PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menggambar Teknik merupakan mata kuliah yang disajikan kepada mahasiswa
teknik, Gambar teknik merupakan dasar bagi semua desain, dasar bagi penelitian, dasar
untuk membuat sebuah produk. Penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada mata kuliah lanjutan, sehingga mahasiswa
dituntut untuk menguasai materi menggambar dan membaca gambar teknik.
Untuk mencapai kemampuan keterampilan mahasiswa yang efektif. Bentuk
pembelajaran yang disampaikan berupa Power Point Template , di mana sebagai
pendahuluan mahasiswa perlu dijelaskan materi perkuliahan bagaimana pentingnya
gambar teknik bagi mahasiswa dan sasaran pembelajaran secara keseluruhan yang harus
dicapai setelah mempelajari mata kuliah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang
menjadi masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gambar teknik dan apa saja alatnya ?
2. Apa saja fungsi alat gambar teknik ?
3. Bagaimana konsep dan prinsip gambar teknik ?
4. Apa saja jenis proyeksi ?
5. Apa yang dimaksud garis gambar ?
6. Apa saja jenis toleransi gambar teknik ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester 1 mata kuliah “MENGGAMBAR TEKNIK”. Serta mengetahui lebih jelas apa itu
gambar teknik, alat gambar, jenis proyeksi, dan konsep dalam menggambar teknik.
1
BAB II
MENGGAMBAR TEKNIK
2
3
4. Sistematika Gambar
Isi gambar sangat mementingkan susunan dan konsolidasi sistem standar gambar.
5. Penyederhanaan Gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk
mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu
penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam
menggambar.
6. Modernisasi Gambar
Dengan kemajuan teknologi, standar gambar telah dipaksa untuk mengikutinya.
Misalnya saja menggambar menggunakan komputer.
b) Pensil Gambar
Untuk keperluan menggambar ada bermacam-macam jenis pensil
berdasarkan standar mutu dan kekerasannya. Menurut penggunaannya terdapat dua
macam pensil ( Gambar 1.12) yaitu pensil biasa dan pensil yang bisa diisi kembali
atau pensil mekanik. Berdasarkan kekerasannya, pensil dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu keras, sedang dan lunak (Tabel 1.3).
( Pensil Biasa)
( Pensil Biasa)
Gambar 1. 12 Jenis Pensil Berdasarkan Penggunaannya
4
c) Kotak Jangka
Kotak jangka yang sederhana paling sedikit berisi sebuah jangka besar yang
mempunyai ujung yang dapat ditukar-tukar. Isi dari kotak jangka antara lain, ujung
untuk pensil, ujung untuk tinta, alat penyambung, jangka pegas, dan pena
penggores. Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur.
d) Penggaris
Untuk menggambar diperlukan bermacam-macam penggaris, antara lain
penggaris T, segitiga, mal lengkungan, mal/sablon bentuk.
d) Mistar Skala
Dalam gambar mesin digunakan mistar skala yang terbuat dari bambu atau
plastik dengan panjang 300 mm. Ada juga mistar skala berpenampang segitiga
dengan ukuran yang diperkecil.
e) Busur Derajat
5
Busur derajat, terbuat dari logam (aluminium) atau plastik, mempunyai garis
pembagi dari 0°-180°.
f) Penghapus
Penghapus terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk
membuang/menghapus garis yang salah. Penghapus yang baik harus dapat
menghilangkan garis-garis yang tidak diinginkan dan tidak merusak kertasnya.
g) Pita Gambar/Selotip
Pita gambar/selotip dipakai untuk menempelkan kertas gambar di atas papan
gambar. Pita gambar mempunyai daya lekat yang cukup untuk menempelkan
kertas gambar dan tidak merusak kertas pada saat dilepas.
j) Mesin Gambar
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar
lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga dan ukuran.
Menurut standar JIS ada beberapa jenis mesin gambar yang ditunjukkan pada
tabel.
6
b) Memindahkan Ukuran
Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara memindahkan
ukuran adalah sebagai berikut.
Mistar diletakkan sejajar mungkin pada garis di mana akan diletakkan
ukuran yang dikehendaki.
Dengan menggunakan pensil yang ujungnya tajam, buatlah goresan kecil
tepat di hadapan tanda bagi yang diinginkan dan tegak lurus.
Jika diinginkan ketelitian yang lebih tinggi, tanda dapat dibuat dengan
tusukan jarum atau dengan sebuah kaki dari jangka pembagi.
Jangan sekali-kali memindahkan ukuran langsung dari mistar ukur
dengan jangka pembagi karena akan merusak mistar ukurnya.
d) Menggambar Lingkaran
Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar
lingkaran adalah sebagai berikut.
Lingkaran-lingkaran kecil digambar sekaligus
(satu tahap) dengan menggunakan jangka kecil.
Lingkaran-lingkaran besar digambar dalam dua
tahap.
Pada saat menggunakan jangka, kedua kaki
jangka berdiri tegak lurus pada kertas gambar.
Tekanlah jangka dengan tekanan konstan untuk
menghasilkan tebal garis yang sama.
Gunakanlah mal lingkaran untuk menggambar lingkaran kecil.
Penggunaan mal lingkaran selain mempermudah juga mempercepat
waktu menggambar.
Garis-garis lengkung digambar menggunakan mal lengkung.
Bagian mal lengkung luar maupun dalam dapat dipergunakan.
Sebuah garis lengkung tidak dapat diselesaikan dengan satu tarikan.
Bagilah garis lengkung tersebut dalam bagian-bagian yang cocok dengan
mal lengkung.
Bagian-bagian tersebut satu dengan yang lain harus menyambung, sehingga diperoleh
garis lengkung yang licin (smooth).
Gambar teknik merupakan salah satu wadah sebagai bahasa yang digunakan oleh
engineer, maka dalam gambar teknik ada standar menggambar paten yang harus dipatuhi
agar gambar yang telah kita buat mampu dimengerti oleh engineer lainnya
A. GARIS
Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide
atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar
mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah
sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum.
1. Jenis – jenis Garis
Ada empat jenis garis yang dipakai dalam gambar mesin, seperti sebagai berikut:
Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu garis tebal dan garis tipis.
Kedua jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih berdasarkan
besar kecilnya gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan berikut:
0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm
Keterangan :
a : Tebal garis
b : Jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a
c : Ruang antara garis min 0,7 mm
Pada mumumnya garis tipis dipakai 0,25 atau 0,35 mm. Sementara garis tebal
adalah 0,5 atau 0,7 mm.
2. Penggunaan Garis
Dalam gambar mesin digunakan beberapa garis dengan bentuk sesuai dengan
penggunaannya. Macam-macam garis beserta penggunaannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
8
A Garis tebal Garis gambar dan tepi
9
10
1. Garis sumbu.
2. Lingkaran jarak.
3. Garis simetri.
4. Gambar benda yang tidak
pada tempatnya.
Garis bertitik
5. Bagian benda yang terletak
di depan bidang potong.
6. Kedudukan bagian benda
yang dapat bergerak yang
daat dicapai.
Garis bertitik yang
dipertebal pada
ujung- ujungnya Bidang potong.
dan pada perubahan
arah.
Menunjukkan bagian
Garis bertitik tebal. permukaan yang dapat
perlakuan khusus.
Adapun teknik atau cara dalam menggambar garis gores maupun garis bertitik,
yaitu sebagai berikut.
B. SKALA
Skala gambar adalah pebandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran
linier dari unsur yang sama atau dari benda pengecilan atau perbesaran gambar.
Ada tiga macam skala gambar, yaitu:
1. Skala Penuh
Skala Penuh digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang sama
dengan benda sebenarnya. Penulisan skala penuh adalah dengan ditulis 1 : 1.
2. Skala Pembesaran
Skala Pembesaran digunakan bila gambarnya dibuat lebih besar dari benda
sebenarnya. Penulisan skala pembesaran ditulis X : 1. Dengan X adalah faktor
pengali.
3. Skala Pengecilan
Skala Pengecilan digunakan bila gambarnya dibuat lebih kecil dari ukuran benda
yang sebenarnya. Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X.
Golongan Skala yang dianjurkan
50:1 20:1 10:1
Skala Pembesaran
5:1 2:1
Skala Penuh 1:1
1:2 1:5 1:10
1:20 1:50 1:100
Skala Pengecilan
1:200 1:500 1:1000
1:2000 1:5000 1:10000
12
Kepala gambar harus terletak pada sudut kanan bawah, untuk lembar kertas
gambar dengan posisi horizontal (jenis X), atau posisi vertikal (jenis Y).
4. Tanda Orientas
Pada kertas gambar harus dibubuhkan dua buah tanda orientasi untuk menentukan
arah penglihatan gambar pada papan gambar atau untuk menentukan arah penglihatan
gambar.
7. Tanda Pemotongan
Untuk memudahkan pemotongan, tanda-tanda pemotongan dapat disediakan ke
empat ujung kertas gambar. Berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-
sikunya 10 mm.
BAB IV
KONTRUKSI – KONTRUKSI DASAR
Langkah :
a) Buat garls horizontal dan miring (titik A ke C dan titik A ke B).
b) Buat garis jari-jari Iingkaran R (tidak usah Ilngkaran penuh) berpusat pada titik A
hingga berpotongan dengan garls AC dan AS. Pada tltik potong, beri nama
misalnya titik Q dan titik P.
c) Dari titik P dan Q, buat garis jari-jari sebesar R hinggaterbentuk garis
perpotongan baru.
d) Hubungkan titik A dengan garis perpotongan kedua jari-jari tadi.
Langkah :
a) Buat garis horizontal dan vertikal (titikAke C dan titik A ke B).
b) Buat garis jari-jari lingkaran R (tidak usah Iingkaran penuh) berpusat pada titik A
hingga berpotongan dengan garis AC dan AS, beri nama misalnya titik Q dan titik
P. Jangan ubah ukuran jari-jari, biarkan seperti semula.
c) Buat garis jari-jari sebesar R yang sarna berpusat di titik Q berpotongan terhadap
garis jari-jari pertama dari titik A.
d) Lakukan langkah yang sama di titik P sehingga berpotongan dengan jari-jari dari
titikA dan Q.
e) Terakhlr, hubungkan titikAdengan kedua titikpotong dari titik Q dan titik P.
15
16
Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B. Perpotongan busur tersebut ditarik
garis memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M.
d) Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B. Perpotongan busur
tersebut ditarik garis hingga memotong di titik E.
e) Hubungkan garis dari titik E dan titik D.
f) Lingkarkan dari titik E sepanjang ED ke arah MA hingga memotong di titik F.
g) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan.
h) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan.
Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM memotong
lingkaran.
d) Hubungkan titik potong yang terdapat pada lingkaran tersebut sehingga
tergambarlah segi enam beraturan.
3. Menggambar Segi Tujuh Beraturan
Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B.
c) Buat busur yang sama dari titik B sepanjang BM memotong lingkaran di titik C
dan D.
17
Langkah :
a) Ditentukan lingkaran.
b) Tarik garis tengah AB dan bagilah AB menjadi 9 bagian sama panjang.
c) Tarik garis CD tegak lurus garis AB di tengah-tengah AB.
d) Perpanjang garis AB dan CD berturut-turut dengan BE dan DF = 1/9 AB.
e) Hubungkan DF hingga memotong lingkaran, maka garis dari titik potong
lingkaran ke titik 3 merupakan sisi segi sembilan beraturan dan ukuran pada
keliling lingkaran.
Langkah :
a) Ditentukan lingkaran dengan pusat M.
b) Tarik garis tengah melalui titik M arah mendatar sehingga memotong lingkaran.
c) Buat garis tengah melalui titik M arah tegak sehingga memotong lingkaran.
d) Buat busur yang sama dari titik M dan titik Q, perpotongan busur tersebut ditarik
memotong garis MQ di titik L dan D.
e) Lingkarkan dari titik L sepanjang LD ke arah MP hingga memotong di titik F.
f) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan, sedangkan MF merupakan sisi
segi sepuluh.
g) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan dan juga segi sepuluh beraturan.
Cara membuat segi banyak teratur dengan jumlah sisi n, ditentukan oleh rumus
berikut: 2(n-2)(90˚/n).
18
BAB V
GAMBAR PROYEKSI
A. DESKRIPSI PROYEKSI
Proyeksi merupakan implementasi gambar rancangan dari sebuah obyek nyata,
proyeksi ini dibuat dengan garis pada bidang datar. Secara fungsi proyeksi ini digunakan
untuk menampilkan sebuah obyek gambar nyata ke dalam bentuk gambar yang di
sesuaikan dengan tujuan gambar tersebut.
Garis proyeksi terdiri dari berbagai tipe, hal tersebut tergantung pada jenis garis
dari proyeksi tersebut. Berikut adalah tipe garis proyeksi.
Tipe Proyeksi Amerika.
Tipe Proyeksi Eropa.
Peredaan dari tipe proyeksi amerika dan tipe proyeksi eropa adalah tata letaknya.
1. Proyeksi Piktorial
Suatu cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran
sebenarnya secara 3D dengan pandangan tunggal. Beberapa macam proyeksi antara
lain.
a. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan
sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi
isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam
penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar, oleh karena itu
aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.
19
20
2) Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang
ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi
dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama
panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan
panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1
Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar
terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2
derajat untuk sudut sebelah kiri.
3) Proyeksi Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu
ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga
perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.
c. Proyeksi Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang
dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Untuk
gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan,
oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin. Dalam gambar
perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, yang
dinamakan titik hilang.
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi Ortogonal merupakan jenis proyeksi yang menampilkan gambar secara dua
dimensi. Fungsi dari proyeksi ini adalah menjelaskan gambar detail dari masing-masing sudut
pandang.
Proyeksi Orthogonal dibagi menjadi dua jenis diantaranya sebagai berikut.
Proyeksi kuadran l (proyeksi eropa).
Proyeksi kuadran ll (proyeksi amerika).
D. PENGGAMBARAN BIDANG V
1. Proyeksi 1 Titik Koordinat
Teknik atau cara membuat proyeksi 1 titik koordinat adalah sebagai berikut.
a. Gambarkan titik koordinat yang dimaksud.
b. Gambarkan sebuah garis dari bidang V yang diketahui dengan sudut tertentu.
23
c. Gambarkan sebuah garis dari bidang V yang diketahui dengan sudut tertentu.
e. Proyeksikan garis V1 dan V3 ke bidang II (dengan panjang V1 dan V3=r dan titik
V1 pada sumbu x sebagai pusat jangka dan V3 pada sumbu z sebagai pusat jangka)
sehingga garis proyeksi V1 dan V3 berpotongan. Dari perpotongan tersebut, tarik
garis ke V2 pada sumbu x dan z sehingga membentuk bidang V tampak atas.
f. Dari titik perpotongan tersebut, tarik garis tegak lurus dengan V2 sampai pada
sumbu horizontal kemudian tarik garis tegak lurus dengan garis tersebut.
24
b. Tarik garis tegak lurus bidang V tampak samping untuk menggambar tinggi benda
sehingga tampak benda tersebut dari samping.
c. Proyeksikan tiap titik pada benda di bidang V tampak samping ke bidang II tegak
lurus dengan garis u1 atau sejajar dengan V2 kemudian proyeksikan tiap titik pada
benda di bidang V tampak atas ke bidang II, tegak lurus dengan V2 atau sejajar
dengan u1 sehingga didapat titik perpotongannya dengan garis proyeksi pada poin
atas dan hubungkan titiktitik perpotongan tersebut sehingga membentuk benda 3D.
25
d. Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang II ke bidang I tegak lurus dengan
sumbu x, kemudian proyeksikan tiap titik pada benda di bidang V tampak samping
ke garis un tegak lurus dengan garis un atau sejajar garis u1. Proyeksikan tiap titik
pada un tersebut ke sumbu y dengan O sebagai pusat, lalu proyeksikan tiap titik
pada sumbu y tersebut sejajar dengan sumbu x ke bidang I sehingga didapat titik
perpotongannya dengan garis pada f dan hubungkan titik perpotongannya
e. Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang II, tegak lurus sumbu z ke bidang
III, kemudian Proyeksikan tiap titik pada benda 3D di bidang I ke sumbu y.
Terakhir, proyeksikan tiap titik pada j tegak lurus sumbu y ke bidang III sehingga
didapat titik perpotongannya dengan garis i, dan hubungkan titik perpotongannya
hingga membentuk gambar 3D.
BAB VI
PENDIMENSIAN
• Angka ukur yang tidak horizontal dan vertikal harus ditulis sesuai garis
ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir
pada gambar yaitu daerah antara sudut 30°.
• Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada gambar (a) dan (b), garis ukur yang
dibuat berupa garis lengkung.
• Azaz dasar yang harus dipertahankan di sini adalah angka selalu harus ditulis di
atas garis ukur, kecuali pada gambar (b).
26
27
garis penunjuk berakhir pada garis gambar digunakan anak panah (d) dan *jika
berakhir pada di dalam gambar digunakan titik (e).
• Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat pada
salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpukknya angka-angka ukur dan
jika terdapat banyak ukuran garis ukurnya boleh ditarik hanya sebagian (khusus
ukuran diameter atau yang memiliki garis sumbu) (d).
• Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan di luar garis
ukur, dengan memperpanjang garis ukurnya, lebih diutamakan memperpanjang
ke selah kanan dan angka ukurnya di tulis di atas garis perpanjangannya (e).
3. Macam-macam ukuran
• Ukuran Berantai
Ukuran berantai hanya boleh diterapkan, bilamana kemungkinan
pengumpulan toleransi tidak akan mempengaruhi persyaratan fungsional dari
benda bersangkutan. (lihat gbr a.).
• Ukuran Sejajar
Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran-ukuran terpisah
untuk tiap elemen terhadap suatu garis referensi atau titik dasar. (lihat gbr b.).
• Ukuran - Ukuran Berimpit/Berurutan
Untuk menyederhanakan gambar ukuran-ukuran beberapa unsur dapat
ditumpangkan satu pada yang lain. Titik pangkal yang menunjukkan garis atau
bidang referensi harus dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat anak
panah searah dengan garis bantu bersangkutan.
• Ukuran - Ukuran Kombinasi/Gabungan
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai dan
sejajar bersama-sama.
Pertembusan merupakan pertemuan oleh dua benda atau lebih, dimana ada salah
satu benda yang menembus benda lain. Pertembusan tidak harus pertemuan dua benda,
namun bisa juga pertemuan dengan bidang.
2. Potongan Setengah
Potongan yang difungsikan untuk menampilkan gambar dengan pandangan luar
(out side). biasanya garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak di gambar karena
detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.
3. Potongan Setempat
Dalam menggambar potongan seringkali hanya memerlukan bagian kecil dari
benda atau tersembunyi maka dapat menggunakan potongan setempat. Selain itu
potongan setempat juga diterapkan pada bagian yang tidak boleh dipotong.
31
32
4. Potongan Meloncat
Potongan meloncat merupakan jenis potongan yang difungsikan untuk
menyederhanakan gambar dalam bentuk potongan, dimana potongan tersebut terdiri
dari dua bidang, berikut adalah contoh jenis potongan gambar.
