3.1 Memahami peralatan dan kelengkapan 4.1 Memilih peralatan dan kelengkapan
gambar teknik gambar teknik
3.2 Memahami garis-garis gambar teknik 4.2 Membedakan garis-garis gambar teknik
sesuai bentuk dan fungsi garis sesuai bentuk dan fungsi garis
3.3 Memahami huruf, angka dan etiket 4.3 Menyajikan huruf, angka dan etiket
gambar teknik gambar teknik
3.5 Memahami sketsa gambar benda 3D 4.5 Menyajikan sketsa gambar benda 3D
sesuai aturan proyeksi piktorial sesuai aturan proyeksi piktorial
3.6 Memahami sketsa gambar benda 2D 4.6 Menyajikan sketsa gambar benda 2D
secara sesuai aturan proyeksi orthogonal sesuai aturan proyeksi orthogonal
3.8 Memahami pembuatan ukuran sesuai 4.8 Menyajikan ukuran sesuai fungsi dan
fungsi dan pandangan utama gambar teknik pandangan utama gambar teknik
Dalam gambar teknik tentunya ada ukuran standard untuk setiap kertas yang kita pakai. Menurut ISO
standard kertas A Series adalah sebagai berikut.
Ukuran Kertas Seri A Menurut Standard ISO
Penempatan pandangan suatu gambar haruslah tepat. Dan menurut standard proyeksi yang sering
dipakai di gambar teknik adalah proyeksi amerika dan proyeksi eropa.
Gambar diatas adalah contoh pandangan dalam proyeksi amerika dan proyeksi eropa. Untuk
pembahasan proyeksi yang lebih jelas, silahkan kunjungi link ini.
Gambar detail serta potongan pada gambar teknik fungsinya untuk memberikan informasi yang lebih
jelas mengenai bentuk, kontur, serta tingkat kerumitan sebuah benda. Macam potongan pada gambar
teknik diantaranya :
a. Potongan Penuh
Potongan penuh atau istilah asingnya full section adalah potongan yang garis potongnya lurus
memotong keseluruhan benda.
Contoh Potongan Penuh
b. Potongan Separuh
Potongan separuh atau half section adalah potongan yang garis potongnya memotong separuh benda.
Dan separuh lainnya adalah gambar tampak luar dari benda itu sendiri.
c. Potongan Meloncat
Potongan meloncat atau offset section adalah potongan yang dibuat sedemikian rupa dan dipotong
melompat untuk menjelaskan detail lain yang terlewatkan.
Contoh Potongan Meloncat
d. Potongan Sobekan
Potongan sobekan atau istilah asingnya break-out section merupakan potongan yang garis potongnya
menyobek sebagian dari benda.
5. Standard Dimensi
Standard dimensi yang digunakan di gambar teknik pada dasarnya tidak terpatok harus memakai huruf
apa. Tetapi kita tidak boleh seenaknya memakai huruf. Tentu huruf yang digunakan untuk dimensi
haruslah huruf yang jelas dan mudah dibaca. Coba lihat ilustrasi dibawah :
Dari 2 gambar diatas, kita bisa lihat dari perbedaan teks yang dipakai. Kalau dilihat dari unsur seni,
memang gambar atas lebih bagus. Tapi kalau ditunjau dari segi teknik gambar bawah lebih disarankan.
Karena fungsi dari gambar teknik ada menjelaskan informasi sedetail mungkin. Penggunaan huruf yang
aneh akan memperbesar kesalahan saat membaca gambar nanti. Saya sarankan untuk Teks di
AutoCAD gunakan huruf Romans, Technic, atau ISOCEPEUR saja agar mudah dibaca.
Dalam menggambar teknik tentunya dibutuhkan sejumlah alat bantu. Peralatan untuk membuat gambar
teknik diantaranya :
Meja Gambar
Pensil Mekanik
Penggaris
Kertas Gambar
Karet Penghapus
Kalkulator (Scientific)
A0 841 mm 1189 mm 20 mm 10 mm
A1 594 mm 841 mm 20 mm 10 mm
A2 420 mm 594 mm 20 mm 10 mm
A3 297 mm 420 mm 20 mm 10 mm
A4 210 mm 297 mm 20 mm 5 mm
A5 148 mm 210 mm 20 mm 5 mm
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan. Sedangkan tepi
kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan agar gambar-gambar yang
akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0 dibagi dua,
ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2 dibagi dua dan ukuran
kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.
Keras
2B B 4H
3B HB 5H
4B F 6H
5B H 7H
6B 2H 8H
7B 3H 9H
Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya semakin keras).
Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin lunak, angkanya semakin
besar).
No. 1. Mur pengatur berfungsi mengatur kekebalan garis yang di inginkan (lihat
ukuran 2 di bawah)
No. 2. Masa pena (daun pena) yang dapat bergerak sesuai dengan putaran mur no 1
No. 3. Tangkai
No. 4. Lubang pengunci
No. 5. Baut pengikat pena
No. 6. Daun pena (mata pena) yang dapat di putar
No. 7. Bagian – bagian pena yang perlu mendapatkan perawatan (dibersihkan atau diratakan)
Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi mistar dan
terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat gambar 1.10. a).
Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal)
Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan memutar
daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan lap/tissue.
Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara mengasahnya pada
batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12).
Jangka disimpan di dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk dari jangka tersebut (lihat
gambar 1.18)
Gbr 1.18 Kotak Jangka
Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan-lengkungan yang teratur misalnya
lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. Contoh penggunaannya
perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal ditempatkan pada posisi 1, sedangkan
untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal digeser pada posisi 2 sehingga didapat lengkungannya.
Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas ukuran A0 mempunyai
ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Papan gambar harus
mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser.
Gambar 1.25 menunjukkan sebuah standar papan gambar khusus yang dapat diatur ketinggiannya
maupun kemiringannya. Papan gambar khusus yang dipasang di atas sebuah standar ini disebut juga meja
gambar.
Gb 1.27 Etiket
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama
dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala pembesaran, dan skala
pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih besar daripada benda sebenarnya,
misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana gambarnya di buat sama besar dengan
benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda
yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 : 10.
Penulisan huruf dan angka tegak Penulisan huruf dan angka miring
Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut :
2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran
kertas yang distandar yaitu Ö 2.
Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat
gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h akan menjadi 3,5 mm.
Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1) Tipe huruf A ( d = h / 14 )
2) Tipe huruf B ( d = h / 10 )
Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum
antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.
Huruf A ( d = h/14 )
Sifat
Perbandingan
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(14/14) h
(10/14) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
(6/14) h
0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8
3,5 5 7 10 14 20 28
Tebal huruf d
(1/14) h
0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang
lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
Huruf B ( d = h/10 )
Sifat
Perbandingan
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(10/10) h
(7/10) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
(6/10) h
0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
3,5 5 7 10 14 20 28
1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
Tebal huruf d
(1/10) h
0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang
lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
b) Garis
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai penggunaannya.
Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya.
(ISO. R 128)
Jenis garis
Keterangan
Penggunaan
A
Tebal kontinu
A1. Garis-garis nyata (gambar)
A2. Garis-garis tepi
B
Tipis kontinu.
(lurus atau lengkung)
B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer).
B2. Garis-garis ukur.
B3. Garis-garis proyeksi/bantu.
B4. Garis-garis penunjuk.
B5. Garis-garis arsir.
B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat.
B7. Garis sumbu pendek.
C.
Tipis kontinu bebas
C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis
bergores tipis.
D.
Tipis kontinu dengan sig-sag
D1. Sama dengan C1.
E
Garis gores tebal
E1. Garis nyata terhalang.
E2. Garis tepi terhalang.
F
Garis gores tipis
F1. Garis nyata terhalang
F2. Garis tepi terhalang
G
Garis bergores tipis
G1. Garis sumbu.
G2. Garis simetri.
G3. Lintasan.
H
Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perobahan arah.
H1. Garis (bidang) potong.
J
Garis bergores tebal.
J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penangan khusus.
K
Garis bergores ganda tipis
K1. Bagian yang berdampingan.
K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak.
K3. Garis sistem (pada baja profil).
K4. Bentuk semula sebelum dibentuk.
K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong.
Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh penggunaan
jenis-jenis garis.
c) Konstruksi Geometri
Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D dan
garis AC di E !
c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu
hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F hingga memotong
sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima
beraturan !
Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’
!
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga
berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3tersebut dengan titik pusat di O hingga
memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan !
(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti berikut
:
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik pusatnya di
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong A, B, C,
…, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7, 8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan elips
yang diinginkan!
c. Rangkuman 1
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang teknik. Gambar
teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan penyimpanan, c) penuangan
gagasan dan pengembangan.
2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan
untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.
3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap, cara
menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan baik. Alat-alat
gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido, c) macam-macam
mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan meja gambar, h)mesin
gambar.
4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk memberi
ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus jelas, seragam dan bentuk
huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk
miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe
huruf A (d=h/14) dan tipe huruf B (d=h/10).
5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis kontinu, c) garis
tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis bergores tipis yang dipertebal pada
ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan peralatan gambar.
Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan membuat sudut, c) menggambar segi-
segi dan elips.