembar
kertasnya, jika dalam bentuk rol, tetap rata dan sirkulasi.
5. Berisi jumlah yang tepat untuk setiap rim-nya.
 A.Pengeringan dengan cara penguapan
Pengeringan dengan cara penguapan, digunakan
untuk tinta :
 a. Rotogravure
 b. Fleksografi
 c. Heat-set
 d. Sablon
 B. Pengeringan dengan cara Absorpsi/Penyerapan
 Pengeringan dengan cara absorpsi, digunakan. untuk
mencetak koran dan majalah. Jenis kertasnya bila
dilihat dibawah miskroskop, maka akan terlihat bahwa
kertas tersebut terdiri dari serat-serat dengan jumlah
yang banyak dan dipisahkan oleh ruang udara yang
disebut dengan pori-pori.
C. Pengeringan dengan cara Oksidasi Polimerisasi
 Untuk menghasilkan cetakan bermutu dengan mesin cetak
ofset/letter press lembaran, dibutuhkan suatu jenis tinta tertentu
yang bersifat kental dan kaku.

 Oleh karena itu tinta ini harus mempunyai sifat :


1. Tidak cepat mengering pada rol‐rol tinta
2. Pada tahap penumpukkan dimensi cetak, tinta kehilangan
sifat alirnya dan berubah wujud dari cairan menjadi agar‐agar 
sehingga tidak terjadi penularan.
3. Beberapa waktu setelah itu, tinta menjadi lapisan yang  keras
dan tahan gosok.
 Proses ini disebut dengan polimerisasi yaitu penggabungan
beberapa molekul sehingga menjadi peristiwa polimerisasi
ini akan lebih cepat berlangsung dengan adanya oksigen,
karena itu disebut dengan polimerisasi oksidasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan tinta :
1. Bahan Pewarna yang digunakan
2. Temperatur
3. Jumlah oksigen
4. Kelembaban Udara
5. Konsentrasi bahan pengeringan
6. Sifat permukaan bahan yang akan diceetak
7. Keasaman bahan cetak
8. Anti oksidant dalam tinta cetak.

Anda mungkin juga menyukai