G.45OTO01.005.2
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.6.A Jakarta Selatan
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Perbaikan Kendaraan Ringan G.45OTO01.005.2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan
Perbaikan Sistem Hidrolik pada Kendaraan Ringan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memperbaiki
Sistem Hidrolik ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan Pemeliharaan Sistem Hidrolik yang meliputi kegiatan
mengidentifikasi Jenis Sistem Hidrolik pada Kendaraan Ringan, mempersiapkan
Minyak Hidrolik sesuai Spesifikasi Pabrik serta mempersiapkan Tools & SST dan
Hidrolik Tester di tempat kerja;
2. Melaksanakan Pemeliharaan Sistem Hidrolik yang meliputi kegiatan memeriksa
Sistem Hidrolik secara Visual dan atau dengan Alat khusus, cara membersihkan
Sistem Hidrolik sesuai Manual Perbaikan, memeriksa Kerja Sistem Hidrolik sesuai
Prosedur Manual Perbaikan, cara memperbaiki Sistem Hidrolik tanpa
menyebabkan Kerusakan Komponen lain, cara Dokumentasi Hasil Pemeriksaan
Sistem Hidrolik.
BAB II
MENYIAPKAN PEMELIHARAAN SISTEM HIDROLIK
Dari kedua Definisi diatas kita dapat simpulkan bahwa ada persamaan dan
perbedaan diantara Sistem Hidrolik dan Pneumatik.
Keduanya sama sama memanfaatkan sebuah media untuk menghasilkan sebuah
tenaga atau gerakan dan Perbedaanya adalah dari media yang dipakainya. Jika
Sistem Hidrolik memakai media Cair atau Zat Cair untuk menghasilkan Gerakan
tetapi jika Sistem Pneumatik memanfaatkan Udara yang terkompresi untuk
menghasilkan sebuah Grerakan.
Pada sebuah Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik, Komponen-komponen yang harus ada
dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar dapat bekerja dengan sempurna adalah:
a). Tangki Hidrolik adalah sebagai tempat penampung oli dari sistem, selain itu juga
berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali.
b). Pompa Hidrolik sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem, dan bersama
komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik.
Semua pompa menimbulkan aliran (flow), prinsip operasinya disebut
”Displacement” dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan
ketempatlain. Secara umum pompa mengubah tenaga mechanical menjadi
tenaga fluida hidrolik, sedangkan yang dimaksud Displacement adalah volume
zat cair yang dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa.
c). Control valve gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang
diinginkan.
Open Center System
Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai
oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik lagi.pada saat itu
flownya maximum sedangkan pressurenya nol.
Close Center System
Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari pompa tertutup
dengan demikian maka tekanan antara pompa control valve akan naik
samapai batas tertentu kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem,
jadi bila control valve neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral
(tidak mensuplai oli).
Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli
samapai tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian
pressure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk
menjaga agar tekanan kerja sistem constan.
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan
piston bergerak sampai akhir langkah piston hidrolik. Dengan demikian
maka tekanan sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah
ditentukan maka suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk
menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem.
d). Actuator (hidraulic cylinder) adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi
tenaga mekanik.
Pada sistem hidrolik, aktuator ada 2 (dua) tipe yaitu :
1) Hydraulic cylinder
Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu:
Single acting
Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini umumnya dipergunakan
pada dongkrak, pengungkit, dan posh lift car
Double Acting
Hydraulic cylinder dengan jenis ini umunya dipergunakan pada unit-unit
alat berat dan two post lift car.
2) Hydraulic motor
Hydraulic motor adalah bentuk lain actuator, kalau cylinder menghasilkan
gerakan bolak-balik, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (rpm),
bekerjanya hydraulik motor adalah berlawanan dengan pompa.
Pompa adalah menghisap zat cair dan mendorong keluar, jadi merubah
tenaga mekanis (putaran) menjadi tenaga hidrolis.
Motor adalah dimasuki zat cair yang bertekanan dan keluar pada posisi
outlet, merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanik atau putaran.
Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan
tanpa perubahan semua faktor yang berhubungan dengan motor, kalau hal
ini dilakukan maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan
bearing.
e). Main Relief Valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan
dalam hidrolik sistem, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure.
Disamping Komponen – Komponen diatas sebuah Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik juga
harus dilengkapi dengan Filter Oli dimana fungsi dari Filter oli ini adalah menyaring
kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut bersikulasi kembali dalam sistem,
dalam oil filter dipasang by pass valve yang gunanya untuk memberikan jalan lain
(safety) bila filter buntu/kotor.
Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filter, bila by pass valve bekerja
indikator akan memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau diganti
dengan yang baru
Setelah kita mengetahui tentang Sistem Hidrolik, maka bahasan Kita akan kita
lanjutkan kepada Topik Utama pada Buku ini yaitu tentang Sistem Hidrolik.
Pada Bahasan kali ini yang akan Kita bahas hanya pada Sistem Hidrolik yang ada
pada Kendaraan Ringan.
Pada Kendaraan terdapat beberapa Sistem yang menggunakan Sistem Hidrolik
sebagai tenaga yang digunakan untuk menghasilkan Gerak. Beberapa Sistem yang
menggunakan Sistem Hidrolik diantarnya yaitu: Sistem Pemindah Tenaga dalam hal
ini Kopling dan Transmisi Otomatis, Sistem Rem dan Sistem Kemudi.
KOPLING
Pada Kendaraan Ringan terdapat 2 Jenis mekanisme Penggerak Kopling, yaitu:
Kopling Hidrolis
Kopling Mekanis
Kopling Hidrolis
Konstruksi kopling seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Pada jenis ini
pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder menjadi tekanan hidraulis
kemudian diteruskan ke garpu pembebas melalui silinder pembebas. Pada type ini
pengemudi dapat dengan mudah mengoperasikan kopling dengan tekanan pedal
yang ringan.
TRANSMISI OTOMATIS
Hidraulic control system pada Transmisi Otomatis merubah beban mesin (sudut
pembukaan throttle valve) dan kecepatan kendaraan menjadi bermacam – macam
tekanan hidrolik yang akan menentukan shifting. Sistem ini terdiri dari oil pump,
governor valve, dan valve body. Oil pump drive gear berhubungan dengan pump
impeller pada torque converter dan selalu berputar dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan mesin. Governor valve digerakkan oleh drive pinion dan
mengubah putaran (kecepatan) drive pinion shaft menjadi hydraulic signal yang
dikirimkan ke valve body. Valve body menyerupai jalan yang berliku – liku,
mempunyai jalur – jalur yang banyak sebagai saluran minyak transmisi. Pada jalur –
jalur ini dipasang banyak katup yang membuka dan menutup jalur – jalur ini untuk
mengirimkan dan menghentikan ”hydraulic signal” ke bagian – bagian planetary gear
unit.
Fungsi hydraulic control system:
Mengalirkan minyak transmissi ke torque converter
Mengatur tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh pompa oli.
Merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik signal.
Memberikan tekanan hidrolik ke kopling dan rem untuk mengatur operasi
planetary gear.
Melumasi bagian – bagian transmisi dengan minyak.
Mendinginkan torque converter dan transmisi dengan minyak.
KLEP FUNGSI
Governor Valve Membuat tekanan hidrolik (governor pressure) yang sesuai dengan
kecepatan kendaraan.
Cut Back Valve Bila governor pressure lebih tinggi dari throttle pressure, maka katup
ini menurunkan throttle pressure yang dihasilkan oleh throttle valve.
Shift Valve Memilih saluran – saluran ( 1st – 2nd ), ( 2nd – 3rd ), ( 3rd – OD )*
( 1 – 2, 2 – 3, untuk line pressure yang bekerja pada planetary gear unit.
3 – 4*)
Lock – Up Signal Menetukan saat lock – up clutch On – Off dan mengirimkan hasilnya
Valve ke lock – up relay valve.
Lock – Up Relay Memilih saluran untuk converter pressure yang menggerakkan lock –
Valve up clutch On dan Off.
Accumulator Mengurangi kejutan yang timbul pada saat piston C0, C1, C2 atau B2
bekerja.
OIL PUMP
Oil pump dirancang untuk mengirimkan kinyak ke torque converter, melumasi
planetary gear unit dan mengeporasikan tekanan kerja pada hydraulic control system.
Drive gear dari oil pump terus menerus digerakkan oleh mesin melalui torque
converter pump impeller.
Catatan:
Bila baterai pada kendaraan dengan transmisi manual mati mesin dapat dihidupkan dengan didorong.
Cara seperti itu tidak dapat dilakukan pada kendaraan yang dilengkapi dengan transmisi otomatis
meskipun output shaft terputar pada saat kendaraan didorong tetapi oil pump tidak memberikan
tekanan minyak pada hydraulic control system. Akibatnya planetary gear unit tidak memperoleh
tekanan kerja, sehingga meskipun shift selector pada posisi ”D” tetapi planetary gear tetap pada
tingkat ”N” sehingga poros engkol tidak berputar.
Penting:
Pada saat kendaraan ditarik, mesin tidak bekerja dengan demikian oil pump tidak
bekerja pula. Ini berarti bahwa tidak ada tekanan hidrolik yang dikirim ke transmisi.
