DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
I. Gambar Teknik dan Software AutoCAD.................................................................... 1
II. Tampilan Muka (Interface) AutoCAD ....................................................................... 1
III. Pengaturan Awal......................................................................................................... 2
MODUL 1 GAMBAR 2D DASAR
1.1 Tujuan Modul ............................................................................................................. 5
1.2 Tools yang Digunakan ................................................................................................ 5
1.3 Cara Penggunaan Tools .............................................................................................. 6
MODUL 2 GAMBAR 2D LANJUTAN
2.1 Tujuan Modul ............................................................................................................. 9
2.2 Tools yang Digunakan ................................................................................................ 9
2.3 Cara Penggunaan Tools ............................................................................................ 10
MODUL 3 GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
3.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 12
3.2 Proyeksi Ortogonal ................................................................................................... 12
3.3 Tools yang Digunakan .............................................................................................. 15
3.4 Cara Menggunakan Tools ......................................................................................... 15
3.5 Jenis Garis dan Penggunaan Layer ........................................................................... 16
MODUL 4 GAMBAR 3D DASAR
4.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 22
4.2 Proyeksi Piktorial ..................................................................................................... 22
4.3 Tools yang Digunakan .............................................................................................. 23
4.4 Cara Penggunaan Tools ............................................................................................ 24
MODUL 5 GAMBAR 3D LANJUTAN
5.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 27
5.2 Tools Yang Digunakan ............................................................................................. 27
5.3 Contoh Penggunaan .................................................................................................. 28
LAMPIRAN MODUL
I. Tutorial Cara Print Gambar Pada Autocad ............................................................... 30
II. Format Etiket ............................................................................................................ 38
ii
III. Contoh Penugasan .................................................................................................... 38
PROPORSI PENILAIAN TUGAS PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD .............. 39
INFORMASI ASISTEN ........................................................................................................ 40
MEKANISME PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD ................................................ 41
PERATURAN PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD ................................................ 42
TEKNIS PENGUMPULAN TUGAS PRAKTIKUM ......................................................... 43
I. Pengumpulan Kertas Penugasan ............................................................................... 43
II. Pengumpulan File dwg. ............................................................................................ 43
III. Format Resume Praktikum ....................................................................................... 44
MEKANISME SHIFTING PRAKTIKUM ......................................................................... 45
I. Syarat Shifting Praktikum ......................................................................................... 45
II. Alur dan Tata Cara Shifting ...................................................................................... 45
LAMPIRAN PANDUAN ........................................................................................................ 46
I. Format Resume ......................................................................................................... 46
iii
PENDAHULUAN
Dalam tampilan tersebut terdapat berbagai menu awal yang perlu diketahui nama dan
fungsinya, diantaranya sebagai berikut :
1. Title Bar
Title Bar merupakan bagian paling atas yang menunjukkan judul atau nama
file yang sedang dijalankan.
2. Menu
Menu berada di kiri atas tampilan awal yang dapat digunakan untuk
memberikan perintah dasar seperti save, save as, print, dan lain-lain.
3. Toolbar
Toolbar terletak di bawah title bar yang berfungsi sebagai wadah dari
ribbon serta dapat digunakan untuk menjalankan tools yang akan digunakan.
4. Ribbon
Dalam ribbon terdapat command atau perintah yang dapat dipilih dan
digunakan dalam membuat desain.
5. Command Prompt
Command Prompt terletak dibagian bawah yang dapat digunakan untuk
mengunakan tools dengan cara mengetikkan nama toolsnya.
Selain hal yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa perintah pada bagian bawah
layar, yaitu berupa perintah koordinat, ortho, grid dan snap. Hal tersebut dapat diaktifkan
dan dinonaktifkan dengan cara berikut:
Koordinat : Untuk mengatur ON/OFF dengan F6 atau CTRL+D
Grid : Untuk mengatur ON/OFF dengan F7
Ortho : Untuk mengatur ON/OFF dengan F8
Snap : Untuk mengatur ON/OFF dengan F9
2
3
3
4
4
MODUL 1
GAMBAR 2D DASAR
1.1 Tujuan Modul
Mengenal software AutoCAD dan mengetahui tools yang digunakanuntuk menggambar
2D dasar dan cara penggunaanya pada AutoCAD.
