DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan teknik
pematrian yang sesuai permintaan atau kebutuhan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melaksanakan
Teknik Pematrian ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pematrian yang meliputi kegiatan mengidentifikasi komponen
dan bahan material, menyiapkan komponen dan bahan di tempat kerja, dan
menyiapkan tools dan peralatan di tempat kerja;
2. Melaksanakan pematrian yang meliputi kegiatan membersihkan komponen dan
bahan, mematri komponen sesuai prosedur manual perbaikan, memeriksa hasil
pematriuan secara visual, menguji fungsi komponen hasil pematrian sesuai
prosedur, dan mendokumentasikan hasil pematrian.
BAB II
MEMPERSIAPKAN PEMATRIAN
3) Tiner
Tiner digunakan untuk membersihkan papan PCB dari kotoran yang
muncul saat proses penyolderan.
4) Kabel
Kabel merupakan bahan utama saat kita akan merakit sebuah alat.
Fungsi kabel adalah menghubungkan komponen dalam sebuah sistem
elekronik.
maka itu bissa menjadi indikasi kalau tip soldernya jelek dan harus
diganti dengan yang lebih baik.
c. Obeng kombinasi
Fungsinya adalah untuk membuka dan mengunci sekrup sesuai dengan ukuran
dan bentuknya.
d. Cutter
Fungsinya adalah memotong dan mengupas kabel.
Gambar 8. Cutter
e. Pinset
Fungsinya adalah sebagai berikut :
1) Untuk menjepit kaki komponen yang dipatri atau disolder
2) Untuk mengambil sesuatu disela-sela komponen yang tidak bisa diambil
oleh tangan
3) Untuk mengambil kotoran bekas solderan
Gambar 8. Pinset
f. Tang potong
Fungsinya adalah untuk memotong dan mengupas kabel serta memotong kaki
komponen yang terlalu panjang.
BAB III
MELAKSANAKAN PEMATRIAN
Patri merambat lebih baik pada bidang patrian yang mengkilap. Hal ini
dikarenakan daya kapilaritas hanya akan bekerja dengan baik pada
permukaan bidang patrian yang bersih. Kondisi kotor pada bidang patrian
yang kecil sekalipun seperti cat warna, karat, gemuk, kotoran, keringat tangan
maupun kotoran oksid akan menghalangi ikatan patri dengan bahan dasar.
Kondisi tersebut akan terlihat pada munculnya gelembung patri pada keadaan
cair. Oleh karenanya benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dilakukan pematrian. Permukaan benda kerja yang berminyak akan
mengangkat flux, sehingga logam dasar tidak terlapisi flux dan teroksidasi
pada saat dipanaskan. Minyak dan gemuk akan terkarbonasi pada saat
dipanaskan, dan membentuk lapisan minyak sehingga menghalangi aliran
patri cair.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk membersihkan benda kerja
adalah:
a. Menghilangkan minyak dan gemuk yang menempel pada permukaan
benda kerja menggunakan pelarut minyak (degreasing solvent), uap atau
larutan pembersih alkali.
b. Menghilangkan lapisan oksida atau kerak secara mekanis atau kimia.
Ikatan patri tersebut ditimbulkan oleh tiga proses fisika yaitu adhesi, difusi,
dan pembentukan leburan, yang secara terpisah atau bersama-sama
memberikan pengaruhnya terhadap kekuatan sambungan pematrian.
Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan
menggunakan logam campuran yang disebut timah solder.
Pada buku ini kita akan mempelajari proses penyolderan halus. Penyolderan
digunakan untuk menyambung tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu
penyolderan dipakai secara luas dalam perbaikan listrik otomotif.
a. Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik :
1) Bahan yang bersih.
Pelapisan timah dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala
solder. Ini akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan
bahan yang disolder.
Cara pelapisan adalah sebagai berikut:
1) bersihkan kepala solder atau tip, jika perlu gunakan kikir untuk meratakan
permukaan yang berlubang.
2) panaskan kepala solder.
3) beri fluks / pasta solder pada kepala solder.
4) lapisi tip dengan timah solder.
5) bersihkan timah yang berlebihan dengan kain lap sehingga terdapat lapisan
timah yang tipis mengkilat.
c. Prosedur Penyolderan
Alat solder listrik berbeda – beda dalam nilai watt – nya. Nilai tersebut
menunjukkan seberapa panas yang dapat diberikannya. Ini adalah
salah satu kriteria dalam memilih alat solder yang tepat untuk suatu
pekerjaan penyolderan. Alat solder listrik harus dapat memberikan
panas yang tepat untuk suatu keadaan tertentu. Panas yang terlalu
rendah akan menghasilkan sambungan yang jelek sementara panas
yang terlalu tinggi akan merusak komponen.
2) Sewaktu akan digunakan, solder ditunggu hingga panasnya mencukupi
dan ujung solder dibersihkan dahulu dengan spons. Untuk solder yang
baru, ujung solder dilapisi terlebih dahulu dengan timah patri sehingga
tipis dan merata.
3) Bahan yang akan disolder harus bersih, bebas dari lemak, karat atau
kotoran lainya. Komponen terletak erat pada PCB dan PCB harus erat
pula sehingga tidak goyang sewaktu dipatri.
4) Tempat yang akan disolder dipanasi terlebih dahulu dengan ujung
solder sehingga cukup panas kemudian dengan ujung solder tetap
menempel pada barang yang dipatri, tempelkan timah patri sehingga
meleleh dengan jumlah secukupnya, ditunggu sebentar sehingga patri
terlihat mengepyar, akhirnya timah patri ditarik dan kemudian solder
ditarik pula. Ditunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan tidak
boleh goyang. Disini sering terjadi kesalahan ialah timah patri ditempel
dahulu di ujung solder, baru dibawa ke tempat yang akan dipatri.
Prosedur ini sama sekali tidak dianjurkan, karena kedua barang yang
akan dipatri harus sama-sama dalam keadaan panas, baru patri
dilelehkan di atasnya.
5) Untuk pematrian komponen semikonductor, diusahakan proses
pemanasan sesingkat mungkin, ialah dengan menunggu terlebih
dahulu solder mencapai panas yang cukup tinggi sebelum ditempelkan.
Bila perlu body komponen dibungkus dengan kain basah sehingga
panas dari kaki komponen tidak menjalar kebody komponen.
6) Setelah pematrian selesai semua, muka PCB bekas patrian dibersihkan
dengan thinner untuk menghilangkan sisa-sisa pasta yang masih
menempel di PCB. Pekerjaan pematrian kelihatannya memang mudah,
akan tetapi agar hasilnya baik memerlukan latihan yang benar dan
cukup banyak. Karena patri komponen elektronik kecuali harus
menempel erat, komponen-komponenharus terhubung secara elektris
dengan baik.
d. Pengkabelan
solder terlalu lama pada kabel, panas akan tersalur pada kabel dan
timah bisa berjalan sepanjang kabel sehingga kabel akan mengeras
dan tidak lentur. Hal ini biasa disebut ” Wicking ”.
h) Periksa sambungan setelah dingin secara alami ( jangan
menggerakkan sambungan saat mendingin ). Sambungan yang baik
yang baik akan tampak seperti cermin. Jika tampak tekstur abu –
abu gelap mungkin panas yang timbul terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
i) Melakukan isolasi sambungan. Selama proses penyolderan hati –
hati jangan sampai alat solder menyentuh kendaraan atau peralatan
dan sebagainya. Hati – hati jangan sampai anda terkena solder atau
meletakkan sembarangan sehingga orang lain bisa terkena.
Selai cara yang telah dibahas di atas, metode berikut ini bisa digunakan
untuk mencegah terjadinya wicking. Gunakan tang sebagai ”heat sink”
(pendingin), panas solder akan diserap logam tang dan tidak merambat
sepanjang serat kabel. Metode ini efektif dalam menyolder sikat pada
motor stater.
e. Penyolderan Komutator
Kadang – kadang angker dinamo pada motor stater atau generator perlu
disolder. Kumparan angker dinamo terhubung pada segmen komutator
melalui penyolderan. Selama proses bekerja motor atau generator panas
berlebihan dapat menyebabkan sambungan solder ini rusak karena leleh
oleh panas atau putaran angker dinamo. Sambungan – sambungan
tersebut dapat disolder kembali.
2) Beri pasta pada kabel yang terkupas dan jangan membakar isolasi
tersebut, panasi kawat dan beri timah.
Penyolderan yang baik komponen pada PCB memerlukan kontrol suhu yang
tepat pada solder, juga batasan waktu PCB lamanya mendapat pemanasan.
Panas berlebihan dapat merusak PCB dan komponen.
Pada umumnya solder yang dipakai untuk PCB berukuran kecil, ringan dan
memilki pengaturan suhu.
Salah satu cara untuk memeriksa hasil penyolderan adalah dengan metode
pemeriksaan visual. Warna permukaan hasil penyolderan yang baik adalah
seragam dan mengkilap. Jika warna dan bentuk tidak merata atau terlihat
selaput pada permukaan,mungkin terjadi kesalahan penyolderan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Gunadi, Teknik Bodi Otomotif, Jilid 2, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Pambinaan SMK, Jakarta, 2008
2. ____________, Penyolderan, Indonesia Australia Partnership for Skills
Development, Jakarta, 2001
3. Hasbullah, Praktikum Elektrik Dasar, Pengenalan Alat Praktikum, UPI.
D. Referensi Lainnya
1. --
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan