Anda di halaman 1dari 49

i

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
I. Gambar Teknik dan Software AutoCAD.................................................................... 1
II. Tampilan Muka (Interface) AutoCAD ....................................................................... 1
III. Pengaturan Awal......................................................................................................... 2
MODUL 1 GAMBAR 2D DASAR
1.1 Tujuan Modul ............................................................................................................. 5
1.2 Tools yang Digunakan ................................................................................................ 5
1.3 Cara Penggunaan Tools .............................................................................................. 6
MODUL 2 GAMBAR 2D LANJUTAN
2.1 Tujuan Modul ............................................................................................................. 9
2.2 Tools yang Digunakan ................................................................................................ 9
2.3 Cara Penggunaan Tools ............................................................................................ 10
MODUL 3 GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
3.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 12
3.2 Proyeksi Ortogonal ................................................................................................... 12
3.3 Tools yang Digunakan .............................................................................................. 15
3.4 Cara Menggunakan Tools ......................................................................................... 15
3.5 Jenis Garis dan Penggunaan Layer ........................................................................... 16
MODUL 4 GAMBAR 3D DASAR
4.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 22
4.2 Proyeksi Piktorial ..................................................................................................... 22
4.3 Tools yang Digunakan .............................................................................................. 23
4.4 Cara Penggunaan Tools ............................................................................................ 24
MODUL 5 GAMBAR 3D LANJUTAN
5.1 Tujuan Modul ........................................................................................................... 27
5.2 Tools Yang Digunakan ............................................................................................. 27
5.3 Contoh Penggunaan .................................................................................................. 28
LAMPIRAN MODUL
I. Tutorial Cara Print Gambar Pada Autocad ............................................................... 30
II. Format Etiket ............................................................................................................ 38

ii
III. Contoh Penugasan .................................................................................................... 38
PROPORSI PENILAIAN TUGAS PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD .............. 39
INFORMASI ASISTEN ........................................................................................................ 40
MEKANISME PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD ................................................ 41
PERATURAN PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD ................................................ 42
TEKNIS PENGUMPULAN TUGAS PRAKTIKUM ......................................................... 43
I. Pengumpulan Kertas Penugasan ............................................................................... 43
II. Pengumpulan File dwg. ............................................................................................ 43
III. Format Resume Praktikum ....................................................................................... 44
MEKANISME SHIFTING PRAKTIKUM ......................................................................... 45
I. Syarat Shifting Praktikum ......................................................................................... 45
II. Alur dan Tata Cara Shifting ...................................................................................... 45
LAMPIRAN PANDUAN ........................................................................................................ 46
I. Format Resume ......................................................................................................... 46

iii
PENDAHULUAN

I. Gambar Teknik dan Software AutoCAD


Gambar teknik merupakan sarana komunikasi atau bahasa yang digunakan dalam bidang
teknik yang berisi informasi dan data mengenai suatu benda yang akan dibuat atau dikerjakan
berdasarkan spesifikasi standar yang sudah ditetapkan. Fungsi dari gambar teknik antara lain
sebagai sarana penyampaian informasi dari perancang atau drafter kepada orang yang
bersangkutan. Kemudian gambar teknik juga berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan
gagasan dan pengembangan oleh perancang yang sebelumnya masih berupa konsep abstrak.
Fungsi terakhir yaitu sebagai arsip, maksudnya adalah karena gambar teknik merupakan
sebuah perencanaan awal sehingga akan digunakan dikemudian hari, maka dari itu perlu
disimpan dengan baik.
Dalam proses pembuatan gambar teknik dapat dilakukan secara manual atau melalui
perangkat komputer. CAD merupakan software yang umum digunakan dalam gambar teknik.
CAD atau Computer aided design merupakan software desain berbasis komputer yang sering
digunakan oleh insinyur, arsitek, serta teknisi dalam menggambar desain produk dalam 2
dimensi atau 3 dimensi. Software CAD yang digunakan dalam praktikum mata kuliah gambar
teknik adalah AutoCAD.
AutoCAD merupakan salah satu software CAD yang banyak digunakan dalam desain
produk baik 2 dimensi atau 3 dimensi. Setiap tahunnya software AutoCAD selalu terdapat
versi terbarunya, namun syarat minimal versi AutoCAD yang digunakan dalam praktikum
adalah versi 2018, hal tersebut dimaksudkan karena tampilan dan fungsi beberapa tools tidak
begitu berbeda.

II. Tampilan Muka (Interface) AutoCAD


Pada saat membuka software AutoCAD 2018 akan muncul tampilan awal seperti gambar
dibawah ini:

Gambar 1.1 Tampilan awal AutoCAD


2

Dalam tampilan tersebut terdapat berbagai menu awal yang perlu diketahui nama dan
fungsinya, diantaranya sebagai berikut :

1. Title Bar
Title Bar merupakan bagian paling atas yang menunjukkan judul atau nama
file yang sedang dijalankan.
2. Menu
Menu berada di kiri atas tampilan awal yang dapat digunakan untuk
memberikan perintah dasar seperti save, save as, print, dan lain-lain.
3. Toolbar
Toolbar terletak di bawah title bar yang berfungsi sebagai wadah dari
ribbon serta dapat digunakan untuk menjalankan tools yang akan digunakan.
4. Ribbon
Dalam ribbon terdapat command atau perintah yang dapat dipilih dan
digunakan dalam membuat desain.
5. Command Prompt
Command Prompt terletak dibagian bawah yang dapat digunakan untuk
mengunakan tools dengan cara mengetikkan nama toolsnya.

Selain hal yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa perintah pada bagian bawah
layar, yaitu berupa perintah koordinat, ortho, grid dan snap. Hal tersebut dapat diaktifkan
dan dinonaktifkan dengan cara berikut:
 Koordinat : Untuk mengatur ON/OFF dengan F6 atau CTRL+D
 Grid : Untuk mengatur ON/OFF dengan F7
 Ortho : Untuk mengatur ON/OFF dengan F8
 Snap : Untuk mengatur ON/OFF dengan F9

III. Pengaturan Awal


Sebelum membuat sebuah desain gambar menggunakan software AutoCAD, perlu
diperhatikan beberapa pengaturan awal yang perlu diatur. Berikut ini adalah beberapa
pengaturan awal :
a. Drawing Units (Satuan Gambar)
Pada dasarnya satuan yang digunakan pada AutoCAD adalah universal. Namun,
pada dunia engineering satuan yang digunakan umumnya adalah millimeter. Oleh
karena itu agar gambar yang dibuat memiliki satuan yang konsisten maka penggunaan
satuan perlu diatur dengan langkah-langkah berikut:
- Ketik “units” lalu enter, maka akan muncul tampilan seperti
dibawah ini. Hal yang perlu diubah adalah satuannya menjadi
milimeter dan berdasarkan ketentuan standar Laboratorium Gambar
Teknik CAD & Simulasi Proses Metalurgi precision diubah menjadi
0,00. Precision/presisi berarti ketepatan atau akurasi, dalam hal ini
berarti precision merupakan ketepatan suatu dimensi atau ukuran
gambar yang diinformasikan melalui angka di belakang koma.

