Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menggambar Teknik merupakan mata kuliah yang disajikan kepada mahasiswa
teknik, Gambar teknik merupakan dasar bagi semua desain, dasar bagi penelitian, dasar
untuk membuat sebuah produk. Penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada mata kuliah lanjutan, sehingga mahasiswa
dituntut untuk menguasai materi menggambar dan membaca gambar teknik.
Untuk mencapai kemampuan keterampilan mahasiswa yang efektif. Bentuk
pembelajaran yang disampaikan berupa Power Point Template , di mana sebagai
pendahuluan mahasiswa perlu dijelaskan materi perkuliahan bagaimana pentingnya
gambar teknik bagi mahasiswa dan sasaran pembelajaran secara keseluruhan yang harus
dicapai setelah mempelajari mata kuliah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang
menjadi masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gambar teknik dan apa saja alatnya ?
2. Apa saja fungsi alat gambar teknik ?
3. Bagaimana konsep dan prinsip gambar teknik ?
4. Apa saja jenis proyeksi ?
5. Apa yang dimaksud garis gambar ?
6. Apa saja jenis toleransi gambar teknik ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester 1 mata kuliah “MENGGAMBAR TEKNIK”. Serta mengetahui lebih jelas apa itu
gambar teknik, alat gambar, jenis proyeksi, dan konsep dalam menggambar teknik.

1
BAB II
MENGGAMBAR TEKNIK

A. GAMBAR SEBAGAI “Bahasa Teknik”


Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide
atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar
mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah
sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum.
Konsep awal atau ide biasanya tertulis pada kertas atau sebagai suatu gambar pada
layar komputer dan dikomunikasikan pada orang lain melalui bahasa gambar (graphic
language) dalam bentuk sketsa-sketsa tangan. Gambar bagaimanapun juga adalah bahasa
teknik, oleh karena itu diharapkan bahwa gambar harus meneruskan keterangan-
keterangan secara tepat dan objektif.

B. FUNGSI GAMBAR TEKNIK


Dalam dunia teknik gambar memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Gambar berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi yang berfungsi sebagai
alat untuk meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-orang
yang bersangkutan, misalnya kepada perancang proses, pembuatan, perakitan dan
sebagainya.
b. Gambar sebagai sarana pengawetan, penyimpanan, dan penggunaan keterangan.
Gambar sebagai sarana pengawetan berfungsi untuk menyuplai bagian-bagian
produk untuk perbaikan atau untuk diperbaiki. Gambar sebagai sarana
penyimpanan berfungsi sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru di
kemudian hari, sehingga perlu tempat yang cukup luas.
c. Gambar sebagai cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi, maksudnya
adalah gambar tidak hanya melukiskan gambar tetapi berfungsi sebagai sarana
untuk meningkatkan daya pikir perencana.

C. SIFAT – SIFAT GAMBAR


Adapun yang dapat digolongkan sebagai sifat-sifat gambar dan tujuan-tujuan
gambar antara lain:
1. Internasionalisasi gambar
Artinya peraturan-peraturan yang ada dalam gambar teknik dimulai dengan
persetujuan bersama dan kemudian dibuatkan suatu standar perusahaan.
2. Mempopulerkan Gambar
Mempopulerkan gambar berarti bahwa gambar perlu diketahui kejelasan,
peraturanperaturan dan standarnya. Hal ini dikarenakan golongan yang harus
membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya.
3. Perumusan Gambar
Bidang-bidang industri yang bermacam-macam misalnya permesinan, struktur,
perkapalan, perumahan atau arsitektur dan teknik sipil, semuanya menggunakan
gambar sebagai bahasa teknik. Akan tetapi dari beberapa bidang tersebut, terdapat
hubungan yang erat sebab masingmasing bidang tidak mungkin dapat menyelesaikan
suatu proyek tanpa menggunakan bidang lain. Untuk itu masing-masing bidang
mencoba untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar gambar.

2
3

4. Sistematika Gambar
Isi gambar sangat mementingkan susunan dan konsolidasi sistem standar gambar.
5. Penyederhanaan Gambar

Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk
mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu
penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam
menggambar.

6. Modernisasi Gambar
Dengan kemajuan teknologi, standar gambar telah dipaksa untuk mengikutinya.
Misalnya saja menggambar menggunakan komputer.

D. DASAR GAMBAR TEKNIK


1. Alat Gambar
a) Kertas Gambar dan Ukurannya
Kertas gambar termasuk dalam alat gambar, sebab kertas adalah media
tempat untuk menggambar. Jenis kertas bermacam – macam, tergantung tujuan
gambar tersebut, diantaraya yaitu kertas putih (kertas padalarang atau kertas
manila).
Jenis kertas padalarang adalah jenis kertas putih yang tidak tebus cahaya.
Sedangkan kertas kalkir adalah kertas yang tembus cahaya (transparan).
Adapun ukuran kertas yang sering dipakai antara lain sebagai berikut :

• A4 210 mm x 297 mm


• A3 297 mm x 420 mm
• A2  420 mm x 594 mm
• A1  594 mm x 840 mm
• AA0  841 mm x 1189 mm
• A0 & A1 garis tepi 20 mm
• A2, A3 & A4 garis tepi 10 mm

b) Pensil Gambar
Untuk keperluan menggambar ada bermacam-macam jenis pensil
berdasarkan standar mutu dan kekerasannya. Menurut penggunaannya terdapat dua
macam pensil ( Gambar 1.12) yaitu pensil biasa dan pensil yang bisa diisi kembali
atau pensil mekanik. Berdasarkan kekerasannya, pensil dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu keras, sedang dan lunak (Tabel 1.3).

( Pensil Biasa)

( Pensil Biasa)
Gambar 1. 12 Jenis Pensil Berdasarkan Penggunaannya
4

Tabel 1. 3 Jenis Pensil Berdasarkan Kekerasannya

c) Kotak Jangka
Kotak jangka yang sederhana paling sedikit berisi sebuah jangka besar yang
mempunyai ujung yang dapat ditukar-tukar. Isi dari kotak jangka antara lain, ujung
untuk pensil, ujung untuk tinta, alat penyambung, jangka pegas, dan pena
penggores. Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur.

d) Penggaris
Untuk menggambar diperlukan bermacam-macam penggaris, antara lain
penggaris T, segitiga, mal lengkungan, mal/sablon bentuk.

Gambar 1. 14 Penggaris Segitiga (1 dan 2)


Gambar 1. 15 Mal Lengkungan
dan Penggaris T (3).

Gambar 1. 16 Mal Bentuk

d) Mistar Skala
Dalam gambar mesin digunakan mistar skala yang terbuat dari bambu atau
plastik dengan panjang 300 mm. Ada juga mistar skala berpenampang segitiga
dengan ukuran yang diperkecil.

e) Busur Derajat
5

Busur derajat, terbuat dari logam (aluminium) atau plastik, mempunyai garis
pembagi dari 0°-180°.

f) Penghapus
Penghapus terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk
membuang/menghapus garis yang salah. Penghapus yang baik harus dapat
menghilangkan garis-garis yang tidak diinginkan dan tidak merusak kertasnya.

g) Pita Gambar/Selotip
Pita gambar/selotip dipakai untuk menempelkan kertas gambar di atas papan
gambar. Pita gambar mempunyai daya lekat yang cukup untuk menempelkan
kertas gambar dan tidak merusak kertas pada saat dilepas.

h) Alas Kertas Gambar


Alas kertas gambar digunakan untuk menghindari adanya bekas-bekas garis
dan tusukan jarum dari jangka. Alas kertas gambar terbuat dari plastik lunak, karet
magnetik, atau pita tipis dari baja tahan karat.

i) Papan Gambar dan Meja Gambar


Papan gambar dan meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan
tepi yang lurus, di mana penggaris T dapat digeser. Papan gambar dan meja
gambar terbuat dari kayu pohon cemara, kayu pohon linde, dan kayu lapis atau
hardboard, dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas gambar AO: 1200 mm x
900 mm, Al: 600 mm x 450 mm.

j) Mesin Gambar
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar
lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga dan ukuran.

Menurut standar JIS ada beberapa jenis mesin gambar yang ditunjukkan pada
tabel.
6

2. Cara Penggunaan Alat


Dalam proses penggambaran dan ketersediaan alat, terdapat beberapa hal penting
yaitu cara kita menggunakan alat-alat gambar tersebut.

a) Menempatkan Kertas Gambar


Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menempatkan kertas
gambar adalah sebagai berikut.
 Kertas putih diletakkan dengan permukaan yang halus menghadap ke
atas.
 Ukuran kertas disesuaikan dengan benda yang akan digambar.
 Kertas gambar yang diletakkan di meja gambar disesuaikan dengan jenis
meja yang digunakan.
 Kertas gambar diletakkan dekat pada sisi kiri dan sisi bawah papan
gambar (tidak berlaku bila memakai mesin gambar).
 Usahakan agar tepi kertas gambar sejajar dengan penggaris.
 Kertas gambar diletakkan pada papan gambar dengan bantuan paku
payung atau pita perekat.
 Usahakan agar kertas gambar betul-betul rata di atas papan gambar.

b) Memindahkan Ukuran
Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara memindahkan
ukuran adalah sebagai berikut.
 Mistar diletakkan sejajar mungkin pada garis di mana akan diletakkan
ukuran yang dikehendaki.
 Dengan menggunakan pensil yang ujungnya tajam, buatlah goresan kecil
tepat di hadapan tanda bagi yang diinginkan dan tegak lurus.
 Jika diinginkan ketelitian yang lebih tinggi, tanda dapat dibuat dengan
tusukan jarum atau dengan sebuah kaki dari jangka pembagi.
 Jangan sekali-kali memindahkan ukuran langsung dari mistar ukur
dengan jangka pembagi karena akan merusak mistar ukurnya.

c) Menggambar Garis Lurus


Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar garis
lurus adalah sebagai berikut.
7

 Garis lurus mendatar (horizontal) ditarik dari kiri ke kanan.


 Garis lurus vertikal ditarik dari bawah ke atas.
 Garis sembarang ditarik dari kiri ke kanan.
 Garis lurus dapat ditarik/digambar dengan
menggunakan penggaris T atau menggunakan
segitiga.
 Tidak hanya garis mendatar dan tegak lurus
saja, tetapi dapat juga digambar garis miring
sembarang.
 Garis-garis sejajar miring dapat digambar dengan menggunakan
sepasang segitiga.
 Pekerjaan-pekerjaan di atas dapat dipermudah oleh mesin gambar.

d) Menggambar Lingkaran
Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar
lingkaran adalah sebagai berikut.
 Lingkaran-lingkaran kecil digambar sekaligus
(satu tahap) dengan menggunakan jangka kecil.
 Lingkaran-lingkaran besar digambar dalam dua
tahap.
 Pada saat menggunakan jangka, kedua kaki
jangka berdiri tegak lurus pada kertas gambar.
 Tekanlah jangka dengan tekanan konstan untuk
menghasilkan tebal garis yang sama.
 Gunakanlah mal lingkaran untuk menggambar lingkaran kecil.
Penggunaan mal lingkaran selain mempermudah juga mempercepat
waktu menggambar.
 Garis-garis lengkung digambar menggunakan mal lengkung.
 Bagian mal lengkung luar maupun dalam dapat dipergunakan.
 Sebuah garis lengkung tidak dapat diselesaikan dengan satu tarikan.
 Bagilah garis lengkung tersebut dalam bagian-bagian yang cocok dengan
mal lengkung.
 Bagian-bagian tersebut satu dengan yang lain harus menyambung, sehingga diperoleh
garis lengkung yang licin (smooth).

Gambar 1 Cara Menggambar Gambar 2 Cara Menggambar Lingkaran Besar


Lingkaran dengan Jangka dan Batang Penyambung
BAB III
STANDART ISO

Gambar teknik merupakan salah satu wadah sebagai bahasa yang digunakan oleh
engineer, maka dalam gambar teknik ada standar menggambar paten yang harus dipatuhi
agar gambar yang telah kita buat mampu dimengerti oleh engineer lainnya
A. GARIS
Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide
atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar
mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah
sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum.
1. Jenis – jenis Garis
Ada empat jenis garis yang dipakai dalam gambar mesin, seperti sebagai berikut:

Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu garis tebal dan garis tipis.
Kedua jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih berdasarkan
besar kecilnya gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan berikut:
0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm

Keterangan :

a : Tebal garis
b : Jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a
c : Ruang antara garis min 0,7 mm

Pada mumumnya garis tipis dipakai 0,25 atau 0,35 mm. Sementara garis tebal
adalah 0,5 atau 0,7 mm.

2. Penggunaan Garis
Dalam gambar mesin digunakan beberapa garis dengan bentuk sesuai dengan
penggunaannya. Macam-macam garis beserta penggunaannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Jenis garis Keterangan Penggunaan

8
A Garis tebal Garis gambar dan tepi

9
10

1. Garis khayal yang terjadi


dari perpotongan yang
dibulatkan.
2. Garis ukur, garis bantu dan
garis petunjuk.
3. Garis arsir.
4. Garis batas yang diputar
Garis tipis
B ditempat.
5. Garis dasar ulir.
6. Garis batas gambar yang
berdampingan.
7. Garis batas mula, sebelum
dibentuk.
1. Garis potong, yang meng-
hilangkan sebagian benda
2. Garis batas antara bagian
Garis bebas benda yang dipotong,
dan sebagian benda
dalam bayangan.

Garis benda yang tidak


Garis gores
kelihatan

1. Garis sumbu.
2. Lingkaran jarak.
3. Garis simetri.
4. Gambar benda yang tidak
pada tempatnya.
Garis bertitik
5. Bagian benda yang terletak
di depan bidang potong.
6. Kedudukan bagian benda
yang dapat bergerak yang
daat dicapai.
Garis bertitik yang
dipertebal pada
ujung- ujungnya Bidang potong.
dan pada perubahan
arah.
Menunjukkan bagian
Garis bertitik tebal. permukaan yang dapat
perlakuan khusus.

3. Garis – garis yang Berhimpit


Jika dua buah garis atau lebih yang berbeda jenisnya berimpit, maka
penyambungannya harus dilaksanakan sesuai urutan prioritas berikut.
a. Garis gambar (garis tebal kontinu, Jenis A).
b. Garis tidak tampak (garis gores tipis, Jenis E).
c. Garis potong (garis gores yang dipertebal pada ujungnya pada tempat tempat
perubahan arah, Jenis H).
d. Garis-garis sumbu (garis gores, Jenis C).
e. Garis bantu, garis ukur, dan garis arsir (garis tipis kontinu, Jenis B).
4. Teknik Menggambar Garis Gores dan Garis Bertitik
11

Adapun teknik atau cara dalam menggambar garis gores maupun garis bertitik,
yaitu sebagai berikut.

B. SKALA
Skala gambar adalah pebandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran
linier dari unsur yang sama atau dari benda pengecilan atau perbesaran gambar.
Ada tiga macam skala gambar, yaitu:

1. Skala Penuh
Skala Penuh digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang sama
dengan benda sebenarnya. Penulisan skala penuh adalah dengan ditulis 1 : 1.

2. Skala Pembesaran

Skala Pembesaran digunakan bila gambarnya dibuat lebih besar dari benda
sebenarnya. Penulisan skala pembesaran ditulis X : 1. Dengan X adalah faktor
pengali.

3. Skala Pengecilan
Skala Pengecilan digunakan bila gambarnya dibuat lebih kecil dari ukuran benda
yang sebenarnya. Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X.
Golongan Skala yang dianjurkan
50:1 20:1 10:1
Skala Pembesaran
5:1 2:1
Skala Penuh 1:1
1:2 1:5 1:10
1:20 1:50 1:100
Skala Pengecilan
1:200 1:500 1:1000
1:2000 1:5000 1:10000
12

C. SUSUNAN PADA KERTAS GAMBAR


1. Posisi dan Ukuran Kepala Gambar
Etiket (kepala gambar) pada gambar teknik difungsikan sebagai sumber informasi
yang menjelaskan spesifikasi gambar secara detail, dimana didalam etiket (kepala
gamba) terdapat informasi sebagai berikut.
• Nomor gambar.
• Judul gambar.
• Nama perusahaan.
• Tanda tangan petugas yang bertanggung jawab.
• Keterangan-keterangan gambar.
• Cara proyeksi; dsb.

Kepala gambar harus terletak pada sudut kanan bawah, untuk lembar kertas
gambar dengan posisi horizontal (jenis X), atau posisi vertikal (jenis Y).

2. Batas dan Bingkai


Batas bebas yaitu jarak antara tepi kertas gambar dengan bingkai atau garis tepi
yang telah dibuat. Batas pembuatan bingkai minimum untuk kertas gambar A0 dan
A1 adalah 20 mm, sedangkan untuk kertas A2, A3, dan A4 adalah 10 mm.
Pinggiran arsip digunakan untuk membuat lubang. Lubang harus disediakan
untuk keperluan penyimpanan. Lebar minimum pinggiran arsip adalah 20 mm
disebelah kiri. Batas bebas dan bingkai dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
13

3. Tanda Tengah Kertas Gambar


Tiap lembar kertas harus memiliki paling sedikit 4 tanda tengah untuk
memudahkan kedudukan gambar.

4. Tanda Orientas
Pada kertas gambar harus dibubuhkan dua buah tanda orientasi untuk menentukan
arah penglihatan gambar pada papan gambar atau untuk menentukan arah penglihatan
gambar.

5. Skala Referensi Metrik


Untuk memudahkan pengecilan atau pembesaran gambar atau untuk penanganan
reproduksi gambar, dianjurkan untuk membuat skala referensi metrik tanpa angka
pada semua kertas gambar dengan panjang minimum 100 mm. Skala ini ditempatkan
simetris pada tanda tengah dekat dengan garis tepi.

6. Sistem Referensi Kisi – kisi


Sistem referensi kisi dianjurkan untuk semua ukuran pada kertas gambar agar
dapat dengan mudah menempatkan gambar detail, tambahan, dll.
Jumlah pembagian harus genap dan ditentukan menurut gambarnya. Panjang
segiempat yang mebentuk kisi tidak kurang dari 25 mm dan tidak lebih dari 75 mm.
14

7. Tanda Pemotongan
Untuk memudahkan pemotongan, tanda-tanda pemotongan dapat disediakan ke
empat ujung kertas gambar. Berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-
sikunya 10 mm.
BAB IV
KONTRUKSI – KONTRUKSI DASAR

Kontruksi dalam menggambar bidang membutuhkan garis bantu lingkaran dan


garis lurus yang dikombinasikan dengan Ietak yang saling bersinggungan sehingga
membentuk suatu bidang datar.
A. MENGGAMBAR SUDUT BIDANG
1. Membagi Dua Sudut Sama Besar

Langkah :
a) Buat garls horizontal dan miring (titik A ke C dan titik A ke B).
b) Buat garis jari-jari Iingkaran R (tidak usah Ilngkaran penuh) berpusat pada titik A
hingga berpotongan dengan garls AC dan AS. Pada tltik potong, beri nama
misalnya titik Q dan titik P.
c) Dari titik P dan Q, buat garis jari-jari sebesar R hinggaterbentuk garis
perpotongan baru.
d) Hubungkan titik A dengan garis perpotongan kedua jari-jari tadi.

2. Membagi Tiga Sudut Sama Besar

Langkah :
a) Buat garis horizontal dan vertikal (titikAke C dan titik A ke B).
b) Buat garis jari-jari lingkaran R (tidak usah Iingkaran penuh) berpusat pada titik A
hingga berpotongan dengan garis AC dan AS, beri nama misalnya titik Q dan titik
P. Jangan ubah ukuran jari-jari, biarkan seperti semula.
c) Buat garis jari-jari sebesar R yang sarna berpusat di titik Q berpotongan terhadap
garis jari-jari pertama dari titik A.
d) Lakukan langkah yang sama di titik P sehingga berpotongan dengan jari-jari dari
titikA dan Q.
e) Terakhlr, hubungkan titikAdengan kedua titikpotong dari titik Q dan titik P.

15
16

B. MENGGAMBAR SEGI n BERATURAN


1. Menggambar Segi Lima Beraturan

Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B. Perpotongan busur tersebut ditarik
garis memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M.
d) Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B. Perpotongan busur
tersebut ditarik garis hingga memotong di titik E.
e) Hubungkan garis dari titik E dan titik D.
f) Lingkarkan dari titik E sepanjang ED ke arah MA hingga memotong di titik F.
g) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan.
h) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan.

2. Menggambar Segi Enam Beraturan

Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM memotong
lingkaran.
d) Hubungkan titik potong yang terdapat pada lingkaran tersebut sehingga
tergambarlah segi enam beraturan.
3. Menggambar Segi Tujuh Beraturan

Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik B sepanjang BM memotong lingkaran di titik C
dan D.
17

d) Hubungkan titik potong C dan D memotong BM di titik E, maka CE merupakan


sisi dari segi tujuh beraturan.
e) Lingkarkan sisi CE pada keliling lingkaran sehingga tergambarlah segi tujuh
beraturan.

4. Menggambar Segi Sembilan Beraturan

Langkah :
a) Ditentukan lingkaran.
b) Tarik garis tengah AB dan bagilah AB menjadi 9 bagian sama panjang.
c) Tarik garis CD tegak lurus garis AB di tengah-tengah AB.
d) Perpanjang garis AB dan CD berturut-turut dengan BE dan DF = 1/9 AB.
e) Hubungkan DF hingga memotong lingkaran, maka garis dari titik potong
lingkaran ke titik 3 merupakan sisi segi sembilan beraturan dan ukuran pada
keliling lingkaran.

5. Menggambar Segi Sepuluh Beraturan

Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M arah mendatar sehingga memotong lingkaran.
c) Buat garis tengah melalui titik M arah tegak sehingga memotong lingkaran.
d) Buat busur yang sama dari titik M dan titik Q, perpotongan busur tersebut ditarik
memotong garis MQ di titik L dan D.
e) Lingkarkan dari titik L sepanjang LD ke arah MP hingga memotong di titik F.
f) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan, sedangkan MF merupakan sisi
segi sepuluh.
g) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan dan juga segi sepuluh beraturan.

6. Menggambar Segi Banyak Teratur

Cara membuat segi banyak teratur dengan jumlah sisi n, ditentukan oleh rumus
berikut: 2(n-2)(90˚/n).
18
BAB V
GAMBAR PROYEKSI

A. DESKRIPSI PROYEKSI
Proyeksi merupakan implementasi gambar rancangan dari sebuah obyek nyata,
proyeksi ini dibuat dengan garis pada bidang datar. Secara fungsi proyeksi ini digunakan
untuk menampilkan sebuah obyek gambar nyata ke dalam bentuk gambar yang di
sesuaikan dengan tujuan gambar tersebut.
Garis proyeksi terdiri dari berbagai tipe, hal tersebut tergantung pada jenis garis
dari proyeksi tersebut. Berikut adalah tipe garis proyeksi.
 Tipe Proyeksi Amerika.
 Tipe Proyeksi Eropa.

Peredaan dari tipe proyeksi amerika dan tipe proyeksi eropa adalah tata letaknya.

B. JENIS – JENIS PROYEKSI

1. Proyeksi Piktorial
Suatu cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran
sebenarnya secara 3D dengan pandangan tunggal. Beberapa macam proyeksi antara
lain.

a. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan
sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi
isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam
penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar, oleh karena itu
aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.

Proyeksi Aksonometri dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


1) Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga
dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan
perbadingan masingmasing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar
sudut sumbu 1200 dapat digunakan alternatif dibuat sudut 300 terhadap
horisontal (baik sudut kanan maupun kiri).

19
20

Tampilan gambar isometri

2) Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang
ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi
dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama
panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan
panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1
Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar
terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2
derajat untuk sudut sebelah kiri.

Tampilan gambar dimetri

3) Proyeksi Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu
ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga
perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.

Tampilan gambar trimetri

b. Proyeksi Bidang Miring


Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar
dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi
miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1,
dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
21

Tampilan gambar bidang miring

c. Proyeksi Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang
dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Untuk
gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan,
oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin. Dalam gambar
perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, yang
dinamakan titik hilang.

2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi Ortogonal merupakan jenis proyeksi yang menampilkan gambar secara dua
dimensi. Fungsi dari proyeksi ini adalah menjelaskan gambar detail dari masing-masing sudut
pandang.
Proyeksi Orthogonal dibagi menjadi dua jenis diantaranya sebagai berikut.
 Proyeksi kuadran l (proyeksi eropa).
 Proyeksi kuadran ll (proyeksi amerika).

Proyeksi ortogonal atau pandangan majemuk

a. Proyeksi Eropa (ANSI)


Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini
merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.
22

b. Proyeksi Amerika (ISO)


Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

C. PEMILIHAN PANDANGAN PROYEKSI


Dalam menggambar taknik diperlukan 3 pandangan untuk suatu gambar teknik,
yaitu :
1. Pandangan Depan (Pusat)
• Menunjukkan syarat dan karakteristik terbanyak.
• Memiliki pandangan maya paling sedikit.
• Menunjukkan panjang dan tinggi benda.
2. Pandangan atas
• Menunjukkan panjang dan lebar benda.
3. Pandangan samping (Biasanya kanan)
• Menunjukkan lebar dan tinggi benda.
• Menggunakan pandangan kiri apabila garis yang tersembunyi lebih sedikit.
4. Terkadang tidak diperlukan 3 pandangan untuk suatu gambar teknik.

D. PENGGAMBARAN BIDANG V
1. Proyeksi 1 Titik Koordinat
Teknik atau cara membuat proyeksi 1 titik koordinat adalah sebagai berikut.
a. Gambarkan titik koordinat yang dimaksud.

b. Gambarkan sebuah garis dari bidang V yang diketahui dengan sudut tertentu.
23

c. Gambarkan sebuah garis dari bidang V yang diketahui dengan sudut tertentu.

d. Hubungkan garis-garis bidang V tersebut sehingga pada setiap bidang I,II,III


terdapat garis bidang V.

e. Proyeksikan garis V1 dan V3 ke bidang II (dengan panjang V1 dan V3=r dan titik
V1 pada sumbu x sebagai pusat jangka dan V3 pada sumbu z sebagai pusat jangka)
sehingga garis proyeksi V1 dan V3 berpotongan. Dari perpotongan tersebut, tarik
garis ke V2 pada sumbu x dan z sehingga membentuk bidang V tampak atas.

f. Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis tegak lurus dengan V2 sampai pada
sumbu horizontal kemudian tarik garis tegak lurus dengan garis tersebut.
24

g. Proyeksikan garis V1 pada sumbu y ke garis un kemudian tarik perpotongan garis


tersebut dengan garis pada V2.

2. Memproyeksikan Benda Pada Bidang V


Adapun teknik atau cara memproyeksikan benda pada bidamg V adalah sebagai
berikut :
a. Gambarkan benda pada bidang V tampak atas. Kemudian tarik garis tegak lurus
dari tiap titik benda ke garis u1. Lalu Proyeksikan tiap titik pada u1 tersebut
terhadap bidang V tampak samping.

b. Tarik garis tegak lurus bidang V tampak samping untuk menggambar tinggi benda
sehingga tampak benda tersebut dari samping.

c. Proyeksikan tiap titik pada benda di bidang V tampak samping ke bidang II tegak
lurus dengan garis u1 atau sejajar dengan V2 kemudian proyeksikan tiap titik pada
benda di bidang V tampak atas ke bidang II, tegak lurus dengan V2 atau sejajar
dengan u1 sehingga didapat titik perpotongannya dengan garis proyeksi pada poin
atas dan hubungkan titiktitik perpotongan tersebut sehingga membentuk benda 3D.
25

d. Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang II ke bidang I tegak lurus dengan
sumbu x, kemudian proyeksikan tiap titik pada benda di bidang V tampak samping
ke garis un tegak lurus dengan garis un atau sejajar garis u1. Proyeksikan tiap titik
pada un tersebut ke sumbu y dengan O sebagai pusat, lalu proyeksikan tiap titik
pada sumbu y tersebut sejajar dengan sumbu x ke bidang I sehingga didapat titik
perpotongannya dengan garis pada f dan hubungkan titik perpotongannya

sehingga membentuk benda 3D.

e. Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang II, tegak lurus sumbu z ke bidang
III, kemudian Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang I ke sumbu y.
Terakhir, proyeksikan tiap titik pada j tegak lurus sumbu y ke bidang III sehingga
didapat titik perpotongannya dengan garis i, dan hubungkan titik perpotongannya
hingga membentuk gambar 3D.
BAB VI
PENDIMENSIAN

Pendimensian bertujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk sebenarnya dari


sebuah benda atau mesin industri.
A. ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
1. Garis Ukur dan Garis Bantu
• Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linear, ditarik garis bantu melalui
batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus.
• Sebuah garis ukur dengan mata pananhnya menunjukkan besarnya ukuran dari
suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur.
• Garis bantu dan Garis ukur ditarik dengan garis tipis
• Garis bantu ditarik melebihi kira – kira 2 mm dari garis ukur.

2. Tinggi dan Arah Angka Ukur


• Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya
maupun pada salinan gambar yang diperkecil.
• Angka dan huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur.
• Angka ukur horizontal harus terletak diatas garis ukur dan angka ukur vertikal
terletak sebelah kiri garis ukur.
• Tekadang ada yang melakukan seperti memutus garis ukur vertikal ditengah-
tengah untuk menempatkan angka. Dengan demikian semua angka dapat dibaca
dari bawah kertas gambar. (Cara ini tidak dipakai di Indonesia).

• Angka ukur yang tidak horizontal dan vertikal harus ditulis sesuai garis
ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir
pada gambar yaitu daerah antara sudut 30°.
• Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada gambar (a) dan (b), garis ukur yang
dibuat berupa garis lengkung.
• Azaz dasar yang harus dipertahankan di sini adalah angka selalu harus ditulis di
atas garis ukur, kecuali pada gambar (b).

26
27

3. Ujung dan Pangkal Garis Ukur


• Ujung dang pangkal dari garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur
mulai dan berhenti.
• Ada tiga cara untuk menunjukkan yaitu:
a) Dengan dua anak panah tertutup.
b) Garis miring (umumnya digunakan oleh bidang sipil dan arsitektur,
untuk bidang pemesinan tidak dipergunakan cara seperti ini).
c) Ujung titik dipakai bilamana tidak cukuptempat untuk menempatkan
anak panah. Umumnya digunakan pada ukuran berantai atau pangkal
ukuran beruntun.

B. CARA MEMBERIKAN UKURAN


1. Memberikan Ukuran Untuk Diameter
• Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah,
anak panah dapat digantikan dengan titik atau garis miring.
• Dalam hal ini dianjurkan membuat gambar ditel yang diperbesar. Dengan
demikian ukuran dapat diberikan dengan jelas pada gambarnya.
• Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa
garis bantu. Garis gambar atau garis sumbu dapat digunakan sebagai garis
bantu, tetapi tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.

2. Pemberian Ukuran Lubang


• Untuk bagian-bagian seperti lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb, diberi
ukuran dengan garis petunjuk, beserta ukuran dan catatannya.
• Garis petunjuk harus berujung anak panah, yang *berakhir pada titik potong
antara garis sumbu dan garis gambar untuk gambar berbentuk silinder (a) dan
*berakhir pada garis gambar untuk gambar melingkar (b dan c).
• Garis petunjuk harus ditarik miring dan dianjurkan membentuk kemiringan kira-
kira 60° dengan garis horizontal.
• Garis petunjuk juga digunakan untuk memberi nomor bagian atau untuk
memberikan keterangan tentang pengerjaan khusus, dsb. Dalam hal ini *jika
28

garis penunjuk berakhir pada garis gambar digunakan anak panah (d) dan *jika
berakhir pada di dalam gambar digunakan titik (e).

3. Penulisan ukuran Benda


• Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan tengah-tengah dan sedikit diatas
garis ukur (a).
• Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan oleh garis gambar lain, jika
dianggap perlu angka ukur boleh ditempatkan di pinggir agar jelas (b).
• Untuk angka ukur yang harus ditempatkan pada gabian yang diarsir, arsiran
harus dihilangkan untuk memberikan tempat penulisan angka (c).

• Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat pada
salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpukknya angka-angka ukur dan
jika terdapat banyak ukuran garis ukurnya boleh ditarik hanya sebagian (khusus
ukuran diameter atau yang memiliki garis sumbu) (d).
• Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan di luar garis
ukur, dengan memperpanjang garis ukurnya, lebih diutamakan memperpanjang
ke selah kanan dan angka ukurnya di tulis di atas garis perpanjangannya (e).

4. Cara pemberian tali busur dan sudut


• Pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus
pada garis bantu (a).
• Pada busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya berbentuk lengkung, sejajar
dengan busurnya (b).
• Untuk ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lengkung
dan garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut (c).
29

C. DASAR UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN


1. Pemberian Ukuran dan Error Pada Gambar
• Semua ukuran, toleransi dan keterangan yang diperlukan untuk dapat
menjelaskan cara kerja benda kerja ataupun keterangan mengenai letak
komponen satu terhadap yang lainnya secara lengkap, harus ditempatkan pada
gambar selengkap-lengkapnya.
• Ukuran-ukuran yang diperlukan untuk pembuatan atau pemeriksaan harus jelas
dan teperinci, agar tidak perlu menghitung dan akan menghemat waktu dalam
memproduksi atau pengerjaannya. (gambar 1,2,3,4 langkah pengerjaan).
• Dalam hal ini konsep ukuran fungsional harus diterapkan, sesuai dengan
toleransi yang dibutuhkan. Pada gambar (a) nilai toleransi 0,01 untuk panjang
15 merupakan persyaratan fungsional. Begitu juga Pada gambar (b) persyaratan
fungsional yang diperlihatkan memiliki toleransi yang lebih ketat lagi.

