Anda di halaman 1dari 37

I.

CETAK TINGGI

A. Cetak Tinggi (Relief Printing)


Disebut cetak tinggi karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang mencetak lebih tinggi
daripada bagian yang tidak mencetak. Cetak tinggi ada dua macam, yaitu cetak letterpress dan cetak
flekso. Hal yang membedakan antara letterpress dan cetak flekso adalah acuan cetaknya. Acuan cetak
letterpress terbuat dari bahan yang keras, sedangkan acuan cetak flekso terbuat dari bahan yang elastic
atau fleksibel.

1.1 Letterpress (Boekdruck) – baca bukdreuk

Acuan cetaknya terbuat dari bahan yang keras. Disebut Boekdruck yang berarti cetak buku, adalah
karena secara historikal pada pertengahan abad 15, tepatnya tahun 1440, seorang bernama Johannes
Gutenberg, memikirkan dan melakukan pengembangan teknik cetak ini untuk mencetak buku dengan
menyusun huruf-huruf lepas yang terbuat dari timah sebagai acuan cetaknya, proses ini dikenal sebagai
boekdruck. Contoh-contoh produknya meliputi: Formulir, nota dan pekerjaan-pekerjaan sederhana.
Proses cetak ini dipakai juga untuk cetak foil dan cetak emboss. Acuan cetak Letterpress:
1. Huruf-huruf lepas dari bahan timah yang disusun, disebut dengan susunan huruf panas.
2. Susunan huruf cor timah yang dibuat dengan mesin-mesin Intertype, Lynotype, Monotype dan
Ludlow.
3. Dibuat dari seng, tembaga dan timah. Proses pembuatannya dengan fotomekanikal dan etsa
atau elektronik dan engraving.
4. Dibuat dari plastik/ nylon (nyloprint). Proses pembuatannya dengan fotopolymer.
Proses cetak ini sudah semakin jarang digunakan karena biaya pembuatan acuan cetaknya yang
tidak murah dan keterbatasan mutu produknya.

B. Alat dan Bahan Cetak Tinggi


a. Huruf Timah
Sebatang timah yang di bagian atasnya memuat gambar huruf terbalik (gambar cermin terbalik).
Hanya gambar hurufnya yang setelah ditintai memberikan cetakan, karena letaknya agak ditinggikan
pada sisi atas batang huruf (dari sini asal kata: cetak tinggi). Bahan tipografi mempunyai ketinggian
tertentu. Ada lima macam ketinggian, tetapi yang umum dipakai disini adalah ketinggian Belanda (24,85
mm)
Komposisi campuran huruf timah:
Produksi Timah Hitam Antimonium Timah Putih Keterangan
Pabrik dalam 65% 25% 7% Terdapat di Muntilan, Cirebon
negeri
Mesin 72% 19% 9%
Monotype
Mesin zat 85% 12% 3% Untuk cetak surat kabar, majalah. Khusus
Intertype surat kabar dengan mesin web silinder,
selesai cetak huruf dilebur lagi untuk
cetak berikutnya.
NV letter 75% 23% 2% Selain memproduksi segala peralatan dan
1

gieterij perlengkapan untuk cetak tinggi, juga


Page

Amsterdam memproduksi mesin cetak dan mesin-


mesin zet (susun huruf intertype)

Perlu diketahui bahwa, lahirnya huruf-huruf lepas ini melalui proses yang panjang sekali dari
orang-orang zaman dulu; ribuan tahun yang lalu guna melahirkan gagasan, pikiran dan pendapat mereka

1
untuk disebarluaskan kepada khalayak ramai melalui goresan gambar tanda simbol (picture writing)
flora dan fauna dari obyek-obyek tertentu pada kayu, batu, tulang dan lain-lain.
Proses dari mulai kurun waktu kurang lebih 4000 th SM bangsa Babilon dan Asiria menggores di
batu-batu yang disebut tulisan dengan huruf paku atau spijkerschrift, begitupun orang-orang Mesir
menemukan huruf hieroglyph sekitar kurang lebih 3000 tahun SM, bahkan goresan ayat-ayat Taurat
tentang Sepuluh Perintah Tuhan kepada nabi Musa pada papan dan meja kayu masih tersimpan di
Museum Inggris. Dari ilmu menggores, menatah, memahat oleh orang dahulu terus dikembangkan oleh
generasi berikutnya, sejalan dengan kebutuhan akan informasi dan ilmu pengetahuan yang perlu
disampaikan dengan cepat, diciptakanlah alat-alat untuk memperbanyak naskah dengan jalan
mencetak. Pada awalnya acuan cetak yang dibutuhkan adalah lempengan kayu yang dihaluskan,
kemudian digambar dan dibuat tulisan dengan bayangan cermin terbalik.
Gambar dan tulisan yang sudah dibuat kemudian dicukil dengan cermat dan teliti sampai
nampak keindahannya, lambat laun banyak ahli yang menekuni bidang cukil kayu itu untuk membuat
seni kreatif yang menghasilkan keunikan pada produk cetak perbanyakan dengan teknik cetak tinggi.
Cukil kayu ini atau pada masa sekarang lebih dikenal dengan istilah woodcut merupakan seni
grafis tertua diantara media cetak yang lain. Media cetak dengan teknik cukil kayu ini sudah dikenal di
negeri China sejak abad V sampai dengan abad XVII berkembang ke Jepang, sedangkan di Eropa
membuat gambar dengan cara mencukil kayu dikenal sejak abad XIV. Pada mulanya Johannes
Gutenberg pun melakukan teknik cukil kayu ini untuk memperbanyak buku keagamaan.
Dalam sehari blok-blok kayu yang sudah jadi sudah dapat diperbanyak sejumlah 200 eksemplar
dengan menggunakan mesin cetak tinggi sederhana. Sekitar tahun 1440 dia menemukan pembuatan
huruf lepas dengan tujuan huruf-huruf tadi setelah dipergunakan dibersihkan, ditempatkan pada kota-
kotak huruf semula dan huruf dapat dipergunakan untuk mencetak naskah yang lain. Dengan penemuan
huruf lepas dan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman sekitar tahun 1440, maka
sekitar 5 tahun kemudian dunia cetak-mencetak di Jerman memperoleh alat baru yang dapat
memperlancar proses produksi.
Tahun 1423 cara mencetak, menggunakan huruf lepas diketemukan oleh seorang Belanda
bernama Laurens Janszoon Koster, diperbaiki oleh Johannes Gutenberg tahun 1440 dan lebih
disempurnakan lagi oleh Peter Schoffer. Dengan adanya pengenalan itu, semakin terkukuhkan adanya
bentuk baru pelaksanaan arus komunikasi antar manusia, yang tidak mutlak harus tatap muka
berhadap-hadapan langsung antara pihak satu dengan lainnya. Proses komunikasi dapat dilakukan
dengan menggunakan media cetak. Media tersebut secara garis besarnya dibentuk melalui proses, tiga
tahapan, yaitu: persiapan, cetak (dengan menggunakan alat cetak seperti yang diperkenalkan oleh
Johannes Gutenberg), dan penyelesaian.
Pembuatan fundamen mesin cetak diukur sesuai dengan ketinggian huruf yang sudah dibakukan
melalui beberapa percobaan. Akibat beban yang ditanggung semakin berat, maka percetakan Johannes
Gutenberg berpindah tangan kepada seorang pengusaha kemasan yang kaya di Mainz, Jerman. Seluruh
karyawan Johannes Gutenberg juga mengikuti majikan yang baru. Pada suatu ketika terjadi kerusuhan
hebat di Jerman, menyebabkan kekacauan yang tak terkendalikan, tak terkecuali juga menimpa
percetakan ex milik Johannes Gutenberg. Karyawan-karyawan percetakan tersebut bermigrasi ke
berbagai Negara. Di Negara-negara dimana mereka tinggal, para karyawan tersebut melanjutkan
perjuangan Johannes Gutenberg untuk membuat huruf-huruf timah kembali. Namun karena mereka
lupa patokan tinggi huruf yang baku, maka terjadilah berbagai tinggi huruf yang berbeda di satu Negara
dengan Negara yang lain.

Inilah beberapa tinggi huruf yang dimaksud:


2

Tinggi huruf Belanda : 66,047 punt/point


Page

Prancis : 62,666 punt/point


Inggris : 62,027 punt/point
Jerman : 66,195 punt/point
Rusia : 66,8 punt/point

2
Konstruksi mesin cetak tinggi di masing-masing negara tersebut disesuaikan dengan tinggi huruf
masing-masing. Atas dasar inilah maka teknik cetak ini disebut teknik cetak tinggi. Grafika masuk
Indonesia pada masa kolonial Belanda. Surat kabar pertama yang dicetak adalah Bataviase Nouvelles
pada tahun 1744. Penerbit buku Balai Pustaka tahun 1920. Kemudian pemerintah kolonial Belanda
mengembangkan percetakan di berbagai kota di Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka)
untuk berbagai kebutuhan. Pada waktu itu teknik yang dipakai adalah teknik cetak yang pertama, yaitu
teknik hoogdruk (cetak tinggi) sehingga peralatan, mesin dan bahan perkakas didatangkan dari berbagai
negara disesuaikan dengan konstruksi mesin model Belanda, sehingga ketinggian huruf yang dipakai
adalah tinggi huruf Belanda. Begitupun semua bahan pembantu, yaitu garis kuningan, klise-klise
(gambar), nomorator dan semua yang terkait dengan cetak tinggi, kedudukan gambar dan lain-lain
bersesuaian dengan ketinggian huruf tersebut agar bisa dicetak bersama-sama. Dari kata huruf inilah
maka didapati istilah cetak tinggi ini dalam bahasa Inggris adalah: Letter press printing (letter= huruf).
Pada bahasan ini akan diterangkan tentang korps atau ukuran huruf, karena mengenai tinggi
huruf sudah diterangkan pada halaman depan. Korps huruf adalah salah satu bagian dari huruf (yang
terdiri dari 10 macam) yang juga disebut sebagai besar huruf. Sebelum kita mempelajari besar ukuran
(korp) huruf baiklah kita mengenali dahulu apakah sebenamya huruf itu. ' Seperti kita semua telah
mengetahui dalam ilmu pengetahuan bahasa, huruf atau aksara itu adalah gambar atau lambang bunyi.
Di dalam pelajaran ini mari kita mengenali lebih dekat lagi huruf yang kita gunakan sehari-hari dalam
praktek tipografi, khususnya timah untuk cetak tinggi. Huruf yang telah diterangkan di atas sebagai
lambang bunyi, bentuknya yang berbayangan cermin terbalik, artinya kita bisa membaca sebagaimana
mestinya apabila huruf itu kita hadapkan berdiri di muka cermin namun terbalik bagian atas menjadi
bawah, dan sebaliknya.
Huruf-huruf itu mempunyai ukuran besar/ kecil yang berbeda-beda. Besar kecilnya huruf kita
sebut dengan ―korps‖. Satuannya menggunakan punt (Belanda) atau point (Inggris) yang artinya dalam
bahasa Indonesia adalah "titik" tipografi. Dalam penulisan dan penyebutan besar kecilnya huruf,
biasanya ditulis nama dari macam dan jenis huruf beserta korpsnya, misalnya: Huruf Baskerville biasa/
normal korps 10 punt (titik), artinya huruf Baskerville termasuk besarnya sama dengan 10 titik tipografi.
Korps huruf itu bermacam-macam ukurannya dan setiap ukuran mempunyai nama sendiri-sendiri.
Yang kita kenal adalah:
 Microscoop 3 titik
 Diamont 4 titik
 Parel 5 titik
 Nonparel 6 titik
 Kolonel 7 titik
 Galjard 8 titik
 Garmond 9 titik
 Dessendinan 10 titik
 Mediaan 11 titik
 Augustijn, cicero 12 titik
 Teks 16 titik
 Paragon besar 20 titik
 Dobel Augustin 24 titik
 Kanon besar 32 titik
 Parijse kanon 36 titik
 Sabon 40 titik
 Sabon besar 48 titik
3

Di antara korps huruf tersebut di atas masih ada lagi corak lain yang diciptakan oleh penemu-
Page

penemu baru yang dituang pada korps 14, 18 dan 30 titik. Besarnya huruf tidak berhenti pada korps 48
titik saja, melainkan masih ada lagi yang lebih besar dari pada itu, yakni berturut-turut 60 titik, 72 titik, ,
96 titik, 120 titik dan bahkan ada yang besarnya sampai 144 titik. Namun biasanya kedua yang terakhir
itu dibuat dari kayu, karena besarnya, hal ini untuk mengurangi berat. Untuk kelima korps yang disebut
belakangan disebut menurut besarnya. Untuk huruf korps 14 titik namanya Augustin besar dan korps 18
titik namanya Paragon (kecil), sedang untuk huruf korps 30 titik tidak disebutkan nama asalnya, cukup
3
menyebutkan besarnya saja. Nama-nama yang masih sering dipakai dalam menyebut besarnya huruf
yang digunakan dalam suatu pekerjaan cetak adalah: Nonparel, Galjard, Garmond, Dessendiaan, dan
Augustin. Contoh: Naskah ini disusun dengan memakai huruf Bodoni Book artinya: naskah ini disusun
dengan memakai huruf Bodoni Book korps 10 titik. Sedangkan untuk korps yang berukuran lain cukup
disebut menurut besarnya. Korps yang lebih kecil dari pada 6 titik hampir tidak pemah dipakai lagi
karena terlalu kecil sehingga sukar sekali untuk dibaca. Dahulu ukuran ini sangat disukai untuk ukuran
alamat kartu nama.
Banyak orang yang beranggapan dan sejarah telah menyatakan pula bahwa nama-nama korps
huruf itu asalnya antara lain dari:
a. Orang yang pertama kali membuat.
b. Kitab atau buku yang pertama kali dicetak dengan korps itu.
c. Kitab paling banyak dicetak dengan korps itu.
d. Suatu keistimewaan yang tertanda pada huruf itu.
Beberapa contoh yang dapat ditunjukkan antara lain adalah:
 Mikroskop - 3 titik, kecil sekali; mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang
sangat kecil.
 Parel - 5 titik, bagus kelihatannya, seperti mutiara.
 Nonpareille - 6 titik, tak berbanding kecilnya
 Galjard - dahulu yang membuat adalah seorang yang bernama
 Gaillarde Garmond - dibuat oleh Garmond.
 Augustin - dipakai untuk mencetak do'a-do'a dari H. Agustinus
 Cicero - untuk mencetak kitab-kitab dari Cicero, seorang pujangga zaman Roma.
 Tekst - 16 titik, untuk mencetak teks-teks dari Kitab Injil
 Paragon - 20 titik, dibuat oleh Paragon
 Kanon - 32 titik, dipakai untuk mencetak Kanon
 Sabon - 40 titik, dibuat oleh Sabon.

Sebelum mulai dengan menyusun suatu pekerjaan cetak, haruslah menentukan besarnya korps
huruf yang akan dipakai dalam susunan itu nanti. Untuk keperluan ini kita harus memperhatikan hal-hal
seperti berikut:
a) Jika disusun dengan huruf besar semuanya, hasil cetakannya akan kelihatan kasar dan kaku
b) Sebaliknya, kalau semuanya disusun dengan huruf kecil, maka akan kelihatan serba kecil
c) Oleh karena itu sebaiknya beberapa baris yang dianggap penting dapat disusun dengan huruf
besar, sedangkan teks sisanya disusun dengan huruf kecil saja.
b. Huruf mencuat dan huruf rangkap (ligatur)
Tidak selalu gambar huruf itu seluruhnya ada di atas batang huruf. Ada Kalanya sebagian huruf,
terutama yang kursif dan huruf-tulis, sedikit mencuat ke luar batang huruf. Bagian mencuat itu lain
bertumpu di ruang kosong pada huruf di samping atau juga mencuat tanpa tumpuan. Terutama dalam
hal terakhir itu, pencetak harus menjaga supaya bagian mencuat itu jangan sampai patah. Kadang-
kadang terdapat dua huruf atau lebih pada satu batang. Pada kebanyakan jenis huruf buku hal itu terjadi
dengan ff-fi-fl-ffi-ffl, kadang-kala juga dengan fb-fh-fk. Huruf rangkap pada satu batang itu disebut:
ligatur.
c. Takik pada batang huruf
Di bawah gambar huruf pada batang huruf terdapat takik. Takik ini bagi penyusun huruf
merupakan tanda untuk mencegah terbaliknya huruf waktu disusun.
d. Bahan rawan
4

Logam agak lunak yang dipakai untuk mengecor huruf itu, terutama terdiri campuran timah,
Page

timbal (timah hitam) dan antimonium. Logam ini sangat peka terhadap pukulan atau benturan. Kait-kait
halus yang terdapat pada banyak jenis huruf, jelas tidak tahan terhadap pelemparan atau jatuh. Kalau
bahan yang rawan itu sampai mengalami kerusakan, walaupun sedikit saja pada gambar huruf, maka
bagian yang rusak itu tidak menekan lagi pada kertas. Barang cetakan dengan huruf-huruf yang rusak
memberi kesan gambar tak rapi.

4
e. Lemari Huruf
Lemari huruf adalah merupakan tempat untuk menyimpan huruf-huruf maupun tanda-tanda
lainnya, yang terdiri dari kotak-kotak besar, kecil dan yang tidak sama besarnya.
Sepintas lalu huruf-huruf di dalam lemari huruf itu tidak teratur dan acak-acakan sekali penempatannya.
Terutama untuk huruf-huruf kecil atau huruf bawah sama sekali tidak menurut abjad. Memang demikian
halnya, sudah diatur sedemikian rupa sehingga huruf-huruf yang sering dan banyak dipergunakan,
ditempatkan pada tempat paling besar dan dekat. Hal ini untuk memudahkan pengambilannya (misal
huruf: a, u, m, n, o dan lain-lain).
Juga ditentukan oleh polis dari bahasa itu sendiri, artinya penempatan huruf akan berbeda untuk bahasa
Belanda dengan penempatan huruf pada lemari untuk bahasa Indonesia.
Laci Huruf
Macam lemari huruf:
1) Lemari penuh (1), di sini berisi huruf-huruf dan tanda-tanda lengkap sampai dengan huruf
kapital kecil,
2) Lemari tiga perempat (3/4), di mana tidak terdapat kotak untuk menyimpan huruf-huruf kapital
kecil.
3) Lemari setengah (1/2), untuk penghematan pemakaian ruangan, lemari bagian atas dan bagian
bawah terpisah dan diletakkan berdampingan.

Alat-alat dan Bahan-bahan


Disamping huruf-huruf yang merupakan syarat terpenting, dalam penyusunan huruf juga
dibantu dengan bahan-bahan maupun peralatan lain dengan tujuan memperlancar proses penyusunan
untuk suatu pekerjaan . siku susun (pemegang huruf) merupakan alat pokok untuk dapat menyususn
huruf-huruf satu demi satu sehingga terbentuk suatu baris. Alat ini harus dirawat dengan baik ,
terutama ketepatan sikunya, bila hal ini tidak diperhatikan akan menghasilkan baris-baris yang tidak
tepat panjangnya yang dapat mempengaruhi dan mempersulit juru susun maupun juru cetak.
Pada umumnya siku susun terbuat dari bahan baja atau perak baru nikel dan terdapat beberapa
macam ukuran panjang . sisi clavier yang dapat bergerak dapat disetel maju maupun mundur sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Untuk penyetelannya, sebelumnya membuka kunci (pantek) terlebih
dahulu dan memasukkan wit format yang tepat kemudian dikunci.
Garis susun alat ini merupakan kepingan atau bilangan tembaga, nikel atau timah hitam dan
mempunyai ketebalan 2-3 punt, tingginya sama dengan tinggi huruf serta pada kedua ujungnya terdapat
bagian yang keluar dinamakan “telinga”. Pemakaian alat ini harus selebar baris yang akan disusun,
sehingga akan memudahkan pengambilan barisnya pada waktu akan dipindahkan ke dulang (galei). Pada
waktu melakukan koreksi panjang (verloop) dan juga pada waktu pengembalian huruf-huruf(distribusi),
alat bantu ini penting sekali.
Dulang (galei), semua susunan huruf yang sudah selesai disusun dalam siku- susun dipindahkan
ke tempat ini dan setelah mendapatkan cukup satu halaman, selanjutnya dilakukan pengikatan susunan
(zetsel). Alat ini juga dipakai untuk tempat menyimpan susunan ataupun untuk membawanya dengan
mudah ke bagian-bagian lain.
Pada sisi bingkai yang terbuka, terdapat bagian yang keluar sedikit, untuk menempatkan dengan
mudah dan datar/ sejajar dengan meja penutup atau papan lain; ingat pada waktu mengambil dan
memindahkan susunan. Terbuat dari bahan seng, aluminium atau logam lainnya dan malah ada yang
dibuat dari pada kayu.
Pada bagian penyusunan huruf dengan tangan galei ini disimpan dalam loket-loket yang teratur
rapi. Mesin penyusun huruf juga mempunyai galei, hanya bentuknya agak lain. Kecil dan lebih panjang
5

dan terdapat banyak ukuran. Gunanya untuk menampung hasil-hasil baris yang sudah dituang (regel).
Page

Pusut dan jepit koreksi, sebagai alat bantu mengoreksi susunan, terbuat dari bahan besi
(kawat), nikel yang diberi tangkai dari kayu atau bahan lain. Seorang juru susun sangat memerlukan alat
ini pada waktu melaksanakan koreksi susunan baik masih di atas galei maupun sudah di atas mesin
cetak. Dengan sendirinya harus dilakukan dengan hati-hati, karena dapat merusak bayangan huruf,
terutama bagi para peserta didik yang baru belajar.

5
Tali susunan, baris-baris yang sudah diopmak rapi dan merupakan bentuk tertentu, harus diikat
dengan mempergunakan tali susunan supaya jangan sampai berantakan (pastei). Susunan yang sudah
terikat rapi inilah kebanyakan orang menyebutnya zetsel. Untuk mengikat zetsel, di samping memakai
tali dari bahan rami, ada juga tali dari bahan lain yaitu dengan cara lebih modern; dikenal dengan ikat
tali rap, berupa ban tembaga dengan sistem jepitan (klem).
Bahan-bahan penyusun lain seperti untuk jarak baris, ruang besar, dan jarak kolom
dipergunakan interlini, reglet, holwit dan tabelwit. Semua bahan ini dibuat dan bahan. timah seperti
halnya logam untuk pembuatan huruf-huruf. Perlengkapan lainnya ialah garis-garis kuningan dan garis
timah, garis wesel, ornamen dan kelengkapan susun yang lain termasuk reglet, holwit dan tabelwit.
Bahan pemenuh baris disebut juga putih huruf (letterwit) yang terdiri dari:
- kuadrat
- persegi (vierkant)
- pasje
- spasi
Menurut pembagian Augustijn maka terdapat ukuran-ukuran sebagai berikut:
- kuadrat dihitung menurut kelipatgandaan dari persegi: yaitu 2,3, dan 4 aug.
- persegi menurut korps: 12 punt.
- pasje setengah dari persegi: 6 punt.
- spasi-spasi: 4, 3, 2,11/2, dan 1 punt.
Semua bahan-bahan tersebut disimpan dalam kotak lemari huruf, bersama-sama dengan huruf
dari korps masing-masing

1.2 Cetak Flekso (Fleksografi)

Berbeda dengan acuan cetak letterpress, acuan cetak flekso halus dan elastis, menjadikan sifat
permukaannya mampu mengalihkan tinta cetak dengan viskositas yang rendah ke berbagai jenis bahan
yang menyerap tinta maupun yang tidak menyerap tinta. Proses cetaknya sederhana seperti halnya
cetak letterpress. Acuan cetaknya dibuat dengan proses photopolymer. Pada mesin cetak flekso yang
berkualitas, proses penintaan pada acuan cetaknya dengan rol anilox. Rol nilox adalah rol yang
permukaannya berupa titik-titik raster legok kedalam dengan kehalusan antara 200 – 600 garis per
centimeter, setara dengan 500 – 1500 garis per inci. Rol ini terbuat dari bahan yang keras seperti
keramik atau hardchrome. Tintanya dipasok melalui system doctor blade, proses penintaan ini sendiri
sama dengan proses cetak gravure ke atas acuan flekso. Proses cetak fleksografi dengan sistem
penintaan ini dipakai juga pada unit pelapisan vernis (Coating Unit) dalam rangkaian tersambung (on
line System) seperti pada mesin-mesin cetak offset lithografi multi warna sebagai unit pelapisan
tersambung (on line coating). Kualitas cetaknya memenuhi tuntutan pasar, maka teknik cetak ini terus
berkembang mengimbangi kemajuan teknik cetak lainnya. Produk-produknya label, kemasan dan
sebagainya.
Teknik cetak felxografi merupakan teknik cetak yang menggunakan pelat sebagai acuan. Dimana
pelat tersebut dibuat dari bahan karet atau bahan yang dianggap flexibel.
Penerapan teknik cetak flexografi ini bisa terlihat pada proses penyetempelan. Dimana pada saat
menyetempelan tersebut permukaan tulisan pada karet terletak lebih tinggi dibandingkan media
kosongnya. Saat setempel ditekan pada bak tinta akan mengalami perpindahan tinta dari bak tinta
menuju ke stempel. Kemudian ketika stempel di tekan akan menghasilkan cetakan pada kertas yang
hasilnya sesuai dengan tulisan yang terdapat pada karet.
6

Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo adalah suatu teknik cetak yang menggunakan
Page

acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet, photopolymer atau bahan flexible lainnya. Nama
Flexography sendiri diambil dari kata flexible yang merupakan bahan pembuat pelat cetaknya. Teknik
cetak flexography termasuk jenis cetak tinggi karena tinta dialihkan ke media cetak melalui pelat cetak
yang permukaannya lebih tinggi.

6
Penerapan stempel tersebut merupakan prinsip kerja cetak flexografi. Dimana desain yang
berupa gambar atau tulisan akan diukir pada media dari karet dengan posisi terbalik. Lalu akan
dilakukan proses pemindahan tinta dari pelat karet tersebut ke media cetak dengan menggunakan roll
transfer. Biasanya roll transfer ini disebut sebagai ailoxroll dan terbuat dari bahan tembaga atau
keramik. Kemudian Printing Plate yang sudah terkena tinta akan mengenai permukaan sheet sehingga
akan terbentuk hasil cetakan.

C. Komponen Yang Termasuk Dalam Cetak Flexografi


Dalam proses pengerjaannya, teknik cetak flexografi akan melibatkan 4 komponen. Dimana masing-
masing komponen tersebut memiliki peranan yang penting dalam cetak flexografi. 4 komponen tersebut
antara lain Fountail Roll, Anilox Roll, Plate Cylinder, dan Impression Cylinder.

Biasanya dalam satu rangkaian akan terdiri dari 4 komponen tersebut dan disebut sebagai 1 unit
printing. Dimana untuk 1 unit printing ini hanya akan menghasilkan 1 jenis warna saja sehingga semakin
banyak warna yang diinginkan tentu jumlah unit printingnya harus lebih banyak.

4 Komponen Cetak Fleksografi


1. Fountain Roll
2. Anilox Roll
3. Plate Cylinder
4. Impression Roll

Fountain Roll biasanya terbungkus karet dan akan berputar di dalam Ink Reservoir. Fungsi dari
berputarnya Fountain Roll ini untuk pemindahan tinta yang berasal dari Ink Reservoir menuju ke Anilox
Roll atau Metering Ink. Dimana Anilox Roll yang digunakan terbuat dari keramik atau tembaga kemudian
dibungkus menggunakan Engraving Cell yang kecil dan halus.

Sedangkan Plate Cylinder merupakan roll yang digunakan sebagai tempat memasang Printing Plate.
Letak dari roll ini yaitu antara Impression Roll dan Anilox Roll. Dimana untuk Impression Roll memiliki
ciri sangat halus sehingga ketika memberikan tekanan pada sheet akan menyentuh secara merata.
Proses cetak dimulai dari Fountail Roll yang berputar sehingga Ink Reservoir akan berpindah ke
7

Anilox Roll. Kemudian Anilox Roll berputar lalu bersentuhan dengan Plate Cylinder yang duah ditempel
Page

dengan Printing Plate. Dengan demikian tinta akan berpindah ke Printing Plate dari Anilox Roll. Printing
Plate tersebut juga akan berputar hingga menyentuh permukaan sheet dan akan menghasilkan cetakan
dengan hasil yang bisa terbaca positif.

7
D. TINTA FLEXOGRAFI
Tinta cetak fleksografi menggunakan tinta khusus yang encer, yaitu tinta anilin yang cepat kering
sesaat setelah menempel pada bahan cetak. Sehingga cocok untuk mencetak berbagai jenis bahan
cetak. Pada cetak fleksografi, tinta cetak sangat beragam, karena cetak fleksografi terdapat banyak
variabel. Satu jenis tinta tidak mungkin dapat memenuhi semua karakteristik dan aplikasi yang berbeda-
beda.
Untuk mencetak yang memerlukan hasil cetakan yang high gloss dengan cetakan yang memerlukan hasil
cetak yang matt, tidak mungkin dihasilkan oleh satu jenis tinta, karena karakteristiknya berbeda. Tinta
yang sesuai untuk satu jenis pekerjaan dihasilkan melalui kerjasama antara pencetak dan pembuat tinta
dalam mengevaluasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
Untuk memilih tinta yang tepat, perlu dikenali beragai variabel yang dapat ditemui pada
saat pencetakan seperti variasi dari bahan yang dicetak, jenis pelarut tinta yang diinginkan apakah
berlandaskan air atau berlandaskan solvent, pigmen yang digunakan, jenis cetakan apakah cetakan
permukaan (surface printing) atau cetak laminasi, warna spot/line job atau warna proses dan berbagai
variabel lainnya. Seperti telah diketahui, industry kemasan menggunakan beragam bahan yang akan
dicetak seperti; kertas, board, film fleksibel, foil dan film metallized.
Bahan-bahan tersebut datang dalam berbagai variasi, seperti film fleksibel dapat
berbentuk polyethylene, polypropylene, polyester, nylon, cellophane dan coextruded film.
Karakteristik dan jenis bahan tersebut tidaka sama, sehingga dalam penentuan tinta juga bisa tidak
sama. Pemilihan tinta yang akan digunakan dapat dimulai dari jenis bahan yang akan dicetak, kemudian
meminta rekomendasi dari pabrik tinta. Bila tipe cetakan dianggap memiliki keunikan tersendiri, ada
baiknya dilakukan percobaan terlebih dahulu sebelum tinta tersebut digunakan untuk produksi.
Ada perbedaan formula antara tinta yang digunakan untuk tujuan cetak permukaan (surface
printing) dengan tinta untuk tujuan cetak laminasi.Masalah utama yang akan timbul bila tinta jenis
surface (surface print ink) digunakan sebagai tinta laminasi (lamination ink) terletak pada daya rekatnya
(bong strenght) yang rendah. Disamping itu untuk mencegah terjadinya blocking, tinta jenis surface
diberi tambahan lilin (waxes), yang akan semakin mengurangi daya rekat dari tinta tersebut.
Pemakaian tinta jenis laminasi untuk pencetakan permukaan cenderung menimbulkan blocking dan
menurunnya kilap (gloss) dari cetakan.Tinta laminasi tidak memerlukan gloss, karena gloss akan
diperoleh dari bahan yang akan dicetak. Untuk mencetak jenis cetakan solid (line printing)
menggunakan warna spot, dan pencetakan dilaksanakan dengan memberikan lapisan yang lebih tebal
disbanding cetakan menggunakan tinta proses (cyan, magenta, yellow dan black) yang lebih tipis.
Perbedaan ketebalan menyebabkan formulasi dari kedua jenis tinta tersebut tidak sepenuhnya sama.
Untuk menghasilkan cetakan yang lebih bersih, tinta proses umumnya dikeringkan dengan cara
yang lebih lambat, dibanding tinta surface. Dalam memilih tinta, hendaknya mempertimbangkan pula
kegunaan akhir dari produk yang dicetak. Sebagai contoh, lael untuk kemasan anti beku ( freeze),
haruslah tahan terhadap larutan atau bahan pembeku, agar tintanya tidak rontok bila kemasan tersebut
dimasukkan ke dalam ruang pembeku.
Pada cetak fleksografi, terdapat tiga tipe tinta yang umumnya digunakan, yaitu tinta
berbasis air, tinta berbasis solven, dan tinta UV. Tinta UV mengering (cure) karena bereaksi
dengan sinar ultra violet. Sebagian dari tinta berbasis air sama sekali tidak mengandung
solven sehingga emisi yang dibuang ke udara amat kecil.
Faktor ini kini semakin penting sejalan dengan semakin ketatnya undang-undang pencemaran
udara, terutama bagi pencetakan rotogravure konvensional yang masih menggunakan tinta berbasis
solven. Berdasarkan kenyataan tersebut, dewasa ini semakin banyak percetakan beralih pada tinta
berbasis air, walau penggunaan tinta ini mensyaratkan penggunaan teknik yang tepat dalam
8

mengoptimalkan performance dari mesin cetak yang digunakan.


Page

Mengoptimalkan performance dari mesin cetak berarti mencetak dengan kecepatan tinggi,
cetakan yang bersih, penge ingan dan pembersihan yang singkat, warna yang kuat, serta penanganan
tinta secara minimal.
Jenis tinta berbasis air kini tersedia untuk hamper semua bahan, termasuk bahan yang tidak
berpori, sehingga hanya sedikit sekali jenis cetakan yang tidak dapat memanfaatkannya.
Untuk memenuhi persyaratan kecepatan mesin tersebut, saat ini telah diciptakan mesin fleksografi yang
8
mencapai kecepatan hingga 600 mpm (untuk web web) dan hingga 150 mpm untuk narrow web dengan
resolusi cetak hingga 175 ( dengan digital printing)

Mesin flexo wide web saat ini menggunakan teknologi central imprssion sehingga material yang melar
dapat dikerjakan dengan baik. Contoh PE untuk popok bayi, softex, tissue dan kemasan schrink wrap)

9
Page

9
II. Membuat Pisau Pon/Ril/Embosing dan Foil
A. Deskripsi
Dalam pembahasan ini akan di jelaskan beberapa definisi tentang teknik mencetak pon,ril, dan
emboss, dengan menggunakan mesin cetak degel dan mesinvcetak silinder. Untuk lebih detail, disini
akan diterangkan sedikit tentang teknik tersebut.
1. Pon / stans / menebuk
Mengerat atau memotong kertas dan karton yang tidak dilakukan dengan mesin potong dapat
dimasukkan dalam kategori kerja stans. Bentuk yang dipotong sangat tidak beraturan, dapat persegi
atau berliku-liku. Untuk dapat memotong pada mesin cetak, acuan cetak stans harus ditutup dalam
bingkai. Acuan stans / pon oleh penyusunan huruf dapat dibuat dengan garis stans dalam bentuk persegi
ataupun dalam bentuk berliku.
2. Menggaris lekuk atau mengeril
Kertas tebal atau karton apabila dilipat secara biasa sangat sulit dan pada punggung lipatan akan terjadi
punggung yang retak - retak atau pecah - pecah serta timbul serabut. Terutama pada kertas karton seni
atau kertas karton yang dioles atau dilapisi dan dilicnkan. Maka untuk menghindarkan hal tersebut
diatas, perlu dilakukan pelipatan dengan jalan mencetak lekukan, atau mengeril pada kertas karton yang
akan dilipat itu.
3. Pekerjaan emboss atau mengeprig
Cetak emboss disebut juga cetak timbul dengan cara pengeprigan berarti mencetakkn suatu acuan
dengan memerlukan tekanan yang agak besar agar hasil cetakan yang dapat menonjol keatas dengan
tidak menggunakan tinta. Cetakan yang didapat berupa tonjolan kertas yang dicetak antara perkawinan
klise jantan dan klise betina.

Uraian materi
B. PEMASANGAN PISAU PON PADA ACUAN CETAK
Untuk dapat menebuk pada mesin
cetak acuan tebuk harus ditutup dalam bingkai.
Acuan tebuk itu oleh peserta diklat dapat dibuat
dengan garis tebuk dalam bentuk persegi
ataupun dalam bentuk berliku. Garis stans
(tebuk) diukur dengan penggaris augustijn (baca
: Agustien), panjangnya disesuaikan dengan
contoh,dapat diperoleh dalam berbagai ukuran
panjang kelipatan augustejn, tebal 2atau 3
point (baca pen) dan dengan gambar yang
sangat tajam. Bila ukuran yang dikehendaki
sudah dihitung, maka pisau tebuk dipotong
dengan mesin potong timah.
Pisau ini terbuat dari baja keras dan tingginya kurangsedikit dari tinggi huruf (ukuran Belanda).
Agar bila dikerjakan bersamaan dengan pencetakan menggunakan tinta, dapat mencegah kerusakan
pada rolhuruf. Untuk mencegah terjepitnya potongan - potongan kertas diantaragaris- garis tebuk, maka
dalam acuan turut ditutup dengan alat pembuang berpegas yang ukuran dibuat dalam perusahaan
khusus. Diatas lembaran multiplek digambar bentuknya menurut contoh, lalu digergaji dan celah - celah
penggergajian diisi dengan ban baja lenturyang telah diasah tajam. Semua bagian yang tergergaji lepas,
direkat, dan bersama ban baja tadimerupakan satu - kesatuan yang disebut pisau papan. Diantara garis -
10

garis diatas kayu dilekatkan karet busa yang melebihi tinggi direkat dan bersama ban baja tadi
merupakan satu kesatuan yang dipon atau tebuk, sehingga kertas tidak tertinggal diantara garis - garis.
Page

Pisau pons ini oleh pabrik dapat pula dibentul menjadi berbagai macam stempel atau menurut
kebutuhan yang tinggi pisaunya lebih rendah sedikit dari pada huruf. Peserta mata diklat hanya dapat
memoersiapkan pisau pon yang lurus - lurus saja. Bila pemotongan sudah berbentuk rimit , pisau pon
dibuat di pabrik (contoh untuk pemotongn puzzle dsb). Untuk memungkinkan pemotongan kertas /
karton dengan garis - garis baja yang tajam, sebagai bantalan digunakan lembaran logam yang lebih
lunak dari baja acuan tebuk.
10
C. PEMASANGAN GARIS RIL UNTUK PELIPATAN
Dengan menggaris lekuk /ril terlebih dahulu akan diperoleh lipatan yang rata dan tajam pada
macam - macam karton yang sulit untuk dilipat secara biasa. Terutama pada karton cetak seni yang
dilicinkan, pengerilan sangat diperlukan, untuk menghindarkan pecahnya lapisan kapur waktu melipat.
Melipat karton tebal, meskipun telah diril hanya akan berhasil baik bila arah serat sejajar dengan lipatan
untuk membuat garis lekuk tergantung dari tebal karton, diperlukan garis kuningan jenis halus atau jenis
tebal dari 2 point, dipasangkan lebih panjang dari pada panjang lipatan.Pemasangan ril ini bisa 2 / 3buah
atau menurut kebutuhan. Untuk garis ril yang panjang bisa dopotongkan dari garis baja setebal 2 point
buatan RRC. Garis - gari ini diatur dalam bingkai diatas meja penutup. Jarak garis satu dengan lainya
reglat, besarnya jarak antara garis ditepatkan seuai dengan contoh, Ruang - ruang kosong diluar garis
dipenuhi dengan wit – wit alumunium dan wit besi, kemudian dipasang kunci penutup. Rongga - rongga
kecil diisi reflet interlini dan karton kemudian acuan dikunci dan dimasukan ke mesin cetak.

D. PEMBUATAN KLISE EMBOSS UNTUK PENGEPINGAN


Pada dewasa ini pekerjaan emboss sudah semakin menjadi kebutuhan akan cetak seni yang
bernilai tinggi. Acuan cetak untuk pekerjaan ini terdiri dari 2 lempengan pelat dari baja atau kuningan
setebal 16 s/d 18 mm atau bisa juga setinggi huruf (huruf Belanda tingginya 66, 047 point = + 2, 476
Cm). Bila dibuat lempengan setebal 16 mm, maka untuk menyamakan tingginya dengan tinggi huruf
ditambahkan batang kayu dan karton. Untuk memperoleh gambar gambar ini, model yang telah
diproses menjadi film maka proses selanjutnya adalah pengetsaan dengan bahan- bahan kimia dan
peralatan mesin frais. Sebagai ilustrasi peserta diklat dikenalkan tentang emboss sebagai berikut. Pada
waktu ini biasanya pekerjaan selalu diminta selesai dengan cepat maka pengetsaan harus dikerjakan di
perusahan klise. Cetak
Klise Betina

Klise Jantan

Acuan cetak yang dibutuhkan terdiri dari 2 klise yaitu stempel (gambar yang melekuk kedalm
disebut juga klise betina) dan Patris (gambar yang menonjol disebut juga klise jantan). Maka dari itu
acuan cetak emboss dengan detail yang rumit-rumit seperti gambargambar relief tentulah dikerjakan di
pabrik. Karena menghasilkan relief yang timbul, maka cetak emboss atau pengeprigan disebut juga cetak
relief, disebut juga cetak timbul dan mempunyai nama lain yaitu cetak buta, karena tidak menggunakan
rol tinta atau tanpa penintaan. lise betina (stempel-nya) yang memempunyai gambar lekuk ke dalam
dibuat pada sebilah lempengan papan kayu yang sebelumnya dibuat gambar diatas papan tersebut.
Kemudian gambar itu dikerat atau dipahat sehingga membentuk suatu acuan cetak dengan gambar yang
melekuk kedalam. Dengan memperbaiki cungkilancungkiln kayu melalui pahatan-pahatan yang
diperhalus maka sudah siaplah acuan cetak betina atau stempel, yaitu salah satu acuan cetak untuk
pekerjaan emboss. Untuk selanjutnya maka kita akan menyiapkan patris atau cetakan lawan dari acuan
cetak betina ini yang disebut juga sebagai acuan cetak jantan. Untuk mempersiapkan acuan cetak
jantan, maka terlebih dahulu memberihkan degel dengan spiritus. Selanjutnya dengan perekat yang
mengandung sedikit air direkatkan karton manila setebal + 1/2 mm, ukurannya lebih besar sedikit
daripada stempelnya pada degel. Dua bagian kpur btu (gips) dn tig bgian kapur diaduk, lalu dicampurkan
larutan gom arab kedalam adukan, sehingga terjadi campurn seperti bubur yang cukup kental. Lapisan
campurn itu kira-kira setebal 3 mm diratakan diatas karton. Semuanya itu kemudian ditutup dengan
kertas utra dan dioles sedikit minyak untuk mencegah bubur menempel pada stempel.
11

Klise betina ditutup pada bingkai dan dicetakkan tepat pada lapisan bubur dengan tekanan
cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke tekanan cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke
Page

tekanan berat. Dalam pada itu bubur yang ditutup dengan kertas sutra tadi tertekan ke dalam bagian-
bagian stempel yang mendalam dan terbentuklah suatu gambar cetak lawan (patris) dari stempelnya.
Pekerjaan ini disempurnakan dengan menambah bubur pada bagian-bagian yang kurang tajam, jangan
lupa tutup lagi dengan kertas sutra, bila ketajaman sudah cukup, maka mesin didiamkan dalam keadaan

11
mencetak dan disiamkan sampai bubur patris mengering. Bubur yang tak terpakai di pinggir-pinggir
patrisi dibuang. Selesailah sudah pembuatan acuan cetak emboss.

Tes Formatif
1. Jelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk persiapan cetak ril!
2. Jelaskan cara menyiapkan acuan cetak pon secara sederhana!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan pekerjaan pon!
4. Pekerjaan apakah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum membuat patris untuk
emboss?
5. Jelaskan pengertian cetak emboss berikut ini :
a. Cetak buta
b. Cetak timbul
c. cetak relief
6. Jelaskan pekerjaan yang harus dikerjakan pada mesin degel dan mesin silinder!
7. Sebutkan jenis-jenis cetakan ril, cetak pon dan cetak emboss masing-masing 3 buah!

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!


