DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Membaca Gambar
Teknik
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Membaca dan
Memahami Gambar Teknik guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
BAB II
MENYIAPKAN GAMBAR TEKNIK
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas, dan
tepi kanan. Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan
20 mm, supaya saat akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
b. Pensil Gambar
Pensil yang dipakai menggambar ada dua macam yaitu pensil biasa, dan pensil
mekanik.
Gambar 1
Jenis-Jenis Pensil
Pensil biasa
Pensil mekanik
Tingkat kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Tingkat Kekerasan Pensil
Lunak Sedang Keras
2B BB 4H
3B HB 5H
4B F 6H
5B H 7H
6B 2H 8H
7B 3H 9H
Gambar 2
Cara Meruncingkan Pensil
(a) (b)
Pena gambar digunakan untuk membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta.
Pena gambar ada 2 macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatur
(trekpen) dan pena dengan ketebalan tetap dengan ukuran yang bermacam-
macam yang sering disebut rapido.
Gambar 4
Macam Jangka dan Peralatan Pendukungnya
d. Macam-macam mistar/penggaris
Jenis-jenis mistar antara lain :
1) Penggaris segitiga, terdiri dari segitiga siku sama kaki dan sebuah segitiga
siku 600 (gambar 3)
Gambar 5
Penggaris Segitiga dan Penggaris T
e. Macam-macam mal
Jenis-jenis mal antara lain :
1) Mal lengkungan, dipakai untuk membuat garis-garis lengkung yang tidak
dapat dibuat menggunakan jangka (gambar 6).
2) Mal bentuk, untuk membuat gambar secara cepat. Mal bentuk memiliki
bentuk bermacam-macam seperti lambang-lambang dalam bidang
elektronik, gambar mur, dan lain sebagainya (gambar 7).
Gambar 6
Mal Lengkungan
Gambar 7
Mal Bentuk
f. Alat-alat lain
Ada juga beberapa alat lain cukup penting. Alat tersebut antara lain :
1) Mistar Skala
Dalam gambar mesin digunakan mistar skala yang terbuat dari bambu atau
plastik dengan ukuran 300 mm. Ada juga mistar skala berpenampang
segitiga dengan ukuran yang diperkecil (gambar 8).
Gambar 8
Mistar Skala
2) Busur Derajat
Busur dearajat terbuat dari logam (aluminium) atau plastik, mempunyai
garis pembagi dari 00-1800 (gambar 9).
Gambar 9
Busur Derajat
3) Penghapus
Penghapus terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk
membuang/menghapus garis yang salah. Penghapus yang baik harus dapat
menghilangkan garis-garis yang tidak diinginkan dan tidak merusak
kertasnya.
4) Pelindung Penghapus
Pelindung penghapus dipakai bila ingin menghapus garis yang berdekatan
dan melindungi garis yang lain. Dengan alat ini garis-garis yang benar/perlu
dapat terlindung dari penghapusan dan hanya garis yang salah yang dapat
dihapus (gambar 10).
Judul Modul: Membaca gambar teknik Halaman: 11 dari 47
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub-Golongan Teknik kendaraan Ringan G.45OTO01.007.2
Gambar 10
Pelindung Penghapus
5) Pita Gambar/Selotip
Pita gambar/selotip dipakai untuk menempelkan kertas gambar di atas
papan gambar. Pita gambar mempunyai daya lekat yang cukup untuk
menempelkan kertas gambar dan tidak merusak kertas pada saat dilepas.
Gambar 11
Papan Gambar dan Meja Gambar
7) Mesin gambar
Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar
lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga dan ukuran (gambar 12).
Gambar 12
Mesin Gambar
4) Kertas gambar diletakkan dekat pada sisi kiri dan sisi bawah papan gambar
(tidak berlaku bila memakai mesin gambar)
6) Kertas gambar diletakkan pada papan gambar dengan bantuan paku payung
atau pita perekat.
Gambar 13
Penempatan Kertas Gambar
b. Memindahkan Ukuran
3) Jika diinginkan ketelitian yang lebih tinggi, tanda dapat dibuat dengan
tusukan jarum atau dengan sebuah kaki dari jangka pembagi.
Gambar 14
Cara Memindahkan Ukuran
5) Tidak hanya garis mendatar dan tegak lurus saja, tetapi dapat juga
digambar garis miring sembarang.
Gambar 15
Menggambar Garis Lurus
Gambar 16
Penggunaan Segitiga
Gambar 17
Penggunaan Segitiga
d. Menggambar Lingkaran
3) Pada saat menggunakan jangka, kedua kaki jangka berdiri tegak lurus
pada kertas gambar.
Gambar 18
Cara Menggambar Lingkaran
Tabel 3
Penggunaan Garis
Oleh karena itu angka dan huruf harus digambar dengan cermat dan jelas,
supaya tidak menimbulkan salah baca dari pembaca gambar yang lain. Penulisan
huruf dan angka juga dapat memakai salon atau mal. Berikut contoh bentuk huruf
dan angka.
Gambar 19
Bentuk Huruf-Huruf JIS
Ukuran angka dan huruf. Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran.
Daerah standar tinggi huruf yang dipakai adalah sebagai berikut :
2,5; 3,5; 5; 7; 10; 14 dan 20 mm.
Tabel 4
Perbandingan Huruf yang Dianjurkan
3. Mengidentifikasikan produk/sistem/komponen
4. Menyajikan produk/sistem/komponen
2. Harus cermat, teliti, rapi dan taat asas dalam menggunakan peralatan gambar.
BAB III
MEMBACA GAMBAR TEKNIK
1. Identifikasi Produk/Sistem/Komponen
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi,
dapat dilakukan dengan cara proyeksi pandangan sesuai dengan aturan
menggambar. Beberapa macam cara proyeksi pandangan antara lain:
a. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari
masing-masing pengarang buku yang menjadi referensi. Dapat dikatakan
bahwa proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik
dengan arah pandangannya (gambar 20)
Gambar 20
Proyeksi Eropa
b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebut proyeksi kuadran III. Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (gambar 21)
2. Penyajian Produk/Sistem/Komponen
Gambar 22
Pemilihan Pandangan
2. Jumlah Pandangan
Jumlah pandangan (termasuk potongan) yang dibutuhkan disesuaikan
dengan keperluan tanpa menimbulkan keraguan, misalnya untuk benda
silindris dengan bentuk yang sederhana cukup digambar satu pandangan.
Gambar 23
Jumlah Pandangan
3. Posisi Gambar
Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan sesuai
dengan kedudukan utama saat dibuat.
Gambar 24
Posisi Gambar
b. Pandangan Sebagian
Kadang-kadang suatu benda tidak perlu digambar secara lengkap. Dalam hal
demikian hanya bagian yang ingin diperlihatkan dibuatkan gambarnya. Bagian
ini dibatasi dengan garis tipis kontinyu bebas. Artinya garis ditarik tanpa bantuan
alat gambar. Pandangan sebagian dapat digunakan apabila pandangan lengkap
tidak dapat memberikan kejelasan informasi yang diperlukan.
Gambar 25
Pandangan Sebagian
c. Pandangan Setempat
Di samping gambar pandangan sebagian ini, masih terdapat gambar pandangan
yang lebih sempit, yaitu pandangan setempat. Apabila cara penyajian dapat
dilakukan tanpa menimbulkan keraguan, maka diperbolehkan memberikan
pandangan setempat, sebagai ganti pandangan utuh untuk benda simetri.
Pandangan setempat harus digambarkan dengan metode proyeksi sudut ketiga,
tidak bergantung pada cara penyajian yang dipakai pada gambar.
Gambar 26
Pandangan Setempat
d. Pandangan Detail
Dalam hal-hal dimana bagian dari benda begitu kecil, sehingga tidak dapat
digambarkan atau diberi ukuran dengan baik, bagian tersebut dapat digambar
secara mendetail dengan skala pembesaran. Seperti terlihat pada gambar 7
bagian poros yang akan dibesarkan dilingkari dan ditandai dengan huruf besar
A. Bagian ini kemudian digambar di tempat lain disertai dengan tanda dan
skalanya
Gambar 27
Pandangan Detail
e. Penggambaran Khusus
Di samping gambar-gambar yang dihasilkan dengan cara proyeksi ortogonal
biasa, terdapat juga cara-cara khusus untuk lebih jelasnya gambar atau untuk
penyederhanaan.
Gambar 28
Garis Perpotongan yang Sebenarnya
2) Perpotongan Maya
Garis perpotongan maya (misalnya pada rusuk atau sudut yang membulat,
ditandai dalam pandangan dengan garis tipis kontinyu, tidak menyentuh
garis tepi)
Gambar 29
Garis Perpotongan Maya
pada ujungnya, yang digambarkan dengan tegak lurus pada garis sumbu.
Cara lain adalah dengan menggambarkan garis-garis gambar pada benda
tersebut sedikit melewati sumbu-sumbu simetri. Dalam hal ini, garis pendek
sejajar dapat ditinggalkan.
Gambar 31
Pandangan Benda Simetri yang tidak Digambar Penuh
Gambar 32
Gambar yang Diperpendek
Gambar 34
Contoh Gambar Potongan
2) Garis yang dipertebal juga terdapat pada garis potong yang berubah
arah.
Gambar 35
Garis Potong
11)Potongan Setengah/Separuh
Bagian-bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar
potongan dan setengahnya lagi sebagai pandangan. Dalam gambar ini
garis-garis yang tersembunyi tidak perlu digambar garis gores lagi karena
sudah jelas pada gambar potongan.
Gambar 38
Potongan Setengah/Separuh
12)Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, digunakan
arsir, yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalah 450
terhadap sumbu atau terhadap garis gambar (gambar 39). Jarak garis-garis
arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang
terpisah diarsir dengan sudut yang sama. Arsiran dari bagian-bagian yang
berdampingan harus dibedakan sudutnya agar jelas (gambar 40).
Penampang – penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu
hanya pada kelilingnya saja (gambar 41). Garis-garis arsir dapat
dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini tidak dapat
dilakukan di luar daerah arsir (gambar 42)
Gambar 39
Arsir
Gambar 40
Arsir dari Bagian-bagian yang Berdampingan
Gambar 41
Arsir Bidang yang Luas
Gambar 42
Arsir dan Angka
Simbol adalah lambang yang mewakili nilai-nilai tertentu, dalam dunia teknik simbol
diartikan sebagai lambang yang mewakili suatu komponen. Jadi simbol kelistrikan
dan elektronika dalam dunia otomotif adalah lambang-lambang komponen
kelistrikan ataupun elektronika yang dipakai di dunia otomotif. Kelistrikan dan
komponen elektronika tersebut digunakan pada sistem kelistrikan kendaraan, baik
berupa sistem penerangan, tanda belok serta klakson.
Tabel 5
Simbol-Simbol Kelistrikan di Bidang Otomotif
a. Schematic Diagram
Schematic diagram adalah suatu gambar teknik yang menggambarkan suatu
rangkaian dengan menggunakan simbol-simbol listrik. Dalam diagram ini,
simbol-simbol listrik tersebut dihubungkan dengan garis yang menggambarkan
koneksi dan hubungan dari komponen-komponen listrik di dalam rangkaian.
Dengan diagram ini, cara kerja dari suatu sistem kelistrikan dapat diamati dari
input sampai dengan outputnya.
Gambar 43
Schematic Diagram
c. Blok Diagram
Blok diagram menggambarkan suatu rangkaian dalam bentuk segmen-segmen
rangkaian menurut fungsinya. Dengan diagram ini, akan lebih mudah membaca
rangkaian karena diagram ini memisahkan rangkaian berdasarkan cara kerja.
Dalam pelaksanaan troubleshooting, penggunaan diagram ini akan mempermudah
pencarian rangkaian yang bermasalah.
d. Wiring Diagram
Wiring diagram menggambarkan hubungan rangkaian secara detail, dari mulai
simbol rangkaian sampai dengan koneksi rangkaian tersebut dengan komponen
yang lain, sehingga akan mempermudah kita dalam penelusuran alur rangkaian,
karena digambarkan secara rinci dan lengkap.
Gambar 46
Wiring Diagram
Dalam pembahasan modul ini akan disajikan contoh rangkaian diagram kelistrikan
pada kendaraan bermotor yaitu, rangkaian tanda belok (lampu sein)dan hazard,
rangkaian penerangan (lampu besar) dan rangkaian sistem peringatan
akustik/suara (klakson).
Gambar 47
Rangkaian Lampu Sein dan Hazard
a. Sistem lampu sein, kunci kontak ON/IG, saklar sein ditekan, saklar hazard
OFF
Baterai/aki Sekering A dan B Kunci Kontak sekering tanda belok
saklar hazard/tanda bahaya flasher saklar tanda belok lampu sein
dan lampu indikator sein Massa/ground (D)
Gambar 48
Rangkaian Lampu Kepala tanpa Relai
a. Sistem lampu kepala low, saklar dim posisi low, saklar kontrol lampu
posisi head
Baterai/aki Sekering A sekering B & sekering C Lampu low LH &
Lampu low RH saklar dim saklar kontrol lampu Massa/ground (D)
b. Sistem lampu kepala high, saklar dim posisi high, saklar kontrol lampu
posisi head
Baterai/aki Sekering A sekering B & sekering C Lampu high LH &
Lampu high RH saklar dim saklar kontrol lampu Massa/ground (D)
Gambar 49
Rangkaian Sistem Peringatan Akustik/Klakson
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Sato, Takeshi, G. dan Sugiharto, N. H., Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 2008
2. Daryanto, Simbol dan Rangkaian Kelistrikan Mobil, Bumi Aksara, Jakarta, 2001
3. Toyota Astra Motor - Wiring Diagram 2011
4. Hyundai – Wiring Diagram 2011
D. Referensi lainnya
1. –
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1 Modul
DAFTAR PENYUSUN