Disusun Oleh :
Setyo Supratno, S.Pd., M.T
Fakultas Teknik
Universitas Islam “45’’
Bekasi
2015
TINJAUAN MATA KULIAH
Gambar Teknik merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki
oleh mahasiswa dan lulusan Bidang Teknik Elektro. Sebelum memasuki bidang
ilmu elektro yang lebih advance, mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan
mengenal berbagai simbol-simbol komponen listrik dan elektronika, mengenal
berbagai macam bentuk gambar teknik (Gambar denah, Gambar Rancangan
Teknis, Diagram garis tunggal, diagram pengawatan dan Gambar rangkaian listrik
dan elektronika). Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, mahasiswa
juga dibekali dengan kemampuan menggambar secara manual maupun dengan
software komputer.
Adapun pembelajaran dilaksanakan dalam 14 kali pertemuan dengan
menitikberatkan praktek menggambar teknik secara konvensional maupun dengan
software. Sedangkan penugasan gambar teknik dirumah bertujuan untuk
memperkuat pengusaaan konseptual maupun praktek mengenai bambar teknik.
Dalam satu semester materi perkuliahan gambar teknik dibagi dalam beberapa
modul, diantaranya :
i
Modul 3 : Ukuran, Skala dan Arsiran
Modul 3. Kegiatan belajar 3. Ukuran, Skala dan Arsiran
Kegiatan belajar 3 ini berisi: teknik-teknik memberikan ukuran, skala dan
teknik memberikan skala pada obyek. Definisi arsiran dalam gambar teknik, jenis
arsiran dan cara menggambar arsiran itu sendiri.
Modul 4: Komponen elektronika dan listrik, Softaware Protel 99 dan
tahapan instalasi listrik.
Modul 4. Kegiatan belajar 4. Komponen elektronika dan listrik, Softaware
Protel 99 dan tahapan instalasi listrik.
Kegiatan belajar 4 ini berisi: mengenali komponen elektronika dan
listrik beserta lambangnya. Penggunaan software protel 99 digunakan untuk
mendisain PCB dan mencoba mensimulasikannya. Tahapan instalasi listrik dalam
modul ini diberikan mulai dari perhitungan beban, perhitungan lampu sampai
dengan perhitungan penampang kabel.
Modul 5: Pegenalan pengendalian motor dan penggambaran dengan
softaware AutoCad 2014
Modul 5. Kegiatan belajar 5. Pegenalan AutoCad 2013
Kegiatan belajar 5 ini berisi: tentang penggunaan dasar dari pada AutuCad
2014. Penggunaan AutoCad 2014 dalam gambar teknik sangat mutlak diperlukan.
AutoCad 2014 memberikan kemudahan bagi pengguna dalam pembuatan proyek
gambar teknik untuk berbagai disiplin ilmu.
Tujuan akhir dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu menguasai konsep
gambar teknik baik dari penguasaan teori dan penerapannya. Diharpakan juga
mahasiswa mampu menerapkannnya dalam aplikasi software.Untuk mendukung
hal tersebut maka mahasiswa harus menguasai kompetensi dibawah ini :
1. Hakikat gambar teknik dan menggambar Proyeksi (Konsep dan Praktek)
2. Elemen gambar teknik dan peralatan gambar teknik serta cara
penggunaannya.
3. Teknik arsiran, Gambar belahan, potongan, skala, dan ukuran.
4. Menggunakan AutoCad dan Software elektro yang lain
ii
DAFTAR ISI
iii
5.5 Tutorial AutoCad Dasar ......................................................................... 135
5.6 Penskalaan Gambar ................................................................................ 145
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 147
iv
Kompetensi Dasar : Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan pada materi
ini diharapkan memahami ruang lingkup gambar teknik
(Deskripsi, fungsi, tujuan) dan macam-macam metode
gambar teknik.
Sub pokok Bahasan : 1. Definisi gambar teknnik
2. Definsi gambar Teknik
3. Menggambar Mistar
4. Menggambar Proyeksi
5. Menggambar Potongan.
Deskripsi Singkat : Penguasaan konsep gambar teknik sangat diperlukan
dalam praktek menggambar teknik, baik menggambar
secara manual maupun dengan menggunakan software
aplikasi.
Pertanyaaan Kunci : Bagiamana cara menggambar teknik dengan baik dan
benar?
1
BAB I
RUANG LINGKUP GAMBAR TEKNIK
1.1 Pendahuluan
1. Penyampaian Informasi
2. Penyimpanan dan penggunaan keterangan (data teknis)
3. Cara-cara pemikiran (perencanaan) dala penyiapan informasi
Sehingga: Gambar Teknik merupakan suatu bentuk ungkapan dari suatu gagasan
atau pemikiran mengenai suatu sistim, proses, cara kerja, konstruksi, diagram,
2
rangkaian dan petunjuk yang bertujuan untuk memberikan instruksi dan informasi
yang dinyatakan dalam bentuk gambar, atau lukisan teknis.
3
Dengan demikian menggambar tidak hanya melukis gambar, tetapi
berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir untuk perencanaan. Oleh
karena itu siswa tanpa kemampuan menggambar, kekurangan cara
penyampaian keinginan, maupun kekurangan cara menerangkan yang sangat
penting.
4
1.5 Menggambar Proyeksi
PROYEKSI
5
- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
b). Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarnya. Contohnya ada pada Gambar 1.2.
20
50
20
120°
x y
30°
30°
x
y
titik referensi
6
(2) Proyeksi isometri dengan posisi terbalik (Gambar 1.4)
z
z
titik referensi
30°
30°
y 120° x
y x
titik referensi
120 z
°
z
30°
2. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
diketahui seperti di bawah ini. Contohnya pada Gambar 1.6.
7
a. Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai
sudut 40°.
b. Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 :
2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
40
40
40
Keterangan :
- Ukuran pada sumbu x 40 mm
1
- Ukuran gambar pada sumbu y digambar nya, yaitu 20 mm
2
- Ukuran pada sumbu z 40 mm
3. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar.
Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala
pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
Contoh ada pada Gambar 1.7.
8
z
y y
45°
x
4. Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar
perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Perspektif dengan satu titik hilang
TH (Titik Hilang)
9
Perspektif 1 titik hilang berarti gambar perspektif yang terjadi saat sebuah
objek dilihat dengan garis pusat pandangan tegak lurus terhadap salah satu
permukaannya. Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek
(benda) yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup
dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis
batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon
dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut
dengan parallel perspektif sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang
sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada
gambar rancang bangun (desain) interior seperti pada Gambar 1.8.
2. Perspektif dengan dua titik hilang
10
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan
dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis
cakrawala. Perspektif dengan dua titik hilang digunakan untuk menggambar
perspektif obyek yang memiliki kelompok garis horizontal yang tidak sejajar
dengan bidang gambar, atau dengan kata lain kelompok garis horizontal tersebut
selalu membentuk sudut dengan bidang gambar. Dalam gambar arsitektur
perspektif dengan dua titik hilang biasanya dipergunakan untuk menggambarkan
ruang luar (eksterior) suatu bangunan. Gambar perspektif dua titik hilang
merupakan gambar perspektif yang paling mudah dan banyak digunakan, hal ini
dikarenakan hasilnya cenderung tidak statis dan tidak simetris sehingga lebih
wajar dilihat. Dapat digunakan untuk situasi apapun baik interior maupun
eksterior bangunan.
3. Perspektif dengan tiga titik hilang
11
1.5.2 Gambar proyeksi ortogonal
Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara
terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara
Eropa dan cara Amerika. Pada cara Eropa mempergunakan tiga bidang proyeksi
saling berpotongan tegak lurus satu sama yang lain, di mana benda yang
diproyeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan cara Amerika
mempergunakan enam bidang proyeksi yaitu benda dipandang dari enam sisi.
Berikut yang dibahas hanya gambar proyeksi cara Eropa.
z
P2
P3
o x
P1
y
Gambar 1.11 Bidang Perpotongan
12
1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proyeksi 1 (benda dilihat dari arah atas)
2. Bidang tegak, disebut Bidang Proyeksi 2 (benda dilihat dari arah depan)
3. Bidang samping, disebut Bidang Proyeksi 3 (benda dilihat dari samping)
Perhatikan Gambar 1.11!
Selanjutnya, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga
bidang proyeksi tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah :
1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2.
2. Sumbu o-y, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3.
3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3
z
Gambar A
P2
X
P3 P1
Y o
z
Gambar B P3
P2
Y X
o
P1
Y
Gambar 1.12 Bidang Proyeksi
P1
Susunan bidang-bidang proyeksi seperti di atas yang membentuk ruang
nyata disebut dengan bidang gambar proyeksi stereometri. Dalam gambar
stereometri ini, di samping menampilkan gambar proyeksi 1, 2, dan 3 juga
menampilkan gambar ruang objeknya. Dari bentuk gambar stereometri akan
13
disederhanakan menjadi bentuk gambar proyeksinya saja. Perhatikan bentuk
Gambar 1.12.
Penjelasan Gambar 1.12:
Untuk mendapatkan bidang-bidang proyeksi yang datar, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o-y dianggap
dapat dibagi menjadi dua bilah.
2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2.
3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gam bar.
B).
Setelah memahami bagaimana terbentuknya bidang-bidang proyeksi dan
sumbu-sumbu proyeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proyeksi itu
sendiri. Kita akan mempelajarinya secara bertahap, dimulai dari proyeksi sebuah
titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutnya memproyeksikan suatu benda
(benda geometris tiga dimensi).
1. Proyeksi Sebuah Titik
z
P2
A2
P3 A3 AA
o x x
A1
P1
y
Gambar 1.13 Stereometri sebuah titik A
14
z
P3 P2
A3 A2
y x
o
A1
P1
y
Gambar 1.14 Proyeksi sebuah titik A
Untuk membuat gambar proyeksi dari sebuah titik, atau juga objek lainnya,
sebaiknya dilakukan dua tahapan kerja, yang pertama membuat gambar
stereometrinya (Gambar 1.13) dan kedua membuat gambar proyeksinya (Gambar
1.14). Perhatikan Gambar 1.14 yang merupakan gambar proyeksi titik A yang
terletak 2 cm di atas bidang P1, 1 cm di depan bidang P2 dan 3 cm di samping
bidang P3.
Penjelasan Gambar 1.14.
1) Titik A1 adalah proyeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,y) dengan
nilai (3,1). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak
nilai y dan sebaliknya.
2) Titik A2 adalah proyeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan
nilai (3,2). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak
nilai z dan sebaliknya.
15
3) Titik A3 adalah proyeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (y,z) dengan
nilai (1,2). Tarik garis proyeksi dari nilai y tegak lurus sumbu o-y dengan jarak
nilai z dan sebaliknya.
4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda yang sebenarnya dengan
koordinat (x,y,z) dengan nilai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis
proyeksi dari titik A1, A2 dan A3 tegak lurus dengan bidang-bidang
proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui titik B yang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar
stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar
stereometri serta gambar proyeksinya!
16
z
P2
A2 B2
P3
B3A3 A B
o x
A1 B1
P1
y
Gambar 1.15 Stereometri garis AB
P3 P2
B3A3 A2 B2
y o x
A1 B1
P1
y
Gambar 1.16 Stereometri garis AB
17
Gambar 1.17 Proyeksi garis CD
z
D3 D2
C3 C2
y x
o
D1
C1
y
Gambar 1.18 Proyeksi garis CD
Latihan Soal :
1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangnya 5
cm dan sejajar dengan sumbu o-y Cari dan buat gambar stereometri serta
gambar proyeksinya!
18
2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm yang
semula sejajar dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga
membentuk sudut 450 dengan sumbu o-x Cari dan buat gambar stereometri
serta gambar proyeksinya!
3. Gambar Proyeksi Sebuah Bidang
Sebuah bidang dibentuk oleh tiga buah garis atau lebih. Oleh karena itu,
untuk membuat gambar proyeksi sebuah bidang sama dengan memproyeksi
beberapa buah garis. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada proyeksi garis
dapat berlaku juga pada proyeksi bidang. Perhatikan dan pelajari Gambar 1.19.
Gambar Proyeksi z
z
D2 C2
C3D3
C3D3 D2 C2
D C
A2 B2 x
B3A3 A2 B2
o
y o x
B3A3 A B
D1A1 C1B1
y D1A1 C1B1
y
Gambar 1.19 Stereometri bidang ABCD
19
Tugas: Gambarlah bidang proyeksinya
z
G3 G2
E3 F3 E2 F3
y x
o
G1
F1
E1
y
20
Penjelasan gambar
Gambar Proyeksi pada bidang P1, P2 dan P3 berupa bidang segitiga.
Ketiga segitiga pada masing-masing bidang proyeksi tidak ada yang ukuranya
dengan segitiga asalnya yaitu segitiga EFG, ini disebabkan karena letak dari
segitiga EFG tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang-bidang
proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui bidang berbentuk ‘T’ (Gambar 1.22) dengan koordinat titik A
(3,2,1,). Garis AB // dengan sumbu o-x dan garis BC // dengan sumbu o-z
Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya
8 cm
2 cm
2 cm 2 cm
D C
6 cm
A B
4 cm
Gambar 1.22 Bidang T
21
z
P2
H2E2 G2F2
F3E3 E F
D2A2 C2B2
P3 B3A3 A B
X
G3H3 H o G
E1A1 F1B1
C3D3 D C
H1D1 G1C1
P1
Y
Gambar 1.23 Stereometri benda 3 dimensi
E1A1 F1B1
H1D1 G1C1
Gambar 1.24 Proyeksi benda 3 dimensi
y
22
Ketentuan gambar proyeksi balok pada Gambar 1.24 adalah sebagai berikut:
EFGH
Ditentukan proyeksi balok dengan kordinat titik A (1,1,1), Garis AB
ABCD
panjangnya 5 cm sejajar dengan sumbu o-x dan tegak lurus sumbu o-y. Garis BC
panjangnya 4 cm sejajar sumbu o-y dan tegak lurus sumbu o-x. Alas balok adalah
bidang ABCD sejajar dengan bidang P1. Tinggi balok 2,5 cm.
Latihan Soal:
1. Diketahui bentuk bangun pada Gambar 1.25 dengan ketentuan sebagai
berikut :
Titik A terletak pada koordinat (3,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x
dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah
gambar proyeksinya !
F G
E H 3 cm
5 cm
2 cm
B C
5 cm
A D
6 cm 2 cm
Gambar 1.25 Contoh Bangun 1
23
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
E F
H G 3 cm
1,5 cm
2,5 cm
4 cm
A B
6 cm
D C 1cm
3,5 cm 4 cm 0,5cm
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
24
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
1 cm E F
H G
1,5 cm
5,5 cm
A B
2 cm
1 cm
1 cm A
4 cm
1 cm D C
1 cm 1 cm 2 cm 2,5 cm 2 cm 1 cm 1 cm
25
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini
26
merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya
(lihat Gambar 1.29).
P.A
P.Be
P.Ka
P.Ki
P.D
P.Ba
(P. bawah)
(P. atas)
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
27
2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (lihat gambar 1.30).
P.A
P.Be
P.Ka
P.Ki
P.D
P.Ba
(P. atas)
(P. bawah)
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
28
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
29
Jenis-jenis potongan :
1. Potongan penuh (full section)
Terjadi ketika bidang pemotong melalui benda seutuhnya seperti Gambar
1.32.
30
Dibuat dengan menggunakan pemotongan separoh pada benda. Kemudian,
separoh digambar sebagai potongan dan separoh lainnya digambar dengan
pandangan luar (outside). Biasanya, garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak
digambar karena detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.
Adapaun contoh gambar potongan separuh ada pada Gambar 1.33.
3. Potongan meloncat
Potongan meloncat atau potongan penuh dengan bidang offset dimana
bidang pemotong di-offset pada bagian lain untuk menunjukan beberapa detail
yang terlewatkan. Adapun contoh gambar potongan meloncat ada pada Gambar
1.34.
31
4. Potongan yang diputar (Rotated Section)
Bagian-bagian benda tertentu seperti : ruji-ruji roda, kait, tuas, rusuk
penguat, dan sebagainya, dapat ditampilkan hasil potongannya setelah lebih
dahulu diputar 90°. Penggambarannya dapat di tempat potongan atau di tempat
lain. Adapun contoh gambar potongan ada pada Gambar 1.35.
Tipe potongan ini hanya beberapa bagian saja yang dipotong. Bidang
pemotong melalui sebagian benda. Bagian depan benda pada bidang dirobek dan
dibuang sehingga menunjukan detail bagian dalam area ini. Garis tak beraturan
digunakan untuk menunjukan robekan. Adapun contoh gambar potongan sobekan
ada pada Gambar 1.36.
32
6. Potongan Berurutan (Removed Section)
Tipe pemotongan ini hampir sama dengan potongan yang diputar namun
potongannya digambarkan di luar benda. Potongan – potongan berurutan dapat
disusun. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain. Adapun
contoh gambar potongan berurutan ada pada Gambar 1.37.
33
Gambar 1.38 Potongan penampang tipis
Latihan Soal:
1. Apa yang anda ketahui tentang gambar proyeksi, sebutkan jenisnya
2. Sebuah kubus dengan ukuran panjang sisi 5x5, Buatlah gambar :
a. Proyeksi Isometri
b. proyeksi dimetrinya.
3. Dari gambar dibawah ini buatlah gambar Proyeksi Amerika (Minimal 3
Pandangan), Jika arah anak panah menjadi pandangan depan.
34
5. Buatlah gambar dengan mengikuti petunjuk dibawah ini:
a. Sebuah bidang EFGH dengan ukuran 3x3 cm, terletak pada poin (6,7,9) dititik
E: Buatlah gambar stereometri dan proyeksinya
b. Jika diputar 45O searah jarum jam dari arah depan pada titik E, gambarlah
stereometri dan proyeksinya
35
Kompetensi Dasar : Setelah mahasiswa mengikuti materi ini diharapkan
mampu mengenali alat-alat gambar teknik dan fungsinya,
serta mampu menggunakannya dengan benar.
Sub pokok Bahasan : 1. Alat dan Bahan Konvensional
2. Pensil dan Pena ( Rapido )
3. Jangka
4. Macam-Macam Penggaris
5. Alat-Alat Lain dan Software Pendukung
6. Gambar Teknik dan Elemen Pelengkapnya
Deskripsi Singkat : Pengenalan alat-alat gambar teknik merupakan hal
penting untuk bisa menggunakan alat tersebut sesuai
dengan fungsinya dan penggunaan elemen–elemen
gambar teknik akan akan menambah nilai dan seni
daripada gambar tersebut.
Pertanyaaan Kunci : - Apa saja alat-alat gambar teknik dan bagaimana cara
menggunakannya?
- Bagaimana cara menggunakan elemen-elemen
gambar teknik?
36
BAB II
ALAT GAMBAR DAN ELEMEN GAMBAR
TEKNIK
37
mempunyai setengah ukuran A2, dan sebagainya. Untuk jelasnya ukuran kertas
gambar dari seri A ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada umunya kertas gambar
diletakkan dengan sisi yang panjang mendatar, kecuali untuk kertas ukuran A4,
yang sisi panjangnya diletakkan vertikal. Pada Tabel 1 diberikan juga ukuran garis
tepi dari masing-masing ukuran kertas.
38
2.3 Jangka
a) Penggaris –T Sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun.
Garis-garis horizontal ditarik dengan penggaris –T ini, dengan menekankan
kepalanya pada tepi kiri dari meja gambar, dan menggesernya keatas atau ke
39
bawah. Supaya hasil dari garis-garis dapat sejajar benar, kepala dari penggaris
ini harus betul-betul diikat pada daunnya. Contohnya pada Gambar 2.3(a).
b) Penggaris Segi-Tiga
Sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki dan sebuah segitiga siku
600. Ukuran segitiga ini ditentukan oleh panjang 1, dan berkisar antara 100
sampai 300 mm. Contoh penggaris segitiga ada pada Gambar 2.3(b).
c) Sablon ( mal )
40
Sablon atau yang digunakan untuk teknik elektro antara lain: mal lengkungan, mal
bentuk, mal huruf dan mal untuk symbol simbol elektro dan elektronika. Gambar
2.4 menunjukkan malmal tersebut.
b) Busur derajat : busur derajat dibuat dari logam, yaitu aluminium, atau plastik.
Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0 sampai
dengan 1800 (Gambar 2.6). Dengan alat ini dapat diukur sudut atau membagi
sudut.
41
dibuat dari plastik. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau
gambar yang tidak diinginkan, dan tidak merusak kertasnya. Untuk
menghilangkan garis atau gambar dengan tinta, harus dipakai penghapus yang
khusus.
d) Pelindung penghapus: Pelindung penghapus ini dipakai bila kita ingin
menghilangkan garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis-garis yang perlu
dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau bagian garis yang salah
dapat dihapus. Seperti tampak pada Gambar 2.7, pelindung tersebut
mempunyai berbagai bentuk lubang. Dengan demikian bagian yang diperlukan
dapat dilindungi dan bagian yang hanya harus dibuang tampil pada lubang.
e) Pita Gambar : Untuk menempelkan kertas gambar diatas papan gambar tidak
lagi dipergunakan paku payung, karena ini akan merusak papan gambar, dan
akan mengganggu pergerakan penggaris. Sekarang terdapat pita gambar yang
akan menempelkan pita gambar pada papan gambar. Jangan menggunakan pita
rekat (cellotape), karena daya rekatnya yang terlalu kuat akan merusak kertas
gambar bila ingin melepas kertas gambar dari meja gambar. Pita gambar
mempunyai daya lekat yang cukup untuk menempelkan kertas gambar, dan
tidak merusak kertasnya jika dibuka.
f) Alas kertas gambar : Jika kertas gambar diletakkan langsung diatas papan
gambar, akan terdapat berkas-berkas garis dan tusukan jarum dari jangka. Hal
42
ini kadang-kadang akan mengganggu pada saat kita menggambar. Untuk
menghindarkan hal ini dipasaran terdapat alas kertas gambar dari kertas lunak.
Ada juga yang dibuat dari karet magnetik. Untuk menempelkan kertas
gambarnya tidak dipakai pita gambar, melainkan pita tipis dari baja tahan karat.
Yang terakhir ini sangat ini sangat mudah penggunaannya.
g) Papan Gambar dan Meja Gambar : Papan gambar harus mempunyai permukaan
yang rata dan tepi yang lurus, dimana kepala dari penggaris –T digeser. Papan
gambar dibuat dari pohon cemara, kayu pohon linde, kayu lapis (plywood) atau
hardboard. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk
ukuran kertas A0 mempunyai ukuran 1.200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1
mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Belakangan ini terdapat papan gambar
yang telah dilapisi dengan alas kertas gambar. Papan gambar ini dapat
diletakkan diatas standar yang dibuat khusus untuk tujuan ini. Standar ini dapat
diubah-ubah kedudukannya. Gambar 2.8 tampak sebuah standar papan gambar
yang sederhana, yang hanya dapat merubah kemiringannya, sedangkan Gambar
2.9 menunjukkan sebuah standar papan gambar yang dapat diatur
ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan gambar khusus yang dipasang
diatas sebuah standar disebut juga meja gambar. Papan gambar sederhana dapat
diletakkan diatas meja biasa.
43
h) Mesin Gambar Mesin gambar adalah sebuah alat, yang dapat menggantikan
alat-alat gambar lainnya, seperti busur derajat, penggaris –T, segi tiga dan
ukuran. Sebuah mesin gambar dilengkapi dengan mekanisme gerak sejajar
yang terdiri dari 4 batang penghubung ( link ) seperti tampak pada Gambar 2.9
di bawah ini.
Sepasang batang penghubung dipasang secara tetap pada sebuah alat, yang
dapat dipasang pula pada papan gambar. Pada pasangan yang lain ditempatkan
sepasang penggaris tegak lurus, dan dapat diputar pada sudut yang dikehendaki..
Dengan alat ini dapat ditarik garis-garis sejajar, dan garis-garis tegak lurus dengan
mudah. Disamping mesin gambar jenis mekanisme batang ini terdapat mesin
gambar yang tidak menggunakan batang penghubung. Sebagai penggantinya
dipakai roda-roda dan pita baja. Mesin gambar jenis ini dapat dilihat pada Gambar
2.10.
Pada Tabel 2.2 terdapat jenis-jenis mesin gambar yang ada di negeri
Jepang, yang telah diperinci oleh standar Jepang JIS. Penggaris yang dipasang
pada mesin gambar ini dapat dilepas dan diganti dengan penggaris yang
44
mempunyai ukuran dengan bermacam-macam skala. Misalnya : 2 : 1, 1 : 2,5, 1 :
5, dan sebagainya. Bahan yang dipakai dapat berupa kayu yang dilapisi dengan
sejenis plastik, dimana terdapat goresan-goresan pembagi ukuran, atau seluruhnya
dibuat dari plastik tembus cahaya dengan goresan-goresan yang sama. Yang
terakhir ini dapat juga dipakai untuk menarik garis dengan tinta, sedangkan
penggaris dari kayu mempunyai penggaris khusus untuk ini. Belakangan ini
terdapat mesin gambar kereta, yang dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Pada mesin ini pasangan penggaris dan alat putarnya ditempatkan pada
sebuah kereta vertikal, dimana penggarisnya dapat digerakkan secara vertikal, dan
seluruhnya ini dapat digerakkan secara horizontal pada kereta horizontal. Mesin
gambar jenis pita dan jenis batang disebut juga jenis lengan, berbeda dengan jenis
kereta. Jenis yang terakhir ini mempunyai konstruksi yang lebih kuat dan kekar di
45
bandingkan dengan jenis lengan. Disamping ini kedudukan penggaris dapat
dikunci pada kereta vertikal, sehingga memudahkan penggambaran bagian-bagian
yang simetris. Mesin gambar kereta ini memerlukan luas yang lebih kecil
dibandingkan dengan mesin gambar jenis lengan, karena bagian-bagiannya
menonjol keluar dari bidang papan gambar. Oleh karena itu mesin jenis ini makin
banyak dipakai, terutama dalam ruang gambar dengan jumlah mesin gambar yang
banyak.
i) Computer Aided Design (CAD)
Computer Aided Design adalah pembuatan design gambar yang
menggunakan computer dengan memasukkan data. Bagian yang sudah digambar
dapat diCopy, dipantulkan, diputar dan sebagainya untuk dipindahkan pada
pekerjaan berikutnya. Program CAD menyimpan geometri bagian-bagian, maka
secara otomatis ukuran dapat ditampilkan. Pada perubahan bagian yang kemudian
ditiadakan, ukuran akan mengikuti dengan sendirinya. Setelah itu gambar dapat
dicetak pada sebuah printer.
46
2.6 Gambar Teknik dan Elemen Pelengkapnya
47
Di dalam gambar teknik juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu
huruf teknik, yang berupa huruf besar cetak, sederhana, tidak diblok/tebal tanpa
tambahan variasi apa pun. Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada Gambar 2.14.
2.6.2 Normalisasi Ukuran Kertas
Adapun ukuran kertas yang biasa digunakan dalam gambar teknik tertera
pada Tabel 2.3. Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas
sekaligus, dianjurkan memakai kertas dengan ukuran yang sama. Untuk
menentukan ukuran-ukuran tersebut dalam tabel, dipakai patokan/ukuran standar,
yaitu A0, yang luasnya adalah 1 m2 dengan perbandingan panjang : lebar = 2 : 1.
Ukuran-ukuran selanjutnya A1, A2, A3, A4, di mana luas ukuran A1 = 1/2 luas
A0, luas A2 = 1/2 luas A1 dan seterusnya. Perbandingan panjang dan lebar tetap
sehingga ukuran-ukuran tersebut dapat dicari seperti pada tabel di atas. Selain
ukuran A, ada juga ukuran kertas B dan C, namun dalam modul ini tidak ditinjau.
48
b. Garis strip-strip
Ketebalannya 0,1 - 0,15 mm, kira-kira 1/2 tebal garis gambar. Berfungsi
untuk melukis bagian-bagian yang tidak terlihat, di belakang irisan ataupun apabila
penglihatan terhalang.
c. Garis strip-titik
Kira-kira ketebalannya 1/2 tebal garis gambar. Merupakan garis irisan
atau potongan. Fungsinya:
garis-garis sumbu
tempat irisan (ditambah) huruf-huruf pada ujung dan pangkal garis ini
membatasi lukisan bila sebagian benda yang dilukis dibuang bagian-bagian
yang terletak di bagian muka irisan
d. Garis tipis
Ketebalannya kira-kira 0,1 mm atau kira-kira 1/2 tebal garis gambar.
Berfungsi untuk garis ukuran, garis pembantu dan arsiran.
e. Garis titik-titik
Berfungsi untuk menyatakan bagian bangunan yang akan dibongkar.
Tabel 2.4 Referensi menggambar dengan software bantuan gambar teknik
49
2.6.4. Membuat dan Menata Gambar (Gambar 2.14)
Beberapa petunjuk untuk membuat gambar adalah sebagai berikut:
1. Apa yang akan digambar serta ketentuan-ketentuan yang perlu pada
gambar tersebut harus benar-benar dipahami terlebih dahulu.
2. Pergunakan skala.
3. Pilih ukuran kertas yang akan digunakan.
4. Pembuatan gambar:
a. Gambar pada kertas harus ditempatkan sedemikian rupa agar
gambar-gambar dapat tersusun secara teratur.
b. Garis-garis sumbu dan garis-garis luar harus ditarik.
c. Garis-garis yang tidak diperlukan harus dihapus agar tidak
mengganggu.
d. Gambar harus diselesaikan.
e. Ukuran-ukuran yang dipergunakan harus benar-benar lengkap.
f. Kotak nama harus dibuat dan diisi.
Hal-hal yang perlu dipahami adalah letak gambar; kotak nama; dan
melipat kertas gambar. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam menata
gambar adalah: simetris dan teratur.
50
2.6.5 Kop Gambar
Kop gambar atau kotak nama digambarkan pada bagian bawah sebelah
kanan kertas gambar dan berisi keterangan gambar selengkapnya baik mengenai
diri si penggambar, pemeriksa, judul gambar, ukuran, dan lain-lain. Biasanya
dipakai pada ukuran kertas gambar yang kecil (AZ, A3, A) di mans dalam 1
lembar kertas gambar tidak terlalu banyakyang digambar sehingga keterangannya
juga tidak perlu kertas besar (A2, Al, Ao, 2AO). Bentuk kotak searah vertical atas
ke bawah digambar di sebelah kanan kertas gambar (tepi kanan). Di sini dapat
juga diisi pada catatan, perhitungan ringan yang perlu disertakan, misalnya
perhitungan tangga, bersangkut paut dengan peil lantai atas dan bawah. Ilustrasi
dapat dilihat pada Gambar 2.15.
51
Gambar 2.16 Ilustrasi Cara Melipat Kertas
Latihan Soal
1. Sebutkan jenis dan kegunaan kertas gambar untuk menggambar teknik !
2. Sebutkan beberapa peralatan gambar menurut jenis dan kegunaannya !
3. Apa alasannya membuat gambar lingkaran untuk teknik elektro dan
elektronika lebih praktis menggunakan sablon/mal lingkaran dari pada
jangka ?
4. Apa keuntungan penggunaan mesin gambar dibanding dengan meja
gambar konvensional ?
5. Software apa saja yang diaplikasikan untuk menggambar teknik elektro ?
6. Sebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk mendesain gambar teknik
berbasis komputer !
7. Mengapa huruf dan angka pada gambar teknik perlu standar.
8. Ada berapa macam bentuk skala yang ada, beserta contoh penerapannya.
9. Mengapa dalam menggambar teknik diperlukan berbagai macam jenis
pensil yang ada ?
52
10. Untuk keperluan yang sama, apa keuntungan penggunaan mesin gambar
dibanding dengan alat yang lain ?
11. Mengapa pembuatan gambar lingkaran untuk teknik elektro dan
elektronika lebih efektif menggunakan sablon / mal lingkaran dari pada
jangka
53
Kompetensi Dasar : Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan pada materi
ini diharapkan mampu menerapkan metode pemberian
ukuran pada obyek dan penggunaan skala serta arsiran.
Sub pokok Bahasan : 1.Ukuran
2. Skala
3. Arsiran
Deskripsi Singkat : Penggunaan ukuran dan skala dalam gambar teknik
sangat mutlak diperlukan untuk mengidentifikasikan
karakteristik benda.
Pertanyaaan Kunci : - Bagaimana metode pemberian ukuran, Skala dan
arsiran?
54
BAB III
UKURAN, SKALA DAN ARSIRAN
55
Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran
horizontal atau vertical. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah
gambar. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis
ukur, dan ukuran vertical harus terletak di sebelah kiri garis ukur. Angka dan
garis ukur mempunyai jarak sedikit.
Di beberapa negara semua angka ukur ditulis mendatar, dalam hal ini
garis ukur vertical diputus ditengah-tengah untuk penempatan angka. Dengan
demikian semua angka dapat dibaca dari bawah kertas gambar.
Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertical, harus ditulis
sesuai dengan garis ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan di letakkan
didaerah yang diarsir. Ukuran Standar (Normal) seperti pada Gambar 3.1.
Ukuran sudut, garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang
harus dipertahankan disini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis
tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur.
56
3. Ujung dan Pangkal Garis Ukur
Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur
mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan hal ini, yaitu dengan
anak panah tertutup, garis miring dan titik. Cara dengan garis miring banyak
dipergunakan pada bidang sipil dan arsitektur. Pada bidang permesinan cara ini
tidak dipergunakan. Bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang
dan tebal sebagai 2 : 1 dan harus dihitamkan.
Tanda titik dipergunakan bilamana tidak cukup tempat untuk
menempatkan anak panah. Hal ini umumnya terdapat pada ukuran berantai,
atau pangkal ukuran beruntun.
57
Toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yang telah
ditentukan ukurannya.
e. Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan
informasi, hal ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi
produksi atau pemeriksaan. Sebuah dimensi referensi diturunkan dari nilai-
nilai yang tercantum dalam gambar atau gambar-gambar yang mempunyai
hubungan.
5. Dimensi fungsional, non-fungsional dan tambahan
58
3.1.1. Cara-cara memberi ukuran
Sesuai dengan aturan dasar untuk memberi ukuran yang telah dibahas di
atas, ukuran-ukuran panjang, profil atau sudut harus diperinci oleh cara-cara
khusus.
1) Dimensi Linear
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear haris diperinci oleh garis bantu, garis
ukur dan angka ukur. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk
menempatkan anak panah, anak panah dapat diganti dengan titik pada Gambar
3.5. Contoh-contoh dan cara-cara memberi ukuran dapat dilihat pada Gambar 3.6.
59
2) Ukuran dengan koordinat (Gambar 3.7)
60
Gambar 3.9 Pemberian ukuran bola
61
7) Ukuran tirus (Gambar 3.12)
62
3.2 Ukuran Skala Pada Gambar
63
Satuan jarak dalam sistem metrik didasarkan pada satuan dasar “meter”
contohnyacentimeter, meter, kilometer, dan lain sebagainya. Hubungan antara
satuan-satuan tersebut didasarkan pada faktor koversi sebagai berikut:
1 meter (m) = 100 cm
1 kilometer (km) = 1.000 m
1 kilometer = 100.000 cm
Faktor konversi satuan jarak lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
64
3.3 Arsiran pada Obyek
65
Seperti ditunjukan pada Gambar 3.16 jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan
besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut
yang sama. Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan
sudutnya, agar jelas perbedaannya, penampang-penampang yang luas dapat diarsir
secara terbatas, yaitu hanya pada kelilingnya saja, dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan
meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu, lihat
Gambar 3.18. Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka,
jika hal ini tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir Gambar 3.19.
66
maka nama atau lambang umum saja tidak cukup. Misalnya, terdapat ratusan jenis
baja. Selama spesifikasi rinci bahan harus dituliskan dalam bentuk catatan atau
blok judul, garis arsir umum (besi cor) dapat saja digunakan untuk semua bahan
pada gambar rinciannya (elemen mesin tunggal). Lambang garis arsir dapat
digunakan dalam gambar rakitan apabila kita ingin menandai bahan yang berbeda:
jika tidak, lambang umum digunakan untuk semua elemen mesinnya.
67
Metode penggambaran garis arsir yang benar ditunjukkan pada Gambar
3.21. Gambar garis-garis arsir dengan pencil runcing, dengan kekerasan-sedang
(H atau 2H) dengan ujung yang berbentuk kerucut (konis). Dalam menarik garis
harus selalu pada 45° dengan bidang datar seperti yang ditunjukkan, kecuali jika
ada beberapa keunggulan menggunakan sudut yang berbeda. Pisahkan garis arsir
semerata mungkin dengan bantuan mata dari kira-kira 1,5 mm (1/16 ") hingga 3
mm (1/8") atau lebih, yang tergantung pada ukuran gambar atau luas potongan.
Untuk sebagian besar gambar, pisahkan garis arsir kira-kira 2,5 mm (3/32
") atau kurang sedikit. Sebagai kaidah, pisahkan garis arsir ini sejauh mungkin
tetapi masih cukup dekat untuk menonjolkan secara jelas luasan potongan
tersebut. Setelah beberapa garis pertama telah ditarik, lihat berulang-ulang ke
jarak semula untuk menghindari jarak yang secara perlahan-lahan menjauh atau
mendekat (Gambar 3.22(b)). Para pemula hampir menarik garis arsir ini terlalu
rapat (Gambar 3.22(c)). Hal ini sangat menjemukan karena dengan jarak yang
dekat ketidakpastian yang kurang dalam pemberian jarak akan nyata.
Garis arsir haruslah tipis dan seragam, tidak pernah berbeda-beda
tebalnya, seperti pada Gambar 3.22(d). Harus ada kontras yang nyata di antara
tebal garis gambar yang tampak dan garis arsir. Garis arsir tidak boleh terlalu
tebal. seperti pada Gambar 3.22(e) Hindari menarik garis arsir melewati atau
tidak sampai ke garis tampak, seperti pada Gambar 3.22(f). Jika garis arsir yang
digambar dengan sudut 45° dengan garis datar akan sejajar atau tegak lurus
terhadap garis gambar yang tampak, sudutnya harus diubah menjadi 30°, 60°, atau
dengan sudut lainnya (Gambar 3.23).
68
Gambar 3.23 Arah garis arsir
Ukuran harus dibuat di luar luasan yang dipotong, tetapi jika hal ini tidak
dapat dihindari, garis arsir harus dihilangkan di tempat pencantuman angka
ukuran tersebut (lihat gambar 3.24) Garis arsir dapat ditarik berdekatan dengan
batas luasan potongan (garis gambar potongan), asalkan kejelasan tidak
dikorbankan.
Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang
tampak, tidak pemah dibatasi oleh garis tak tampak, seperti pada Gambar 3.25,
69
karena dalam setiap hal permukaan yang dipotong dan garis-garis batasnya akan
selalu tampak. Juga, garis tampak tidak dapat memotong luasan yang berarsir.
Pada pandangan potongan suatu benda, tersendiri atau rakitan, garis-garis
arsir pada luasan yang dipotong harus sejajar, tidak seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.22(f). Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan
pertanda bagian yang berbeda, seperti ketika dua elemen mesin atau lebih
bersebelahan dalam gambar rakitan. Beberapa contoh garis arsir ada pada Gambar
3.25.
70
Kompetensi Dasar : Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan pada materi
ini diharapkan mampu menggambar lambang komponen
elektronika dan listrik untuk keperluan gambar teknik
dan mampu menggunakan aplikasi protel untuk disain
PCB.
Mahasiswa juga mampu merencanakan isntalasi listrik
Sub pokok Bahasan : 1. Penggunaan software aplikasi protel 99 untuk disain
PCB dan simulasi.
2. Perencanaan instalasi listrik rumah, perhitungan beban
sampai dengan penentuan penampang kabel.
Deskripsi Singkat : Pemahaman komponen elektronika dan listrik sangat
membantu meningkatkan pemahaman cara kerja sebuah
rangkaian yang disimulasikan.
Pertanyaaan Kunci : - Bagaimana cara menggambar dan mendisain PCB
dengan Software protel 99?
- Bagaimana tahapan instalasi listrik dirumah?
71
BAB IV
KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN
LISTRIK DALAM GAMBAR TEKNIK
4.1 Komponen Elektronika
72
73
74
Gambar 4.1 Gambar dan simbol komponen elektronika
Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
yang mengalir dalam rangkaian listrik
Resistor
Potensio Meter
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat
diatur
Potensio Meter
Variable Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat
diatur
Variable Resistor
Condensator Bipolar
Berfungsi untuk menyimpan arus listrik
sementara waktu
Condensator Nonpolar
75
Condensator Bipolar Electrolytic Condensator (ELCO)
76
Transistor JFET-N Field Effect Transistor kanal N
Komponen Fungsi
Fuse, Sikring
Pengaman. Akan putus ketika melebihi
kapasitas arus
Fuse, Sikring
Bus
Bus
77
Sebagi isolasi antar dua rangkaian yang
Opto Coupler
berbeda. Dihubungkan oleh cahaya
Op-Amp, Operational
Penguat signal input
Amplifier
78
4.2 Gambar Skematik Rangkaian Elektronika
79
Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir
pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan
tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan
(tegangan DC). Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan
dioda (dioda bridge) ditunjukkan seperti pada Gambar 4.4.
80
Yang harus diperhatikan adalah besarus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih
besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.
Penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini bisa
menggunakan sembarang trafo baik yang CT maupun yang biasa, atau bahkan
bisa juga tanpa menggunakan trafo. Rangkaian dasarnya adalah seperti pada
Gambar 4.5. Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan
dapat dijelaskan melalui gambar dibawah. Pada saat rangkaian jembatan
mendapatkan bagian positip dari siklus sinyal ac : D1 dan D3 hidup (ON), karena
mendapat bias maju D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus I1 mengalir melalui D1, RL, dan D3. Sedangkan apabila jembatan
memperoleh bagian siklus negatip, maka D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat
bias maju D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur sehingga arus I2
mengalir melalui D2, RL, dan D4.
81
Pada penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini PIV masing-
masing dioda adalah: PIV=V_{m}
82
5) Terdapat fitur untuk mensimulasikan rangkaian elektronika sehingga hasil
simulasi dapat diketahui atau dirunning sebelum produk dibuat.
Secara garis besar pembuatan disain PCB meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Membuat dokumen schematic
2. Membuat dokumen PCB (Printer Circuit Board)
3. Mencetak dokumen PCB (Printer Circuit Board)
4.3.1 Pembuatan data base
Setelah software protel terinstall pada komputer langkah selanjutnya
adalah pembuatan data base pada konfigurasi explorer software protel 99. Dalam
satu data base terdapat minimal satu rangkaian atau lebih. Langkah ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam hal sinkronisasi antara
schematic dan document PCB. Sehingga ketika footnet dibuat akan terjadi
kesamaan pada proses create Netlis, loadnet dan Routing all. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Klik dobel pada shortcut atau icon protel 99
2. Setelah terbuka akan tampil layar seperti pada Gambar 4.7.
3. Selanjutnya Untuk memulai aplikasi, anda pilih menu File New (yang ada di
kiri atas) (lalu akan tampil New Design Database) (Gambar 4.8)
4. Browse (Untuk memilih lokasi File atau membuat folder baru khusus
Protel) (Gambar 4.9)
83
Gambar 4.8 Tampilan awal memulai pembuatan data base
5. Rubah File name (misal Power Suplay), SAVE (Saat menyimpan, pastikan
SAVE as type adalah Design Files (*.Ddb), SAVE OK (Pada New Design
Database). Lihat Gambar 4.10)
Gambar 4.10 Tampilan pembuatan data base dan penempatan data base
84
8. Lalu Rename Sheet1.Sch (ini menjadi seperti Power Suplay) Enter. Untuk
mempermudah tahap desain, anda dapat mengulangi perintah diatas kembali,
dengan mengklik menu PCB Document. Lihat simbol pada Gambar 4.12.
9. Dari Gambar 4.12 tampilan pembuatan dokumen PCB dapat dirubah juga
menjadi nama power suplai, sehingga ketika dilihat dalam folder document
maka tampilannnya akan seperti Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Tampilan Dokumen PCB dan Schematic pada Data Base Power Supply
85
pilih Place atau klik 2 kali. Klik Kiri untuk meletakan komponen dan Klik
Kanan untuk “melepas” lalu baru bisa memilih komponen yang lain.
86
menyambungkannya dan klik kanan untuk melepasnya dan klik kanan sekali
lagi untuk menonaktifkannya.
87
komponen tertentu seperti IC). Part Type-nya adalah nilai atau type komponen
tersebut, seperti 100K, 47uF, BD140, dll (Part Type ini tidak mutlak harus
diisi tetapi untuk memudahkan pemasangan komponen disarankan untuk
mengisinya). Footprint (ini adalah bagian yang penting, jangan sampai
salah membuat/mengetik nama Footprint) adalah suatu nama yang diberikan
untuk komponen yang dibuat di Schematic.doc agar nanti pada saat
mengatur letak - letak komponen pada Pcb.doc ukurannya sama persis dengan
komponen yang sebenarnya. Untuk mencari contoh nama – nama Footprint
caranya adalah masuk ke Pcb.doc lalu klik (Gambar 4.9) biasanya terletak
dibawah toolbar Help, setelah itu akan tampil seperti pada Tabel 4.2.
88
Setelah selesai memberi nama Designator, Part Type dan
Footprint-nya, simpan pekerjaan ini dengan meng-KLIK (gambar Disket)
atau Klik File SAVE atau SAVE All. Sekarang klik Design – Creat Netlist
(lihat Gambar 4.20). Setelah meng-Klik Create Netlist akan muncul seperti
Gambar 4.21, klik OK.
Lalu akan tercipta file baru yang bernama Sche Power suplay.net,
file ini tidak perlu disunting, langsung saja buka file Power Suplay.Pcb yang
telah dibuat. Sekarang pindah ke PCB.Doc. Pilih Design Load Nets (lihat
Gambar 4.22).
89
Gambar 4.22 Mengaktifkan Load Nets pad PCB.Doc
Setelah tahap ini maka akan muncul tampilan seperti Gambar 4.23.
90
Pilih Browse, lalu cari File dengan nama Schema Power suplay.net yang
berada di dalam folder Document, klik OK. Ketika pilihan Execute diklik maka
akan diketahui tahap selanjutnya yaitu proses berhasil dan tidaknya footprint yang
diketik pada masing-masing komponen. Beberapa contoh hasil create net list yang
error ada pada Gambar 4.24.
Jika tidak ingin ada Error dalam pembuatan Protel ini, hal – hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Jangan menggunakan Spasi pada pengetikan Designator.
2. Jangan sampai ada dua komponen yang nama Designator-nya sama ( kecuali
untuk IC )
91
3. Pastikan Number dan Designator sudah sama. ( Designator yang dimaksud
disini bukan Designator untuk pemberian nama komponen, melainkan untuk
Pad ).
4. Jangan menggunakan Footprint yang Pad-nya lebih sedikit daripada jumlah
kaki pada komponennya. Contohnya : HEADER 3 ( 3 kaki ) menggunakan
Footprint SIP2 (2 Pad ). Lihat Gambar 4.25.
( HEADER 3 ) ( SIP2 ).
92
9. Untuk membuat garis, gunakan simbol atau Place Line untuk
membuat tanda +.
10. Jika sudah selesai nanti bentuknya akan seperti Gambar 4.26.
11. Namun pada Footprint ini masih ada kekurangan yaitu, diameter Pad masih
kurang besar karena hanya sebesar 1.524 mm, untuk merubah diameternya,
klik 2 kali pada bagian Pad. Lalu akan muncul tampilan seperti Gambar 4.27.
Lalu rubah Pad pada bagian yang diberi tanda + menjadi seperti berikut.
93
Hole Size _ untuk menentukan ukuran lubang untuk mengebor
(sesuaikan dengan bor yang dipakai atau dengan ukuran kaki
komponennya).
12. Setelah selesai mengubah – ubah ukuran kedua Pad tersebut komponen dapat
di -rename (ubah nama sama dengan nama footprint-nya). Setelah itu PCB
dapat disimpan atau diperbarui (Update PCB itu hanya merubah bentuk
Footprint saat itu saja, maksudnya bila File PCB Footprint.Lib ditutup dan
tidak disimpan maka bila saat dibuka kembali File-nya, bentuknya akan
kembali seperti semula).
13. Jika sudah selesai menyunting, nanti bentuknya menjadi seperti Gambar 4.28.
Memang disini tanda + tidak terlihat karena tertutup Pad, tapi bila di preview
pasti akan terlihat.
14. Setelah selesai merubah kedua Pad tersebut menjadi A dan K, seperti Gambar
4.28. Sekarang number pada Miscellaneous Devices.lib dan designator pada PCB
footprint.lib untuk LED sudah selesai dan sama (lihat Gambar 4.29).
Lalu rename Footprint ini, misal : LED. Setelah diganti nama menjadi LED,
simpan. Kembali ke Schematic.doc, ketik LED pada Footprint komponen
LED1.
94
15. Setelah semuanya sudah sama dan selesai diberi Footprint semua dan tidak
ada Error maupun Warning lihat bagian Status, jika sudah ada tulisan All
Macross Validated, pilih Execute. Sekarang temukan komponen yang dibuat
di Schematic Doc. Sebaiknya cek juga untuk komponen potensiometer, NPN
dan PNP, pasti di situ terdapat kesalahan. Untuk Footprint semua jenis
komponen aktif seperti Transistor, FET, JFET, UJT, SCR, dll sebaiknya
diberi tanda dimana E C B-nya pada Transistor, atau A KG pada SCR, juga
untuk yang lainnya.
16. Sebaiknya semua Footprint yang terdapat pada Miscellaneous Devices.lib
maupun PCB footprint.lib sebaiknya diperbaiki semua, dan sebelum membuat
Footprint juga sebaiknya memiliki komponen tersebut seperti relay. Relay
yang bertipe SPDT terdiri dari 5 kaki (2 untuk POWER, 1 untuk COMMON,
1 untuk NO, dan 1 untuk NC) dan dalam pembuatan Footprint ini semua
komponen harus di lihat dari ATAS, karena PCB.doc sebenarnya adalah
tampak atasnya proyek yang kita buat.
4.3.5 Pengaturan Komponen Pada PCB Documen
1. Bila setelah di-Execute ditemukan komponennya terkumpul menjadi satu dan
berwarna hijau terang, blok semuanya, lalu klik lalu klik atau
ketik E _ E _ A. Setelah itu atur letak komponen – komponen ini (sebaiknya
peletakan komponen dilakukan berdasarkan schematic, agar jalurnya tidak
terlalu panjang dan tidak ada yang bertabrakan).
2. Setelah selesai pengaturan komponennya, kemudian layer dirubah menjadi
Keep Out Layer (ungu) terletak dibagian bawah, lalu klik simbol buat
bentuk sembarang yang mengelilingi komponen – komponen ini namun jangan
terlalu kecil.
3. Sekarang pilih Design _ Rules atau ketik D _ R, ada 4 “aturan” yang harus
dirubah (Gambar 4.30).
Keterangan Gambar 4.30:
Clearence Constraint = untuk membuat jarak antara Pad dan jalur,
biasanya min 0.35 mm. Atau tergantung pemakaian. Klik bagian
Properties....
95
Routing Layer = untuk membuat single layer atau double layer.karena yang
kita buat adalah single layer jadi yang harus dirubah adalah : Toplayer _
Not Used dan Bottomlayer _ any atau 45up ( biasanya....... ) Klik bagian
Properties....
Widht Constraint = untuk mengatur lebar jalur, kalau bisa min. 0.5mm
0.5 mm juga tapi coba saja dengan 0.8 mm, nanti bila banyak jalur yang
“tabrakan” tinggal dikurangi. Max widht harus lebih besar dari Preferred
Widht .Klik bagian Properties...
Sekarang pindah kategori yang tadinya Routing menjadi High Speed ( lihat
gambar sebelumnya), pilih Parallel Segment Constraint = untuk mengatur
jarak antar jalur, biasanya 0.35mm. Klik bagian Add....
4. Pilih CLOSE, ketik A _ A _ R atau Autoroute _ All _ Route All . Bila saat
routing jalurnya memakan waktu lama ketik A _ T ( Autoroute _Stop ).
5. Jika sudah ada tampilan Design Explorer Information, pilih OK. Setelah itu
jika tidak ada jalur yang berwarna hijau terang, berarti selesai. Namun jika ada,
ketik T _U _ A ( tool unroute all ) , atur kembali komponen yang
bersangkutan, lalu ketik A _ A_ R atau klik Autoroute _ All _ Route All .
96
6. Untuk membuat nama dan NPM, gunakan simbol (String) dengan layer Bottom
Layer (biru), dengan spesifikasi : Height = min. 2 mm dan Widht = min.0.4
mm. jangan lupa checklist Mirror.
7. Hapus garis KeepOutLayer (ungu) yang berantakan tadi ketik E _ D, lalu klik
kiri untuk hapus garis itu dan klik kanan untuk nonaktifkan. Buat kembali garis
yang lebih rapi (biasanya bentuknya kotak) dan simpan.
4.3.6 Cetak Jalur dan Letak Komponen
1. Klik gambar Printer, sekarang kita berada di Print/Preview. Klik Browse
PCBprint (di sebelah kiri, dekat Explorer). Klik kanan Pada Multilayer
Composite Print _ Properties (Gambar 4.32).
2. Centang mirror, show holes, black and white lalu OK. (Gambar 4.32)
_ Move Up untuk menggeser layer ke atas.
97
_ Move Down untuk menggeser layer ke bawah.
_ Add untuk menambahkan layer.
_Remove untuk menghapus layer.
_Edit untuk merubah layer.
3. Sehingga nanti akan menjadi seperti Gambar 4.33.
98
5. Pilih File>Setup Printer ganti printer yang sudah di-install, kemudian Print.
Atau bisa juga langsung Print All. Gambar 4.35 digunakan untuk memasang
komponen pada PCB.
99
Saklar Push-Button (NO) Terhubung ketika ditekan
Relay SPST
Koneksi (Open dan Close) digerakan oleh
elektromagnetik.
Relay SPDT
Simbol Ground
100
Penghasil tegangan listrik bolah-balik
Generator seperti pembangkit listrik di PLN
(Perusahaan Listrik Negara)
Sumber arus yang dapat Sumber arus yang berasal dari rangkaian
diatur listrik lain
Simbol Lampu
Lampu
Lampu
101
Motor Motor Listrik
Fuse, Sikring
Pengaman. Akan putus ketika melebihi
kapasitas arus
Fuse, Sikring
Bus
Bus
102
listrik ini dipasang setelah sebuah rumah telah terpasang KWH dan MCB oleh
pihak PLN. Tahap-tahap pemasangan instalasi listrik adalah sebagai berikut:
1. Membuat gambar perencanaan untuk jalur listrik, untuk rumah baru yang
dibangunn dari awal, rencanakanlah posisi sakelar, stopkontak dan fitting
lampu sebelum rumah dibangun karena tahapan awal pemasangan listrik
dilakukan setelah pemasangan bata dan sebelum pemasangan plesteran tembok,
saat itulah dipasang pipa-pipa untuk kabel listrik pada dinding yang belum
diplester.
2. Pemasangan pipa untuk kabel listrik, pasanglah pipa kabel di dinding yang
belum diplester berikut tedusnya, tedus ini adalah tempat untuk meletakkan
sakelar atau stop kontak agar menempel kuat di dinding tembok. Untuk dinding
yang belum diplester maka untuk pemasangan pipa ini plesterannya harus
dilepas dulu dengan cara dilubangi menggunakan pahat, ukurlah ketinggian
tedus yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Pemasangan kabel jalur utama, pemasangan jalur utama ini di pasang mulai
dari tempat keluarnya kabel dari MCB sampai ujung stopkontak yang terakhir,
jalur ini dipasang pada kayu plapon melewati pipa listrik yang keluar dari
tembok.
4. Penyambungan kabel lampu, sakelar dan stopkontak. Sambunglah semua
kabel dengan benar dan aman, ukurlah panjang kabel seoptimal mungkin,
jangan sampai setelah dipasang ternyata tidak mampu menjangkau sekrup
terminal pada fitting lampu, sakelar atau stopkontak, gunakanlah kabel yang
sesuai dengan peruntukannya.
5. Pemasangan sakelar, dan stopkontak, pemasangan ini dilakukan setelah pipa
listrik sudah ditutup oles plesteran dan tembok sudah rapi dicat, tutuplah setiap
sambungan yang terbuka menggunakan isolasi khusus untuk kabel listrik,
pasanglah setiap ujung kabel yang terpasang pada setiap sekrup terminal
dengan kuat untuk menghindari peerubahan letak yang mengakibatkan
konsleting dan tidak terkoneksinya arus listrik.
6. Pemasangan fitting lampu beserta lampunya, pasanglah fitting lampu dengan
kuat menempel di plapon karena fitting ini akan menahan beban sebuah lampu,
103
pakailah fitting yang sesuai dengan jenis lampu yang akan dipasang karena
setiap lampu mempunyai panas yang berbeda-beda, fitting lampu yang terbuat
dari bahan plastik yang tipis mudah sekali meleleh oleh panas lampu.
7. Proses uji coba, cobalah nyalakan MCB diikuti menyalakan seluruh lampu dan
memasukkan steker alat elektronik ke setiap stopkontak, pemasangan dianggap
berhasil bila semua lampu dapat dinyalakan dan dimatikan oleh sakelar secara
normal dan semua stopkontak dapat menyalakan/dipakai alat elektronik.
4.5.1 Instalasi Listrik Secara Umum
Instalasi listrik terbagi menjadi dua macam yaitu instalasi listrik
penerangan dan instalasi listrik tenaga. Instalasi listrik penerangan merupakan
instalasi listrik yang bebannya berupa lampu-lampu penerangan yang banyak
dipasang pada rumah tinggal, gedung perkantoran dan gedung-gedung lainnya.
Sedangkan instalasi listrik tenaga merupakan instalasi listrik yang bebannya
berupa motor-motor listrik sebagai penggerak mesin-mesin yang banyak dipasang
pada bengkel, pabrik dan industri lainnya. Instalasi Listrik Penerangan pada
dasarnya terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu :
(1) Instalasi Listrik Penerangan Sistem Kawat Rentang
(2) Instalasi Listrik Penerangan Sistem Kabel Berselubung (NYM)
(3) Instalasi Listrik Penerangan Sistem Dalam Pipa PVC atau Galvanis.
Instalasi Listrik Penerangan yang akan dibahas dalam modul berisi tentang
persyaratan umum instalasi listrik Tahun 2000 (PUIL-2000), pengawatan instalasi
listrik rumah tinggal dan gedung bertingkat, komponen-komponen dan bahan-
bahan listrik yang diperlukan dalam pemasangan instalasi listrik penerangan
rumah tinggal dan gedung bertingkat. Adapun yang diharapakan setelah membaca
dan mempraktekkan modul ini adalah:
1. Memahami peraturan dan persyaratan yang direkomendasikan oleh PUIL untuk
pemasangan instalasi listrik penerangan rumah dan gedung.
2. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan di dalam instalasi listrik penerangan
rumah dan gedung.
3. Memahami fungsi-fungsi berbagai macam hubungan-hubungan listrik pada
instalasi listrik penerangan rumah dan gedung.
104
4. Dapat melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan rumah dan gedung
secara aman dan benar.
5. Dapat memeriksa atau memperbaiki instalasi listrik penarangan rumah dan
gedung secara aman dan benar.
4.5.2 Sejarah Singkat PUIL
Peraturan instalasi listrik (PIL) digunakan pertama kali sebagai pedoman
beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik, yaitu AVE (Algemene
Voorschriften Voor Electrische Sterkstroom Instalaties). AVE diterbitkan oleh
dewan normalisasi pemerintah Hindia Belanda, sebagai Norma N 2004. AVE N
2004 diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964
sebagai norma indonesia N16 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 1964). PUIL pertama kali diterbitkan tahun 1964 dan
disempurnakan pada penerbitan kedua pada tahun 1977 (PUIL 1977) dan
penerbitan ketiga pada tahun 1987 (PUIL 1987). Istilah “Peraturan” pada PUIL
1964, 1977, dan 1987, berubah menjadi “Persyaratan” pada PUIL 2000, dengan
maksud selain isinya mengandung kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya,
juga mengandung rekomendasi atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan instalasi
listrik.
4.5.3 Substansi Isi PUIL 2000
1. Bagian 1 dan bagian 2 (Pendahuluan dan Persyaratan Dasar);
2. Bagian 3 tentang: Protection for Safety, berisi: berbagai sistem proteksi yang
bertujuan untuk menjamin/terjaminnya keselamatan umum;
3. Bagian 4 tentang: Assessment of general characteristics, berisi: perancangan
instalasi listrik, mulai dari konstruksi sampai dengan sistem proteksinya;
4. Bagian 5 tentang: Selection and erection of electrical equipment, berisi:
perlengkapan/peralatan listrik,mulai dari berbagai jenis perlengkapan yang
dipakai sampai dengan perawatannya;
5. Bagian 6 pengembangan bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur-unsur
perlengkapan hubung bagi dan kendali serta komponennya;
105
6. Bagian 7 hampir sama dengan PUIL 1987 bab 7, berisi: Penghantar dan
Pemasangannya;
7. Bagian 8 tentang: Requirements for special installations or locations, berisi:
ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus;
8. Bagian 9 tentang: Verification, berisi: Pengusahaan instalasi listrik
Perancangan, Pembangunan, Pemasangan, Pelayanan, Pemeliharaan,
Pemeriksaan, Pengujian instalasi listrik serta proteksinya.
