Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNIK CETAK ROTOGRAVURE

Tahun 2020
I. PENDAHULUAN

PT Pura Barutama adalah anak perusahaan dari PT. Pura Group, suatu
perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kertas. Pada saat awal didirikan di
Kudus, PT Pura Group berawal dengan nama PT Pusaka Raya pada tahun 1908.
Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan yang pada awalnya hanya berupa
perusahaan percetakan biasa mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan ini terllihat pada tahun 1963. Pada tahun ini PT Pura Group mulai
melayani cetakan-cetakan dari berbagai perusahaan yang berada di Kudus maupun
di luar kota Kudus. Meningkatnya permintaan membuat PT Pusaka Raya untuk
membuka divisi-divisi baru pada periode tahun 1973 hingga tahun 1992. Divisi
Rotogravure dan Converting atau PT Pura Roto didirikan pada tahun1973, divisi
ini menghasilkan kemasan lunak (flexible packaging).
PT Pura Barutama merupakan perusahaan dengan sistem semi job order,
yang artinya perusahaan ini melakukan produksi apabila ada permintaan dari
konsumen untuk produk-produk yang umum dan khusus namun juga
memproduksi produk sebagai persediaan baranng jadi yang siap jual. Pemasaran
untuk produk umum artinya perusahaan memproduksi produk siap jual yang akan
disimpan di gudang, sedangkan produk khusus merupakan produk yang diminta
oleh konsumen yang harus melalui uji coba pembuatan di lapangan. Dapat
dikatakan bahwa produk ini merupakan produk yang sedikit baru atau benar-benar
baru. Penawaran kepada konsumen dialakukan melalui kantor-kantor perwakilan
PT Pura Barutama yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Saat ini PT Pura Group terdiri atas :
1) Paper Mill (PM)
Terdiri atas PM I, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. Produk yang dihasilkan
oleh divisi ini yaitu samson craft paper, sack kraft paper, duplex, computer
paper dll.
2) Coating
Divisi coating merupakan divisi kertas berlapis, produk yang dihasilkan
adalah carbon less paper, non carbon required dan coated paper.
3) Divisi Printing Offset
Divisi ini mencetak kertas dengan sistem cetak offset dan menangani segala
jenis produk untuk kemasan kosmetik, jamu, farmasi dll.
4) Divisi Rotogravure
Divisi Rotogravure adalah divisi percetakan dengan menggunakan silinder
roll. Saat ini divisi Rotogravure ada tiga yaitu Rotogravure I, II, dan III. Pada
dasarnya prisip kerja antara Roto I, II, dan III hampir sama yang
membedakan hanyalah bahan yang dipakai untuk cetak (Cellopan
(PET,MSAT dll)/paper/board) dan divisi rotogravure inilah yang akan lebih
jauh dibahas dalam makalah ini.
5) Divisi Corrugated Box
Divisi ini memproduksi box dan karton bergelombang.
6) Divisi HRD
Divisi ini bertugas untuk mengadakan seleksi calon karyawan dan
memberikan pelatihan kerja sesuai dengan bidang keahlian.
7) Divisi Tinta
Divisi tinta mempunyai tanggung jawab untuk mensupply kebutuhan tinta
baik untuk internal PT Pura Barutama atau di luar PT Pura Barutam
II. TEKNOLOGI CETAK ROTOGRAVURE
a) Pengertian rotogravure
Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan.
Rotogravure sendiri dalam dunia grafika berarti "cetak dalam" atau dalam bahasa
awam adalah teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang
terbuat dari bahan yang fleksibel, misalnya berbagai jenis film, alumunium,
kertas, serta PVC. Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau
gulungan.
Secara terminology rotogravure adalah salah satu teknologi cetak dari
teknik cetak dalam yang menggunakan acuan berbentuk silinder yang berputar,
dimana gambar atau tulisan pada acuan tersebut diperoleh dari hasil dicukil atau
diukir. Perkembangan teknologi cetak rotogravure dimulai dari penemuan
fotografi dan dikembangkan dari teknik cetak rotasi yang menggunakan acuan
cetak berbentuk silinder. Pada tahun 1960 sudah ada perkembangan dari  film
continous tone (film nada lengkap) menjadi bentuk film halftone (raster). Metode
inilah yang digunakan untuk menghasilkan gambar dari proses fotoreproduksi
untuk semua teknik cetak. Dari perkembangan film halftone kemudian tercipta
teknik cetak rotogravure reel-feed.

Diagram Cetak Rotogravure Sederhana


b) Prinsip Kerja Cetak Rotogravure
Secara etimologi, Rotogravure terdiri dari 2 kata yaitu, Roto yang artinya
berputar, lalu Gravure yang artinya ukir. Sedangkan secara terminologi, teknik
cetak Rotogravure adalah salah satu teknologi yang menggunakan acuan berupa
silinder yang berputar, lalu gambar atau tulisan diperoleh dari implementasi hasil
ukiran. Dengan begitu, teknik cetak ini melibatkan pengukiran gambar atau desain
ke sebuah pelat film yang digunakan untuk membawa gambar. Lalu dicetak
menggunakan mesin secara rotary atau berputar. Silinder diukir dengan alat mesin
dan cara pembutan silinder film ini cukup rumit dengan proses yang cukup
panjang.
Mesin cetak rotogravure sendiri memiliki satu unit pencetakan untuk setiap
warnanya. Biasanya adalah warna CMYK yaitu Cyan, Magenta, Yellow, dan Key.
Key adalah warna kunci hitam dalam istilah percetakan. Namun jumlah unit
warna juga bisa bervariasi, bergantung pada warna apa yang ingin dihasilkan pada
gambar. Pada setiap unit warna, terdapat 5 komponen dasar. Yaitu silinder
gravure, reservoir tinta, doctor blade, impression roller, dan dryer atau pengering.
Pada dasarnya prinsip cetak rotogravure yaitu silinder merupakan acuan
cetak yang terendam sepertiga bagiannya pada unit penintaan dan keadaan
tintanya relatif encer. Perkembangan teknologi cetak rotogravure dimulai dari
penemuan fotografi dan dikembangkan dari teknik cetak rotasi yang
menggunakan acuan cetak berbentuk silinder. Metode inilah yang digunakan
untuk menghasilkan gambar dari proses fotoreproduksi untuk semua teknik cetak.
Dari perkembangan film halftone, Auguste Godchaux berhasil menciptakan
teknik cetak rotogravure reel-feed dan mendapatkan hak paten pada tahun 1860.
Teknik cetak ini digunakan sampai tahun 1940 yang kemudian proses cetaknya
disempurnakan oleh Karl Klic yang berkebangsaan Jerman dan Samuel Fawcett
dari Inggris. Pada proses pembuatan silinder tembaga, semua yang akan dicetak,
teks dan gambar harus dibuatkan film positifnya lebih dahulu dan kemudian
dibuat montase. Untuk memindahkan hasil montase itu ke atas silinder dibutuhkan
sejenis kertas tertentu (pigment-paper). Pada muka kertas pigmen yang beremulsi
(peka cahaya) pertama-tama dikopikan dahulu selembar raster. Kertas pigmen
yang beraster itu dimontase dan setelah disinari, menjadi acuan cetak. Kemudian
kertas pigmen yang telah disinari dipindahkan kepada silinder tembaga. Setelah
pemindahan yang dilakukan (secara fotografis) menyusul proses etsa silindernya.
Proses etsa ini merupakan bagian yang tersulit pada proses pembuatan silinder
cetak dan dikerjakan dalam beberapa langkah setiap kali dengan memperbarui
kekuatan larutan etsa (ferrichlorida). Setelah dibersihkan, silinder tersebut sudah
siap untuk cetak percobaan. Proses cetak, silinder pencetak berputar di dalam
tempat tinta yang kemudian dibersihkan dengan pisau pembersih; kertas (yang
harus dicetak) lewat di antara silinder pencetak dan silinder penekan. Dan karena
tekanan yang tinggi ini tinta tertekan ke luar dari lubang-lubang dan membekas
pada permukaan kertas sebagai hasil cetakan. Teknik pencetakan pada cetak
rotogravure termasuk teknik cetak langsung, yaitu bahan cetak langsung
berhubungan dengan silinder cetak sebagai pembawa image. Berpindahnya
gambar dari acuan ke bahan cetak karena adanya tekanan dari dua silinder yaitu
silinder gravure dan silinder tekan.
Dalam proses cetak, media cetak (biasanya disebut film), tinta cetak dan
silinder cetak lah yang memegang peranan penting. Untuk silinder cetak biasanya
terbuat dari pipa besi dengan tebal 6 sampai 9mm yang diameternya disesuaikan
dengan design gambar. Jumlah silinder cetak yang digunakan pada saat proses
cetak tergantung pada jumlah warna yang ada pada gambar yang diinginkan. Jadi
misalnya kita akan mencetak gambar sebuah mobil yang terdiri dari 5 warna,
maka silinder cetaknya pun harus dibuat 5 buah.
Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di
bersihkan, digrinding terlebih dahulu mendekati ukuran diameter dan panjang
yang diinginkan, kemudian dilapis secara electroplating bertahap dengan nickel
dan tembaga . Setelah proses pelapisan tembaga, baru gambar yang diinginkan
dibuat dengan menggunakan mesin khusus (dikenal dengan mesin engraving).
Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) sedemikian
rupa sehingga kedalaman nya lah yang menentukan hasil cetak.Jarum khusus itu
sangat keras dan bergerak sangat cepat naik turun. Lazimnya menggunakan jarum
intan . Pada saat kini telah menggunakan sinar laser yang ditembakkan ke
permukaan tembaga dan menghasilkan ukiran-ukiran gambar yang berasal dari
sistem komputer yang mengendalikan sinar laser tersebut. Setelah gambar
terbentuk maka pipa besi tersebut akan dilapisi lagi dengan chrome agar tidak
mudah teroksidasi dan lebih tahan terhadap keausan.

