Anda di halaman 1dari 29

BUKU INFORMASI

MELAKSANAKAN TEKNIK PEMATRIAN


G.45OTO01.006.2

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… 2


BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………. 3
A. Tujuan Umum ............................................................................... 3
B. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
BAB II MEMPERSIAPKAN PEMATRIAN ............................................................. 4
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian ...... 4
1. Cara Mengidentifikasi Komponen dan Bahan Material................. 4
2. Cara Menyiapkan Komponen dan Bahan di Tempat Kerja........... 7
3. Cara Menyiapkan Tools dan Peralatan di Tempat Kerja.............. 7
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian..... 10
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian........ 10
BAB III MELAKSANAKAN PEMATRIAN.............................................................. 11
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian ....... 11
1. Cara Membersihkan Komponen dan Bahan................................ 11
2. Cara Mematri Komponen Sesuai Prosedur Manual Perbaikan---- 12
3. Cara Memeriksa Hasil Pematrian Secara Visual---------------------- 24
4. Cara Menguji Fungsi Komponen Hasil Pematrian Sesuai Prosedur-25
5. Cara Mendokumentasikan Hasil Pematrian................................. 25
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian......... 26
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian .......... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27
A. Dasar Perundang-undangan .......................................................... 27
B. Buku Referensi ............................................................................ 27
C. Majalah atau Buletin..................................................................... 27
D. Referensi Lainnya......................................................................... 27
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN........................................................ 28
A. Daftar Peralatan/Mesin................................................................. 28
B. Daftar Bahan............................................................................... 28
DAFTAR PENYUSUN ....................................................................................... 29

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 2 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan teknik
pematrian yang sesuai permintaan atau kebutuhan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melaksanakan
Teknik Pematrian ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pematrian yang meliputi kegiatan mengidentifikasi komponen
dan bahan material, menyiapkan komponen dan bahan di tempat kerja, dan
menyiapkan tools dan peralatan di tempat kerja;
2. Melaksanakan pematrian yang meliputi kegiatan membersihkan komponen dan
bahan, mematri komponen sesuai prosedur manual perbaikan, memeriksa hasil
pematriuan secara visual, menguji fungsi komponen hasil pematrian sesuai
prosedur, dan mendokumentasikan hasil pematrian.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 3 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

BAB II
MEMPERSIAPKAN PEMATRIAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian


1. Cara Mengidentifikasi Komponen dan Bahan Material
Sebelum melakukan proses pematrian atau penyolderan, terlebih dahulu harus
didentifikasi komponen dan bahan material yang diperlukan.
a. Komponen dan Bahan Material yang Diperlukan
1) Timah Solder
Timah solder tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran:
a) Batang.
b) Tongkat.
c) Kawat padat dan berinti.
d) Bubuk.
e) Pasta.

Gambar 1. Timah Solder Tongkat/Batang

Gambar 2. Timah Solder kawat

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 4 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

Timah solder berbentuk kawat biasa dipakai untuk digunakan dalam


bidang listrik. Jenis ini tersedia dalam berbagai ukuran untuk
menyesuaikan dengn keperluan, misalnya jika menyolder komponen
yang sangat kecil pada papan rangkaian tercetak ( PCB ) timah solder
berbentuk kawat kecil yang dipakai.
Timah solder berbentuk kawat ada yang padat dan ada yang berinti/
berongga. Rongga tersebut diiisi dengan pasta.

2) Pasta Solder (Fluks)


Sebelum dijelaskan apa yang disebut fluks, diterangkan terlebih
dahulu mengapa kita memerlukannya. Logam yang akan disolder
harus benar – benar bersih, misalnya dari karat. Jika permukaan
sebuah logam berhubungan dengan udara maka akan terjadi
oksidasi. Oksidasi adalah pembentukan karat atau bercak yang
disebabkan oleh reaksi dengan udara.
Fluks / pasta solder adalah senyawa kimia yang jika diberikan pada
suatu logam akan mencegah terjadinya proses oksidasi lebih lanjut
serta membantu pengaliran timah solder pada bahan.

Gambar 3. Cara Kerja Fluks

Fluks bisa digunakan pada logam yang disolder setelah dibersihkan


terlebih dahulu atau bisa juga digunakan timah solder berinti resin.
Cara ini cepat dan mudah sehingga menjadi pilihan utama dalam

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 5 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

penyolderan pada sambungan / kawat listrik. Fluks yang ada dalam


timah solder berongga meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada
timahnya. Maka fluks leleh dan mengalir pada bahan sebelum timah
leleh.

Gambar 4. Jenis Fluks

Pada umumnya pasta solder atau fluks dibagi menjadi 2 macam,


yaitu:
a) Pasta solder anorganik
Fluks anorganik biasanya digunakan dalam penyolderan timah,
baja lunak, timah hitam serta berbagai macam logam campuran.
Fluks bersifat asam dan bisa menghilangkan oksidasi, sesudah
penyolderan dengan fluks anorganik semua sisa kotoran harus
dibersihkan untuk mencegah korosi lebih lanjut.
b) Pasta solder organik
Fluks organik tidak bersifat korosif sebagaimana pada fluks
anorganik. Fluks organik tidak melepaskan oksid dari logam
melainkan mencegah terjadinya oksid. Fluks tipe organik
digunakan dalam penyolderan bidang listrik.

3) Tiner
Tiner digunakan untuk membersihkan papan PCB dari kotoran yang
muncul saat proses penyolderan.

4) Kabel
Kabel merupakan bahan utama saat kita akan merakit sebuah alat.
Fungsi kabel adalah menghubungkan komponen dalam sebuah sistem
elekronik.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 6 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

5) Printed Circuit Board


Printed Circuit Board (PCB) adalah papan untuk merangkai suatu sistem
rangkaian elektronik.
6) Contact Cleaner
Bahan untuk membersihkan kontak pada permukaan sambungan. Cara
penggunaannya adalah dengan disemprotkan pada sambungan
tersebut.

2. Cara Menyiapkan Komponen dan Bahan di Tempat Kerja


Komponen dan bahan material yang akan digunakan dalam proses pematrian
atau penyolderan harus disiapkan secara lebih detil. Berikut ini adalah kuantitas
dan ukuran-ukuran yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan komponen dan
bahan material:
a) Timah solder ukuran 0,8 – 2 mm sebanyak satu gulung.
b) Pasta solder jenis organik atau anorganik sebanyak satu kaleng ukuran
sedang.
c) Tiner sebanyak satu kaleng sedang.
d) Kabel dengan diameter ukuran 1 – 2 mm sebayak satu gulung.
e) PCB ukuran 20 mm x 20 mm sebanyak satu lembar.
f) Contact Cleaner sebanyak satu botol ukuran sedang.

3. Cara Menyiapkan Tools dan Peralatan di Tempat Kerja


a. Solder adalah tools dan peralatan utama yang diperlukan dalam
melaksanakan teknik pematrian atau penyolderan. Solder yang baik dan
berkualitas sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan pematrian atau
penyolderan. Ketika menyiapkan solder yang baik dan berkualitas, maka
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Pilih solder yang sesuai dengan pekerjaan. Sesuaikan ukuran daya
panas dan ukuran tip solder dengan komponen yang akan
disambungkan.
b) Pilih solder yang bisa diganti tip soldernya.
c) Pastikan ujung tip solder mengkilat dan akan tetap mengkilat saat
solder dipanaskan. Apabila tip solder menjadi kusam saat dipanaskan
Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 7 dari 29
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

maka itu bissa menjadi indikasi kalau tip soldernya jelek dan harus
diganti dengan yang lebih baik.

Gambar 5. Jenis Solder

b. Penyimpan atau penumpu solder panas


Fungsinya adalah menyimpan solder ketika digunakan.

Gambar 6. Jenis Penumpu Solder

c. Obeng kombinasi
Fungsinya adalah untuk membuka dan mengunci sekrup sesuai dengan ukuran
dan bentuknya.

Gambar 7. Obeng Kombinasi

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 8 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

d. Cutter
Fungsinya adalah memotong dan mengupas kabel.

Gambar 8. Cutter

e. Pinset
Fungsinya adalah sebagai berikut :
1) Untuk menjepit kaki komponen yang dipatri atau disolder
2) Untuk mengambil sesuatu disela-sela komponen yang tidak bisa diambil
oleh tangan
3) Untuk mengambil kotoran bekas solderan

Gambar 8. Pinset

f. Tang potong
Fungsinya adalah untuk memotong dan mengupas kabel serta memotong kaki
komponen yang terlalu panjang.

Gambar 9. Tang Potong

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 9 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian


1. Mampu melakukan identifikasi komponen dan bahan material.
2. Mampu menyiapkan komponen dan bahan ditempat kerja.
3. Mampu menyiapkan tools dan peralatan ditempat kerja.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pematrian


1. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam melakukan identifikasi komponen dan
bahan material.
2. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam menyiapkan komponen dan bahan
ditempat kerja.
3. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam menyiapkan tools dan peralatan ditempat
kerja.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 10 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

BAB III
MELAKSANAKAN PEMATRIAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian


1. Cara Membersihkan Komponen dan Bahan

Patri merambat lebih baik pada bidang patrian yang mengkilap. Hal ini
dikarenakan daya kapilaritas hanya akan bekerja dengan baik pada
permukaan bidang patrian yang bersih. Kondisi kotor pada bidang patrian
yang kecil sekalipun seperti cat warna, karat, gemuk, kotoran, keringat tangan
maupun kotoran oksid akan menghalangi ikatan patri dengan bahan dasar.
Kondisi tersebut akan terlihat pada munculnya gelembung patri pada keadaan
cair. Oleh karenanya benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dilakukan pematrian. Permukaan benda kerja yang berminyak akan
mengangkat flux, sehingga logam dasar tidak terlapisi flux dan teroksidasi
pada saat dipanaskan. Minyak dan gemuk akan terkarbonasi pada saat
dipanaskan, dan membentuk lapisan minyak sehingga menghalangi aliran
patri cair.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk membersihkan benda kerja
adalah:
a. Menghilangkan minyak dan gemuk yang menempel pada permukaan
benda kerja menggunakan pelarut minyak (degreasing solvent), uap atau
larutan pembersih alkali.
b. Menghilangkan lapisan oksida atau kerak secara mekanis atau kimia.

Proses mekanis dapat ditempuh dengan menggunakan metode abrasif


(menggunakan amplas, kikir, atau gerinda), yang dilanjutkan dengan
mencuci benda kerja.
Proses kimia dapat dilakukan menggunakan larutan asam (acid pickle
treatment). Pastikan bahwa zat kimia yang digunakan sesuai dengan
bahan dan jenis benda kerja yang dibersihkan, dan setelah proses
pembersihan pastikan bahwa tidak ada sisa larutan yang tertinggal pada
benda kerja.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 11 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

2. Cara Mematri Komponen Sesuai Prosedur Manual Perbaikan

Proses pengikatan di dalam pematrian hanya berlangsung pada permukaan


bahan dasar yang akan disambung. Prinsip dasar yang membedakan
pematrian dengan pengelasan ialah bidang pematrian dipanaskan, namun
tidak sampai meleleh. Proses terjadinya ikatan patri dapat dijelaskan pada
bagan berikut.

Gambar 10. Proses terjadinya ikatan patri

Ikatan patri tersebut ditimbulkan oleh tiga proses fisika yaitu adhesi, difusi,
dan pembentukan leburan, yang secara terpisah atau bersama-sama
memberikan pengaruhnya terhadap kekuatan sambungan pematrian.
Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan
menggunakan logam campuran yang disebut timah solder.
Pada buku ini kita akan mempelajari proses penyolderan halus. Penyolderan
digunakan untuk menyambung tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu
penyolderan dipakai secara luas dalam perbaikan listrik otomotif.

a. Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik :
1) Bahan yang bersih.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 12 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

2) Alat solder yang bersih dengan suhu yang tepat.


3) Timah dan pasta yang tepat.

b. Pelapisan alat solder dengan Timah ( Tinning )

Pelapisan timah dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala
solder. Ini akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan
bahan yang disolder.
Cara pelapisan adalah sebagai berikut:
1) bersihkan kepala solder atau tip, jika perlu gunakan kikir untuk meratakan
permukaan yang berlubang.
2) panaskan kepala solder.
3) beri fluks / pasta solder pada kepala solder.
4) lapisi tip dengan timah solder.
5) bersihkan timah yang berlebihan dengan kain lap sehingga terdapat lapisan
timah yang tipis mengkilat.

Gambar 10. Proses pembersihan timah

c. Prosedur Penyolderan

Penyolderan merupakan penyambungan 2 logam dengan menggunakan


timah solder. Timah solder adalah campuran timah dan timah hitam
terdapat dalam bentuk dan ukuran untuk berbagai keperluan. Fluks dipakai
dalam proses penyolderan juga terdapat dalam berbagai bentuk untuk
menyesuaikan dengan keperluan. Berikut ini adalah poin-poin yang perlu
diperhatikan ketika melakukan penyolderan:
Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 13 dari 29
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

1) Penyolderan memerlukan panas (antara 200 – 400°C). Pada umumnya


panas tersebut diperoleh dengan menggunakan alat solder. Alat solder
mempunyai berbagai macam jenis dan ukuran. Agar tidak timbul
kerusakan pada bahan maka harus digunakan alat solder yang tepat.
Alat solder berbeda – beda dalam ukuran, bentuk maupun merk, tetapi
fungsinya sama saja yaitu untuk memanaskan logam dan timah solder
pada suhu yang diperlukan. Alat solder listrik menggunakan tembaga
untuk menyalurkan panas, bagian penyalur panas tersebut disebut bit.
Agar dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan penyolderan, seringkali
bit (kepala solder) dapat diganti.

Gambar 11. Solder Listrik

Alat solder listrik berbeda – beda dalam nilai watt – nya. Nilai tersebut
menunjukkan seberapa panas yang dapat diberikannya. Ini adalah
salah satu kriteria dalam memilih alat solder yang tepat untuk suatu
pekerjaan penyolderan. Alat solder listrik harus dapat memberikan
panas yang tepat untuk suatu keadaan tertentu. Panas yang terlalu
rendah akan menghasilkan sambungan yang jelek sementara panas
yang terlalu tinggi akan merusak komponen.
2) Sewaktu akan digunakan, solder ditunggu hingga panasnya mencukupi
dan ujung solder dibersihkan dahulu dengan spons. Untuk solder yang
baru, ujung solder dilapisi terlebih dahulu dengan timah patri sehingga
tipis dan merata.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 14 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

3) Bahan yang akan disolder harus bersih, bebas dari lemak, karat atau
kotoran lainya. Komponen terletak erat pada PCB dan PCB harus erat
pula sehingga tidak goyang sewaktu dipatri.
4) Tempat yang akan disolder dipanasi terlebih dahulu dengan ujung
solder sehingga cukup panas kemudian dengan ujung solder tetap
menempel pada barang yang dipatri, tempelkan timah patri sehingga
meleleh dengan jumlah secukupnya, ditunggu sebentar sehingga patri
terlihat mengepyar, akhirnya timah patri ditarik dan kemudian solder
ditarik pula. Ditunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan tidak
boleh goyang. Disini sering terjadi kesalahan ialah timah patri ditempel
dahulu di ujung solder, baru dibawa ke tempat yang akan dipatri.
Prosedur ini sama sekali tidak dianjurkan, karena kedua barang yang
akan dipatri harus sama-sama dalam keadaan panas, baru patri
dilelehkan di atasnya.
5) Untuk pematrian komponen semikonductor, diusahakan proses
pemanasan sesingkat mungkin, ialah dengan menunggu terlebih
dahulu solder mencapai panas yang cukup tinggi sebelum ditempelkan.
Bila perlu body komponen dibungkus dengan kain basah sehingga
panas dari kaki komponen tidak menjalar kebody komponen.
6) Setelah pematrian selesai semua, muka PCB bekas patrian dibersihkan
dengan thinner untuk menghilangkan sisa-sisa pasta yang masih
menempel di PCB. Pekerjaan pematrian kelihatannya memang mudah,
akan tetapi agar hasilnya baik memerlukan latihan yang benar dan
cukup banyak. Karena patri komponen elektronik kecuali harus
menempel erat, komponen-komponenharus terhubung secara elektris
dengan baik.

d. Pengkabelan

Perbaikan atau pemasangan rangkaian listrik seringkali memerlukan


penyambungan kabel. Untuk itu diperlukan sejumlah alat misalnya tang,

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 15 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

konektor dan solder. Penyolderan sambungan kabel menghasilkan


sambungan yang beresistensi sangat rendah dan juga kuat secara fisik.

Gambar 12. Metode penyolderan kawat

1. Prosedur pencegahan terjadinya Wicking


a) Jika menyambung kabel yang terhubung pada sistem listrik
kendaraan, lepaskan dahulu terminal negatif baterai.
b) Amankan dahulu tempat kerja.
 Jika anda bekerja didalam kendaraan letakkan bahan yang tidak
mudah terbakar di bawah kabel yang akan disolder untuk
berjaga – jaga terhadap tetesan timah.
 Jika menyolder pada bangku letakkan kabel pada permukaan
yang tahan panas.
 Ruangan harus berventilasi jangan menghirup asap yang terjadi
pada penyolderan.
 Pakai pakaian pelindung dan pelindung mata.
c) Kuliti isolasi kabel sekitar 10 mm dari ujungnya.
d) Pilin kabel – kabel ( ini akan menghasilkan kekuatan sambungan )
e) Pilih ukuran alat solder dan timah / fluks yang tepat.
f) Bersihkan tip / kepala solder. Jika tip sudah cukup panas beri sedikit
timah untuk membantu penyaluran panas.
g) Pegang solder dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang
timah, arahkan pada letak penyolderan kabel. Jangan meletakkan

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 16 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

solder terlalu lama pada kabel, panas akan tersalur pada kabel dan
timah bisa berjalan sepanjang kabel sehingga kabel akan mengeras
dan tidak lentur. Hal ini biasa disebut ” Wicking ”.
h) Periksa sambungan setelah dingin secara alami ( jangan
menggerakkan sambungan saat mendingin ). Sambungan yang baik
yang baik akan tampak seperti cermin. Jika tampak tekstur abu –
abu gelap mungkin panas yang timbul terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
i) Melakukan isolasi sambungan. Selama proses penyolderan hati –
hati jangan sampai alat solder menyentuh kendaraan atau peralatan
dan sebagainya. Hati – hati jangan sampai anda terkena solder atau
meletakkan sembarangan sehingga orang lain bisa terkena.

Selai cara yang telah dibahas di atas, metode berikut ini bisa digunakan
untuk mencegah terjadinya wicking. Gunakan tang sebagai ”heat sink”
(pendingin), panas solder akan diserap logam tang dan tidak merambat
sepanjang serat kabel. Metode ini efektif dalam menyolder sikat pada
motor stater.

Gambar 13. Metode pencegahan wicking

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 17 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

e. Penyolderan Komutator

Kadang – kadang angker dinamo pada motor stater atau generator perlu
disolder. Kumparan angker dinamo terhubung pada segmen komutator
melalui penyolderan. Selama proses bekerja motor atau generator panas
berlebihan dapat menyebabkan sambungan solder ini rusak karena leleh
oleh panas atau putaran angker dinamo. Sambungan – sambungan
tersebut dapat disolder kembali.

Gambar 14. Penyolderan komutator

Prosedur keamanan yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut:


1) Bersihkan dulu sambungan yang akan disolder mungkin akan
diperlukan mesin bubut. Catatan: jangan menggunakan gerinda
dengan roda sikat kawat.
2) Pasang angker dinamo secara horizontal dengan catok atau alat
pemegang lainnya.
3) Beri pasta non – korosif pada sambungan.
4) Panaskan solder yang sesuai ( untuk pekerjaan ini diperlukan solder
listrik besar atau solder non – listik dengan kepala tembaga yang besar
)
5) Beri sedikit timah pada kepala solder untuk membantu penyaluran panas.
6) Letakkan kepala solder pada bagian komutator dan beri timah pada
sambungan.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 18 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

Gambar 15. Penyolderan sambungan pada komutator

7) Biarkan timah dingin secara alami.


8) Jika perlu bubut komutator dan periksa apakah sambungan tidak
menimbulkan hubungan singkat. Saat komutator mendingin yakinkan
semua orang dibengkel mengetahui bahwa komponen tersbut panas
dan tidak boleh disentuh.

f. Penyolderan Terminal baterai

Terminal baterai dihubungkan pada kabel baterai dengan menggunakan


tang atau disolder. Untuk memberikan panas dalam penyolderan
sambungan yang diperlukan biasanya digunakan semburan api. Berikut ini
adalah prosedur dalam penyambungan kabel :
1) Kupas lapisan isolasi kabel baterai dengan panjang sesuai yang
diperlukan (Periksa kedalaman lubang terminal untuk menentukannya)

Gambar 17. Mengupas isolator kabel

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 19 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

2) Beri pasta pada kabel yang terkupas dan jangan membakar isolasi
tersebut, panasi kawat dan beri timah.

Gambar 18. Mengupas isolator kabel dengan pemanasan

3) pegang terminal dengan catok, panasi terminal dan beri timah.


4) Arahkan api tetap pada terminal, masukkan kabel yang terlapis timah
pada lubang terminal. Perpindahan panas pada bangku penjepit dapat
diturunkan dengan menempatkan bahan penahan panas antara penjepit
dan terminal.

Gambar 19. Penyambungan kabel

5) Hentikan pemberian panas / penyemburan api pada sambungan dan


pegang sambungan hingga timah mengeras.
6) Bersihkan sisa pasta dan isolasi sambungan jika diperlukan.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 20 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

g. Penyolderan pada PCB

Penggunaan komponen elektronik merupakan hal yang umum dalam


otomotif dewasa ini, sehingga kemampuan menyolder dengan PCB adalah
ketrampilan yang berharga.
Panas yang tepat khususnya yang tidak berlebihan merupakan masalah
penting dalam penyolderan komponen elektronik dan PCB.

Gambar 20. Printed Circuit Board

Penyolderan yang baik komponen pada PCB memerlukan kontrol suhu yang
tepat pada solder, juga batasan waktu PCB lamanya mendapat pemanasan.
Panas berlebihan dapat merusak PCB dan komponen.
Pada umumnya solder yang dipakai untuk PCB berukuran kecil, ringan dan
memilki pengaturan suhu.

Gambar 21. Solder adjustable

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 21 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

1) Prosedur Pemasangan Komponen pada PCB:


a) Tekuk kaki komponen ( misalnya tahanan ) sesuai posisinya pada
PCB. Jangan menekuk kaki komponen pada bagian kaki yang
menyentuh tepi komponen. Gunakan tang seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 22. Cara mekukan kaki komponen

b) Bersihkan dan beri pasta jika perlu.


c) Pasang komponen pada PCB dan tekuk ujung kaki komponen
sehingga terjepit pada PCB.

Gambar 23. Cara mekukan kaki komponen pada PCB

d) Beri pendingin pada kaki komponen jika perlu ( pendingin akan


membantu menjaga komponen yang sensitif terhadap panas
berlebihan ).

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 22 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

Gambar 24. Cara melindungi panas berlebihan

e) Panaskan solder pada suhu yang diperlukan, letakkan pada posisinya


sehingga PCB dan komponen mendapat panas.

Gambar 24. Cara menyolder sambungan

f) Beri timah sebanyak yang diperlukan.


g) Lepas solder dan biarkan mendingin dengan alami. Jangan
menggerakkan sambungan selama terjadi pendinginan

Gambar 25. Sambungan solder

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 23 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

h) Bersihkan sisa pasta dan periksa sambungan.

3. Cara Memeriksa Hasil Pematrian Secara Visual

Salah satu cara untuk memeriksa hasil penyolderan adalah dengan metode
pemeriksaan visual. Warna permukaan hasil penyolderan yang baik adalah
seragam dan mengkilap. Jika warna dan bentuk tidak merata atau terlihat
selaput pada permukaan,mungkin terjadi kesalahan penyolderan.

Poin-poin yang perlu diperiksa adalah sebagai berikut:

a. Permukaan hasil penyolderan harus mengkilap dan halus


b. Lapisan timah harus tipis dan bentuk lead dapat terlihat
c. Jarak yang cukup antara solderan dengan komponen atau pattern
d. Tidak ada bagian yang berlubang atau perbedaan bentuk
e. Pada kasus komponen mempunyai material isolasi, isolasi tersebut tidak
bolehrusak, lecet atau mengembang karena panas
f. Lapisan pelindung kabel tidak boleh terbungkus timah
g. Ujung lead tidak boleh keluar dari solderan
h. Flux tidak boleh memercik ke permukaan terminal
i. Flux tidak boleh memercik ke PWB atau bagian dalam produk
j. Seluruh bagian yang akan disolder harus terlapisi timah

Gambar 26. Hasil sambungan solder

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 24 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

4. Cara Menguji Fungsi Komponen Hasil Pematrian Sesuai Prosedur

Setelah semua komponen di solder, proses terakhir adalah memeriksa jangan


sampai ada solderan yang kurang baik atau komponen yang rusak akibat
panas dari solder. Prosedur pengujian komponen yang telah disolder
sangatlah penting dilakukan. Terutama apabila berkaitan dengan komponen
elektronika dan listrik. Berikut ini adalah cara yang harus dilakukan untuk
menguji komponen-komponen tersebut:
a. Memeriksa hubungan atau kontinuitas antara kompenen-komponen atau
kabel-kabel tesebut dengan menggunakan multitester.
b. Memeriksa nilai kompenen-komponen dengan menggunakan multitester.
c. Memeriksa jalur-jalur yang ada pada PCB jangan sampai ada yang rusak
atau saling berhubungan akibat lelehan tinol yang akan mengakibatkan
hubungan pendek.

Untuk menambah keamanan dari rangkaian tersebut adalah dengan memberi


lapisan pada bagian bawah PCB yang ada soldernya dengan bahan yang
bersifat isolator, misalnya cat/vernish. Hal ini dilakukan supaya rangkaian tadi
terhindar dari korosiakibat oksidasi.

5. Cara Mendokumentasikan Hasil Pematrian


Mendokumentasikan hasil pematrian bertujuan untuk merekam hasil
pematrian supaya ada data teknik terkait dengan benda yang yang telah
dipatri atau disolder. Data yang harus didokumentasikan adalah sebagai
berikut:
a. Waktu (Jam, Tanggal, Bulan, Tahun) pematrian atau penyolderan
b. Uraian singkat proses pematrian atau penyolderan
c. Bahan (material) dan alat (tools) yang digunakan dalam proses pematrian
atau penyolderan.

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 25 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian


1. Mampu membersihkan komponen dan bahan
2. Mampu mematri komponen sesuai prosedur manual perbaikan
3. Mampu memeriksa hasil pematrian secara visual
4. Mampu menguji fungsi komponen hasil pematrian sesuai prosedur
5. Mampu mendokumentasikan hasil pematrian

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Melaksanakan Pematrian


1. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam membersihkan komponen dan
bahan
2. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam mematri komponen sesuai prosedur
manual perbaikan
3. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam memeriksa hasil pematrian secara
visual
4. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam menguji fungsi komponen hasil
pematrian sesuai prosedur
5. Harus cermat, teliti, dan taat azas dalam mendokumentasikan hasil pematrian

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 26 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Gunadi, Teknik Bodi Otomotif, Jilid 2, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Pambinaan SMK, Jakarta, 2008
2. ____________, Penyolderan, Indonesia Australia Partnership for Skills
Development, Jakarta, 2001
3. Hasbullah, Praktikum Elektrik Dasar, Pengenalan Alat Praktikum, UPI.

C. Majalah atau Buletin


1. –

D. Referensi Lainnya
1. --

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 27 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer, spidol Untuk di ruang teori
2. Solder
3. Alat penumpu solder panas
4. Obeng kombinasi
5. Cutter
6. Pinset
7. Tang potong

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Kertas Setiap peserta
2. Timah solder
3. Pasta solder
4. Tiner
5. PCB
6. Kabel
7. Resistor
8. Contact Cleaner

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 28 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif – Sub Sektor Kendaraan Ringan G.45OTO01.006.2

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Ari Kustiandi Ariffien, S.T., M.T.  Instruktur Ahli Madya BBPLK


Bandung Kejuruan Teknik Otomotif
 Asesor LSP BBPLK Bandung

Judul Modul: Melaksanakan Teknik Pematrian Halaman: 29 dari 29


Buku Informasi Versi: 2018

Anda mungkin juga menyukai