Sesuai dengan maksud dan tujuan PUIL, instalasi penerangan harus
direncanakan, dipasang, dan diperiksa, agar:
a. Instalasi Listrik dapat dioperasikan dengan baik;
b. Terjamin keselamatan manusia;
c. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya;
d. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik;
e. Tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien
dan nyaman.
4.5.4 Ketentuan Umum
a. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui;
b. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian sehingga
tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah penjalaran kebakaran;
c. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang pada instalasi harus;
Memenuhi ketentuan standar yaitu harus tercantum dengan jelas tanda
kesesuaian standar dan tanda pengenalnya: nama dan logo pembuat,
tegangan, daya dan/arus pengenal. Data teknis lain yang disahkan SNI
Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan
berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi
kemampuannya.
d. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi untuk keselamatan proteksi dari kejut
listrik yaitu proteksi dari efek termal, arus lebih dan tegangan.
e. Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa,
diuji dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan. Jika memenuhi ketentuan
PUIL 2000 akan diberi sertifikat.
106
f. Perencana, pemasang, dan pemeriksa instalasi listrik harus memiliki izin dan
harus menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan bidang dan
tanggung jawabnya di bidang ketenagalistrikan.
1000
1000
160 492 300
400 240 145 155
100
250
R. Fitnes
R. Kerja
480
Dapur
470
Gudang
335
Lorong 4
190
Lorong 3
Lorong 5
Kamar Kamar
300
340
300
Mandi Mandi 2
Kamar 2 Kamar 3
490
150
Lorong 1
330
2000
2000
Lorong 2
2000
2000
R. Keluarga
660
Kamar 4
490
490
Kamar 1
R. Tamu
490
500
Garasi
500
500
Teras
330
(a) (b)
Gambar 4.36 (a) Lantai 1 Tampak Atas dan (b) Lantai 2 Tampak Atas
107
Catatan : Disain rumah diatas akan dijadikan contoh perhitungan kebutuhan
lampu dan perhitungan luas penampang kabel
108
Tabel 4.5 memberikan gambaran umum kuat pencahayaan berbagai
macam produk lampu yang beredar di pasaran. Adapun formula untuk mencari
kebutuhan cahaya suatu ruangan dinyatakan pada (4.1). Untuk tabel Coefficients
Of Utilization ada pada Tabel 4.6 dan 4.7.
(4.1)
Dimana:
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)
L = Panjang ruangan (meter)
W = Lebar ruangan (meter)
109
Tabel 4.6 Coefficients Of Utilization (untuk pencahayaan langsung)
Pattern Room Type High Reflectance Low Reflectance
Room Finishes Room Finishes
Incandescent Smaller (Low 0,70-0,80 0,60-0,70
Downlight Ceiling)
Larger (Low 0,85-0,90 0,80-0,85
Ceiling)
Larger (High 0,90-0,95 0,85-0,90
Ceiling)
Fluorecent Smaller (Low 0,35-0,45 0,30-0,40
(Prismatic Lens) Ceiling)
Larger (Low 0,50-0,60 0,45-0,50
Ceiling)
Larger (High 0,60-0,70 0,55-0,60
Ceiling)
Fluorescent Smaller (Low 0,30-0,45 0,25-0,35
(Parabolic Louver) Ceiling)
Larger (Low 0,55-0,65 0,45-0,55
Ceiling)
Larger (High 0,65-0,75 0,55-0,65
Ceiling)
110
Teras
Keterangan : E = 60
L = 3,3 M
W = 4,8 M
Ø = 1420
LLF = 0,9
CU = 0,65
n = 1
× , × ,
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× , ,
×
* Jumlah W/M2 = =
× , ,
111
Garasi
Keterangan :E = 60
L = 5M
W = 5M
Ø = 1900
LLF = 0,85
CU = 0,65
n = 1
× ×
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
×
= 0,84 W/M2(Tidak melebihi 10W/M2)
Kamar 1 dan 2
Keterangan :E = 120
L = 4,9 M
W = 4,0 M
Ø = 1100
LLF = 0,95
CU = 0,65
n = 1
× , ×
*N = =
∅ × , × , ×
112
Gudang
Keterangan :E = 150
L = 3,3 M
W = 4,0 M
Ø = 1100
LLF = 0,85
CU = 0,65
n = 1
× , ×
*N= =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× ,
×
* Jumlah W/M2 = =
×
113
Dapur
Keterangan : E = 250
L = 4,7 M
W = 3,2 M
Ø = 1900
LLF = 0,9
CU = 0,65
n = 1
× , × ,
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× ,
× , × ,
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× , ,
114
Lorong 2
Keterangan : E = 120
L = 3,3 M
W = 4,0 M
Ø = 1900
LLF = 0,95
CU = 0,65
n = 1
× , ×
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× ,
Lorong 3
Keterangan : E = 120
L = 8,1 M
W = 2,6 M
Ø = 1900
LLF = 0,95
CU = 0,65
n = 1
× , × ,
*N = =
∅ × , × , ×
×
* Jumlah W/M2 = =
× , ,
115
Catatan : Dengan cara yang sama seperti diatas dapat dicari kebutuhan
penerangan lantai 2, sehingga didapatkan kebutuhan pencahayaan lantai 1 dan
lantai 2.
3. Perhitungan kebutuhan AC
Sebelum memasang sebuah pendingin ruangan atau AC perlu diketahui
terlebih dahulu dimensi ruangan yang akan dipasang sebuah AC. Dari dimensi
ruangan tadi jumlah BTU (dalam hal ini jumlah energi untuk mendinginkan
ruangan) yang dibutuhkan oleh ruangan dapat dihitung, setelah itu dapat
ditentukan kapasitas AC yang cocok untuk ruangan tersebut berdasarkan data
kapasitas AC yang telah ditentukan (Tabel 4.8). Rumus menghitung kebutuhan
AC ada di persamaan (4.2).
× × (4.2)
Kebutuhan AC = × 500
= BTU
Keterangan:
P = Panjang Ruangan (Meter)
L = Lebar Ruangan (Meter)
T = Tinggi Ruangan (Meter)
3 = Koefisien standar panas setiap volume 1m3
500 = Asumsi standar panas/1m3, yaitu 500 BTU/Jam
116
Perhitungan
Lantai 1
Kamar 1 dan 2
Keterangan: P = 4,9 M
L = 4,0 M
T = 4,0 M
× × , × , × ,
* Kebutuhan AC = × 500 = × 500
= 13067 BTU
* Maka AC yang dibutuhkan adalah:
- 1 AC 1 PK = 9000 BTU = 900 Watt
- 1 AC ½ PK = 5000 BTU = 600 Watt
Total = 14000 BTU = 1500 Watt
Catatan: 14000 BTU mendekati angka 13067 BTU
Lantai 2
Kamar 3 dan 4
Keterangan: P = 4,9 M
L = 3,9 M
T = 4,0 M
× × , × , × ,
* Kebutuhan AC = × 500 = × 500
= 12740 BTU
* Maka AC yang dibutuhkan adalah:
- 1 AC 1 PK = 9000 BTU = 900 Watt
- 1 AC ½ PK = 5000 BTU = 600 Watt
Total = 14000 BTU = 1500 Watt
Catatan: 14000 BTU mendekati angka 13067BTU
Ruang Kerja
Keterangan: P = 4,8 M
L = 3,0 M
T = 4,0 M
117
× × , × , × ,
* Kebutuhan AC = × 500 = × 500
= 9600 BTU
* Maka AC yang dibutuhkan adalah:
- 1 AC 1 PK = 9000 BTU = 900 Watt
Total = 9000 BTU = 900 Watt
Catatan: 9000 BTU mendekati angka 9600 BTU
Ruang Fitnes
Keterangan: P = 2,5 M
L = 4,9 M
T = 4,0 M
× × , × , × ,
* Kebutuhan AC = × 500 = × 500
= 8167 BTU
* Maka AC yang dibutuhkan adalah:
- 1 AC 1 PK = 9000 BTU = 900 Watt
Total = 9000 BTU = 900 Watt
Catatan: 9000 BTU mendekati angka 8167 BTU
118
Tabel 4.9 Data beban rumah dua lantai
119
kabel penghantar yang beredar dipasaran. Tabel 4.10 memperlihatkan data teknik
kabel penghantar salah satu produsen yang ada di Indonesia.
Tabel 4.10 Data Teknik kabel penghantar 1 fasa Cu/PVC/PVC 300/500 V (NYM)
(PT. Kabelindo)
maka
% 2% 220
∆ = = = 4,4
100% 100%
* Nilai arus didapatkan dengan persamaan (4.4)
= (4.4)
cos ∅
0.893
= = 5,1 (I perhitungan)
220 0.8
120
Nilai yang didapatkan diatas belum termasuk nilai spare atau cadangan
sehingga untuk nilai arus cadangan perluasan kabel tembaganya dinyatakan dalam
persamaan (4.5).
= ℎ 1,25 (4.5)
4,4
= = 9,21 Ω
6,37 0.075
Table 4.11 NYM 2 x (1.5 - 35) mm² 300/500 V (PT. Kabelindo dan PT. KMI)
121
Tabel 4.12 Data teknik kabel 3 fasa Cu/PVC/PVC 0.6/1 kV (NYY) (PT. Kabelindo)
Lantai 1
Beban = 5543 Watt
P = 5543 (5.543 kW)
Cos φ = 0.8 (Asumsi)
Susut tegangan yang diinginkan =2%
Panjang kabel yang dinginkan = 50 meter (0,05 km)
Nilai susut tegangan yang didapatkan (Persamaan 4.3) :
%
ΔV% =
% %
ΔV = = = 7,6
% %
I Perhitungan = (4.8)
√
= = 10.54
√ ,
Nilai yang didapatkan diatas belum termasuk nilai spare atau cadangan
sehingga untuk nilai arus cadangan perluasan kabel tembaganya dicari dengan
persamaan (4.5).
122
= 10,54 1,25 = 13,17
Untuk mendapatkan nilai resistansi DC maka digunakan persamaan (4.9).
ΔV (4.9)
=
√3
,
= = 6,67 Ω
, , √
Dengan mempertimbangkan nilai susut tegangan sebesar 2% maka nilai
resistansi 4,76 . Pada Tabel 4.12 didapatkan kabel Cu/PVC/PVC 0.6/1 kV
(NYY) pada nilai resistansi 4,61 . Selanjutnya dievaluasi berapa besar susut
tegangan dengan persamaan (4.10) dan (4.3).
Δ = √3( cos + sin )
= 13,17 0,05 √3 4,61 Ω = 5,25 Volt
5,25 100%
Δ %= = 1,38% ( ℎ ℎ 2%)
380
Sehingga gambar pengawatan tunggal untuk disain rumah diatas adalah seperti
Gambar 4.37 untuk pengawatan tunggal lantai 1 dan Gambar 4.38 untuk
pengawatan tunggal lantai 1.
123
1000
400 240 145 155
100
EF
KA TV 22
TL 21
TL 14 TL 14
TL 21
RC
TL 21
470
335
TL 21
KK
TL 14ST MC
AC
1/2
TV
ES 23 ES 23
32
TL 21
300
ES 18 ES 18
ST ST
ST PC
490
ES 23
ES 18 ES 18
AC
1
TL 21
330
2000
2000
2000
ES 23
AC
1/2
ES 18 ES 18
490
PC ST
ST TV 49
ESKA ST ES
23 23
ES 18 ES 18 ES 23
490
AC
TV
32
1
ES 23 ES 23
ST ST
RST
N
500
TL 21
330
ES 23
500 480
1000
124
1000
400 240 145 155
100
TL 14 TL 14 TL 21
TL 21
TL 21
470
335
TL 21
TL 14
ES 18 ES 18 ES 23 ES 23
TL 21
300
490
ES 23
ES 18 ES 18
TL 21
ES 23
330
2000
2000
ES 18 ES 18
ES 23 ES 23
490
ES 23
ES 18 ES 18
490
ES 23 ES 23
RSTN
500
TL 21
330
ES 23
500 480
1000
Adapun komponen yang dipakai pada disain rumah instalasi diatas ada pada Tabel
4.13.
