Anda di halaman 1dari 61

MODUL PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

PRODUK KURSI DEPAN MOBIL ERTIGA


GAMBAR TEKNIK

DISUSUN OLEH :
TIM ASISTEN DOSEN PRAKTIKUM 2018
2020/2021
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum gambar teknik, sebagai berikut:
1. Merancang gambar kursi depan mobil ertiga.
2. Memberikan ukuran pada gambar secara detail dengan skala yang telah
disesuaikan.
3. Dapat mengetahui gambaran yang akan dibuat dari berbagai sisi.

II. Teori Pendukung


1. Pengertian Gambar Teknik
Gambar adalah bagian yang penting dalam suatu proses desain. Bahasa
perancangan adalah bahasa gambar. Kemampuan berkomunikasi
secara grafis merupakan kompetensi utama seorang perancang. Bagi
perancang, gambar adalah alat untuk mencapai suatu tujuan. Gambar
yang dikenal sebagai gambar teknik, berupa gambar yang mempunyai
akurasi tinggi, efisien serta berhubungan langsung dengan realitas.
Gambar ini dihadirkan melalui serangkaian aturan ketat dan formal
dari suatu abstraksi ortografis (denah, tampak, potongan, dan isometri).
Merupakan suatu rekaman atau pola yang dibuat untuk menghadirkan
suatu obyek. Gambar adalah visualisasi dari proses desain, mulai tahap
konsepsi hingga selesai

2. Tujuan Gambar Teknik


Tujuan gambar teknik adalah menyampaikan informasi hasil suatu
rancangan produk. Gambar teknik dibutuhkan dalam dunia teknik,
karena komunikasi secara lisan akan banyak menimbulkan banyak
kesulitan dan kemungkinan kesalahpahaman dengan tidak adanya
standar bahasa lisan serta untuk alasan pendokumentasian. Dengan
adanya gambar pendokumentasian akan lebih mudah, rapi dan bisa
dipertanggungjawabkan.
Fungsi gambar teknik:
a. Menyampaikan informasi Saat ini anatara perancang (pembuat
gambar) dan pelaksana (yang merealisasikan gambar) tidak lagi
merupakan satu orang yang sama, tetapi sering kali menjadi dua
pihak yang berbeda, sehingga antara keduanya perlu alat
komunikasi dan informasi, disini peranan gambar teknik sebagai
penyampai informasi amat dibutuhkan.
b. Bahan dokumentasi Gambar teknik merupakan dokumen yang
sangat penting bagi dunia industri untuk digunakan sebagai
informasi bagi pengembangan yang akan datang.
c. Menuangkan gagasan untuk pengembangan Gagasan seorang
perancang untuk membuat benda-benda teknik mulamula berupa
konsep dalam pikirannya. Konsep abstrak itu kemudian
dituangkan dalam bentuk gambar.

3. Peralatan dan Perlengkapan Gambar


Untuk memperoleh hasil gambar yang baik, diperlukan alat-alat
gambar yang memadai. Di samping itu alat-alat gambar tersebut harus
dipergunakan secara tepat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pada praktikum tata letak pabrik gambar teknik menggunakan alat
yaitu:
a. Software AutoCad
b. Kertas gambar A0
Kertas merupakan salah satu alat untuk menuangkan hasil gambar.
Standar ukuran kertas menurut ISO adalah:
Tabel 1. Standar Ukuran kertas

(Sumber : Juhanda, Dkk, 2000)


4. Standarisasi dalam Gambar Teknik
Standarisasi gambar adalah peraturan-peraturan yang dibuat atas dasar
persetujuan bersama antara orang-orang yang bersangkutan. Peraturan-
peraturan itu selanjutnya dijadikan dasar atau standard dalam lingkup
dimana orang yang bersangkutan berada. Standar yang berlaku di
dalam lingkup perusahaan disebut standard perusahaan, untuk lingkup
negara disebut standard nasional dan yang lebih luas lagi untuk
kepentingan kerja sama industri secara internasional digunakan
standard internasional.
Fungsi Standarisasi Gambar:
a. Memberikan kepastian tentang kebenaran/kesesuaian gambar.
b. Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukkan dan
penggunaansymbol sesuai standar.
c. Memudahkan komunikasi teknis antar perancang
d. Memudahkan kerja sama antar perusahaan dalam memproduksi
benda-bendateknik dalam jumlah banyak.

5. Standarisasi Huruf dan Angka.


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf dan
angka adalah:
a. Jelas.
b. Seragam.
Huruf dan angka mampu menunjukan maksud dan tujuan gambar.
Contoh huruf dan angka dalam gambar teknik :

Gambar 1. Contoh huruf dan angka dalam gambar Teknik


(Sumber : Juhanda, Dkk, 2000)
6. Standarisasi Garis Gambar
Dalam menggambar teknik ada beberapa jenis garis yang
semuanya memiliki maksud dan arti sendiri–sendiri. Penggunaan
setiap jenis garis yang dipilih harus sesuai dengan maksud dan
tujuannya.
a. Tebal garis menurut standar CAD
b. Tabel di bawah ini menunjukkan tebal garis menurut standar
CAD.

Tabel 2. Tebal garis menurut standar CAD


Tebal garis dengan
Nama garis Penggunaan
CAD
Garis batas (kontur) untuk
tembok, plafon, dinding, dan
Garis penuh sebagainya yang 1,0
berhubungan dengan
pekerjaan tukang kayu
Garis batas (kontur) bidang
Garis penuh potong bagian potongan 0,5
dalam skala 1:1 dan 1:10
Pandangan dan garis batas
Garis penuh (kontur) dalam skala 1:10 0,35
dan 1:20
Sisi yang terlihat, garis
Garis penuh pembatas pada semua garis 0,25
ukuran

Garis penuh Garis ukuran 0,25

Garis titik 0,5


As potongan
titik
Sumbu tengah pada
Garis titik pengeboran, garis tengah 0,35
garis sumbu simetri, titik putar,
ukuran pasak
Garis yang tidak terlihat
pada perlengkapan, 0,35
Garis putus
sambungan – sambungan,
sisi, garis kontur
Sisi yang terletak didepan
Garis titik atau diatas bidang potong, 0,35
titik garis garis batas untuk bagian
yang berbatasan
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
Jenis Garis Pada Gambar Teknik :
a. Garis Gambar
Membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar.
b. Garis Bayangan
Berupa garis putus-putus, dengan ketebalan garis 1/2 tebal
garis biasa. Garis ini digunakan untuk-membuat batas suatu
benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
c. Garis Hati
Berupa garis “strip, titik, strip, titik“, ketebalan garis 1 / 2 garis
biasa. Digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang
digambar.
d. Garis Ukuran
Berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa.
Digunakanuntuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang.
Terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk
ukuran. Garis petunjuk batas ukuran dibuat terpisah dari garis
batas benda, dengan demikian maka tidak mengacaukan
pembaca gambar. Garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung
pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk
batas ukuran.
e. Garis Potong
Garis ini berupa garis “strip, titik, titik, strip” dengan ketebalan
1/2 tebal garis biasa. Jarak minimum antara garis-garis (jarak
antara garis tengah garis) sejajar termasuk arsir, tidak boleh
kurang dari tiga kali tebal garis yang paling tebal dari gambar.
Selain itu, dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari
0,7 mm.
Gambar 2. Jarak minimum antara garis
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

7. Penggunaan garis gores dan garis titik :


Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu,
harus diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya atau
perpotongannya. Panjang ukuran garis gores dan jarak antaranya
pada satu gambar harus sama. Panjang ruang antara harus cukup
pendek dan jangan terlalu panjang.

Gambar 3. Cara penggunaan garis gores dan garis titik


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
8. Gambar Teknik Potongan
Jenis-jenis potongan:
a. Potongan penuh

Gambar 4. Gambar Potongan Penuh


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

b. Potongan setengah

Gambar 5. Gambar Potongan Setengah


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
c. Potongan setempat

Gambar 6. Gambar Potongan Setempat


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

d. Potongan meloncat

Gambar 7. Gambar Potongan Melompat


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
9. Proyeksi dalam Gambar Teknik
Berdasarkan teknis (gaya) pembuatannya, maka proyeksi dibagi
menjadi dua buah yaitu:
a. ANSI
Proyeksi sudut pertama atau biasa dikenal dengan gaya Eropa.
b. ISO
Proyeksi sudut ketiga atau dikenal dengan gaya USA.
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan
untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi.
a. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada
yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini
tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi.
Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi
yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya
(lihat gambar)

Gambar 8. Benda Yang Akan Diproyeksi


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
P. Keterangan :

P.B P.A = Pandangan Atas


P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka P.Ka = Pandangan
P.Ki
Kanan

P.Ba = Pandangan
P.D
P.B Bawah

P.Be = Pandangan
Belakang
(P. bawah)

(P. kanan) (P. depan) (P. kiri) (P. Belakang)

(P. atas)

Gambar 9. Proyeksi Eropa


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan
juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi
Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama
dengan arah pandangannya (lihat gambar 10).

P.A Keterangan :
P.Be
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan
P.Ka
P.Ki Kiri

P.Ka = Pandangan
Kanan
P.D
P.Ba
P.Ba = Pandangan
Bawah

P.Be = Pandangan
Belakang
(P. atas)

(P. kiri) (P. Depan) (P. kanan) (P.Belakang)

(P. bawah)
Gambar 10. Proyeksi Amerika
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

10. Simbol Proyeksi


Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu
diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah
ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan.
Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar
menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi
sudut pertama). Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan
terdapat gambar dengan menggunakan kedua proyeksi secara
bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah
kertas gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah
kerucut terpancung.
Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika
Gambar 11 Simbol Proyeksi (a) Eropa (b) Amerika
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

11. Anak Panah


Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan
tempat/posisi atau arah potongan, sedangkan angka ukuran
ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis ukur.

1/3L

Gambar 12 Anak Panah


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

12. Pemilihan Pandangan


Ada beberapa pilihan pandangan dalam gambar teknik, yaitu:
a. Pandangan Depan (Pusat)
1) Menunjukkan syarat dan karakteristik terbanyak
2) Memiliki pandangan maya paling sedikit
3) Menunjukkan panjang dan tinggi benda
b. Pandangan Atas
1) Menunjukkan panjang dan lebar benda
c. Pandangan Samping (Biasanya kanan)
1) Menunjukkan lebar dan tinggi benda
2) Menggunakan pandangan kiri apabila garis yang
tersembunyi lebih sedikit
d. Terkadang tidak diperlukan 3 pandangan untuk suatu gambar
teknik
13. Penunjuk Ukuran dalam Gambar Teknik
Pendimensian bertujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk
sebenarnya dari sebuah benda atau mesin industry. Jenis ukuran
dibagi dua, yaitu ukuran bentukdan ukuran posisi. Ukuran bentuk
yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek,
termasuk di dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain.
Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran yang menunjukkan jarak
obyek tersebut dari suatu bidang referensi tertentu (datum).
Contoh ukuran bentuk: Obyek kotak segi empat akan memiliki
ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran
bentuk diameter atau radius, segitiga akan memiliki ukuran
bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.

Gambar 13. Contoh Ukuran Bentuk


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi


datum terlebih dahulu. Datum adalah bidang referensi. Datum ini
bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu benda.
Penentuan datum didasarkan oleh hal-hal berikut ini:
a. Fungsi dari benda
b. Kemudahan pengerjaan
c. Kemudahan perakitan
Gambar 14. Contoh Datum Pada Titik Gambar
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :


a. Ukuran harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan
mudah
b. Hindari pemberian ukuran ganda
c. Usahakan untuk menempatkan ukuran diluar area benda
d. Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak
oleh garis yang lain

Gambar 15. Contoh Cara Penunjukan Ukuran Yang Benar


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah
penyederhanaan ukuran. Artinya penunjukkan ukuran dibuat
sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar.
Sehingga dapat membuat gambar menjadi lebih lapang dan
mudah dibaca. Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda
yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan akan
lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa
mengurangi fungsi dari ukuran itu
sendiri. Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk
penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.

Gambar 16. Contoh Bentuk Penyederhanaan Standard ISO


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
Gambar 17. Garis Ukur, Garis Bantu dan Garis Antara
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Gambar 18. Cara Untuk Memberikan Ukuran Diameter


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Gambar 19. Cara Memberikan Ukuran Lubang


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
Gambar 20. Cara Memberikan Penunjuk Arah
(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Gambar 21. Pemberian ukuran tali busur dan sudut


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)

Gambar 22.Menggambar Garis Ukur Dan Bantu Yang Benar


(Sumber: Juhanda, Dkk, 2000)
Gambar 23. Macam-Macam Ukuran
(Sumber : Juhanda, Dkk, 2000)

III. Menggambar Etiket


IV. Peralatan Praktikum
Untuk memperoleh hasil gambar yang baik, diperlukan alat-alat gambar
yang memadai. Di samping itu alat-alat gambar tersebut harus
dipergunakan secara tepat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pada praktikum tata letak pabrik gambar teknik menggunakan alat yaitu:
a. Software AutoCad
b. Kertas Gambar A0

Kertas merupakan salah satu alat untuk menuangkan hasil gambar. Standar
ukurankertas menurut ISO adalah:

Tabel 4. Standar Ukuran kertas

(Sumber : Juhanda, Dkk, 2000)

V. Penggambaran Praktikum Gambar Teknik


Pada gambar sketsa yang mengacu kepada standarisasi gambar teknik,
ketika kita akan melakukan penggambaran pada sebuah kertas, kita harus
mempunyai batas wilayah kerja gambar, yang dibatasi dengan garis tepi.
Batas garis tepi yang dibuat adalah sisi kiri, kanan, atas dan bawah.
Ukuran garis tepi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Keterangan Garis
Warna Garis
No Nama Garis Jenis Garis Ukuran Garis
(RGB)
1 Garis Nyata Continous 0, 0, 0 0,80
2 Garis Sumbu ACAD_ISO10W100 0, 255, 255 0,35
3 Garis Ukur Continous Asdos 2018 0,35
4 Garis Maya ACAD_ISO_02W100 Asdos 2018 0,35
5 Garis Potong DASHED 102, 0, 255 0,30
6 Garis Arsir Continous 165, 68, 24 0,30
7 Garis Simetris ACAD_ISO_10W100 214, 0, 147 0,30
8 Garis Tepi Continous 0, 0, 0 0,80
9 Garis Bantu Continous 128, 128, 0 0,30
10 Garis Khusus ACAD_ISO_09W100 204, 153, 0 0,35
11 Teks Continous 0, 0, 0 0,80
Sumber : Tim Asdos 2018

Ukuran Kertas
Kertas adalah media cetak dimana gambar dituangkan, ukuran kertas yang
digunakan adalah :
a. Acc Konsep : A0
b. Acc Finish : A0
VI. Daftar Nama Part dan Skala Gambar
1. Cushion Shield (Skala 1:5)
2. Cushion Frame (Skala 1:10)
3. Cushion Pad (Skala 1:10)
4. Cushion Cover (Skala 1:10)
5. Recline Handle (Skala 1:5)
6. Shield (Skala 1:5)
7. Seatback Frame (Skala 1:10)
8. Seatback Pad (Skala 1:10)
9. Seatback Cover (Skala 1:10)
10. Headrest Guide (Right) (Skala 1:5)
11. Headrest Guide (Left) (Skala 1:5)
12. Headrest (Skala 1:5)
13. Outer Cover (Skala 1:7)
14. Inner Cover (Skala 1:5)
15. Adjust Lever (Skala 1:5)
16. Lever Seat (Skala 1:5)
17. Handle Adjuster (Skala 1:5)
18. Adjust Lower (Skala 1:3)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1992. Gambar Teknik Mesin. Bandung: Politeknik Manufaktur


Bandung ITB, Industrial Training Service.

Bielefeld, Bert dan Isabella Skiba. 2007. Gambar Teknik. Jakarta: Erlangga.

Istanto, Freddy H. 2004. Gambar Sebagai Alat Komunikasi Visual. Nirmana.


2(1): 23-35.

Juhanda, Dkk. 2000. Menggambar Teknik Mesin dengan Standar ISO.


Pustaka Grafika:Jakarta,

Listiyarini, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Yogyakarta: Budi


Utama.

Luzadder W.J, Hendarsin H. 1999. Menggambar Teknik untuk Desain,


Pengembangan Produk, dan Kontrol Numerik. Erlangga:Jakarta.

Sanusi, Muzamil. 2007. Desain Arsitektur dengan AutoCAD 3D. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Sastra, Suparno. 2008. Inovasi Desain dengan AutoCAD. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Sato G, Hatanto. 1981. Menggambar Mesin menurut Standar ISO. PT


Pradya Paramitra:Jakarta.

Siregar, Hasan Basri. 2010. Menggambar Teknik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Takeshi Sato, G. 2005. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Pradnya


Paramita
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

750

B 355
200 B

C
R50 15
C

388
D

173
D

555 165

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Cushion Shield F

1 2
4 Rev. Date of issue Sheet

A0
5 6 8
7
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

55,5 20
125,5

B B

550
35

C C

D 620 D

70
E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Cushion Frame F

1 2 5
3 4 7
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

B B

600
C C

461
D D

125

95
75

691
242

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Cushion Pad F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

610
B B

C C

471
D D

135

105
85

701
252

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Cushion Cover F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

45
500

70 120

B B

22,5

100
C C
455

444
D D

150

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Recline Handle F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

810
B B

90
C C
320

210
200
300

D D

90
840

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Shield F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A 205 A

25
90

200
B 30 B

690
450
50
50

C C

30
10

100
250

D D
950

60
Ø70
E E

20
70

Dept. Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Seatback Frame F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

206 250

B B

100

C C
20
0

81
D 0 D

E E
522
691
Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Seatback Pad F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

211 250

B B

110

C C

820
D D

E E
701

Dept. Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Seatback Cover F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

50

30
B B

15
C C

D 125 D

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by
15
Asisten Dosen
20 2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Headrest Guide F

Right
1 2 5
3 4 7
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A 50 A

30
B B

10
15

2
C C

12
5

D D

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Headrest Guide F

Left
1 2
4 Rev. Date of issue Sheet

A0
5 6 8
7
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

130

70
B B

240

C C
200

10

15
D D
100

50

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Headrest F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

40
A A

50

100

20
240

B B

70
50
C 170 C

360

80
D D

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Outer Cover F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A
A 60

B B

20

C C

33

65
D D
15

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Inner Cover F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

B 120 B

40
C C

60
20

D D
20

5
95

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Adjust Lever F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

139
A A
20

B B

65 20

20
C C

50

90
D D

11
E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Lever Seat F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

461.42
A A

B B

20
20

C C

D D

210

E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Handle Adjuster F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8
1 2 3 4 5 6 7 8

A A

B B

50
25

C 30 C
50
12 10
15

D D

100
E E

Dept.
Technical reference Created by Approved by

Asisten Dosen
2018 Document status

Document type

Title
DWG No.
F Adjust Lower F

1 2 5
3
4 6
Rev.
Date of issue Sheet

A0
8

Anda mungkin juga menyukai