Disusun Oleh : NAMA : VIGA AURA NPM : 21032010042 SESI : SELASA 09.00 s/d 10.30
LABORATORIUM GAMBAR TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2021 I. Bahasa Dalam Gambar Dalam dunia engineering, komunikasi verbal akan menimbulkan banyak kesulitan. Hal ini karena di dunia ini terdapat bahasa dan dialek yang berbeda yang digunakan oleh masing-masing negara sehingga ada kemungkinan seseorang mengalami kesulitan memahami atau bahkan tidak mengetahui apa yang berbeda dari orang yang berbicara dengan bahasa yang mereka gunakan. Setiap orang yang berkomunikasi secara verbal dengan orang lain yang berbeda bahasa akan menerjemahkan bahasa orang lain ke dalam bahasa mereka sendiri. Hanya setelah mereka akan dapat menerjemahkan bahasa dan keinginan orang lain. Kesulitan semacam ini sangat banyak dirasakan di antara orang yang bekerja di bidang teknik. Misalnya, di bengkel, seseorang memesan poros sederhana, sehingga pesanan harus berbicara dengan pabrikan. Servis ini terkadang membutuhkan waktu lama bagi untuk mencapai hasil yang diinginkan.Jelas, cara di atas tidak efektif membuang-buang waktu. Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud diatas, orang-orang teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan mereka di bidang teknik dan industri. Pada saat seorang perencana meminta pekerja atau pelaksana untuk mengerjakan suatu benda kerja, ia cukup memberikan suatu gambar kerja. Dalam peristiwa ini perencana menggunakan gambar sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pelaksana. II. Pengembangan Gambar Seiring dengan perkembangan jaman, maka gambar teknik yang semula hanya merupakan gambar konsep berubah menjadi fungsi gambar “untuk menyampaikan informasi” dan “cara berpikir”. Standar gambar harus dipersiapkan sebagai standar yang berlaku untuk umum. Sebagai bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia, gambar teknik juga mempunyai susunan tata bahasa dan strukturnya. Artinya dalam gambar ada aturan tertentu yang seragam, seragam dalam bentuk dan maksudnya agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua orang. Aturan tersebut dinamai normalisasi. Dalam dunia internasional, badan internasional yang menangani masalah normalisasi adalah International Standard Organization (ISO). Badan ini mengurusi normalisasi di bidang teknik, kecuali untuk listrik dan elektronika. Untuk bidang elektronika ditangani oleh ICE (International Commission Electrotechnical). III. Sifat- Sifat Gambar Sifat-sifat gambar dapat berupa tujuan-tujuan gambar yaitu: 1. Internasionalisasi gambar Agar supaya tujuan pembagian kerja secara internasional dan perkenalan dengan teknologi asing, maka penunjukanpenunjukan dalam gambar harus sama secara internasional, maupun ketentuan-ketentuan dari pengertian cara-cara penunjukan dan lambang harus diseragamkan secara internasional. 2. Mempopulerkan gambar Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan mempopulerkan gambar. 3. Perumusan gambar Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri yang berlainan seperti permesinan, struktur, kapal dan lain-lain, untuk mempersatukannya dalam satu proyek besar diperlukan perumusan yang tepat dalam mengidentifikasi standar- standar gambar masing-masing. 4. Sistematika gambar Dalam gambar kerja, isi gambar menyajikan banyak perbedaan-perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga. Dilain pihak, bersamaan dengan sistematika teknologi, pentingnya gambar dengan lambang grafis telah meningkat, dan lambang-lambang ini dipergunakan secara luas sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai-bagai bidang industri. Dibawah keadaan-keadaan demikian, jangkauan yang berkembang dan isi gambar sangat memperkuat susunan dan kosolidasi sistem standar gambar 5. Penyederhanaan gambar Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam menggambar. 6. Modernisasi gambar Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa mengikutinya. Dapat disebutkan di sini caracara modern yang telah dikembangkan. Seperti misalnya pembuatan film mikro, mesin gambar otomatis dengan bantuan komputer, perencanaan dengan bantuan komputer, dll. IV. Alat-Alat Gambar dan Penggunaannya Untuk mendapatkan gambar teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat penggunaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat gambar secara tepat: 1. Pensil gambar Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum di standarkan sepenuhnya., karena itu dianjurkan untuk menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat kekerasannya. Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama (konstan) sebaiknya pensil dibuat pipih (baji), jadi jangan runcing / konis seperti. Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas ampelas. Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali (pensil mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis, sehingga tidak perlu lagi penajaman. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3, 0,5,0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H. Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar hams mempunyai sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80 - 90 derajat. 2. Pena Pena yang mempunyai ujung (mata pena) dengan macam-macam ukuran, seperti pensil mekanis disebut Rapido. Banyak keuntungan dari pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena tarik: a. Tidak sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu b. Tinta berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada pada mulut pena dan berhubungan lansung dengan udara luar, sehingga cepat kering dan mudah tumpah. c. Tebal/ tipis nya garis sangat akurat, sebab ada macam-macam pilihan mata pena dengan ukuran tebal yang sudah tepat. Tidak perlu menyetel / memeriksa tebal garis lagi Untuk mendapatkan hasil gambar tinta yang baik, kerjakan anjuran-anjuran di bawah ini: • Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung. Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung dari pada sebaliknya. • Semua garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kin ke kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah. 3. Jangka Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau sudut dan sebagainya. Konstruksi dari jangka pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian yang disambungkan antara satu dengan yang lain mempergunakan engsel. (Puspito, 2012). 4. Penggaris/mistar Mistar penggaris merupakan salah satu dari macam-macam alat ukur panjang yang sudah sangat umum digunakan. Mistar penggaris biasa dipakai untuk mengukur benda-benda yang berbidang datar dengan dimensi yang standar atau kecil. Satu dari macam-macam alat ukur panjang ini biasanya dipakai untuk menggambar garis atau bidang lurus. Skala pengukuran yang dimiliki oleh mistar penggaris adalah 1 mm atau 0.1 cm, tingkat ketelitiannya sebesar 5 mm. Melakukan pengukuran dengan salah satu dari macam-macam alat ukur panjang ini harus dilakukan secara tegak lurus. Sesuai dengan fungsinya yang biasa dipakai mengukur bidang datar, mistar tidak akan bisa mengukur dengan tepat bila proses pengukurannya tidak dilakukan demikian. 5. Mistar Segi Tiga Disamping mistar lurus yang biasa kita kenal, kita membutuhkan sepasang mistar segi tiga untuk membuat sudut istimewa dan untuk membuat garis sejajar, terutama bila kita tidak memiliki mesin gambar. Mistar segi tiga yang dipakai ada 2 (dua) buah, mistar yang pertama mempunyai sudut 45°, 90°, 45°, sedangkan yang lainnya mempunyai sudut 30°, 60° dan 90°. 6. Jangka Sorong Jangka sorong merupakan salah satu dari macam-macam alat ukur panjang yang biasanya dipakai untuk mengukur jarak, diameter, dan kedalaman suatu benda atau objek. Presisi yang dimiliki jangka sorong sebagai alat ukur panjang sangat akurat dan presisi, kurang lebih 0.05 mm. Jangka sorong ditemukan oleh seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis bernama Pierre Vernier. “Vernier” pun menjadi nama skala dalam pengukuran jangka sorong tersebut. Ketelitian Jangka Sorong adalah 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. Penggunaan jangka sorong bahkan dapat mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalaman sebuah tabung. Fungsi jangka sorong dari salah satu macam-macam alat ukur panjang ini ada tiga. Untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian 0,1 mm (rahang tetap dan rahang geser bawah). Rahang tetap dan rahang geser atas, untuk mengukur diameter benda yang sangat kecil misalnya cincin, pipa, dll. Tangkai ukur di bagian bawah, untuk mengukur kedalaman misalnya kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil Cara membaca jangka sorong: a. Siapkan objek yang akan diukur diameternya, contohnya kelereng, koin, dan lain-lain. b. Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan agar lebih mudah memasukkan benda yang akan diukur. c. Berikutnya, geser lagi rahang ke sebelah kiri hingga rapat untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimal. d. Ada dua angka nol pada jangka sorong, yang pertama pada skala atas (ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah. Perhatikan garis pertama sebelum angka nol yang bawah (skala utama). e. Kemudian, perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius. f. Selanjutnya, kamu tinggal menjumlahkan dua angka yang kamu dapatkan. Itulah diameter benda yang kamu ukur. (Tysara dan Laudia, 2021). 7. Mistar Ukur Mistar ukur mempunyai garis pembagi dalam mm dan inchi, dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak, seperti kayu yang tidak terpengaruh oleh kelembaban udara atau dari seluloid. Untuk memindahkan ukuran dengan baik dan tepat, ukuran pada mistar ukur harus sedekat mungkin dengan permukaan kertas. Jadi kecondongan dari mistar ukur sangat tajam. 8. Mistar Skala (Tongkat Skala) Jika menggambar benda menjadi lebih besar atau lebih kecil dari benda sesungguhnya, maka ukurannya diskala. Agar setiap kali mengukur tidak perlu menghitung (mengalikan atau membagi), maka cukup dengan mengunakan mistar skala. Ada mistar skala yang mempunyai penampang segitiga dan tiap ujung segitiga ada 2 skala, sehingga total keseluruhannya ada 6 skala pada satu tongkat skala. 9. Busur Derajat Busur derajat dibuat dari aluminium atau plastik. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180° 10. Penghapus dan Pelindung Penghapus Untuk menghapus garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada yang dibuat dari plastik. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang tidak diinginkan dengan tidak merusak gambar. Untuk tinta dipakai penghapus tinta. Pelindung penghapus ini dipakai bila kita ingin menghilangkan garis salah, dimana garis ini berdekatan dengan garis-garis lain yang diperlukan. Dengan alat ini garis- garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Pelindung penghapus ini mempunyai berbagai bentuk. 11. Mal Untuk menggambar garis-garis lengkung yang tidak dapat dibuat dengan jangka, digunakan mal lengkung. Dibidang perkapalan untuk menggambar bentuk potongan dari kapal banyak sekali macam dan ragamnya garis-garis lengkung tersebut. Untuk memudahkan menggambar diciptakan suatu alat yang disebut mal perkapalan yang jumlahnya 41 buah. Jadi untuk menarik garis lengkung tersebut supaya tidak banyak sambungan maka diupayakan untuk mencari bentuk mal yang paling cocok dari 41 buah bentuk mal tersebut dan dari tiap sambungan tersebut tidak boleh ada garis lengkung yang patah. (Puspito, 2012). V. Etiket Dalam Menggambar Teknik Etiket atau kepala gambar merupakan salah satu bagian pokok pada gambar teknik. Didalamnya terdapat berbagai macam informasi terkait gambar. Kepala gambar sebagai salah satu perihal utama pada gambar teknik. Kepala gambar ini berisi bermacam info yang berbentuk info berkenaan gambar. Etiket gambar ini lebih dikenali dengan kepala gambar. Etiket gambar berada disamping bawah atau bawah sisi kanan. Dalam pengerjaan etiket atau kepala gambar terbagi dalam beberapa jenis. Bermacam jenis etiket gambar ini mempunyai wujud yang berbeda. Karena itu dalam pembikinannya harus disamakan dengan standard perusahaan yang ada. Kepala gambar harus ada pada tiap gambar teknik. Ada banyak jenis etiket yang nanti disamakan dengan ukuran kertas yang dipakai. Etiket dapat dipakai pada ukuran kertas dimulai dari A1 sampai A5. Sesungguhnya dalam cara membuat kepala gambar tidak begitu susah. Tetapi pada tiap proses gambar teknik, kepala gambar teknik perlu dilukis atau dibikin lebih dulu. (Otosigna, 2021). Sebelum menggambar teknik dalam kertas gambar, terlebih dahulu harus dibuat garis tepi dan label gambar. Jarak antara kiri dan sisi lainnya tergantung pada ukuran kertas gambar yang digunakan dan juga pada posisi kertas gambar (posisi portrait atau landscape). Setelah memberi garis tepi pada kertas gambar, langkah selanjutnya yaitu membuat etiket gambar. Etiket gambar harus dibuat dalam menggambar teknik karena etiket gambar berisi informasi yang berhubungan dengan obyek gambar yang sedang dibuat. Etiket gambar berisi sebagai berikut. 1. Nama pembuat gambar 2. Nama gambar atau judul gambar 3. Nama perusahaan 4. Nomor gambar 5. Tanggal gambar dibuat atau selesainya gambar itu dibuat 6. Tanggal diperiksa gambar dan nama si pemeriksa gambar 7. Ukuran kertas gambar yang digunakan 8. Skala gambar 9. Proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut 10. Satuan yang digunakan 11. Data lainnya yang diperlukan untuk kelengkapan gambar Etiket gambar (kepala gambar) terletak di pojok kanan bawah kertas gambar didalam garis tepi, seperti pada gambar di bawah ini. (Ajat, 2019) VI. Standar Grafis Standar grafis pada perancangan suatu gambar teknik, adalah sebagai berikut 1. Judul Gambar Judul dan Skala gambar umumnya terletak dalam satu tempat. Skala yang dituliskan adalah skala angka dan skala batang. Skala batang selalu dilampirkan agar tidak terjadi kesalahan ketika gambar akan direproduksi. Letak Judul dan Skala Gambar umumnya di bagian bawah kanan atau bagian bawah kiri dari gambar. 2. Orientasi Gambar Orientasi yang umum untuk gambar denah adalah arah Utara berada di atas objek gambar. Jika pada kenyataannya posisi objek gambar tidak menghadap benar‐ benar ke arah utara, maka harus ada symbol yang mengindikasikan arah utara sebenarnya. 3. Ketebalan Garis Ketebalan garis pada gambar teknik merepresentasikan keutamaan elemen gambar dan juga, beberapa ketebalan garis yang tidak sama, akan meningkatkan keterbacaan. Untuk gambar‐ gambar teknik arsitektural, ketebalan garis dari 0.18, 0.25, 0.35 dan 0.4 adalah cukup untuk merepresentasikan semua elemen dan informasi gambar. 4. Jenis Garis Ada beberapa jenis garis yang bisa merepresentasikan objek‐ objek tertentu. Umumnya garis menerus (continuous) digunakan untuk menggambarkan apapun yang terlihat. Jenis garis putus‐putus (hidden) digunakan untuk merepresentasikan garis virtual yang bisa merupakan proyeksi objek tertentu, lintasan pergerakan objek tertentu, atau simbol tertentu 5. Leader Adalah garis yang menghubungkan titik pada suatu elemen gambar dan notasi atau keterangan terhadap objek tersebut. Leader biasanya berakhir dengan simbol anak panah. Penggambaran Leader harus konsisten, apakah bersudut atau lurus. Harap diperhatikan garis Leader agar tidak memotong dimensi, dan sebaiknya penggambarannya bersudut agar tidak rancu dengan garis objek gambar. 6. Garis potong (Break Lines) Digunakan untuk memotong dua bagian gambar yang tidak dapat presentasikan secara utuh dalam satu lembar gambar. Yang lazim dipakai contohnya adalah garis potong untuk ‘memperpendek’ gambar dinding pada gambar detail potongan. Umumnya pada gambar detail tidak digunakan garis potong. 7. Garis Dimensi Adalah garis yang menghubungkan antara dua extension lines dari titik awal dan titik akhir suatu objek yang diukur. Tanda akhir dimensi bisa berupa anak panah atau yang lain. Penting untuk diperhatikan adalah konsistensi dalam memberikan simbol, posisi garis dimensi pada arah horizontal dan vertikal, serta posisi teks dimensi baik dalam arah vertikal maupun horizontal. 8. Jenis Huruf Dalam gambar teknik, jenis teks yang dipergunakan haruslah konsisten untuk keseluruhan gambar. Umumnya, teks untuk judul, keterangan, notasi adalah capital dan sanserif (huruf teknik) dengan jenis font yang jelas dibaca dan tersedia di berbagai OS. a. Setiap gambar baik berupa denah, detail, potongan, tampak, harus memiliki judul. Judul ini harus singkat dan jelas dengan semua hurufnya adalah capital. Ukuran teks untuk judul adalah relatif, tetapi sebagai referensi: • Teks ukuran 18 point adalah untuk kertas ukuran A0, A1, A2. • Teks ukuran 14 point adalah untuk kertas ukuran A4, A3. • Teks ukuran tinggi 3mm digunakan untuk dimensi, keterangan, notasi pada gambar. • Teks ukuran tinggi 5mm – 6mm digunakan untuk subjudul dan judul. b. Tidak boleh menggunakan singkatan pada judul. c. Teks dan dimensi pada gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dari atas‐bawah atau dari kanan‐kiri lembar kertas. 9. Dimensi Seperti halnya teks, pemberian dimensi harus konsisten untuk seluruh gambar. Jika ditentukan unit gambar adalah mm, maka semua angka dimensi adalah dalam mm, kecuali ada keterangan yang menunjukkan lain. Demikian pula dengan angka desimal yang harus konsisten. Jika ditetapkan angka desimal adalah dua (0.00) maka hal ini berlaku untuk keseluruhan dimensi pada gambar. 10. Lokasi Dimensi Umumnya posisi dimensi terletak di luar area objek gambar agar tidak membingungkan. Dimensi dapat terletak di atas dan di sebelah kanan area objek gambar. Jarak antara objek terluar dengan garis dimensi sekitar 10mm. 11. Jenis Garis dan Pengakhiran (Terminator) Terminator memberikan batasan garis dimensi. Ada beberapa jenis terminator yang digunakan pada gambar teknik dan yang terpenting adalah konsistensi. 12. Teks Dimensi dan Posisinya Teks dimensi garis, sudut biasanya diletakkan di bagian tengah garis dimensi atau dibagian tengah pada sebelah atas garis dimensi. 12. Hirarki Dimensi a. Dimensi jarak‐ jarak terluar yang menggambarkan ukuran objek gambar keseluruhan b. Dimensi antar elemen‐ elemen utama atau grid struktur atau jarak antar lantai pada gambar potongan. c. Dimensi elemen spesifik misalnya dinding‐dinding tambahan, tinggi pintu dan jendela, dsb. (Tysara dan Laudia, 2021) Daftar Pustaka Ajat. 2019. “Etiket Gambar Teknik”. https://ajat.xyz/2019/08/13/etiket-gambar- teknik/. Diakses pada tanggal 24 September 2021 pukul 14:30 WIB. Indraprastha dan Faisal. 2015. Standar Informasi Dalam Gambar Manual. Bandung: Fakultas Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Otosigna. 2021. “Etiket Gambar Teknik: Pengertian, & Cara Membuat”. https://www.otosigna.com/etiket-atau-kepala-gambar-teknik/. Diakses pada tanggal 24 September 2021 pukul 13:00 WIB. Puspito Jarwo. 2012. Gambar Teknik & Pengukuran. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Tysara, Laudia. 2021. “Macam-Macam Alat Ukur Panjang dan Fungsinya Secara Lengkap, Simak Cara Membacanya”. https://hot.liputan6.com/read/4509027/ macam-macam-alat-ukur-panjang-dan-fungsinya-secara-lengkap-simak-cara- membacanya#:~:text=Mistar%20penggaris%20merupakan%20salah%20satu, dimensi%20yang%20standar%20atau%20kecil.”. Diakses pada tanggal 24 September 2021 pukul 15:30 WIB.