125
AC 1/2 TV 22 TV 49
RC KA KK
Tabel 4.13 Daftar Komponen yang Digunakan dalam Pengawatan
No. Simbol TL 21 ES 23 EF
Keterangan
ST
ES 18 MC PC
1/2 TV 22 1
TV 49
Sakelar tunggal/kutub tunggal
ES23
ES18KK
AC 1
AC 1/2
TV 32
TV 22
C KA 2 Stop kontak kecil (tanpa kutub
AC 1/2 TV 22 ground) TV 49
ES 23 EF ST
RC KA KK RC KA
AC 1/2 3 TVES 23TV 49 TV 22 Sakelar
18 MC ES22 PC
AC
23TL1/2
21 ESTL
2314 EF TVSeri/Kutub
49 STganda
ES 18 KK
C1
RC
TVES32
ES
ES
4 23 ES
23
KA 18
ES 23 RC
ES KA MC TL 21 ES 23 EF
KK energi
PC
18 - ES 18 = Philip Essential
Lampu hemat
TL 21
ESEF 18
18
TL 21 ESAC
ST
23 1/2
EF
- ES 23 TV ST
18 Watt
AC 1 TV 32 22EssentialTV
= Philip
49
23 Watt
ESMC23 PC
MC
ES 18
AC 1/2 TV 22 ES 18
AC 1 5
TV 49 MC Lampu
ES
TV 3218 RC
PC
ES
KA 18
tabung (TL) KK
AC491/2TL
- TL 14 = 14 Watt
TV 22 1 TV
TL2AC 1 22TV 32
21 ESTV
23 49
TV ST
14 KK
TL - TL 21 = 21 Watt
RC KA EF
ACKK1/2 TL1TV4 22 TV 49
KA
21 ES 23 RC
6
ES 23
EF KA ES 18
ST AC
KKKipas
MC 1
angin PC TV 3
3 EF RC ES 18KA AC 1 KKST
ST
TV 32
ES TL
TL 217 MC 2321PCEF
ESMC18 PC
TL 21ESES
TL 21
ST
PC Komputer
23 23 EF
TL 14
RSTN
ES 18 TL 14 MC PC
ACAC
TV1/21 TV
32 ESTV 2232 TV
8 18
49
ES 18 TL 21MC PC
TV LED 49 inch
AC 1 TL 21 TVAC321/2 TV 22 TV 49
RC ACKA
9
1 TL 14 TVKK32 TV LED 32 inch
TL 21
TL 14 RC KK
RSTN
ST KA
RSTN
21 ES 23 10EF
AC 1/2 TL 14 TV
TL2221 ESTV 23 4922 inch ST
TV LED
EF
ES 18 MC PC
RC KAES 18 KK MC PC
ST TNN
AC 1 126 TV 32
TL 21 ES TL2321 EFAC 1 ST TV 32
SN
TL 21
TL 14 MC PC
R
AC 1/2 TV 22 TV 49
RC KA KK
ACT 1/2L 21
TV 22 TV 49
TL EE21
S 11
T
ES
23
L 1 4
23 ACEF1/2 ST
TV 22 TV 49
Exhaust Fan
S 18
RC KA1/2 KK
ACMC TV 22 TV 49
PC
ES 18 RC KA KK
12
TL 21 ES 23 EF ST
Rice Cooker
RC KA KK
AC 1 TLTV 21 32
ES 23 MesinEF ST
RSTN
ES 18 MC PC
16 AC 1/2 TVAC22
½ PK TV 49
RSTN
AC 1 TV 32 KK
17 R ES
ST RCN KA
ES 23
Sumber Arus 3 Fasa R,S,T dan
23 Netral
TLES2118 ES ES
23 18EF ST
ES1823
ES MC PC
ES 18
AC 1 TV ES
32 23
ES 18
TL 21
TL 14
TL 21
RSTN
TL 14
TL 21
127
Kompetensi Dasar : Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan pada materi
ini diharapkan menggunakan aplikasi software autoCad
2014 untuk berbagai keperluan gambar rangkaian
pengendali motor.
Sub pokok Bahasan : 1. Pengendalian motor
2. AutoCad 2014
3. Drawing dalam AutoCAD 2014
4. Penskalaan Gambar
Deskripsi Singkat : AuotoCad merupakan salah satu software aplikasi untuk
gambar teknik dengan berbagai fitur yang menunjang
dalam menggambar 2 dimensi ataupun 3 dimensi.
Pertanyaaan Kunci : Butuh berapa lama untuk bisa menguasai AutoCad 2014?
128
BAB V
INSTALASI MOTOR LISTRIK
129
Posisi mematikan atau OFF
Tombol tekan Normally Close S2 ditekan, maka loop tertutup dari
rangkaian akan terbuka, hilangnya aliran listrik pada koil kontaktor Q1 akan de-
energized. Akibatnya koil kontaktor OFF maka kontak-kontak daya memutuskan
aliran listrik ke motor.
Prinsip Kerja
Pada saat push button ON ditekan, maka koil kontaktor akan bekerja.
Motor dapat bekerja terus sebab kontak K1 anak kontak 13-14 menutup (self-
holding). Motor dapat dihentikan dengan menekan push button OFF. Pada saat
terjadi beban lebih (over load), maka akan memutus anak kontak
MCB
95
OL
96 97
OL
STOP 98
START1
BUZZER
K1
START2
K1
130
Prinsip Kerja
Pada saat tombol Start 1 dan 2 ditekan, maka koil kontaktor akan bekerja
danmotor running. Motor dapat bekerja terus, sebab kontak K1 pada anakkontak
13-14 menutup (self-holding). Apabila push button stop 1 ditekan,maka akan
memutus aliran listrik ke K1, sehingga motor berhenti bekerja. Motor tidak akan
bekerja jika hanya salah satu dari tombol start yang ditekan, harus kedua tombol
ditekan bersamaan agar motor dapat bekerja.
131
Dalam proses diperlukan kerja dua atau beberapa motor induksi bekerja
secara berurutan sesuai kebutuhan (Gambar 5.3). Motor akan bekerja dengan
ketentuan motor 1 hidup kemudian baru motor kedua atau sesudahnya dapat
dihidupkan. Pengendalian motor secara berurutan dapat dilakukan dengan manual
ataupun dengan menggunakan timer (automatic).
Prinsip Kerja
Pada saat push button Start 1 ditekan, maka koil kontaktor K1 bekerja
danmotor 1 running yang disebabkan karena kontak K1 /13-14 memutus (self-
holding). Setelah motor 1 running, maka barulah motor 2 dapat running dengan
menekan push button start 2 yang mendapat arus dari K1/13-14.Motor 2 dapat
running terus sebab K2/13-14 memutus (self-holding). Bilapush button stop 1
ditekan pada saat kedua motor running, maka keduanyalangsung berhenti karena
memutuskan aliran listrik ke koil K1 dan K2/13-14 menjadi terbuka kembali.
Pada saat terjadi beban lebih (over load) pada motor 1, maka kontak
overload 1/95-96 akan putus mematikan seluruh sistem dan akan menutupover
load 1/97-98 dan menyalakan lampu indikator 1. Motor 1 dan 2 akanberhenti
sebab aliran arus terputus. Tetapi pada saat motor 2 over load,maka hanya motor 2
saja yang berhenti (over load/95-96 membuka) danover load 97-98 juga menutup
dan menyalakan lampu indikator untukmematikan seluruh sistem dengan
menekan push button stop 1.
Selain tiga penegendalian motor diatas masih banyak lagi pengendalian-
pengendalian motor 3 fasa yang harus dikuasai. Sebagai tugas pengembangan
dalam pemahaman pengendalian motor, berikut beberapa pengendalian yang dapat
digunakan sebagai latihan untuk menggambar rangkaiannya:
1. Pengendalian motor secara berurutan dengan timer
2. Pengendalian motor secara bergantian
3. Pengendalian motor membalik putaran
4. Pengendalian motor start delta
132
kerugian dari segi waktu dan tempat. Ada beberapa software yang mendukung
pekerjaan gambar teknik. Tentu dengan menggunakan software diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi waktu dan tempat. Software AutoCad merupakan salah satu
software yang dapat digunakan menggambar teknik. Beberapa keuntungan
menggunakan software dalam menggambar teknik adalah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Persiapan menggambar yang singkat
Jika menggambar dengan menggunakan meja gambar, waktu akan terpakai
untuk mengambil kertas gambar dan menempelkan ke meja gambar, serta
meluruskan sesuai arah ruler atau bidang meja gambar, kemudian menjaga atau
mengikatnya agar tidak berubah posisinya terhadap bidang meja gambar.
Sedangkan jika menggambar dengan AutoCAD tinggal menjalankan program
AutoCAD yang terpasang pada sistem komputer kita.
2. Presisi atau Akurasi tinggi
Dapatkah mata manusia membedakan 0.1mm dan 0.05mm, dengan penggaris
skala di meja gambar? Dengan AutoCAD, alih-alih 0.05mm, 0.005mm pun
masih terdeteksi. Bahkan unit pada AutoCAD dapat mengukur hingga 13
angka dibelakang koma. Menggambar dengan AutoCAD jauh lebih presisi jika
dibandingkan dengan menggambar di meja gambar.
3. Hasil gambar design mudah di dokumentasikan
Jika menggambar dengan meja gambar, hasil gambarnya langsung berupa
kertas gambar. Ini butuh ruang penyimpanan, kontrol record, untuk tempat
penyimpanan gambar. Namun jika menggambar dengan menggunakan
AutoCAD, selain bisa langsung dicetak atau istilahnya “plotting”, gambar
design tersebut dapat disimpan pada folder di komputer sesuai nama
pelanggan, nama proyek, nama item, nama proses, sehingga dokumen gambar
yang berupa file ini bisa dengan mudah diatur penyimpanannya serta mudah
dalam mengontrolnya.
4. Waktu penggambaran relatif cepat
Dibanding dengan menggambar menggunakan meja gambar, menggambar
dengan AutoCAD tentu saja jauh lebih cepat. Contoh: menggambar sebuah
133
lingkaran di meja gambar, dengan menggunakan pensil, perlu 10 detik. Tapi
AutoCAD mampu menggambar seratus lingkaran dengan waktu yang sama.
5. Mudah disunting.
Jika salah dalam menggambar sebuah entity atau sebuah fitur, atau bagian dari
gambar, tentunya perlu untuk menghapus dan menggambar kembali bagian
yang salah tersebut. Ini akan terjadi jika menggambar dengan meja gambar
manual. Tetapi bila dengan AutoCAD, semua objek gambar bisa dengan
mudah disunting, seperti Move, Copy, Erase, Break, Trim, Extend, Offset,
Mirror, Array, Rotate, dan perintah modify lainnya.
6. Ruang gambar yang luas
Tentu tak dapat dibandingkan area kerja gambar antara meja gambar manual
dengan ruang gambar pada AutoCAD. Pada AutoCAD, area gambar yag
tersedia bisa tak terbatas, sedangkan dengan jika menggunakan meja gambar,
area gambar akan terbatas terhadap luas meja serta luas kertas. Area gambar
yang sangat luas pada AutoCAD ini juga didukung oleh area gambar untuk
proses pencetakkan atau plotting.
7. Rapi dan bersih
Karena obyek gambar pada AutoCAD adalah obyek virtual yang bisa di hapus
atau disunting tanpa meninggalkan bekas penghapus seperti halnya jika
menggambar dengan meja gambar, maka hasil gambar akan selalu bersih dan
rapi.
8. Penskalaan gambar yang luwes
Jika menggambar di meja gambar, skala gambar kita tentukan terlebih dulu. Ini
bersifat statis. Sedangkan dalam AutoCAD cukup menggambar dengan skala 1
: 1, baru pada mode layout dapat dibuat skala gambar yang berbeda antara
viewport tanpa harus menggambar lagi untuk setiap pandangan.
9. Didukung oleh system pertukaran data
Hasil sebuah gambar pada AutoCAD dapat di-export untuk dimanipulasi di
software lain. Misalnya software-software image editor.
10. Efek visual
134
Pada CAD-Model, terutama Solid Model, dapat ditambahkan “Material” dan
Efek cahaya pada saat Rendering untuk mendapatkan efek visual yang
menarik. Selanjutnya dapat digunakan untuk presentasi.
135
setting default.
136
ditampilkan dengan cara sebagai berikut (Gambar 5.6):
1) Klik menu View > Toolbar
2) Pada layer Costumize pilih toolbar yang akan ditampilkan dengan memberi
tanda cek pada kotak kosong di sebelah kiri. Jika sudah, klik tombol close.
(a) (b)
Gambar 5.7 Dua Jenis Koordinat
a. Memulai Gambar
Jalankan aplikasi AutoCAD 2014
137
1) Klik tombol Start > All Programs > AutoCAD 2014 , kemudian klik
AutoCAD 2014 .
2) Ketika muncul AutoCAD 2014 New Feature Workshop pilih Maybe later
kemudian tekan OK .
3) Sekarang anda berada di layer utama AutoCAD 2014.
b. Draw Toolbar
Disini akan diuraikan secara singkat perintah-perintah yang ada dalam Draw
Toolbar.
1) Line
Icon Group Command Keterangan Draw Toolbar LINE; L Untuk
membuat garis. Diatas telah dijelaskan bahwa ada dua koordinat dalam
AutoCAD 2014. Sehingga ada dua macam cara juga dalam membuat gambar
dalam AutoCAD. Yang pertama adalah dengan menggunakan koordinat
kartesian.
Contoh:
Command: LINE
Specify first point: 0,0 t.1
Specify next point or [Undo]: 100,250 t.2
Specify next point or [Undo]: (enter)
Atau bisa juga menggunakan koordinat absolute.
Contoh:
Command: LINE
Specify first point: 0,0 t.1
Specify next point or [Undo]: @100,250 t.2
Specify next point or [Undo]: (enter)
Sedangkan cara membuat garis dengan menggunakan koordinat polar adalah
sebagai berikut.
Contoh:
Command: LINE
Specify first point: (klik sembarang tempat t.1)
Specify next point or [Undo]: @25<60
138
Specify next point or [Undo]: (enter)
Selain cara-cara di atas, masih ada satu cara lagi. Yaitu dengan menggambar
secara bebas. Namun hal ini tidak menghasilkan gambar dengan ukuran yang
akurat.
Contoh:
(klik icon line)
Command: _line Specify first point: (klik t.1)
Specify next point or [Undo]: (klik t.2)
Specify next point or [Undo]: (klik t.3)
Specify next point or [Close/Undo]: (klik t.4)
Specify next point or [Close/Undo]: (klik t.5)
Specify next point or [Close/Undo]: (enter)
Construction line digunakan untuk membuat garis dengan panjang yang tak
terbatas. Digunakan sebagai garis konstruksi pada gambar.
2) Membuat garis konstruksi horisontal
Command: XLINE
Specify a point or [Hor/Ver/Ang/Bisect/Offset]: Hor
Specify through point: (klik sembarang titik t.1)
Specify through point: (enter)
3) Membuat garis konstruksi vertical
Command: XLINE
Specify a point or [Hor/Ver/Ang/Bisect/Offset]: Ver
Specify through point: (klik t.1)
Specify through point: (enter)
4) Membuat garis konstruksi dengan sudut tertentu
Command: XLINE
Specify a point or [Hor/Ver/Ang/Bisect/Offset]: Ang
Enter angle of xline (0) or [Reference]: (sudut yang diinginkan exp. 30 )
Specify through point: (klik t.1)
Specify through point: (enter)
5) Membuat garis konstruksi sejajar dengan garis lain
139
Command: XLINE
Specify a point or [Hor/Ver/Ang/Bisect/Offset]: Offset
Specify offset distance or [Through] <10.0000>: 10 (jarak antar garis)
Select a line object: (klik t.1)
Specify side to offset: (klik t.2)
Select a line object: (enter)
6) Metode Start-Center-Angle .
Membuat busur dengan cara menentukan titik awal (yang melalui busur),
titik pusat busur, dan sudut busur.
Command: ARC
Specify start point of arc or [Center]: (klik t.1)
Specify second point of arc or [Center/End]: C
Specify center point of arc: (klik t.2)
Specify end point of arc or [Angle/chord Length]: A
7) Metode Start-Center-Length .
Membuat busur dengan cara menentukan titik awal, titik pusat, dan panjang
tali busur.
Command: ARC
Specify start point of arc or [Center]: (klik t.1)
Specify second point of arc or [Center/End]: C
Specify center point of arc: (klik t.2)
Specify end point of arc or [Angle/chord Length]: L
Specify length of chord: ( masukkan panjang tali busur) tali busur
8) Metode Start-End-Angle .
Membuat busur dengan cara menentukan titik awal, titik akhir, dan sudur
busur.
Command: ARC
Specify start point of arc or [Center]: (klik t.1)
Specify second point of arc or [Center/End]: E
Specify end point of arc: (klik t.2)
Specify center point of arc or [Angle/Direction/Radius]: A
140
Specify included angle: (masukkan besar sudut exp. 60° )
9) Metode Start-End-Direction .
Membuat busur dengan cara menentukan titik awal, titik akhir dan arah
tangensial dari titik awal busur.
Command: ARC
Specify start point of arc or [Center]: (klik t.1)
Specify second point of arc or [Center/End]: E
Specify end point of arc: (klik t.2)
Specify center point of arc or [Angle/Direction/Radius]: D
Specify tangent direction for the start point of arc: (masukkan nilai arah
tangensial exp. 60)
10) Metode Start-End-Radius .
Membuat busur cara menentukan titik awal, titik akhir dan radius busur.
Command: ARC
Specify start point of arc or [Center]: (klik t.1)
Specify second point of arc or [Center/End]: E
5.5.2 Menggambar 3D
Sebelum memulai menggambar object 3D, sebaiknya kemampuan untuk
menggambar object 2D diperdalam dahulu. Selain itu koordinat kartesian 3D
(sumbu x, y, dan z) juga harus dipahami secara seksama. Inti menggambar 3D
adalah kemampuan untuk berkhayal di dalam pikiran yang kemudian dituangkan
dalam sebuah lembar kerja.
Dalam menggambar object 3D user dituntut untuk mampu menggunakan
perintah vpoint atau view, yaitu perintah untuk melihat object dari beberapa sudut.
Tanpa perintah ini user akan kesulitan untuk menggambar. Selain itu object 3D
yang telah jadi akan hanya tampak 2D jika tidak dilihat dari beberapa sudut.
a. Surface Modelling
Object 3D yang terjadi merupakan object 3D yang memiliki ketebalan tertentu.
Mengganti ketebalan object 2D
Buat object 2D
Kemudian ikuti perintah berikut
141
Command: vpoint
Current view direction: VIEWDIR=0.0000,0.0000,1.0000
Specify a view point or [Rotate] <display compass and tripod>: R
Enter angle in XY plane from X axis <270>: 30
Enter angle from XY plane <90>: 30
Regenerating model.
Command: CHANGE
Select objects: (seleksi object)
Select objects: (enter)
Specify change point or [Properties]: P
Enter property to change [Color /Elev /Layer /LType /ltScale
/LWeight/Thickness]: T
Specify new thickness <0.0000>: 150
Enter property to change [Color /Elev /Layer /LType /ltScale
/LWeight/Thickness]: (enter)
Command: Specify opposite corner:
Command: SHADEMODE
Current mode: 3D wireframe
Enter option [2D wireframe /3Dwireframe /Hidden /Flat /Gouraud
/fLat+edges/gOuraud+edges] <3D wireframe>: H
b. 3D Mesh
Icon Group Command Keterangan
Surfaces Toolbar 3DMESH Untuk membuat object polymesh dengan
menentukan per titik. Contoh:
Command: 3DMESH
Enter size of mesh in M direction: 3
Enter size of mesh in N direction: 3
Specify location for vertex (0, 0): 1,1,0
Specify location for vertex (0, 1): 2,1,0
Specify location for vertex (0, 2): 3,1,0
Specify location for vertex (1, 0): 1,2,1
142
Specify location for vertex (1, 1): 2,2,1
Specify location for vertex (1, 2): 3,2,1
Specify location for vertex (2, 0): 1,3,0
Specify location for vertex (2, 1): 2,3,0
Specify location for vertex (2, 2): 3,3,0
Kemudian rubah sudut pandangnya
c. Revolved Surface
Icon Group Command Keterangan Surfaces Toolbar REVSURF Untuk
membuat object polymesh dengan memutar object 2D.
Contoh:
Command: SURFTAB1
Enter new value for SURFTAB1 <6>: 100
Command: SURFTAB2
Enter new value for SURFTAB2 <6>: 100
Command: REVSURF
Current wire frame density: SURFTAB1=100 SURFTAB2=100
Select object to revolve: (seleksi object yang diputar)
Select object that defines the axis of revolution: (seleksi sumbu putar)
Specify start angle <0>: (klik t.1) Specify second point: (klik t.2)
Specify included angle (+=ccw, -=cw) <360>: (enter)
d. Tabulated Surface
Icon Group Command Keterangan Surfaces Toolbar TABSURF. Untuk
membuat object polymesh dengan path.
e. Etup Drawing
Icon Group Command Keterangan Solids Toolbar SOLDRAW. Untuk
membuat profil dari potongan dalam viewport yang dibuat oleh perintah
solview.
Command SOLDRAW harus dilakukan di dalam tampilan Layout .
Contoh:
Command: SOLDRAW
Select viewports to draw (seleksi viewport yang dibuat oleh perintah
143
solview). Hasil yang terjadi adalah gambar profil 2D yang terdiri dari 4 layer
yang berinisial VIS, HID, dan DIM.
f. Setup View
Icon Group Command Keterangan Solids Toolbar SOLVIEW. Untuk membuat
viewport yang berisi tampilan tegak lurus dengan potongan dari object 3D yang
telah ditentukan.
Command SOLVIEW harus dilakukan di dalam tampilan Layout.
Solview akan membuat 3 layer yang kemudian akan dipakai oleh perintah
Soldraw. Berikut layer-layer tersebut:
Nama view – VIS berisi garis-garis terlihat
Nama view – HID berisi garis-garis tersembunyi
Nama view – DIM berisi dimensi
Contoh:
Command: SOLVIEW
Enter an option [Ucs/Ortho/Auxiliary/Section]: O (pilih salah satu disini
dimisalkan dipilih Ortho)
Specify side of viewport to project: (klik sisi acuan)
Specify view center: (klik tempat untuk viewport baru)
Specify view center <specify viewport>: (enter)
Specify first corner of viewport: (klik titik awal viewport -> missal pojok kiri
atas)
Specify opposite corner of viewport: (klik titik akhir viewport -> misal pojok
kanan bawah)
Enter view name: (masukkan nama viewport baru yang terbentuk)
g. Setup Profile
Icon Group Command Keterangan Solids Toolbar SOLPROF. Untuk membuat
profil dari solid 3D tanpa merubah kondisi solid 3D aslinya.
Untuk perintah SOLPROF harus dilakukan di dalam layout dengan tab model
aktif (tab model terdapat pada status bar).
Contoh:
Command: SOLPROF
144
Select objects: 1 found
Select objects:
Display hidden profile lines on separate layer? [Yes/No] <Y>:
Project profile lines onto a plane? [Yes/No] <Y>:
Delete tangential edges? [Yes/No] <Y>:
145
Icon Group Command Keterangan Zoom Toolbar Zoom. Memperbesar atau
memperkecil tampilan dari object.
Perintah ZOOM ini juga bisa dipergunakan untuk mengatur skala untuk
keperluan cetak. Untuk hal ini, setiap langah dilakukan dalam tampilan Layout.
Contoh:
(Tekan tombol )
Command: '_zoom
Specify corner of window, enter a scale factor (nX or nXP), or
[All/Center/Dynamic/Extents/Previous/Scale/Window/Object] <real time>: _s
Enter a scale factor (nX or nXP): (masukkan skala kemudian pilihan X atau
XP -> missal 5XP)
b. Perbedaan X dengan XP:
Untuk X, zoom dilakukan secara relative gambar yang tampil saat itu.
Sedangkan XP , merupakan zoom absolute atau zoom dengan acuan ukuran
yang sebenarnya. Misalnya jika 0.5 XP brarti setengah dari ukuran object yang
sebenarnya.
146
DAFTAR PUSTAKA
Baer, Charles J & Ottaway John R. (1980), Electrical and Electronics Drawing
Fourth Edition. Mc Graw-Hill Company.
Harten, P. Van & E. Setiawan (1991). Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Binacipta.
http://nenkudo.blogspot.com/2013/04/simbol-dan-fungsi-komponen-
elektronika.html#ixzz3gTlVB9w5
http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-
dan-simbolnya/
147