Oleh sebab itu, bila kendaraan ditarik pada kecepatan tinggi dalam jarak jauh, maka
lapisan minyak pelindung pada bagian – bagian transmisi yang berputar akan hilang
dan transmisi akan menjadi aus. Dengan alasan tersebut maka kendaraan hanya
dibenarkan untuk ditarik pada kecepatan rendah ( tidak lebih dari 30 Km / jam) dan
satu kali tarik tidak boleh melebihi jarak 80 Km. Selanjutnya, bila transmisi itu sendiri
mulai tidak bekerja dengan baik atau minyak mulai bocor, kendaraan hanya boleh
ditarik dengan roda penggerak diangkat dari tanah atau drive shaft / propeller shaft
dilepas.
Shifting Control
Hydraulic control system merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi
hidraulic signal. Berdasrkan signal inilah tekanan hidraulik dialirkan ke kopling, rem dan
planetary gear untuk merubah rasio gear secara otomatis sesuai dengan kondisi
pengemudian. Shifting dilakukan oleh hidrolik kontrol unit dengan cara sebagai berikut:
BEBAN MESIN
KECEPATAN KENDARAAN Throttle valve dalam hidrolik
Governor valve mengatur control unit mengatur
tekanan hidrolik yang kecepatan kendaraan yang
dihasilkan oleh pompa oli dihasilkan oleh pompa oli
sebanding dengan sebanding dengan banyaknya
kecepatan kendaraan, pedal akselerator ditekan,
tekanan ini disebut tekanan ini disebut throttle
‘Governor Pressure” bekerja pressure yang bekerja sebagai
sebagai signal kecepatan signal pembukaan throttle
kendaraan ke hydraulic valve ke hidrolik control unit.
control unit.
SISTEM REM
Rem hidrolik lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe konvensional/
mekanik dan juga konstruksinya lebih sederhana.
Prinsip kerja sistem rem hidrolik adalah sebagai berikut :
Rem hidrolik menekan rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme rem akan
menimbulkan daya pengereman
Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik, master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder, yang membangkitkan tekanan hidrolik
Ada dua tipe Master Silinder yaitu :
1. Tipe Tunggal
1.1 Tipe Plunger
SISTEM KEMUDI
Pada Kendaraan Sistem Kemudi yang menggunakan Tenaga Hidrolis adalah Kemudi
dengan Jenis Power Steering.
Sistem power steering memiliki sebuah boster hidrolik dibagian tengah mekanisme
kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan, dalam keadaan normal beratnya putaran
roda kemudi adalah 2 – 4 kg.
Bagian utama dari mekanisme sistem power steering tipe integral terdiri dari tangki
reservoir ( terisi dengan fluida), vane pump yang membangkitkan tenaga hidrolik,
gear box yang berisi control valve, power piston dan steering gear, pipa-pipa yang
mengalirkan fluida, dan selang-selang flexible
Gambar 14. Konstruksi Sistem Kemudi Power Steering Tipe Rack & Pinion
Power steering tipe ini control valvenya termasuk didalam gear housing dan power
piston terpisah didalam power cylinder. Tipe rack and pinion hampir sama dengan
mekanisme tipe integral.
3. Vane Pump
Vane pump membangkitkan tekanan hidrolik yang pada bagian atas pompa terdapat
reservoir yang selalu terisi dengan fluida khusus dan permukaan fluida harus selalu
diperiksa secara teratur. Untuk tujuan tersebut, bila seseorang memeriksa tinggi
permukaan fluida, pengecekan kondisi fluida perlu dilakukan termasuk temperatur
fluida, adanya gelembung atau fluida menjadi keruh.
Volume fluida power steering tidak berubah, kecuali jika terdapat kebocoran.
Syarat-syarat ATF:
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh ATF adalah sebagai berikut:
1. Kekentalannya sesuai.
2. Stabil terhadap panas.
3. Tidak berbusa.
4. Koefisien gesek sesuai.
Tipe ATF
Pada umumnya tipe ATF yang digunakan adalah tipe DEXRON® II.
BAB II
MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN SISTEM HIDROLIK
CATATAN:
Saat menggunakan ragum, letakkan kain bersih di antara silinder utama rem dan
ragum agar tidak menyebabkan kerusakan pada brake master cylinder.
Gunakan special tool, berikan tekanan 50 kPa (0.5 kgf/cm2, 7.25 psi, 0.5 bar) ke
brake master cylinder assy. Jika tekanan di atas tidak bertambah, brake master
cylinder assy rusak dan harus di ganti.
Ulangi Langkah 1) dan 2) untuk lubang sekondari.
Periksa Selang Fleksibel apakah terjadi kebocoran Minyak Rem atau tidak,
apakah terjadi keretakan atau tidak.
Periksa Kebocoran Minyak Rem yang terjadi pada Sistem Rem depan.
Periksa Kebocoran Minyak Rem yang terjadi pada Sistem Rem depan.
SISTEM KEMUDI
Pemeriksaan Kebocoran pada Sistem Kemudi
Hal ini dilakukan hanya pada Kendaraan yang menggunakan Sistem Kemudi
Power Steering.
Bagian atau Komponen yang perlu diperiksa pada Sistem Hidroliknya adalah:
Pompa Vane (Pompa Power Steering)
Periksa pompa vane assembly dan reservoir tank untuk kebocoran fluida
Periksa pompa vane assembly dan tangki reservoir dari beberapa kerusakan
atau perubahan bentuk yang dapat menyebabkan kebocoran fluida. Bila ada
sesuatu problem, ganti vane pump assembly dengan yang baru.
KOPLING
A. Pemeriksaan Kebocoran pada Kopling
Hal ini hanya dilakukan pada kendaraan yang menggunakan Koling Jenis
Hidrolik dan tidak berlaku pada Kendaraan yang memakai Kopling jenis
Mekanik.
Periksa Kebocoran Minyak Kopling pada Komponen – Komponen Kopling
seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah.
TRANSMISI OTOMATIS
Pada Transmisi yang akan dilakukan Pemeriksaan Kebocoran hanya pada
Transmisi Otomatis saja.
Periksa Kebocoran Minyak Transmisi Otomatis pada Pan (Tempat Oli) dan Selang
Pendingin ATF
KOPLING
Bersihkan debu dan kotoran dari setiap pipe joint yang akan dilepaskan dan
bersihkan area sekitar brake master cylinder reservoir cap.
Bersihkan area sekitar brake master cylinder reservoir cap dan keluarkan
fluida dari brake master cylinder reservoir dengan suntikan atau sejenisnya.
Bersihkan area sekitar tutup reservoir brake master cylinder dan keluarkan
minyak rem dari reservoir brake master cylinder dengan suntikan atau
sejenisnya.
TRANSMISI OTOMATIS
Bersihkan semua suku cadang dengan larutan pembersih secara menyeluruh dan
semprot dengan udara hingga kering.
TRANSMISI OTOMATIS
Kerja dari Transmisi Otomatis dapat dilakukan dengan beberapa kali Pengetesan.
Tes Jalan
Sebelum melakukan Tes Jalan ada beberapa Hal yang harus diperhatikan:
Lakukan tes jalan di tempat yang tidak ada lalu lintas untuk mencegah
kecelakaan.
Tes jalan harus dilakukan oleh dua orang, pengemudi dan penguji, di jalan
yang rata.
1. Panaskan mesin.
2. Saat mesin hidup pada idle, pindahkan tuas pemilih ke range D.
3. Percepat dengan menekan pedal gas secara bertahap.
4. Sambil mengendarai pada rentang D, periksa apakah gear shift dan lock-up
muncul dengan benar seperti diperlihatkan pada “Tabel Pemindahan Gigi
Otomatis” (mengacu pada Buku Manual Book).
Tes Jalan Manual
Lakukan tes jalan di tempat yang tidak ada lalu lintas untuk mencegah
kecelakaan.
Tes jalan harus dilakukan oleh dua orang, pengemudi dan penguji, di jalan
yang rata.
Tes ini memeriksa gigi yang sedang digunakan di range L, 2, D (O/D OFF) atau D
(O/D ON) ketika digerakkan dengan sistem kontrol pemindah gigi yang
dinonaktifkan. Tes jalan kendaraan di jalan yang rata.
1. Dengan tuas pemilih di range P, hidupkan mesin dan panaskan.
2. Setelah memanaskan mesin, atur kunci kontak OFF dan cabut konektor
solenoid (1).
Tes ini untuk memeriksa kinerja keseluruhan A/T dan mesin dengan mengukur
putaran engine stall di rentang D dan R. Pastikan melakukan tes ini hanya
ketika ATF dalam temperatur operasi normal dan levelnya antara tanda FULL
dan LOW.
A. Gunakan rem tangan dan ganjal roda.
B. Hubungkan scan tool ke DLC (1).
C. Tampilkan mode “Data list” di scan tool.
D. Hidupkan mesin dengan tuas pemilih di range P.
E. Tekan pedal rem sepenuhnya.
F. Pindah tuas pemilih ke range D dan tekan pedal gas sepenuhnya sambil
melihat tachometer. Baca rpm mesin dengan cepat ketika rpm menjadi
konstan (putaran engine stall).