BAB VIII
TOLERANSI GEOMETRIS DAN DATUM
A. TOLERANSI GEOMETRIS
1. Toleransi Bentuk (Form Tolerance)
Nilai maksimum yang diijinkan pada deviasi bentuk, toleransi bentuk membatasi
deviasi suatu feature terhadap bentuk ideal geometris suatu garis atau permukaan.
Kasus khusus untuk bentuk garis: Straightness dan Circularity.
Flatness Cylindricity
Pararellism 33 Perprndicularity
3. Toleransi Lokasi (Location Tolerance)
Nilai yang membatasi deviasi suatu feature terhadap lokasi ideal geometrisnya
(orientasi dan jarak) terhadap datum.
34
35
Coaxility Symmetry
4. Run-Out Tolerance
Bagian dari toleransi orientasi dan toleransi lokasi, tetapi memiliki metode
pengukuran yang khusus, maka didefinisikan sebagai jenis toleransi tersendiri.
B. TOLERANSI DATUM
Datum merupakan orientasi atau lokasi zona toleransi. Datum dibentuk dengan :
1. Feature datum tunggal
Datum-datum dengan mengutamakan yang sama sebagai datum-datum umum.
2. Dua atau lebih feature-feature datum dengan prioritas yang sama sebagai suatu datum
umum
2) Datum sekunder.
3) Datum tersier.
37
Target-target Datum :
• Target-target datum dapat berupa area terbatas, suatu garis atau titik pada
lokasi tertentu
• Target-target datum menyatakan penyangga benda kerja selama inspeksi dan
proses manufaktur
• Jumlah target pada berbagai jenis datum :
I. Datum primer 3 target
II. Datum sekunder 2 target
III. Datum tersier 1 target
Artinya:
• m menyatakan toleransi dimensional umum kelas m.
• H menyatakan toleransi geometrik umum kelas H.
A. PENGENALAN AutoCAD
AutoCAD merupakan perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2
dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. AutoCAD banyak digunakan
oleh insiyur sipil, land developers, arsitek, insiyur mesin, desainer dan lain-lain.
1. Kelebihan mengggunakan software AutoCAD :
a AutoCAD memiliki tingkat yang akurasi tinggi.
b Waktu penggambaran relatif cepat .
c Mudah disunting karena tidak perlu untuk menghapus dan menggambar kembali
baguan yang salah.
2. Command (perintah) yang ada di AutoCAD pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 bagian, yaitu :
a Command (perintah) dengan menggunakan menubar.
b Command (perintah) dengan menggunakan toolbar.
c Command (perintah) dengan menggunakan keyboard (shortcut keyboard).
C. PENGENALAN BIM
BIM atau Building Information Modelling adalah suatu sistem atau teknologi yang
mencakup beberapa Informasi penting dalam proses Design, Construction, Maintenance
yang terintegrasi pada pemodelan 3D.
Salah satu keunggulan dari BIM ini adalah Integrasi Informasi dari berbagai
disiplin ilmu dalam satu pemodelan 3D. Orang umum lebih mudah membaca gambar
proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi. Orang umum lebih mudah membaca
gambar proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi.
38
39
6. Dapat digunakan mulai dari proses massing dan konsep, produksi, sampai
pembuatan BQ (Bill of Quantity).
E. ELEMEN PARAMETRIK
1. Dalam Revit, elemen bangunan dikenal sebagai objek sesungguhnya seperti
dinding, pintu, jendela (tidak dikenal asumsi bahwa garis atau line misalnya sebuah
dinding).
2. Kategori Element dibagi menjadi dua, yaitu:
Kategori Deskripsi
Kelas Deskripsi
Annotation Objek non fisik 2D yang hanya muncul (visible) pada view
tertentu : dimension, tags
A. KESIMPULAN
B. SARAN
40