1. Sebutkan jenis pekerjaan stans!
2. Peralatan apa saja yang dipersiapkan untuk pekerjaan stans?
3. Mengapa pisau stans dibuat lebih rendah sedikit daripada tinggi huruf?
4. Bagaimana cara menutup acuan untuk pekerjaan ril?
5. Apakah perbedaan antara mengeril dengan mengepon?
6. Ada berapa cara menutup acuan untuk pekerjaan ril? Terangkan dengan singkat!
7. Mengapa cetak emboss harus mengunnakan 2 buah klise?
8. Bisakah pekerjaan ril dan pon dikerjakan bersama-sama?
9. Peralatan apa saja yang dipersiapkan untuk pembuatan ril / menggaris lekuk?
10. Bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat acuan cetak jantan (patris)?

12
Page

12
III. CETAK SARING / SABLON
Sejarah Cetak Saring
 Yuzenzai Miyasaki (1654-1736)
 Zisukeo Mirose (1822-1890)
 Samuel Simon (1907)
A. Pendahuluan
Cetak saring yang juga dikenal cetak sablon atau dalam bahasa Inggrisnya screen printing atau serigrafi
adalah suatu kegiatan cetak mencetak menggunakan saringan sebagai acuannya. Bahan saringan berupa
kain sutera atau sejenisnya yang di bentangkan pada bingkai kayu.

1. Beberapa industri dan usaha yang menggunakan cetak saring :


a. Cetak saring sebagai industri : Dewasa ini bermacan jenis pelindung dan sambungan listrik untuk
PCB, skala untuk industri mobil, skala industri alat ukur serta pabrik komputer dibentuk dengan
teknik cetak saring. Cetak saring dipakai terutama di bidang industri skala besar yang
memproduksi sirkuit atau komponen mereka dan teknik khusus.
b. Cetak Saring sebagai bagian dari grafika : Proses cetak disini bukanlah alternatif tetapi memiliki
pasar tertentu. Harus pula diingat kenaikkan pemakaian plastik dalam perdagangan besar dan
eceran dan dalam konstruksi alat-alat, dimana 90%peralatan rumah tangga terbuat atau
memakai bagian dari plastik. Dalam grafika modern menunjukkan kesempatan aplikasi,
khususnya pada bermacam ragam seni, kalender, serta segala hal cetak mencetak dalam oplag
kecil.
c. Pencetakan tekstil : Sejarah pencetakan tekstil diperkirakan dimulai di Kauskus, lebih kurang
2000 tahun yang lalu. Pencetakan tekstil di Eropa muncul untuk pertama kalinya sekitar abad ke
14 dan 15 di Yunani dan Italia. Pencetakan tekstil dengan teknik cetak saring merupakan
kumpulan sektor dengan kekhususan masing-masing. Pencetakan untuk kain dasar berbeda
dengan pencetakan sapu tangan, kaos, dasi dan berbagai bahan lainnya.
13

2. Garis besar langkah-langkah dalam cetak saring adalah sebagai berikut :


1. Memilih/membentuk gambar yang akan dicetak.
Page

2. Menentukan bingkai dan kain yang cocok.


3. Memindahkan gambar ke screen.
4. Menyiapkan pencetakan dan mencetak diatas bahan yang dipilih.
5. Mengeringkan hasil cetakan.
6. Mencuci screen untuk dpakai lagi.

13
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ruang cetak saring.
Ruang yang digunakan untuk mencetak harus mendapatkan penerangan yang cukup supaya
tidak terjadi misregister atau mencampur warna yang berbeda. Ruang ini harus mempunyai
ventilasi yang baik dan jika mungkin bebas debu. Jika screen yang akan digunakan akan dicuci
untuk digunakan lagi, maka harus ada kran yang mengalir yang cukup banyak. Jarak dari satu
tempat ketempat yang lain sebaiknya tidak terlalu jauh.

KETERANGAN
A. TINTA
B. RAKEL
C. IMAGE
D. NON IMAGE
E. FRAME/BINGKAI
F. IMAGE TERCETAK
a. Sarana yang diperlukan dalam cetak saring :
A. Peralatan Pokok :
1. Screen : memindahkan gambar/model yang akan dicetak dan sebagai tempat tinta.
Jenis dari kain screen ada bermacam-macam :
I. Kain Sutera
II. Kain Monofilament
III. Kain Multifilament
IV. Kain Polyester
V. Kain Nylon
b. Warna Kain Screen :
1. Putih
2. Kuning
3. Merah (orange)
Merk/Nama Screen :
14

1. Nytal
2. Nybolt
Page

3. Polymon
4. Estal mono
5. Monoprint
6. Saati
c. Syarat-syarat screen :
14
 Memiliki daya lentur
 Anyaman Kain tidak bergeser
 Tahan terhadap bahan kimia
 Tahan oleh gesekan
 Tahan air panas
 Diameter benang kecil
 Mempunyai bermacam ukuran kerapatan
 Mudah dibersihkan
d. Pedoman pemakaian screen :
Pedoman pemakaian screen disesuaikan dengan bahan yang akan dicetak, misalnya sbb. :
T.55 = untuk mencetak handuk dan karung
T.62 = untuk mencetak tinta timbul pada kaos/ floating pasta
T.77 = untuk mencetak kaos dan spanduk
T.90 = untuk mencetak badge, kain, cetak timbul pada kaos dengan motif halus
T.120 = untuk mencetak karton, seng, kayu, kulit, brons emas
T.150 = untuk mencetak kertas motif blok, imitasi, mika, stiker
T.165 = untuk mencetak plastik dan kertas
T.180 = untuk mencetak plastik dan kertas halus
T.200 = untuk mencetak halftone (raster)
Keterangan : ’T’ diartikan sebagai Type kerapatan lubang pori-pori misalnya, T.200 = terdapat
200 lubang/cm persegi
2. Rakel (Squegee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari screen ke bahan cetak sambil di tekan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari rakel adalah:
 Bahannya
 Kekerasan bahan
 Ukurannya
Bentuk ujung rakel : pinggiran persegi,ujung bundar, satu sisi miring, dua sisi miring, dua sisi
miring dengan ujung datar, sisi bulat.
Panjang rakel sebaiknya 5 cm. lebih panjang daripada bahan yang akan di cetak.
e. Bentuk permukaan rakel :
1. Bentuk permukaan persegi (tumpul rata).
2. Bentuk ujung bundar.
3. Bentuk satu sisi miring (tajam tepi).
4. Bentuk dua sisi miring (tajam tengah)
5. Bentuk dua sisi miring dengan ujung datar
6. Bentuk sisi bulat
Perawatan rakel : Tinta harus dibersihkan dari rakel setiap kali setelah selesai mencetak.
f. Jenis pemakaian rakel :
1. Rakel untuk mencetak tinta dasar minyak
2. Rakel untuk mencetak tinta dasar air.
g. Pemakaian Rakel untuk memperoleh hasil yang
15

maksimal sbb. :
1. Sudut Rakel
Page

2. Arah (gerak)

15
h. Meja cetak
Meja cetak berfungsi sebagai sarana untuk mencetak dan meletakkan bahan yang akan dicetak.
Daun mejanya dari kaca, meja dipasang khusus untuk cetak sablon dengan kedudukan engsel
penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca.
i. ALAT PENUNJANG CETAK SARING
 Bantalan Pengalas
 Water Sprayer/semprotan air
 Kaca Penekan
 Hairdryer
 Penggaris/Emulsion coater
j. Obat afdruk basis air yang digunakan antara lain:
 Ulano TZ, TZD
 Autosol WR
 Diazol TZ
 Saati plus, saatipol 2090
 Photosol TZ
 Bentuk Bahan afdruk :
 Pasta
 Serbuk
 Lembaran Film
C. BAHAN KIMIA CETAK SARING
k. Bahan Afdruk
Bahan afdruk berfungsi untuk menutup screen pada bidang bukan gambar.
Nama-nama bahan afdruk antara lain :
Obat afdruk basis minyak yang digunakan antara lain :
a. Ulano 133, 569, QFX, RLX, FX 88,QTX,TXD,CDF.
b. Autosol 2000,3000,5000,Fast, Autosol II Pluss, Capillex.
c. Super xol 188, Photosol 199
d. Diazol Photo emulsion, Diazol SL.
e. Saatigraf 3003, Pro/cap Cappilary film
f. Chromatin

Obat afdruk basis air yang digunakan antara lain:


a. Ulano TZ, TZD
b. Autosol WR
c. Diazol TZ
d. Saati plus, saatipol 2090
e. Photosol TZ
Bentuk Bahan afdruk :
16

a. Pasta
Page

b. Serbuk
c. Lembaran Film : CDF, Capilex, Pro/cap capil film.
Bahan Penguat
a. Screen lack

16
b. Retusir lack
c. Ulano X
d. WR Hardener
e. Diazol Hartermittel
f. Saati catalyst
Faktor yang menyebabkan perlunya bahan penguat :
a. Salah pemakaian obat afdruk
b. Pekerjaan yang berulang-ulang
c. Efek pemakaian bahan penguat
1. BAHAN CUCI /PENGHAPUS
Nama-nama bahan penghapus antara lain :
a. Ulano 4
b. Ulano 5
c. Super xol 3
d. Diazol Remover
e. Seistrip
2. BAHAN KIMIA LAIN
Nama-nama bahan kimia lain antara lain :
a. Ulano 6, Super xol 9, Blue filler, Diazol filler, Saati filler
b. Ulano 8, Haze Remover
c. Ulano 23, autoprep
d. Ulano 3, Saati cleaner

D. TINTA CETAK SARING


a. Tinta dasar minyak
1. Tinta Plastik
a. Fine ink
b. Polytuff SG
c. Royalguard SF --- Retarder SF
e. Polymate (tinta kresek)
2. Tinta Kertas
a. Gloss vynil
b. Coates screen pinting - YY41
c. Royalguard ---> DS3/M3 plastik
d. Daiyo PVC biru - DS3/M3
17

3. Tinta kaca/gelas
a. Royalguard SJ ---> Retarder SJ+catalyst
Page

b. Naz dar Glass screen printingnaz dar thinner + catalyst


Setelah pencetakan bahan cetak dipanaskan dalam oven 140-200 derajat Celcius selama 15
menit.
4. Tinta dasar air (water base ink)
 Medium pasta, tinta ini digunakan untuk pencetakan tekstil dengan warna
dasar muda, khususnya putih.
17
 Membuat medium pasta/extender sendiri bahan bahannya sbb. :
Air : 20 cc, sebagai bahan pelarut
Binder : 30 cc, sebagai bahan pengikat (mencegah kelunturan)
Catalyst : 2 gr. Sebagai bahan pencegah kebuntuhan pada screen.
 Ketiga bahan tersebut dicampur diaduk sampai rata kemudian ditambah minyak tanah :
38 cc, sebagai bahan kekontrasan bahan warna dan pencegah kelunturan, aduk sampai
rata lalu tambah polysol 10 gr.dan emulsifir 20 cc.sebagai bahan pengental.
Medium pasta/ekstender maka siap dipakai tinggal diberi pigmen/pewarna/sandye colour.

a. Macam-macam pigmen/sandye colour diantaranya :


Red RR = merah muda
Red FFG = merah tua
Blue FBL = biru muda
Blue GLL = biru tua
Yellow GSN = kuning muda
Yellow F3R = kuning tua
Green L5G = hijau tua
Green LXB = hijau daun
Pink L = merah jambu, dll
a. Floating pasta/pasta karet
Tinta ini digunakan untuk mencetak pada kain warna dasar tua (gelap).
Bahan yang sama dengan Floating adalah mono ekstender white dan mono master orient.
b. Foaming pasta/Pasta timbul
Tinta ini digunakan untuk mencetak kain dengan hasil yang lebih timbul/tinggi.Bahan lain
adalah Puff pasta.
c. Glitter pasta
Pasta ini ditunjukkan agar hasil lebih mengkilap. Bahan pengikat digunakan MB 20. Karena
kekasaran glitter, screen yang digunakan T.12
Bahan lain adalah :
Mono binder glitter : 95%
Glitter rainbow : 10%
Bahan pewarna : 5%
Setelah kering bahan cetak dipanaskan 100 derajat C selama 10 detik sampai mengeras.
d. Pasta karet
Pasta ini digunakan untuk mencetak diatas T-shirt dengan hasil cetak menebal. Bahan pengikat
yang digunakan seperti Epiflex clear, Furukawa MR, yang bersifat transparan dicampur dengan
bahan pewarna.
Bahan pasta lain adalah Bright rubber opague dan Bright Rubber transparan. Untuk pencetakan
nylon/parasit dapat menggunakan campuran binder KDB 90-95%, Fixer F (penguat pasta),
pewarna 5-8%
e. Top coat
Bahan ini merupakan pelapis bening untuk melapisi hasil cetak pada T-shirt agar kelihatan
mengkilap.

E. MENYABLON KERTAS SECARA UMUM


18

1. Screen yang telah diafdruk, dijepitkan pada catok yang berada di meja cetak sablon. Bagian
permukaan screen merapat pada kaca meja sablon. Bagian permukaan screen merapat pada
Page

kaca meja sablon. Screen yang akan disablonkan diteliti lagi, mungkin ada yang lubang-lubang
kecil di tepi gambar. Jika ditumukan lubang-lubang kecil di tepi gambar. Jika ditemukan lubang
kecil tesebut, Jika ditemukan lubang kecil tersebut, tutup lubang kecil tersebut dengan obat
afdruknya untuk basis air atau untuk basis minyak dengan filler (contoh : ulano 6).

18
2. Untuk tahap pertama penyablonan kertas ini, bahan tinta cetak yang digunakan dengan
pengencer M3/R3 dimana cara mencairkannya tidak boleh terlalu encer maupun terlalu kental.
Akibat pencairan tinta yang terlalu encer akan menyebabkan tinta menjadi tidak tajam tercetak
pada kertas (mblobor). Dan jika pencairan tinta terlalu kental akan membuat tinta menyumbat
gambar klise screen.
3. Tuangkan tinta tersebut ke bagian dalam screen. Perhatikan jangan sampai larutan mengenai
gambar atau pola screen. Turunkan screen hingga rapat dengan meja cetak.
4. Gunakan rakel ubtuk menyaput tinta di atas screen tersebut dari arah atas menuju bawah.
5. Angkat screen kembali dan saputkan tinta dengan rakel kembali ke bagian atas.
6. Setelah kaca pada meja kerja tercetak sesuai pola atau gambar yang terdapat pada screen,
taburkan tepung tapioka/bedak pada gambar di atas kaca tersebut.
7. Perhatikan dengan sungguh-sungguh dan telitilah gambar yang telah tercetak dan mengering di
atas kaca meja kerja. Pastikan hasil sablonan tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Jika
terdapat kesalahan atau hasil yang kurang bagus, segera perbaiki screen.
8. Gambar yang tercetak di atas kaca meja kerja tersebut dijadikan patokan atau pedoman
penentuan pekerjaan sablonan yang akan dilakukan. Disini yang dimaksud dengan pemasangan
anleg.

a. MENYABLON KAIN
1. Setelah pengafdrukan selesai, gambar atau pola di atas screen di tursir kemudian
dikeringkan dan dijemur 30 menit terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
menyablon.Hal ini harus dilakukan, karena pada umumnya tinta kain atau tekstil
tersebut dapat larut dengan air, karena bersifat water based yang berarti dapat
diencerkan dan dibersihkan dengan menggunakan air.
2. Tuangkan tinta secukupnya, kemudian saput tinta dengan menggunakan rakel.
3. Kain sablonan dipanaskan 120 derajat celcius selama 3 menit dalam oven pengering
atau dapat pula dipanaskan dengan jalan diseterika. Hal ini agar tinta kain tidak
lunturdan beberapa jenis tinta kain, dapat tinta mengembang sehingga desin gambar di
kain akan terlihat semakin menarik. Jika dilkukan menggunakan seterika maka seterika
panas tersebut cukup ditindihkan pada gambar kain, dan tidak perlu digosok-gosokkan
layaknya orang yang tengah menyeterika kain agar terlipat rapi.

b. MENYABLON SENG
Menyalon logam seng juga mudah dilakukan. Hanya yang perlu diperhatikan adalah ketelitian
disaat mengerjakannya, terutama pada sudut-sudut atau pinggir seng jangan sampai mencuat
karena dapat mengakibatkan robeknya kain screen. Cara menyablon seng sebagai berikut :
1. Semprot permukaan seng dengan cat warna putih (sesuai pesanan). Pengecatan seng tidak
boleh dengan kuas, karena hasil pengecatannya tidak akan merata dengan baik.
2. Mengingat bahan yang disablon ini logam, maka dibutuhkan alat pembantu ukuran atau
patokan yang kedudukannya sama tinggi. Di bawah screen di beri landasan yang dilengketkan
19

pada kaca meja, aga benda yang disablon hasilnya tidak mblobor (mengembang).
Page

3. Tuangkan tinta sablon dan saput dengan rakel.


4. Gambar atau desain telah tercetak di atas seng.

19
c. MENYABLON GELAS
Teknik sablon tidak hanya dilakukan pada bidang-bidang yang datar saja. Benda-benda yang
berbentuk tidak datar, semisal gelas, dapat juga diterapkan teknik cetak ini, sehingga gelas
tersebut akan tampak semakin menarik dan pada gilirannya semakin mempunyai nilai jual yang
tinggi sehingga secara tidak langsung membuka pangsa pasar dan tenaga kerja terserap
karenanya.
Menyablon gelas memerlukan teknik serta keterampilan yang khusus, mengingat kekhususan
bahan yang akan di sablon tersebut.
Cara mencetaknya sangat BERBEDA bila dibandingkan dengan cara mencetak benda-benda yang
datar. Penyablonan pada gelas ini dilakukan dengan cara di transfer(memindahkan gambar dari
yang satu ke benda yang lain) dengan menggunakan kertas tipis khusus.
Cara yang digunakan untuk mencetak gelas adalah cat oven yang tebal, sementara screen yang
digunakan berukuran T.60 sampai T.90. Adapun cara menyablon gelas, adalah sebagai berikut :
1. Lapisi kertas tipis khusus secara merata dengan vernis yang bersifat larut minyak. Pelapisan
dapat dilakukan dengan cara di sablon.
2. Setelah kering, tambahkan ghom diatas lapisan vernis.
3. Sebagai contoh, gambar yang akan disablon, terdiri dari 4 warna, yaitu : Kuning, Merah, Cokelat
dan Hitam. Adapun urutan penyablonan warnanya adalah :
- Pertama : sablonkan warna kuning.
- Kedua : sablonkan warna merah.
- Ketiga : sablonkan warna coklat.
- Keempat : sablonkan warna hitam.
Perhatikan , teliti, dan berhati-hati dalam menyablon warna tersebut, agar hasilnya memuaskan.
4. Kertas yang telah disablon, dimasukkan ke dalam air, kemudian dimpelkan pada gelas.
5. Tariklah kertas itu perlahan-lahan sambil memegang gambarnya, agar gambar tidak terkoyak.
Keringkan gelas tersebut kemudian di oven

d. MENCETAK PLASTIK
Menyablon kantong plastik, misalnya kantong plastik tempat roti, gula, kopi, tepung, aneka
produk makanan jadi maupun olahan dan lain-lainnya juga harus diketahui caranyamengingat
produk sablonan tersebut sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang
menandakan bahwa jenis sablonan ini laku untuk dipasarkan.
Kantong plastik umumnya memakai plastik P.P. oleh karenanya, cat yang digunakan juga harus
tinta P.P. dimana umumnya cat itu merk Fine ink pengencer terpin sebagai pengencernya.
Pemilihan tinta sablon harus memperhatikan hal-hal :
- Cepat kering.
- Hasil cetakannya tajam serta mengkilap.
- Tahan terhadap minyak, karena adakalanya plastik sablonan tersebut digunakan untuk tempat
produk makanan yang berminyak.
Mengingat cat sablon untuk plastik P.P. tersebut cepat kering, jadi cara mengerjakannya harus
cepat dan tepat. Dan juga karena jumlah kantong plastik yang disablon biasanya sangat banyak,
maka dibutuhkan rak pengering yang dapat disusun, agar hasil sablonan dapat tersusun rapi
20

sekaligus tidak membutuhkan tempat luas atau lebar.


Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyablon kantong plastik, adalah sebagai berikut :
Page

1. Bersihkan dahulu kantong plastik sebelum disablon, agar tidak ada minyak atau kotoranyang
lain yang melekat pada plastik tersebut.
2. Sablonkan tinta ke atas kaca meja cetak, lalu taburkan dengan tepung kanji atau bedak talk.
3. Pada waktu mengangkat screen, harus cepat-cepat menyaputkan tinta yang ada di bawah itu ke
atas,agar gambar yang ada di screen tertutup oleh tinta, karena tinta plastik P.P. cepat kering.
20
4. Lakukan penyablonan dengan menggunakan patokan gambar yang ada diatas kaca meja cetak.
5. Kantong plastik yang sudah dicetak diletakkan di atas rak, kemudian di tumpuk ke atas.

21
Page

21
IV. CETAK OFFSET LEMBARAN
A. DESKRIPSI
Prinsip cetak offset yang dimaksud adalah cetak offset basah, yang mengembangkan
prinsip cetak datar (direct penting) yaitu dengan adanya tolak menolak antara air dan tinta.
Pengalihan tintanya bersifat tidak langsung, yaitu lapisan tinta pada acuan /pelat akan
dialihkan kebahan cetakan dengan melalui media perantara yaitu silinder blanket (silinder
kain karet) kejadian pengalihan tinta yang tidak langsung ini yang menjadi dasar disebut
offset. Istilah offset (dari kata set off yang bearti berahi).Peralatan cetak offset dalam proses
cetaknya menggunakan tiga jenis silinder yaitu silinder plate, silinder blanket, dan silinder
impression. Lapisan tinta yang melekat pada permukaan pelat bergambar, pindah ke
permukaan blanket baru kepermukaan kertas.
Dalam proses pencetakan akan terlihat gambar terbaca pada pelat, sedangkan pada
blanket gambar menjadi tidak terbaca, kemudian pada kertas menjadi terbaca, sehingga pada
di lewati rol air bidang tersebut akan bersifat menolak air yang mengakibatkan gambar tetap
kering dan memungkinkan dapat menarik tinta, sifat ini disebut Oleophylic..
Sebaliknya bagian pelat yang tidak bergambar, pada saat di lewati rol air bidang tersebut akan
bersifat menarik air yang mengakibatkan bidang tersebut selalu lembab dan memungkinkan
tinta cetak selalu di tolak, sifat ini disebut hidrophylic.
Pada prinsipnya cetak offset semua sama yaitu terdiri dari 5 unit utama sebagai berikut:
1. UNITPEMASUKAN
Sistem pemasukan kertas pada mesin cetak offset ada 2 macam yaitu:
1.1 Sistem Pemasukan Pnematis.
Yang dimaksud dengan pemasukan pnematis adalah kertas yang dilakukan dengan menggunakan
pipa penghisap dan peniup yang dihubungkan dengan kompresor. Angin hisap ini berfungsi mengambil
lembaran kertas yang paling atas dari tumpukan kertas pada meja tumpukan, sedang angin tiup
berfungsi melepaskan lembaran-lembaran kertas dilapisan atas agar tidak lengket satu sama lainnya,
sehingga pada waktu diambil oleh pipa penghisap hanya satu lembar saja yang terambil. Sistem
pemasukan pnematis juga dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1) Sistem pemasukan lembar tunggal
Disebut pemasukan lembar tunggal oleh karena pemasukan kertas dilakukan satu persatu
artinya bila lembaran kertas yang paling atas diambil oleh pipa penghisap dan sudah masuk ke
meja pemasukan secara keseluruhan, maka lembaran kedua oleh pipa penghisap dan setelah
lembaran kedua masuk ke meja secara keseluruhan maka lembar ketiga baru diambil oleh pipa
penghisap, demikian seterusnya sampai lembar terakhir.
2) Sistem pemasukan susun sirih
Disebut pemasukan susun sirih oleh karena kertas masuk ke meja pemasukan bagaikan susun
sirih yang artinya lembaran kertas dari tumpukan kertas ke meja pemasukan menyusul yaitu
lembar yang paling atas baru masuk ke meja pemasukan separuh permukaan sudah disusul
lembaran kedua, lembar kedua baru masuk ke meja pemasukan separuh permukaan sudah
disusul lembar ketiga, demikian seterusnya sampai lembar terakhir. Kelebihan dari sistem
pemasukan susun sirih adalah kecepatannya lebih tinggi di bandingan dengan kecepatan lembar
tunggal.
22

1.2 Sistem Pemasukan Friksi / Gesek


Page

Yang dimaksud pemasukan friksi adalah pemasukan kertas yang dilakukan dengan rol karet atau
rakel yang dapat menggeser kertas ke depan. Pemasukan kertas seperti ini tidak akan terdapat angin
tiup dan angin hisap. Biasanya pemasukan kertas seperti ini terdapat pada mesin-mesin duplikator yang

22
tidak dilengkapi dengan penepat samping atau depan, pengeluaran kertasnya juga berkerja dengan
sistem roda.
Kelemahan sistem pemasukan friksi adalah terbatasnya jenis kertas yang dapat di cetak. Untuk
kertas-kertas yang licin maupun kertas NCR sangat sulit dilakukan pencetakanya. Hal ini dikarenakan
roda penggaruk kertas akan sulit membawa kertas yang licin dan akan selalu membekas pada NCR.
2. UNIT PEMBASAHAN
Cetak offset merupakan teknik cetak datar, karena bagian mencetak dan bagian tidak mencetak
pada permukaan acuan cetak (pelat cetak) sama datar/tinggi. Cetak offset juga merupakan pemanfaatan
sifat tolak menolak antara air dan lemak (tinta). Oleh karena bagian yang mencetak dan bagian yang
tidak mencetak pada acuan sama tinggi maka adanya unit pembasah menjadi syarat mutlak (harus ada)
untuk dapat membedakan bagian yang menarik tinta dan bagian yang menolak tinta. Hal ini dapat
terjadi karena sifat permukaan acuan /pelat dibedakan menjadi bagian mencetak bersifat menarik tinta
dan menolak air, sedang bagian tidak mencetak bersifat menarik air dan menolak tinta. Dengan
demikian fungsi rol-rol air pada unit pembasahan adalah menjaga agar bagian yang tidak mencetak pada
permukaan pelat selalu dalam keadaan lembab, sehingga penolakan tinta tetap dapat berlangsung
dengan baik.
Jika diamati, tidak hanya tinta yang dialihkan ke kertas tetapi juga air. Secara awam air memang
tidak terlihat, tetapi secara teknis air pada pelat juga dialihkan ke blanket selanjutnya ke permukaan
kertas. Dengan demikian akan berlangsung pula proses pemisahan antara air dengan tinta, tinta cetak
secara terus menerus pada permukaan pelat cetak sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi ada
kalanya pembagian tugas air dan tinta tidak tidak berlangsung semestinya, sebab bagaimanapun juga
ada dua macam zat yang berbeda itu akan cenderung mempengaruhi satu sama lainnya, apalagi bila
perbandingan keduanya tidak seimbang pada permukaan pelat cetak. Gejala ini dapat kita lihat antara
lain terjadinya noda-noda pada bagian yang tidak mencetak atau adanya lapisan warna tipis yang
terapung pada permukaan air yang berada di bak air yang di berikan pada pelat berlebihan. Untuk
mendapatkan hasil cetakan yang baik, dalam arti ketebalan tinta cukup dan warnanya stabil pada cetak
offset, maka harus senantiasa diusahkan agar keseimbangan air dan tinta tetap terkontrol dengan baik.
Sistem pembasahan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
2.1 Sistem Konvensional
Sistem pembasahan ini menggunakan rol karet yang dilapisi dengan kain multon dan letak rol-
rolnya berdiri sendiri, tidak ada hubungan langsung dengan rol tinta. Karena itu susunan unit
pembasahan terdiri dari : bak air, rol baik air, rol jilat air, rol pembagi air, dan rol penghantar air.

2.2 Sistem Aquamatic (pembahasan Dahlgren)


Sistem pembasahan ini menggunakan rol karet yang tidak dilapisi kain multon, sehingga air seakan-
akan campur dengan tinta, sebab antara rol air dengan rol tinta berhubungan, karena itu rol hantar
tinta juga berfungsi rol hantar air.

Pada umumnya rol-rol unit pembasah dibagi menurut tugas dan fungsinya masing-masing yaitu :
 Bak air : berfungsi penampung air
 Rol bak air : berfungsi meneruskan air dari bak air ke rol jilat air
 Rol jilat air : berfungsi mengambil air dari rol bak air dan
meneruskan ke rol pembagi air
23

 Rol pembagi air : berfungsi membagi air dan meratakannya ke rol


 Rol hantar air : berfungsi member lapisan air yang tipis dan merata
Page

keseluruh permukaan pelat yang tidak bergambar


3. UNIT PENINTAAN
Peralatan tinta pada unit penintaan mesin cetak offset terdiri bak tinta dan sejumlah rol tinta
yang membagi, meratakan, mengangkut, dan menyampaikan tinta dari bak tinta ke pelat. Jumlah rol

23
tinta tergantung dari kontruksi peralatan tinta, ukuran pelat cetak, dan jenis kerja yang dilakukan mesin
cetak yang bersangkutan.
Untuk penghantaran dan pengakutan tinta yang baik, rol-rol tinta harus mempunyai permukaan
seperti beludu (tidak mengkilap) serta mempunyai kekenyalan yang tepat dan dan stabil sesuai dengan
fungsinya.Derajat kekenyalan (kekerasan) karet dinyatakan dengan ukuran Amerika, dibagi dari 0-100
derajat shore, yang angka seratusnya menunjukan kekenyalan/kekerasan terbesar.
Contoh kekenyalan rol rata-rata adalah sebagai berikut
a. Rol hantar : 25-27 derajat shore
b. Rol jilat : 30-37 derajat shore
c. Rol angkut : 35-37 derajat shore
d. Rol bagi : 40-43 derajat shore
e. Rol pembasah : 20-22 derajat shore

a. Fungsi rol-rol tinta :


 Bak tinta : berfungsi menampung tinta.
 Rol bak tinta : berfungsi meneruskan dari bak tinta ke rol jilat tinta, sekaligus mengatur
pemberian tinta secara teratur dan stabil.
 Rol distibusi tinta : berfungsi membagi tinta keep rol perata.
 Rol perata tinta : berfungsi meratakan dan menghaluskan tinta, sehingga mencegah
terjadinya jalur-jalur pada cetakan.
 Rol pemberat : berfungsi membantu meratakan tinta.
 Rol hantar tinta : berfungsi memberi lapisan tinta pada permukaan pelat yang bergambar.
b. Pendistribusian Tinta
Pisau bak tinta mesin cetak ofsset dapat melengkung pegas dan dapat di setel mendekati atau
menjauhi rol bak tinta yang berputar. Dengan sederet sekrup penyetel, pisau tinta dapat disetel dengan
mengatur tebal lapisan tinta lebih tebal atau lebih tipis, disesuaikan dengan kondisi gambar cetak pada
pelat.
Melalui rol jilat yang bergerak bolak-balik ke rol bak tinta dan ke rol pembagi tinta (distribusi),
lapisan tinta didistribusikan dari bak tinta ke rol-rol pada unit penintaan jumlah lapisan tinta yang
diambil ditentukan oleh osetelan sekrup penyetelan pada bak tinta dan panjang gerak putaran rol bak
tinta yang diatur oleh skala pengatur rol bak tinta. Tinta yang diambil oleh rol jilat tinta, diberikan ke rol
distribusi sama banyaknya pada setiap putaran silinder pelat. Rol pembagi memberikan tinta ke rol yang
selain berputar juga bergerak ke kiri ke kanan yang berfungsi untuk menghaluskan dan meratakan tinta
sehingga mencegah terjadinya jalur-jalur pada hasil cetakan.
Dari rol perata, tinta diberikan ke rol hantar yang langsung menempel dan memberikan tinta ke
peat.Untuk dapat memberikan tinta dari bak tinta sampai ke pelat dengan back, harus dialkukan
penyetelan terhadap rol-rol tinta. Adapun rol-rol tinta yang perlu disetel tergantung jenis mesinnya,
namun pada umumnya adalah rol jilat tinta perlu disetel ke rol pembagi dan rol bak tinta rol hantar tinta
perlu disetel ke rol perata dan silinder pelat
4. UNIT PENCETAKAN
Berbagai macam kontruksi mesin cetak offset pada umumnya prinsip yang sama yaitu
kontruksinya berpusat pada 3 buah silinder utama yang masing-masing :

a. Silinder Pelat
Silinder pelat berfungsi sebagai tempat untuk memasang pelat yang akan dicetak. Silinder pelat
24

disini dilengkapi dengan alat penjepit pelat dan alat prngatur naik turunya pelat atau kelurusan
Page

gambar cetak pada offset


b. Silinder Blanket
sebuah Roll Silinder yang berfungsi sebagai Perantara / Peralihan Tinta dari Plat Cetak menuju
Media yang akan diberi Tinta Cetak.
c. Silinder Tekan

24
Silinder tekan berfungsi untuk menekan kertas ke silinder kain karet agar gambar/tinta yang ada
pada kain karet berpindah pada kertas. Silinder tekan ini dilengkapi dengan penjepit kertas
(griper) yang berfungsi sebagai pembawa kertas yang dicetak.
Proses pencetakannya adalah sebagai berikut : mula-mula gambar cetak/teks dialihkan dari
pelat ke kain karet sewaktu melintas diantara silinder blanket dan silinder tekan yang
memberikan tekanan cetak.

5. UNITPENGELUARAN
Pada mesin cetak offset, unit pengeluaran ini merupakan unit terakhir yang menampung hasil
cetakan. Dalam unit pengeluaran kertas dibawa oleh gripper penjepit kertas lalu kertas itu secara
dirapihkan oleh perata kertas kanan dan kiri, dan perata kertas bagian belakang.

B. PENCAMPURAN TINTA OFFSET

1. Fungsi dan Manfaat Tinta Cetak Offset


Tinta cetak offset ini memiliki sifat yang sama dengan tinta-tinta yang kita kenal selama ini. Ada
banyak pilihan warnanya. Namun perbedaannya adalah pada komposisi dan sifatnya. Biasanya tinta
cetak offset ini khusus dipakai untuk kegiatan percetakan atau grafika. Tidak untuk keperluan yang
lainnya. Sama dengan tinta print yang khusus untuk kegiatan printing, tinta bolpoin yang khusus untuk
menulis, tinta spidol untuk diisikan ke spidol dan lain-lain.
Sistem kerja dari tinta untuk cetak offset ini pun sama dengan prinsip kerja jenis tinta yang
lainnya, yakni akan meresap ke objek yang dikenainya. Namun untuk tinta ini ada alat khusus yang
dipakai. Bahkan sebelum dikenai tinta, sudah ada cetakan desain yang dipersiapkan. Selanjutnya saat
ditekan tinta akan memenuhi bidang gambar yang diinginkan. Untuk komposisinya tinta untuk cetak
offset ini terdiri dari :
1. Pigmen yang akan membuat hasil cetak tahan dari air
Jadi tidak seperti hasil printing yang akan luntur jika ketetesan air sedikit saja. Pigmen ini terdiri
dari pigmen organik yang berasal dari minyak bumi, batu bara, atau dari tanaman. Kemudian ada juga
pigmen carbon black yang merupakan hasil dari pembakaran gas alam dan minyak bumi. Serta ada juga
25

pigmen anorganik sebagai kebalikan dari pigmen organik. Proses mendapatkannya melalui olahan
pabrik.
Page

2. Vernis yang berupa minyak pengikat partikel-partikel pada tinta


Hasilnya tinta menjadi rapi dan menempel kuat pada bidang cetak. Selain itu vernis ini juga
memberikan efek kerlip atau mengkilap pada hasil cetakan. Komponen yang mendukungnya adalah
resin, minyak serta minyak tidak mengering.

25
3. Bahan additive sebagai penyempurna tinta yang digunakan
Bahan ini disebut juga dengan bahan penolong. Beberapa jenisnya adalah bahan pengering,
plastizier, anti set-off serta bahan pelarut. Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari tinta cetak offset
ini, maka diperlukan keseimbangan antara faktor kecepatan mesin cetak, sifat reologi tinta cetak,
tekanan rol tinta, serta kualitas bidang cetakan atau jenis kertas yang digunakan. Kombinasi yang
seimbang akan menghasilkan proses maksimal dan hasilnya memuaskan. Sekian informasi mengenai
pengertian tinta cetak offset dan sifatnya.

2. Komposisi Tinta dan Bahan-Bahan Pembuatannya


Ada beberapa bahan kimia yang digunakan dalam komposisi tinta percetakan offset, dan bahan-bahan
tersebut meliputi:

1. Pigmen
Bahan tinta offset haruslah memiliki sifat tahan air, dan pigmen adalah salah satunya. Pigmen
organik, pigmen anorganik, dan pigmen carbon black adalah 3 jenis pigmen yang biasanya
dijadikan sebagai bahan tinta offset.
2. Pigmen Organik
Pigmen organik adalah pigmen yang terbuat dari bahan-bahan seperti tanaman, batu bara, dan
minyak bumi. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi suatu material pigmen yang nantinya akan
menjadi bahan tinta offset. Efek yang dapat dihasilkan dari pigmen organik terhadap tinta offset
adalah tinta akan menjadi lebih gampang mengalir dan lebih stabil. Selain itu, pigmen ini ada
dalam bentuk bubuk.
3. Pigmen Anorganik
Pigmen selanjutnya adalah pigmen anorganik. Pigmen anorganik sepertinya merupakan bahan
terkuat yang terdapat dalam komposisi tinta percetakan offset. Banyak kelebihan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan pigmen anorganik sebagai bahan pembuat tinta, seperti
mampu bertahan dari bahan kimia serta cahaya matahari yang panas.
4. Pigmen Carbon Black
Pigmen yang satu lagi adalah pigmen carbon black. Untuk mendapatkan pigmen carbon black,
diperlukan aktivitas pembakaran gas alam maupun minyak. Kelebihan yang juga adalah tujuan
dari dibuatnya pigmen carbon black adalah sebagai antisipasi kekurangan warna.
5. Vernis
Vernis sebagai bahan kimia yang kedua adalah bahan pengikat dalam pembuatan tinta offset.
Berfungsi sebagai pengikat antara partikel-partikel pigmen, vernis akan sangat berguna pula
untuk menjadi pengikat bahan pewarna agar gampang untuk dicetak di permukaan bahan cetak.
Ada 2 jenis vernis, yaitu oil based ink dan liquid ink.
6. Oil Based Ink
Oil based ink teksturnya kental, dan komposisi dari vernis yang satu ini adalah minyak dan resin.
Resin sendiri adalah getah yang digunakan dalam vernis sebagai pengikat partikel-partikel yang
dihasilkan dari pigmen sebagai bahan tinta offset.
7. Liquid Ink
Meskipun bukan bahan yang digunakan dalam pembuatan tinta offset, penting pula mengerti
apa itu liquid ink yang menjadi bahan tinta cetak rotogravure. Liquid ink memiliki tekstur cair
seperti air.
8. Additive
26

Yang terakhir adalah bahan yang sangat dibutuhkan untuk membuat tinta percetakan. Bahan
tersebut adalah bahan additive atau yang biasa disebut juga sebagai bahan penolong. Tinta
Page

cetak offset dalam pembuatannya harus ditambahkan bahan-bahan kimia lainnya agar kualitas
dan daya tahan tinta menjadi sangat-sangat baik. Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam
membuat tinta percetakan offset adalah bahan-bahan seperti plastizier, bahan pengering,
bahan pelarut atau reducer, dan anti set-off.
Agar tinta menjadi lebih elastis, plastizier diperlukan. Bahan pengering, seperti namanya,
dimasukan sebagai bahan pembuat tinta agar tinta menjadi lebih cepat kering. Yang menjadi
26
penjaga tinta agar tetap stabil saat digunakan di mesin cetak adalah bahan pelarut atau reducer.
Dan yang terakhir, untuk tinta offset, bahan anti set-off menjadi sangat diperlukan untuk
mengurangi terjadinya set-off.
C. Mesin Cetak Web / OFFSET GULUNGAN
Mesin cetak offset gulungan memiliki prinsip perlintasan kertas yang akan dicetak, dilipat, dan
dipotong tetap terbentang dalam satu lembar plano. Hal ini dikarenakan kertas yang digunakan berupa
gulungan.
Beberapa jenis konstruksi dari mesin cetak offset gulungan, adalah sebagai berikut :
1. Sistem Blanket to Blanket
Sistem ini memiliki 4 buah silinder, yaitu dua silinder pelat dan 2 silinder blanket pada tiap
unitnya. Hasil cetakan akan berupa 1 warna pada 2 sisi bahan cetak dengan cara saling
menekankan dua blanket tadi. Sistem blanket to blanket sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Penghantar Kertas Vertikal
Kertas dihantarkan dengan alat tegak/vertikal. Beberapa contoh mesin yang
menggunakan sistem ini adalah Crabtree, Suburban, Spearhead, dan Urbanit.
2. Penghantar Kertas Horizontal
Kertas/bahan cetak dilintaskan secara mendatar. Mesin-mesin yang
menggunakan sistem ini adalah Roland, Solna, Wifag, Fairchild, Frankenthal, dll.

2. Sistem Satelit
Sistem ini dilengkapi dengan 4 pasang silinder pelat, 4 pasang silinder blanket, dan sebuah
silinder impresion yang diameternya dibuat tiga kali lebih besar dari silinder pelat dan silinder
blanket. Keempat pasang silinder pelat dan silinder blanket akan mengelilingi silinder
impresion. Sistem jenis ini memiliki keuntungan dalam mencetak warna, karena pada saat
pencetakan diantara unit-unit cetaknya, kertas hanya berada pada 1 buah silinder impresion,
sehingga tidak ada getaran kertas yang mempengaruhi keregisteran cetak yang disebabkan
oleh perpindahan kertas diantara unit-unit cetak.
27
Page

Beberapa jenis mesin yang menggunakan sistem satelit adalah Man Haller dan Ha

27
V. CETAK DALAM
A. Prinsip kerja cetak dalam
Pada cetak dalam gambarnya didalamkan ke dalam logam acuan cetak. Bagian yang didalamkan
harus mengalihkan tintapada kertas (atau bahan lain yang dicetaki) sedang permukaan logam yang tidak
digarap harys menghasilkan bagian putih pada cetakan. Dengan sendirinya sewaktu menerima tinta,
tetapi juga permukaannya. Jadi supaya dapat memperoleh bagian putih pada cetakan, setelah
penintaan tinta harus dihilangkan dari permukaan. Ini antara lain berupa ukiran tembaga dan baja serta
etsa.
Pada ukiran (gravur), gambarnya yang terdiri dari garis dan atau titik, diukirkan pada pelat logam
yang datar dan licin. Tergantung dari dalam dan luasnya pengukiran dalam logam, terjadi garis-garis
yang kurang atau lebih dalam, dan yang kurang atau lebih lebar, yang menurut perbandingan dapat
memuat tinta lebih sedikit atau lebih banyak, jadi juga dapat memberikan tinta kepada kertas lebih
sedikit atau lebih banyak. Juga karena kerapatan penggoresan garis terjadi perbedaan nada pada
cetakan, dan perbedaan itu dapat pula terjadi karena lebar dan dalamnya garis.

B. Pembuatan Acuan Cetak Dalam


Pahatan plat tembaga, etsa plat tembaga dan pahatan plat baja. Semua bagian pencetak,
gambar-gambar dan teks dietsa atau dipahat. Setelah itu plat tersebut ditintai. Tinta cetak masuk ke
bagian yang dalam. Kemudian plat itu dibersihkan dengan selembar lap dengan semacam pisau yang
disebut ―doctor blade‖. Tintanya kini hanya tinggal di bagian yang dalam dan akan dipindahkan ke atas
kertas ketika dilakukan pencetakan.
Bagian-bagian yang dietsa atau dipahat dalam menyimpan tinta dan karena itu memberi lebih
banyak tinta pada permukaan kertas = bagian-bagian yang gelap. Bagian-bagian yang kurang dangkal
hanya menyimpan sedikit tinta dan karena itu hanya memberi sedikit tinta pada permukaan kertas =
bagian-bagian yang lebih terang.
Kelebihan yang ada pada cetak fotografur yang modern adalah kemungkinan untuk
mereproduksikan terutama foto-foto dan gambar-gambar dengan banyak tingkatan warna.
Cetak dalam ini terutama digunakan untuk melaksanakan pekerjaan cetak yang punya banyak foto/
lukisan seperti katalog-katalog bergambar dan majalah-majalah berilustrasi, dalam jumlah cetakan yang
sedang atau dalam jumlah yang besar.
Struktur pencetakan dapat ditunjukkan dengan skema dibawah
ini:
F
E

G
28

Gambar 7.62. Skema struktur pencetakan mesin cetak dalam


Page

Keterangan:
a. Bak tinta
b. Tinta cetak
c. Silinder gravure
d. Bahan cetak
e. Silinder tekan
28
f. Penampang acuan cetak
g. Doctor blade / Rakel

a. Pahatan plat tembaga


Sistem cetak dalam yang pertama sudah dipakai 400 tahun yang lalu dan disebut sebagai ukiran plat
tembaga.
Pada sistem ini seorang seniman langsung melukisi selembar plat tembaga yang telah dihaluskan dan
memahat baris-baris kalimat dalam-dalam dengan sebuah pisau. Kemudian ditintai dan dibersihkan
kembali. Hanya bagian yang dalam menahan tinta. Untuk pencetakan dipakai sebuah cetak tangan
dengan 2 silinder baja: diantara kedua silinder ini plat tembaga dan kertas cetak ditekan. Lewat
penekanan ini, tintanya dipindahkan dari tembaga-tembaga yang dalam ke atas kertas.
Sekarang ini etsa plat tembaga dipergunakan oleh para seniman untuk membuat karya seni dalam
jumlah yang terbatas.
b. Etsa plat tembaga
Plat tembaga dilapisi dengan obat-obatan yang tahan asam. Pada asam plat yang telah dilapisi inilah
gambar/ teks dipindahkan. Titik-titik dan garis-garis dari gambar kemudian dibuat terbuka dengan
sebuah jarum. Kemudian plat ini dilapisi dengan cairan yang menolak asam pada punggungnya, baru
kemudian dietsa. Bagian-bagian yang ―bebas‖ (yang kemudian adalah bagian-bagian pencetak)
daripada plat tembaga ini dietsa dan tergantung lamanya mengetsa menjadi lebih dalam atau kurang
dalam lekuknya. Koreksi dimungkinkan dengan mengetsa kembali atau mengukirnya kembali dengan
scroper.
Untuk mencetaknya dipakai mesin yang sama seperti dipakai untuk pahatan plat tembaga.
c. Pahatan plat baja
Sistem ini lebih muda daripada sistem pahat plat tembaga. Teknik pembuatannya pun hampir sama.
Perbedaannya hanyalah pada bahan yang dipakai untuk membuat plat cetak, seperti yang dinyatakan
oleh namanya, yaitu baja yang dipakai. Baja memungkinkan diperoleh detail yang sangat halus dan
karenanya pahatan baja banyak yang dipakai untuk membuat plat cetak gambar uang kertas, cek dan
lain sebagainya, sehingga dengan demikian pemalsuan dapat dicegah

C. Cetak Fotografur
Setelah penemuan fotografi maka pemindahan huruf teks dan gambar ke atas plat dapat
dikerjakan secara foto kimiawi.
Acuan cetak pada cetak fotografur selalu sebuah silinder tembaga.
Proses pembuatan silinder tembaga
Semua yang akan dicetakkan, teks dan gambar, harus dibuatkan film positifnya dahulu dan
kemudian dimontase.
Untuk memindahkan hasil montase itu ke atas silinder dibutuhkan sejenis kertas tertentu (kertas
pigmen).
Pada muka kertas pigmen yang beremulsi (peka cahaya) pertama-tama dikopikan dahulu
selembar raster. Kertas pigmen yang beraster itu dimontase dan setelah disinari, menjadi acuan cetak.
Kemudian kertas pigmen yang telah disinari dipindahkan kepada silinder tembaga. Setelah
pemindahan ini (secara fotografis) menyusul proses etsa silindernya. Proses etsa ini merupaka bagian
tersulit pada proses pembuatan silinder cetak dan dikerjakan beberapa langkah.
Setelah dibersihkan, silinder tersebut sudah siap untuk cetak percobaab. Mungkin hanya sedikit
koreksian dibutuhkan. Pada cetak offset huruf teks tidak diraster dan gambar-gambar terdiri dari ttitik-
29

titik besar dan titik-titik kecil untuk mewujudkan bagian-bagian yang lebih terang.
Pada cetak fotografur seluruh acuan cetak, baik huruf-huruf teks maupun gambar-gambar, dilindungi
Page

(dan karena itu menjadi) raster. Lubang titik-titik punya ukuran yang sama, tetapi kedalamannya
berbeda – titik-titik yang lebih dalam akan menjadi titik-titik yang lebih gelap, dan titik-titik yang kurang
dalam kurang menjadi titik yang kurang gelap atau lebih terang lagi, pada kertas cetakannya.
Keseluruhan silinder harus diselubungi dengan saringan raster untuk membimbing pisau
pembersih ketika membersihkan silinder dari tinta yang berada di luar.
29
Cetak fotogratur, seperti halnya dengan cetak offset, menggunakan cara pemberian kertas
secara lembar demi lembar ataupun secara gulungan.
Proses cetak adalah sama. Silinder pencetak berputar di dalam tempat tinta, yang kemudian
dibersihkan dengan pisau pembersih; kertas (yang harus dicetak) lewat diantara silinder pencetak dan
silinder penekan, dan karena tekanan yang tinggi ini tinta tertekan keluar dari lubang-lubang dan
membekas pada permukaan kertas sebagai hasil cetakan.
Untuk mencetak dalam jumlah yang lebih banyak, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan dengan
halaman-halaman yang luas dan tebal, dengan banyak gambar-gambar dan warna-warna, dipakai cetak
rotasi yang menggunakan kertas gulungan.
Terjadinya proses cetak pada cetak dalam sebagai berikut:
Pada bak tinta (a) terdapat tinta yang encer (b). Di dalam bak tinta terdapat silinder gravure (c). Tugas
silinder gravur (c) tersebut mengambil tinta dari bak tinta dan diteruskan ke bahan cetak (d), dantinta
yang tidak terpakai diambil oleh doctor blade (g) dikembalikan ke bak tinta. Silinder tekan (e) akan
membawa kertas gulungan (d) bertemu dengan silinder gravure, dan dengan adanya tekanan dari
silinder tekan terjadilah cetakan pada bahan tersebut.
Teknik cetak rotogravure ini banyak digunakan untuk mencetak kemasan permen, rokok, kotak
karton lipat, alumunium foil, kemasan yang fleksibel, plastik tipis seperti PE, PP, PET, PA, bahkan sampai
mencetak produk-produk dengan tingkat keamanan yang tinggi dari upaya pemalsuan, misalnya pita
cukai, uang, dan surat-surat berharga lainnya.
Proses cetak rotogravure dapat membuat gambar dengan kualitas yang tinggi, kepadatan warna
yang sangat baik, dan bidang padat (solid area) yang baik pula. Proses ini pada umumnya digunakan
untuk mencetak produk dengan jumlah yang sangat banyak (long-run). Pada umumnya, mesin
rotogravure mempunyai 4 – 8 silinder cetak. Masing-masing silinder menghasilkan satu warna. Karena
proses pengerjaan silinder cetak cenderung lama dan mahal, oleh karena itu proses cetak rotogravure
baru menguntungkan kalau untuk mencetak dengan jumlah yang sangat banyak (long run). Majalah
yang diterbitkan di Amerika Serikat yang bertiras jutaan eksemplar yaitu majalah Reader’s Digest dan
National Geographic dicetak dengan cetak rotogravure. Tinta yang digunakan adalah jenis tinta yang
mudah mongering dan biasanya mengkilat serta tahan gesekan. Hal ini disebabkan karena produk-
produk yang dihasilkan sebagian besar bersentuhan langsung dengan tangan, misalnya bungkus
permen, rokok, uang dan lain sebagainya. Berbagai macam varnish dan tinta emas dapat dicetakkan
dengan cetak rotogravure.

D. PENCAMPURAN TINTA ROTOGRAVURE


Tinta printing adalah campuran bahan-bahan dengan komposisi tertentu sehingga sesuai
kebutuhan aplikasi percetakan (printing) dalam skala industri. Umumnya, suatu campuran tinta terdiri
dari komponen-komponen dasar :
1. PIGMEN, adalah zat warna tinta, jadi kenampakan warna tinta ditentukan jenis
pigmen yang dikandung.
2. VARNISH, adalah larutan resin yang ditambahkan sebagai bahan pendispers dan juga
sebagai zat pengikat pigment dengan media print.
3. Carrier atau pembawa adalah komponen pelarut bagi pigment agar dapat
teraplikasikan pada substrat. Carrier bisa berupa solvent, air, minyak, dsb.
4. Aditif adalah zat tambahan yang diberikan pada larutan tinta agar tinta memiliki sifat
yang lebih OK, dalam hal kekuatan warna, dispersi, viskositas, sifat alir, waktu kering
tinta, daya tahan terhadap gesekan, bahkan untuk kestabilan warna.
30

E. TINTA GRAVURE
Page

Tinta Gravure harus bersifat non abrasive dan bebas debu. Tinta abrasive dapat digunakan jika
proses percetakan menggunakan doctor blade dan silinder. Tinta gravure mengandung solvent volatile
dan non volatil yang memiliki titik didih rendah,sehingga mudah kering oleh proses evaporasi.
Salah satu jenis tinta gravure adalah tinta rotogravure
30
VI. CETAK DIGITAL
A. Teknik Cetak Digital
Teknologi cetak dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Berawal dari
cetak konvensional (CK) berkembang kearah cetak digital (CD) yang hanya mengenal data on (1) dan off
(0) yaitu yang pertama dikembangkan adalah teknologi pembuatan film atau Computer to Film (CTF),
pembuatan pelat atau Computer to Plate (CTP) dan kini telah diciptakan Computer to Print atau Digital
Printing.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan seakan tidak ada media yang tidak dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan kebutuhan manusia. Contohnya adalah untuk cetak digital sendiri yang
telah menggunakan banyak teknologi yang memiliki ciri dan kelebihan sendiri-sendiri seperti fotokopi
termasuk digital printing yang menggunakan teknologi Xeroxgraphy, kemudian ada yang menggunakan
teknologi Magnetography dan Ionography. Teknologi cetak semi digital juga dikembangkan oleh
Heidelberg yaitu Direct Imaging Plate yang telah menggunakan teknologi sinar laser untuk pembentukan
image pada plat khusus yang berupa gulungan.
Dan satu teknologi lagi yang telah dimanfaatkan oleh Hp Indigo yaitu teknologi
Elektrophotography. Teknologi ini dari namanya sudah jelas yaitu elektro atau electron menggunakan
sifat elektrostatis dalam prinsip cetaknya. Baik pelat maupun blangket maupun tintanya dialiri tegangan
elektrostatis untuk menimbulkan gambar pada substraite (bahan cetak). Menurut Herman, sales
manager PT. Samafitro pengertian digital itu sendiri adalah gambar (image) yang tercetak pada media
cetak, diproses langsung dari data digital, dengan kata lain bahwa baik desain, teks maupun gambar
diproses secara elektronis melalui program DTP (desk top publishing). Tidak seperti pada proses cetak
konvensional, disini tidak terdapat proses pra cetak (intermediate prepress process) dari file digital
langsung ke hasil cetak. Dengan kata lain disini memerlukan film, tidak melibatkan mesin separasi film
(Image Setter), tidak ada plate (tidak ada platesetter), tanpa menggunakan chemical, dan juga hamper
tidak ada media cetak yang terbuang (waste). Disamping itu juga proses persiapan cetak yang relative
singkat, karena tidak ada proses “make ready”, tidak ada proses montage pada plat, tidak ada proses
penyesuaian register (register adjustment), dan juga tidak ada penyetelan warna secara manual. Proses
keseluruhannya dilakukan secara digital, dan karena prosesnya sepenuhnya digital maka memungkinkan
untuk mencetak berbeda pada tiap lembarnya, sehingga memungkinkan untuk memberikan informasi
yang berbeda (bervariasi) pada tiap lembarnya.
Cetak digital adalah semua teknologi reproduksi yang menerima data elektronik dan
menggunakan titik (dot) untuk replikasi. Semua mesin cetak yang memanfaatkan komputer sebagai
sumber data dan proses cetak memanfaat prinsip titik; dimana gambar atau image pada material
(kertas, plastik, tekstil dll) tersusun dari kumpulan titik-titik (kertasgrafis.com).

B. Definisi printer, copier, press


Berdasarkan mesin cetak aplikasi yang ada, maka cetak digital secara garis besar digolongkan 3 (tiga),
yaitu :
1. printer - seperti; printer untuk Personal Computer (PC)
2. copier - seperti; mesin fotokopi yang dilengkapi dengan scanner
3. press - seperti; mesin cetak offset.
Printer adalah semua teknologi,mesin cetak yang membuat gambar atau image pada kertas
yang diambil dari data/file komputer; menghasilkan turunan cetak pertama atau cetak asli dimana
setiap
cetakan bisa unik atau berubah. Ciri ini memberi kemampuan personalisasi bahan cetakan. Semua
dokumen bisa menjadi individual. Teknologi tinta yang dipakai bisa inkjet, wax-transfer dan toner.
31

Copier atau mesin fotokopi, dicirikan dengan alat scanner; menghasilkan cetakan turunan
kedua. Mesin fotokopi dapat menggandakan cetakan turunan pertama. Tinta yang umum dipakai
Page

adalah toner, menggunakan teknologi elektrofotografi.


Press atau mesin cetak press, dicirikan dengan sistim mekanis yang mengandalkan penghantar
(carrier) image untuk mereplikasi atau menggandakan suatu gambar yang sama ke material (kertas)
cetak secara berulang dan terus menerus. Umum ditemukan pada alat cetak offset lithografi, yang
memungkinkan melakukan pencetakan dalam ukuran kertas dan jumlah besar.
31
Gambar Struktur dasar teknologi
elektrofotografi

Dalam perkembangan mesin cetak aplikasi digital, dari ke tiga kelompok tersebut berkembang
mesin campuran.
1. Printer Press
2. Press Printer
3. Scanner Printer
Printer Press, sering disebut sebagai alat cetak printer (dokumen turunan pertama) kualitas tinggi baik
hitam putih atau warna. Kecepatan mesin printer mencapai 50 lembar per menit atau lebih, yang
dilengkapi dengan belt untuk mempercepat "delivery" dan menahan kertas dengan efek elektrik statik.
Belt menggantikan fungsi roller yang sering menimbulkan masalah jamming untuk kecepatan tinggi. Alat
printer ini memungkinkan membuat image yang dinamis / berubah pada photoconductor belt atau
drum untuk setiap 50 lembar cetakan. Tak jarang alat printer ini dilengkapi dengan fasilitas penjilidan
dan finishing.
Press Printer,
alat mesin cetak offset press dengan proses pembuatan penghantar image langsung diatas mesin offset
– tanpa proses prepress diluar mesin cetak, yang ditambahkan dengan alat cetak printer pada bagian
akhir untuk memberikan informasi yang dinamis / berubah. Biasanya alat cetak printer tambahan ini
menggunakan teknologi tinta inkjet.
Scanner Printer, alat cetak printer yang dilengkapi dengan peralatan scanner. Mesin cetak ini dilengkapi
jaringan yang berhubungan dengan RIP, raster image processor, memungkinkan untuk melakukan
modifikasi image hasil dari scanning. Jenis informasi adalah dokumen turunan pertama, ini berbeda
dengan mesin copier yang serin rancu karena sama-sama menggunakan peralatan scanner.
32

C. Reproduksi Informasi
Untuk lebih memahami konsep digital printing, maka secara garis besar ada 2 kelompok
Page

reproduksi informasi;
1. Static printing
2. Dynamic Printing.
Static Printing, proses menggandakan informasi yang sama dan tetap dalam jumlah yang besar.
Untuk merubah informasi dari satu hasil cetakan harus mengeluarkan daya upaya, biaya dan jumlah

32
cetakan yang besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Kita mengacu pada proses cetak tradisional
seperti mesin cetak offset, dimana image carrier yaitu blanket memuat informasi yang sama dan tetap
untuk sejumlah lembar cetakan.
Dynamic Printing, proses menggandakan suatu informasi yang bisa berubah-ubah untuk setiap
lembar cetakan. Kita bisa mengacu pada mesin copier atau fotokopi, yang dapat menggandakan setiap
lembar kertas dengan informasi berbeda tergantung pada informasi yang ingin dikopi. Berdasarkan ciri
dan sifat umum diatas maka dynamic printing banyak ditemukan pada peralatan, metoda dan teknologi
digital printing. Kemampuan memberikan dinamika informasi terkait erat dengan penggunaan file
dan/atau komputer itu sendiri. Komputer merupakan tonggak utama digital printing.

D. Parameter Reproduksi Informasi


Secara garis besar terdapat 2 kelompok parameter yaitu;
 Parameter utama dan
 Parameter pelengkap untuk membedakan Static and Dynamic
Printing, dan sekaligus panduan dalam menggunakan masingmasing jenis cetakan.
Parameter utama, parameter yang bersifat unik dan khas dalam membedakan static dan dynamis
printing, terdiri dari;
1. Image carrier
2. Variability informasi
3. Cycle time
4. Jumlah cetakan
5. Front cost
Lebih lanjut penjelasannya dapat dilihat paragraf berikut "Pendefinisian Digital Printing".
Parameter pelengkap, parameter yang sifatnya terus berkembang dan berubah dimana suatu saat
memungkinkan tidak adanya perbedaan berarti dan unik antara static dan dynamic printing, terdiri dari;
1. Kualitas cetakan
2. Jenis kertas
3. Ukuran kertas
4. Jenis material tinta
5. Lebih lanjut penjelasannya pada paragraf "Teknologi Peralatan Digital Printing".

E. Pendefinisian Digital Printing


Dengan memahami parameter-parameter diatas dengan gampang kita melihat dan
mendefinisikan multi aspek dan nama digital printing. Dynamic printing sendiri merupakan benang
merah dari istilah digital printing, dimana penggunaan file komputer dan komputer merupakan cikal
bakal perkembangan digital printing. Perkembangan teknologi dari parameter-parameter utama
reproduksi informasi menggiring perkembangan digital printing ke aspekaspek, antara lain;
1. Direct Imaging; Berkaitan dengan proses pembuatan "image carrier" (pengahantar image seperti
plat dan blanket)
2. Variable Printing, berkaitan dengan variable informasi
3. On-Demand Printing, berkaitan dengan jumlah cetakan, cycle time dan front cost
4. Distributed Printing, berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa dipindahkan
dan disimpan
5. Digital Prepress dan Workflow, berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa
dipindahkan dan disimpan
33

F. Teknologi Peralatan Digital Printing


Page

Perkembangan teknologi perlatan digital printing sangat dipengaruhi oleh penggunaaan


material, antara lain;
- Tinta
- Toner
- Inkjet, dan lain-lain

33
Kualitas cetak, kertas dan ukuran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi diatas dan sekaligus
mempengaruhi segmen pasar cetak yang ada.

a. Digital Printing Hp Indigo


Dari perkembangan cetak yang telah ada dibandingkan dengan cetak konvensional, cetak digital
indigo mempunyai kelebihan dan juga kekurangan sebagai akibat dari teknologi yang masih baru dan
diharapkan akan terus dikembangkan agar semakin baik. Kekurangan cetak ini adalah untuk oplah
cetakan (tiras) yang cukup besar tidak baik karena costnya akan semakin besar. Penghitungannya adalah
perlembar tidak seperti cetak konvensional yang cost besarnya hanya diawal dan untuk biaya kertas.
Selain itu ukuran dari subtraitenya masih terbatas. Untuk mesin Hp indigo masih seukuran A3+ (320 x
464 cm) tidak seperti CK yang bias seukuran apa saja bahkan ukuran terbesar yaitu ukuran plano.
Kelebihan CD Hp indigo adalah merupakan solusi dari trend pasar yang semakin membutuhkan
kecepatan, kepraktisan, dan kualitas yang baik.
Beberapa kelebihan dari CD hp indigo antara lain:
 Short run printing, dalam skala kecil dengan kualitas yang baik cetak digital mampu
mengerjakannya dengan biaya yang tidak terlalu besar. Dikerjakan dengan waktu yang relative
singkat.
 On demand printing, pencetakan yang dilakukan bisa dalam oplah yang relatif sedikit bahkan
untuk ultimate short run (USR) yaitu hanya 1 cetakan berwarna dan sama dengan kualitas cetak
offset.
 Personalize printing, bisa untuk mencetak yang berbeda-beda tanpa menyediakan acuan yang
berbeda pula. Cetak digital bisa langsung mengganti variable data yang diinginkan secara digital,
misalnya kartu nama.

b. Threee Tecknologi of Hp Indigo


1. HP elektronik
Tinta yang digunakan hp indigo adalah berbentuk liquid atau cair. Namun dalam kemasannya
berbentuk pasta yang disimpan dalam can ink. Kemudian dalam penggnaaannya dicampur dengan
imaging oil di dalam ink tank. Tinta ini partikelnya sangat halus ± 1-2 micron yang berbentuk tentakuler
(bintang enam). Berbeda dengan tinta toner yang digunakan Xeroxgraphy atau fotokopi, partikelnya
besar ± 5-6 micron sehingga detail gambarnya kurang begitu baik. Yang membedakan dengan tinta
offset biasa adalah tinta hp indio dialiri dengan muatan-muatan electron yang mengakibatkan adanya
tarikmenarik antara tinta dengan PIP yang juga bermuatan listrikstatis. Dengan partikel tinta yang sangat
kecil maka gambar yang terbentuk akan semakin jelas dan detail. Partikel-partikel tinta hp indigo
mengikuti bentuk permukaan dari substate yang dicetak sehingga tidak cetakannya akan sesuai dengan
kondisi kertasnya, tidak seperti tinta toner yang menutupi seluruh permukaan kertas dan menutupi
bentuk kertas terutama kertas fancy atau bertekstur sehingga keindahan dari kertas itu sendiri akan
hilang.
Tinta hp indigo sendiri memiliki warna yang lebih variatif. Dalam seri kedua mesin hp indigo, warna
yang tersedia dalam unit penintaannya ada 5 jenis dan yang terbaru ada 7 jenis (cyan, magenta, yellow,
black, orange, dan violet) yang disebut indichrome onpress. Warna onpress yang tersedia antara lain
green, blue, rhodamine, bright yellow dan transparent. Untuk warna yang lain warna khusus bisa diolah
sendiri dengan teknologi Ink Mixing System (IMS). Misalnya satu jenis warna Pantone dibuat dengan
campuran warna tertentu dan diproses dengan alat IMS.
2. Thermal Offset
Blanket yang digunakan selain dialiri dengan tegangan listrikstatis juga dipanaskan (thermal) denga
34

suhu 165° C. Fungsinya adalah untuk mengeringkan tinta yang telah dialihkan ke substrite sehingga
dalam penumpukan warnanya (trapping) baik dan juga untuk menguatkan tinta menempel di subtrait.
Page

3. On the fly Color Switching


Teknologi cetak digital hp indigo memungkinkan untuk mencetak semua warna dengan
menggunakan unit cetak tunggal, yang hanya terdiri dari satu silinder pelat, satu silinder blanket, dan
satu silinder imopression (tekan), atau dengan kata lain disebut dengan single station. Dalam arti setelah

34
satu warna separasi (contoh : yellow) dibuat dan dicetak, berikutnya (warna yang berbeda, contoh
magenta) juga akan dibuat dan dicetak pada bagian yang sama.
Hal ini memungkinkan, dikarenakan blanket akan benar-benar memindahkan image/warna
sebelumnya secara keseluruhan, tanpa meninggalkan bekas pada blanket itu sendiri. Single station ini
mempunyai beberapa keuntungan antara lain lebih sederhana, harga mesin yang lebih murah,
ketepatan teknis yang lebih baik yang dapat diterjemahkan antara lain sebagai ketepatan registrasi yang
lebih baik.

c. Digital Work Flow Of Hp Indigo


1. Tahapan pembuatan elektrostatis (electrostatic charging) pada lapisan pelat yang disebut PIP
(elektrophotographic Photo Imaging Plate), yang dilakukan langsung pada imaging cylinder.
Lembaran PIP yang ada di silinder plat berputar di bawahkumparan ‘corona’ yang disebut
scorotron. Unit scorotron tersebut berfungsi untuk menimbulkan aliran elektrostatis yang akan
mengalir dan secara merata menutupi permukaan PIP. Besar tegangan atau muatannya adalah
(electron) – 7000 volt.
2. Tahapan penyinaran PIP oleh laser, dalam hal ini adalah laser diode, yang dikontrol oleh Raster
Image Processor (RIP) yang menterjemahkan instruksi data digital menjadi on/off. Setelah dialiri
dengan elektrostatis maak PIP melewati unit penyinaran dengan menggunakan laser tersebut
yang berjumlah 12 mata laser (laser beam). Fungsinya adalah untuk menetralisir area yang telah
dialiri listrik elektrostatis menjadi gambar “image area” atau bisa dikatakan mengurangi
tegangan permukaan PIP yang menjadi bagian gambar menjadi -800 volt.
3. Tahapan pembentukan gambar “Image development” yang dilakukan oleh BID unit (Binary Ink
Developer). BID disini merupakan suatu unit penintaan tersendiri, yang hanya ada pada mesin-
mesin hp indigo seri II. Tinta yang teraliri elektrostatis yang bermuatan -400 volt akan ditarik
oleh bagian gambar yang bermuatan -800 volt (lebih positif daripada bagian gambar yang
bermuatan - 7000 volt).
4. Tahap pemindahan gambar yang telah dilakukan penintaan ke silinder blanket. Blanket disini
bermuatan + 400 volt sehingga tinta bisaberpindah secara keselurihan. Blanket disini memiliki
dua fungsi yaitu secara elektrostatis meindahkan tinta dari PIP ke substate dan sebagai fungsi
mekanika yaitu menekan substate agar tinta bisa berpindah dengan baik.
5. Tahap pembersihan sisa tinta serta medan listrikstatis yang masih tertinggal di PIP yang
dilakukan oleh Grid. Pelaksanaan penghapusan elektrostatis ini (discharge) dilakukan dengan
cepat dan bersih karena juga memanfaatkan sifat tarik-menarik muatan yang berbeda.
6. Pemanasan gambar yang telah diberikan penintaan (inked image) yang dibawa oleh blanket.
7. Pemindahan gambar yang telah diberikan penintaan dan telah dipanaskan pada blanket ke
media cetaknya (substate) yang ditahan oleh silinder tekan.
Pada semua produk/ model mesin cetak digital hp indigo, baik teknologi maupun proses
kerjanya berdasarkan pada system cetak offset secara digital (Digital Offset Colour), dengan proses
cetak tersebut mampu memberikan keuntungan (benefit) antara lain mampu mencetak dengan kualitas
cetak yang tinggi, kecepatan yang lebih baik, pemetaan warna yang lebih luas (Wide Colour Gamut),
media cetak yang bervariasi, serta mampu untuk menghasilkan hasil cetak yang berbeda pada tiap
lembarnya.
Pada kesempatan ini akan dibahas fitur-fitur yang unik dari mesin cetak hp indigo, beserta
teknologinya yang berbasis pada teknologi “Electrophotography” dan juga komparasinya dengan mesin
cetak digital lain yang berbasis teknologi xerographic (dry toner), dan juga perbandingannya dengan
system offset konvensional (lithography process), yang pada saat ini merupakan teknologi yang sangat
35

mendominasi di dunia percetakan.


Di samping itu, hp indigo juga mempunyai macam (range) mesin yang cukup banyak, yang sesuai
Page

untuk diaplikasikan di berbagai macam industri cetak baik untuk komersil maupun industri, seperti pada
Cetak Komersial (Comersial Printer), Cetak Label (Label Printer), Cetak Kartu (Card Printer), dan lain-lain.
Dengan mengaplikasikan system ini memungkinkan untuk mencetak pada bermacam-macam variasi
permukaan media cetak dengan ketebalan (gsm) yang bervariasi, contoh mulai dari bahan kertas, PVC,
PE, PET, BOPP, Teslin dan lain-lain). Terdapat suatu perbedaan yang signifikan antara offset

35
konvensional dengan teknologi offset hp Indigo yaitu karakteristik dari HP ELECTROINK yang akan
sepenuhnya terpindahkan dari blangket ke media cetak tanpa meninggalkan sisa tinta pada blanket (ink
splitting). Hal ini berarti bahwa dalam setiap rotasi atau putaran pada proses cetak, memungkinkan
untuk mencetak warna yang berbeda, dalam hal ini disebut “ on the fly colour switching”.
Gambar. Mesin cetak digital merk. Ultra 720 Lite 8H/

36
Page

36
DAFTAR PUSTAKA

https://solusiprinting.com/pengertian-teknik-cetak-flexografi/

www.sentralindo.com/web/read/291/Teknik-Cetak-Flexography

http://iwowcrew.blogspot.com/2013/05/tinta-cetak-fleksografi.html

sekiolahgrafikadesaputera70.blogspot.com

HS Endro Santoso,”Teknik Cetak Tinggi dan Cetak Dalam”, Semarang, Dirjen Penma
Kemendikbud,2013.

Wasono Antonius Bowo,”Teknik Grafika dan Industri Grafika Jilid 2”, Jakarta, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.

HS Endro Santoso, “Membuat Pisau Pon/Ril/Embossing”, Surabaya, Direktorat Pendidikan Menengah


Kejuruan, 2004.

37
Page

37

Anda mungkin juga menyukai