Banyak cara manusia menyampaikan pemikiran dan maksudnya, baik secara lisan (suara) yang
bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau tulisan). Sejak dahulu,
gambar sudah dipakai manusia untuk berkomunikasi antara individu yang satu dengan individu yang
lain, hingga sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan
dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang orang tehnik.
Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 15,
diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar kerja adalah suatu teknik
penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di
rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai
bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang
mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.
Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan oleh Kanisus
diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat gambar atau
ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak.
Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 14,
diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar teknik adalah gambar yang
menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini
menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah di
rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain
itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara.
Berdasarkan teori-teoriri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang
digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar
internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/03/proses-kerja-pembuatan-prototype-
produk-barang-jasa-1024x680.jpg
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan
dilapangan, gambar kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah / bisa dimengerti didalam
pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing , gambar kerja merupakan
penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
yang sebenarnya.
Gambar kerja merupakan awal sebuah langkah pekerjaan yang menyangkut konstruksi, meliputi
bagian bagian dari sebuah konstruksi secara detail.
Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan, walaupun gambar dibuat tanpa dasar
apapun , akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda beda. Tujuan gambar teknik
untuk membuat orang berpikir satu tujuan, misalnya gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap
orangyang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata.
Adapun fungsi gambar teknik adalah :
1. Alat komunikasi
Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau
pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok
dikalangan orang orang tehnik maka gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa sarjana
teknik
2. Menyampaikan Informasi
Dalam penyampaian informasi dengan gambar (visual), informasi yang ringkas lengkap dan mudah
dimengerti oleh pembaca. Dalam gambar informasi yang ingin diutarakan diberikan dengan lambang
lambang tertentu. Oleh karena itu dibuatlah standar lambang lambang yang digunakan secara umum
agar semua kalangan mengerti dengan apa yang diutarakan penulis.
Pada permulaan industri perencanaan dan pembuatan gambar teknik dilakukan oleh orang yang
sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan sehingga tidak
diperlukan aturan aturan dalam gambar tersebut.
Pada permulaan industri , perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh orang yang
sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan . Setelah industri mulai
berkembang, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh dua orang yang berbeda.
Dalam hal ini gambar berfungsi sebagai lat menyampaikan informasi dari pihak perancang (design
drafter) kepada pihak pembuat (operator) .
Gambar teknik merupakan dokumen penting dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum
secara padat. Dengan mendokumentasikan gambar berarti juga mengawetkan dan menyimpan
untuk dipergunakan sebagai bahan informasi.
Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti anda berkonsultasi
dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang diingankan. Dengan demikian
fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah yaitu sebagai pembantu dalam proses
pembangunan karena apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang didesain diawal
perencanaan, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan yang akan terjadi pada
saat pelaksanaan sesungguhnya.
Hal hal yang diperlukan dalam membuat gambar kerja antara lain :
a. Ketepatan (accuracy)
Tidak ada gambar dengan kegunaan maksimal jika gambar tersebut tidak tepat. Pembuat rencana
tidak akan mencapai keberhasilan dalam profesinya jika tidak mempunyai kebiasaan tentang
ketepatan.
b. Kecepatan (speed)
Waktu adalah uang dalam industri, dan tidak akan ada permintaan untuk juru gambar atau
perencanaan yang lamban. Bagaimana pun kecepatan tidak dapat dicapai dengan ketergesaan,
kecepatan adalah suatu hasil sampingan yang tidak terlihat dari kecerdasan dan pekerjaan,
berkelanjutan atau kecepatan adalah hasil dari praktik dan berkelanjutan.
c. Keterbacaan (legibility)
Harus diingat bahwa gambar adalah alat berkomunikasi dengan orang lain, dan bahwa gambar harus
jelas dan dapat dibaca untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Perhatian harus diberikan kepada
hal hal kecil, terutama pada penulisan huruf.
d. Kebersihan (neatness)
Gambar sebaiknya bersih, karena gambar yang tidak bersih adalah hasil dari cara yang tidak rapi dan
tidak hati hati dan tidak akan diterima oleh pemberi kerja.
Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha memperhatikan hal hal sebagai
berikut:
Langkah langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk yang nyata
diantaranya :
1. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar
4. Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lain
Berikut ini adalah beberapa peralatan yang sering digunakan untuk membuat gambar. Alat alat ini
sering dipakai dalam gambar teknik, adapun untuk membuat gambar kerja produk seorang
wirausaha disesuaikan dengan produk apa yang akan dibuat. Adapun peralatan yang digunakan
untuk menggambar teknik anatar lain :
1. Kertas gambar
Kertas yang biasanya digunakan adalah kertas putih yang permukaannya tidak kasar Jenis kertas
gambar yang digunakan :
a. Kertas bagan yaitu kertas gambar putih tebal yang mempunyai garis garis horisontal dan
vertikal dengan jarak 10 x 10 mm.Kertas ini berfungsi untuk membuat gambar sementarayang
dihasilkan dari hasil pengukuran dengan skala yang bukan sebenarnya.
b. Kertas putih tebal , digunakan untuk menggambar dengan skala dan ukuran yang sebenarnya
c. Kertas kalkir, yaitu kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat gambar dengan
tinta.
Adalah alat gambar yang paling sering dipakai untuk latihan gambar teknik dasar. Pensil gambar
terdiri dari batang pensil dan isi pensil. Terdapat beberapa jenis pensil gambar, sebagai berikut :
a. Pensil batang
Pada pensil ini anta isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan pensil ini harus diraut terlebih
dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil.
b. Pensil mekanik
Pada pensil ini antara batang dan isi terpisah. Jika isi pensil habis dapat diisi ulang.Batang pensil
tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya :
0,3 mm, 0,5 mm ,dan 1,0 mm.Hasil gambar untuk gambar pensil mekanik
3. Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala berupa mistar pendek
tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 900
Contoh penggaris T
4. Penggaris siku
Terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 450 ,900 , 450 dan satu buah penggaris bersudut 300 ,
900 , dan 600 . sepasang penggaris segitiga digunakan untuk membuat garis garis sejajar, sudut
sudut istimewa, dan garis yang saling tegak lurusHasil gambar untuk gambar penggaris siku
5. Jangka gambar
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara menancapkan
salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai
pensil untuk menggambar garis.
Mal digunakan untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu dalam pengerjaan gambar dalam
bentuk lingkaran lingkaran kecil, elips, segi enam, dan garis garis lengkung lainnya. Mal yang beredar
saat ini banyak terbuat dari plastik dan mika bening yang ukurannya dibuat berdasarkan standar.
7. Rapido
Adalah alat gambar dengan tinta untuk menggambar pada kertas kalkir. Rapido memiliki bermacam
macam ukuran (yang menunjukkan ketebalan garis yang dihasilkan) mulai dari 0,1 mm sampai
dengan 2,0 mm. Untuk memudahkan pemilihan pen, maka tiap ukuran ditandai dengan warna
tertentu. Contoh rapido berikut ini :
Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaaan yang rata, lurus dan licin agar penggaris T
dapat digeser. Ukuran papan gambar yang memadai untuk gambar teknik adalah panjang 1265 mm,
lebar 915 dan tebal 30 mm. Meja gambar juga dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran
kertas, seperti ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus dan
tidak terlalu keras maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan adalah jenis kayu pohon
cemara, linde dan pelupir. Berikut contoh meja gambar :
RANGKUMAN
Sejak dahulu, gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antar individu manusia dan sampai
sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan
diterapkannya sebagai standar komunikasi orang orang teknik.
Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik yang bisa juga
disebut bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa, gambar teknik harus dapat menjelaskan keterangan
keterangan secara tepat dan obyektif.
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan sebagai acuan untuk
dilaksanakan / dikerjakan dilapangan .
Seorang wirausaha harus mmampumembuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang
dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.
3. Penggaris T
4. Penggaris siku
5. Jangka gambar
6. Mal gambar
7. Rapido
Tugas
1. Buatlah gambar produk yang lengkap disertai dengan bahan bakunya, ukuran produknya,
model produknya , warna produknya secara berurutan.
2. Presentasikan gambar kerja produk tersebut kedepan kelas untuk memdapat tanggapan dan
masukkan.
Tes formatif
3. Sebutkan 6 hal yang harus diperhatikan oleh seorang wirausaha dalam membuat gambar kerja
produk !
4. Sebutkan 6 langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata !
5. Sebutkan peralatan yang digunakan dalam menggambar teknik !
Lembar kerja
Untuk melakukan kegiatan gambar kerja produk, ada beberapa alat yang diperlukan oleh peserta
didik, yaitu :
No
Alat bahan
Keterangan
Kertas gambar
Pensil
Spidol
BAB III
EVALUASI
A.Kognitif skill
a. Gambar kerja
b. Gambar desain
c. Gambar sketsa
d. Gambar model
e. Gambar acuan
2. Gambar kerja adalah komunikasi antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana
dilapangan , dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak, merupakan pengertian gambar
kerja menurut....
a. Ir Ohan Juhana
b. Suliana
c. Suratman
d. Susanto
3. Merupakan dokumen penting dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara
padat , juga bisa disimpan untuk dipergunakan sebagai bahan informasi, merupakan salah satu
fungsi gambar kerja yaitu...
b. Menyampaikan informasi
4. Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik
dituangkan kedalam bentuk gambar ( biasanya berupa sketsa ) . kemudian gambar itu devaluasi dan
dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna, merupakan salah satu fungsi
gambar kerja , yaitu....
b. Menyampaikan informasi
5. Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan hal hal
dibawah ini, kecuali...
a. Keamanan produk
b. Ergonomis
e. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar
6. Waktu adalah uang dalam industri, dan tidak akan ada permintaan untuk juru gambar atau
perencana yang lamban, hal ini merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai
sasaran dalam menggambar yaitu :
a. Ketepatan (accuracy)
b. Kecepatan (speed)
c. Keterbacaan (legibility)
d. Kebersihan (neatness)
e. Sesuai standar
7. Harus diingat bahwa gambar adalah alat berkomunikasi dengan orang lain, dan bahwa gambar
harus jelas dan dapat dibaca untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Perhatian harus diberikan
kepada hal hal kecil, terutama pada penulisan huruf, hal ini merupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam mencapai sasaran dalam menggambar yaitu...
a. Ketepatan (accuracy)
b. Kecepatan (speed)
c. Keterbacaan (legibility)
d. Kebersihan (neatness)
e. Sesuai standar
8. Berikut merupakan peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk menggambar, kecuali...
a. Pensil
b. Rapido
c. Amplop
d. Kertas
e. Jangka
9. Alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara menancapkan salah satu
ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil
untuk menggambar garis adalah...
a. Pensil
b. Rapido
c. Penggaris siku
d. Kertas kalkir
e. Jangka
10. Kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat gambar dengan tinta, yaitu...
a. Kertas putih
b. Kertas gambar
c. Kertas bagan
d. Kertas kalkir
A. PENGERTIAN BIAYA
Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan
biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalam
bidang manajemen biaya.
1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat
membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara
dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan
untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang.
Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh
karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi.
Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode.
Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan
sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu
periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin dan
komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam
pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni
apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
2. Obyek Biaya
Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan dan yang
lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan.
Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya
adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam sebuah
Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah menentukan biaya proyek
pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek pengembangan produk baru.
Kegiatan
Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi. Definisi lain dari
kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer untuk maksud
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah
menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam
proses pembebanan biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara
lain memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata
kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata
kerja tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”.
Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni produk
berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku
melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk
berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk
pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas
organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain.
Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut organisasi jasa.
Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni:
1. Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau
mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud.
2. Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.
3. Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus berada dalam
hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari
produsennya.
Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.
Aspek
Sifat Tujuan
Ketidakberwujudan
· Jasa tidak dapat disimpan
Perishability
Inseparibility
Heterogenitas
1. Pengukuran produktivitas dan mutu serta pengendalian harus dilakukan terus menerus
2. Manajemen mutu total adalah penting
Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud berkepentingan
untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah kepentingan misalnya penetapan
harga, desain produk dll.
BIAYA PRODUK
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan.
Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Artinya
biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk
tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/
penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang akurat yang
diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah
bahwa penggunaan perhitungan harga pokok yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat
menimbulkan kebingungan terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas
sistem informasi manajemen biaya.
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk
kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan
biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi
barang berwujud, biaya produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya
manufaktur dan biaya non manufaktur.
BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat
dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa
yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk
karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap
produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang
goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau
penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari
tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan
parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.
Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung,
hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan
barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/ pelanggan dan
memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan,
pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi
umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.
Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan
tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan
Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang
tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak
satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.
Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk
perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi
produk akhir. (Hendra Poerwanto G)
ANALISA BIAYA PRODUKSI
Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui laba/
rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya
memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan
raksasa multinasional hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan
barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah
pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.
Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada
walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan took, gaji
pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.
Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang
tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan
untuk prosuksi.
Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai input
(barang atau jasa) untuk keperluan produksi.
RUMUS :
TC = FC + VC
NB :
Biaya tetap :
Biaya Variable :
CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh
data tentang rencana produksi sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-01-
300x66.jpg
Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa
/pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian
Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah
sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-02-
300x75.jpg
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-03-
300x58.jpg
Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-04-
300x71.jpg
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-
masing jenis barang sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-05-
300x66.jpg
Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja
langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-06-2-
300x62.jpg
Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods
manufactured) masing-masing barang!
JAWAB!
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi maupun
bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-07-
300x112.jpg
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing
bagian produksi sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-08-
239x300.jpg
Keterangan:
Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base),
misalnya :
1. Model Prototype
2. Tujuan Prototype
B. Uraian Materi
Dalam pembuatan software, dikenal beberapa metode untuk membuat software yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan user yang memerlukan software tersebut. Pada kesempatan kali ini,
saya akan membahas salah satu metode pembuatan software yang dimana baru-baru ini saya dan
kelompok saya bahas dikampus untuk menyelesaikan tugas mata kuliah rekayasa perangkat lunak
yaitu model prototype(Prototyping Model)
https://1.bp.blogspot.com/-hx5rjC29urw/W7vrjh2cy6I/AAAAAAAANn0/Kl78Wb2EymswR6j9-
WfSNoX9msByO7aHwCLcBGAs/s320/Gambar%2B81.jpg
1. Model Prototype
Menurut saya sendiri prototyping model adalah suatu proses pembuatan software yang yang
bersifat berulang dan dengan perencanaan yang cepat yang dimana terdapat umpan balik yang
memungkinkan terjadinya perulangan dan perbaikan software sampai dengan software tersebut
memenuhi kebutuhan dari si pengguna. Sedangkan dari beberapa referensi yang saya temukan,
prototyping model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana
mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta melakukan
oengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working model).
2. Tujuan Prototype
Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software menjadi
sebuah sistem yang final.
b. Akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan cepat(quick
design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype
c. Prototipe kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk dilakukan evaluasi lebih
lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software
d. Pembuatan software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian akan
diserahkan kepada pelanggan
e. Jika belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal sampai
dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi
Sedangkan proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum,
kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya
b. Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
c. Evaluasi Prototype
Klien akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan
software.
Selain itu, untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan di dalam
proses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah
softwareitu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode
prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam
prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan kebutuhan
b. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian
kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
c. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka
prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah a, b , dan c.
d. Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman
yang sesuai.
e. Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur
dan lain-lain.
f. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika
sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah d dan f.
g. Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
Keunggulan prototyping :
b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Kelemahan prototyping :
a. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum
mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan
kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
b. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan
bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa
memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan sebuah kerangka
kerja(blueprint) dari sistem .
c. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik
perancangan yang baik dan benar.
Dalam setiap metode mempunyai kelebihan maupun kekurangan, namun kekurangan tersebut
dapat diminimalisir yaitu dengan mengetahui kunci dari model prototype tersebut. Kunci agar model
prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat
awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk
mendefinisikan kebutuhan.
C. Petunjuk Praktikum
2. Tugas Masalah
b. Mengkonsultasikan setiap kesulitan kepada expert yang juga memposisikan sebagai calon
konsumen.
3. Prinsip Teori
a. Tujuan prototype adalah mencari rencana dan pemodelan dengan cepat (quick desain) dan
menemukan kekurangan yang dapat diperbaiki sebelum dipruduksi masal.
4. Kegiatan Praktikum
a. Bagi siswa yang memproduksi barang, langkah penyelesaian produk dilakukan dalam kelas.
5. Diskusi dan buatkan laporan progres pencapaian tahapan pembuatan prototype ke guru
pembimbing dalam setiap session.
2. Pengujian Sistem
B. Uraian Materi
1. Tahapan Teknis Prototype Produk
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan
yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang
akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang
sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar
pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain
ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses
perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun
bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan
(customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis
produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk
pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah
produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alphaprototype ada juga
yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan
performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
d. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya
dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
e. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan
kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki
pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung
jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
f. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1,
atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun lingkungan user.
Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
2. Pengujian Sistem
Paket prototype diuji secara sistem, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang ulang
hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 200$). Pengujian sistem bertujuan menemukan
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk
memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009). Menurut Sommerville (2001)
pengujian sistem terdiri dari :
a. Pengujian unit untuk menguji komponen indi1idual secara independen tanpa komponen sistem
yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
c. Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
d. Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem
dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.
e. Pengujian penerimaan dengan data yang di entry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
f. Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir
pembuatan program.
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap
dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan
membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi
pengguna, sistem dan teknologi informasi.
b. Pengujian Preferensi dan Kepuasan (Preference and Satisfaction) untuk menetapkan elemen
yang dirancang dalam rencana pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk. Ada dua
cara utama yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu :
1) Meminta konsumen untuk menggunakan produk selama jangka waktu tertentu, kemudian
diminta menjawab beberapa pertanyaan berhubungan dengan preferensi dan kepuasan mereka.
2) Blind test dengan sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam
alternatifproduk tanpa mengetahui nama merek atau produsernya.
c. Pengujian pasar simulasi (Simulated Test atau Laboratory Test Markets) dengan prosedur riset
pemasaran yang dibuat untuk memberi gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar.
Model yang dipakai antara lain : BASES, DISIGNOR, ASSESOR, dan LITMUS.
d. Pengujian Pasar (Test Market) dengan menawarkan sebuah produk diwilayah pasar terbatas yang
sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk tersebut nantinya akan dijual.
C. Petunjuk Praktikum
2. Tugas Masalah
3. Prinsip Teori
a. Pengujian prototype dilakukan baik uji teknis, uji system dan uji pakar.
b. Proses pengujian dilakukan technical system, preferensi dan kepuasan, serta pengujian pasar
4. Kegiatan Praktikum
a. Pra Pengujian, siswa mempersiapkan produk dan bahan presentasi seperti ringkasan produk,
poster dan file presentasi.
b. Lakukuan expost program dilingkungan sekolah terhadap produk yang dihasilkan dan dengan
display produk disertai poster penjelasan produk
d. