Anda di halaman 1dari 85

BUKU INFORMASI

MEMBACA GAMBAR TEKNIK


LOG.OO09.002.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
A. Tujuan Umum ..................................................................................................................................... 3

B. Tujuan Khusus .................................................................................................................................... 3

BAB II MEMBACA GAMBAR TEKNIK ....................................................................................... 4


A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik ............................................... 4

1. Mengenal Komponen, Rakitan Serta Objek Sesuai Persyaratan Pekerjaan ......................... 4


2. Mengidentifikasi ukuran dan toleransi yang ditunjuk sesuai bidang pekerjaan ............... 27

5. Tabulasi ukuran ........................................................................................................................... 34

3. Mengidentifikasi dan Mengikuti Instruksi Sesuai dengan Permintaan ................................ 70

4. Mengenal Simbol Pada Gambar ................................................................................................ 76

5. Penyederhanaan gambar ........................................................................................................... 79

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik ............................................. 80

C. Sikap kerja Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik ................................................ 80

BAB III MEMILIH TEKNIK GAMBAR YANG BENAR.................................................................. 81


A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar............................. 81

1. Memeriksa dan Membandingkan Gambar ............................................................................... 81


2. Memeriksa dan Mengesahkan Perubahan Gambar ................................................................ 82

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar ............................. 82

C. Sikap kerja Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar ................................ 82

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 83


DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ............................................................................ 84
A. Daftar Peralatan/Mesin .................................................................................................................... 84

DAFTAR PENYUSUN MODUL ............................................................................................... 85

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 2 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menggunakan
perkakas gambar, membuat gambar sendiri, dan memahami atau membaca
gambar yang dibuat oleh orang lain.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi adalah
menjelaskan fungsi gambar teknik, membedakan dan membuat kertas dengan
berbagai ukuran, menunjukkan penggunaan berbagai garis gambar,
mempergunakan etiket standar dalam gambar kerja, dan menggambar berbagai
konstruksi geometris.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 3 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

BAB II

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik

1. Mengenal Komponen, Rakitan Serta Objek Sesuai Persyaratan Pekerjaan

a. Gambar Teknik Merupakan “Bahasa Teknik”


Apabila akan dibuat suatu benda kerja di dalam industri permesinan, maka
pemesan atau perencana cukup memberikan gambar kerja pada pelaksana
atau teknisi, tidak perlu membawa contoh benda aslinya yang akan dibuat.
Hal seperti ini dapat terjadi mengingat gambar dalam teknik dipakai sebagai
sarana untuk mengemukakan gagasan tentang konstruksi pekerjaan jadi.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa gambar berfungsi
sebagai „bahasa teknik‟ di industri permesinan.
Untuk dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa di industri, maka gambar
teknik mesin harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang-orang di
dalam membuat desain dan komponen industri, bangunan dan peralatan
konstruksi, dan pelaksana proyek penghasil permesinan dengan
manajemen atau staf ahli permesinan.

Gambar kerja akan menjadi pedoman seseorang yang akan membuat benda
atau produk tersebut, baik dari sisi ukuran, bahan, warna, tekstur,
penyelesaian akhir (finishing), dan lain-lain. Gambar kerja dapat digunakan
sebagai alat komunikasi seorang pembuat gambar (drafter) dengan pembuat
benda.

Terdapat tiga tipe di dalam penyajian gambar teknik ini, yaitu :


a. Gambar rencana lengkap(General Arrangement Drawings)
b. Gambar susunan atau rakitan (Assembly Drawings)
c. Gambar bagian (Detail Drawings)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 4 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

a. Gambar rencana lengkap (General arrangement drawings)

Gambar kerja yang digunakan akan menampilkan informasi dari produk


secara lengkap bergantung pada kompleksitas dari produk tersebut. Dimana
produk terdiri atas beberapa bagian yang direncanakan dan ditampilkan
dalam gambar susunan secara lengkap dan menyeluruh, ini yang kita
sebut sebagai gambar rencana lengkap (general arrangement
drawings). Pada gambar ini akan ditampilkan gambar secara lengkap
hingga bagian akhir dimana setiap komponen akan berhubungan satu
sama lainnya. Pada gambar ini dicantumkan pula sistem penandaan serta
berbagai ketentuan bagi semua komponen pada gambar tersebut.
Komponen baik dalam bentuk rakitan maupun tersendiri dibuat untuk satu
pekerjaan atau bagian yang dibeli dan memiliki standar khusus seperti
baut atau mur. Komponen biasanya di dalam gambar diberi tanda dengan
nomor dan dikelompokan bersama di dalam daftar bagian (part list) yang
terdapat pada gambar tersebut. Gambar juga harus menunjukkan dimensi
dari posisi komponen sebagai intruksi dalam perakitan.

b. Gambar susunan atau rakitan (Assembly Drawings)


Istilah ini diberikan untuk gambar yang menampilkan rakitan dari dua item
komponen atau lebih, dimana biasanya komponen tunggal yang tidak
merupakan bagian rakitan dari gambar rencana lengkap akan tetapi bagian
antara dua jenis yang tidak dipisahkan oleh pemotongan dan kadang-kadang
diberikan nama yang lain. Gambar rakitan (asembly drawings) juga sering
dipecah menjadi sub-rakitan (sub-assembly drawings), Sub-asembly drawings
digunakan apabila gambar rakitan yang telah ditampilkan dengan komponen
lain mengakibatkan gambar rakitan menjadi terlalu penuh, yakni apabila
gambar pandangan dari gambar rencana penuh terdapat komponen lain.

c. Gambar bagian (Detail drawings)


Gambar bagian (Detail drawings) dipisahkan untuk proses pembentukan
sebuah komponen yang ditampilkan pada satu lembar untuk satu buah
komponen tunggal. Gambar ini menunjukkan spesifikasi secara lengkap dari
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 5 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

pembentukan yang diharapkan, yakni meliputi seluruh dimensi, bahan yang


harus digunakan, perlakuan panas (heat treatment), kekasaran permukaan
pada akhir pembentukan, serta persyaratan lain yang diperlukan seperti
pelapisan dan lain-lain, serta jumlah yang diperlukan.

b. Alat dan Bahan Menggambar Teknik


Sebelum menggambar ada beberapa alat yang perlu disiapkan seperti meja
gambar, mistar (lurus, segitiga 45o, segitiga 30o-60o), busur derajat, kertas
gambar, kertas kalkir, pena, pensil, dan penghapus pensil. Mistar yang
digunakan harus yang berstandar ISO (Internasional Standart Organization)
seperti Rotring dan Steadler.

1. Kertas Gambar
Beberapa kertas yang dapat dipakai untuk menggambar teknik adalah:
- Kertas padalarang
- Kertas manila
- Kertas strimin
- Kertas roti
- Kertas kalkir

Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok


kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m dengan perbandingan v2 : 1
untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran
panjang A0. Ukuran A2 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1.
Demikian seterusnya. Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada tabel 1

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 6 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

tabel 1 Ukuran kertas standar

Gambar 1 Cara menempel kertas pada meja gambar

2. Pensil
Pensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihan
mengambar atau menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri
dari batang pensil dan isi pensil. Pensil ada beberapa macam baik pensil
batang maupun pensil mekanik. Bentuk pensil dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Pensil batang (kiri), pensil mekanik


(atas)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 7 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Berdasarkan kekerasannya pensil dapat dibedakan menjadi :


Tabel 2. Klasifikasi pensil

Dalam menggambar teknik digunakan potlot seri H (H-3H), sedang untuk


merancang biasa digunakan seri B (B-2B)

3. Rapido
Alat sejenis pulpen atau bolpoint yang mempunyai pena bulat berbentuk pipa,
rapidograf memiliki nomor seri yang berwarna sehingga mudah dikenali,
nomor seri menunjukkan besarnya lubang pipa rapido atau tebalnya garis
yang dihasilkan. Nomor seri mulai 0.10.9, nomor seri 0.1 menghasilkan garis
setebal 1 mm, sedang nomor seri 0.5 menghasilkan setebal 0.5 mm.
Rapidograf dapat diisi ulang dengan tinta khusus dan tersedia dalam berbagai
warna.

Gambar 3. Contoh rapidograf merk Rotring

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 8 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

4. Mistar (penggaris)
Penggarias digunakan untuk menggambar garis supaya lurus. Banyak
penggaris yang mempunyai fungsi berbeda-beda, penggaris lurus untuk
membuat garis lurus. Penggaris segitiga untuk menggambar sudut yang
sederhana karena sepasang penggaris segitiga memiliki sudut 30o, 45o dan
60o Sedangkan untuk mengukur sudut dapat menggunakan busur derajat.
Bentuk penggaris dapat dilihat pada gambar di bawah :

Gambar 4. Satu set penggaris

5. Jangka
Jangka digunakan untuk membuat garis lingkaran, menggambar sudut,
mengukur panjang garus, membagi lingkaran dan membagi garis dengan cara
menancapkan salah satu ujung batang pada pusat lingkaran dan ujung yang
lainnya berfungsi sebagai pensil menggambar lingkaran.

Gambar 5. jangka

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 9 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

6. Penghapus dan alat pelindung penghapus


Ada dua macam bentuk penghapus yaitu lunak dan keras. Penghapus lunak
untuk menghapus goresan pensil dan penghapus keras untuk goresan tinta.
Untuk melindungi garis agar tidak ikut terhapus pada saat menghapus
diperlukan alat pelindung penghapus, berikut ini dapat dilihat gambar 6
pelindung penghapus.

Gambar 6. Pelindung penghapus

7. Mal lengkung
Mal lengkung digunakan untuk membuat garis lengkung yang rumit dan tidak
dapat dijangkau dengan jangka. Untuk itu diperlukan mal lengkung, contoh
mal lengkung dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 8. Mal lengkung

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 10 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 9. Hasil dari mal lengkung

8. Meja gambar
Pada umumnya meja gambar dibuat dari bahan kayu yang memiliki daun
meja yang rata dan halus, meja ini dapat diatur kemiringannya sesuai
penggunannya

Gambar 10. Meja gambar

c. Macam – macam Garis


Menggambar garis harus mengikuti aturan yang berlaku. Garis-garis yang
sering digunakan dalam menggambar yaitu:
- garis tebal digunakan untuk benda yang digambar
- garis tipis digunakan untuk ukuran
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 11 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

- garis putus-putus untuk garis yang tidak kelihatan


- garis putus titik dgunakan untuk menggambar garis tengah atau mirror

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 12 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 3. Tipe garis dan penerapannya

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 13 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 11. Penerapan berbagai tipe dari garis

d. Menentukan ukuran skala pada gambar


Skala adalah perbandingan ukuran antara ukuran gambar dengan ukuran
benda sebenarnya. Sebuah obyek atau benda mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, ada yang kecil dan ada yang besar. Oleh karena itu sering kali
tidak memungkinkan menggambar sebuah benda dalam kertas gambar dari
ukuran tertentu, dalam ukuran sebenarnya.

• Jika benda yang digambar terlalu besar maka ukuran gambar harus
diperkecil,
• jika bendanya yang digambar terlalu kecil maka ukuran gambar harus
diperbesar, dan
• jika benda yang digambar memungkinkan untuk digambar sama besarnya
maka tidak diperlukan skala (digambar dengan skala 1 : 1).

Pengecilan atau pembesaran gambar dilakukan dengan skala tertentu. Skala


adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari
unsur yang sama dari benda.
Ada tiga macam skala gambar dan penunjukan skala, yaitu:

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 14 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

tabel 4. Macam skala

Skala-skala yang dianjurkan untuk gambar teknik diuraikan pada Tabel


sebagai berikut:

Tabel 5. Skala gambar yang dianjurkan

Contoh penggunaan skala sebuah garis

Gambar 12. Panjang garis sebenarnya dan panjang garis dalam


berbagai skala

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 15 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 13. Bentuk persegi panjang sebenarnya dan dalam skala 1 : 2

Gambar 14. Bentuk kubus sebenarnya dan dalam skala 1 : 2

e. Irisan
Bagian dari obyek tidak tampak oleh mata karena tertutup oleh bagian obyek,
maka batas-batas atau garis-garisnya dinyatakan dengan garis putus-putus.
Metode irisan atau penampang dimaksudkan untuk mempermudah dalam
membaca gambar kerja.
Dalam membuat gambar irisan atau penampanhg dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
• Irisan atau penampang penuh, irisan ini diperoleh apabila suatu benda
dipotong atau diiris melintang penuh atau seluruhnya.
• Irisan atau penampang setengah, irisan ini diperoleh apabila suatu benda
dipotong atau diiris stengah dari irisan penuh.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 16 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 15. Irisan penampang penuh

Gambar 16. Pemotongan setempat

Gambar 17. Irisan


penampang setengah

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 17 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 18. Jaringan tidak


terpotong sebagian dan
lubang diperlihatkan pada
bagian bidang

Gambar 19. Bagian dipindahkan

f. Format penampilan gambar / kepala gambar


Format penampilan gambar kerja sebaiknya dibuat standar, baik untuk
gambar vertikal maupun horizontal. Format penampilan gambar kerja kadang-
kadang berbeda diantara bidang keahlian atau pekerjaan. Namun yang
penting adalah bahwa gambar kerja harus dapat diajukan pedoman atau
acuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dalam gambar kerja
selain menampilkan gambar tampak, ukuran, skala, gambar detail, gampar
potongan, juga perlu informasi siapa yang menggambar, dan
pembimbingnya.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 18 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Contoh format penampilan gambar kerja yang sederhana :

Gambar 20. Format penampilan gambar kerja

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 19 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 21. Kepala gambar dengan bingkai

g. Konstruksi geometris
Dalam menggambar suatu mesin atau komponennya, tukang gambar sering
menggunakan konstruksi geometris untuk membantu dalam
menyelesaikannya. Konstruksi geometris yang sering digunakan antara lain:
garis, sudut, lingkaran, busur, ellips, segi banyak, dan lain-lain. Penggunaan
konstruksi geometris dalam gambar teknik mesin dengan maksud agar hasil
gambar yang didapat lebih baik. Pembuatan ellips yang dibuat dengan
bantuan lingkaran hasilnya akan lebih akurat dan pantas dari pada yang
dibuat dengan perkiraan saja. Untuk itulah seorang juru gambar harus
menguasai cara pembuatan konstruksi geometris ini.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa:

 Konstruksi Geometris mempunyai fungsi yang penting dalam pembuatan


gambar kerja maupun pemecahan masalah dengan grafik atau diagram.
 Diperlukan ketrampilan dalam mempergunakan alat-alat gambar (mistar,
segitiga, jangka dsb) sebagai dasar menggambar bentuk-bentuk geometris.
 Akurasi sangat dibutuhkan dalam menggambar konstruksi geometris.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 20 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Adapun unsur-unsur geometri adalah :


a. Garis tegak lurus
Gambar 19 di bawah ini, memperlihatkan cara membagi garis lurus
menjadi dua sama panjang. Caranya adalah buat garis lurus AB, kemudian
dari titik A lingkarkan jari-jari sembarang di atas dan di bawah garis AB.
Dengan cara yang sama juga dari titik B di lingkarkan jari-jari yang sama
sehingga memotong di titik C dan D. Hubungkan kedua titik itu sehingga
memotong garis AB di titik F. Panjang garis AF dan FB sama panjang.

Gambar 22. Membagi garis lurus menjadi dua sama panjangn

Gambar 20. Di bawah ini, memperlihatkan cara membuat garis tegak (siku)
pada sebuah garis lurus. Caranya pada sebuah garis lurus AB dari titik Q buat
busur ST, kemudian dari titik S lingkaran jari-jari sembarangan ke atas.
Dengan cara yang sama lingkaran jari-jari tersebut dari titik T sehingga
memotong di titik P. Hubungkan titik P dan Q. Garis PQ tegak lurus AB.

Gambar 23. Garis tegak pada garis lurus

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 21 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

b. Membagi sudut
Gambar 21 di bawah ini, memperlihatkan cara membagi sebuah sudut
menjadi sama besar. Caranya ialah dari titik A lingkaran jari-jari
sembarang sehingga memotong kedua kaki sudut di titik P dan Q,
kemudian dari P lingkaran jari-jari tadi di tengah-tengah sudut. Dengan
cara yang sama dari titik Q lingkaran jari-jari sehingga berpotongan di titik
D. Hubungkan titik A ke D. Sudut ABD sama besar dengan sudut ADC.

Gambar 24. Membagi sudut sama besar

c. Membuat segi lima


Gambar 22 di bawah ini, memperlihatkan cara pembuatan segi lima
dengan salah satu sisinya diketahui. Caranya pada sisi AB yang diketahui
dibagi dua dan dibuat garis tegak lurus CD dengan melingkarkan jari-jari
sepanjang AB dari titik A dan B sehingga didapat titik D. Dari titik A dibuat
garis melalui titik D. Dari titik D lingkarkan jari-jari DE yang panjangnya ½
AB, sehingga memotong perpanjangan garis CD di titik F. Lingkarkan jari-
jari sepanjang sisi AB dari titik A, B, dan F, sehingga berpotongan di titik G
dan H. Hubungkan titik A ke G, G ke F, serta F ke H, dan H ke B. Didapat
segi lima ABHFG yang mempunyai sisi sama panjang.

Gambar 25. Segi lima dengan salah


satu sisinya diketahui

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 22 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 23 memperlihatkan pembuatan segi lima di dalam sebuah lingkaran.


Caranya buat sumbu AB dan CD melalui titik O. Bagi sama panjang CO,
dengan cara melingkarkan jari-jari dari titik C dan O atas dan bawah
didapatkan titik E dan F. Hubungkan titik E dan F, sehingga didapatkan titik
G. Dari titik G lingkarkan jari-jari r = GA didapatkan titik H. Dari titik A
lingkarkan jari- jari l = AH, sehingga didapatkan titik I dan J. Dari titik I
lingkarkan jari-jari l didapat titik L, dan dari titik J didapatkan titik K,
hubungkan garis dari titik A keJ, J ke L, L ke I, dan I ke A, sehingga didapat
segilima beraturan AJKLI.

Gambar 26. Segi lima di dalam sebuah lingkaran


d. Membuat segi enam
Gambar 24 memperlihatkan pembuatan segi enam di dalam sebuah
lingkaran. Caranya ialah setelah membuat lingkaran, kemudian dengan
tidak mengubah jari-jari lingkaran dari titik D dan C dilingkarkan kembali jari-
jari tersebut sehingga memotong di titik E dan F, juga G dan H. Hubungkan
titik-titik D, E, G, C, G, F, dan D dengan garis lurus sehingga saling menutup
membentuk segi enam beraturan.

Gambar 27. Segi enam di dalam


sebuah lingkaran

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 23 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 25 memperlihatkan cara pembuatan segi enam di luar lingkaran.


Caranya adalah buat garis sejajar sumbu AB l dan m sehingga menyinggung
lingkaran di titik Q dan T. Dari titik pusat O buat sudut 30o membentuk sudut
COQ dan QOD. Buat garis CE dan DF melalui titik pusat O. Hubungkan titik C
dan D, serta titik F dan E sehingga terbentuk garis CD dan FE. Buat garis CA
FA, DB, dan EB yang menyinggung lingkaran di titik P, V, S, dan R.
Terbentuk segi enam ACDBEF yang terletak di luar lingkaran.

Gambar 28. Segi enam di luar lingkaran

e. Titik dan garis


Titik menggambarkan suatu tempat dalam ruang ataupada suatu gambar dan
tidak memiliki lebar, titik biasanya dibuat dari perpotongan antara dua garis.
Sedangkan garis didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki panjang tanpa
lebar. contoh titik dan garis adalah sebagai berikut:
 Garis sejajar terhadap garis miring

Gambar 29. Garis


sejajar terhadap garis
miring

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 24 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

 Membagi 3 sudut siku-siku BAC

Gambar 30. Membagi 3 sudut siku-siku BAC

 Membagi garis menjadi bagian-bagian yang sama

Gambar 31. Membagi garis menjadi sama panjang

 Konstruksi segitiga dengan 3 buah garis yang diketahui

Gambar 32. Segitiga dengan 3 buah garis yang diketahui

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 25 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

 Konstruksi segitiga sama sisi

Gambar 33. Segitiga sama sisi

 Kontruksi radius pada sudut lancip

Gambar 34. Radius pada sudut lancip

Terdapat sudut ASB dan Radius r.


Cara membuatnya :
Tarik garis sejajar AS dan BS dalam jarak r. titik potong M kedua garis
tersebut, merupakan titik pusat lingkaran yang di cari. Titik potong
radius r (titik pusat M) pada garis AS dan BS merupakan titik peralihan C
dan D.

 Konstruksi radius ( luar dan dalam ) pada 2 lingkaran


Terdapat lingkaran 1 dan lingkaran 2, Radius Ri dan Ra.
Cara membuatnya :
1. Lingkaran dari M1 dengan radius Ri + r

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 26 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

2. Lingkaran dari M2 dengan radius R1 dan r2, sehingga berpotongan


dengan 1 di A
3. Hubungkan A dengan M1 dan M2, meghasilkan titik singgung untuk
radius dalam Ri di B dan C.
4. Lingkarkan dari M1 dengan radius Ra – ri.
5. Lingkarkan dari M2 dengan radius Ra – r2, sehingga berpotongan
dengan 4 titik D.
6. Hubungkan D dengan M1 dan M2 menghasilkan titik singgung E dan F
untuk radius luar Ra.

Gambar 35. radius (luar dan dalam) pada 2 lingkaran

2. Mengidentifikasi ukuran dan toleransi yang ditunjuk sesuai bidang


pekerjaan
a. Ukuran
Dalam mempelajari gambar teknik, selain mempelajari cara menggambar suatu
bentuk atau obyek juga mempelajari cara mencantumkan ukuran-ukuran dalam
gambar teknik tersebut. Ketepatan ukuran benda dan cara mencantumkan
ukuran-ukuran benda sangat penting dan harus sesuai dengan aturan-aturan
gambar kerja. Yang dimaksud dengan ukuran disini adalah ukuran untuk
menyatakan ukuran panjang garis yang nyata atau sebenarnya bukan ukuran
dalam skala.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 27 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Ukuran dan garis ukuran mutlak dicantumkan dalam gambar kerja sebagai
pedoman untuk mewujudkan benda, maka penempatan dan ketepatan ukuran
dan garis ukuran harus jelas agar mudah dibaca dan diterjemahkan dalam
pembuatan benda. Penulisan angka untuk menyatakan ukuran panjang, tinggi,
atau lebar juga harus memenuhi aturan-aturan yang dtelah disepakati dalam
gambar kerja.

Contoh penulisan angka, garis ukuran, dan garis pemisah ditunjukkan dalam
gambar berikut :

Gambar 36. Penulisan angka ukuran, garis ukuran, dan


garis pemisah yang benar

Garis ukuran pada kedua ujungnya dinyatakan dengan anak panah yang
sesuai yang menunjukkan tepat pada garis pemisah. Cara membuat garis
ukuran dan anak panah tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 37. Garis ukuran dengan anak panah

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 28 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Panjang garis yang menyatakan panjang ukuran, ditentukan oleh angka


ukuran pada garis ukuran. Untuk garis-garis mendatar angka-angka ukuran
dituliskan di atas garis ukuran, sedang untuk garis-garis vertikal (tegak)
angka-angka ukuran harus dituliskan di sebelah kiri garis ukuran dan angka
tersebut ditulis tegak pula. Untuk memisahkan garis-garis ukuran yang
mendatar dari garis gambar, maka dapat diletakkan di atas atau di bawah
garis gambar, sedang untuk garis-garis ukuran yang vertikal (tegak), garis
tersebut diletakkan di sebelah kiri atau kanan garis gambar.

Gambar 38. Penulisan angka ukuran yang salah

Gambar 39. Penulisan angka ukuran yang benar

Dalam gambar, kadang-kadang ada garis gambar yang pendek, maka arah
anak panah garis ukuran sebaiknya ke arah dalam, dan apabila garis ukuran
pendek sehingga angka ukuran tidak dapat dituliskan, maka angka tersebut
dituliskan di luar dengan ditunjukkan oleh anak panah.

Gambar 40. Penulisan garis dan angka ukuran untuk ukuran


yang pendek
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 29 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 41. Penulisan garis ukuran pada ruang yang sempit

Untuk benda yang memiliki bentuk lingkaran, maka ukurannya dapat


dinyatakan dengan jari-jarinya atau garis tengahnya.

Gambar 42. Penulisan garis ukuran jari-jari lingkaran

Gambar 43. Penulisan garis ukuran garis tengan lingkaran

Memberikan ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus seperti


lubang yang dibor, di reamer, dan seterusnya diberi ukuran dengan garis
penunjuk, beserta ukuran dan catatannya. Garis penunjuk harus berujung
anak panah, yang berakhir pada titik potong antara garis gambar untuk
gambar berbentuk silinder, dan berakhir pada garis gambar untuk gambar
lingkaran.
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 30 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 44. Memberi ukuran lubang

Garis penunjuk harus ditarik miring, dan dianjurkan membuat kemiringan


kira-kira 60o dengan garis horisontal. Garis penunjuk juga dipergunakan
untuk memberi nomer bagian, dan memberikan keterangan tentang
pengerjaan khusus.

Gambar 45. Garis penunjuk

Gambar 46. Memberikan ukuran tali busur, busur, dan sudut

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 31 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 47. Garis bantu khusus

Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit/ Tirus, Garis – garis bantu
Horisontal maupun Vertikal menjadi tidak jelas. Dalam hal demikian garis –
garis bantu digambar miring dan sejajar.

Gambar 48. Memberikan ukuran benda tirus/miring

Untuk angka ukuran yang tidak horisontal maupun vertikal, penempatannya


diatur sedemikian rupa sesuai dengan garis ukurannya. Ada daerah-daerah
yang sebaiknya dihindari untuk penempatan angka ukuran, yaitu pada
daerah 30o sebelah kiri bagian atas garis vertikal dan 30o bagian sebelah
kanan garis vertikal bawah, pada gambar 49 adalah daerah yang diarsir.

Gambar 49. Penempatan angka ukuran pada bentuk miring

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 32 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Adanya ukuran pada gambar yang dibuat sesuai dengan aturan akanmemperjelas
bagi pembaca gambar tentang benda yang sebenarnya, tetapi adakalanya ukuran
yang berlebihan justru akan membingungkan. Untuk itupenunjukkan ukuran
sebaiknya tidak berulang-ulang (hanya sekali).

b. Ukuran dan tanda pengerjaan


1. Tanda ukuran untuk ulir (Screw Threads)
Dimensional yang diberikan oleh ISO (International Organization for
Standarization), ulir metric spesigfikasi pada ukuran Mayor Diamter dan Pitch
misalnya : M 10 x 1,5, walaupun kadang-kadang hanya mayor diameternya
yang diperlihatkan, penunjukkan ukuran yang tidak lengkap ini menghendaki
standar ulir kasar, yaitu M 10 adalah diameter mayornya dan 1,5 adalah pitch-
nya.
2. Alat bantu ukuran (Auxillary Dimension)
Dimensi yang berlebihan kadang-kadang terdapat didalam bentuk referensi.
Tanda ukuran bantu dicantumkan di dalam kurung (Gambar 8.16) Tipe dari
dimensi ini memerlukan perlakuan khusus sebab jika terjadi salah pengerjaan
akan mengakibatkan pengaruh kumulatif dari toleransi pada beberapa dimensi
yang saling melengkapi.

Gambar 50. Kelebihan ukuran panjang diberikan (87) tanda


bantu (Auxillary dimension)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 33 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

3. Chamfers
Chamfer merupakan salah satu demensi dari benda kerja yang digambarkan
memanjang sepanjang garis gambar bersama dengan sudut sebesar 450.
Bentuk Chemper pada gambar kerja diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 51. Ukuran dan chamfer

4. Ukuran tidak diskala dan garis pemotongan (Breaklines)


Ukuran tidak diskala merupakan ukuran yang baik, namun jika tidak
memungkinkan maka pada ukurannya diberikan garis tebal dibawah angka
ukurnya. (lihat gambar 51).

Untuk benda yang berukuran sangat besar, maka pada bagian tersebut diberi
garis pemotongan (breakelines) gambar 51 pada ukuran ini ditulis tanpa
mempertimbangakan skala atau garis bawah.

5. Tabulasi ukuran

Pembuatan tanda ukuran pada tabel dilakukan apabila jumlah item dari benda
kerja memiliki bentuk yang sama maka ukuran dapat dibuat dengan bentuk
tabel seperti contoh berikut. Ukuran yang terdapat pada tabel ini juga dapat
digunakan dengan menentukan koordinat dimensi untuk posisi lubang dari
ujung serta diameter yang diinginkan.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 34 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 6. Data ukuran untuk gambar benda

Gambar 52. Gambar dengan dimensi pada tabel

Gambar 53. Tampilan ukuran gambar pada tabel

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 35 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 7. Ukuran kertas gambar

6. Penandaan
 Tanda sama dengan
Tanda sama dengan (=) kadang-kadang digunakan sebagai pengganti
angka ukuran dimana sebuah ukuran dimensi benda kerja dibagi dalam
sejumlah bagian yang sama.

Gambar 54. Tanda sama dengan (=)

 Tanda dua mata panah (Double Arrowhead)


Tanda dua mata panah (double Arrowhead) pada garis ukuran digunakan
untuk menunjukkan ukuran lengkap pada bagian gambar yang sangat
besar (lihat gambar).

Gambar 55. Tanda dua mata panah (Double Arrowhead)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 36 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

 Garis sumbu
Menggambarkan ukuran dari dimensi yang tidak ditentukan dapat
dilakukan melalui garis sumbu walaupun garis sumbu mungkin melenceng
dari posisinya namun dapat diasumsikan pembagiannya sama terhadap
bagian yang lain.

Gambar 56. Garis sumbu (Centerlines)

 Titik (Dot)
Titik kadang kadang diperlukan untuk memperjelas pada posisi mana
referensi suatu ukuran tersebut ditentukan, sebagaimana dicontohkan pada
gambar 57 dan 58 (gambar 58 diukur keliling lingkaran atau bentuk curve).
Titik juga digunakan sebagai posisi awal pengukuran gambar 58.

Gambar 57. Titik khayal hubungan antar bagian ditegaskan dengan titik
bagian ujung

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 37 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 58. Pemakaian tanda titik (Dot) referensi ukuran permukaan curve

Gambar 59. Pemakaian tanda titik (Dot) referensi ukuran permukaan curve

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 38 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

7. Huruf dan lambang


 Lambang diameter “ø”

Gambar 60. Lambang diameter “ø”

 Lambang jari-jari / radius “r”

Gambar 61. Lambang diameter “r”

 Lambang bujur sangkar “□”

Gambar 62. Lambang bujur sangkar “□”

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 39 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

 Lambang bola “Sø” atau “SR”

Gambar 63. Lambang bola

 Lambang tebal “t”

Gambar 63. Lambang tebal “t”

8. Tanda pengerjaan kekasaran permukaan


Untuk memperjelas pada operator mesin maka pada gambar perlu adanya
lambang pengerjaan seperti kualitas kekasaran, contoh pada gambar 64
berikut ini :

Gambar 64. Lambang pengerjaan

Dari gambar dapat dilihat lambang dasar permukaan (a), lambang pengerjaan
mesin (b), dan lambang permukaan yang bahannya tidak boleh dibuang (c).
sedangkan a adalah angka kekasaran dalam mikrometer. Lambang arah
pengerjaan dapat dituliskan pada samping kanan dari lambang pengerjaan
sperti dalam Tabel 8 berikut ini:

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 40 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 8. Lambang arah pengerjaan

Pengerjaan permukaan yang mendapat pengerjaan mesin harus dicantumkan


dengan keterangan pada simbol dasar yang berbentuk segi tiga. Adapun
pengembangan spesifikasi dari penulisan simbol yang telah diberi keterangan
adalah seperti pada gambar berikut :

Gambar 65. Simbol tanda pengerjaan dan keterangannya


Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 41 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 9. Harga dan kelas kekasaran


Harga kekasaran (Ra) (µm) Kelas kekasaran
0,025 N1
0,05 N2
0,1 N3
0,2 N4
0,4 N5
0,8 N6
1,6 N7
3,2 N8
6,3 N9
12,5 N10
25 N11
50 N12

Gambar 66. Penunjukan batas-batas


maksimum dan minimum dari kekasaran
permukaan

Gambar 67. Penunjukan cara produksi

Gambar 68. Penunjukkan untuk pengerjaan


atau pelapisan

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 42 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

gambar 69. Penunjukan panjang contoh

Gambar 70. Keterangan simbol lama dan baru

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 43 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

9. Toleransi (Tolerances)
Toleransi (toleranes) merupakan penyimpangan yang diijinkan, merupakan
wewenang dari perencana dan telah melekat dengan proses manufaktur atau
pembentukannya. Produk benda kerja yang tidak memenuhi syarat toleransi
maka akan menjadi rongsokan yang tidak berguna dan menimbulkan kerugian
bahan (material), buruh serta pelayanan. Dalam keadaan khusus jarak
toleransi lengkap akan dicapai selama proses produksi, yakni dengan
melakukan percobaan untuk membuat produk dengan toleransi yang lebih
kecil dari kelebihan ukuran (Allowance), untuk mengetahui ketercapaian
ukuran atau permukaan akhir serta toleransi geometrical, namun demikian
kelebihan ukuran yang terlalu besar juga akan merugikan, disamping waktu
terbuang juga meningkatnya biaya produksi.

Gambar 71. Bagan diagram daerah toleransi

Ada dua cara dalam menentukan besarnya ukuran toleransi yang dikehendaki
yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada sistem basis
lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H”
sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut macam

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 44 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

suaiannya. Pada sistem basis poros sebagai dasar dengan toleransi “h” dan
ukuran lubangnya berubah-ubah.

Gambar 72. Sistim satuan poros dan sistim satuan lubang (biasa disebut
lubang dasar dan poros dasar

Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca antara huruf dan angka, maka
tidak semua huruf dipakai sebagai pembacaan toleransi. Adapun huruf-huruf
yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q, dan W.

 Toleransi umum
Toleransi dapat ditunjukkan pada gambar dengan beberapa cara, antara
lain :
 Penulisan langsung batas ukuran yang diizinkan tertinggi dan terendah
dari ukuran yang ditentukan,

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 45 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

 Penulisan batas ukuran tertinggi dan terendah ditulis pada ukuran dasar,

a Penulisan batas toleransi berdasarkan simbol yang diberikan oleh AS


1654 – “Fits and Limits for engineering”, dimana toleransi untuk lubang
diterapkan secara cepat dengan menggunakan huruf kapital yang diikuti
dengan angka dan untuk poros digunakan huruf kecil dan diikuti dengan
angka,

Ukuran diperlukan dalam gambar teknik untuk memberikan informasi


kepada operator tentang besaran geometrik benda. Untuk memberikan
ukuran ini tidak boleh salah tafsir dan jelas tujuannya. Pandangan yang
banyak diberikan ukuran adalah pandangan depan lihat gambar 72:

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 46 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 73. Penyajian gambar poros

Toleransi ditulis untuk pengerjaan yang memang tidak dapat mengukur


dengan tepat seperti dalam pembubutan ataupun pengefraisan. Gambar 72
memberikan informasi toleransi terhadap pembuatan silinder bertingkat.
Toleransi ini sangat berguna karena dalam pengerjaan komponen ketidak
telitian tidak dapat dihindari sehingga operator dapat membuat ukuran benda
lebih kecil atau lebih besar asal tidak melebihi dari batas toleransi. Batas
toleransi ada batas atas dan batas bawah maka penulisan menggunakan
tanda ±.

Gambar 74. Ukuran beserta toleransinya

Dalam penulisan toleransi mempunyai standar yang dikeluarkan oleh


ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits). Standar ISO menuliskan kwalitas
toleransi, ada 18 kwalitas toleransi yaitu IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT
16. Nilai toleransi meningkat dari IT 0,1 sampai IT 16. IT 01 sampai dengan
IT 4 digunakan untuk pengerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur,
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 47 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

instrumen optik dan sebagainya. Tingkat IT 5 sampai dengan IT 11 dipakai


dalam bidang permesinan umum, untuk bagian mamu tukar dapat
digolongkan pekerjaan sangat teliti dan pekerjaan biasa. Tingkat IT12 smapai
IT 16 dipakai untuk pengerjaan kasar.

Tabel 10. Tingkat diameter nominal

Tabel 11. Nilai toleransi standar untuk kualitas 5 s/d 16

Tabel 12. Nilai toleransi standar untuk kualitas 0,1, 0 dan 1

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 48 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Contoh toleransi linear :

Contoh
Simbul dimensi
a b c d
N = ukuran nominal 30 30 30 30
ut = penyimpangan maks. +0,03 -0,1 +0,1 0
lt = penyimpangan min. -0,02 -0,2 -0,1 -0,1
max = ukuran maksimum 30,03 29,9 30,1 30
min = ukuran minimum 29,98 29,8 29,9 29,9
T = toleransi 0,05 0,1 0,2 0,1

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 49 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 10. Nilai numerik untuk toleransi standar (metrik)

j. Suaian
Suaian yang menunjukkan keketatan atau kelonggoran pada suatu toleransi
dapat diakibatkan oleh penerapan kerenggangan komponen yang
berpasangan. Ada tiga jenis kemungkinan suaian pada toleransi, yaitu:
a Suaian Longgar (Clearance fit), suaian ini menghasilkan batas ukuran
yang menjamin ruangan bebas antara komponen yang berpasangan pada
waktu dirakit.
b Suaian Transisi/Pas, suaian ini memungkinkan terjadinya kesesakan
kecil atau kelonggaran yang kecil pada komponen yang berpasangan pada
waktu dirakit, dan
c Suaian Sesak/Paksa (Interference fit), suaian ini menghasilkan
kesesakan diantara dua komponen yang saling berpasangan pada waktu
dirakit.

Untuk memperoleh suaian yang tepat antara dua komponen yang saling
berpautan, maka perlu dihitung dahulu ukuran batas yang memodifikasi
ukuran nominal kedua komponen itu lalu baru ditentukan besarnya
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 50 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

penyimpangan (kelonggaran) yang diinginkan. Penyimpangan atas harus


ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan
bawah, ini berlaku untuk lubang maupun poros. Gambar 71 di atas
memperlihatkan pembatasan-pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan
poros.

Dari gambar 71, didapatkan notasi-notasi dan definisi sebagai berikut:


a. Ukuran nominal: adalah ukuran yang tertulis pada gambar tanpa
memperhatikan toleransi.
b. Ukuran aktual: adalah ukuran dari hasil pengukuran.
c. Penyimpangan atas: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran
aktual terbesar yang diijinkan.
d. Penyimpangan bawah: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran
aktual terkecil yang diijinkan.
e. Toleransi: Harga absolut dari selisih penyimpangan atas dan penyimpangan
bawah.
f. Kelonggaran: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros
pasangan suaiannya (disini ukuran lubang lebih besar dari poros).
g. Kesesakan: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros
pasangan suaiannya (disini ukuran poros lebih besar dari lubang).

Gambar 75. Bagan


diagram daerah
toleransi pada macam-
macam suaian

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 51 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 76. Masing-masing kedudukan dari macam-macam daerah toleransi


untuk suatu diameter poros/lubang tertentu

Contoh :
45g7
45 = Diameter poros/ ukuran nominal poros
g = menyatakan lambang untuk poros
Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 52 dari 85
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

7 = Nilai toleransi dari tingkat IT 7.


Artinya : diameter poros 45 mm, suaian longgar dengan dalam
sistim lubang dasar dengan nilai toleransi dari timgkat IT 7.
Gabungan antara lambing – lambing untuk lubang dan poros
menentukan jenis suaian.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 53 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Table nilai penyimpangan lubang dan poros

Table 11. (a.) Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 54 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Table 11. (b) Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 55 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Table 12. (a) Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 56 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Table 12. (b) Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 57 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

j.1 Penulisan toleransi linier dan sudut

Gambar 77. Toleransi suaian Gambar 78. Toleransi suaian


dinyatakan dengan lambang ISO dinyatakan oleh lambang dan
nilai penyimpangan

Gambar 79. Toleransi dinyatakan Gambar 80. Toleransi dinyatakan


oleh nilai penyimpangan oleh nilai penyimpangan

Gambar 83. Batas


Gambar 81. Toleransi simetris Gambar 82. Batas-batas ukuran dalam satu arah
ukuran

j.2 Urutan penulisan penyimpangan


Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas , dan penyimpangan
bawah pada kedudukan bawah. Berlaku untuk lubsng dsn poros.

Gambar 84. Urutan penulisan

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 58 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

j.4 Toleransi pada gambar susunan

Gambar 85. Toleransi pada gambar susunan

Gambar 86. Toleransi pada ukuran sudut

j.4 Tabel toleransi umum


Toleransi umum adalah ukuran – ukuran yang terdapat pada gambar ada
yang tercantum toleransi ada pula tidak mempunyai karakter suaian atau
tututan ketelitian yang tinggi, dapat dijelaskan dengan toleransi umum,
biasanya ditulis pada sudut kanan bawah pada gambar kerja.

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 59 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 13. Variasi yang diizinkan untuk ukuran linear

Tabel 14. Variasi yang diizinkan untuk ukuran sudut

k. Toleransi Geometri
Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat, dan
penyimpanan putar.
Di bawah adalah tabel lambang untuk sifat yang diberi toleransi:

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 60 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Tabel 15 (a). Lambang untuk sifat yang diberi toleransi

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 61 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

tabel 15(b). Hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi

l. Penunjukan dalam gambar


l.1 Kotak toleransi
Persyaratan toleransi dinyatakan dalam sebuah kotak, yang terbagi dalam
satu atau lebih ruang.
Dari urutan dari kiri ke kanan, ruang – ruang tersebut .berisi :
a. Lambang dari sifat yang diberi toleransi

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 62 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

b. Nilai toleransi dalam satuan yang dipakai untuk ukuran linear. Misal
didahului dengan tanda Ø bila daerah toleransinya berbentuk bulat,
silinder.
c. Bila perlu, huruf yang menunjukkan elemen dasar.

Gambar 87. Kotak toleransi Gambar 88. Kotak toleransi


dengan elemen dasar

Gambar 89. Kotak toleransi


dengan elemen-elemen dasar Gambar 90. Perincian dari
dua sifat toleransi

l.2 Elemen yang diberi toleransi


Kotak toleransi dihubungkan pada elemen yang diberi toleransi oleh sebuah
garis petunjuk, yang berakhir dengan sebuah panah

Gambar 92. Penunjukan elemen


yang diberi toleransi
Gambar 91. Penunjukan elemen-elemen
yang diberi toleransi

Gambar 94. Penunjukan yang


Gambar 93. Penunjukan yang diberi toleransi
yang diberi toleransi (II)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 63 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 96. Penunjukan sumbu


Gambar 95. Penunjukan sumbu yang diberi toleransi (III)
bersama yang diberi toleransi

Gambar 97. Penunjukan sumbu Gambar 98. Penunjukan sumbu


bersama yang diberi toleransi yang diberi toleransi (II).

l.3 Dasar
Bila sebuah elemen yang diberi toleransi menyangkut sebuah dasar, maka hal
ini pada umumnya diperlihatkan dengan huruf – huruf besar.

Gambar 99. Kotak dasar dan segi tiga Gambar 100. Kotak dasar dan segi
dasar (I) tiga dasar (II)

Gambar 101. Penunjukan elemen- Gambar 102. Penunjukan sebuah


elemen dasar sumbu dasar

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 64 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 103. Penunjukan sumbu-sumbu dasar


Gambar 104. Penunjukan bidang tengah dasar

Gambar 105. Penunjukan sumbu bersama dasar

Gambar 106. Penunjukan elemen dasar yang


dihubungkan pada kotak toleransi (I)

Gambar 108. Penunjukan sebuah


elemen dasar tunggal dalam kotak
toleransi

Gambar 107. Penunjukan elemen dasar yang


dihubungkan pada kotak toleransi (II)

Gambar 109. Penunjukan sebuah dasar


bersama

Gambar 110. Penunjukan prioritas dari


elemen dasar
Gambar 111. Penunjukan elemen dasar
tanpa prioritas

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 65 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

l.4 Ukuran teoritis tepat


Bilamana tolerasi posisi, bentuk atau sudut ditentukan sebuah elemen,
ukuran–ukuran yang menentukan posisi, bentuk atau sudut teoritis tepat,
tidak boleh diberi toleransi. Ukuran demikian diletakkan dalam sebuah rangka
persegi sebagai berikut:

Gambar 112. Ukuran teoritis tepat


dengan toleransi posisi

Gambar 113. Ukuran teoritis tepat


dengan toleransi sudut

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 66 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

l.5 Toleransi yang diproyeksikan


Dalam beberapa hal, toleransi posisi, sejajar tegak lurus, sudut, simetri harus
diterapkan tidak pada elemen iu sendiri, tetapi pada proyeksi luarnya.

Gambar 114. Daerah toleransi posisi


yang diproyeksikan

Gambar 115. Daerah toleransi simetri yang diproyeksikan

Gambar 116. Daerah toleransi simetri yang diproyeksikan, diterapkan juga pada
elemen itu sendiri

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 67 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

l.6 Lambang Toleransi Geometri

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 68 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 69 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

3. Mengidentifikasi dan Mengikuti Instruksi Sesuai dengan Permintaan


a. Gambar Proyeksi
Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi ke dalam sebuah bidang dua
dimensi dipergunakan cara proyeksi. Proyeksi dengan cara sudut pandang dari
satu titik disebut proyeksi prespektif, hal ini dapat dilihat pada gambar 117a
dan gambarnya disebut gambar prespektif. Jika titik penglilhatan tak terhingga
maka proyeksi yang dihasilkan disebut proseksi sejajar seperti dalam gambar
117b dan gambarnya disebut proyeksi sejajar.

Gambar 117. Proyeksi

Pada proyeksi sejajar garis-garis proyeksi berdiri tegak lurus pada bidang
proyeksi P, cara proyeksinya disebut proyeksi ortogonal. Selain itu garis
proyeksi dapat dibuat membuat sudut dengan bidang P, cara proyeksi ini
disebut proyeksi miring.

Fungsi proyeksi adalah:


• Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya
• Untuk membuat bentuk yang sebenarnya
• Untuk membuat gambar kerja

Secara umum dalam gambar proyeksi diperlukan tiga arah pandangan:


• Tampak atas
• Tampak depan
• Tampak samping kanan/kiri

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 70 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Bidang – bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang


horizontal dan bidang Vertikal (disebut proyeksi Ortogonal) seperti gambar
diawah ini :
Bidang – bidang utama ini membagi seluruh ruang dalam 4 kwadran.
1. Kwadaran pertama , Bagian ruang diatas bidang horizontal dan didepan
bidang Vertical.
2. Kwadran kedua, Bagian ruang diatas bidang Horizontal dan dibelakang
bidang Vertical.
3. Kwadran Ketiga, Bagian ruang yang terletak dibawah bidang Horizontal
dan didepan bidang Vertical.
4. Kwadran Empat, Bagian ruang yang terletak dibawah bidang Horizontal
dan dibelakang bidang Vertical.

Teori gambar proyeksi secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu:
a. Proyeksi Eropa (Sudut pertama / Kwadran Pertama)
Proyeksi cara ini beranggapan bahwa obyek atau benda yang akan
digambar atau diproyeksikan seolah-olah berada dalam suatu kubus. Setiap
pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dengan
melihat sisi benda yang terdekat dengan pengamat. Urutan proyeksi Eropa:
pengamat, obyek, dan bidang proyeksi (garis proyeksi ditarik menjauhi
pengamat)

Gambar 118. Urutan proyeksi Eropa

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 71 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 119. Proyeksi Eropa

Gambar 120. Lambang Proyeksi Eropa

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 72 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 121. Proyeksi Eropa

b. Proyeksi Amerika
Proyeksi cara ini beranggapan sebaliknya, yaitu seolah-olah obyek atau
benda berada di luar kubus. Asas proyeksi Amerika: bidang gambar
(bidang proyeksi) diletakkan di antara mata dan benda yang digambar,
sedang bidang gambar tersebut adalah bidang gambar yang bening,
seperti kaca. Setiap pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada
bidang proyeksi dengan melihat sisi benda yang terjauh dengan pengamat.
Urutan proyeksi Amerika: pengamat, bidang proyeksi, dan obyek (garis
proyeksi ditarik menuju pengamat)

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 73 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 122. Proyeksi Amerika

Gambar 123. Urutan Proyeksi Amerika

Gambar 124. Proyeksi Amerika

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 74 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 125. Lambang Proyeksi Amerika

Dalam proyeksi Amerika:


• bidang proyeksi tampak atas berada di atas,
• bidang proyeksi tampak muka berada di tengah,
• bidang proyeksi tampak kanan berada di sebelah kanan,dan
• bidang proyeksi tampak kiri berada di sebelah kiri

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 75 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

4. Mengenal Simbol Pada Gambar


Simbol dan singkatan dalam penampilan gambar engineering secara
konvensional masih relatif tidak terdapat perubahan kendati dalam beberapa
unsur seperti penggambaran ulir, akan membosankan dan memakan waktu
untuk benar-benarmenirukannya didalam gambar, agar dapat menampilkan
gambar yang lebih sederhana.

Untuk simbol-simbol tersebut secara umum dapat dilihat pada tabel


berikut.
Tabel 16. Simbol dan singkatan dalam penampilan gambar

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 76 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 77 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 78 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

5. Penyederhanaan gambar
Gambar teknik yang menyajikan secara lengkap akan membuat penggambar
lebih lama mengerjakan untuk itu ada penyajian-ppenyajian gambar yang
disederhanakan contohnya seperti ulir dan lubang senter. Gambar 126
menunjukkan gambar ulir secara lengkap.

Gambar 126. Penyajian ulir lengkap

Dari gambar di atas dapat disederhanakan dengan menggambarkan seperti


gambar 127 di bawah ini.

Gambar 128. Penyajian gambar ulir

Untuk lebih jelas dalam pengerjaan gambar ulir ini diberi keterangan sesuai
dengan standart ISO seperti:

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 79 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Gambar 129. Keterangan gambar ulir

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik

1. Mengenali komponen, rakitan maupun objek benda


2. Mengidentifikasi ukuran
3. Mengidentifikasi dan mengikuti instruksi
4. Mengidentifikasi material
5. Mengenal simbol
C. Sikap kerja Yang Diperlukan Dalam Membaca Gambar Teknik
Harus bersikap secara:
1. Teliti
2. cermat
3. Sesaui SOP

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 80 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

BAB III
MEMILIH TEKNIK GAMBAR YANG BENAR

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar


1. Memeriksa dan Membandingkan Gambar
Gambar asli digambar dan diperiksa dalam bagian gambar dan diteruskan ke
bagian pengawas gambar. Bagian ini bertanggung jawab atas pencatatan,
penggolongan, pengawetan, pembagian, perubahan, dan reproduksi gambar.
1. Pencatatan gambar
Semua gambar asli harus dicatat dalam catatan gambar atau kartu gambar.
Dalam catatan gambar harus dicatat no gambar, judul gambar, tanggal
perubahan atau revisi, ukuran gambar, inventarisasi tanggal pemusnahan dan
tanda tangan.
2. Pengawetan gambar asli
Lemari arsip untuk menyimpan gambar asli. Cara pertama gambar suatu
proyek disimpan suatu urutan nomor gambar. Cara kedua gambar–gambar
dengan ukuran sama di simpan di lemari.
3. Pengeluaran dan inventaris gambar
Gambar asli tidak dikeluarkan, kecuali untuk keperluan reproduksi atau
perubahan gambar. Pengeluaran gambar diawasi oleh petugas dalam bagian
pengawasan gambar. Pengeluaran harus dicatat pada catatan pengeluaran dan
sebuah kartu pengeluaran diletakkan pada tempat menyimpan gambar asli
tersebut, untuk menjelaskan bahwa gambarnya sedang dikeluarkan.
Dalam suatu jangka waktu tertentu gambar asli diperbaiki dan di inventaris,
dalam inventaris harus diperiksa hal–hal tersebut :
a. Penemuan kembali gambar yang telah dikeluarkan.
b. Pencocokan dengan catatan gambar.
c. Pemeriksaan catatan gambar, nomor, revisi, tanggal revisi, proyek dan judul.
Oleh pencocokan dan pemeriksaan gambar asli yang hilang dan rusak dapat
ditemukan dan dapat dibuat gambar asli baru.
d. Penanganan cetakan

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 81 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

Copy atau cetakan dibuat dari gambar asli, dan hal – hal berikut disyaratkan
untuk reproduksi :
1. Copy yang jelas
2. Reproduksi harus cepat
3. Reproduksi harus murah
4. Kemungkinan rusak, pengotoran atau terlipat dari gambar asli kecil
5. Copy tidak boleh cepat hilang warnanya
6. Muadah diawetkan dan pengiriman

2. Memeriksa dan Mengesahkan Perubahan Gambar


Setiap gambar diperlukan revisi dan pembaharuan informasi dari waktu
kewaktu, hal ini sangat penting untuk memeriksa salinan dari gambar kerja
terhadap referensi yang digunakannya. Untuk perubahan gambar ini biasanya
dicantumkan ada kolom bagian atas dari lebaran gambar yang dipersiapkan
untuk mencatat revisi dari setiap perubahan tersebut, dst. Atau dalam
bentuk tanggal perubahan misalnya 25/11/2015.

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar


1. Memeriksa dan membandingkan kebenaran gambar
2. Memeriksa dan mengesahkan perubahan gambar

C. Sikap kerja Yang Diperlukan Dalam Memilih teknik gambar yang benar
1. Bertanggung jawab
2. Teliti
3. Benar
4. Cermat

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 82 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Hardi Sudjana, Teknik Pengecoran Logam, Pusat Perbukuan, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2008
2. Wahyu Gatot Budiyanto, Kriya Keramik, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, 2008
3. Sato, G. Takeshi, Menggambar Mesin, PT. Pradya Paramita, 2005
4. Djoko Winarno, Membaca Gambar Teknik, Departemen, Pendidikan Nasional,
2005

C. Majalah atau Buletin


1. –

D. Referensi Lainnya
1. -

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 83 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer
3. Hechmachine (stapler/penjepret)
4. Pelubang kertas
5. Penjepit kertas ukuran kecil dan sedang

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. Tinta printer
7. ATK siswa

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 84 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Mesin Produksi LOG.OO09.002.01

DAFTAR PENYUSUN MODUL


NO. NAMA PROFESI

1. Yani Yantono  Instruktur Teknik Manufaktur


BLK Surakarta

Judul Modul : Membaca Gambar Teknik Halaman: 85 dari 85


Buku Informasi Versi: 2015

Anda mungkin juga menyukai