Fillet : Berfungsi untuk membuat garis lengkung pada sudut objek atau
pertemuan antara dua garis.
Chamfer : Berfungsi untuk membuat garis miring dari dua buah garis yang
tegak lurus.
Dim Radius : Berfungsi untuk memberikan dimensi berupa radius dari sebuah
lingkaran atau garis lengkung
Dim Diameter : Berfungsi untuk memberikan dimensi berupa radius dari sebuah
lingkaran atau garis lengkung
Multiline Text : Berfungsi untuk membuat teks yang lebih dari satu baris
Circle : Ketik C lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
tentukan first point dan masukkan besar radius yang diinginkan
dengan mengetikkan nilainya. Tekan enter untuk mengakhiri
perintah
Rectangle : Ketik REC lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
tentukan first point dan masukkan panjang diinginkan dengan
mengetikkan nilainya lalu tekan tab dan ketikkan nilai lebar yang
diinginkan. Tekan enter untuk mengakhiri perintah
Arc : Ketik ARC lalu enter atau klik icon pada ribbon, lalu
tentukan tiga titik dimana lengkungan akan dibuat
Erase : Ketik ERASE lalu enter atau klik icon pada ribbon, pilih atau
blok objek yang akan dihapus lalu tekan enter
6
7
Trim : Ketik TR lalu enter dua kali sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu enter satu kali, pilih objek yang berpotongan atau
bersinggungan untuk dipotong
Extend : Ketik EX lalu enter dua kali sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu enter satu kali , pilih garis yang akan diperpanjang
atau disambung dengan objek lain didepannya
Offset : Ketik O lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
masukkan jarak untuk objek yang akan diduplikat lalu pilih
objeknya. Satu kali perintah offset bisa digunakan berulang
untuk menduplikasi objek lain dengan jarak yang sama
Join : Ketik J lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih garis atau objek yang ingin digabungkan atau menjadi satu
kesatuan, lalu tekan enter
Explode : Ketik X lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih garis atau objek yang ingin dipisahkan lalu tekan enter
Fillet : Ketik F lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
masukkan radius antara objek yang akan dilengkungkan dengan
mengetikkan r lalu enter kemudian pilih dua garis tegak lurus
atau sudut objek yang ingin dilengkungkan
Chamfer : Ketik CHA lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, masukkan jarak untuk garis pertama dan kedua dengan
mengetikkan d lalu enter kemudian pilih dua garis tegak lurus
yang ingin dibuat garis miring
Move : Ketik M lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin dipindahkan dan tentukan base point-
nya. Masukkan jarak seberapa jauh objek akan dipindahkan lalu
tekan enter
Copy : Ketik CO lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin diduplikat dan tentukan base point-
nya kemudian atur letak duplikatnya
Rotate : Ketik RO lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin diputar dan tentukan base point-
nya. Sudut putarnya lalu tekan enter
Dim Linear : Ketik DLI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
klik dua titik pada garis linear yang ingin diberi dimensi panjang
Dim Aligned : Ketik DAL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
klik dua titik pada garis linear atau garis miring yang ingin diberi|
dimensi panjang .
7
8
Dim Angular : Ketik DAN lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada dua garis yang akan diberi dimensi sudut
Dim Radius : Ketik DRA lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada lingkaran atau garis lengkung yang akan
diberi dimensi jari-jari atau radius
Dim Diameter : Ketik DDI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada lingkaran atau garis lengkung yang akan
diberi dimensi diameter
Multiline Text : Ketik MT lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, lalu aplikasikn pada worksheet, atur ukuran dan font
sesuai kebutuhan dan masukkan teks yang akan dimunculkan.
8
MODUL 2
GAMBAR 2D LANJUTAN
Multiple Point : Berfungsi untuk membuat titik atau acuan pada objek 2D
Blend Curve : Berfungsi untuk membuat kurva tangen diantara dua titik
dari dua objek yang terpisah
10
Hatch : Ketik H lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih model arsiran sesuai dengan kebutuhan
atau kegunaannya kemudian pilih area dari objek 2D yang
akandiarsir
Rectangular array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Rectangular Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu aturlah jarak antar objek atau
jumlah objeknya pada menu edit array
Polar Array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Polar Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu tentukan base point sebagai acuan
yang akan dilingkari. Banyaknya objek dan jarak antar
objek bisa diatur pada menu edit array
. Path Array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Path Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu pilih objek yang akan dijadikan
acuan/path. Banyaknya objek dan jarak antar
objek bisa diatur pada menu edit array
Polygon : Ketik POL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu tentukan banyak sisi Polygon. Setelah itu akan
muncul pilihan antara Inscribed In Circle: Panjang
Polygon ditentukan dari titik tengah menuju sudut Polygon
dan akan terbuat di dalam lingkaran dan Circumscribed In
Circle: Panjang Polygon ditentukan dari titik tengah
menuju sisi Polygon dan akan terbuat diluar lingkaran.
Pilih sesuai kebutuhan, lalu masukkan besar polygon yang
diinginkan dan tekan enter untuk mengakhiri perintah
Ellips : Ketik EL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu tentukan panjang atau tinggi dengan
memasukkan setengah dari panjang atau tingi yang akan
dibuat
Mirror : Ketik MI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih objek yang akan dicerminkan dan
tentukan base point dimana objek hasil pencerminan akan
dibuat
Align : Ketik AL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih objek yang akan disejajarkan. Setelah itu
10
11
Multiple Point : Ketik POINT lalu enter atau klik icon pada
ribbon lalu pilih bagian objek yang akan diberi titik atau
| point
Break At Point : Klik icon pada ribbon. Setelah itu pilih objek yang akan
dipisahkan lalu pilih titik dimana objek tersebut akan
terpisah
Spline : Ketik SPL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih titik dimana saja yang akan menjadi
acuan untuk kurva yang akan dibuat
11
MODUL 3
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
Gambar 3.1 Proyeksi Ortogonal dari Titik Gambar 3.2 Proyeksi Ortogonal dari Garis
Gambar 3.3 Proyeksi Ortogonal dari Bidang Gambar 3.4 Proyeksi Ortogonal dari Benda
1. Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa biasa disebut sebagai proyeksi kuadran I. Pada proyeksi eropa letak
bidangnya terbalik dengan arah pandangnya. Berdasarkan bentangan bidang-bidang
proyeksi, proyeksi eropa memiliki ciri, yaitu:
a. Tampak depan sebuah gambar tetap berada di depan
b. Tampak atas berada di bawah tampak depan
c. Tampak samping kanan berada di sebelah kiri tampak depan
d. Tampak samping kiri berada di sebelah kanan tampak depan.
Keterangan:
P.At = Pandangan/tampak atas
P. Be = Pandangan/tampak belakang
P. Ka = Pandangan/tampak kanan
P. Ba = Pandangan/tampak bawah
P. D = Pandangan/tampak depan
P. Ki = Pandangan/tampak kiri
Untuk mengetahui gambar yang disajikan memuat jenis apa maka ditandai oleh
adanya sebuah simbol proyeksi ortogonal yang ditaruh di etiket gambar. Berikut adalah
simbol untuk proyeksi eropa
13
14
2. Proyeksi Amerika
Proyeksi amerika biasa disebut sebagai proyeksi kuadran III. Pada proyeksi amerika
letak bidangnya searah atau sama dengan arah pandangnya. Berdasarkan bentangan bidang-
bidang proyeksi, proyeksi amerika memiliki ciri, yaitu:
a. Tampak depan sebuah gambar tetap berada di depan
b. Tampak atas berada di atas tampak depan
c. Tampak samping kanan berada di sebelah kanan tampak depan
d. Tampak samping kiri berada di sebelah kiri tampak depan
Keterangan:
P.At = Pandangan/tampak atas
P. Be = Pandangan/tampak belakang
P. Ka = Pandangan/tampak kanan
P. Ba = Pandangan/tampak bawah
P. D = Pandangan/tampak depan
P. Ki = Pandangan/tampak kiri
Untuk mengetahui gambar yang disajikan memuat jenis apa maka ditandai oleh
adanya sebuah simbol proyeksi ortogonal yang ditampilkan di etiket gambar. Berikut
adalah simbol untuk proyeksi amerika
14
15
Ray : Berfungsi untuk membuat garis luruh tak terhingga satu arah
sebagai garis bantu dalam menggambar proyeksi
Divide : Berfungsi untuk memberikan titik bantu pada bidang yang dipilih
menjadi beberapa bagian yang telah ditentukan yang sama rata.
