Anda di halaman 1dari 95

BBPPMPV BOE

GAMBAR TEKNIK

TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA
MALANG
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 2


BAB I ............................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................. 3
A. TUJUAN UMUM ...................................................................................................................................... 3
B. TUJUAN KHUSUS................................................................................................................................... 3
BAB II .............................................................................................................................................................. 4
MEMBACA DAN MEMAHAMI GAMBAR TEKNIK ........................................................................................... 4
A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik ................................ 4
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik ............................... 72
C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik ................................. 93
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 94

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 2 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menggambar
teknik dasar, membaca dan memahami gambar teknik otomotif.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Gambar
Teknik ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut: Membaca dan memahami dan
menggambar gambar teknik. teknik dasar, termasuk pengenalan macam-
macam peralatan gambar, standarisasi dalam pembuatan gambar, serta
praktik menggambar dan membaca gambar teknik, dan menentukan letak
dan posisi komponen otomotif berdasarkan gambar buku manual

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 3 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

BAB II
MEMBACA DAN MEMAHAMI GAMBAR TEKNIK

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik

1. Fungsi Gambar Teknik Otomotif

Lapangan kerja utama di industri otomotif bagi lulusan SMK adalah after sales, yaitu
pekerjaan yang menangani kendaraan setelah diproduksi oleh pabrik, setelah
kendaraan diterima oleh masyarakat sebagai pemakai. Jabatan pekerjaan di bidang
ini biasanya disebut dengan Mekanik Mobil, Mekanik Alat Berat, Mekanik
Sepedamotor. Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi pemeliharaan kendaraan atau
perawatan dan perbaikan kendaraan yang dilakukan di bengkel kendaraan seperti
bengkel mobil, bengkel alat berat, bengkel sepeda motor, bengkel pengecatan,
bengkel spooring dan balancing, bengkel AC (Air Conditioning), bengkel Understel,
dan sebagainya.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, mekanik harus bisa membaca dan memahami


gambar sistem atau komponen pada kendaraan, meliputi gambar komponen bodi,
gambar komponen mesin penggerak, gambar komponen casis, gambar komponen
pemindah tenaga, gambar komponen elektris dan elektronis. Di dalam
pekerjaannya, mekanik otomotif tidak dituntut dapat membuat gambar, namun bisa
membuat sketsa kadang diperlukan. Untuk dapat membaca dan memahami gambar
komponen utuh 3 dimensi - 2 dimensi, gambar potongan, gambar skema dan
gambar rangkaian, maka harus memahami dengan baik dasar menggambar.

Dengan kemampuan membaca dan memahami gambar sistem dan komponen


otomotif, maka akan dapat mengetahui dimensi dari komponen, detil bagian luar
dan bagian dalam komponen, rangkaian komponen, aliran fluida dalam komponen,
cara kerja komponen dan kemampuan menelusuri atau menemukan penyebab jika
terjadi kesalahan atau tidak berfungsinya sistem. Ketidakmampuan mekanik dalam
membaca dan memahami gambar, akan mengakibatkan mekanik otomotif tidak
dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 4 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Macam-Macam Peralatan Gambar Teknik secara manual;


Gambar teknik merupakan suatu gambar yang dibuat dengan menggunakan aturan
baku yang telah disepakati oleh para ahli teknik secara internasional. Aturan atau
ketentuan itu menyangkut symbol, garis dan huruf teknik.
Dalam menghasilkan gambar teknik, dibutuhkan peralatan-peralatan gambar yang
sesuai. Pemilihan peralatan gambar yangbaik akan menghasilkan kualitas gambar
yang baik pula. Berikut ini adalah beberapa macam peralatan gambar teknik yang
bisa digunakan dalam menggambar.
1) Kertas Gambar
Kertas gambar yang banyak digunakan adalah kertas HVS putih dan kertas kalkir.
Kertas HVS putik adalah jenis kertas yang tidak tembus cahaya. Biasanya digunakan
untuk menggambar dengan pensil, dan terkadang dengan tinta.
Kertas kalkir adalah kertas yang memiliki sifat tembus cahaya (transparan). Kertas
kalkir banyak digunakan untuk menggambar dengan menggunakan tinta, yang
merupakan proses lanjutan dari pembuatan gambar dengan pensil terlebih dulu.
Kertas kalkir yang bersifat transparan akan mempermudah dalam proses
penggandaan (reproduksi )

2) Pensil Gambar
Untuk membuat gambar dibutuhkan sebuah pensil gambar. Pensil gambar ada yang
bebentuk batang pensil dan ada yang berupa pensil mekanik.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 5 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Pensil gambar juga mempunyai kualitas warna dan kekerasan. Tingkat kekerasan
pensil dinyatakan dengan huruf dan angka. Menurut kekerasannya, pensil
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Huruf H
(Hard) menunjukan pensil yang keras (semakin besar angkanya maka semakin
keras). Huruf B (Black) menunjukan pensil yang lunak (semakin besar angkanya
maka semakin lunak).
Huruf F (Fine/Firm), dan huruf HB (Half Black) menunjukkan pensil dengan tingkat
kekerasan sedang.

Cara penggunaan pensil batang

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 6 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

3) Mistar Gambar
Mistar gambar yang sering dipakai pada gambar teknik ada beberapa jenis. Yaitu
mistar segitiga, mistar T dan mistar skala.
Mistar Segitiga

Mistar segitiga digunakan untuk membuat garis-garis tegak lurus atau garis sejajar,
baik tegak maupun mendatar. Mistar segitiga ada dua jenis, yaitu mistar siku 45° dan
mistar segitiga siku 30° dan 60°. Berikut ini adalah gambar kedua jenis mistar
segitiga tersebut.
Mistar T

Mistar T digunakan untuk menuntun mistar segitiga dan menarik garis mendatar.
Penarikan garisnya dilakukan dengan menggoreskan pensil dari kiri ke kanan.
Mistar Skala
Mistar skala mempunyai skala tertentu pada bagian sisinya. Pada mistar skala telah
dicantumkan ukuran sebenarnya pada skala tertentu, misalnya mm, cm, atau inchi.
Cara menggunakan penggaris T dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 7 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Posisi penempatan penggaris T pada meja gambar

Penggunaan penggaris siku dan T


4) Busur Derajat
Busur derajat digunakan untuk membagi sebuah sudut menjadi sama besar.
Busur derajat pada umumnya terbuat dari plastik atau mika bening serta
dilengkapi dengan garis-garis pembagi mulai dari sudut 0° sampai dengan 180°
namun ada pula yang dimulai dari sudut 0° sampai dengan 360°.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 8 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Untuk mengukur besar sudut menggunakan busur derajat, perhatikan


langkah-langkah berikut:
1) Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur.
2) Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°.
3) Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain.
Angka inilah yang merupakan besar sudut itu.

Mengukur Sudut Dengan Busur Derajat

5) Jangka
Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran, baik dengan
ujung pensil maupun dengan tinta. Ada empat macam jangka yang biasa digunakan
dalam gambar teknik, yaitu jangka besar, jangka Orleans, jangka pegas dan jangka
bagi

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 9 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Jangka Besar, digunakan untuk membuat lingkaran sampai dengan 200mm.


Jangka Orlean dapat digunakan untuk membuat lingkaran kecil dengan baik, besar
kecilnya lingkaran yang akan dibuat dapat distel dengan sekrup penyetel.

Jangka Pegas sama fungsinya dengan jangka orleans, yaitu dapat digunakan
untuk membuat lingkaran kecil dengan baik.

Jangka bagi digunakan untuk membagi garis dalam jumlah yang dikehendaki.

Penggunaan Jangka

Konstruksi Jangka

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 10 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Dari konstruksi jangka di atas, bagian kepala jangka harus dikartel supaya

pada saat jangka diputar tidak sukar dan licin. Bagian dari kaki jangka

harus terjepit tetapi tetap masih bisa digerakkan. Jarum jangka yang

terletak pada bagian ujung jangka mempunyai dua ujung yang tajam

dimana pada bagian ujung yang satu mempunyai titik yang kecil dan dada.

Untuk mencegah kerusakan kertas gambar pada saat membuat lingkaran

sebaiknya menggunakan ujung jangka yang kecil.

Penggunaan Jangka dengan Tinta

6) Penghapus

Untuk menghapus bekas goresan pensil, dipergunakan karet penghapus yang lunak,
sedangkan untuk menghapus goresan tinta, dipergunakan karet penghapus yang
agak keras. Penghapus banyak jenis warnanya
7) Rapido
Untuk membuat gambar dengan tinta, dapat menggunakan trek pen. Akan tetapi hal
ini tidak praktis karena tinta dapat menetes keluar dan harus menyetel berkali-kali
untuk membuat garis dengan ketebalan yang dikehendaki.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 11 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Rapido bersifat refill atau dapat diisi ulang jika tinta telah habis, oleh karena itu
rapido perlu dilengkapi dengan tinta gambar. Rapido memiliki bermacam-macam
ukuran (dilihat dari ukuran penanya), dari 0,1 - 2,0 mm.
Dalam menarik garis dengan rapido sebaiknya ditempelkan saja pada kertas, jangan
ditekan, kemudian ditarik dengan kemiringan antara 60°–80° dari arah kiri ke kanan.
di samping itu jangan menarik garis dari arah atas ke bawah.
Bagian – bagian rapido
Keterangan :
1. Rapido
2. Kepala luar
3. Kepala dalam
4. Tutup
5. Kunci pembuka tinta
6. Tabung tinta
7. Rumah

8) Mal
Fungsi mal sebagai alat bantu untuk menggambar atau untuk mempercepat proses
penggambaran berbagai macam bentuk. Untuk keseragaman dan kerapian dalam

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 12 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

membuat tulisan digunakan sablon atau mal huruf dan angka. Untuk membuat
gambar lambang-lambang dan bentuk-bentuk digunakan sablon atau mal bentuk.

Adapun untuk menggambar macam-macam garis lengkung (kurva) misalnya elips,


parabola, dan hiperbola digunakan mal kurva.

Untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil selain menggunakan jangka orleon dan


jangka pegas, juga dapat dilakukan dengan mal lingkaran. Lingkaran kecil yang
dapat dibuat dengan menggunakan mal lingkaran mulai dari diameter 1 mm sampai
dengan 36 mm. Pada setiap lingkaran yang ada pada mal lingkaran sudah terdapat
empat garis sumbu mal lingkaran dengan garis sumbu gambar yang telah dibuat
pada kertas tersebut.

Mal ellips digunakan untuk membuat bentuk ellips-ellips kecil. Sama dengan mal
lingkaran, mal ellips juga dilengkapi dengan empat garis sumbu.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 13 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Dengan perkembangan teknologi digital, menggambar sudah dapat menggunakan


system komputerisasi.
9) Papan dan Meja Gambar
Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata, lurus dan licin agar
penggaris T dapat digeser. Ukuran papan gambar yang memadai untuk gambar
teknik adalah panjang 1265 mm, lebar 915 dan tebal 30mm. Meja gambar juga
dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas, seperti ukuran kertas A0 dan
A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus dan tidak terlalu keras
maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan adalah jenis kayu pohon
cemara, linde dan pelupir.

Untuk menghindari papan gambar bengkok atau lengkung akibat perubahan cuaca,
maka pada bagian bawah papan gambar dilengkapi dengan dua buah kaki yang
miring. Kaki papan gambar juga berfungsi sebagai tempat kedudukan papan gambar.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 14 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Permukaan papan gambar harus rata akan tetapi akan lebih baik jika permukaan
papan gambar dilapisi dengan kertas gambar putih tebal lalu dilapisi kembali dengan
plastik bening yang cukup tebal pula.
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar lainnya
seperti busur lingkaran, penggaris T, segitiga dan ukuran. Meskipun mesin gambar
sudah dilengkapi dengan dua buah mistar gambar yang saling tegak lurus dan dapat
bergerak bebas pada saat menggambar, mistar gambar tersebut tetap dijaga kondisi
dalam posisi tegak lurus.

Secara umum fungsi gambar teknik adalah :

a. Gambar Sebagai Bahasa Teknik

Gambar memegang peranan penting sebagai alat komunikasi untuk


terwujudnya suatu produk/mesin atau benda teknik lainnya. Dengan kata
lain gambar teknik merupakan alat komunikasi orang teknik, atau merupakan
bahasa orang-orang teknik. Dengan gambar kerja komponen otomotif, kita
dapat menjelaskan cara kerja komponen otomotif tersebut. Sebagai contoh
melalui gambar rangkaian kelistrikan mobil, menjadikan komunikasi kita dalam
memahami rangkaian listrik kendaraan menjadi lebih jelas.

b. Gambar Sebagai Bahan Informasi Teknik

Ketika berhadapan dengan komponen yang utuh, misalnya mesin, transmisi atau

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 15 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

komponen kendaraan lainnya, mekanik bisa mengetahui bagian luar komponen,


tetapi pasti kesulitan mengetahui detil dari bagian dalam komponen tersebut.
Dalam hal seperti inilah gambar teknik sangat diperlukan, yaitu gambar potongan,
yang dapat menunjukkan secara detil bagian dalam komponen tersebut. Demikian
juga ketika terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya suatu rangkaian listrik mobil,
maka akan sangat terbantu untuk menyelesaikan permasalahnya ketika ada
gambar rangkaian listrik (electrical wiring diagram).

c. Gambar Sebagai Gagasan dan Pengembangan

Bila kita mempunyai suatu gagasan atau suatu ide teknik abstrak
yang melintas di hati kita, misalnya membuat suatu mesin dengan
energi pasang surut air laut, membuat mesin dengan energi gravitasi
bumi, membuat ECU (electronic control unit) dan ide-ide teknik lainnya,
gagasan-gagasan tersebut perlu kita ungkapkan dalam bentuk gambar.

Jadi dengan gambar teknik kita bisa mengungkapkan gagasan, pengembangan


dan perbaikan teknik pada masa mendatang.

2. Standarisasi

Orang-orang yang terkait dalam bidang gambar teknik mesin antara lain
para siswa yang sedang belajar dalam bidang teknik mesin, para
perencana produk, operator-operator (mesin, perakitan, service, dan reparasi),
juga pengontrol mutu dari suatu produksi mesin. Oleh karena itu, supaya
tidak terjadi kesalah pahaman dalam membaca dan membuat gambar,
perlu kiranya orang-orang yang terkait dalam bidang di atas mengetahui
tentang standar. Standar tersebut merupakan suatu keseragaman yang berfungsi
untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.

Standardisasi dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar


perusahaan industry di dalam suatu negara, bahkan standardisasi dapat
diberlakukan pada industri antar negara yang kita kenal dengan Standar
Internasional atau disingkat SI.

3. Macam-macam Standar

Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain:

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 16 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Jepang (JIS),
b. Belanda (NEN) ,
c. Jerman (DIN),
d. Indonesia (SII), dan
e. Standar Internasional (ISO).

4. Standar ISO
ISO (International Standardization for Organization) bertujuan untuk menyatukan
pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar.
Dari standar-standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional
dengan tujuan :
a. memudahkan perdagangan nasional maupun internasional
b. memudahkan komunikasi teknik
c. bagi negara-negara berkembang, memberi petunjuk-petunjuk
praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik

5. Gambar dengan Sistem ISO

Oleh karena gambar merupakan bahasa teknik dan alat komunikasi teknik
secara Internasional serta SII mengacu pada standar ISO, maka gambar teknik
yang akan kita pelajari adalah gambar teknik yang diharapkan akan
memenuhi salah satu tujuan ISO, yaitu memudahkan komunikasi teknik.

Dengan kata lain, yang akan dibahas dalam buku ini yaitu gambar teknik
dengan sistem ISO.
6. Macam Macam Garis dan Kegunaannya
Dalam kegiatan menggambar ini dikenal beberapa macam garis berikut
kegunaannya masing- masing.

Gambar 1. Macam Garis

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 17 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Garis tebal atau disebut juga garis tebal kontinu digunakan untuk membuat
garis tepi, garis- gambar, dan garis nyata lainnya.
b. Garis tipis kontinu, digunakan untuk garis-garis ukur, garis arsir, dan
garis proyeksi serta garis- garis bantu lainnya.
c. Garis kontinu bebas, digunakan untuk garis batas dari pemotongan sebagian.
d. Garis-garis gores tipis, digunakan untuk menyatakan garis-garis gambar yang
tidak terlihat atau terhalang.
Garis sumbu atau garis strip-titik, digunakan untuk garis sumbu gambar

Gambar 2. Penggunaan Garis

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 18 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

7. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah
bidang dua dimensi, dapat kita lakukan dengan beberapa macam cara
proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara
proyeksi itu antara lain:
a. proyeksi piktorial dimetri c. proyeksi piktorial miring
b. proyeksi piktorial isometri d. perspektif.
Untuk membedakan masing-masing proyeksi tersebut, dapat kita lihat
pada gambar 3.

Proyeksi Isometris Proyeksi Miring

Proyeksi Dimetris Perspektif


Gambar 3. Proyeksi Piktorial

8. Proyeksi Isometris
a. Ciri Proyeksi Isometris
Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam bentuk proyeksi
isometris atau untuk menyajikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 19 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

proyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu ciri dan
syarat-syarat untuk membuat gambar dengan proyeksi tersebut. Adapun ciri-
ciri gambar dengan proyeksi isometris adalah:
1) Ciri pada sumbu
• Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis
mendatar.
• Sudut antara sumbu satu dan sumbu lainnya 120°.
2) Ciri pada ukuran
Panjang gambar pada masing masing sumbu sama dengan panjang
benda yang digambarnya.

Gambar 4. Proyeksi Isometris


b. Penyajian Proyeksi Isometris
Penyajian gambar dengan proyeksi isometris dapat dilakukan dengan
kedudukan normal, terbalik, atau horizontal.
1) Proyeksi isometris dengan kedudukan normal
Kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut-sudut seperti
tampak pada gambar.
2) Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 20 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:


0
a) memutar gambar dengan sudut 180 ke kanan dari kedudukan normal,
sesuai dengan ke- dudukan sumbunya.

Sumbu Dalam Kedudukan Normal Sumbu Dalam Kedudukan Terbalik


Gambar 5. Kedudukan Sumbu Proyeksi Isometris
b) mengubah kedudukan benda yang digambar dengan tujuan untuk
memperlihatkan bagian bawah benda tersebut.

Isometris Dalam Kedudukan Normal Isometris Dalam Kedudukan Terbalik


Gambar 6. Kedudukan Proyeksi Isometris

3) Proyeksi isometris dengan kedudukan horizontal


a) Sebagaimana cara yang dilakukan untuk menggambar
kedudukan proyeksi isometris terbalik, yaitu dengan memutar
sumbu "utama 1800 dari sumbu normal, maka untuk
kedudukan horizontalnya 2700 ke kanan dari kedudukan sumbu
normalnya.
b) Mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memperlihatkan bagian
samping kiri (yang tidak terlihat) sebagaimana terlihat

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 21 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

pada gambar.

a) Sumbu Diputar 2700 b) Proyeksi Isometris dengan Kedudukan Horizontal


Gambar 7. Sumbu Diputar dan Kedudukan Horizontal
9. Proyeksi Dimetris
Proyeksi dimetris mempunyai ketentuan :
a. Sumbu utamanya mempunyai sudut : α = 70 dan β = 400
b. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu
y = 1 : 2, dan pada sumbu z = 1 : 1

Gambar 8. Sumbu Proyeksi Dimetris


Gambar kubus dengan proyeksi dimetris di bawah ini, mempunyai sisi-sisi 40 mm.

Gambar 9. Proyeksi Dimetris


Keterangan :
• Ukuran pada sumbu x digambar 40 mm.
• Ukuran gambar pada sumbu y digambar setengahnya, yaitu 20 mm.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 22 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

• Ukuran pada sumbu z digambar 40 mm.

10. Proyeksi Miring (Sejajar)

Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horlzontal/mendatar


dan sumbu y mempunyai sudut 450 dengan garis mendatar, Skala ukuran
untuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu
skala pada sumbu x : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z =
1: 1 (lihat gambar 10 di bawah ini).

Gambar 10. Proyeksi Miring (Sejajar)


11. Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik mesin, gambar perspektif jarang dipakai.
Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Perspektif dengan satu titik hilang,
b. Perspektif dengan dua titik hilang,
c. Perspektif dengan tiga titik hilang.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 23 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 11. Perspektis dengan Satu Titik Hilang

Gambar 12. Perspektis dengan Dua Titik Hilang

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 24 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 13. Perspektis dengan Tiga Titik Hilang


12. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektomya. Garis-garis yang
memprojeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor
(lihat gambar di bawah!). Selain tegak lurus terhadap bidang proyeksi,
garis-garis proyektonya juga sejajar satu sama lain.
a. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Titik

Gambar 14. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Titik

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 25 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

b. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Garis

Gambar 15. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Garis

c. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Bidang

Gambar 16. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Bidang

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 26 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

d. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Benda

Gambar 17. Proyeksi Ortogonal dari Sebuah Benda


13. Macam-macam Pandangan
Untuk memberikan informasi lengkap suatu benda tiga dimensi
dengan gambar proyeksi ortogonal, biasanya memerlukan lebih dari satu
bidang proyeksi.
a. Gambar pada bidang proyeksi di depan benda disebut pandangan depan.
b. Gambar pada bidang proyeksi di atas benda disebut pandangan atas.
c. Gambar pada bidang proyeksi di sebelah kanan benda disebut
pandangan samping kanan.
Demikian seterusnya.

Gambar 18. Berbagai Pandangan

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 27 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

14. Bidang-bidang Proyeksi


Suatu ruang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh bidang-
bidang depan, bidang vertikal, dan bidang horizontal. Ruang yang
dibatasi tersebut dikenal dengan sebutan kuadran. Ruang di atas
bidang H, di depan bidang D, dan di samping kanan bidang V disebut
kuadran I. Ruang yang berada di atas bidang H, di depan bidang D, dan
di sebelah kiri bidang V disebut kuadran II. Ruang di sebelah kiri bidang V,
di bawah bidang H, dan di depan bidang D disebut kuadran III. Ruang
yang berada di bawah bidang H, di depan bidang D, dan di sebelah kanan
bidang V disebut kuadran N.

Gambar 19. Bidang Proyeksi

15. Proyeksi di Kuadran I (Proyeksi Eropa)


Bila suatu benda diletakkan di atas bidang horizontal, di depan bidang
D (depan), dan di sebelah kanan bidang V (vertikal), maka benda
tersebut berada di kuadran I. Jika benda yang terletak di kuadran
I kita proyeksikan terhadap bidang-bidang H, V, dan D, maka akan
didapat gambar/proyeksi, dan proyeksi ini disebut proyeksi pada

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 28 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

kuadran I yang dikenal juga dengan nama proyeksi Eropa. Gambar


memperlihatkan titik yang terletak di kuadran I.

Gambar 20. Proyeksi Kuadran I


Keterangan :
A = titik di kuadran-I
AD = proyeksi titik A di bidang D (depan).
AV = proyeksi titik A di bidang V (vertikal).
AH = proyeksi titik A di bidang H (horizontal).
Bila ketiga bidang yang saling tegak lurus tersebut dibuka, maka sumbu x dan y
sebagai sumbu putarnya dan sumbu z merupakan sumbu yang dibuka/dipisah,
seperti gambar 21 berikut.

Gambar 21. Ketiga Bidang Yang Saling Tegak Lurus Tersebut Dibuka

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 29 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Selanjutnya batas-batas bidang dihilangkan maka menjadi bentuk di bawah ini.

Gambar 22. Batas-batas Dihilangkan

Bila penempatan benda di kuadran I tidak teratur, maka untuk menempatkan


sumbu dapat disederhanakan sesuai dengan ruang yang tersedia.
Penyederhanaan dapat dilakukan seperti gambar berikut.

Sumbu terpisah dengan gambar Sumbu berimpit dengan gambar


Gambar 23. Posisi Garis Sumbu Dengan Gambar

Penampilan Gambar
Untuk penampilan gambar berikutnya, garis sumbu dan garis bantu tidak
diperlukan lagi (dihilangkan). Jadi yang tampak hanya pandangannya saja. Perlu
ditegaskan kembali bahwa untuk proyeksi di kuadran I (proyeksi Eropa),

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 30 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

penempatan pandangan samping kanan berada di sebelah kiri pandangan


depannya, sedangkan pandangan atas berada dibawah pandangan depannya.

Gambar 24. Penampilan Gambar


a. Proyeksi Sebuah Kubus yang Terletak di Kuadran I

Gambar 25. Proyeksi Sebuah Kubus yang Terletak di Kuadran I (1)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 31 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 26. Proyeksi Sebuah Kubus yang Terletak di Kuadran I (2)


16. Proyeksi Di Kuadran III (Proyeksi Amerika)
Bidang-bidang H, V, dan D untuk proyeksi di kuadran III (proyeksi Amerika)
yang telah dibuka adalah sebagai berikut:

Gambar 27. Proyeksi Amerika


• Pada bidang H ditempatkan pandangan atas,
• Pada bidang D ditempatkan pandangan depan,
• Pada bidang V ditempatkan pandangan samping kanan
Contoh :

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 32 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 28. Contoh proyeksi Amerika


17. Simbol Proyeksi
Untuk membedakan gambar/proyeksi di kuadran I dan gambar/proyeksi di
kuadran III, perlu di- beri lambang proyeksi. Dalam Standar ISO (lSO/DIS
128), telah ditetapkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan.
Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut
proyeksi sudut pertama (kuadran I atau kita kenal sebagai proyeksi Eropa).
Dalam satu buah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan
menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi
ditempatkan di sisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/ lambang proyeksi
tersebut adalah sebuah kerucut terpancung (lihat gambar).

Lambang Proyeksi di Kuandran I (Eropa) Lambang Proyeksi di Kuandran III


(Amerika)
Gambar 29. Lambang Proyeksi
18. Anak Panah
Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan
tempat/posisi atau arah pemotong- an, sedangkan angka ukuran
ditempatkan di atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 33 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 30.Anak Panah

19. Mengubah Gambar Dari Bentuk Proyeksi Isometris Menjadi Bentuk


Gambar Proyeksi Dlmetris

Proyeksi Isometris Proyeksi Dimetris


Gambar 31. Proyeksi Isometris dan Dimetris

Gambar 31. Contoh Proyeksi Isometris (1)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 34 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 32. Contoh Proyeksi Isometris (2)

20. Mengubah Gambar Piktorial Dimetris Menjadi Isometris


Untuk mengubah gambar dari bentuk gambar piktorial dimetris
menjadi isometris, lihat gambar berikut!

Gambar 33. Proyeksi Dimetris dan Isometris

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 35 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 34. Contoh Proyeksi Dimetris (1)

Gambar 35. Contoh Proyeksi Dimetris (2)

21. Penempatan Pandangan


Untuk menempatkan pandangan atas atau pandangan samping dari pandangan
depannya, terlebih dahulu kitaharus menetapkan sistem proyeksi apa yang kita
pakai; apakah proyeksi di kuadran I (Eropa) ataukah proyeksi di kuadran III
(Amerika)?
Setelah kita menetapkan sistem proyeksi yang kita pakai, barulah
kita menetapkan pandangan dari objek yang kita gambar tersebut.
a. Menempatkan Pandangan Depan, Atas, dan Samping
Kanan Menurut Proyeksi di Kuadran I (Eropa)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 36 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 36. Pandangan dan Proyeksi Eropa


b. Menentukan Pandangan Depan, Atas, dan Samping
Kanan Menurut Proyeksi di Kuadran III (Amerika)

Gambar 37. Pandangan dan Proyeksi Amerika

22. Penetapan Jumlah Pandangan


Jumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanya harus
digambar; misalnya untuk. benda-benda bubutan sederhana, dengan
satu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol (lingkaran) sudah
cukup untuk memberikan informasi yang jelas.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 37 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 38. Benda Asli dan Jumlah Pandangan (Hanya Satu)


23. Jenis-Jenis Pandangan
a. Jenis-Jenis Pandangan Utama
Gambar kerja yang digunakan sebagai alat komunikasi adalah gambar
dalam bentuk pandangan- pandangan. Sebagai pandangan utamanya
ialah pandangan depan, pandangan sam ping, dan pandang- an atas.
Dalam gambar kerja, tidak selamanya ketiga pandangan harus
ditampilkan, ini tergantung dari kompleks/rumit atau sederhananya
bentuk benda. Hal terpenting, gambar pandangan-pandangan ini harus
memberikan informasi yang jelas.

Gambar 39. Tanda Gambar Berbeda (1)

Kedua gambar di atas, walaupun hanya terdiri atas satu pandangan


saja, dapat membedakan bentuk bendanya, yaitu dengan adanya
simbol/lambang Ф untuk bentuk lingkaran dan JZ1 untuk bentuk bujur sangkar
dan bentuk-bentuk gambar piktorialnya adalah:

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 38 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 40. Tanda Gambar Berbeda (2)

b.Pemilihan Pandangan Utama


Untuk memberikan informasi bentuk gambar, seharusnya kita pilihpandangan
yang dapat mewakili bentuk benda.

Gambar 41. Pandangan Utama

Pandangan/gambar diatas belum dapat memberikan informasi yang jelas. Oleh


karena itu, dalam memilih pandangan yang disajikan harus dapat
mewakili bentuk benda adalah gambar benda yang mempunyai
pandangan atas dan pandangan depan yang sama seperti gambar di
atas.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 39 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 42. Benda Asli


Dari gambar piktorial di atas, yang dapat memberikan informasi bentuk
secara tepat dalam bentuk gambar pandangan adalah pandangan
depan dengan pandangan sampingnya.

Gambar 43. Pandangan Utama dari Gambar 42

Sebaliknya dua pandangan depan dan samping belum tentu dapat


memberikan informasi yang maksimum.

Gambar 44. Pandangan dari Gambar 46 (1)

Dengan dua pandangan di atas, belurn cukup memberikan informasi


bentuk secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, perlu satu pandangan
lagi untuk kejelasan gambar tersebut; yaitu pandangan atas .

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 40 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 45. Pandangan dari Gambar 46 (2)

Gambar 46. Benda Asli

Setelah dilengkapi dengan pandangan atasnya, barulah kita mendapatkan


informasi bentuk yang lengkap seperti gambar 46.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 41 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

c. Menetapkan Pandangan Depan

Gambar 47. Benda Asli

Untuk menetapkan pandangan depan, dari arah mana


pandangan depan kita ambil, perlu dipertimbangkan ten tang
penampilan gambar, kejelasan gambar, dan layout gambarnya. Di
bawah ini adalah pandangan depan dari arah A.

Gambar 48. Penetapan Pandangan Depan dari Gambar 47

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 42 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

24. Gambar Potongan atau Irisan

Untuk memberikan informasi lengkap dari gambar yang berongga atau


berlubang perlu menampil- kan gambar dengan teknik-menggambar
yang tepat. Kadang-kadang gambar tampak lebih rumit karena
adanya garis-garis gambar yang tidak kelihatan. Oleh karena itu
garis-garis gores yang akan menimbulkan salah pengertian (salah informasi)
perlu dihindari, yaitu dengan menunjukkan gambar potongan/irisan.
Gambar potongan atau irisan ini fungsinya untuk menjelaskan bagian-
bagian gambar benda yang tidak kelihatan, misalnya dari benda yang
dibor(baikyang dibor tembus maupun dibor tidak tembus) lubang-lubang
pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup, dan
rongga-rongga pada blok mesin. Bentuk rongga tersebut perlu dilengkapi
dengan penjelasan gambar potongan agar dapat memberikan ukuran
atau informasi yang jelas dan tegas, sehingga terhindar dari
kesalahpahaman membaca gambar.
Gambar potongan atau irisan dapat dijelaskan menggunakan
pemisalan benda yang dipotong dengan gergaji seperti gambar
berikut.

Gambar 49. Benda Asli

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 43 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 50. Potongan dari Gambar 49


Keterangan:
Gambar 49 kiri diatas memperlihatkan gambar lengkap dengan garis
gores sebagai batas-batas garis yang tidak kelihatan. Dengan adanya
garis-garis tersebut gambar kelihatan agak rumit.
Gambar 4 9 k a n a n d i atas memperlihatkan gambar yang kurang jelas.
Dalam hal ini kita tidak bisa memastikan apakah lubang tersebut
merupakan lubang tembus atau tidak tembus, mempunyai lubang
yang bertingkat atau rata. Sehingga setiap orang akan menafsirkan
bentuk lubang yang berbeda, yang menyebabkan informasi kurang
jelas.
Gambar 49 sebenarnya menimbulkan keraguan dalam pembacaanya, maka
gambar 49 dapat dijelaskan menggunakan pemisalan bahwa benda
tersebut dipotong dengan gergaji, sehingga bentuk rongga di
dalamnya dapat terlihat dengan jelas dan tidak menimbulkan keraguan lagi
dalam menentukan bentuk di bagian dalamnya.
Dengan gambar potongan atau irisan, seperti pada gambar 50 di atas,
diperoleh ketegasan atau kejelasan tentang bentuk dari rongga sebelah
dalam, sehingga informasi yang diberikan oleh gambar dapat efisien.
Gambar potongan atau irisan harus diarsir sesuai dengan batas garis
pemotongannya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 44 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Tanda Pemotongan
Untuk menjelaskan gambar yang dipotong, perlu adanya tanda pemotongan
yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan-aturan menggambar
teknik.

Gambar 51. Tanda Pemotongan

Tanda pemotongan ini terdiri atas:


1) tanda pemotongan dengan garis sumbu dan kedua ujungnya
ditebalkan
2) tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas.
3) tanda pemotongan dengan garis tipis berzigzag .

b. Pandangan pada Gambar Potongan


Untuk membuat gambar potongan atau irisan, kita perlu memperlihatkan
anak-anak panah pada kedua ujung garis potongnya. Arah anak panah
ini menunjukkan arah pandangan dari benda yang dipotong dengan

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 45 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

batas garis pemotongnya.

c. Menempatkan Gambar Penampang Potongan


Untuk menempatkan gambar penampang atau gambar potongan,
kita perlu memperhatikan penempatan gambar potongan tersebut
sesuai dengan proyeksi yang akan kita gunakan, apakah proyeksi di
kuadran I (Eropa) atau proyeksi di kuadran III (Amerika).

Gambar 52. Potongan Proyeksi Amerika dan Eropa (1)


Jika proyeksi yang digunakan proyeksi Amerika, maka gambar
penampang potongnya diletakkan berada di belakang arah anak
panahnya. Jika proyeksi yang digunakan proyeksi Eropa maka
penempatan gambar potongnya berada di depan arah anak
panahnya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 46 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 53. Potongan Proyeksi Amerika dan Eropa (2)

Selain ditempatkan sesuai dengan proyeksi yang digunakan, penampang


potong dapat juga diputar di tempat (penampang putar),atau
dengan dipotong dan diputar kemudian dipindahkan ke tempat lain
segaris dengan sumbunya.

Gambar 54. Penampang Putar

d. Benda-benda yang Tidak Boleh Dipotong


Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu benda-benda pejal, misal:
poros pejal, jari-jari pejal dan semacamnya. Benda-benda tipis, misal:
pelat-pelat penguat pada dudukan poros dan pelat penguat pada
plens (lihat gambar 2-7bD. Bagian-bagian yang tidak. boleh dipotong
tersebut yaitu bagian-bagian yang tidak. diarsir.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 47 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 55. Benda Pejal

Gambar 56. Benda Tipis

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 48 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

25. Jenis-Jenis Gambar Potongan

Jenis-jenis gambar potongan/irisan terdiri atas:


• gambar potongan penuh gambar potongan separuh
• gambar potongan sebagianlsetempat atau lokal
• gambar potongan putar
• gambar potongan bercabang atau meloncat.

a. Gambar Potongan Penuh

Gambar 57. Gambar Potongan Penuh

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 49 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

b. Gambar Potongan Separuh

Gambar 58. Gambar Potongan Separuh

c. Gambar Potongan Sebagian


Gambar potongan sebagian disebut juga gambar potongan lokal atau gambar
potongan setempat.

Penampang Setempat/Lokal penampang Putar

Gambar 59. Gambar Potongan Sebagian

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 50 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

d. Gambar Potongan Putar

Gambar 60. Gambar Potongan Putar

e. Gambar Potongan Bercabang atau Meloncat

Gambar 61. Gambar Potongan Bercabang atau Meloncat

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 51 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

26. Garis Arsiran


Untuk membedakan gambar proyeksi yang dipotong dengan gambar
pandangan, maka gambar potongan/irisan perlu diarsir. Arsir yaitu
garis-garis miring tipis yang dibatasi oleh garis-garis batas pemotongan.

Gambar 62. Garis Arsiran

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada gambar yang diarsir antara lain:
a. sudut dan ketebalan garis arsiran
b. bidang atau pengarsiran pada bidang yang luas
c. pengarsiran bidang yang berdampin~an
d. pengarsiran benda-benda tipis
e. peletakan angka ukuran pada gambar yang diarsir
f. macam-macam garis arsiran yang disesuaikan dengan bendanya.

a. Sudut dan Ketebalan Garis Arsiran


Sudut arsiran yang dibuat adalah 45° terhadap garis sumbu utamanya,
atau 45° terhadap garis batas gambar, sedangkan ketebalan arsiran
digunakan garis tipis dengan perbandingan ketebalan sebagai berikut.
Tabel 1. Ketebalan Macam-Macam G aris

Macam Garis Ketebalan Garis (mm)


Garis gambar/tepi 1,0 0,7 0,5
Garis gores 0,7 0,5 0.35
Garis tipis/arsir 0,5 0,35 0,25

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 52 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Dari tabel di atas kita dapat menentukan ketebalan garis arsiran yang
disesuaikan dengan garis gambarnya. Jika garis tepi/gambar mempunyai
ketebalan 0,5 mm maka garis-garis arsirnya dibuat setebal 0,25 mm.
Sudut dan ketebalan garis arsiran dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 63. Sudut dan Ketebalan Garis Arsiran

b. Pengarsiran Bidang yang Luas


Untuk pemotongan benda yang luas, arsiran pada bidang potongnya
dilaksanakan pada garis tepi garis garis batasnya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 53 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 64. Pengarsiran Bidang yang Luas


c. Pengarsiran Bidang yang Berdampingan
Untuk pemotongan meloncat atau pemotongan bercabang, ada
bidang-bidang potong yang berdampingan, maka batas-batas bidang yang
berdampingan tersebut harus dibatasi oleh garis gores bertitik (sumbu)
dan pengarsirannya harus turun atau naik dari ujung arsiran yang
lainnya.

Gambar 65. Pengarsiran Bidang Yang Berdampingan


d. Pengarsiran Benda-benda Tipis
Untuk gambar potongan benda-benda tipis atau profil-profil tipis maka
pengarsirannya dibuat dengan cara dilabur.

Gambar 66. Pengarsiran Benda-benda Tipis

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 54 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

e. Angka Ukuran dan Arsiran


Jika angka ukuran terletak pada arsiran (karena tidak dapat dihindari),
maka t anpa ukurannya jangan diarsir.

Gambar 67. Angka Ukuran dan Arsiran

f. Macam-macam Arsiran

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 55 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 68. Macam-macam Arsiran


Keterangan :
a = Besi tuang
b = Almunium dan paduannya.
c = Baja dan baja istimewa.
d = Besi tuang yang dapat ditempa
e = Baja cair
f = Logam putih
g = Paduan tembaga tuang
h = Seng, air raksa.

27. Ukuran Pada Gambar Kerja


Sesuai dengan standar ISO (ISO/DIS) 128, telah ditetapkan bahwa gambar
proyeksi di Kuadran I dan gambar proyeksi di Kuadran III dapat digunakan
sebagai gambar kerja, dengan ketentuan kedua macam proyeksi tidak
boleh dilakukan/dipakai secara bersama-sama dalam satu gambar kerja.
Gambar kerja adalah gambar pandangan-pandangan, potongan/irisan dengan
memperhatikan kaidah-kaidah proyeksi, baik proyeksi di kuadran I (Eropa)
maupun proyeksi di kuadran III (Amerika). Gambar kerja harus memberikan
informasi bentuk benda secara lengkap. Oleh karena itu, ukuran pada
gambar kerja harus dicantumkan secara lengkap.
Agar tidak menimbulkan keraguan di dalam membaca gambar, maka
pada gambar kerja harus mencantumkan ukuran dengan aturan-aturan
menggambar yang telah ditetapkan, ketentuan-ketentuan tersebut
meliputi ketentuan:
a. menarik garis ukur dan garis bantu
b. menggambar anak panah

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 56 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

c. menetapkan jarak antara garis ukur


d. menetapkan angka ukuran.

a. Menarik Garis Ukur dan Garis Bantu


Garis ukuran dan garis bantu dibuat dengan garis tipis menggunakan
perbandingan ketebalan amtara garis gambar dan garis ukur/bantu sebagai
berikut.

Tabel 2. Perbandingan Garis Ukur Dengan Garis Gambar

Macam Garis Ukuran (mm)

Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5

Garis ukur/bantu 0,5 0,35 0,25

Gambar 69. Garis Ukur dan Garis Bantu

b. Menggambar Anak Panah


Ujung garis ukur yang menunjukkan jarak, diberi anak panah dengan
ketentuan seperti garnbar 70. Selain itu, anak panah dipakai juga untuk
menunjukkan arah pandangan dari garnbar potongan atau irisan.

Gambar 70. Bentuk dan Ukuran Anak Panah (S/L = 1/3)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 57 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

c. Menetapkan Jarak antara Garis Ukur


Jika garis ukuran terdiri atas garis-garis ukur yang sejajar, rnaka
jarak antara garis ukur yang satu dan garis ukur lainnya harus sama.
Selain itu perlu diperhatikan pula garis ukur jangan sampai berpotongan
dengan garis bantu, kecuali terpaksa.
Pada Gambar 71 menunjukkan :
1. Garis ukur yang sejajar
2. Garis bantu yang berpotongan (tidak dapat dihindarkan).
3. Garis sumbu yang digunakan secara tidak langsung sebagai garis bantu.
4. Garis ukur yang terkecil (ditempatkan di dalam).
5. Garis ukur tambahan (pelengkap).
6. Perpanjangan garis bantu dilebihkan ± 1 mm dari garis ukurnya/ujung
anak panahnya.
7. Penempatan garis ukur yang sempit.
8. Garis bantu yang paralel (jika diperlukan).

Gambar 71. Menetapkan Jarak antara Garis Ukur

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 58 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Garis gambar tidak boleh digunakan sebagai garis ukur. Garis sumbu boleh
digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh digunakan langsung sebagai
garis ukur.
Untuk menempatkan garis ukur yang sejajar, ukuran terkecil ditempatkan
pada bagian dalam dan ukuran besar ditempatkan di bagian luar. Hal
ini untuk menghindari perpotongan antara garis ukur dan garis bantu.
Jika terdapat perpotongan garis bantu dengan garis ukur, garis
bantunya diperpanjang 1 mm dari ujung anak panahnya.
Garis ukur pada umumnya tegak lurus terhadap garis bantunya, tetapi
pada keadaan tertentu garis bantu boleh dibuat miringsejajar/paralel.
Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar berikut.

d. Penulisan Angka Ukuran


Penulisan angka ukuran ditempatkan di tengah-tengah bagian atas garis
ukurnya, atau di tengah-tengah sebelah kiri garis ukurnya. Untuk kertas
gambar berukuran kecil maka penulisan angka ukuran pada garis ukur
harus tegak, kertas gambarnya dapat diputar ke kanan, sehingga penulisan
dan pembacaannya tidak terbalik. Angka ukuran harus dapat dibaca dari
bawah atau dari sisi kanan garis ukumya.
Jika kertas garnbar diputar ke kiri, akan menghasilkan angka ukuran yang
terbalik. Ukuran (c) pada gambar di atas adalah penulisan angka ukuran
yang terbalik.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 59 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 72. Penulisan Angka Ukuran


28. Klasifikasi Pencantuman Ukuran
Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi,
kualitas, atau pengerjaan yang khusus. Oleh karena itu pencantuman ukuran
diklasifikasikan menjadi:
a. pengukuran dengan dimensi fungsional
b. pengukuran dengan dimensi nonfungsional
c. pengukuran dengan dimensi tambahan
d. pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan
e. pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus
f. pengukuran dengan kesimetrian

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 60 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Pengukuran dengan Dimensi Fungsional, Nonfungsional, dan


Ukuran Tambahan
Jika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yang dirakit), maka
ukuran bagian yang satu dengan lainnya mempunyai fungsi yang sarna,
sehingga satu sarna lain mempunyai ukuran yang berpasangan dan
pencantumsn ukurannya sebagai fungsi yang berpasangan. Jika benda
kerja yang digarnbar berdiri sendiri, tetapi dalarn sistem pengerjaannya
bertahap, maka digarnbar sesuai dengan ukurannya dan pencantuman
ukurannya sebagai fungsi pengerjaan.
Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukuran nonfungsional. Untuk
melengkapi ukuran, dalam hal ini supaya tidak menimbulkan keraguan dalam
membaca gambar terutama dalam jumlah ukuran total, maka ukuran pada
gambar dilengkapi dengan ukuran tambahan. Ukuran tambahan ini harus
ditempatkan di antara dua kurung atau di dalam kurung.

Gambar 73. Pengukuran dengan Dimensi Fungsional,


Nonfungsional dan Ukuran Tambahan
Keterangan:
F = Dimensi fungsional
NF = Dimesi nonfungsional
H = Dimensi tambahan

b. Pengukuran Ketirusan
Untuk mencantumkan ukuran bend a yang mempunyai bentuk miring,
ukuran kemiringannya dicantumkan dengan harga tangen sudutnya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 61 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 74. Pengukuran Ketirusan

c. Penunjukan Ukuran pada Bagian yang Dikerjakan Khusus


Untuk memberikan keterangan gambar pada benda-benda yang dikerjakan
khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu atau dihaluskan dengan
ampelas halus, maka pada bagian yang dikerjakan khusus tadi gambar bagian
luarnya diberi garis tebal bertitik.

Gambar 75. Penunjukan Ukuran pada Bagian yang Dikerjakan Khusus

d. Pemberian Ukuran pada Bagian-bagian yang Simetris


Untuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambar simetris, jarak antara
tepi dan sumbu simetrisnya tidak dicantumkan.

Gambar 76. Pemberian Ukuran pada Bagian-bagian yang Simetris

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 62 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

29. Pencantuman Simbol-Simbol Ukuran


Untuk benda-benda dengan bentuk tertentu, ukurannya dicantumkan disertai
simbol bentuknya; misal benda-benda yang berbentuk silinder, bujur
sangkar, bola, dan pinggulan (Chamber).

Keterangan :
SФ = Diameter bola dengan ukuran 32 mm.
S R 16 =Jari-jari bola dengan ukuran 16 mm.
C3 = Chamber atau pinggulan dengan
ukuran 3 x 45°.
Ф23 = Simbol ukuran silinder, dengan
ukuran 23 mm.
ф34 = Simbol ukuran bujur sangkar, dengan
ukuran sisinya 34 mm.
120 = Simbol ukuran tidak menurut skala
yang sebenarnya.
M12 = Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir
metris dan diameter luarnya 12 mm
2 = Silang/cross dengan garis tipis; simbol
bidang rata
1 = Strip titik (tebal); simbol bagian yang
dikerjakan khusus

Gambar 77. Pencantuman Simbol-Simbol Ukuran

a. Penunjukan Ukuran Jari-jari

Untuk menunjukkan ukuran jari-jari, dapat digambarkan dengan garis ukur dimulai
dari titik pusat sampai busur lingkarannya. Sebagai simbol dari jari-jari tersebut,
di depan angka ukurnya diberi tanda huruf "R".

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 63 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

1) Penempatan anak panah dan 2) Penempatan anak panah di dalam


ukuran di dalam lingkaran dan ukuran di luar lingkaran

3) Penempatan anak panah dan 4) Penunjukan jari-jari dengan garis


ukuran di luar lingkaran ukur yang diperpendek

Gambar 78. Penunjukan Ukuran Jari-jari

b. Cara Menentukan Titik Pusat Jari-jari


Gambar yang berjari-jari ini terdiri atas dua garis yang berpotongan, yaitu
dua garis berpotongan dengan sudut 90°, dua garis berpotongan dengan
sudut < 90° (sudut lancip), dan dua garis berpotongan dengan sudut >
90° (sudut tumpul).

Pengukuran Sudut, Tali Busur, Busur Lingkaran

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 64 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Pengukuran sudut b. Pengukuran tali busur c. Pengukuran busur lingkaran


Gambar 78. Pengukuran Sudut, Tali Busur, Busur Lingkaran

30. Pengukuran Ketebalan


Pengukuran benda-benda tipis, seperti pengukuran pada pelat ukuran tebalnya
dapat dileng- kapi dengan simbol "t" sebagai singkatan dari "thicknees" yang
artinya tebal (juga berhuruf awal "t").

Gambar 79. Pengukuran Ketebalan

Penulisan ukuran pada garnbar kerja, menurut jenisnya terdiri atas:


a. ukuran berantai
b. ukuran paralel (sejajar)
c. ukuran kombinasi ukuran berimpit ukuran koordinat
d. ukuran yang berjarak sarna
e. ukuran terhadap bidang referensi.

a. Ukuran Berantai
Pencantuman ukuran secara berantai ini ada kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihannya ialah mempercepat pembuatan garnbar kerja, sedangkan
kekurangannya ialah dapat mengumpulkan toleransi yang semakin besar,
sehingga pekerjaan tidak teliti. Oleh karena itu pencantuman ukuran secara

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 65 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

berantai ini pada umumnya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak


memerlukan ketelitian yang tinggi.

Gambar 80. Ukuran Berantai

b. Ukuran Paralel (Sejajar)

Gambar 81. Ukuran Paralel (Sejajar)

c. Ukuran Kombinasi

Gambar 82. Ukuran Kombinasi


d. Ukuran Berimpit

Ukuran berimpit yaitu pengukuran dengan garis-garis ukur yang ditumpangkan


(berimpit) satu sama lain. Ukuran berimpit ini dapat dibuat jika tidak
menimbulkan kesalahpahaman dalam membaca gambarnya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 66 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 83. Ukuran Berimpit

Pada pengukuran berimpit ini, titik pangkal sebagai batas ukuran/patokan


ukuran bidang referensinya harus dibuat lingkaran, dan angka ukurnya harus
diletakkan dekat anak panah sesuai dengan penujukan ukurannya.

e. Pengukuran Terhadap Bidang Referensi


Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakan sebagai
patokan pengukuran.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 67 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 84. Pengukuran Benda Kerja Bubutan Terhadap


Bidang Datar/Rata

f. Pengukuran Koordinat

Jika pengukuran berimplt dilakukan dengan dua arah, yaitu penunjukan


ukuran ke arah sumbu x dan penunjukan ukuran ke -arah sumbu y dengan
bidang referensinya di 0, maka akan didapat pengukuran "koordinat".

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 68 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a) Ukuran pada Gambar b) Gambar Penyederhanaan (Gambar


dan Tabel 3)
Tabel 3. Nilai Koordinat Gambar Penyederhanaan
A B C D E F G
x 10 20 20 10 50 40 50
y 10 20 30 40 10 25 40
O 7 4 4 7 7 7 7

Gambar 84. Pengukuran Koordinat

g. Pengukuran yang Berjarak Sama

Untuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama, penunjukan


ukurannya dapat dilaksanakan sebagai berikut.

Gambar 86. Pengukuran yang Berjarak Sama (1)

Untuk menghindarkan kesalahan/keraguan di dalam membaca gambarnya, dapat


dituliskan salah satu ukurannya.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 69 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 87. Pengukuran yang Berjarak Sama (2)

h. Pengukuran Alur Pasak

Jika kita memberikan ukuran diameter pada penampang atau potongan yang
beralur pasak, misalnya pada kopling, roda gigi, atau alur pasak pada
puli, maka penunjukan ukuran diametemya seperti gambar berikut.

Gambar 88. Pengukuran Alur Pasak

i. Pengukuran pada Lubang


Untuk memberikan ukuran pada lubang yang berjarak sama, dapat dilakukan
seperti pada gambar 89 berikut.

Gambar 89. Pengukuran pada Lubang

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 70 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

j. Pengukuran pada Profil


Untuk memberikan ukuran pada profil-profil yang telah distandar, dapat
dilakukan seperti tampak pada gambar 90 berikut.

Gambar 90. Pengukuran pada Profil

k. Cara Membuat Gambar Mur dan Baut, serta Pengukurannya

Gambar 91. Cara Membuat Gambar Mur dan Baut serta


Pengukurannya

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 71 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

½ d : untuk d kecil,
1/10 d : untuk d besar.

Gambar 92. Penunjukan Ukuran pada Baut

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik


1. Gambar Motor Otomotif
Dalam teknik otomotif, gambar yang disajikan meliputi gambar grafik, gambar
teknik, gambar teknik yang disederhanakan dan gambar skematik

Gambar 93. Grafik

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 72 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 94. Gambar Teknik Otomotif

Gambar 95. Gambar Teknik Yang Disederhanakan

Gambar 96. Gambar Skematik

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 73 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 97. Penggerak Poros Kam dengan Rantai atau Sabuk Bergerigi

Gambar 98. Penggerak Poros Kam dengan Roda Gigi silindris atau Poros Vertikal

Gambar 99. Penggerak Sabuk-V untuk Pompa Air dan Alternator

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 74 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 100. Motor Rotary atau Motor Wankel

Gambar 101. Bantalan

Gambar102. Roda Gigi

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 75 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 103. Pasangan Roda Gigi

Perspektif Pandangan Potongan Simbol

Pegas Koil
Silindris

Pegas
Kompresi
Konis

Pegas Spiral

Pegas Daun

Gambar 104. Pegas

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 76 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 105. Potongan Setengah – Silinder

Gambar 106. Potongan Penuh - Torak

Gambar 107. Potongan Sebagian Detil – Torak {dari Gambar 106 – Z)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 77 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

2. Gambar Casis Otomotif

Gambar 108. Kopling

Gambar 109. Transmisi Manual

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 78 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Gambar 110. Transmisi Otomatik

Gambar 111. Diferensial

Gambar 112. Sudut Camber dan Gambar 113. Offset Negatif


King-pin

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 79 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

a. Gambar Listrik Otomotif


b. Umum
No. Simbol Arti
1. Arus Searah

2. Arus Bolak-Balik

3.
Arah arus mendekati

4. Arah arus menjauhi

Baterai

5.

Steker
6.

Massa
7.

Sekering

8.
Tahanan secara umum

9.
Tahanan yang bisa diubah-ubah (potensiometer)

10.

Alat ukur secara umum


11.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 80 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

No. Simbol Arti

12.
Voltmeter

Ampermeter
13.

Ohmeter
14.

Sakelar penghubung (tombol)


(automatis kembali sendiri)
15.

Sakelar penghubung
16.

Sakelar pemutus

17.

Lampu 1 filamen

18.

Lampu 2 filamen

19

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 81 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

20.
Sakelar pemindah

21. Putaran

Tekanan
22.

Membran (diafragma)
23

24. Sakelar dim

25.
Sakelar lampu kepala

26. Sakelar lampu kepala

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 82 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

No. Simbol Arti

27.

Lampu kepala
(jauh/dekat dan kota)

28.
Lampu belakang, lampu kota, rem dan tanda belok

29.
Relai penghubung

30. Relai pemindah 1 langkah

Schritt relais
31. (Relai pemindah 2 langkah)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 83 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Diode
32.

Diode LED
33.

Diode Zener
34.

Transistor PNP
35.

Transistor
36.

Thyristor
A = Anoda
37.
K = Katoda
G = Gate

38.
Motor arus searah

39. Generator araus bolak-balik 1 fasa

Alternator
40

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 84 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

No. Simbol Arti

Distributor
41.

Kondensator
41.a

42.
Koil pengapian

43.
Ventilator

44.
Klakson

45.
Pengeras suara (lautsprecher)

46.
Mikrofon

Radio
47.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 85 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

c. Sistem Penerangan (contoh simbul yang digunakan standar DIN)


Nomor
Arti Digram terminal
Terminal

15 Kunci kontak

30/B+ Baterai

31/B- Baterai – (massa)

31b Massa dengan


sakelar

54 Lampu rem

55 Lampu kabut

56 Sakelar lampu
kepala

56a Lampu jauh

56b Lampu dekat

58 Lampu kota

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 86 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

d. Sistem Tanda Belok Dan Relai


No Simbol Digram Terminal

49 Masuk flasher

49a Keluar flasher

C Lampu kontrol

L Kiri

85 Keluar relai
(arus pengendali)

86 Masuk relai
(arus utama)

87a Keluar relai pemutus


(arus utama)

88 Mauk relai penghubung


(arus utama)

88a Keluar relai penghubung


(arus utama)

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 87 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

e. Starter, Generator dan Regulator


Nomor
Arti Digram terminal
terminal

15a Ke Coil

30 Baterai

31 Massa

50 Kunci kontak ke starter

61 Ke lampu kontrol

B+ Baterai/Generator

D+ Generator/Regulator

D- Generator/Massa

DF Generator feld

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 88 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

f. Sistem Pengapian
Nomor
Arti Digram terminal
terminal

1 Coil negatip ke kontak


pemutus

4 Arus tegangan
tinggi/kumparan
sekunder dari coil

15 Kunci kontak/coil positip

15a Tahanan balas/starter

30 Baterai

31 Massa

85 Arus pengendali ke luar


relai

86 Arus pengendali masuk


relai

88 Arus utama masuk

88a Arus utama keluar

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 89 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

g. Pengapiam Elektronik
No Simbol Digram terminal

1 Ke sender pendingin Kontrol Unit

2 Ke sakelar katup gas

3 Ke steker penyesuai
(bahan bakar/negara)

7 Sinyal pengendali dari


pick-up ke kontrol unit

15 Kunci kontak

16 Ke koil terminal 1

31 Massa langsung

31d Massa lewat kontrol unit


(tipe hall)

8h Arus positif dari kontrol


unit / stabilisator

TD Terminal diagnosa

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 90 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

h. Dasar Rangkaian Listrik


1) Penghantar

Vertikal Sejajar dan


Horizontal Rangkaian tertentu
tebalnya sama

2) Sambungan :
Penghantar silang yang saling berhubungan dan
Tidak bisa dilepas 
tidak bisa dilepas
Penghantar silang yang saling berhubungan dan
Bisa dilepas 
bisa dilepas

Penghantar silang yang saling tidak berhubungan

3) Garis
Tebal garis gambar sangat tergantung pada besar arus dan lokasi (kegunaan)
No Jenis Garis Tebal Penggunaan
- Garis tepi suatu bagan
1. 0,3 – 0,5 mm
- Penghantar
- Garis kerja penghubung
2. 0,2 – 0,3 mm - Simbul sel-sel yang diapit oleh sel
pertama dan terakhir suatu baterai
- Garis tepi suatu bagan
3. 0,2 – 0,3 mm

Dalam suatu gambar menggunakan garis yang sama bila berbeda maksimum hanya
boleh dua macam tebal saja.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 91 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

i. Simbol-Simbol Baru

No. Simbol Arti Simbol

1. Baterai

2. Sakelar

3. Sekering

4. Tahanan

5. Lampu (Bola lampu)

6. Ampere meter

7. Ohm meter

8. Massa

Simbol-simbol diatas hanya sebagai contoh dan dapat menyesuaikan pada masing-
masing jenis kendaraan dan disesuaikan juga dengan buku manual yang sesuai pada
setiap merk.
Letak komponen menyesuaikan dan dapat dilihat pada masing-masing buku manual
yang sesuai.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 92 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Tugas !
1. Carilah wirring diagram system penerangan lengkap pada buku manual (merk
menyesuaikan) dan beri warna pada masing-masing aliran kelistrikannya.
2. Gambarlah secara manual satu piston terlihat didalam blok silinder dari beberapa
sudut pandang dan pada posisi 4 langkah!

C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Membaca Dan Memahami Gambar Teknik
Dalam mewujudkan pengetahuan dan keterampilan membaca dan memahami
gambar teknik otomotif yang telah dikuasai, peserta diklat harus memiliki sikap:
1. Harus cermat, teliti, hati- hati dan taat asas dalam mengenal simbol-
simbol, kode- kode dan penampilan diagram/gambar
2. Harus cermat, teliti dan taat asas dalam menyajikan
produk/sistem/komponen
3. Harus cermat, t e l i t i d a n taat asas dalam memberikan informasi.

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 93 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

DAFTAR PUSTAKA
1. Yogaswara Eka, Gambar Teknik Mesin, 1999, Penerbit ARMIKO, Bandung.
2. Cristgau-Ullmann, Technical Drawing: Automotive Electrical Engineering Special
Course 1, 1987, GTZ GmbH, Germany
3. Cristgau-Ullmann, Technical Drawing: Automotive Electrical Engineering Special
Course 2, 1987, GTZ GmbH, Germany
4. Lutjen-J. Ross-W. Schussler, Technical Drawing for Automotive Engineering 2 The
Motor, 1987, GTZ GmbH, Germany
5. Lutjen-J. Ross-W. Schussler, Technical Drawing for Automotive Engineering 3 The
Chasis, 1987, GTZ GmbH, Germany
6. M. Farid, Bahan Ajar Gambar Teknik Otomotif, 1999, PPPPTK BOE/VEDC Malang
7. https://www.dinginaja.com/2020/07/macam-macam-peralatan-gambar-
teknik.html
8. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Buku teks bahan ajar siswa kelas X
semester 1 Kurikukulum 2013

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 94 dari 82
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Kendaraan Ringan TEKNIK OTOMOTIF

Judul Modul: Pembacaan dan Pemahaman Gambar Teknik


Buku Informasi - Versi 2018 Halaman: 95 dari 82

Anda mungkin juga menyukai