2
3

Gambar 1.2 Units


b. Object Snap
Object snap digunakan untuk memudahkan dalam membuat desain, khususnya
dalam memilih atau mengunci suatu titik objek dengan tepat dan akurat. Cara
mengatur objek snap dapat dilakukan sebagai berikut:
- Ketik “DS” atau “Drafting setting” lalu enter, akan muncul tampilan
pada layer seperti gambar dibawah ini. Centang pada mode yang
diperlukan atau select all jika semua mode diperlukan.

Gambar 1.3 Object Snap


c. Dimension Style
Dimension style merupakan atribut dari ukuran yang digunakan pada AutoCAD
berupa line, text, symbol and arrow, primary units, dan lain-lain. Cara mengedit atau
menambahkan dimension style dapat dilakukan seperti dibawah ini:
- Ketik “DST” lalu klik enter, makan akan muncul tampilan seperti
dibawah ini. Pilih menu modify untuk mengedit dan new untuk
menambahkan yang baru.

3
4

Gambar 1.4 Tampilan awal Dimension Style Manager


- Kemudian dapat kita atur macam-macam ukuran dan ketentuannya
seperti line, symbol and arrow, text, fit, primary units, dan lain-lain.
Tampilannya akan seperti gambar berikut.

Gambar 1.5 Editing Dimension Style

4
MODUL 1
GAMBAR 2D DASAR
1.1 Tujuan Modul
Mengenal software AutoCAD dan mengetahui tools yang digunakanuntuk menggambar
2D dasar dan cara penggunaanya pada AutoCAD.

1.2 Tools yang Digunakan


Beberapa tools yang digunakan untuk menggambar 2D dasar adalah sebagai berikut:
Line : Perintah paling dasar dalam AutoCAD yang berfungsi untuk
membuat garis atau segmen garis-garis
Polyline : Berfungsi untuk membuat objek garis yang sifatnya satu kesatuan

Circle : Berfungsi untuk membuat lingkaran yang bisa diatur berdasarkan


nilai radius dan diameter

Rectangle : Berfungsi untuk membuat objek persegi atau persegi panjang


yang dapat diatur ukurannya. yang merupakan objek daripada
polyline (satu kesatuan).

Arc : Berfungsi untuk membuat garis lengkung atau busur dengan


melalui tiga titik

Erase : Berfungsi untuk menghapus satu atau beberapa objek yang


dipilih.
Trim : Berfungsi untuk menghapus atau memotong bagian pada objek
yang saling berpotongan dan bersinggungan
Extend : Berfungsi untuk memperpanjang garis atau objek hingga menjadi
menyentuh objek lain di depannya
Offset : Berfungsi untuk membuat garis paralel, kurva parallel dan
lingkaran konsentris yang dapat diatur jaraknya.
Join : Berfungsi untuk menggabungkan beberapa garis menjadi satu
kesatuan

Explode : Berfungsi untuk memisahkan objek polyline. Tools ini merupakan


kebalikan dari tools join

Fillet : Berfungsi untuk membuat garis lengkung pada sudut objek atau
pertemuan antara dua garis.

Chamfer : Berfungsi untuk membuat garis miring dari dua buah garis yang
tegak lurus.

Move : Berfungsi untuk memindahkan objek


6

Copy : Berfungsi untuk menduplikasi objek

Rotate : Berfungsi untuk memutar objek dengan sudut tertentu


Dim Linear : Berfungsi untuk memberikan dimensi panjang/lebar pada garis
yang linear.
Dim Aligned : Berfungsi untuk memberikan dimensi panjang/lebar pada garis
miring dan linear.

Dim Angular : Berfungsi untuk memberikan dimensi berupa sudut antara


lengkungan, garis, ataupun lingkaran

Dim Radius : Berfungsi untuk memberikan dimensi berupa radius dari sebuah
lingkaran atau garis lengkung

Dim Diameter : Berfungsi untuk memberikan dimensi berupa radius dari sebuah
lingkaran atau garis lengkung

Multiline Text : Berfungsi untuk membuat teks yang lebih dari satu baris

1.3 Cara Penggunaan Tools


Berikut ini merupakan cara menggunakan tools untuk menggambar 2D dasar:
Line : Ketik L lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
tentukan first point dan arahkan garis sesuai keinginan dimana
garis akan dibuat lalu tentukan panjang yang diinginkan
dengan mengetikkan nilainya. Tekan enter untuk mengakhiri
perintah
Polyline : Ketik PL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Cara penggunaannya sama seperti line. Namun, gunakan
perintah ini jika ingin membuat garis satu kesatuan

Circle : Ketik C lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
tentukan first point dan masukkan besar radius yang diinginkan
dengan mengetikkan nilainya. Tekan enter untuk mengakhiri
perintah

Rectangle : Ketik REC lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
tentukan first point dan masukkan panjang diinginkan dengan
mengetikkan nilainya lalu tekan tab dan ketikkan nilai lebar yang
diinginkan. Tekan enter untuk mengakhiri perintah

Arc : Ketik ARC lalu enter atau klik icon pada ribbon, lalu
tentukan tiga titik dimana lengkungan akan dibuat

Erase : Ketik ERASE lalu enter atau klik icon pada ribbon, pilih atau
blok objek yang akan dihapus lalu tekan enter

6
7

Trim : Ketik TR lalu enter dua kali sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu enter satu kali, pilih objek yang berpotongan atau
bersinggungan untuk dipotong
Extend : Ketik EX lalu enter dua kali sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu enter satu kali , pilih garis yang akan diperpanjang
atau disambung dengan objek lain didepannya
Offset : Ketik O lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
masukkan jarak untuk objek yang akan diduplikat lalu pilih
objeknya. Satu kali perintah offset bisa digunakan berulang
untuk menduplikasi objek lain dengan jarak yang sama
Join : Ketik J lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih garis atau objek yang ingin digabungkan atau menjadi satu
kesatuan, lalu tekan enter

Explode : Ketik X lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih garis atau objek yang ingin dipisahkan lalu tekan enter

Fillet : Ketik F lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
masukkan radius antara objek yang akan dilengkungkan dengan
mengetikkan r lalu enter kemudian pilih dua garis tegak lurus
atau sudut objek yang ingin dilengkungkan

Chamfer : Ketik CHA lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, masukkan jarak untuk garis pertama dan kedua dengan
mengetikkan d lalu enter kemudian pilih dua garis tegak lurus
yang ingin dibuat garis miring

Move : Ketik M lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin dipindahkan dan tentukan base point-
nya. Masukkan jarak seberapa jauh objek akan dipindahkan lalu
tekan enter

Copy : Ketik CO lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin diduplikat dan tentukan base point-
nya kemudian atur letak duplikatnya

Rotate : Ketik RO lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
pilih objek yang ingin diputar dan tentukan base point-
nya. Sudut putarnya lalu tekan enter
Dim Linear : Ketik DLI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
klik dua titik pada garis linear yang ingin diberi dimensi panjang
Dim Aligned : Ketik DAL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon,
klik dua titik pada garis linear atau garis miring yang ingin diberi|
dimensi panjang .

7
8

Dim Angular : Ketik DAN lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada dua garis yang akan diberi dimensi sudut

Dim Radius : Ketik DRA lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada lingkaran atau garis lengkung yang akan
diberi dimensi jari-jari atau radius

Dim Diameter : Ketik DDI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, klik pada lingkaran atau garis lengkung yang akan
diberi dimensi diameter

Multiline Text : Ketik MT lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon, lalu aplikasikn pada worksheet, atur ukuran dan font
sesuai kebutuhan dan masukkan teks yang akan dimunculkan.

8
MODUL 2
GAMBAR 2D LANJUTAN

2.1 Tujuan Modul


Mengetahui fungsi Hacth dan mengetahui tools yang digunakan untuk membuat gambar
2D lanjutan serta cara penggunaannya pada AutoCAD.

2.2 Tools yang Digunakan


Beberapa tools yang digunakan untuk menggambar 2D lanjutan adalah sebagai berikut:

Hatch : Berfungsi untuk memberikan arsiran pada objek 2D

Rectangular array : Berfungsi untuk memperbanyak suatu objek secara


vertikal atau horizontal

Polar Array : Berfungsi untuk memperbanyak suatu objek dengan pola


melingkar sesuai dengan sumbu yang ditentukan

Path Array : Berfungsi untuk memperbanyak suatu objek dengan


mengikuti suatu acuan/path dapat berupa line, polyline,
spline, helix, arc, circle atau elipse.

Polygon : Berfungsi untuk membuat segi banyak pada objek 2D.

Ellips : Berfungsi untuk membuat bentuk oval pada objek 2D

Mirror : Berfungsi untuk menduplikat objek 2D dengan cara


mencerminkannya

Align : Berfungsi untuk mensejajarkan dua buah objek

Multiple Point : Berfungsi untuk membuat titik atau acuan pada objek 2D

Break : Berfungsi untuk memisahkan bagian pada objek 2D


dengan memilih pada dua titik

Break At Point : Berfungsi untuk memisahkan bagian pada objek 2D


dengan memilih pada titik tertentu

Spline : Berfungsi untuk membuat garis kurva sembarang


dengan acuan titik tertentu

Blend Curve : Berfungsi untuk membuat kurva tangen diantara dua titik
dari dua objek yang terpisah
10

2.3 Cara Penggunaan Tools


Berikut ini merupakan cara menggunakan tools untuk menggambar 2D lanjutan:

Hatch : Ketik H lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih model arsiran sesuai dengan kebutuhan
atau kegunaannya kemudian pilih area dari objek 2D yang
akandiarsir

Rectangular array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Rectangular Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu aturlah jarak antar objek atau
jumlah objeknya pada menu edit array

Polar Array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Polar Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu tentukan base point sebagai acuan
yang akan dilingkari. Banyaknya objek dan jarak antar
objek bisa diatur pada menu edit array

. Path Array : Ketik ARRAY pada command prompt atau klik icon array
pada ribbon dan pilih Path Array. Pilih objek yang
ingin diperbanyak lalu pilih objek yang akan dijadikan
acuan/path. Banyaknya objek dan jarak antar
objek bisa diatur pada menu edit array

Polygon : Ketik POL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu tentukan banyak sisi Polygon. Setelah itu akan
muncul pilihan antara Inscribed In Circle: Panjang
Polygon ditentukan dari titik tengah menuju sudut Polygon
dan akan terbuat di dalam lingkaran dan Circumscribed In
Circle: Panjang Polygon ditentukan dari titik tengah
menuju sisi Polygon dan akan terbuat diluar lingkaran.
Pilih sesuai kebutuhan, lalu masukkan besar polygon yang
diinginkan dan tekan enter untuk mengakhiri perintah

Ellips : Ketik EL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu tentukan panjang atau tinggi dengan
memasukkan setengah dari panjang atau tingi yang akan
dibuat

Mirror : Ketik MI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih objek yang akan dicerminkan dan
tentukan base point dimana objek hasil pencerminan akan
dibuat

Align : Ketik AL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih objek yang akan disejajarkan. Setelah itu

10
11

tentukan sisi pertama objek pertama yang akan


disejajarkan dengan sisi pertama objek kedua dan sisi
kedua objek pertama akan disejajarkan dengan sisi kedua
objek kedua

Multiple Point : Ketik POINT lalu enter atau klik icon pada
ribbon lalu pilih bagian objek yang akan diberi titik atau
| point

Break : Ketik BREAK lalu enter atau klik icon pada


ribbon. Setelah itu pilih objek yang akan dipisahkan lalu
pilih dua titik dimana objek tersebut akan terpisah

Break At Point : Klik icon pada ribbon. Setelah itu pilih objek yang akan
dipisahkan lalu pilih titik dimana objek tersebut akan
terpisah

Spline : Ketik SPL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon lalu pilih titik dimana saja yang akan menjadi
acuan untuk kurva yang akan dibuat

Blend Curve : Ketik BLEND lalu enteratau klik icon pada


ribbon lalu pilih objek pertama dan objek kedua sehingga
terbentuk kurva yang menghubungkan keduanya

11
MODUL 3
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

3.1 Tujuan Modul


Memahami proyeksi ortogonal, memahami macam-macam garis serta prinsip
penggunaan layer dan tools yang digunakan untuk membuat proyeksi ortogonal serta cara
penggunaannya pada AutoCAD.

3.2 Proyeksi Ortogonal


Proyeksi ortogonal merupakan gambar proyeksi yang bidang proyeksinya tegak lurus
terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap
bidang proyeksi. Selain itu, pada proyeksi ortogonal juga proyektor-proyektor tersebut sejajar
satu sama lain. Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi yang sederhana dan mudah dipahami
karena benda yang ada bisa dibayangkan melalui tampak depan sebagai acuannya, hasil
proyeksi gambar juga ditata berdasarkan sudut pandangnya. Terdapat beberapa macam
proyeksi ortogonal berdasarkan yang diproyeksikannya, yaitu proyeksi ortogonal dari titik,
proyeksi ortogonal dari garis, proyeksi ortogonal dari bidang, dan proyeksi ortogonal dari
benda/bangun ruang

Gambar 3.1 Proyeksi Ortogonal dari Titik Gambar 3.2 Proyeksi Ortogonal dari Garis

Gambar 3.3 Proyeksi Ortogonal dari Bidang Gambar 3.4 Proyeksi Ortogonal dari Benda

Proyeksi ortogonal berdasarkan bagaimana proyektor memperoyeksikan pandangannya


dari sebuah gambar dibagi menjadi dua, yaitu proyeksi eropa dan proyeksi amerika.
13

1. Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa biasa disebut sebagai proyeksi kuadran I. Pada proyeksi eropa letak
bidangnya terbalik dengan arah pandangnya. Berdasarkan bentangan bidang-bidang
proyeksi, proyeksi eropa memiliki ciri, yaitu:
a. Tampak depan sebuah gambar tetap berada di depan
b. Tampak atas berada di bawah tampak depan
c. Tampak samping kanan berada di sebelah kiri tampak depan
d. Tampak samping kiri berada di sebelah kanan tampak depan.

Gambar 3.5 Peletakkan Pandangan/Tampak pada Proyeksi Eropa

Keterangan:
P.At = Pandangan/tampak atas
P. Be = Pandangan/tampak belakang
P. Ka = Pandangan/tampak kanan
P. Ba = Pandangan/tampak bawah
P. D = Pandangan/tampak depan
P. Ki = Pandangan/tampak kiri

Untuk mengetahui gambar yang disajikan memuat jenis apa maka ditandai oleh
adanya sebuah simbol proyeksi ortogonal yang ditaruh di etiket gambar. Berikut adalah
simbol untuk proyeksi eropa

Gambar 3.6 Simbol Proyeksi Eropa

13
14

2. Proyeksi Amerika
Proyeksi amerika biasa disebut sebagai proyeksi kuadran III. Pada proyeksi amerika
letak bidangnya searah atau sama dengan arah pandangnya. Berdasarkan bentangan bidang-
bidang proyeksi, proyeksi amerika memiliki ciri, yaitu:
a. Tampak depan sebuah gambar tetap berada di depan
b. Tampak atas berada di atas tampak depan
c. Tampak samping kanan berada di sebelah kanan tampak depan
d. Tampak samping kiri berada di sebelah kiri tampak depan

Gambar 3.7 Peletakkan Pandangan/Tampak pada Proyeksi Amerika

Keterangan:
P.At = Pandangan/tampak atas
P. Be = Pandangan/tampak belakang
P. Ka = Pandangan/tampak kanan
P. Ba = Pandangan/tampak bawah
P. D = Pandangan/tampak depan
P. Ki = Pandangan/tampak kiri

Untuk mengetahui gambar yang disajikan memuat jenis apa maka ditandai oleh
adanya sebuah simbol proyeksi ortogonal yang ditampilkan di etiket gambar. Berikut
adalah simbol untuk proyeksi amerika

Gambar 3.8 Simbol Proyeksi Amerika

14
15

3.3 Tools yang Digunakan


Beberapa tools digunakan untuk memudahkan menggambar proyeksi ortogonal antara
lain:

Scale : Berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil gambar sesuai


skala yang diberikan pada perintah.

Construction Line : Berfungsi untuk membuat garis lurus tak terhingga d u a


a r a h sebagai garis bantu dalam menggambar proyeksi.

Ray : Berfungsi untuk membuat garis luruh tak terhingga satu arah
sebagai garis bantu dalam menggambar proyeksi

Divide : Berfungsi untuk memberikan titik bantu pada bidang yang dipilih
menjadi beberapa bagian yang telah ditentukan yang sama rata.

Measure : Berfungsi untuk memberikan titik bantu pada bidang yang dipilih
setiap ukuran yang ditentukan.

3.4 Cara Menggunakan Tools


Berikut merupakan cara menggunakan tools untuk menggambar proyeksi ortogonal:

Scale : Ketik SC lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
dan pilih objek yang akan di skalakan. Lalu tekan enter, pilih titik
acuan/base point untuk memperbesar atau memperkecil gambar.
Selanjutnya ketikkan skala yang diinginkan. Jika ingin
memperbesar objek maka masukkan angka >1. Namun, jika
ingin memperkecil objek masukkan angka <1. Contoh, jika ingin
memperbesar objek dua kali maka masukkan angka 2.

Construction Line : Ketik XL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
lalu ketik H + enter untuk membuat garis horizontal dua arah
tak hingga. Kemudian tentukan titik awal dimana garis akan
ditempatkan. Jika ingin membuat garis vertikal ketikkan V +
enter, jika ingin membuat garis yang memiliki sudut (angle)
maka ketikkan A + enter.

Ray : Ketik RAY lalu enter atau atau klik icon pada ribbon lalu
tentukan titik awal dimana garis akan ditempatkan. Penggunaan
ray mirip dengan construction line hanya saja ray bersifat satu
arah saja.

Divide : Ketik DIV lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon
lalu pilih objek garis yang akan dibagi dan masukkan angka untuk
membagi garis tersebt menjadi berapa bagian. Contoh, jika
mengetikkan angka 5 maka akan terbentuk garis yang terbagi
menjadi 5 bagian yang dibatasi titik/point.

15
16

Measure : Ketik ME + enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon lalu
pilih objek garis yang akan diberikan titik. Selanjutnya
spesifikasikan jarak panjang dari satu titik ke titik lain. Contoh,
jika mengetikkan angka 5 maka akan terbentuk garis dengan
jarak 5 mm di setiap dari titik ke titik lainnya.

3.5 Jenis Garis dan Penggunaan Layer


1. Jenis Garis Pada Gambar Teknik
Garis merupakan salah satu aspek penting dalam gambar teknik karena garis
merupakan unsur penyusun utama suatu objek visual berupa gambar. Ada beberapa jenis-
jenis garis dalam gambar teknik, dimana setiap jenis garis tersebut memiliki makna dan
fungsinya masing-masing tergantung kondisi pada gambar. Berikut merupakan macam-
macam dari jenis garis pada gambar teknik

Tabel 3.1 Jenis-Jenis Garis Pada Gambar Teknik

Pada praktikum modul ini terdapat empat jenis penggunaan garis yang digunakan
dengan spesifikasi tertentu pada penerapannya untuk gambar proyeksi ortogonal. Garis-garis
tersebut adalah:
1. Garis nyata

16
17

Garis nyata adalah garis sebenarnya pada gambar yang biasanya berupa garis tepi
atau garis objek yang bisa terlihat secara langsung dari pandangan/tampak yang disajikan.
Berikut merupakan spesifikasi garis nyata yang digunakan
a. Linetype: continuous
b. Lineweight: 0.5 mm
2. Garis bayang/hidden
Garis bayang/hidden adalah garis nyata yang terhalang pada gambar yang biasanya
berupa garis objek yang tidak bisa terlihat secara langsung dari pandangan/tampak yang
disajikan dan berfungsi untuk menunjukkan objek yang terhalang pada gambar. Berikut
merupakan spesifikasi garis bayang/hidden yang digunakan
a. Linetype: hidden
b. Lineweight: 0.3 mm
3. Garis sumbu
Garis sumbu merupakan garis yang berfungsi untuk menunjukkan objek yang
memiliki rongga/lubang. Garis sumbu juga bisa berupa garis sumbu simetri pada sebuah
lingkaran. Berikut merupakan spesifikasi garis sumbu yang digunakan
a. Linetype: centerx2
b. Lineweight: 0.3 mm
4. Garis dimensi
Garis dimensi merupakan garis yang berfungsi untuk menunjukkan garis dimensi
pada gambar. Berikut merupakan spesifikasi garis sumbu yang digunakan
c. Linetype: continuous
d. Lineweight: 0.15 mm
Berikut ini merupakan contoh dari pengaplikasian garis-garis yang digunakan pada
proyeksi ortogonal:

Garis dimensi

Garis sumbu

Garis bayang

Garis nyata

Garis dimensi

Gambar 3.9 Pengaliplikasian Jenis Garis Pada Proyeksi Ortogonal

17
18

2. Penggunaan Layer
Layer dapat diartikan sebagai lapisan. Pada AutoCAD layer berarti lapisan yang
diberikan kepada objek yang akan dibuat maupun sudah dibuat untuk membuat atau
memisahkan objek ke dalam lapisan-lapisan yang berbeda. Layer pada AutoCAD
merupakan fasilitas yang berfungsi untuk membantu membuat pengelompokan gambar-
gambar/objek yang mempunyai spesifikasi serta kriteria-kriteria tertentu. Pada bidang
arsitektur penerapan layer bisa berupa menggambar denah yang didalamnya terdapat
beberapa objek-objek seperti kolom, dinding, dan lain sebagainya maka untuk
mengelompokkan objek yang sama sebagai contoh objek dinding maka kita dapat
menggunakan layer untuk mempermudah proses penggambaran.
Cara Menambahkan Layer:
1. Untuk membuat layer yang pertama adalah membuka kotak dialog layer properties
manager dengan mengetikkan LA + enter sebagai shortcut atau mengklik icon-nya
ribbon

Gambar 3.10 Layer Properties Manager

2. Untuk menambahkan layer dapat dilakukan dengan cara mengklik icon atau
dengan cara menekan tombol Alt + N pada keyboard maka akan muncul layer baru.

Gambar 3.11 Menambahkan Layer


3. Berikan nama layer sesuai dengan yang diinginkan. Buatlah layer baru dengan nama
seperti gambar.

18
19

Gambar 3.12 Pemberian Nama Layer


Di dalam window layer terdapat beberapa pengaturan-pengaturan, berikut adalah
penjelasannya.
a) Linetype
Linetype merupakan tipe garis yang digunakan pada layer. Cara
mengganti Linetype:
1. Double klik linetype pada layer yang ingin dirubah. Maka akan muncul window
seperti pada gambar.

Gambar 3.13 Window Linetype

2. Klik Load.

Gambar 3.14 Load Linetype

19
20

3. Pilih linetype yang diinginkan lalu klik ok untuk memuat linetype.

Gambar 3.15 Linetype Terpilih

4. Pilih linetype lalu klik ok.

b) Lineweight
Lineweight merupakan tebal garis yang digunakan pada layer. Cara
mengganti lineweight:
1. Double klik lineweight pada layer yang ingin dirubah. Maka akan muncul
window seperti pada gambar.

Gambar 3.16 Window Lineweight

2. Pilih lineweight yang diinginkan lalu klik ok.

Pada praktikum modul ini digunakan pengaturan layer sebagai berikut.

20
21

Gambar 3.17 Pengaturan Layer Praktikum Modul Gambar Proyeksi Ortogonal

21
MODUL 4
GAMBAR 3D DASAR

4.1 Tujuan Modul


Memahami proyeksi isometri, memahami Coordinate System, memahami Boolean
Tools, dan mengetahui tools yang digunakan untuk membuat gambar 3D dasar serta cara
penggunaannya pada AutoCAD.

4.2 Proyeksi Piktorial


Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dimensi, terdapat
beberapa cara proyeksi yang dapat dilakukan sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa
macam cara proyeksi tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Proyeksi piktorial isometri.
2. Proyeksi piktorial dimetri.
3. Proyeksi piktorial miring.
4. Gambar perspektif.
Proyeksi piktorial isometri memiliki beberapa ciri. Pertama, sumbu X dan Y pada proyeksi
isometri membentuk sudut sebesar 30o terhadap garis horizontal. Kedua, sumbu satu dengan
yang lainnya membentuk sudut sebesar 120o. Selain itu, ukuran panjang gambar pada masing-
masing sumbu sama panjang dengan panjang benda yang digambar. Hal tersebut memudahkan
pengukuran langsung gambar menggunakan penggaris garis-garis yang sejajar dengan ketiga
sumbu.
Proyeksi isometri berbeda dengan gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar
yang merepresentasikan objek sebagaimana jika dilihat secara langsung oleh mata. Berbeda
dengan proyeksi isometri, ukuran garis pada gambar perspektif tidak bisa dijadikan acuan
ukuran yang tepat.

Gambar 4.1 Proyeksi Piktorial


23

4.3 Tools yang Digunakan


Berikut ini merupakan cara menggunakan tools untuk menggambar 3D dasar:

Box : Berfungsi untuk membuat balok atau kubus solid 3D

Cylinder : Berfungsi untuk membuat silinder atau tabung solid 3D

Cone : Berfungsi untuk membuat kerucut solid 3D

Sphere : Berfungsi untuk membuat bola solid 3D

Pyramid : Berfungsi untuk membuat piramida solid 3D

Wedge : Berfungsi untuk membuat wedge solid 3D

Torus : Berfungsi untuk membuat torus (seperti donat) solid 3D

Extrude : Berfungsi untuk membuat objek solid 3D dari objek 2D membentuk


bangun tertutup atau surface 3D dari objek 2D yang membentuk
bangun terbuka

Presspull : Berfungsi untuk memodifikasi objek membuatnya menjadi 3D dari


objek 2D dengan cara menekan (press) dan menarik (pull)

PolySolid : Berfungsi untuk membuat solid 3D berbentuk dinding atau kumpulan


dinding

Union : Berfungsi untuk menggabungkan dua atau lebih objek 3D menjadi satu

Substract : Berfungsi untuk membuat satu objek baru dengan menghilangkan


bagian objek yang beririsan

Intersect : Berfungsi untuk membuat satu objek baru dengan menampilkan


bagian objek yang beririsan

Separate : Berfungsi untuk memisahkan objek 3D yang merupakan satu


kesatuan secara properties, tetapi terpisah secara visual

3D Move : Berfungsi untuk memindahkan objek berdasarkan sumbu x,y,z

3D Rotate : Berfungsi untuk memutar objek berdasarkan sumbu x,y,z

3D Scale : Berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil objek berdasarkan


sumbu x,y,z

3D Mirror : Berfungsi untuk menduplikat objek 3D dengan mencerminkannya


3D Align : Berfungsi untuk mensejajarkan dua objek 3D.

23
24

UCS Icon : Berfungsi untuk mengatur tampilan dan posisi UCS serta

UCS : Berfungsi untuk mengatur posisi titik dan arah sumbu UCS yang
digunakan.

4.4 Cara Penggunaan Tools


Beberapa tools yang digunakan untuk menggambar 3D dasar adalah sebagai berikut:

Box : Ketik BOX lalu enter atau klik icon pada ribbon
lalu pilih titik awal dan masukkan panjang alas yang diinginkan
dengan mengetikkan nilainya lalu tekan tab dan ketikkan lebar lalu
tinggi kubus/balok dengan mengetikkan angka yang diinginkan lalu
tekan enter untuk mengakhiri perintah

Cylinder : Ketik CYL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah alas silinder lalu tentukan jari-jari alas silinder,
tekan enter dan selanjutnya tentukan tinggi silinder yang diinginkan
lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah

Cone : Ketik CONE lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih titik tengah
dari alas kerucut lalu tentukan jari-jari alas kerucut, tekan enter dan
selanjutnya tentukan tinggi kerucut yang diinginkan lalu tekan enter
untuk mengakhiri perintah

Sphere : Ketik SPH lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari bola yang ingin dibuat. Tentukan jari-jari bola
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah

Pyramid : Ketik PYR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari dasar piramida yang ingin dibuat. Tentukan
ukuran dasar piramida yang diinginkan. Tentukan tinggi piramida
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah

Wedge : Ketik WE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik awal dari wedge yang ingin dibuat. Pilih sudut kedua
dengan memasukkan ukuran yang diinginkan. Tentukan tinggi
kubus/balok yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri
perintah

Torus : Ketik TOR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih titik tengah dari torus yang ingin dibuat. Tentukan jari-jari dari
torus lalu tentukan jari-jari dari tabung torus yang diinginkan
selanjutnya tekan enter untuk mengakhiri perintah

24
25

Extrude : Ketik EXT lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek 2D yang ingin dibuat menjadi objek 3D. Tentukan tinggi
yang diinginkan lalu tekan enter untuk mengakhiri perintah

Presspull : Ketik PRES lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin dimodifikasi secara ditekan atau ditarik.
Tentukan penambahan tinggi yang diinginkan lalu tekan enter untuk
mengakhiri perintah

PolySolid : Ketik POLYS lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih titik awal
dari kubus/balok yang ingin dibuat. Pilih titik kedua yang dengan
memasukkan nilai panjang dan kemiringan yang diinginkan

Union : Ketik UNI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin digabungkan dengan memilih objek pertama
dan objek kedua sekaligus, lalu tekan enter

Substract : Ketik SU lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek pertama, yaitu objek yang ingin dipertahankan lalu
pilih objek kedua, yaitu objek yang beririsan dan ingin
dihilangkan, lalu tekan enter.

Intersect : Ketik IN lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang beririsan dan ingin dipisahkan menjadi satu objek
baru dengan memilih objek pertama dan objek kedua sekaligus, |
lalu tekan enter.

Separate : Klik icon Separate pada ribbon. Pilih objek yang ingin dipisahkan
secara properties, lalu tekan enter

3D Move : Ketik 3DM lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin dipindahkan. Pilih sumbu antara x,y, dan z
yang akan menjadi acuan objek berpindah

3D Rotate : Ketik 3DR lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin diputar. Pilih sumbu antara x,y, dan z
yang akan menjadi acuan objek berputar

3D Scale : Ketik 3DS lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin diperbesar atau diperkecil. Pilih sumbu
antara x,y, dan z yang akan menjadi acuan perbesaran atau
pengecilan objek
3D Mirror : Ketik MIRROR3D lalu enter atau klik icon pada ribbon. Pilih
objek yang ingin dicerminkan. Pilih titik awal bidang
pencerminan, titik kedua bidang, lalu titik ketiga bidang.
Tentukan apakah objek awal ingin dihapus atau tidak

25
26

3D Align : Ketik 3DAL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang ingin disejajarkan. Pilih tiga titik sebagai acuan
awal, lalu pilih tiga titik sebagai acuan akhir

UCS Icon : Klik ikon UCS Icon pada Ribbon Coordinates. Pilih jenis tampilan
ikon UCS yang diinginkan. Cara lainnya adalah dengan mengetik
“UCSI” pada command line. Pilih pilihan yang diinginkan di
antara pilihan yang tersedia.

UCS : Ketik UCS lalu enter atau klik icon pada.ribbon Pilih titik awal
UCS. Pilih arah sumbu X, lalu arah sumbu Y..

26
MODUL 5
GAMBAR 3D LANJUTAN

5.1 Tujuan Modul


Memahami proses rendering dan mengetahui tools yang digunakan untuk membuat
gambar 3D lanjutan serta cara penggunaannya pada AutoCAD.

5.2 Tools Yang Digunakan


Beberapa tools digunakan untuk memudahkan menggambar 3D lanjutan antara lain:

Loft : Berfungsi untuk membuat 3D solid/surface dari dua atau lebih


bidang 2D secara otomatis

Revolve : Berfungsi untuk mengubah objek 2D menjadi 3D dengan cara


memutar objek 2D melalui sumbu tertentu.

Sweep : Berfungsi untuk membuat 3D solid/surface dengan cara menyapu


objek 2D terhadap jalur acuan/path yang digunakan

Fillet Edge : Berfungsi untuk membuat lengkungan pada rusuk/edge objek 3D


Chamfer Edge : Berfungsi untuk membuat sisi miring antara dua permukaan/face
objek 3D

Shell : Berfungsi untuk mengubah suatu objek 3D s o l i d menjadi


berongga dengan ketebalan tertentu
Taper Face : Berfungsi untuk meruncingkan suatu permukaan pada 3D dengan
sudut tertentu

Extrude Face : Berfungsi untuk menambah ketebalan permukaan 3D solid dengan


nilai tertentu dan membentuk bentuk permukaan yang baru
berdasarkan sudut tertentu

Offset Face : Berfungsi untuk menambah ketebalan permukaan 3D solid dengan


nilai tertentu secara tegak lurus

Rotate Face : Befungsi untuk memutar permukaan 3D solid melalui sumbu putar
yang sejajar dengan bidang permukaannya

Extract Edges : Berfungsi untuk menguraikan rusuk/edges pada objek 3D


solid, surface, mesh, atau sub objek
Thicken : Berfungsi untuk menambah ketebalan tertentu Objek 3D surface

Slice : Berfungsi untuk memotong objek 3D


28

Render to size : Berfungsi untuk memvisualisasikan objek yang telah dibuat


sehingga terlihat seperti benda nyata

5.3 Contoh Penggunaan


Berikut merupakan cara menggunakan tools untuk menggambar 3D lanjutan:

Loft : Ketik LOF lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek-objek 2D yang akan menjadi cross-section, lalu tekan
Enter sebanyak dua kali.

Revolve : Ketik REV lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek 2D yang akan diubah menjadi objek 3D. Pilih dua titik
yang akan membentuk sumbu putaran. Pilih sudut putaran yang
diinginkan.

Sweep : Ketik SW lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada ribbon.
Pilih objek yang akan diubah menjadi objek 3D. Pilih objek
2D yang akan menjadi jalur acuan objek 3D sesuai yang
diinginkan.

Fillet Edge : Ketik FILLETE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Ketik r untuk memasukkan nilai jari-jari lengkungan yang
diinginkan. Pilih rusuk yang akan dijadikan lengkungan, lalu klik
Enter sebanyak dua kali.
Chamfer Edge : Ketik CHAMFERE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih rusuk antara dua permukaan yang akan dijadikan
bidang miring. Masukkan nilai jarak yang diinginkan, lalu klik
enter.

Shell : Klik icon Shell pada ribbon. Pilih objek solid 3D yang akan dibuat
berongga. Pilih permukaan yang ingin dihilangkan. Masukkan
nilai tebal objek yang diinginkan, lalu klik Enter
Taper Face : Klik icon Taper Face pada ribbon. Pilih permukaan yang
akan diruncingkan. Pilih titik awal untuk garis acuan. Masukkan
nilai sudut kemiringan yang diinginkan

Extrude Face : Klik ikon Extrude Face pada ribbon. Pilih permukaan yang akan
diekstrusi. Masukkan nilai tinggi hasil ekstrusi. Masukkan nilai
sudut kemiringan ekstrusi yang diinginkan

Offset Face : Klik ikon Offset Face pada ribbon. Pilih permukaan yang akan
dipertebal. Masukkan nilai jarak perpanjangan yang diinginkan.

28
29

Extract Edges :Ketik XE lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek 3D yang akan diuraikan rusuknya.

Thicken : Ketik THI lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek surface 3D yang akan ditebalkan. Masukkan
nilai ketebalan objek yang diinginkan, lalu klik Enter.
Slice : Ketik SL lalu enter sebagai shortcut atau klik icon pada
ribbon. Pilih objek 3D yang akan dipotong. Pilih dua titik untuk
bidang pemotongan. Pilih bagian dari hasil potongan yang akan
dipertahankan.

Render to size : Ketik Render atau klik icon Render to Size pada Ribbon Render.
Pada Ribbon Render, terdapat pengaturan untuk menentukan
resolusi hasil render, kualitas hasil render, serta pilihan di mana
dan bagaimana hasil render akan ditampilkan

29
LAMPIRAN MODUL

I. Tutorial Cara Print Gambar Pada Autocad


1. Untuk melakukan print pada gambar, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membuat layout terlebih dulu
2. Klik kanan pada layout yang berada di pojok kiri bawh bersammpingan dengan Model
lalu klik page setup manager, seperti pada gambar berikut:

Gambar I.1 Opsi Layout

3. Setelah itu akan muncul jendela page setup manager seperti gambar dibawah:

Gambar I.2 Page Setup Manager

4. Klik new untuk membuat layout baru, lalu beri nama page setup sesuai keinginan
sehingga jendela akan berubah seperti gambar berikut:
31

Gambar I.3 New Page Setup

5. Ubah pada bagian Print/ Plotter pada bagian Name menjadi DWG TO PDF dan
ukuran kertas diubah menjadi “ISO Full Bleed A4 (297 x 210 mm) seperti pada
gambar di berikut:

Gambar I.4 Page Setup

6. Klik bagian properties dan jendela akan berubah menjadi seperti gambar berikut:

Gambar I.5 Plotter Configuration Editor

31
32

7. Klik Custom Paper Size, lalu klik add, lalu pilih Start from scratch, lalu klik next dan
ubah ukuran kertas menjadi A4 (297 X 210 mm), seperti pada gambar di bawah ini, lalu
klik next.

Gambar I.6 Custom Paper Sizes

8. Setelah itu atur margin kertas sesuai dengan margin yang telah di tentukan oleh Asisten
Laboratorium masing masing, seperti pada gambar di bawah ini, lalu klik next.

Gambar I.7 Printable Area

9. Beri nama pengaturan kertas tersebut agar mudah untuk digunakan kembali selanjutnya
seperti pada gambar di bawah ini

32
33

Gambar I.8 Paper Size Name

10. Klik Finish dan dimana akan diarahkan Kembali menuju jendela Plotter Configuration
Editor. Pada jendela plotter configuration editor pilih source and size dan pilih
pengaturan kertas yang sudah diberi nama tadi, seperti pada gambar dibawah ini lalu
klik ok.

Gambar I.9 Memilih Etiket

11. Tampilan jendela akan Kembali menjadi page setup yang telah berubah, seperti pada
gambar dibawah ini, lalu klik ok

33
34

Gambar I.10 Page Setup

12. Jendela akan Kembali menjadi jendela page setup manager, lalu pilih pengaturan kertas
yang tadi sudah diberikan nama dan klik set current pada page setup manager. Setelah
itu klik close sehingga layout akan berubah menjadi seperti gambar dibawah ini:

Gambar I.11 Layout Edited

13. Delete viewport yang mucul di pada Layout sehingga tampilan akan berubah menjadi
seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar I.12 Layout Edited 2

34
35

14. Untuk menyesuaikan viewport dengan area print, klik menu layout, lalu pilih tools
rectangular, seperti pada gambar berikut:

Gambar I.13 Rectangular

15. Setelah itu akan muncul opsi pada command prompt seperti pada gambar dibawah ini
lalu pilih fit.

Gambar I.14 Opsi Fit

16. Sehingga tampilan layout akan berubah menjadi seperti berikut:

Gambar I.15 Layout Edited 3

17. Untuk mengedit viewport yang harus dilakukan adalah dengan menekan double click
pada viewport atau merubah “PAPER” menjadi “MODEL” yang berada pada bagian
bawah layout, misal nya untuk membuat etiket atau mengubah view controls dan Visual
Style Controls jika gambar merupakan 3D. Setelah selesai double click Kembali atau
ubah Kembali menjadi “PAPER”, sehingga tampilan viewport menjadi seperti gambar
berikut:

35
36

Gambar I.16 Layout Edited 4

18. Untuk melakukan print pada gambar maka terlebih dahulu mengubah menjadi PDF
dengan cara menekan Ctrl + P pada Laptop/ PC masing-masing, klik oke, lalu ubah
nama file agar mudah dicari dan tentukan lokasi file nya seperti pada gambar berikut:

Gambar I.17 Saving PDF

19. Aplikasi AutoCAD akan otomatis membuka file PDF yang telah disimpan dengan
aplikasi PDF reader yang telah terinstal pada PC seperti pada gambar berikut;

Gambar I.18 Gambar PDF

36
37

20. Setelah itu tekan Ctrl + P atau klik icon untuk print pada jendela PDF reader hingga
muncul jendela print seperti pada gambar berikut:

Gambar I.19 Jendela Print

21. Atur jendela print menjadi ukuran A4, landscape dan actual size lalu klik print.

37
38

II. Format Etiket

Gambar II.1 Format Etiket

III. Contoh Penugasan

Gambar III.1 Contoh Penugasan Gambar


39

PROPORSI PENILAIAN TUGAS PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD

Resume 5%
Tes
5%
Pendahuluan
60%
Ketepatan 50%
Tugas
Kelengkapan 30% 50%
Praktikum
Kerapihan 20%
Evaluasi individu 60%
Tugas Besar 40%
Sidang gambar kelompok 40%

Aspek Penilaian
1. Aspek ketepatan, meliputi:
- Ketepatan Gambar
- Ketepatan Dimensi Gambar

2. Aspek kelengkapan, meliputi:


- Kelengkapan Dimensi
- Kelengkapan Gambar dan Bagian

3. Aspek Kerapihan, meliputi:


- Kerapihan Posisi Gambar
- Kerapihan Dimensi
40

INFORMASI ASISTEN

Nama Lengkap Kode Margin Email


Adhila Pramartha Dwi Ansara [DL] 20,6,5,6 3334210024@untirta.ac.id
Arya Dana Purnama [DP] 20,6,6,5 3334210012@untirta.ac.id
Daffa Indra Pranata [IP] 20,6,5,5 3334220048@untirta.ac.id
Muhammad Akmal Ramadhan [AR] 20,5,7,5 3334220054@untirta.ac.id
Muhammad Arif Salman Nurrahmat [SL] 20,7,6,7 3334220076@untirta.ac.id
Naufal Dhawy Prakoso [DW] 20,5,6,5 3334220049@untirta.ac.id
Nathanael Stevent Pahala Siahaan [NT] 20,7,6,6 3334210054@untirta.ac.id
Panca Putu Wijaya [PW] 20,6,7,6 3334210005@untirta.ac.id
Rifki Wahyudi [RW] 20,5,6,6 3334220036@untirta.ac.id
41

MEKANISME PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD

1. Setiap shift terdiri dari 1 grup.


2. Setiap shift wajib membuat WhatsApp Group bersama asisten yang bersangkutan dengan
format
[KODE ASISTEN][KELOMPOK][HARI]
Contoh: [IP][06][RABU]
3. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai
4. Asisten mengecek perlengkapan praktikan berupa resume, kartu praktikum (paraf asisten),
pakaian dan map kuning.
5. Praktikan mengisi tanggal dan nama modul praktikum pada kartu praktikum.
6. Untuk map pengumpulan (map kuning) dibawa dihari pertama praktikum, dengan
ketentuan map tersebut diberi nama, NPM, dan No.Kelompok dipojok kanan atas
menggunakan label.

7. Apabila resume tidak sesuai, praktikan dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu
resume sebelum mengikuti kegiatan praktikum hingga batas toleransi keterlambatan.
8. Praktikum diawali dengan mengadakan tes pendahuluan, lalu penjelasan materi oleh
asisten dan pengerjaan contoh tugas.
9. Tes pendahuluan dilakukan secara tertulis menggunakan. Oleh karena itu, praktikan
diharuskan membawa kertas HVS A4 1 lembar.
10. Praktikan dipersilahkan untuk bertanya apabila masih ada hal yang belum dipahami atau
dimengerti.
11. Asisten memberikan tugas kepada seluruh praktikan di akhir sesi praktikum.
42

PERATURAN PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK CAD

1. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit, apabila praktikan terlambat lebih dari 15 menit
untuk masuk ke ruangan maka praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
2. Praktikan menggunakan kemeja putih, celana/rok hitam, dan berpenampilan rapih sebagai
syarat memulai praktikum.
3. Dilarang makan selama praktikum berlangsung.
4. Praktikan diwajibkan kondusif saat praktikum berlangsung.
5. Praktikan memiliki kesempatan 1 kali tidak mengikuti praktikum, apabila praktikan tidak
mengikuti praktikum selama 2 kali maka nilai total praktikum adalah 0 (nol).
6. Praktikan diperbolehkan shifting apabila berhalangan hadir dengan disertai surat resmi.
7. Tugas praktikum maksimal dikumpulkan 3 hari setelah praktikum (H+3).
8. Apabila praktikan telat dalam pengumpulan tugas praktikum, maka nilai penugasan akan
dikurangi 10 poin/hari.
9. Tugas praktikum hangus apabila pengumpulan melebihi 3 hari setelah batas waktu
pengumpulan.
10. Revisi tugas diberikan pada modul pertama dan dikumpulkan H+3 setelah diberikan.
11. Jika revisi tidak dikerjakan maka nilai tugas praktikum tersebut hangus.
12. Jika terdapat indikasi plagiasi atau mengarsip, maka nilai tugas praktikum untuk modul
tersebut nilainya 0.
43

TEKNIS PENGUMPULAN TUGAS PRAKTIKUM

I. Pengumpulan Kertas Penugasan


1. Jam kerja Laboratorium adalah hari Senin-Kamis pukul 07.00-16.00, Jumat pukul
07.00 – 10.00, dan Sabtu pukul 07.00-10.00 dibuka kembali pukul 14.00-16.00.
Praktikan dapat mengumpulkan kertas penugasan di waktu tersebut.
2. Praktikan mengantre di luar ruangan (tugas praktikum tidak ditumpuk di meja piket).
3. Praktikan yang masuk lab maksimal satu orang.
4. Tugas praktikan harus LOLOS dari meja piket dan screening terlebih dahulu dengan
ketentuan margin, etiket, dan harus mutlak benar.
5. Jika ada kesalahan pada margin, etiket, dan dimstyle, maka kertas penugasan
praktikum ditolak, kecuali masih dalam batas toleransi.
6. Toleransi margin maupun etiket adalah 1 mm dan hanya untuk satu garis.
7. Jika praktikan tidak lolos screening, maka kertas penugasan praktikum ditolak.
8. Etiket kertas penugasan praktikum adalah sebagai berikut:
*Etiket PENUGASAN atau NO REV

*Etiket REVISI

9. Praktikan mengisi form bukti penerimaan meja piket.

II. Pengumpulan File dwg.


1. Praktikan mengirimkan file .dwg paling lambat 12 jam setelah kertas penugasan
diterima oleh asisten meja piket dan diisi satu kali setiap modul.
2. Praktikan mengirimkan file .dwg pada tautan berikut:
https://forms.gle/Z7e6Yqi5ajpf3exo6
3. Format penamaan file .dwg sebagai berikut:
MODUL_[KODE ASISTEN]_KELOMPOK_NPM
*Contoh : 1_[DW]_5_3334230500
*Revisi : REV_1_[DW]_5_3334230500
44

4. Email yang digunakan praktikan untuk mengisi google form WAJIB menggunakan
email dengan domain “@untirta.ac.id”.
5. Apabila praktikan tidak mengirimkan file .dwg berdasarkan ketentuan yang berlaku,
maka tugas tidak akan diperiksa oleh asisten terkait (nilai tugas 0).

III. Format Resume Praktikum


Jenis kertas : Log Book/Buku Folio Bergaris
Minimal : 1 lembar full (2 halaman)
Format
1. Tanggal Praktikum (dipojok kanan atas): Hari, tanggal – bulan – tahun.
2. Nama Praktikan dan NPM (di kiri, sejajar dengan tanggal praktikum).
3. Nama Modul (kapital, ditengah, baris ke-1).
4. Isi Resume (spasi 1x dari nama modul).
I. Tujuan Praktikum
II. Fungsi Tools
III. Cara menggambar penugasan
IV. Tugas Khusus
5. Tempat, tanggal praktikum (kanan bawah).
6. Tempat tanda tangan asisten (kanan bawah) (Spasi 3x dari nama asisten).
7. Nama asisten (kanan bawah).
*) Lampiran untuk contoh Resume terlampir
45

MEKANISME SHIFTING PRAKTIKUM

I. Syarat Shifting Praktikum


1. Praktikan diperbolehkan shifting apabila berhalangan hadir dengan disertai surat resmi.
2. Shifting hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali per praktikan.
3. Shifting hanya dapat dilakukan dengan adanya persetujuan terlebih dahulu dari asisten
praktikan dengan asisten pengganti.
4. Shifting hanya bisa dilakukan di modul yang sama.
5. Shifting hanya bisa dilakukan pada kelompok yang beranggotakan 5 orang
6. Jika praktikan tidak menemukan pengganti untuk waktu tertentu dengan kondisi
kelompok sisipan maka praktikan diharuskan membawa laptop pribadi yang sudah di-
install software AutoCAD (minimal 2018).

II. Alur dan Tata Cara Shifting


1. Praktikan menghubungi asisten utama terkait ketidakhadiran pada praktikum di
tanggal tertentu serta memberikan shift pengganti.
2. Asisten utama praktikan melakukan pertimbangan terkait alasan praktikan.
3. Apabila mendapat persetujuan, praktikan menghubungi asisten pengganti.
4. Praktikan WAJIB menghadiri praktikum dengan menyisip di anggota kelompok lain
dengan waktu dan shift yang sudah disetujui.
5. Praktikan yang melakukan shifting WAJIB mengikuti, mendapatkan, dan mengerjakan
tugas modul dari Asisten pengganti.
6. Pengumpulan tugas untuk modul yang di shifting dikumpulkan kepada asisten
pengganti dengan ketentuan pengerjaan asisten tersebut.
7. Jangka waktu penugasan hingga deadline, serta masa revisi mengikuti kelompok yang
disisip oleh praktikan yang melakukan shifting.
46

LAMPIRAN PANDUAN

I. Format Resume

Nama Praktikan Kelompok


3334230700 Hari/Tanggal
Skip 1 baris
MODUL 1 GAMBAR 2D DASAR

I. Tujuan Modul
Nyenyenyenyenye

II. Fungsi Tools


a. Line = Nyenyenyenyenye

III. Cara Menggambar Penugasan


Nyenyenyenyenyenyenye

IV. Tugas Khusus


1. Apa itu CAD?
Jawab:

Cilegon, 3 Maret 2023

*Nama Asisten*

Anda mungkin juga menyukai