Disusun oleh:
Dr. MURAD M. S., M.T.
Dosen Jurusan Teknik Pertambangan FT UNP
Halaman
iii
T injauan Mata Kuliah
Buku ini memuat berbagai pokok bahasan yang penting untuk anda
pelajari dan pahami serta melaksanakannya. Dalam bab pertama dikemukakan
mengenai pengenalan gambar teknik mulai dari pengertian gambar teknik yang
merupakan suatu ungkapan dari suatu gagasan atau pemikiran mengenai suatu
sistem, proses, cara kerja, gejala, konstruksi, spesifikasi, diagram, bagan,
rangkaian dan petunjuk yang bertujuan untuk memberikan instruksi dan informasi
yang dinyatakan dalam bentuk gambar atau lukisan teknis maupun lukisan seni.
1
Peralatan menggambar berkaitan dengan penggunaan dan perawatan, dalam
membuat gambar teknik anda memerlukan berbagai jenis peralatan dan
perlengkapan guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Diantaranya,
ialah meja gambar sebagai perlengkapan utama. Alat-alat lain yang diperlukan
ialah siku-siku, penggaris panjang, penggaris fleksibel, jangka, pensil, pena
teknik, pensil mekanis, perlengkapan koreksi, sablon, kertas gambar, mesin
gambar, letraset, dan komputer gambar. Elemen-elemen gambar berupa jenis-jenis
garis, standar huruf dan angka untuk melengkapi dan memperjelas informasi
gambar. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penggunaan skala, ukuran
dan simbol-simbol gambar teknik sipil dan bangunan yang merupakan
kelengkapan gambar teknik. Dengan menguasai bab ini anda dapat memahami
konsep dasar gambar teknik dan mengaflikasikannya dalam membuat gambar-
gambar konstruksi bangunan serta mempermudah dalam membaca gambar.
Untuk membahas konsep dasar gambar teknik lebih lanjut disusun Bab II
yang berisikan konstruksi geometri diantaranya bagaimana membuat sudut-sudut
istimewa, membagi garis, melukis garis singgung, segi banyak beraturan, ellips,
parabola, dan hiperbola. Penerapan dilapangan pada bangunan, bentuk-bentuk
geometris biasanya dapat ditemukan pada kolom, jendela, pintu, atap, dan bak air.
Dalam bab dua ini juga diuraikan bagaimana cara dan langkah kerja membuat
konstruksi geometri yang umumnya digunakan untuk memindahkan tekanan
(gaya) yang diterima di bagian geometris tersebut ke bagian konstruksi yang
berfungsi sebagai pemikul tekanan/gaya yang diterima disamping mempunyai
fungsi estetika untuk memperindah bentuk. Dengan menguasai bab ini diharapkan
anda dapat memahami dan membuat gambar konstruksi geometri dan
menerapkannya pada gambar konstruksi bangunan.
Dalam bab tiga dibahas secara khusus mengenai gambar proyeksi, yaitu
gambaran dari perpotongan garis-garis proyeksi yang ditarik antara titik
pandangan (mata), benda, dan bidang proyeksi. Kemampuan anda memahami
gambar proyeksi sangat diperlukan sekali karena sistem penggambaran proyeksi
banyak ditemukan dalam gambar-gambar bangunan. Gambar teknik dapat berupa
gambar dua dimensi dan tiga dimensi. Gambar dua dimensi lebih dikenal dengan
2
gambar proyeksi biasa atau proyeksi majemuk, yang penggambarannya dapat
menggunakan dua pendekatan, proyeksi Amerika dan proyeksi Eropa. Gambar
tiga dimensi dikelompokkan pula atas beberapa jenis yang secara detail akan
dibahas dalam bab ini. Dalam menggambar proyeksi, anda diharapkan dapat
menggambarkan pandangan ketiga dari suatu benda.. Tiga pandangan utama
dalam gambar teknik adalah tampak atas, tampak depan dan tampak samping
kiri/kanan. Dengan menguasai bab ini diharapkan anda dapat memahami dan
membuat gambar proyeksi bidang dua dimensi dan proyeksi ruang tiga dimensi
dan menerapkannya pada gambar konstruksi bangunan.
Dalam bab empat berisi materi tentang gambar sketsa yang merupakan
penggambaran suatu objek dengan tangan tanpa dibantu alat-alat gambar khusus.
Dalam gambar teknik sketsa berguna untuk keperluan-keperluan segera, misalnya
saat menemui kesulitan pelaksanaan di lapangan. Pada bab empat ini juga dibahas
mengenai gambar perspektif. Banyak aspek yang perlu diketahui mengenai unsur-
unsur pokok yang terdapat pada gambar perspektif, baik perspektif satu titik
lenyap maupun perspektif dua titik lenyap. Lebih jauh mengenai langkah-langkah
pembuatan gambar perspektif satu titik lenyap dan perspektif dua titik lenyap akan
dibahas secara rinci dalam bab ini. Dengan menguasai bab ini diharapkan anda
dapat memahami prinsif gambar perspektif dan mampu menggambarkannya
dengan bantuan gambar bentuk denah ruangan atau objek suatu benda dan data-
data komponen perspektif.
Bab kelima yang merupakan bab terakhir dalam buku ajar ini berisikan
materi konstruksi sambungan dan hubungan kayu, batu, dan pipa. Bab ini
mengemukakan berbagai teknik sambungan dan hubungan kayu, batu dan pipa
dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi serta mengaflikasikannya pada gambar
konstruksi bangunan.
Buku ajar ini harus anda pelajari secara runtut sesuai dengan pokok
bahasan, mulai dari bab satu sampai dengan bab terakhir. Setelah anda pelajari
3
dan pahami bab satu baru anda lanjutkan pada bab selanjutnya. Setiap
pembahasan dilengkapi dengan contoh-contoh gambar agar memudahkan anda
untuk memahami setiap materi yang dibahas dan menuntun anda dalam
menyelesaikan tugas-tugas menggambar teknik.
Disamping berfungsi sebagai referensi bagi anda, keseluruhan materi yang
dibahas pada setiap bab memberikan tuntunan dan panduan bagi saudara dalam
membuat tugas menggambar teknik.
Dengan kata lain, setelah mempelajari buku ini, anda diharapkan dapat:
1. Mengenal peralatan menggambar, baik peralatan utama maupun peralatan
pembantu;
2. Menggunakan dengan baik peralatan menggambar;
3. Menerapkan normalisasi dan proyeksi pada gambar bangunan;
4. Membuat dan membaca gambar-gambar teknik sipil dan bangunan.
4
Gambar Teknik Bab 1
BAB I
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
MENGGAMBAR TEKNIK
A. Pendahuluan
B. Materi Pembahasan
Pada awal pertemuan ini perlu anda ketahui apakah yang dimaksud
dengan gambar teknik. Gambar teknik adalah suatu ungkapan dari suatu
gagasan atau pemikiran mengenai suatu sistem, proses, cara kerja, gejala,
konstruksi, spesifikasi, diagram, bagan, rangkain dan petunjuk yang bertujuan
untuk memberikan instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk
gambar atau lukisan teknis maupun lukisan seni. Bentuk lukisan seni dalam
hal ini mengenai aspek keindahan bentuk, sedangkan bentuk lukisan teknis
5
Gambar Teknik Bab 1
menyangkut segi ukuran, segi posisi, segi permukaan benda dan fungsi garis-
garis benda serta segi kepraktisan objek yang dilukiskan.
Didalam dunia industri, gambar teknik merupakan salah satu
penunjang bagi kegiatan produksi. Hal ini disebabkan, pada proses produksi
gambar teknik dibutuhkan sebagai alat komunikasi antara perencana dan
pelaksana dalam bentuk “bahasa gambar” yang diungkapkan secara praktis,
jelas, mudah dipahami oleh kedua belah pihak (komunikatif) dan mudah
dilaksanakan. Untuk hal itu, perencana harus memberikan gambar yang
lengkap sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, yang juga dipelajari
oleh pelaksana, sehingga pelaksana dapat memberikan suatu kesimpulan
mengenai bentuk dan ukuran dari alat atau benda kerja yang akan dibuat.
Untuk bisa membaca suatu gambar teknik, kita harus paham mengenai
perihal dasar-dasar menggambar teknik, sehingga kita dapat belajar cara
membaca gambar. Hal tersebut tidaklah begitu sukar, apabila kita telah
mengetahui dan memahami benar-benar segala petunjuk-petunjuk dan
normalisasi yang telah berlaku. Sehingga dari segala hal-hal yang telah kita
pelajari dari ketentuan, petunjuk dan normalisasi pada dasar-dasar
menggambar teknik tersebut, anda dapat diharapkan melaksanakan dan
merencanakan dari suatu gambar teknik yang dapat dibaca oleh orang lain.
Para perencana memerlukan berbagai jenis peralatan dan perlengkapan
guna menyelesaikan tugas mereka. Di antaranya, ialah meja gambar atau
papan gambar yang bisa diatur. Sebagai alat penerangan terutama pada malam
hari, dianjurkan agar dipakai lampu yang dapat diatur. Alat-alat gambar lain
yang diperlukan ialah siku-siku, penggaris panjang, penggaris fleksibel,
jangka, pensil, pena teknik, pensil mekanis, perlengkapan koreksi, sablon,
kertas gambar, mesin gambar, letraset, komputer gambar dan disain yang
sudah umum dipakai untuk merencanakan pekerjaan-pekerjaan arsitektur.
6
Gambar Teknik Bab 1
maksimum sulit dicapai. Dengan meja gambar khusus yang dapat diatur
sudut kemiringannya dan tinggi rendahnya, juru gambar dapat lebih leluasa
bergerak. Selain itu posisi menggambar bisa disesuaikan dengan skala
tubuhnya dalam keadaan berdiri atau duduk.
Adapun spesifikasi meja gambar :
Bahan : papan, kayu lapis, kayu partisi yang lunak dan kering, kaca
Datar dan tidak melengkung, tepi meja lurus dan siku
Ukuran bermacam-macam sesuai ukuran kertas
Dapat dilengkapi dengan mesin gambar/ lampu
Untuk ukuran meja gambar dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini,
D0 1500 x 1000 x 25 A0
D1 1000 x 700 x 25 A1
D2 700 x 500 x 15 A2
D3 500 x 350 x 15 A3
2. Siku-Siku
3. Penggaris Panjang
7
Gambar Teknik Bab 1
5. Jangka
6. Pensil
8
Gambar Teknik Bab 1
Gambar I-1.
9
Gambar Teknik Bab 1
Penggaris panjang
Gambar I-2.
10
Gambar Teknik Bab 1
Gambar I-3.
Gambar I-4.
11
Gambar Teknik Bab 1
8. Pensil Mekanis
12
Gambar Teknik Bab 1
menulis, menggambar dengan rapi dan bersih di atas kertas tulis atau
kertas gambar biasa, minen bisa dipakai untuk menggambar dan menulis
pada kertas transparan, kertas sintetik dan kertas film. Mengingat variasi
fungsinya, maka minen terdapat dalam beberapa kekerasan yaitu 5 H film,
4 H, 3 H, 2 H, H, H film, HB, HB film, B, 2 B dan F. Pensil ini bisa
dipakai
langsung untuk menggambar, menulis maupun untuk membuat
sketsa sebelum dibuat gambar dengan tinta. Penggunaan pensil mekanis
menghasilkan gambar yang tepat, jelas, rapi serta bersih.
9. Perlengkapan Koreksi
10. Sablon
13
Gambar Teknik Bab 1
cepat membuat huruf maupun bentuk tertent. Bisa dikatakan setiap cabang
teknik mempunyai sablonnya sendiri-sendiri. Sablon arsitektur, sablon
instalasi pipa, sablon pneumatik dan sebagainya. Sablon lingkaran, persgi
dan elps mempunyai lubang-lubang dengan ukuran diameter atau sisi
tertentu sehingga harus disesuaikan dalam pemakaian dengan
keperluannya. Sablon huruf mempunyai beberapa variasi ukuran sesuai
dengan rapido yang digunakan. Ada yang berhuruf tegak ada yang miring.
Gambar I-5.
Keterangan:
Baris kiri dari atas ke bawah: pena bilah besar dengan tangkainya,
jangka pembagi, jangka garpu ganda, tempat minen, tangkai pemanjang,
jangka yang bisa disesuaikan secara cepat.
Baris kanan dari atas ke bawah: obeng penyetel, pena bilah sedang
dengan tangkainya, pena bilah kecil, ujung penitik, jangka pengatur,
jangka pompa, ujung pena bilang sedang, ujung sisipan minen,
jangka universal dengan pengatur.
14
Gambar Teknik Bab 1
Gambar I-6.
15
Gambar Teknik Bab 1
a. Kertas Gambar
Ciri-cirinya :
- lebih tebal dari kertas HVS
- sifat kaku dan padat
- mempunyai daya serap tinggi
- warna putih bersih
- mempunyai permukaan yang berbeda diantara kedua
sisinya yaitu halus dan kasar
Contoh : kertas manila, kertas padalarang, dan lain-lain.
b. Kertas Kalkir
Ciri-cirinya :
- agak transparan
- mempunyai daya serap rendah
- warna mendekati putih
- sering dipakai untuk menggambar teknik
c. Kertas Roti
Ciri-cirinya :
- sgsk transparan
- warna agak buram
- mempunyai daya serap rendah
- lebih tipis dari kertas HVS
16
Gambar Teknik Bab 1
y = x √2 y
x √2
x
Gambar I-7. Normalisasi Proporsi Kertas Gambar
x 2 2 1 m 2 x . x 2 1 m
17
Gambar Teknik Bab 1
a g
d
f h e
Golongan U k u r a n (mm)
Ukuran a B C d e f g h
A0 1189 841 10 10 10 20 1169 811
A1 841 594 10 10 10 20 821 564
A2 594 420 10 10 10 20 574 390
A3 420 297 10 10 10 20 400 267
A4 297 210 5 5 5 20 287 185
A5 210 148 5 5 5 20 200 123
A6 148 105 5 5 5 20 138 80
18
Gambar Teknik Bab 1
b h
d
f g e
Golongan U k u r a n (mm)
Ukuran a B C D e f g h
A0 1189 841 10 10 10 20 1159 821
A1 841 594 10 10 10 20 811 574
A2 594 420 10 10 10 20 564 400
A3 420 297 10 10 10 20 390 277
105
19
Gambar Teknik Bab 1
.
297
210 192
297
210
20
Gambar Teknik Bab 1
20 B
40 A
1 60 10
80 10
(1)
3 2 4
a. Garis Ukuran
Garis ini ditarik dari garis tepi benda. Garis ini halus dan garis tepi
benda ditebalkan (lihat gambar 16)
(10)
(10)
21
Gambar Teknik Bab 1
c. Penunjuk Ukuran
Penunjuk ukuran biasanya digunakan dengan arah panah. Bentuk
panah harus tajam dengan perbandingan sisi alas dan tinggi 1 : 3.
d. Ukuran
Ukuran yang dibuat berupa angka yang diletakkan kira-kira 1 mm di
atas garis penunjuk ukuran. Besar ukuran disesuaikan dengan bentuk
gambar yang dibuat. Angka ukuran bisa dibuat miring atau tegak
disesuaikan dengan kebutuhan.
22
Gambar Teknik Bab 1
23
Gambar Teknik Bab 1
Contoh Huruf/Angka :
Tegak
t abcdefghijklmnop
5/7 t
t 1234567890
t ABCDEFGHIJKLM
t I II V X VIII
24
Gambar Teknik Bab 1
Miring
ABCDEFGHIJKLMNO
PQRSTUVWXYZ
1234567890
abcdefghijklmnopqrs
tuvwxyz
14
ABbDdGgJjLlMm
10 14
2,8
±15º
B± 75º
25
Gambar Teknik Bab 1
26
Gambar Teknik Bab 1
- 10 : 1 - - -
- 5:1 - - -
- 2:1 - - -
1:1 1:1 1:1 - -
1:5 1:5 1:5 1:5 -
1 : 10 1 : 10 1 : 10 1 : 10 -
1 : 20 1 : 20 1 : 20 1 : 20 -
1 : 50 1 : 50 1 : 50 1 : 50 -
1 : 100 1 : 100 1 : 100 1 : 100 -
1 : 200 - 1 : 200 1 : 200 -
1 : 500 - - 1 : 500 1 : 500
1 : 1.000 - - 1 : 1.000 1 : 1.000
1 : 2.500 1 : 2.500
1 : 5.000
1 : 10.000
1 : 25.000
1 : 50.000
27
Gambar Teknik Bab 1
*)
Peta Skala Besar, 1 : 10.000 s/d 1 : 100
Skala Menengah, 1 : 50.000 s/d 1 : 10.000
Skala Kecil, 1 : 2.500.000 s/d 1 : 50.000
Peta Topografi :
Reconnaissance : skala 1 : 50.000 s/d 1 : 100.000
Master Plan : skala 1 : 25.000 s/d 1 : 5.000
Unit Design : skala 1 : 5.000 s/d 1 : 500
Bangunan Gedung :
Gambar denah, 1 : 100 ; 1 : 200
Gambar potongan melintang, 1 : 100
Gambar potongan membujur, 1 : 100
Gambar tampak/ pandangan muka, 1 : 100
Gambar pandangan sisi/ samping, 1 : 100
Gambar sanitasi, 1 ; 100
Gambar instalasi listrik, 1 : 100
Gambar detail/ penjelasan, 1 : 10 ; 1 : 5
Pondasi
Tangga
Pintu/ jendela
Bagian-bagian kuda-kuda
Sanitasi
28
Gambar Teknik Bab 1
Bangunan Jembatan :
Gambar situasi, 1 : 1.000
Gambar denah, 1 : 200 ; 1 : 100
Gambar potongan melintang, 1 : 200 ; 1 : 100
Gambar potongan membujur, 1 : 200 ; 1 : 100
Gambar detail/ penjelasan, 1 : 50 ; 1 ; 20
Bagian bawah : pondasi, pilar “Abutment”
Bagian atas : kerangka jembatan
Bangunan Jalan :
Gambar situasi, 1 : 5.000 ; 1 : 1.000
Gambar denah, 1 : 200 ; 1 : 100
Dari bagian-bagian jalan yang penting (tikungan/ belokan; tanjakan/
penurunan)
Gambar potongan melintang dan membujur, 1 : 20 ; 1 : 10
Dari bagian-bagian jalan yang penting antara lain: susunan lapisan
jalan
Gambar detail/ penjelasan, 1 : 20
Susunan lapisan perkerasan jalan
Selokan tepi jalan/ drainase
29
Gambar Teknik Bab 1
30
Gambar Teknik Bab 1
a. Simbol-simbol Saniter
Pada perencanaan instalasi saniter pada suatu gedung digunakan
simbol-simbol seperti berikut :
Warna coklat atau garis 1,2 mm Pipa air kotor yang vertikal
Tebal
Warna coklat atau garis 0,8 mm Pipa air kotor yang berhubungan dengan
Tebal alat-alat saniter yang horizontal
Warna orange atau garis putus Pipa pembuatan udara kotor
pendek-pendek 0,3 tebal
Warna biru atau garis putus Pipa air dingin bertekanan tinggi
panjang-panjang 0,3 tebal
Warna hijau atau 0,3 tebal Pipa air dingin dengan tekanan yang
direduksikan
Warna merah muda atau garis Pipa air panas
putus titik pendek 0,3 tebal
Warna merah tua atau garis putus Pipa air panas sirkulasi
Titik panjang 0,3 mm tebal
Wrna kuning atau garis putus dua Pipa gas
Titik 0,3 tebal
31
Gambar Teknik Bab 1
b. Simbol-simbol Penerangan
Simbol-simbol bahan instalasi penerangan yang biasa digunakan
pada rumah-rumah umumdiantaranya;
32
Gambar Teknik Bab 1
33
Gambar Teknik Bab 1
34
Gambar Teknik Bab 1
C. Latihan
Latihan 1 : Membuat Ukuran Kertas Gambar A4
Petunjuk :
1. Potong kertas gambar A4 dengan ukuran 210 x 297 mm ?
2. Gunakan pensil gambar HB untuk garis gambar dan 2B untuk garis tepi ?
3. Buat garis tepi kiri selebar 20 mm dengan ketebalan garis 0,5-0,6 mm ?
4. Buat garis tepi kanan, atas, dan bawah dengan selebar 5 mm dengan
ketebalan garis 0,5 – 0,6 mm ?
5. Perhatikan tarikan garis dan ketajaman pensil gambar ?
6. Buat blok nama pada sisi bawah kertas gambar (posisi kertas gambar
membujur) ?
Gambar Kerja :
Atas
297
Kiri Kanan
210
Bawah
35
Gambar Teknik Bab 1
15 45 65 45 10
Kolom Nama
Gambar Kerja :
Tinggi 7 mm
ABCDEFGHIJKLMNOPQRST
Tinggi 5 mm
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Tinggi 7 mm
1234567890
36
Gambar Teknik Bab 1
Tinggi 7 mm
1234567890
37
Gambar Teknik Bab 1
Gambar Kerja :
38
Gambar Teknik Bab 1
Gambar Kerja :
39
Gambar Teknik Bab 1
Gambar Kerja :
40
Gambar Teknik Bab 1
D. Rangkuman
41
Gambar Teknik Bab 2
BAB II
KONSTRUKSI GEOMETRIS
A. Pendahuluan
Pada bab dua dibahas secara khusus tentang Geometris Gambar, yaitu
bentuk-bentuk istimewa pada suatu benda (objek) tiga dimensi yang
mempunyai volume, berat dan menempati ruang. Setelah membaca bab ini
diharapkan anda dapat memahami konsep konstruksi geometris dan
menerapkannya pada gambar konstruksi bangunan gedung dan sipil. Dalam
bab ini dikemukan pula bagaimana cara membuat sudut-sudut istimewa,
membagi garis, melukis garis singgung, segi banyak beraturan, ellips,
parabola dan hiperbola. Dengan menguasai bab ini anda akan dapat membuat
dan menerapkan konstruksi geometris pada perencanaan konstruksi bangunan
dan mengaflikasikannya di lapangan.
Sudut-sudut istimewa
Membagi garis
Melukis garis singgung
Segi banyak beraturan
Ellips, parabola dan hiperbola
42
Gambar Teknik Bab 2
B. Materi Pembahasan
Pada awal pertemuan ini perlu anda ketahui apakah yang dimaksud
dengan Konstruksi Geometris. Konstruksi Geometris berasal dari teori ilmu
ukur (geometri) adalah bentuk-bentuk istimewa pada suatu benda (objek) tiga
dimensi yang mempunyai volume, berat, dan menempati ruang. Pada
konstruksi bangunan, bentuk-bentuk geometris biasanya dapat ditemukan pada
kolom, jendela, pintu, dan bak air. Bentuk-bentuk geometris ini umumnya
digunakan untuk memindahkan tekanan (gaya) yang diterima di bagian
geometris tersebut ke bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pemikul
tekanan/gaya yang diterima tersebut. Selain itu bentuk geometris juga
mempunyai fungsi estetika yaitu untuk memperindah bentuk. Dalam berbagai
hal, bentuk geometris juga digunakan untuk menghemat bahan bangunan.
Benda (objek) terdiri dari beberapa bidang permukaan (polyhedron).
Apabila sebuah benda semua sisinya sama menandakan polyhedronnya teratur
dan bendanya berbentuk kubus. Beberapa bentuk benda diantaranya :
1. Prisma
Mempunyai permukaan penutup (muka atas dan muka bawah)
sama dan sejajar, dan permukaan sampingnya berupa empat persegi
panjang. Prisma dapat dibedakan berdasarkan bentuk dasarnya, yaitu:
prisma bujur sangkar, prisma hexagonal, dan seterusnya.
2. Piramid
Mempunyai bidang dasar dan segitiga miring sebagai sisi-sisi
permukaan.
3. Silinder
Bentuk silinder diperoleh dengan cara memutar sebuah empat
persegi panjang.
43
Gambar Teknik Bab 2
4. Kerucut
Bentuk kerucut diperoleh dengan cara memutar segitiga siku-siku.
Selanjutnya bagaimana cara dan beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam
menggambar Konstruksi Geometri, diantaranya :
Gambar II-1
44
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-2
3. Memindahkan Sudut
Langkah Kerja :
b. Buat busur lingkaran dengan A sebagai pusat, dengan jari-jarisembaran
(R) yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m.
c. Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 ( R = R1 ), yang
memotong kaki sudut A1C1 di m1.
d. Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = mn.
e. Buat pula busur lingkatan dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1; busur
ini memotong busur yang pertama (jari-jari R1) dititik n1.
f. Tarik garis A1n1 yang merupakan kaki sudut A1B1, maka sudut B1A1C1
= sudut BAC.
45
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-3
46
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-4
Gambar II-5
47
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-6
48
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-7
Gambar II-8
49
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-8
50
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-9
51
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-10
52
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-11
Gambar II-12
53
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-13
54
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-14
Cara 2,
a. Bagilah garis tengah AB dalam 9 bagian yang sama panjang.
b. Buatlah busur lingkaran dengan jari-jari = R = AB dan titik A dan B
sebagai pusat, maka terdapat titik potong C.
c. Tariklah garis C-2, yang memotong keliling lingkaran di D, maka BD
ialah sisi segi sembilan beraturan.
Gambar II-14
55
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-15
14. Menarik Garis Singgung Luar Dua Buah Lingkaran Yang Ditentukan
Langkah Kerja :
a. Tentukanlah titik O ditengah garis M1M2, dan buatlah lingkaran
dengan jari-jari = OM1 dan O sebagai pusat.
b. Buatlah lingkaran dengan M1 sebagai pusat dengan jari-jari = (R1 – R2)
yang memotong lingkaran O di titik C dan D.
c. Tariklah garis M1E lewat C dan M1F lewat D.
d. Pindahkan sejajar garis CM2 dan DM2 berturut-turut ke E dan F. Garis
EG dan FH adalah garis-garis singgung yang diminta.
Gambar II-16
56
Gambar Teknik Bab 2
15. Menarik Garis Singgung Dalam dari Dua Buah Lingkaran yang Tidak
Sama
Langkah Kerja :
a. Tentukan titik O ditengah garis M1M2, dan buatlah lingkaran dengan
jari-jari = OM1 dan O sebagai pusat.
b. Buatlah lingkaran dengan M1 sebagai pusat dengan jari-jari = (R1 +
R2) yang memotong lingkaran O di titik C dan D.
c. Tariklah garis CM1 dan DM1 yang menghasilkan titik E dan F di
keliling lingkaran besar.
d. Pindahkan sejajar garis CM2 dan DM2 berturut-turut ke E dan F, maka
terdapat titik G dan H pada keliling lingkaran kecil. Garis EG dan FH
ialah garis singgung yang diminta.
Gambar II-17
57
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-18
Cara 2,
a. Buatlah lingkaran dengan M1 sebagai pusat dengan jari-jari = ¼ AB ,
yang menyinggung lingkaran dengan AB sebagai garis tengah.
b. Perpanjanglah CD dari C dengan CM2 = ½ AB dan dari D dengan
DM3 = ½ AB.
c. Buatlah dua busur lingkaran dengan M2 dan M3 sebagai pusat dengan
ajri-jari = M3C = M2D yang menyinggung lingkaran-lingkaran
berpusat di M1 dan M, maka terlukis bulat telur yang dikehendaki.
58
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-19
59
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-20
18. Membuat Bulat Panjang (Oval), Jika Sumbu Panjang dan Sumbu Pendek
Diketahui
Langkah Kerja :
a. Lukislah kedua sumbu (Ab dan CD), dan kemudian tariklah garis AC.
b. Tetapkan titik K pada garis sumbu pada CD hingga MK = MA = ½
sumbu panjang dan tetapkanlah pada garis AC titik E sedemikian
hingga CE = CK
c. Tariklah garis tegak lurus pada E di tengah-tengahnya, yang
memotong sumbu AB di titik G1 dan sumbu CD di H2.
d. Buatlah MH2 = MH1 dan MG2 = MG1.
e. Tariklah garis H2G2, H1G1 dan H1G2. Titik G1, G2, H1, dan H2 adalah
titik pusat dari bulat lonjong (oval) tersebut.
60
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-21
19. Membuat Elllips, Jika Sumbu Panjang dan Sumbu Pendek Ditentukan
Langkah Kerja :
a. Lukislah kedua sumbu (Ab dan CD), dan buatlah dua buah lingkaran
dengan titik M sebagai pusat dengan jari-jari MC = ½ CD dan AM = ½
AB. Sambungan CD memotong lingkaran besar di E1 dan E2. Sumbu
panjang memotong lingkaran kecil di F1 dan F2.
b. Bagilah ¼ busur AE1 dan F1C menjadi 8 bagian yang sam panjang. Ke
7 garis bagi memotong ¼ busur lingkaran besar di titik 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7 dan memotong ¼ busur lingkaran kecil di titik a, b, c, d, f, dan g.
c. Tariklah garis 1-I, 2-II, hingga 7-VII/ME1 dan garis a-I, b-II hingga g-
VII/MA.
d. Garis-garis tersebut di atas berpotongan di titik I, II, dan seterusnya
hingga VII.
e. Hubungkan titik I, II, dst sampai VII, maka terdapat ¼ busur dari ellps.
f. Cara mencari sisa (3/4 busur) ellips seperti tersebut di atas.
61
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-22
62
Gambar Teknik Bab 2
Gambar II-23
C. Latihan
Latihan 1 : Membagi garis 9 bagian sama panjang
Langkah Kerja :
a. Siapkan kertas gambar A4 dengan garis pinggir dan blok nama untuk
tugas 1 dengan judul Gambar Geometris.
b. Tarik garis sembarang I dari A.
c. Ukurkan pada garis I, 9 bagian yang sama panjang dengan memakai
jangka, A1 = 12 = 23 = 34 = 45 = 56 = 67 = 78 = 89.
d. Hubungkan titik 9 dengan B.
e. Tariklah dari titik-titik : 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 garis-garis sejajar dengan garis
9B; garis-garis ini akan memotong AB di titik-titik yang membaginya
dalam 9 bagian yang sama panjang.
f. Perhatikan ketajaman pensil, tarikan garis, konstruksi, komposisi, dan
kebersihan.
63
Gambar Teknik Bab 2
D. Rangkuman
64
Gambar Teknik Bab 2
65
Gambar Teknik Bab 3
BAB III
PROYEKSI
A. Pendahuluan
66
Gambar Teknik Bab 3
B. Materi Pembahasan
67
Gambar Teknik Bab 3
A B
A
A’ A’ B’
B B C
A A D
C F G
E H
B’ B’F’ C’G’
A’
C’ A’E’ D’H’
68
Gambar Teknik Bab 3
Bid.Gambar
Objek
Grs. Proyeksi
Gbr. Proyeksi
69
Gambar Teknik Bab 3
TM
Gambar III-7. Perspektif
70
Gambar Teknik Bab 3
Proyeksi
Amerika
Proyeksi
Majemuk 2 Dimensi
Proyeksi
Orthographic Eropa
Isometrik
Aksonometrik Dimetrik
Trimetrik
Cabinet
Improved
3 Dimensi
1 Titik Lenyap
3 Titik Lenyap
Bid.Gambar
Miring
71
Gambar Teknik Bab 3
72
Gambar Teknik Bab 3
sisi-sisi yang ada pada sebuah benda. Untuk jelasnya dapat dilihat
contoh gambar kotak di bawah ini,
A
C 1
2 B
Jika kotak dilihat dari arah depan maka yang tampak hanya
bidang A saja, yaitu seperti bentuk L. Seterusnya jika kotak dilihat
dari arah kiri, maka yang tampak hanya bidang B saja dengan bentuk
empat persegi panjang, begitu juga jika dilihat dari atas maka yang
kelihatan hanya bidang C saja. Dengan memandang bidang A,B dan C
di atas dapat dibayangkan bahwa benda tersebut adalah sebuah kotak.
Garis-garis proyeksi dari pandangan pengamat pada tiap arah, tegak
lurus pada bidang proyeksi dan sejajar satu sama lain. Dengan
proyeksi majemuk dapat diketahui bentuk benda yang lebih nyata lagi.
73
Gambar Teknik Bab 3
Profil (P=VS)
Vertikal (V)
Horizontal (H)
II Horizontal (H)
III IV
74
Gambar Teknik Bab 3
75
Gambar Teknik Bab 3
Garis Proyeksi
Bidang Gambar
76
Gambar Teknik Bab 3
77
Gambar Teknik Bab 3
78
Gambar Teknik Bab 3
79
Gambar Teknik Bab 3
Atas
Muka S. Kanan
80
Gambar Teknik Bab 3
81
Gambar Teknik Bab 3
82
Gambar Teknik Bab 3
83
Gambar Teknik Bab 3
b. Isometrik
Ciri utama gambar isometrik adalah, sudut antara masing
masing sumbu sama besar. Ini berarti setiap sudut berukuran 120º. Ciri
lain ialah, ukuran yang digambarkan pada setiap sumbu adalah ukuran
sesungguhnya dibagi ataupun dikali dengan skala yang digunakan
(gambar III-28).
Keadaan sumbu isometrik seperti pada gambar III-30, digunakan
untuk memperlihatkan bagian atas objek. Untuk memperlihatkan
bagian bawah objek, maka sumbu ini dapat dikembangkan menjadi
seperti yang diperlihatkan pada gambar III-29.
x y z
120º
120º 120º
120º 120º
120º
z x y
84
Gambar Teknik Bab 3
85
Gambar Teknik Bab 3
86
Gambar Teknik Bab 3
87
Gambar Teknik Bab 3
c. Dimetrik
Dimetrik adalah bagian dari gambar aksonometrik. Karena
itu, prinsif dasar gambar dimetrik adalah sama dengan gambar
aksonometri, dimana :
88
Gambar Teknik Bab 3
v v o Y
o
z Z
(a) (b)
Gambar III-35. Sumbu Dimetrik
89
Gambar Teknik Bab 3
90
Gambar Teknik Bab 3
91
Gambar Teknik Bab 3
92
Gambar Teknik Bab 3
93
Gambar Teknik Bab 3
d. Oblique
Proyeksi oblik, selanjutnya disebut oblik saja, merupakan
jenis kedua dari proyeksi (lihat diagram cabang proyeksi, halaman
71), yang mempunyai prinsif dasar, ciri-ciri dan tujuan tersendiri.
Ditinjau dari makna kata, oblik berarti miring. Karena itu
jenis proyeksi ini sering disebut dengan proyeksi miring. Lalu
apanyakah yang miring ? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan
prinsif dasar dari proyeksi oblik, yang membedakannya dengan jenis-
jenis proyeksi lainnya.
Bila proyeksi ortografik mempunyai proyektor yang tegak
lurus terhadap bidang gambar/bidang proyeksi, maka proyeksi oblik
mempunyai proyektor yang miring terhadap bidang proyeksi/bidang
gambar. Inilah yang menjadi ciri utamanya sehingga proyeksi ini
disebut dengan proyeksi miring.
Pada gambar III-39, diperlihatkan perbandingan prinsif dasar
dari proyeksi ortografik dengan proyeksi oblik.
Pada gambar III-39 ini terlihat jelas bahwa perbedaan
mendasar antara proyeksi ortografik dengan proyeksi oblik terletak
pada proyektornya. Proyektor pada proyeksi ortografik bersifat sejajar
terhadap bidang dasar dan tegak lurus terhadap bidang
proyeksi/bidang gambar. Proyektor pada proyeksi oblik bersifat
miring terhadap bidang dasar dan miring terhadap bidang
proyeksi/bidang gambar. Kemiringan proyektor ini sangat fleksibel,
yaitu dari > 0º - < 90º. Tetapi dalam aplikasinya, kemiringan ini dibuat
antara 30º - 45º.
Akibat dari proyektor oblik yang miring ini, sisi miring objek
akan tergambar lebih panjang dari pada ukuran sesungguhnya
(perhatikan gambar III-42). Penampilan oblik yang seperti ini dapat
menimbulkan kesan yang meragukan. Karena itu dalam aplikasinya
diadakan perobahan terhadap skala yang digunakan untuk
menggambarkan sisi miring.
94
Gambar Teknik Bab 3
95
Gambar Teknik Bab 3
96
Gambar Teknik Bab 3
97
Gambar Teknik Bab 3
1) Cavalier Oblik
Cavalier oblik menggunakan skala yang sama untuk setiap
sumbunya. Keuntungan dari sifat ini adalah gambar akan mudak
dikonstruksi. Tetapi dibalik keuntungan tersebut, cavalier oblik ini
mempunyai sedikit kekurangan. Kekurangan ini akan terasa bila
98
Gambar Teknik Bab 3
kita amati sebuah gambar kubus yang dibuat cavalier oblik ini
(gambar III-40a). Perhatikanlah gambar tersebut dengan cermat!
Kubus itu terlihat bagai sebuah empat persegi panjang. Jelas,
penampilan cavalier oblik yang demikian akan meragukam orang
yang membaca gambar.
2) Cabinet Oblik
Jenis oblik ini dibuat dalam upaya untuk menutupi
kelemahan yang terdapat pada cavalier oblik. Untuk tujuan
tersebut, sumbu miring dalam cabinet oblik digambarkan dengan
skala yang berbeda dengan dua sumbu lainnya, sehingga hasilnya
lebih pendek. Perhatikanlah gambar III-40d! Ini adalah gambar
sebuah kubus dengan metoda cabinet oblik. Sumbu miring
digambarkan dengan skala ½.
3) Improved Oblik
Improved oblik merupakan jenis oblik yang skala sisi
miringnya dibuat antara 2/3 – ¾ dari sisi lainnya. Ini juga
merupakan penyempurnaan dari cavalier oblik dan cabinet oblik
(lihat gambar III-40b dan III-40c). Jenis oblik ini dirasakan
memberikan penampilan yang lebih baik dari pada dua jenis
sebelumnya.
Berikut ini diperlihatkan gambar-gambar teknik yang
dibuat dengan proyeksi oblik.
99
Gambar Teknik Bab 3
e. Perspektif
Perspektif adalah gambar 3 dimensi yang paling sering
digunakan oleh para arsitek dalam membuat gambar rancangan.
Alasannya ialah karena gambar ini mudah dimengerti, meskipun oleh
bukan orang teknik, dan karena gambar ini memperlihatkan bentuk
alami dari suatu objek. Bentuk alami ini terlahir karena sifat-sifat
perspektif itu sendiri, yaitu :
100
Gambar Teknik Bab 3
101
Gambar Teknik Bab 3
102
Gambar Teknik Bab 3
2) Jenis-jenis Perspektif
Ditinjau dari jumlah titik lenyap utama yang terdapat
dalam gambar perspektif (lihat gambar III-47), maka gambar
perspektif ini dapat dibedakan atas :
Perspektif 1 Titik Lenyap
Perspektif 2 Titik Lenyap
Perspektif 3 Titik Lenyap
103
Gambar Teknik Bab 3
104
Gambar Teknik Bab 3
105
Gambar Teknik Bab 3
106
Gambar Teknik Bab 3
107
Gambar Teknik Bab 3
108
Gambar Teknik Bab 3
C. Latihan
Latihan 1 : Buatlah gambar isometrik dari proyeksi majemuk di bawah ini ?
109
Gambar Teknik Bab 3
Latihan 2 : Dari gambar oblik di bawah ini, buatlah proyeksi eropa dalam tiga
pandangan utama saja (muka, samping kanan dan atas), jika
diketahui ukuran-ukuran pokok sebagai berikut :
Panjang = 4 cm, lebar = 1,75 cm dan tinggi = 2,5 cm.
Ukuran-ukuran lain tentukan sendiri ?
110
Gambar Teknik Bab 3
111
Gambar Teknik Bab 3
D. Rangkuman
112
Gambar Teknik Bab 4
BAB IV
SAMBUNGAN DAN HUBUNGAN KAYU
A. Pendahuluan
Pada bab empat ini hanya dibahas secara khusus tentang sambungan
dan hubungan kayu. Perkembangan-perkembangan industri moderen telah
menuntut persyaratan pemakaian yang selalu bertambah eksak untuk banyak
produk-produk dari kayu (teknik perkayuan), dimana faktor kekuatan menjadi
sangat penting dalam bidang bangunan gedung. Yang dimaksudkan dengan
teknik perkayuan disini ialah masalah yang ada hubungannya dengan
sambungan dan hubungan kayu sebagai suatu usaha untuk menghindari
keterbatasan penggunaan kayu serta kekuatan dalam konstruksinya dalam
perencanaan suatu konstruksi bangunan. Dalam bab ini juga dikemukakan
bagaimana cara membuat gambar sambungan dan hubungan kayu sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya. Materi yang dibahas dalam bab ini adalah
beberapa hal yang ada hubungannya dengan sambungan dan hubungan kayu,
selanjutnya diharapkan agar anda dapat memahami prinsif gambar konstruksi
sambungan dan hubungan kayu serta mampu menerapkannya pada gambar
konstruksi bangunan.
Sambungan Kayu
Sambungan Papan
Hubungan Sudut Siku
Hubungan Sudut Serong
Hubungan Ekor Burung
113
Gambar Teknik Bab 4
B. Materi Pembahasan
Pada awal pertemuan ini perlu anda ketahui apakah yang dimaksud
dengan sambungan dan hubungan kayu. Sambungan kayu ialah, dua batang
kayu atau lebih yang disambung-sambungkan sehingga menjadi satu batang
kayu panjang. Sambungan ini dapat dibuat dengan arah mendatar maupun
tegak lurus dalam satu bidang atau dua dimensi (gambar IV-1 dan IV-2).
Sambungan Kayu
Gaya Tekan
Sambungan
Dan yang disebut dengan hubungan kayu ialah dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi suatu rangkaian konstruksi yang
kokoh, baik dalam satu bidang berdimensi dua maupun dalam satu ruang
114
Gambar Teknik Bab 4
berdimensi tiga . Selanjutnya dapat dilihat pada gambar IV-3 dan IV-4 di
bawah ini.
Gaya Tekan
Gaya Tarik
Dalam menyusun suatu konstruksi kayu yang umumnya terdiri dari dua batang
atau lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu kesatuan yang kokoh.
Gaya Tekan
Gaya Tarik
Gaya Tarik
Gaya Tarik
Gaya Tarik
115
Gambar Teknik Bab 4
Sambungan Kayu
1. Sambungan Balok Memanjang
a. Sambungan datar
Sambungan bibir lurus
Sambungan bibir lurus berkait
Sambungan bibir lurus dengan mulut ikan
Sambungan bibir lurus mulut ikan serong
b. Sambungan sisi
Sambungan bibir miring
Sambungan bibir miring berkait
c. Sambungan dengan balok kunci
Sambungan memanjang dengan balok kunci pada sisi bawah
Sambungan memanjang dengan balok kunci jepit
d. Sambungan tiang memanjang (Tegak Lurus)
Sambungan tiang dengan pen lurus
Sambungan tiang dengan pen miring
Sambungan tiang dengan pen mulut ikan
Sambungan tiang dengan pen silang
2. Sambungan Papan
a. Sambungan papan memanjang
Sambungan papan memanjang dengan system ekor burung
Sambungan papan memanjang parohan
b. Sambungan papan melebar datar
Sambungan dengan lem
Sambungan dengan alur dan lidah
Sambungan dengan lidah lepas
116
Gambar Teknik Bab 4
Hubungan Kayu
1. Hubungan Sudut Siku
a. Hubungan dengan takikan setengah tebal kayu
Hubungan dengan takikan setengah tebal kayu sederhana
Hubungan dengan takikan setengah tebal kayu dengan kepala
tertutup
b. Hubungan dengan pen dan lobang
Hubungan dengan pen dan lobang terbuka
Hubungan pen dan lobang dengan spatpen
117
Gambar Teknik Bab 4
118
Gambar Teknik Bab 4
119
Gambar Teknik Bab 4
b. Sambungan tiang-tiang
120
Gambar Teknik Bab 4
2. Sambungan Papan
a. Sambungan Papan Arah Lebar
121
Gambar Teknik Bab 4
122
Gambar Teknik Bab 4
123
Gambar Teknik Bab 4
124
Gambar Teknik Bab 4
125
Gambar Teknik Bab 4
126
Gambar Teknik Bab 4
127
Gambar Teknik Bab 4
128
Gambar Teknik Bab 4
129
Gambar Teknik Bab 4
130
Gambar Teknik Bab 4
131
Gambar Teknik Bab 4
132
Gambar Teknik Bab 4
133
Gambar Teknik Bab 4
C. Latihan
Latihan 1 : Buatlah gambar sambungan balok arah memanjang (sambungan
datar) apabila diketahui ukuran balok 8 x 12 cm,
a. Sambungan bibir lurus
b. Sambungan bibir lurus berkait
c. Sambungan bibir lurus dengan mulut ikan
134
Gambar Teknik Bab 4
135
Gambar Teknik Bab 4
D. Rangkuman
a. Sambungan kayu ialah, dua batang kayu atau lebih yang disambung-
sambungkan sehingga menjadi satu batang kayu panjang. Sambungan ini
dapat dibuat dengan arah mendatar maupun tegak lurus dalam satu bidang
atau dua dimensi, sedangkan hubungan kayu ialah dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi suatu rangkaian konstruksi yang
kokoh, baik dalam satu bidang berdimensi dua maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga .
136
Gambar Teknik Bab 4
137
DAFTAR PUSTAKA
138