PENDAHULUAN
Setiap usaha yang dijalankan baik oleh pihak perseorangan maupun oleh organisasi
usaha pasti mempunyai tujun tertentu. Pada umumnya tujuan dari perusahaan grafika adalah
memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan mutu cetak yang baik. Karena dengan
keuntungan yang diperoleh dengan dilandasi mutu cetak yang baik pula, perusahaan akan
dapat bertahan dan akan mengalami kemajuan dalam usaha memperoleh keuntungan dan
memajukan dunia grafika.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan akan melakukan berbagai usaha untuk
meningkatkan mutu cetak dan meningkatkan kualitas perusahaan yaitu dengan cara
peningkatan dan perbaikan koordinasi antara bagian fungsional melalu penerapan manajemen
informasi yang baik, memperluas daerah pemasaran, meningkatkan produktifitas karyawan,
meningkatkan skill, dan kemampuan membangun kepercayaan konsumen atas kemampuan
proses maupun kualitas produk yang dihasilkan dengan ketepatan waktu pengiriman barang
dan peningkatan mutu proses maupun produk yang dihasilkan serta usaha untuk menekan
biaya produksi yang tentunya juga harus diimbangi dengan mutu cetakan yang baik.
Dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan mutu cetakan yang baik, faktor teknis
yang harus menjadi perhatian adalah faktor teknis seperti pemberian air pembersih yang
sesuai dan pengaruhnya terhadap kualitas cetak, karena salah satu faktor utama yang paling
berpengaruh dalam menentukan hasil cetakan yang berkualitas adalah pengaruh dari
pemberian air pembasah pada sistem pembahasan cetak ofset. Seseorang operator cetak harus
mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap mutu hasil cetakan.
Begitu pentingnya peranan air pembasah sebagai faktor yang menentukan kualitas
hasil cetakan sebelum proses cetak berlangsung, tentunya air pembasah tersebut harus
memiliki standard mutu yang telah ditentukan.
Mesin cetak ofset Heidelberg Speed Master 102 menggunakan sistem pembasah
fountain solution. Sistrem pembasahan menggunakan fountain solution paling baik, karena
1
sistem tersebut pemberian airnya tidak terputus – putus pada pengeluaran air kepelat cetak,
sehingga pelat selalu dengan keadaan lembab yang membuat hasil cetaknya tetap stabil.
Dalam hal ini mesin cetak yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah mesin
cetak Heidelberg Speedmaster 102 lima warna. Mesin ini merupakan mesin yang tergolong
cukup lama dan tua, tetapi masih memiliki kondisi yang cukup baik apabila melakukan
pencetakan majalah.
Oleh karena itu berdasarkan hal – hal atas maka judul tugas akhir yang penulis buat
adalah ”Pengaruh Air Pembasah Terhadap Mutu Cetak Majalah BNI Pada Mesin Cetak
Ofset Heidelberg Speed Master 102 5 Warna”
1. Masalah apa saja yang sering terjadi khusunyabyang disebabkan oleh pengaruh
air pembasah dan bagaimana solusinya agar mutu cetak majalah BNI sesuai
standard.
2. Sejauh mana pengaruh penggunaan air pembasah terhadap mutu cetak majalah
BNI dengan menggunakan mesincetak Heidelberg Speed Master 102 lima
warna.
3. Bagaimana pengaruh bahan – bahan campuran air pembasah terhadap nilai pH
dan mutu cetak majalah BNI.
Dalam penulisan Laporan Tugas Teknik Cetak Offset ini akan dibatasi
pembatasan masalah agar tetap fokus dan tidak melebar dari judul. Pembatasan
masalah yang akan dibatasi berkaitan pada tentang bagaimana mengoptimalkan sistem
2
kerja pembasah menggunakan Speed Master 102 lima warna dan bagaimana
meningkatkan upaya mutu cetak. Dalam hal ini penulis akan mengamati terutama
yang berkaitan dengan sistem pembasah, konstruksi/susunan chiler, kondisi rol air,
penyetelan rol-rol air, jumlah air pembasah yang tersalurkan pada pelat, karena hal –
hal tersebut merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap mutu cetak majalah.
1. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi pada proses
pencetakan majalah BNI yang berhubungan dengan pengaruh air pembasah
terhadap mutu cetak dan bagaimana cara mengatasi permasalahannya.
2. Untuk mengetahui pengaruh air pembasah terhadap kualitas dan mutu cetakan
majalah BNI pada mesi Heidelberg Speed Master 102.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pencampuran bahan – bahan
campuran air pembasah terhadap nilai pH air pembersih yang ideal dan mutu
kualitas cetak yang baik.
Sistematika penulisan Laporan Tugas Teknik Cetak Offset ini disusun secara
sistematis dengan urutan bab per bab agar teratur dan saling berkesinambungan
sehingga permasalahan yang akan dibahas pada laporan tugas Teknik Cetak Offset ini
mudah dipahami dan jelas. Penulisan laporan tugas Teknik Cetak Offset ini terdiri dari
5 bab, yaitu :
3
BAB I PENDAHULUAN
BAB 5 PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan tugas Teknik Cetak
Offset yang penulis buat. Bab penutup ini berisi kesimpulan dan saran
4
yang terkait dengan pembahasan yang penulis angkat dalam laporan
tugas Teknik Cetak Offset ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.1 Teori Dasar Mesin Cetak Ofset Lembaran
Teknik cetak ofset lembaran merupakan teknik cetak dimana pada pelat
cetak bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian yang tak
mencetak dengan lapisan tinta yang ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke
permukaan bahan cetak tetapi diberikan dulu kepada sebuah blanket sebagai
perantaranya. Dan bahan cetak yang digunakan adalah menggunakan material
kertas berbentuk lembaran.
Cetak ofaset lembaran sendiri banyak digunakan untuk mencetak pekerjaan seperti
majalah, buku, brosur, kalender, poster dll.
Proses cetak adalah suatu tahapan pengalihan tinta dari acuan cetak ke
bahan dengan kecepatan dan tekanan tertentu. Unsur – unsur yang diperlukan agar
proses cetak dapat berlangsung adalah : acuan cetak, tinta cetak, bahan cetak dan
alat/mesin cetak.
6
2) Permukaan kertas
3) Tekanan cetak
7
d. Kertas melipat pada proses pencetakan
e. Gambar berawan
4) Kecepatan cetak
Pada umunya tinta cetak bersifat kaku, tidak mudah mengalir sekalipun
dengan gaya beratnya sendiri. Pada psoses cetak sifat alir tinta dapat berubah
karena adanya tekanan, kecepatan, serta suhu ruang.
Sifat alir meliputi kekentalan, nilai batas air dan tiksotropi. Sifat ini
harus disesuaikan dengan kecepatan mesin cetak sehingga tinta dapat mengalir
keluar dari bak tinta dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan pada acuan yang
sama cepatnya dengan pengambilan tinta oleh kertas.
Unit-unit pada mesin cetak ofset lembaran tersebut secara singkat dapat
diuraikan sebagai berikut :
Unit pemasukan pada mesin cetak ofset lembaran ada dua sistem, yaitu
:
8
Sistem pemasukan tunggal adalah masuknya kertas ke unit pencetakan satu
persatu. Kertas dari meja penumpukan diambil satu persatu untuk dibawa ke unit
pencetakan. Pada umumnya sistem pemasukan tunggal ini digunakan pada mesin-
mesin berukuran kecil, paling besar ukuran double folio, dan kecepatan mesinnya
relatif rendah. Contoh mesinnya Heidelberg GTO 52. Komponen-komponen
sistem pemasukan tunggal antara lain :
c. Meja penghantar untuk dilewati kertas yang akan dicetak. Pada meja
pemasukan tidak terdapat ban-ban penghantar dan tidak ada roda-roda
penghantar karena kertas dibawa oleh penjepit.
9
Ciri utama sistem sirih adalah kertas dihisap dibagian belakang
sedangkan pada sistem pemasukan tunggal kertas dihisap dibagian
depannya.
Pada mesin cetak ofset lembaran sistem pemasukan susun sirih ada
yang dilengkapi dengan ban penghisap pada meja penghantar
seperti pada mesin cetak Heidelberg SpeedMaster.
10
c. Sistem pembasahan tipe Aquamatic
Unit penintaan berfungsi untuk melapisi image pada pelat tinta dengan
tinta cetak. Tinta hanya menempel pada bagian yang mencetak sedangkan
bagian yang mencetak tidak menerima tinta / menolak tinta. Hal ini sesuai
dengan prinsip cetak ofset adalah adanya tolak menolak antara air dan
tinta.
b. Rol bak tinta berfungsi meneruskan tinta dari bak tinta ke rol jilat
tinta sekaligus mengatur
c. Rol jilat berfungsi mengambil tinta dari rol bak tinta dan
meneruskannya ke rol pembagi. Rol ini tidak bersinggungan terus
11
menerus dengan rol bak maupun rol distribusi tetapi rol jilat ini
mempunyai gerakan khusus bolak balik.
d. Rol pembagi tina digerakkan oleh gigi penggerak, selain berputar juga
ke kiri ke kanan yang sangat penting untuk menyalurkan,
menghaluskan lapisan tinta dan menghapuskan jejak gambaran dari
rol pelat tinta.
e. Rol perantara berfungsi sebagai perantara antara rol pelat dengan rol
distribusi
g. Jumlah rol pelat ini sangat tergantung dari tipe dari mesin cetak ofset,
semakin banyak rol pelatnya semakin baik hasil cetakannya.
2) Silinder kain karet berfungsi sebagai tempat untuk memasang kain karet
dan sebagai silinder perantara.
Unit pengeluaran mesin cetak ofset lembaran pada umumnya terdiri atas
beberapa komponen antara lain : meja pengeluaran,gripper delivery,
12
penata tumpukan kertas, penghembus kertas sekaligus penyemprot
powder.
Mesin cetak ofset 1 warna terdiri dari 1 unit yang memiliki 3 silinder
utama yaitu :
b. Silinder kain karet berfungsi untuk memasang kain karet yang berfungsi
sebagai media perantara.
Konstruksi mesin cetak dua warna ini terdapat tiga sistem penyusunan
silindernya yaitu :
a. Satu unit besar yang terdiri dari 5 silinder ya itu 2 silinder pelat, 2
silinder kain karet dan 1 silinder tekan
13
tekan. Jenis sistem ini dikembangkan oleh pabrik mesin MAN-Ronald di
Jerman dan juga diikuti oleh beberapa pabrik mesin cetak. Dengan
menggunakan prinsip 5 silinder, maka pencetakan dua warna dihasilkan
dengan satu kali jepitan oleh penjepit silinder tekan, sehingga perubahan
kedudukan kertas untuk memperoleh warna kedua dapat dihilangkan dan
kedudukan gambar pertama dan warna kedua tepat kedudukannya.
Kendala yang timbul dari sistem 5 silinder adalah masalah pengeringan
tinta. Hal ini disebabkan singkatnya waktu antara warna pertama dengan
warna kedua, sehingga kesempatan mengeringkan warna pertama belum
cukup waktu untuk ditumpangi warna kedua.
2.1.4.3 Mesin cetak ofset satu unit yang terdiri dari 4 silinder, yaitu 2 silinder
pelat, 1 silinder kain karet dan 1 silinder tekan
Jenis konstruksi mesin dua warna yang dikembangkan oleh pabrik mesin
rotaprint yang diikuti oleh pabrik mesin Multigraph, Gestetner bahkan
Heidelberg dengan quick masternya mengkonstruksi mesin cetak dua
warna dengan menyusun 4 silinder dalam satu unit besar. Seperti halnya
prinsip 5 silinder, sistem 4 silinder ini juga dapat menghasilkan dua warna
dengan satu kali jepitan oleh penjepit silinder tekan, sehingga perubahan
kedudukan kertas untuk memperoleh warna kedua dapat dihilangkan dan
kedudukan gambar warna pertama dan warna kedua tepat kedudukannya.
Yang membedakan sistem 4 silinder dengan sistem 5 silinder adalah
proses percampuran warna pada sistem 4 silinder terjadi pada kain karet
kemudian baru beralih pada kertas, sedang pada sistem 5 silinder
percampuran warna pada sistem 4 silinder terjadi pada kain karet
kemudian baru beralih pada kertas yaitu kertas dicetak warna pertama
kemudian dalam waktu yang singkat dicetak lagi warna kedua.
14
adalah dua mesin cetak 2 warna disusun di belakangnya dengan
menambahkan alat pembawa kertas.
Jenis konstruksi mesin dua warna dengan sistem ini dikembangkan oleh
Heidelberg dandiikuti pabrik mesin solna, planeta, dan beberapa mesin-
mesin di Jepang. Mengkonstruksi mesin cetak warna ganda dengan
menyusun 3 silinder pada setiap unitnya. Kelebihan jenis sistem ini adalah
tingkat kecerahan warna cetakan yang lebih baik, namun diperlukan
kecermatan dalam menyetel penjepit kertasnya karena untuk memperoleh
hasil dua warna, kertas dicekam dan dialihkan kepencekam lain sebanyak
4 kali.
Pada intinya cara kerja mesin-mesin 4 warna ini sama dengan mesin cetak
2 warna, namun pada mesin 4 warna ini terdapat lebih banyak unitnya jika
dibangdingkan dengan mesin cetak 2 warna.
Mutu atau kualitas adalah tingkatan baik buruknya atau taraf atau derajat
sesuatu barang atau jasa. Secara fisik barang yang bermutu dicerminkan dengan
kata-kata baik,benar. Dalam sebuah organisasi biasanya mutu dapat dilihat dari
15
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang atau organisasi
sehingga pelanggan merasa puas, tanpa adanya keluhan atas pelayanan yang
didapat dari organisasi atau perusahaan.
Jadi mutu cetak adalah tingkatan baik atau buruknya hasil cetakan yang
dihasilkan cetakan yang dihasilkan dari pelayanan jasa cetak.
2.2.1 Faktor-faktor yang Dapat Menentukan Kualitas Hasil Cetakan Pada Saat
Proses Produksi
Ada beberapa factor yang dapat menentukan kualitas pada hasil cetakan
khususnya pada proses produksi, yaitu :
16
UV 1 muka
17
Air pembasah merupakan salah satu factor yang paling penting dalam
menghasilkan kualitas cetakan yang baik. Fungsi bahan pencampur alcohol
pada air pembasah memiliki fungsi untuk menstabilkan nilai pH,
mempercepat tercapainya keseimbangan antara air dan tinta, menjaga bagian
tidak mencetak agar selalu lembab atau basah pada saat proses pencetakan
berlangsung. Sehingga tidak ada tinta pada bagian tidak mencetak hal itu
dikarenakan proses cetak offset menggunakan proses kimia dimana
memisahkan bagian gambar (image area) yang bersifat menarik tinta dengan
bagian yang bukan gambar (non image area ) yang bersifat menarik air dan
secera kimia akan menolak tinta, serta fungsi yang tidak kalah pentingnya
yaitu melindungi dari alga, bakteri, dan mikroorganisme lainnya.
18
Isoprophyl alcohol adalah bahan campuran air pembasah yang
termasuk dalam golongan alcohol sekunder dan memiliki safat yaitu: titik
mendidihnya tinggi (80◦C), cepat menguap , suhu yang digunakan berada
pada angka 20◦C. Penambahan nilai alcohol untuk campuran air pembasah
yaitu berkisar di angka 10-15%.
19
Acid, yang berfungsi untuk menentukan kada pH pada fountain solution
karena acid berperan sebagai pengatur agar bagian yang menarik tinta
dan bagian yang menarik air dapat menjalankan perannya dengan baik
dan seimbang.
Buffer, berfungsi untuk menstabilkan nilai pH pada fountain solution.
Gum, berfungsi sebagai pengikat air saat membasahi bagian tak
mencetak pada pelat.
Anti Busa, berfungsi untuk menjaga agar fountain solution tidak
berbusa.
Anti Karat, berfungsi untuk menjaga agar bagian – bagian mesin yang
berhubungan langsung dengan fountain solution tidak berkarat.
Anti Bakteri, berfungsi untuk membunuh bakteri yang terdapat pada
fountain solution dan air pembasah nantinya.
Wetting Agent (Surfactant), berfungsi untuk menambah daya basah air
pada larutan fountain solution.
Pengalihan tinta yang baik hingga ke permukaan kertas jika
tidak didukung oleh pembasahan yang baik, hasil cetak akan tidak
sesuai yang diharapkan, antara lain : warna tinta akan pudar, lama
mongering, warna tinta pucat, dan lain-lain.
Penyaluran air yang tanpa cacat pada tempat – tempat tak tergambar,
tergantung 3 (tiga) factor, yaitu :
Jadi secara singkat fungsi dari fountain solution, antara lain adalah :
20
Melindungi petak cetak
Perlindungan terhadap alga dan bakteri dalam sirkulasi fountain
solution.
Mempercepat standarisasi dari ink-water balance (keseimbangan
antara tinta dan air).
21
permukaan air yang berbatasan dengan udara seperti kulit yang elastic. Ada
perbedaan antara tegangan permukaan statis dan dinamis. Selama proses
cetak, permukaan fountain solution pada permukaan rol – rol mengalami
proses “hilang dan timbul kembali” beberapa kali setiap detik. Ini dikenal
sebagai proses dinamis. Berdasarkan alas an ini maka penting untuk
mencapai tegangan permukaan yang rendah dalam jangkauan dinamis.
Tegangan antar permukaan merupakan hasil dari interaksi kohesi dan adhesi
pada permukaan kontak antara dua material yang berlainan. Istilah wetting
umumnya dikorelasikan antara benda padat (pelat cetak) dengan zat cair
(fountain solution). Semakin rendah tegangan antar permukaan semakin
besar efek dari wetting. Wetting diartikan sebagai ukuran (besar/ kecilnya)
permukaan kontak antara dua material. Sudut kontak dapat diukur pada titik
dimana butiran zat cair menyentuh permukaan padat. Jika sudut tersebut
melebihi 90◦ berarti zat cair memiliki wetting yang kurang baik.
Butiran zat cair Nampak seperti sebuah bulatan pada permukaan padat.
Semakin kecil sudut kontak, butiran zat cair akan menyebar lebih baik
sehingga akan membasahi permukaan secara sempurna (tipis dan merata).
22
mengurangi penambahan alcohol ke dalam air pembasah. Alkohol yang
dimaksud dalam proses cetak ialah isopropanol, yang juga dikenal sebagai
IPA. Permukaan karet dari rol pembasah lama kelamaan akan menyerap
tinta. Dengan menambahkan 5 – 15 % alcohol, tegangan permukaan fountain
solution akan berkurang sehingga lapisan air akan menyebar pada rol karet
tersebut.
Selain keuntungan tersebut diatas, ada juga kerugian yang ditimbulkan dari
permukaan alcohol yaitu :
23
minyak (tinta). Pada system pembasahan, air pembasah memiliki peran yang
sangat penting, yaitu membasahi permukaan pelat secara tipis dan merata,
sehingga seluruh permukaan pelat terlapisi oleh air dan dapat membersihkan
tinta di non image area (bagian tak mencetak). Untuk memperoleh
pembasahan yang baik dan sempurna, factor – factor lain yang berkaitan
dengan air pembasah dan harus diperhatika pula, yaitu seperti :
1. Jenis pelat dengan permukaan yang berbeda – beda. Hal ini ditinjau
dari system pengasaran permukaan pelat cetak, karena permukaan
yang licin tidak akan mampu memegan air.
2. Susunan kontruksi system pembasah berkaitan dengan system
pembasah yang ada, seperti system konvensional yang menggunakan
kain molten dan juga system pembasahan yang menggunakan
alcohol.
3. Gerak udara, adanya gerak udara akan mempercepat penguapan air
pembasah.
4. Suhu air pembasah adanya penignkatan suhu air pembasah akan
mempercepat penguapan.
5. Kemampuan bahan cetak menarik air untuk jenis kertas yang
memiliki sifat menarik air, maka pembasahan harus lebih banyak.
6. Kecepatan putaran mesin semakin cepat mesin berputar, maka panas
yang dihasilkan semakin besar, sehingga suplai air pembasah pun
harus lebih banyak.
7. Keasaman air pembasan idealnya pH air pembasah adalah 5,5 – 6,
karena bila terlalu asam atau terlalu basa/ alkali, maka akan
mempengaruhi daya lekat tinta dan proses pengeringan.
8. Penyetelan rol – rol pembasahan penyetelan yang terlalu berat akan
memperkecil pembasahan dan yang terlalu ringan akan
memperbanyak pembasahan, sehingga hasil cetak akan kotor atau
buram.
24
Untuk mengetahui nilai kadar pH air pembasah yang baik kita perlu
mengetahui pengertian dasar dari asam, basa dan netral, karena hal itu masih
berkaitan dalam menghasilkan nilai pH yang memenuhi standard an berikut
adalah cara mendapatkan pH air pembasah yang baik pada mesin sheet
khususnya (air+fountain solution 2-3% +IPA 10-15%).
2.4.5.1 Asam
Asam adalah suatu zat yang molekulnya mengandung suatu atom zat
cair atau lebih yang dapat diganti dengan atom logam. Ion juga dapat
menghasilkan ion hydrogen (H+) yang bermuatan positif.
2.4.5.2 Basa
Basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
ion hidroksida (OH-). Dan basa juga memiliki fungsi untuk menetralkan
asam, karena secara kimia asam dan basa saling berlawanan.
Zat garam adalah zat senyawa yang telah disusun oleh anion basa (ion
negative basa) dan kation asam (ion positif asam), jika asam dan basa tepat
setelah beraksi maka reaksinya disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi).
25
- Untuk proses pembasahan permukaan pelatnya tidak
memerlukan air pembasah yang banyak, sehingga lebih
efisien.
- Tidak merusak bagian mencetak / image area pada
permukaan pelat cetak.
- Pengeringan tinta pada kertas tidak terhambat ( cepat
mongering ).
Air pembasah dengan pH diatas 7 :
- Dibutuhkan banyak air pembasah untuk membasahi
permukaan pelat.
- Air pembasah beremulsi dengan tinta, sehingga menyebabkan
kotor pada rol air yang menyebabkan cetakan menjadi kotor.
- Ukuran titik raster berubah menyebabkan gambar menjadi
membesar/ gemuk.
BAB III
26
PENGARUH AIR PEMBASAH TERHADAP MUTU CETAK MAJALAH BNI PADA
MESIN CETAK OFSET HEIDELBERG SPEEDMASTER 102 – 5 WARNA
Menurut teori, penggunaan air pembasah yang ideal yaitu air pembasah harus
memiliki pH yang berkisar 5,5 – 6 dan penambahan fountain solution yang berkisar
2 – 4 % serta alcohol 5 – 15 %. Dengan penggunaan air pembasah yang ideal dan
sesuai, maka hasil cetak yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik,
terutama dalam kualitas warna cetakan.
27
dan berlebihan pada air pembasah dapat menyebabkan emulsi pelat menjadi cepat
terkikis.
Untuk suhu air pembasah yang baik di mesin Heidelberg Speedmaster 102 5
warna adalah berkisar di angka 10 – 20◦C, dan untuk mempertahankannya terdapat
cyler untuk membuat air tetap stabil berada di angka tersebut.
Operator cetak tergolong cepat tanggap, yaitu dalam hal ini kaitannya tentang
menanggulangi masalah cetak yang disebabkan oleh air pembasah, namun pada saat
penanggulangan operator sering tidak memperhatikan factor teknis seperti
perbandingan untuk pencampuran air pembasah yang baik sering kali memang air
pembasah tidak sesuai dalam pencampurannya, dan pH air pembasah jarang sekali
diukur, hal ini mengakibatkan banyak permasalahan pada saat proses cetaknya,
28
warna yang sulit tercapai adalah salat satu permasalahan yang bisa terbilang sangat
sulit diatasi, karena bak air pembasah dan tempat penampungannya pada chiller
kotor, sehingga pada hasil cetaknya pun kotor, oleh karena itu operator harus
menguras chiller dan bak air pembasah serta mengganti air pembasah. Factor lain
yang menjadi perhatian penulis adalah pengaruh bahan campuran yang terkandung
di dalam air pembasah.
BAB IV
29
4.1 Permasalahan Yang Timbul Pada Proses Cetak Majalah BNI dan Solusinya
Permasalahan yang terjadi pada proses cetak khususnya pada hal ini adalah
proses cetak majalah BNI pada mesin cetak lembaran Heidelberg Speedmaster 102 5
warna terbilang cukup kompleks. Permasalahan yang terjadi pada proses cetak bisa
dibilang merupakan permasalahan yang cukup vital dalam dunia grafika, karena
pada proses cetak terjadi proses pengalihan image / gambar dari acuan cetak ( pelat )
ke bahan cetak ( kertas ) yang memalui beberapa proses dan hasil cetakan dapat
dinilai secara langsung baik atau buruknya. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah
peninjauan yang cukup mendalam tentang permasalahan di proses cetak. Setelah
dilakukan peninjauan ternyata 65% permasalah yang terjadi pada proses cetak
majalah BNI disebabkan oleh pengaruh air pembasah.
Jenis – jenis permasalahan yang sering terjadi khususnya yang disebabkan oleh
pengaruh air pembasah, yaitu seperti :
30
Pemberian air pembasah pada pelat terlalu berlebihan, hal ini menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan antara air pembasah dan tinda cetak, sehingga
dapat menyebabkan hasil cetak kabur.
Solusi untuk mengatasi permasalahan cetak ini yaitu yang pertama mengganti
air pembasah dan menyesuaikannya kembali yaitu dengan nilai pH antara 5-6
hal ini berfungsi untuk mendapatkan kembali air pembasah yang ideal agar
hasil cetak yang baik dapat tercapai, lalu mengurangi skala bak air yang
bertujuan untuk mengurangi distribusi air pembasah yang berlebihan pada
pelat cetak yang dapat membuat gambar menjadi terlihat suram.
Penyebab permasalahan ini pada majalah BNI yaitu karena penggunaan air
pembasah yang terlalu asam, karena pencampuran air pembasah yang
dilakukan oleh operator tidak sesuai dengan standar yang ideal dan tidak
dilakukan pengukuran pH, sehingga menyebabkan lapisan pelat cetak
khususnya pada bagian gambar cepat rontok.
Solusi pada permasalahan ini yaitu operator cetak harus mengganti air
pembasah dan melakukan pengukuran pH air pembasah yang sesuai, yaitu
pada nilai pH antara 5-6, dan paling baik 5,6.
Permasalahan pada tinta hasil cetakan yang sulit mongering ini sering
terjadi pada proses pencetakan.
31
Solusi pada permasalahan ini yaitu yang pertama operator cetak seharusnya
melakukan pengukuran nilai pH pada air pembasah hingga berada pada nilai
yang telah ditetapkan. Dan untuk penggunaan fountain solution, operator cetak
harus mengetahui takaran untuk pemberian fountain solution pada air
pembasah. Pemberian fountain solution yang ideal adalah 2% dari total volume
air pembasah yang terdapat dalam bak air pembasah kemudian air pembasah
yang terdapat dalam bak air pembasah kemudian air pembasah ahrus diukur
dan pastikan bahwa nilai pHnya tetap pada pH 5,5.
Solusinya untuk pemberian tinta yang belebihan pada majalah BNI adalah
dengan cara mengurangi pendistribusian tinta yang secara berlebihan,
seharusnya operator cetak menggunakan pendistribusian tinta yang ideal yaitu
dengan cara lapisan yang sedang dan merata.
4.1.4 Scumming
Penyebab permasalahan ini pada majalah BNI yaitu yang paling utama terjadi
karena kondisi pelat yang kurang baik, penggunaan tinta yang terlalu encer
sehingga tidak tahan terhadap air, penggunaan air pembasah yang tidak sesuai
dan suhu udara yang panas.
Solusi pada permasalahan ini yaitu yang pertama sebelum proses cetak
berlangsung. Seharusnya operator terlebih dahulu memeriksa pelat cetak yang
akan digunakan untuk mencetak dan pastikan dalam kondisi yang baik dan
tidak kotor (tidak cacat).
32
penggunaan air pembasah dan juga usahakan suhu pada ruangan cetak tidak
terlalu panas, karena hal ini dapat menyebabkan penguapan air pembasah yang
cepat.
4.1.5 Tinting
Solusinya dari permasalahan ini adalah memeriksa kondisi jenis tinta yang
digunakan, karena tidak semua tinta tahan terhadap bahan pencampur alcohol,
dan juga pengguan alcohol pada air pembasah harus sesuai ketentuan dan tidak
boleh berlebihan, serta menggunakan tinta dengan tingkat kekentalan yang
sesuai.
Penyebab permasalahan ini pada majalah BNI adalah yang pertama yaitu
akibat penyetalan rol air pembasah yang kurang tepat, kemudian akibat
33
pengaruh negative penggunaan bahan campuran alcohol yang berlebihan pada
air pembasah, sehingga rol air pembasah mengeras, mudah kotor dan tidak
berfumhsi dengan baik.
4.1.7 Pengaruh Air pembasah Terhadap Mutu Hasil Cetak Majalah BNI
34
Menurut pengamatan terhadap permasalahan hasil cetak majalah BNI pada
Mesin Heidelberg Speedmaster 102 5 warna dapat ditarik sebuah garis besar
bahwa faktor – faktor yang menentukan hasil cetak hasil cetak adalah tidak
hanya ditentukan dari air pembasahnya saja tetapi secara teknis juga kondisi
unit pembasah merupakan faktor yang ikut mempengaruhi mutu cetak majalah
BNI, seperti yang kerap kali terjadi permasalahan yang disebabkan oleh air
pembasah, tetapi dalam hal ini kaitannya dengan bak air pembasah yang
terkadang banjir, sehingga air pembasah meluap dan membasahi sekitar daerah
silinder tekan bagkan tak jarang ke bahan cetak, hal ini terjadi karena sirkulasi
bak air yang tidak berjalan dengan baikm terkadang bak air tersumbat oleh
kotoran yang diakibatkan dari tinta yang mengeras ataupun kotoran pada bak
air pembasah, sehingga hal ini menyebabkan air pembasah meluap keluar dari
bak air pembasah (flooding), kemudian pada bak air pembasah sering terjadi
timbulnya lumut ataupun kotoran yang menurut penulis hal ini disebabkan oleh
material bahan – bahan pencampur air pembasah yang kurang baik.
Penulis mengamati pengaruh air pembasah terhadap mutu cetak majalah BNI
karena menurut pengamatan penulis di dalam majalah BNI terdapat banyak
gambar serta teks maupun warna blok yang dibutuhkan pada cover majalah
BNI, hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi penulis, karena yang terjadi pada
saat pencetakan majalah BNI, sering sekali terjadi permasalahan yang
berkaitan dengan air pembasah, dan ini sangat mempengaruhi mutu warna
cetakan terutama pada cover majalah BNI yang memerlukan cetakan blok yang
solid, dan pada bagian isinya yang banyak terdapat image serta didominasi
oleh teks seringkali cetakan menjadi suram atau blur, hal ini dapat terjadi
disebabkan oleh karena air pembasah yang memiliki pH terlalu asam, sehingga
hal ini dapat menimbulkan perubahan titik raster yang mengakibatkan hasil
cetakan menjadi suram.
Bahan bahan pencampur air pembasah seperti IPA dan fountain solution
adalah bahan – bahan yang sangat berpengaruh dalam menentukan nilai pH.
35
Fungsi fountain dari bahan – bahan yang terkandung di dalam fountain
solution adalah :
1. Acid, yang berfungsi untuk menentukan kadar pH pada fountain
solution karena acid berperan sebagai pengatur agar bagian yang
menarik tinta dan bagian yang menarik air dapat menjalankan peranya
dengan baik dan seimbang. Dalam hal ini Acid berfungsi untuk
mengatur keseimbangan warna yang akan dihasilkan pada majalah
BNI.
2. Buffer, berfungsi untuk menstabilkan nilai pH pada fountain solution.
Dalam hal ini buffer berfungsi pada proses cetak agar warna yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan, karena fungsinya yaitu untuk
menstabilkan nilai pH, maka secara otomatis buffer sangat menentukan
mutu cetak majalah BNI terutama pada saat pencetakan warna blok
yang terdapat pada cover majalah BNI.
3. Gum, berfungsi sebagai pengikat air saat membasahai bagian tak
mencetak pada pelat, sehingga pada saat proses cetak berlangsung tinta
pada bagian tidak mencetak dapat langsung tersapu oleh air pembasah,
sehingga hasil cetak menjadi ersih dan tidak kotor akibat air yang
terdapat pada bagain tak mencetak yang beremulsi dengan tinta, oleh
sebab itu fungsi gum pada hal ini memiliki fungsi yang cukup vital.
4. Anti Busa, berfungsi untuk menjaga agar fountain solution tidak
berbusa, sehingga air pembasah tetap dapat menjalankan perannya
dengan baik.
5. Anti Karat, berfungsi untuk menjaga agar bagian – bagian mesin yang
berhubungan langsung dengan fountain solution tidak berkarat,
sehingga secara tidak langsung anti karat yang terkandung dalam
fountain solution dapar memperpanjang umur mesin.
6. Anti Bakteri, berfungsi untuk membunuh bakteri yang terdapat pada
fountain solution dan air pembasah nantinya.
7. Wetting Agent (Surfactant), berfungsi untuk menambah daya basah air
pada larutan fountain solution sehingga pembasahan dapat lebih
maksimal dalam pendistribusiannya ke bahan cetak.
36
Dengan demikian jelas, bahwa bahan – bahan pencampur yang terdapat pada
air pembasah sangatlah menentukan nilai pH, tentunya dengan perbandingan
bahan campuran yang sesuai maka mutu cetak yang baik akan didapatkan,
khususnya pada mutu dari warna hasil cetakan. Apabila salah satu bahan
pencampur tidak sesuai dalam hal perbandingan pencampurannya, maka warna
hasil cetakan dapat menjadi pudar bahkan kotor, hal ini diakibatkan karena air
pembasah yang tidak dapat secara maksimal membasahi permukaan pelat cetak
dan atau bahkan tinta yang beremulsi di bak air pembasah, dan mengakibatkan
cetakan menjadi kotor.
37
yang tidaklah sedikit, waktu, yang terbuang adalah suatu kerugian bagi suatu
perusahaan, yaitu dalam hal ini perusahaan grafika, kemudian yang kedua air
pembasah yang terlalu asam akan mengakibatkan emulsi pelat menjadi cepat
terkikis, hal ini mengakibatkan again yang tak mencetak dan bagian yang
mencetak tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Oleh karena itu
pentingnya dilakukan pengukuran yaitu dalam hal ini pengukuran nilai pH air
pembasah sebelum proses cetak berlangsung, dan juga pentingnya penggunaan
bahan – bahan penunjang dalam proses pencetaian yang sudah memiliki
standar, sehingga dalam proses pencetakannya, yaitu dalam hal ini proses
pencetakan majalah BNI pada mesin Heidelberg Speedmaster 102 5 warna
mendapatkan mutu hasil cetak yang baik.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
39
Berdasarkan penulisan Laporan Tugas Teknik Cetak Offset yang sudah
dibuat, terdapat beberapa saran yang mungkin bermanfaat. Berikut adalah
saran-saran yang dapat diberikan :
1. Agar mutu hasil cetak tetap terjaga, maka sebaiknya perlu dilakukan
pengukuran, baik itu pengukuran kesesuaian antara bahan cetak dengan
tekanan cetak maupun pengeukuran pH air pembasah yang ideal dan
nilai density hasil cetakan. Dalam hal ini sebaiknya pengukuran
dilakukan menggunakan alat ukur yang sudah menjadi standar ukuran,
agar pengukuran mendapatkan hasil yang presisi, seperti pH meter
untuk mengukur kadar/ nilai pH, conductivity meter, dan densitometer.
2. Sebaiknya untuk mendapatkan mutu hasil cetak yang maksimal,
perusahaan harus menggunakan bahan cetak yang sudah memiliki
standar sertifikasi dalam penggunaannya di industry grafikam seperti
kertas, tinta, maupun bahan – bahan pencampur air pembasah, dan
sebagainya.
3. Perlu diperhatikannya suhu ruangan dan penulis rasa ruangan yang
terdapat mesin cetak Heidelberg Speedmaster 102 – 5 warna di
dalamnya harus terpasang alat pendingin ruangan (AC) agar mesin
dapat bekerja secara optimal, dan permasalahan penguapan air
pembasah dapat berkurang.
40