Measure : Berfungsi untuk memberikan titik bantu pada bidang yang dipilih
setiap ukuran yang ditentukan.
Scale : Ketik SC lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
dan pilih objek yang akan di skalakan. Lalu tekan enter, pilih titik
acuan/base point untuk memperbesar atau memperkecil gambar.
Selanjutnya ketikkan skala yang diinginkan. Jika ingin
memperbesar objek maka masukkan angka >1. Namun, jika
ingin memperkecil objek masukkan angka <1. Contoh, jika ingin
memperbesar objek dua kali maka masukkan angka 2.
Construction Line : Ketik XL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
lalu ketik H + enter untuk membuat garis horizontal dua arah
tak hingga. Kemudian tentukan titik awal dimana garis akan
ditempatkan. Jika ingin membuat garis vertikal ketikkan V +
enter, jika ingin membuat garis yang memiliki sudut (angle)
maka ketikkan A + enter.
Ray : Ketik RAY lalu enter atau atau klik icon pada ribbon lalu
tentukan titik awal dimana garis akan ditempatkan. Penggunaan
ray mirip dengan construction line hanya saja ray bersifat satu
arah saja.
Divide : Ketik DIV lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
lalu pilih objek garis yang akan dibagi dan masukkan angka untuk
membagi garis tersebt menjadi berapa bagian. Contoh, jika
mengetikkan angka 5 maka akan terbentuk garis yang terbagi
menjadi 5 bagian yang dibatasi titik/point.
15
16
Measure : Ketik ME + enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon lalu
pilih objek garis yang akan diberikan titik. Selanjutnya
spesifikasikan jarak panjang dari satu titik ke titik lain. Contoh,
jika mengetikkan angka 5 maka akan terbentuk garis dengan
jarak 5 mm di setiap dari titik ke titik lainnya.
Pada praktikum modul ini terdapat empat jenis penggunaan garis yang digunakan
dengan spesifikasi tertentu pada penerapannya untuk gambar proyeksi ortogonal. Garis-garis
tersebut adalah:
1. Garis nyata
16
17
Garis nyata adalah garis sebenarnya pada gambar yang biasanya berupa garis tepi
atau garis objek yang bisa terlihat secara langsung dari pandangan/tampak yang disajikan.
Berikut merupakan spesifikasi garis nyata yang digunakan
a. Linetype: continuous
b. Lineweight: 0.5 mm
2. Garis bayang/hidden
Garis bayang/hidden adalah garis nyata yang terhalang pada gambar yang biasanya
berupa garis objek yang tidak bisa terlihat secara langsung dari pandangan/tampak yang
disajikan dan berfungsi untuk menunjukkan objek yang terhalang pada gambar. Berikut
merupakan spesifikasi garis bayang/hidden yang digunakan
a. Linetype: hidden
b. Lineweight: 0.3 mm
3. Garis sumbu
Garis sumbu merupakan garis yang berfungsi untuk menunjukkan objek yang
memiliki rongga/lubang. Garis sumbu juga bisa berupa garis sumbu simetri pada sebuah
lingkaran. Berikut merupakan spesifikasi garis sumbu yang digunakan
a. Linetype: centerx2
b. Lineweight: 0.3 mm
4. Garis dimensi
Garis dimensi merupakan garis yang berfungsi untuk menunjukkan garis dimensi
pada gambar. Berikut merupakan spesifikasi garis sumbu yang digunakan
c. Linetype: continuous
d. Lineweight: 0.15 mm
Berikut ini merupakan contoh dari pengaplikasian garis-garis yang digunakan pada
proyeksi ortogonal:
Garis dimensi
Garis sumbu
Garis bayang
Garis nyata
Garis dimensi
17
18
2. Penggunaan Layer
Layer dapat diartikan sebagai lapisan. Pada AutoCAD layer berarti lapisan yang
diberikan kepada objek yang akan dibuat maupun sudah dibuat untuk membuat atau
memisahkan objek ke dalam lapisan-lapisan yang berbeda. Layer pada AutoCAD
merupakan fasilitas yang berfungsi untuk membantu membuat pengelompokan gambar-
gambar/objek yang mempunyai spesifikasi serta kriteria-kriteria tertentu. Pada bidang
arsitektur penerapan layer bisa berupa menggambar denah yang didalamnya terdapat
beberapa objek-objek seperti kolom, dinding, dan lain sebagainya maka untuk
mengelompokkan objek yang sama sebagai contoh objek dinding maka kita dapat
menggunakan layer untuk mempermudah proses penggambaran.
Cara Menambahkan Layer:
1. Untuk membuat layer yang pertama adalah membuka kotak dialog layer properties
manager dengan mengetikkan LA + enter sebagai shortcut atau mengklik icon-nya
ribbon
2. Untuk menambahkan layer dapat dilakukan dengan cara mengklik icon atau
dengan cara menekan tombol Alt + N pada keyboard maka akan muncul layer baru.
18
19
2. Klik Load.
19
20
b) Lineweight
Lineweight merupakan tebal garis yang digunakan pada layer. Cara
mengganti lineweight:
1. Double klik lineweight pada layer yang ingin dirubah. Maka akan muncul
window seperti pada gambar.
20
21
21
MODUL 4
GAMBAR 3D DASAR
Union : Berfungsi untuk menggabungkan dua atau lebih objek 3D menjadi satu
23
24
UCS Icon : Berfungsi untuk mengatur tampilan dan posisi UCS serta
UCS : Berfungsi untuk mengatur posisi titik dan arah sumbu UCS yang
digunakan.
Box : Ketik BOX lalu enter atau klik icon pada ribbon
lalu pilih titik awal dan masukkan panjang alas yang diinginkan
dengan mengetikkan nilainya lalu tekan tab dan ketikkan lebar lalu
tinggi kubus/balok dengan mengetikkan angka yang diinginkan lalu
tekan enter untuk mengakhiri perintah
Cylinder : Ketik CYL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah alas silinder lalu tentukan jari-jari alas silinder,
tekan enter dan selanjutnya tentukan tinggi silinder yang diinginkan
lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah
Cone : Ketik CONE lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih titik tengah
dari alas kerucut lalu tentukan jari-jari alas kerucut, tekan enter dan
selanjutnya tentukan tinggi kerucut yang diinginkan lalu tekan enter
untuk mengakhiri perintah
Sphere : Ketik SPH lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari bola yang ingin dibuat. Tentukan jari-jari bola
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah
Pyramid : Ketik PYR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari dasar piramida yang ingin dibuat. Tentukan
ukuran dasar piramida yang diinginkan. Tentukan tinggi piramida
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah
Wedge : Ketik WE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik awal dari wedge yang ingin dibuat. Pilih sudut kedua
dengan memasukkan ukuran yang diinginkan. Tentukan tinggi
kubus/balok yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri
perintah
Torus : Ketik TOR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari torus yang ingin dibuat. Tentukan jari-jari dari
torus lalu tentukan jari-jari dari tabung torus yang diinginkan
selanjutnya tekan enter untuk mengakhiri perintah
24
25
Extrude : Ketik EXT lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek 2D yang ingin dibuat menjadi objek 3D. Tentukan tinggi
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah
Presspull : Ketik PRES lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin dimodifikasi secara ditekan atau ditarik.
Tentukan penambahan tinggi yang diinginkan lalu tekan enter untuk
mengakhiri perintah
PolySolid : Ketik POLYS lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih titik awal
dari kubus/balok yang ingin dibuat. Pilih titik kedua yang dengan
memasukkan nilai panjang dan kemiringan yang diinginkan
Union : Ketik UNI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin digabungkan dengan memilih objek pertama
dan objek kedua sekaligus, lalu tekan enter
Substract : Ketik SU lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek pertama, yaitu objek yang ingin dipertahankan lalu
pilih objek kedua, yaitu objek yang beririsan dan ingin
dihilangkan, lalu tekan enter.
Intersect : Ketik IN lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang beririsan dan ingin dipisahkan menjadi satu objek
baru dengan memilih objek pertama dan objek kedua sekaligus, |
lalu tekan enter.
Separate : Klik icon Separate pada ribbon. Pilih objek yang ingin dipisahkan
secara properties, lalu tekan enter
3D Move : Ketik 3DM lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin dipindahkan. Pilih sumbu antara x,y, dan z
yang akan menjadi acuan objek berpindah
3D Rotate : Ketik 3DR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin diputar. Pilih sumbu antara x,y, dan z
yang akan menjadi acuan objek berputar
3D Scale : Ketik 3DS lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin diperbesar atau diperkecil. Pilih sumbu
antara x,y, dan z yang akan menjadi acuan perbesaran atau
pengecilan objek
3D Mirror : Ketik MIRROR3D lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih
objek yang ingin dicerminkan. Pilih titik awal bidang
pencerminan, titik kedua bidang, lalu titik ketiga bidang.
Tentukan apakah objek awal ingin dihapus atau tidak
25
26
3D Align : Ketik 3DAL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin disejajarkan. Pilih tiga titik sebagai acuan
awal, lalu pilih tiga titik sebagai acuan akhir
UCS Icon : Klik ikon UCS Icon pada Ribbon Coordinates. Pilih jenis tampilan
ikon UCS yang diinginkan. Cara lainnya adalah dengan mengetik
“UCSI” pada command line. Pilih pilihan yang diinginkan di
antara pilihan yang tersedia.
UCS : Ketik UCS lalu enter atau klik icon pada.ribbon Pilih titik awal
UCS. Pilih arah sumbu X, lalu arah sumbu Y..
26
MODUL 5
GAMBAR 3D LANJUTAN
Rotate Face : Befungsi untuk memutar permukaan 3D solid melalui sumbu putar
yang sejajar dengan bidang permukaannya
Loft : Ketik LOF lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek-objek 2D yang akan menjadi cross-section, lalu tekan
Enter sebanyak dua kali.
Revolve : Ketik REV lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek 2D yang akan diubah menjadi objek 3D. Pilih dua titik
yang akan membentuk sumbu putaran. Pilih sudut putaran yang
diinginkan.
Sweep : Ketik SW lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang akan diubah menjadi objek 3D. Pilih objek
2D yang akan menjadi jalur acuan objek 3D sesuai yang
diinginkan.
Fillet Edge : Ketik FILLETE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Ketik r untuk memasukkan nilai jari-jari lengkungan yang
diinginkan. Pilih rusuk yang akan dijadikan lengkungan, lalu klik
Enter sebanyak dua kali.
Chamfer Edge : Ketik CHAMFERE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih rusuk antara dua permukaan yang akan dijadikan
bidang miring. Masukkan nilai jarak yang diinginkan, lalu klik
enter.
Shell : Klik icon Shell pada ribbon. Pilih objek solid 3D yang akan dibuat
berongga. Pilih permukaan yang ingin dihilangkan. Masukkan
nilai tebal objek yang diinginkan, lalu klik Enter
Taper Face : Klik icon Taper Face pada ribbon. Pilih permukaan yang
akan diruncingkan. Pilih titik awal untuk garis acuan. Masukkan
nilai sudut kemiringan yang diinginkan
Extrude Face : Klik ikon Extrude Face pada ribbon. Pilih permukaan yang akan
diekstrusi. Masukkan nilai tinggi hasil ekstrusi. Masukkan nilai
sudut kemiringan ekstrusi yang diinginkan
Offset Face : Klik ikon Offset Face pada ribbon. Pilih permukaan yang akan
dipertebal. Masukkan nilai jarak perpanjangan yang diinginkan.
28
29
Extract Edges :Ketik XE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek 3D yang akan diuraikan rusuknya.
Thicken : Ketik THI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek surface 3D yang akan ditebalkan. Masukkan
nilai ketebalan objek yang diinginkan, lalu klik Enter.
Slice : Ketik SL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek 3D yang akan dipotong. Pilih dua titik untuk
bidang pemotongan. Pilih bagian dari hasil potongan yang akan
dipertahankan.
Render to size : Ketik Render atau klik icon Render to Size pada Ribbon Render.
Pada Ribbon Render, terdapat pengaturan untuk menentukan
resolusi hasil render, kualitas hasil render, serta pilihan di mana
dan bagaimana hasil render akan ditampilkan
29
LAMPIRAN MODUL
3. Setelah itu akan muncul jendela page setup manager seperti gambar dibawah:
4. Klik new untuk membuat layout baru, lalu beri nama page setup sesuai keinginan
sehingga jendela akan berubah seperti gambar berikut:
31
5. Ubah pada bagian Print/ Plotter pada bagian Name menjadi DWG TO PDF dan
ukuran kertas diubah menjadi “ISO Full Bleed A4 (297 x 210 mm) seperti pada
gambar di berikut:
6. Klik bagian properties dan jendela akan berubah menjadi seperti gambar berikut:
31
32
7. Klik Custom Paper Size, lalu klik add, lalu pilih Start from scratch, lalu klik next dan
ubah ukuran kertas menjadi A4 (297 X 210 mm), seperti pada gambar di bawah ini, lalu
klik next.
8. Setelah itu atur margin kertas sesuai dengan margin yang telah di tentukan oleh Asisten
Laboratorium masing masing, seperti pada gambar di bawah ini, lalu klik next.
9. Beri nama pengaturan kertas tersebut agar mudah untuk digunakan kembali selanjutnya
seperti pada gambar di bawah ini
32
33
10. Klik Finish dan dimana akan diarahkan Kembali menuju jendela Plotter Configuration
Editor. Pada jendela plotter configuration editor pilih source and size dan pilih
pengaturan kertas yang sudah diberi nama tadi, seperti pada gambar dibawah ini lalu
klik ok.
11. Tampilan jendela akan Kembali menjadi page setup yang telah berubah, seperti pada
gambar dibawah ini, lalu klik ok
33
34
12. Jendela akan Kembali menjadi jendela page setup manager, lalu pilih pengaturan kertas
yang tadi sudah diberikan nama dan klik set current pada page setup manager. Setelah
itu klik close sehingga layout akan berubah menjadi seperti gambar dibawah ini:
13. Delete viewport yang mucul di pada Layout sehingga tampilan akan berubah menjadi
seperti pada gambar dibawah ini:
34
35
14. Untuk menyesuaikan viewport dengan area print, klik menu layout, lalu pilih tools
rectangular, seperti pada gambar berikut:
15. Setelah itu akan muncul opsi pada command prompt seperti pada gambar dibawah ini
lalu pilih fit.
17. Untuk mengedit viewport yang harus dilakukan adalah dengan menekan double click
pada viewport atau merubah “PAPER” menjadi “MODEL” yang berada pada bagian
bawah layout, misal nya untuk membuat etiket atau mengubah view controls dan Visual
Style Controls jika gambar merupakan 3D. Setelah selesai double click Kembali atau
ubah Kembali menjadi “PAPER”, sehingga tampilan viewport menjadi seperti gambar
berikut:
35
36
18. Untuk melakukan print pada gambar maka terlebih dahulu mengubah menjadi PDF
dengan cara menekan Ctrl + P pada Laptop/ PC masing-masing, klik oke, lalu ubah
nama file agar mudah dicari dan tentukan lokasi file nya seperti pada gambar berikut:
19. Aplikasi AutoCAD akan otomatis membuka file PDF yang telah disimpan dengan
aplikasi PDF reader yang telah terinstal pada PC seperti pada gambar berikut;
36
37
20. Setelah itu tekan Ctrl + P atau klik icon untuk print pada jendela PDF reader hingga
muncul jendela print seperti pada gambar berikut:
21. Atur jendela print menjadi ukuran A4, landscape dan actual size lalu klik print.
37
38
Resume 5%
Tes
5%
Pendahuluan
60%
Ketepatan 50%
Tugas
Kelengkapan 30% 50%
Praktikum
Kerapihan 20%
Evaluasi individu 60%
Tugas Besar 40%
Sidang gambar kelompok 40%
Aspek Penilaian
1. Aspek ketepatan, meliputi:
- Ketepatan Gambar
- Ketepatan Dimensi Gambar
INFORMASI ASISTEN
7. Apabila resume tidak sesuai, praktikan dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu
resume sebelum mengikuti kegiatan praktikum hingga batas toleransi keterlambatan.
8. Praktikum diawali dengan mengadakan tes pendahuluan, lalu penjelasan materi oleh
asisten dan pengerjaan contoh tugas.
9. Tes pendahuluan dilakukan secara tertulis menggunakan. Oleh karena itu, praktikan
diharuskan membawa kertas HVS A4 1 lembar.
10. Praktikan dipersilahkan untuk bertanya apabila masih ada hal yang belum dipahami atau
dimengerti.
11. Asisten memberikan tugas kepada seluruh praktikan di akhir sesi praktikum.
42
1. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit, apabila praktikan terlambat lebih dari 15 menit
untuk masuk ke ruangan maka praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
2. Praktikan menggunakan kemeja putih, celana/rok hitam, dan berpenampilan rapih sebagai
syarat memulai praktikum.
3. Dilarang makan selama praktikum berlangsung.
4. Praktikan diwajibkan kondusif saat praktikum berlangsung.
5. Praktikan memiliki kesempatan 1 kali tidak mengikuti praktikum, apabila praktikan tidak
mengikuti praktikum selama 2 kali maka nilai total praktikum adalah 0 (nol).
6. Praktikan diperbolehkan shifting apabila berhalangan hadir dengan disertai surat resmi.
7. Tugas praktikum maksimal dikumpulkan 3 hari setelah praktikum (H+3).
8. Apabila praktikan telat dalam pengumpulan tugas praktikum, maka nilai penugasan akan
dikurangi 10 poin/hari.
9. Tugas praktikum hangus apabila pengumpulan melebihi 3 hari setelah batas waktu
pengumpulan.
10. Revisi tugas diberikan pada modul pertama dan dikumpulkan H+3 setelah diberikan.
11. Jika revisi tidak dikerjakan maka nilai tugas praktikum tersebut hangus.
12. Jika terdapat indikasi plagiasi atau mengarsip, maka nilai tugas praktikum untuk modul
tersebut nilainya 0.
43
*Etiket REVISI
4. Email yang digunakan praktikan untuk mengisi google form WAJIB menggunakan
email dengan domain “@untirta.ac.id”.
5. Apabila praktikan tidak mengirimkan file .dwg berdasarkan ketentuan yang berlaku,
maka tugas tidak akan diperiksa oleh asisten terkait (nilai tugas 0).
LAMPIRAN PANDUAN
I. Format Resume
I. Tujuan Modul
Nyenyenyenyenye
*Nama Asisten*