c) Karakteristik Cetak Rotogravure


Di dalam teknik cetak rotogravure terdapat karakteristik yang
membedakannya dengan teknik cetak yang lain sehingga hasil cetaknya juga akan
memiliki karateristik tersendiri.
Karakter Mesin Cetak Rotogravure
1. Acuan cetak yang digunakan adalah berbentuk silinder.
2. Silinder acuannya dibuat dengan cara diukir atau gravure.
3. Di permukaan silindernya, bidang atau area yang mencetak gambar letaknya
lebih dalam daripada bidang yang tidak diarsir atau dicetak gambar.
4. Raster pada rotogravure memiliki fungsi sebagai penahan tinta supaya tidak
keluar akibat Gaya Sentrifugal silinder acuan cetak, dan sebagai titik tumpu
doctor blade.
5. Biasanya dicetak dengan bahan yang berbentuk rol atau gulungan, namun
sekarang ini dapat pula dengan bahan yang berbentuk sheet atau lembaran, jika
mesin cetak yang digunakan mendukung.
6. Jenis penintaan yang digunakan pada rotogravure adalah multi warna dan
separasi.
7. Sistem penerapan tinta yang digunakan umumnya adalah sistem sirkulasi.
8. Sifat tinta pada teknologi rotogravure cenderung tipis dan encer. Dengan begitu
memiliki daya alir yang tinggi.
9. Doctor blade membantu penyatuan tinta pada permukaan silinder acuan,
sehingga tinta tertinggal pada bidang gambar.

Karakteristik Hasil Cetak Rotogravure


Hasil cetak mesin rotogravure juga memiliki beberapa karakteristik yang unik
untuk dipelajari:

1. Pada keseluruhan permukaan cetaknya memiliki raster, baik pada cetakan blok
ataupun gradasi. Tebal atau tipisnya gradasi warna bergantung pada dalam dan
dangkalnya hasil ukiran pada silinder acuan rotogravure.
2. Jika dilihat dengan lup atau kaca pembesar, pada keseluruhan permukaan cetak
termasuk pada pinggirannya akan tampak bergerigi.
3. Pada wilayah cetakan yang bernada penuh atau shadow, terjadi alur-alur seperti
mutiara karena akibat rotogravure yang encer setelah mengering pada bahan
cetak.
III. PENUTUP

Dalam industri percetakan terdapat berbagai macam teknik seperti


rotogravure, offset dll. Setiap teknik cetak yang digunakan pasti terdapat
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kelebihan teknik cetak rotogravure adalah sebagai berikut:


1. Proses dapat berjalan lama dengan operasi volume besar tanpa merusak atau
menurunkan kualitas gambar yang diproduksi.
2. Biaya percetakan akan lebih murah jika dijalankan untuk produksi dengan
kuantitas tinggi.
3. Dapat mencetak berbagai macam materi yang fleksibel seperti board, kertas,
cellophane, dan lain-lain.
4. Ketika sudah jalan produksi, mesin rotogravure dapat memiliki kecepatan cetak
yang tinggi.
5. Konsistensi warna gambar yang dihasilkan dapat lebih stabil.
6. Dengan tinta solvent base dan tidak dipengaruhi air, menjadikan warna cetakan
rotogravure lebih cemerlang.

Kekurangan teknik cetak rotogravure


1. Biaya awal yang sangat mahal karena harus membuat silinder, sehingga tidak
efisien untuk order urgen dan kuantitas sedikit,
2. Lama waktu persiapan sebelum jalan produksi, karena teknik yang digunakan
sangat khusus.
3. Percetakan cenderung diproduksi memakai bahan dengan gulungan atau roll,
sehingga tidak seakurat mesin cetak offset yang menggunakan sheet. Namun
hal ini masih bisa diatasi dengan pengontrol tegangan (tension control),
pengontrol register, dan alat pengontrol bagian pinggir pada mesin.
4. Pengoperasian rotogravure memerlukan tenaga ahli di bidang grafika.
Prosesnya pun bisa rumit jika untuk dipahami orang awam. Sangat banyak
istilah-istilah teknis yang harus dipahami.

Anda mungkin juga menyukai