Anda di halaman 1dari 8

Istilah yang di gunakan untuk pembuatan plat cetak secara langsung yang dapat di kendalikan oleh data digital.

Teknologi ini di tujukan untuk produksi alat untuk cetak offset serta produksi pelat untuk cetak Flexographic.
Sedangkan istilah “Computer to Screen” adalah istilah yang di gunakan dalam produksi sensil untuk sablon.

Komputer dasar
Computer to plate dan karakteristiknya terdiri dari tiga komponen dasar : Computer Imaging Sistem,
dan printing plate. Semua komponen sekarang telah mencapai teknologi yang sudah smakin canggih dengan
aplikasi yang jauh lebih praktis.
Komputer
Komputer menduduki tempat pertama, karena berpengaruh terhadap seluruh alur kerja. Penggunaan elektronik
pada komputer, khususnya, menghasilakan penghematan mendasar dalam waktu dan biaya plate making, di
bandingkan dengan cara manual. Atau dengan Ekspose plate dengan filam. Apalagi pengadaan film. Apalagi
pengadaa film dari polyester sekarang, sudah sangat, mahal, dan prosesnya lama. Keseluruhan sistem CTP ini
biasanya terdiri dari beberapa komputer yang di siapkan untuk berbagai fungsi seperti Composisi, Raster Image
Prosesor (RIP), penyimpanan data, dan pendukung kerja Image setter.

Imaging System
Transfer data digital dari komputer untuk memunculkan image pada permukaan plet dilakukan oleh elemen yang
terpusat dari computer ke sistem image setter. Kebanyakan sistem sinar laser. Kebanyakan sistem sinar laser
yang di gunakan untuk tujuan ini, untuk menghasilkan gambar pada pelat. Kekuatan dan panjang gelombang
dari sinar laser bisa di sesuaikan tergantung pada kepekaan permukaan pelat nya.

Pencetakan plat
Banyak jenis plat yang tersedia untuk aplikasi CTP. Yaitu aluminium, Polyester, Atau kertas dengan Coating. CTP
dengan bahan aluminium adalah yang paling populer, karena ketahanan dan kualitas cetaknya di mesin offset,
Hingga saat ini, plat masih harus melalui proses pelarutan berbasis air setelah imaging dilakukan (proses
Defeloper). Teknologi komputer to plate di perkenalkan ke pasar untuk pertama kali pada akhir tahun 1993 di
gelaran IPEX, pameran perdagangan untuk industri graphic-art di eropa, kedua terbesar setelah drupa.

Prinsip desain CTP offset Printing


PLat di pasang pada drum,pada prinsip dasarnya serupa dengan pemasangan plat pada silinder cetak. Imaging
head memfokuskan pada satu atau lebih sinar laser di permukaan plat. Imaging head bergerak sepanjang suhu
Drum, Sementara drum berputar. Pasokan sinar yang bekerja terus menerus, satu titik sinar laser menyorot plat
cetak dalam satu sapuan atau secara bertahap jika gap (Are drum di mana terdapat penjepit atau clamping
device) berputar melewati Imaging Head.

Keuntungan dari metode External Drum di banding dengan Internal Drum Adalah : External drum secara
struktural maupun optik, Relatif mudah untuk fokus dengan beberapa sinar laser secara bersamaan pada
permukaan plat. Hal ini berefek pada pengurangan waktu yang di butuhkan untuk imaging seluruh plat cetak.
Perusahaan imaging haed asal kanada, Cre, misalnya,Dengan 240 parel dots, dengan dinamic autofocusing,
Resolusi 1200 atau 3400dpi, ndi mana setiap laser yang di keluarkan nya di kontrol secara independen. Imaging
Head Milik Cre sudah di benam kan berbagai macam merk mesin CTP terkenal di dunia. Drum dan Iaging Unit
adi ctp dengan sistem External drum. Imaging head bergerak Sepanjang sumbu drum.

Hal ini sangat berbeda dari desain karrier bar dengan Laser Dioda yang terpisah, yang di atur dengan interval
tertentu (misalnya, Presstek Terpisah ekitar 20mm).sampai sekarang metode External Drum telah menjadi salah
satu sistem yang paling bisa di gunakan dalam disain CTP untuk pembuatan pelat offset maupun Flexographic.

Desai Internal Drum


Konsep Desain Internal Drum berasal dari desain lama Imagesetter Computer to film Ctf).plat cetak di tempatkan
ke mesin melalui suatu silinder. Kebanyakan perangkat menggunakan sudut lebih dari 180 Pemaparan plat dalam
sistem tersebut, jalur sinar laser,dan laser optik. Ada cermin berputar istilah teknik ;rotating mirror,pada sumbu
internal drum. Sinar laser tercermin dalam sumbu drum dan di belokkan oleh rotatting mirror ke permukaan
pelat, yang men – Scand dengan arah melingkar. Optik Dengan Rotating mirror berputar bergerak perlahan ke
arah sumbu. rotating mirror bergerak sangat cepat : jumblah rotasi mungnkin lebih dari 40.000 rpm (putaran per
menit).

Beberapa produsen telah memutuskan mendukung prinsip Internal Drum yang membangun palung dengan
dasar granit, sehingga lebih solit, Geometris nya stabil, dan memungkinkan tahan getaran. Perusahaan Gerber,
yang sekarang bernama Barco, disebat sebagai Pelopor Teknologi Internal Drum. Hal ini lebih sulit untuk bekerja
dengan beberapa sinar secara pararel menggunakan metode Internal Drum.tapi ada solusi untuk ini. Pada Tahun
1997, Sistem Ctp bernama “xpose!” Diperkenalkan oleh luscher. sebagai konsep baru, yaitu multi laser. Dalam
sistem ini terdiri dari enam puluh empat sinar laser. Ada dalam modul berputar (rotating Module).

Desain Flat Bed


Dalam konsep flat bed, Pelat cetak diletakkan rata selama proses imaging. Hal yang paling sederhana dan paling
umum digunakan contoh teknologi imaging dalam proses Exposure pelat, sinar laser di belokkan baris demi
baris oleh pologon mirror dengan imaging dan corektion optics. Disini, sering muncul masalah rumit saat terlepas
dari optik, laser dot pada tepi pelat secara geometris memiliki sudut yang berbeda di banding di area tengah plat
(proyeksi kurang tajam dan bulat di pinggir).Oleh karena itu, flat bed imaging lebih cocok untuk mesin cetak
offset format kecil atau percetakan dengan perysaratan kualitas cetak yang tidak terlalu ketat (misalnya,dalam
percetakan surat kabar).

sebenarnya ada solusi teknik untuk menghindari kesalahan imaging dengan metode desain yang di
gunakan.tetapi belum di gunakan pada perangkat produksi karena biaya produksinya lebih besar. Namun,
Perkembangan ke arah tersebut sedang berlangsung. Sebuah keuntungan terbesar dari metode Flat bed di
lengkapi dengan beberapa imaging head khusus yang bekerja sama dengan pararel, Misalnya : “LIthosetter”
dari Braco atau mereka memiliki Imaging Head yang tergerak di pelat di beberapa Strip berturut-turut ( ” Titan
582 Combination Platesetter” dari ICG). Ada jumlah yang relatif tinggi pada sistem Flat Bed di rentang format
cetak 50 cm x 70 cm dan di pencetakan surat kabar. Kemudahan penanganan pelat membuat metode ini sangat
menguntungkan untuk surat kabar, waktu produksi image setter pelat cetak bisa lebih singkat. ini sangat
penting bagi percetakan surat kabar.

3 Bentuk teknologi dasar didalam CTF dan CTP


Secara garis besar, terdapat 3 jenis mekanisme yang digunakan dalamimagesetter dan
platesetter untuk menghasilkan plat yang dipergunakan dalam offset printing, yaitu internal
drum, external drum dan flat bed imagesetter dan platesetter.
a. Penggunaan External Drum dalam imagesetter.
Pada proses ini, plat yang akan diberi image, diletakkan di luar drum. Plat diletakkan
melingkar mengelilingi sebuah silinder yang berputar. Dan terdapat sebuah (atau bisa
beberapa) sumber laser yang ditembakkan tegak lurus terhadap bidang permukaan silinder.
Seiring dengan berputarnya silinder yang memutar bidang plat, sumber laser bergerak tegal
lurus dengan bidang putar silinder. Ilustrasi pergerakan silinder, plat dan sumber laser dapat
dilihat pada gambar berikut.
Kelebihan imagesetter dengan mengunakan prinsip external drum adalah :
 Optik / Sumber Laser berada sangat dekat dengan permukaan plat,sehingga mampu
mengurangi distorsi sinar laser.
 Karena optik / sumber laser berada di luar drum, maka dapat dimungkinkan untuk
penggunaan optik / sumber laser secara pararel dengan jumlah yang banyak. Hal ini dapat
mempercepat prosespembuatan plat pada imagesetter.
Namun, disamping kelebihannya itu, imagesetter yang cara kerjanya menggunakan prinsip
eksternal drum, masih mempunyai beberapa kelemahan. Karena silinder yang membawa plat
tersebut berputar, maka dimungkinkan dapat terjadi ketidakseimbangan image yang
dihasilkan sebagai akibat gaya sentrifugal.

b. Penggunaan Internal Drum dalam imagesetter


Untuk menghilangkan efek sentrifugal pada plat, dibuatlah desain internal drum.
Konsep pembuatan imagesetter dengan prinsip kerja seperti ini datang dari konsep film
imagesetter. Sebuah plat yang akan diberi image, diletakkan di dalam sebuah silinder. Sebuah
sumber laser diletakkan di dalam silinder yang bergerak searah sumbu silinder. Pada sumber
laser terdapat sebuah cermin yang mampu berotasi untuk memantulkan sinar laser ke bidang
permukaan plat tegak lurus dari sumbu silinder.
Sumber laser tersebut bergerak pelan searah sumbu silinder, namun cermin pemantul
sinar lasernya mampu bergerak sangat cepat dan dapat mencapai kecepatan 40.000 rpm.
Untuk mengurangi efek vibrasi dari getaran 40.000 rpm tersebut, beberapa perusahaan
membuat cermin pada imagesetter denngan menggunakan material yang berbahan dasar
granit yang mempunyai kelebihan solid, mempunyai geometri yang stabil dan mampu
menghilangkan efek vibrasi. Plat yang akan diberi image, diletakkan pada posisi diam dan
yang bergerak adalah sumber lasernya.
Pada imagesetter model eksternal drum, untuk mempercepat proses pembuatan plat,
maka diletakkan lebih dari satu sumber laser. Namun dalam imagesetter model ini, hal
tersebut tidak dimungkinkan. Pada tahun 1997, "Luscher" memperkenalkan sistem "XPose!"
untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Pada sistem "XPose!" ini, Luscher
mengganti bagian cermin putarnya dengan menggunakan 64 dioda sumber laser. Sehingga
dimungkinkan untuk pembuatan plat secara cepat. Konsep ini didemonstarsikan oleh Fuji
Film, ECRM dan Cymbolic Science.
c. Penggunaan Flat-Bed Design
Pada konsep ini, sebuah palt yang akan diberi image, diletakkan pada sebuah pidah
datar. Sebua sinar laser dipantulkan oleh cermin poligon secara perbaris.
Namun ada kelemahan pada prinsip kerja imagesetter dengan menggunakan konsep ini.
Sinar laser yang jatuhnya di ujung plat bagian luar akan mengalami distorsi dan akan
menghasilkan dot yang relatif lebihbesar dibandingkan dengan dot yang dihasilkan oleh sinar
laser pada bagian tengah plat. Namun demikian, imagesetter model seperti ini sangat cocok
digunakan untuk produksi koran-koran yang lebih mengutamakan kecepatan.

RIP (Raster Image Processing)


Kepanjangan dari RIP adalah Raster Image Processing yang artinya sebagai
penerjemah dari bahasa PostScript ke dalam bentuk bitmap. Tidak semua data dapat dengan
baik diterjemahkan oleh RIP. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan RIP itu sendiri,
konfigurasi platform yang dipakai serta datafile yang akan di-output. Setiap RIP memiliki
fasilitas “preview” yang berfungsi untuk pengecekan terakhir semua data sebelum
dilakukan imagingke film/plate/cetak. Setiap teknologi RIP dari masing-masing
proses vendormemiliki ke-mampuan yang berbeda-beda dan membutuhkan ketentuan proses
yang berbeda pula.
a. Proses RIP
Proses yang terjadi pada RIP terdapat 3 macam yaitu:
1) Interpretation
Interpretation adalah proses menerjemahkan data PostScript ke bentuk objek.
2) Rasterization
Rasterization adalah mengubah data objek kedalam bentuk raster.
3) Screening
Screening adalah mengubah data raster menjadi bitmap/ titik halftone.Pada proses Ripping,
data-data yang harus ditentukan adalah screen rulling, resolusi output, bentuk dot,
sudut raster, warna proses dan spot,emulsi up/down, dan lain-lain.

b. Teknologi RIP
Saat ini teknologi RIP terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1) Berbasis PostScript
Berbasis PostScript artinya data yang diterima oleh RIP tersebut diolah menjadi
data PostScript lalu di-output.

2) Berbasis PDF(Portable Document Format)


Bebasis PDF artinya data yang diterima oleh RIP akan diolah kedalam bentuk PDF. Saat ini
kebanyakan teknology RIP yang digunakan adalah yang berbasis PDF karena selain lebih
cepat proses output-nya, PDF juga mendukung proses otomatisasi alur kerja dari prepress,
press, danfinishing dalam bentuk job ticket.

Istilah "Computer To Plate" menggambarkan suatu proses dalam pembuatan plate


secara direct imaging yang dikontrol oleh komputer dari data-data digital.
Sesuai dengan namanya, Computer To Plate (CTP) yang mempergunakan proses direct
imaging, proses pembuatan plat yang awalnya (secara konvensional) menggunakan film
topografi, maka dengan menggunakan CTP, image dapat dicetak ke plat secara langsung dari
file komputer.
Secara umum, komponen yang dipergunakan dalam sistem Computer To plate ini ada 3
macam
a. Komputer
Komputer merupakan komponen utama dan juga merupakan komponen paling penting dalam
alur proses ( workflow) pembuatan plat dalam sistem CTP ini. Proses Imposisi, Raster Image
Processor (RIP) dan juga penyimpanan data dilakukan dengan menggunakan komputer.
b. Imaging System
Imaging System memegang peranan yang tidak kalah penting dalam proses Computer To
Plate. Transfer data digital dari komputer ke plat dilakukan oleh plat imagesetter dengan
menggunakan laser dengan daya dan panjang gelombang laser disesuaikan dengan
sensitivitas permukaan plat.
c. Printing Plat
Komponen terakhir yang digunakan adalah plat. Saat ini, dapat dijumpai berbagai macam tipe
plat yang digunakan pada proses Computer To Plate ini. Namun tidak semuanya bisa
dipergunakan Karena harus disesuaikan dengan jenis imagesetter yang digunakan.
Alur kerja Ctp diawali dengan Input data yang terdiri dari Pengolahan teks, Layout, dan
Pengolah image.
Bagian Input pertama adalah pengolahan teks yaitu teks diedit dengan pengolahan
bahasa yang baik, lalu image diambil melalui scener (Input data). Setelah itu teks dan gambar
disatukan dan dibuat tata letak/Layout dengan baik.
Setelah data input selesai dikerjakan dan sudah siap untuk diproses selanjutnya seluruh
bagian input di kirim datanya ke bagian workstation untuk di imposisi untuk dijadikan
sebagai dummy sebelum di Proofing. Setelah data tersebut jadi pada workstation selanjutnya
di color proofing untuk dilihat hasil sementara apakah hasilnya sudah cocok dengan data
pada workstation. Jika data proofing sudah cocok dengan data workstation data yang sudah
jadi (dummy) selanjutnya dibuat plat pada mesin platesetter. Hasil akhirnya yaitu berupa plat
yang siap cetak.

Kelebihan yang didapatkan dengan menggunakan Plate Platinum CtP:


a. Kualitas yang sangat tinggi
Thermal Plate CtP menghasilkan kualitas gambar dan ketajaman gambar yang sangat
baik karena merupakan first generation screen dot, yaitu pembentukan dot raster pada plate
cetak langsung dari laser. Derajat ketajaman dan kualitasnya tidak dapat dicapai dengan
melalui Computer to Film (CtF).
Pada pembuatan plate konvensional, walau-pun dikerjakan dengan sangat hati-hati,
tetap tak dapat dihindarkan terjadinya Dot Loss pada raster dibawah 5% yang menyebabkan
hilangnya ketajaman.
b. Mempercepat waktu produksi
Thermal Plate CtP menghasilkan gambar yang sangat presisi. Plate CtP sedemikian
akurat dalam hal register dan sangat bersih. Dengan menggu-nakan plate CtP, waktu yang
diperlukan untuk persiapan produksi di mesin cetak untuk pemasangan plate dan pencarian
register menjadi lebih singkat. Selain itu tidak diperlukan korektor plate.
Berbeda dengan plate konvensional dimana gambar yang timbul dari hasil expose film
memungkinkan terjadinya pergeseran yang mengakibat-kan terjadinya miss-register, serta
timbulnya kotoran yang tidak diinginkan efek dari film scratching dan debu. Akibat hal
tersebut proses persiapan produksi di mesin cetak mema-kan waktu untuk menepatkan
gambar/register, serta membersihkan plate dari kotoran yang tidak diinginkan (korektor plate)
untuk menjaga kualitas dan kebersihan hasil cetakan.
c. Mempercepat waktu persiapan (pracetak) dengan Imposition software
Anda memangkas waktu yang digunakan untuk mempersiapkan data digital anda untuk
diserahkan ke repro film karena di Platinum CTP, anda cukup menyerahkan data digital anda,
kami yang mempersiapkannya untuk menjadi plate siap cetak. Kami menggunakan software
imposisi yang sangat membantu pengolahan data digital anda untuk menghasilkan layout
halaman yang terintegrasi dengan sistem finishing/penjilidan yang anda inginkan.
Pada repro konvensional, anda harus melaku-kan imposisi/layout di aplikasi yang anda
gunakan untuk desain. Imposisi secara konvensional ini beresiko karena file yang diputar
untuk menye-suaikan layout halaman seringkali memunculkan problem, semisal gambar yang
tidak ikut terputar, teks terpotong atau hilang, dan problem lainnya. hal ini tidak akan terjadi
apabila menggunakan software yang spesial untuk pekerjaan imposisi/
layout.
d. Menggunakan Thermal Plate
Plate yang dibuat di Platinum CTP mengguna-kan jenis plate thermal. Keunikan dari
plate ini adalah tidak peka terhadap cahaya melainkan terhadap panas yang dikeluarkan oleh
gelombang cahaya tertentu. Karena tidak peka terhadap cahaya, plate thermal dapat ditangani
langsung diruang terbuka tanpa harus menggunakan lampu pengaman seperti jenis plate lain.
Keunikannya yang lain adalah emulsinya yang besifat binary, artinya image baru akan
terbentuk setelah melewati nilai threshold tertentu. Dibawah nilai threshold yang ditentukan
gambar tidak akan terbentuk. Hal ini berarti plate hermal tidak me-ngenal istilah over
exposed atau under exposed. Saat ini plate thermal diakui merupakan plate terbaik untuk
mereproduksi gambar.
e. Dukungan GMG Color Proofing
Plate yang dibuat di Platinum CTP dilengkapi dengan Color Proofing yang dicetak
dengan Hi Quality Color Plotter menggunakan Software GMG Color Proffing. Hasil proof ini
akan menunjukkan kwalitas dari file yang ada print, dan dapat menjadi acuan anda dalam
mencetak dengan akurasi yang tinggi sehingga menghindari ketidaksesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang tercetak.
f. Efisiensi waktu dan biaya
Hal yang sangat krusial dalam produksi cetak adalah efisiensi waktu dan biaya.
Teknologi baru dan canggih sekalipun tidak akan berguna apabila tidak menyajikan hal ini
sebagai competitive advantage.
Plate yang dibuat di Platinum CTP memenuhi kriteria ini. Plate yang bersih dan presisi
memu-dahkan penyetelan register di mesin. Dukungan Color Proffing memudahkan
pencarian warna dan perataan tinta. asilnya adalah waktu persiapan lebih singkat dan kertas
waste/inchiet berkurang drastis.

Inilah daftar masalah yang patut diperhatikan dan diwaspadai pada saat tahap Prepress
berlangsung:
a. Missing Font
Hal ini terjadi apabila kita memilih/memakai font yang tidak terdefinisi oleh printer
postscript. Atau font yang digunakan tidak ikut dicopy ke disc saat di bawa ke percetakan
(apabila kita mendesain sendiri halaman publikasi-kemudian dikirim ke percetakan),
sedangkan di percetakan font tersebut tidak tersedia. Untuk itu, copy-lah font tersebut atau di-
convert terlebih dahulu dalam desain artwork sebelum diserahkan ke percetakan / tempat
pembuatan film. Usahakan sebelum meng-convert dokumen artwork dalam proses prepress,
save-lah terlebih dahulu format teks aslinya secara terpisah sebagai dokumen cadangan.
b. Wrong file format
Artwork cetak biasanya menggunakan format file .TIFF atau .EPS untuk gambar.
Sehingga kalau Anda mendefinisikan file gambar Anda ke JPEG atau GIF dan lainnya untuk
keperluan cetak offset, maka warnanya tidak akan sesuai dengan hasil cetak dan kualitas
pixel (unsur terkecil dari gambar digital) akan rusak. Format tiff berukuran sangat besar, dan
akan menjadi kendala jika pengiriman harus dilakukan by email. Tapi bagaimanapun juga
hindari mengirimkan gambar dalam format jpg atau gif .
c. Incorrect page setting or Page Set-up
Gunakan set-up halaman sesuai ukuran yang diperlukan. Jangan lupa diingat, untuk
cetakan seperti brosur, undangan dan sejenisnya, sisi-sisinya akan dipotong dengan mesin
potong kertas, jadi jangan lupa menambahkan luas area design beberapa milli lebih besar dari
area cetak. Output harus selalu dibuat dalam ukuran sebenarnya, hanya resolusinya saja yang
disesuaikan sesuai penggunaan.
d. Missing graphics. or graphic not linked
Jika anda mengirimkan file dalam format Freehand, PageMaker atau Quark Express,
Anda tetap harus mengcopy file gambar Anda ke dalam disk yang Anda kirim ke percetakan
atau tempat pembuatan film (repro), karena jika tidak gambar yang anda insert dalam artwork
anda tidak akan muncul di komputer yang lain.
e. Resolution
Resolusi adalah tingkat kecerlangan (dpi, dot per inch, pixel per inch) pada gambar.
Terlalu tinggi resolusi akan menyebabkan hasil yang tidak maksimal dan berlebihan sehingga
memboroskan tinta. Sementara resolusi yang didefinisikan terlalu rendah akan menyebabkan
gambarnya pecah atau kabur. Untuk cetak offset seperti brosur, iklan koran, majalah, dll,
besaran dpi-nya minimal 300 dpi. Sedangkan cetak digital untuk keperluan outdoor (baliho,
billboar, spanduk dll) bisa menggunakan 32 dpi sampai 100 dpi tergantung ukuran medianya.
Untuk backdrop yang biasa dilihat dalam jarak relatif dekat sebaiknya menggunakan resolusi
tidak kurang dari 72 dpi, tapi untuk billboard ukuran bisa menggunakan resolusi 32 dpi.
f. Incorrect colours
Karena unsur warna yang digunakan monitor (komputer) berbeda dengan unsur warna
cetak (percetakan) maka sering terjadi hasil cetak yang meleset warnanya. Hal ini harus kita
pahami, karena komputer grafis menggunakan unsur warna sinar Red, Green, Blue (RGB
Color). Sementara percetakan menggunakan unsur warna tinta Cyan, Magenta, Yellow, Black
(CMYK Color). Jadi kita harus menggunakan warna CMYK apabila kita ingin membuat
artwork cetak. Kalau sudah terlanjur menggunakan RGB, maka rubahlah kedalam format
warna CMYK.
g. Make the Black color as a special one
Sebaiknya tidak menggunakan warna selain hitam untuk mewarnai teks (apalagi huruf
kecil2) atau garis outline pada arwork yang anda buat. Ini untuk mencegah teks/garis menjadi
terlihat dobel karena registrasi yang kurang presisi. Bila ada teks yang perlu direvisi pada
saat2 terakhir sebelum dicetak, anda hanya perlu mengganti selembar film saja pada warna
Black-nya, tidak perlu mengganti 3 lembar lainnya (Cyan, Magenta dan Yellow).
h. Proofing
Sebelum dicetak, kita harus melakukan proofing untuk mengetahui contoh hasil cetak
nantinya. Nah, kalau kita mencetak hasil proofing dengan menggunakan printer selain printer
laser atau color digital printing, biasanya hasilnya akan meleset dari perkiraan. Sekarang
sudah banyak printer warna digital sampai ukuran A3+ sebagai sarana proofing sebelum naik
cetak. Lebih baik lagi bila anda membuat Progressive Proof untuk mengejar presisi warna
yang cocok sesuai tuntutan kualitas yang anda inginkan

Anda mungkin juga menyukai