Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNIK CETAK ROTOGRAVURE II

DOSEN PENGAJAR
Purwanto S.Sn

DISUSUN OLEH
Nony Theresia Sirait - 202222005
Melitati Darasita - 202222004
Fathur Robit - 202222006

TRISAKTI SCHOOL OF MULTIMEDIA


FAKULTAS TEKNOLOGI GRAFIKA
JURUSAN DESAIN & PRODUK KEMASAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi
Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “TEKNIK CETAK ROTOGRAVURE II”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Demikian apa yang dapat
kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Februari 2024

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Prinsip kerja cetak rotogravure............................................................................2
2.2 Karakteristik cetak rotogravure............................................................................3
2.3 Pengertian teknik cetak intaglio...........................................................................4
2.4 Jenis-jenis teknik cetak intaglio...........................................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................6
3.2 Saran.....................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses cetak rotogravure adalah salah satu teknologi cetak yang telah mengalami
perkembangan signifikan sejak ditemukan pada awal abad ke-20. Dikembangkan
pertama kali di Italia oleh seorang insinyur bernama Giuseppe Mario Albertini,
cetak rotogravure kini menjadi salah satu metode yang paling umum digunakan
dalam industri percetakan, terutama untuk produksi massal dengan tingkat
kualitas yang tinggi.

Seiring dengan revolusi industri dan peningkatan permintaan pasar akan produk
cetakan berkualitas tinggi, cetak rotogravure menjadi pilihan utama untuk
mencetak berbagai jenis materi, mulai dari kemasan produk hingga media cetak
massal seperti majalah dan brosur. Keunggulan utama cetak rotogravure terletak
pada kemampuannya menghasilkan gambar dengan tingkat detail yang sangat
tinggi, tahan lama, dan reproduksi warna yang akurat.

Proses cetak ini menggunakan silinder berlubang yang diukir dengan presisi untuk
menahan tinta cetak. Setiap lubang diukir mewakili piksel gambar,
memungkinkan reproduksi detail yang halus. Selain itu, rotogravure memiliki
kecepatan cetak yang tinggi, menjadikannya ideal untuk produksi massal dengan
efisiensi tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses cetak pada teknik cetak rotogravure ?
2. Sejauh mana cetak rotogravure dapat digunakan untuk mencetak berbagai
jenis material ?
3. Apa saja jenis jenis teknik cetak intaglio ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberitahukan prinsip dasar cetak rotogravure
dan juga intaglio, mengulas proses pembuatan plat dan juga membahas hal-hal
yang berkaitan dengan proses cetak rotogravue dan intaglio
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Kerja Cetak Rotogravure
Secara etimologi, Rotogravure terdiri dari 2 kata yaitu, Roto yang artinya
berputar, lalu Gravure yang artinya ukir. Sedangkan secara terminologi, teknik
cetak Rotogravure adalah salah satu teknologi yang menggunakan acuan berupa
silinder yang berputar, lalu gambar atau tulisan diperoleh dari implementasi hasil
ukiran. Dengan begitu, teknik cetak ini melibatkan pengukiran gambar atau desain
ke sebuah pelat film yang digunakan untuk membawa gambar. Lalu dicetak
menggunakan mesin secara rotary atau berputar. Silinder diukir dengan alat mesin
dan cara pembutan silinder film ini cukup rumit dengan proses yang cukup
panjang.
Mesin cetak rotogravure sendiri memiliki satu unit pencetakan untuk
setiap warnanya. Biasanya adalah warna CMYK yaitu Cyan, Magenta, Yellow,
dan Key. Key adalah wama kunci hitam dalam istilah percetakan. Namun jumlah
unit warna juga bisa bervariasi, bergantung pada warna apa yang ingin dihasilkan
pada gambar. Pada setiap unit warna, terdapat 5 komponen dasar. Yaitu silinder
gravure, reservoir tinta, doctor blade, impression roller, dan dryer atau pengering.
Pada dasarnya prinsip cetak rotogravure yaitu silinder merupakan acuan
cetak yang terendam sepertiga bagiannya pada unit penintaan dan keadaan
tintanya relatif encer. Perkembangan teknologi cetak rotogravure dimulai dari
penemuan fotografi dan dikembangkan dari teknik cetak rotasi yang
menggunakan acuan cetak berbentuk silinder. Metode inilah yang digunakan
untuk menghasilkan gambar dari proses fotoreproduksi untuk semua teknik cetak.
Dari perkembangan film halftone, Auguste Godchaux berhasil menciptakan teknik
cetak rotogravure reel-feed dan mendapatkan hak paten pada tahun 1860. Teknik
cetak ini digunakan sampai tahun 1940 yang kemudian proses cetaknya
disempurnakan oleh Karl Klic yang berkebangsaan Jerman dan Samuel Fawcett
dari Inggris. Pada proses pembuatan silinder tembaga, semua yang akan dicetak,
teks dan gambar harus dibuatkan film positifnya lebih dahulu dan kemudian
dibuat montase. Untuk memindahkan hasil montase itu ke atas silinder dibutuhkan
sejenis kertas tertentu (pigment-paper). Pada muka kertas pigmen yang beremulsi
(peka cahaya) pertama-tama dikopikan dahulu selembar raster. Kertas pigmen.
yang beraster itu dimontase dan setelah disinari, menjadi acuan cetak.
Kemudian kertas pigmen yang telah disinari dipindahkan kepada silinder
tembaga. Setelah pemindahan yang dilakukan (secara fotografis) menyusul proses
etsa silindernya. Proses etsa ini merupakan bagian yang tersulit pada proses
pembuatan silinder cetak dan dikerjakan dalam beberapa langkah setiap kali
dengan memperbarui kekuatan larutan etsa (ferrichlorida). Setelah dibersihkan,
silinder tersebut sudah siap untuk cetak percobaan. Proses cetak, silinder pencetak
berputar di dalam tempat tinta yang kemudian dibersihkan dengan pisau
pembersih; kertas (yang harus dicetak) lewat di antara silinder pencetak dan
silinder penekan. Dan karena tekanan yang tinggi ini tinta tertekan ke luar dari
lubang-lubang dan membekas pada permukaan kertas sebagai hasil cetakan.
Teknik pencetakan pada cetak rotogravure termasuk teknik cetak langsung, yaitu
bahan cetak langsung berhubungan dengan silinder cetak sebagai pembawa
image. Berpindahnya gambar dari acuan ke bahan cetak karena adanya tekanan
dari dua silinder yaitu silinder gravure dan silinder tekan.
Dalam proses cetak, media cetak (biasanya disebut film), tinta cetak dan
silinder cetak lah yang memegang peranan penting. Untuk silinder cetak biasanya
terbuat dari pipa besi dengan tebal 6 sampai 9mm yang diameternya disesuaikan.
dengan design gambar. Jumlah silinder cetak yang digunakan pada saat proses
cetak tergantung pada jumlah warna yang ada pada gambar yang diinginkan. Jadi
misalnya kita akan mencetak gambar sebuah mobil yang terdiri dari 5 warna.
maka silinder cetaknya pun harus dibuat 5 buah.
Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di
bersihkan, digrinding terlebih dahulu mendekati ukuran diameter dan panjang
yang diinginkan, kemudian dilapis secara electroplating bertahap dengan nickel
dan tembaga. Setelah proses pelapisan tembaga, baru gambar yang diinginkan.
dibuat dengan menggunakan mesin khusus (dikenal dengan mesin engraving).
Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) sedemikian
rupa sehingga kedalaman nya lah yang menentukan hasil cetak. Jarum khusus itu
sangat keras dan bergerak sangat cepat naik turun. Lazimnya menggunakan jarum
intan. Pada saat kini telah menggunakan sinar laser yang ditembakkan ke
permukaan tembaga dan menghasilkan ukiran-ukiran gambar yang berasal dari
sistem komputer yang mengendalikan sinar laser tersebut. Setelah gambar.

2.2 Karakteristik cetak rotogravure


Di dalam teknik cetak rotogravure terdapat karakteristik yang
membedakannya dengan teknik cetak yang lain sehingga hasil cetaknya juga akan
memiliki karateristik tersendiri.

Karakter Mesin Cetak Rotogravure


1. Cetakan cetak yang digunakan berbentuk silinder.
2. Silinder acuannya dibuat dengan cara diukir atau gravure.
3. Di permukaan silindernya, bidang atau area yang mencetak gambar letaknya
lebih dalam daripada bidang yang tidak diarsir atau dicetak gambar.

3
4. Raster pada rotogravure memiliki fungsi sebagai penahan tinta supaya tidak
keluar akibat Gaya Sentrifugal silinder acuan cetak, dan sebagai titik tumpu
doctor blade.
5. Biasanya dicetak dengan bahan yang berbentuk rol atau gulungan, namun
sekarang ini dapat pula dengan bahan yang berbentuk sheet atau lembaran, jika
mesin cetak yang digunakan mendukung.
6. Jenis penintaan yang digunakan pada rotogravure adalah multi warna dan
separasi
7. Sistem penerapan tinta yang digunakan umumnya adalah sistem sirkulasi.
8. Sifat tinta pada teknologi rotogravure cenderung tipis dan encer. Dengan begitu
memiliki daya alir yang tinggi.
9. Doctor blade membantu menyatukan tinta pada permukaan silinder cetakan,
sehingga tinta tertinggal pada area gambar.

Karakteristik Hasil Cetak Rotogravure


Hasil cetak mesin rotogravure juga memiliki beberapa karakteristik yang unik
untuk dipelajari:
1. Pada keseluruhan permukaan cetaknya memiliki raster, baik pada cetakan blok
ataupun gradasi. Tebal atau tipisnya gradasi warna bergantung pada dalam dan
dangkalnya hasil ukiran pada silinder acuan rotogravure.
2. Jika dilihat dengan lup atau kaca pembesar, pada keseluruhan permukaan cetak
termasuk pada pinggirannya akan tampak bergerigi.
3. Pada wilayah cetakan yang bernada penuh atau shadow, terjadi alur-alur seperti
mutiara karena akibat rotogravure yang encer setelah mengering pada bahan
cetak.

2.3 Pengertian Teknik Cetak Intaglio


Teknik cetak dalam atau yang lebih dikenal dengan intaglio adalah teknik
menggores media dengan menggunakan benda tumpul. Pada umumnya media
yang digunakan pada teknik ini adalah logam. Sehingga tentunya hasil goresan ini
sendiri akan bersifat permanen atau sufit untuk dihilangkan.
2.4 Jenis – jenis Teknik Cetak Intaglio
Ada 4 jenis teknik cetak dalam yang perlu anda ketahui. Keempat teknik
cetak dalam tersebut adalah engraving, etsa, mezzotint dan dry point. Untuk lebih
lengkapnya berikut ini penjelasan dari keempat teknik tersebut:

4
 Engraving. Pada teknik ini, seniman harus menggunakan alat yang disebut
dengan burin. Alat ini berguna untuk mengukir logam. Permukaan logam
akan diberi cat, setelah itu, seniman harus mengukir logam tersebut
menggunakan burin. Setelah itu permukaan logam akan dibersihkan dari cat
dan yang tersisa hanya tinggal cat pada bagian logam yang diukir.
 Etsa. Teknik ini menggunakan bantuan asam nitrat (HNO3). Cairan asam ini
akan ditorehkan ke atas lempengan tembaga. Penggunaan teknik ini seperti
mengukir menggunakan zat cair. Hanya saja dalam hal ini yang diukir adalah
lempengan tembaga. Pada zaman dahulu teknik ini digunakan untuk
mengukir baju perang.
 Mezzotint. Mezzotint adalah teknik mengerok halus permukaan logam.
Teknik ini menggunakan efek gelap terang yang dominan.
 Drypoint. Teknik drypoint merupakan teknik yang menggunakan benda
runcing untuk mengukir media. Benda runcing akan menekan permukaan
media sehingga membentuk lukisan.

5
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Intaglio adalah teknik cetak dengan prinsip penggoresan gambar
ke atas permukaan. Biasanya pelat tembaga atau seng digunakan sebagai
bahan acuan utama, dan permukaan cetak dibentuk dengan teknik etsa, g
ravir, drypoint, atau mezzotint. Penggunaan pelat ini dengan menyelimut
i permukaan acuan dengan tinta, kemudian tinta di permukaan yang ting
gi dihapus dengan kain tarlatan atau kertas koran sehingga yang tertingg
al hanyalah tinta di bagian rendah. Kertas cetak kemudian ditekan ke ata
s pelat intaglio sehingga tinta berpindah. Etsa bisa disebut salah satu pro
ses intaglio. Berbeda dengan gravir, di dalam etsa pembentukan bagian r
endah dilakukan dengan korosi senyawa asam sementara gravir menggu
nakan alat-alat mekanik untuk mendapatkan efek yang sama .

1.2 SARAN
Setiap penyusunan pasti ada kekurangan jadi di setiap penyusunan p
asti juga akan ada perbaikan. Begitupun dengan konsep materi yang telah
dibahas. Maka kami sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan karena kami memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak
dapat kami pungkiri, untuk itu kami berharap kritik dan saran yang memba
ngun dari para pembaca

Anda mungkin juga menyukai