2. Menggambar garis ukur dan bantu yang benar


• Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis
ukur (gbr 1.), tetapi dapat dipergunakan sebagai garis bantu (gbr 2.).
• Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang untuk dipakai sebagai garis
bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengan garis tipis.
• Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal
tersebut tidak dapat dihindarkan (gbr 3.).
• Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur demikian sedapatnya
harus diletakkan segaris (gbr 4. dan gbr 5.).
• Jika terdapat beberapa garis ukur sejajar, tiap garis ukur harus diletakkan
dengan jarak yang sama, dengan ukuran yang terkecil harus berada paling
dalam, sehingga garis-garis bantu dan ukur tidak saling berpotongan (gbr 6a.).
• Untuk menghemat tempat atau jika ruang gambar sempit, angka ukurannya
dapat diletakkan kiri kanan dari garis sumbu dan garis ukurnya dapat ditarik
sebagian saja ngan jarak yang lebih kecil (gbr 6b.).
30

3. Macam-macam ukuran
• Ukuran Berantai
Ukuran berantai hanya boleh diterapkan, bilamana kemungkinan
pengumpulan toleransi tidak akan mempengaruhi persyaratan fungsional dari
benda bersangkutan. (lihat gbr a.).
• Ukuran Sejajar
Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran-ukuran terpisah
untuk tiap elemen terhadap suatu garis referensi atau titik dasar. (lihat gbr b.).
• Ukuran - Ukuran Berimpit/Berurutan
Untuk menyederhanakan gambar ukuran-ukuran beberapa unsur dapat
ditumpangkan satu pada yang lain. Titik pangkal yang menunjukkan garis atau
bidang referensi harus dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat anak
panah searah dengan garis bantu bersangkutan.
• Ukuran - Ukuran Kombinasi/Gabungan
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai dan
sejajar bersama-sama.

D. GAMBAR DIAMETER DARI SEPARUH BAGIAN SIMETRIS


BAB VII
PERTEMBUSAN DAN PERBENTANGAN

Pertembusan merupakan pertemuan oleh dua benda atau lebih, dimana ada salah
satu benda yang menembus benda lain. Pertembusan tidak harus pertemuan dua benda,
namun bisa juga pertemuan dengan bidang.

A. JENIS – JENIS POTONGAN


1. Potongan Penuh
Potongan yang digunakan untuk menampilkan obyek dengan membagi bidang
potongan seutuhnya, agar obyek akan tampak lebih detail dan efektif untuk dibaca.
Berikut adalah contoh potongan penuh.

2. Potongan Setengah
Potongan yang difungsikan untuk menampilkan gambar dengan pandangan luar
(out side). biasanya garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak di gambar karena
detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.

3. Potongan Setempat
Dalam menggambar potongan seringkali hanya memerlukan bagian kecil dari
benda atau tersembunyi maka dapat menggunakan potongan setempat. Selain itu
potongan setempat juga diterapkan pada bagian yang tidak boleh dipotong.

31
32

4. Potongan Meloncat
Potongan meloncat merupakan jenis potongan yang difungsikan untuk
menyederhanakan gambar dalam bentuk potongan, dimana potongan tersebut terdiri
dari dua bidang, berikut adalah contoh jenis potongan gambar.
BAB VIII
TOLERANSI GEOMETRIS DAN DATUM

A. TOLERANSI GEOMETRIS
1. Toleransi Bentuk (Form Tolerance)
Nilai maksimum yang diijinkan pada deviasi bentuk, toleransi bentuk membatasi
deviasi suatu feature terhadap bentuk ideal geometris suatu garis atau permukaan.
 Kasus khusus untuk bentuk garis: Straightness dan Circularity.

Straightness Line Circularity

Flatness Cylindricity

 Kasus khusus untuk bentuk permukaan: Flatness dan Cylindricity.

2. Toleransi Orientasi (Orientation Tolerance)


Nilai maksimum yang membatasi deviasi suatu feature terhadap orientasi ideal
geometris terhadap datum.
 Kasus.khusus.Pararellism dan Perpendicularity.

Pararellism 33 Perprndicularity
3. Toleransi Lokasi (Location Tolerance)
Nilai yang membatasi deviasi suatu feature terhadap lokasi ideal geometrisnya
(orientasi dan jarak) terhadap datum.

34
35

 Kasus khusus: Coaxility dan Symmetry.

Coaxility Symmetry

4. Run-Out Tolerance
Bagian dari toleransi orientasi dan toleransi lokasi, tetapi memiliki metode
pengukuran yang khusus, maka didefinisikan sebagai jenis toleransi tersendiri.

B. TOLERANSI DATUM
Datum merupakan orientasi atau lokasi zona toleransi. Datum dibentuk dengan :
1. Feature datum tunggal
Datum-datum dengan mengutamakan yang sama sebagai datum-datum umum.

2. Dua atau lebih feature-feature datum dengan prioritas yang sama sebagai suatu datum

umum

 Target-target Datum (Area)


Berdasarkan prioritasnya datum dikelompokkan sebagai berikut:
1) Datum primer.
36

2) Datum sekunder.
3) Datum tersier.
37

 Target-target Datum :
• Target-target datum dapat berupa area terbatas, suatu garis atau titik pada
lokasi tertentu
• Target-target datum menyatakan penyangga benda kerja selama inspeksi dan
proses manufaktur
• Jumlah target pada berbagai jenis datum :
I. Datum primer 3 target
II. Datum sekunder 2 target
III. Datum tersier 1 target
 

C. TOLERANSI GEOMETRIK UMUM


1. Toleransi geometrik umum mengacu pada ISO 2768.
2. Toleransi geometrik umum untuk komponen permesinan, misalnya: turbin, mesin
perkakas, komponen mekanik presisi, mengacu pada ISO 2768-2.
3. Jika toleransi geometrik umum digunakan, maka pada gambar teknik perlu
dinyatakan, misalnya:ISO 2768-Mh.

 Artinya:
• m menyatakan toleransi dimensional umum kelas m.
• H menyatakan toleransi geometrik umum kelas H.

 Devisasi geometrik dipengaruhi oleh 5M, yaitu:


1.       Material
• Rigiditas benda-kerja (bentuk).
• Material.
• Stres pada material.
2.       Machine
• Kepresisian.
• Rigiditas statik dan dinamik.
• Sifat termal.
• Pemeliharaan.
• Lingkungan (vibrasi).
3. Method
• Tool.
• Chuck, fixing, clamping.
• Data proses (kecepatan potong, kedalaman potong), tekanan potong.
• Pengaruh proses pembuatan pada toleransi geometrik.
4.   Measuring
• Deviasi pengukuran sistematik yang tidak terkoreksi.
• Deviasi pengukuran random.
5.   Manufacturer
• Pengetahuan, keterampilan, kepresisian re-chucking.
• Lingkungan.
BAB IX
AutoCAD

A. PENGENALAN AutoCAD
AutoCAD merupakan perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2
dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. AutoCAD banyak digunakan
oleh insiyur sipil, land developers, arsitek, insiyur mesin, desainer dan lain-lain.
1. Kelebihan mengggunakan software AutoCAD :
a AutoCAD memiliki tingkat yang akurasi tinggi.
b Waktu penggambaran relatif cepat .
c Mudah disunting karena tidak perlu untuk menghapus dan menggambar kembali
baguan yang salah.
2. Command (perintah) yang ada di AutoCAD pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 bagian, yaitu :
a Command (perintah) dengan menggunakan menubar.
b Command (perintah) dengan menggunakan toolbar.
c Command (perintah) dengan menggunakan keyboard (shortcut keyboard).

B. SATUAN PENGGAMBARAN DALAM AUTOCAD


Terdapat beberapa satuan yang digunakan untuk penggambaran dalam AutoCAD
yaitu, satuan mm (milimeter), satuan cm (centimeter), dan satuan M (meter).

C. PENGENALAN BIM
BIM atau Building Information Modelling adalah suatu sistem atau teknologi yang
mencakup beberapa Informasi penting dalam proses Design, Construction, Maintenance
yang terintegrasi pada pemodelan 3D.
Salah satu keunggulan dari BIM ini adalah Integrasi Informasi dari berbagai
disiplin ilmu dalam satu pemodelan 3D. Orang umum lebih mudah membaca gambar
proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi. Orang umum lebih mudah membaca
gambar proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi.

D. PERBEDAAN DASAR ANTARA PROGRAM CAD DAN PR BIM


 CAD
1. Semua objek yang digambar hanya memuat informasi vektor (2D atau 3D)
2. Kita menggambar objek yang kita asumsikan adalah objek sebenarnya.
3. Umumnya penggambaran dilakukan di 2dimensi
4. Tidak ada keterkaitan antara objek-objek yang digambar
5. Analisis terhadap objek gambar sangat sulit dilakukan
6. Umumnya berguna pada proses produksi gambar
 BIM
1. Semua objek yang digambar memiliki informasi mulai dari material, dimensi,
ketebalan (3D)
2. Kita menggambar komponen bangunan yang memiliki karakteristik tertentu.
3. Penggambaran langsung pada 3 dimensi
4. Karena sifatnya yang bi-directional relationship maka setiap objek gambar
memiliki keterkaitan dengan objek lainnya.
5. Kita dapat melakukan beberapa analisis dari objek yang sudah selesai digambar
misalnya analisa biaya material, akustik, termal dan lain sebagainya.

38
39

6. Dapat digunakan mulai dari proses massing dan konsep, produksi, sampai
pembuatan BQ (Bill of Quantity).

E. ELEMEN PARAMETRIK
1. Dalam Revit, elemen bangunan dikenal sebagai objek sesungguhnya seperti
dinding, pintu, jendela (tidak dikenal asumsi bahwa garis atau line misalnya sebuah
dinding).
2. Kategori Element dibagi menjadi dua, yaitu:

Kategori Deskripsi

Model Objek-objek yang anda gunakan untuk menciptakan bangunan


: wall,door,roof,floor

Annotation Objek non fisik 2D yang membantu anda dalam memproduksi


gambar atau memberikan informasi tambahan pada objek
anda seperti : dimension, tags, level, grid

3. Kelas Elemen dibagi menjadi lima, yaitu:

Kelas Deskripsi

Host Element yang membentuk bentuk dasar bangunan : walls,


floors,roofs,ceilings (bukan model structure)

Component Element yang mengisi/terletak di dalam host dan memberi detail


pada desain bangunan : windows,doors,furnitures

Annotation Objek non fisik 2D yang hanya muncul (visible) pada view
tertentu : dimension, tags

View Element representasi dinamis dari model : plans, section,


elevation, callout

Datum Element yang menentukan konteks seluruh objek dalam desain :


level, reference plane, grid
BAB X
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

40

Anda mungkin juga menyukai