G. Lepas pedal gas segera setelah putaran engine stall diketahui.
H. Dengan cara yang sama, periksa putaran engine stall di rentang R.
I. Putaran engine stall harus sesuai spesifikasi berikut.
Kecepatan engine stall
Standar: 2.100 – 2.500 rpm
Tes Range P
1. Hentikan kendaraan di jalan miring 5 derajat atau lebih, pindah ke range P
dan gunakan rem parkir.
2. Setelah menghentikan mesin, tekan pedal rem dan lepas rem tangan.
3. Lalu, lepas pedal rem secara bertahap dan pastikan bahwa kendaraan tetap
stasioner.
4. Tekan pedal rem dan pindahkan tuas pemilih ke rentang N.
5. Lalu, lepas pedal rem secara bertahap dan pastikan bahwa kendaraan
bergerak.
KOPLING
Kopling harus diuji di jalan raya yang kering, bersih, cukup rata, dan mulus. Uji
Kopling di jalan dengan cara melepas Kopling secara pelan dan keras sehingga
dapat diketahui apakah kecepatan perpindahan gigi dapat terjadi secara spontan
atau tidak.
Disamping itu kita juga dapat mengetahui apakah kopling selip atau tidak.
Berikut disampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika pemeriksaan
kerja dari Kopling:
Clutch menyeret
Kopling bergetar
Kopling Bunyi/Bising
Clutch macet
KOPLING
Perbaikan Clutch Master Silinder
Melepas
1. Bersihkan area sekitar brake master cylinder reservoir cap dan keluarkan fluida
dari brake master cylinder reservoir dengan suntikan atau sejenisnya.
2. Cabut clutch fluid pipe dari clutch master cylinder.
3. Cabut clutch reservoir hose (2).
Memasang
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan poin berikut.
Berikan grease ke push rod tip.
Kencangkan mur clutch master cylinder (1) sesuai momen putar yang
ditentukan.
Pemasangan
1. Pasang clutch operating cylinder assy (2) ke transaxle. Kencangkan baut clutch
operating cylinder assy sesuai momen standar
2. Sementara hubungkan pipa minyak kopling (4) ke clutch operating cylinder
assy.
3. Pasang sleeve joint pipa kopling (3) ke transaxle dengan aman dan kemudian
kencangkan mur flare pipa minyak kopling (1) pada momen standar.
4. Hubungkan joint pipa kopling (5), dan pasang klip (6).
5. Memasang kembali transaxle assy.
6. Bleeding udara dari sistem clutch dan periksa gerak bebas pedal kopling.
7. Bleeding udara dari sistem kopling
8. Gerak bebas pedal kopling
Langkah 6 dan 7. Memeriksa Ulang dan Merekam DTC dan Freeze Frame
Data
Mengacu pada “Pemeriksaan DTC” untuk prosedur pemeriksaan
Buruk)
Langkah 11. Tes Konfirmasi Akhir
Konfirmasi bahwa gejala masalah telah hilang dan kendaraan bebas dari kondisi
abnormal. Jika yang sudah diperbaiki terkait dengan DTC, hapus DTC sekali,
lakukan prosedur konfirmasi DTC dan konfirmasi bahwa tidak ada DTC yang
ditunjukkan.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menetapkan Data Hasil Analisis Sebagai
Bahan Informasi Penyelenggaraan Pelatihan
1. Harus cermat, teliti dan taat asas dalam Memeriksa Sistem hidrolik secara visual
dan atau dengan alat khusus.
2. Harus cermat, teliti dan taat asas waktu membersihkan sistem hidrolik sesuai
manual perbaikan.
3. Harus cermat, teliti dan taat asas dalam memeriksa Kerja sistem hidrolik sesuai
prosedur manual perbaikan.
4. Harus cermat, teliti dan taat asas pada saat memperbaiki Sistem hidrolik tanpa
menyebabkan kerusakan komponen lain.
5. Harus cermat, teliti dan taat asas saat mendokumentasi hasil pemeriksaan sistem
hidrolik
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Vocational Training Course, Hydraulics, The Bundesinstitut fur
Berufsbildungsforschung, Jakarta, 1973
2. ________, Manual Book Suzuki Ertiga, 2015
3. ________, Manual Book Toyota Avanza, 2015
4. Team Toyota Astra Motor, Pedoman Reparasi Chassis dan Body, PT. TAM,
__________
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_hidraulik, 12 Nopember
2018 pukul 10.30
2. Browsing Internet, https://www.google.co.id/amp/s/artikel-teknologi.com/sistem-
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan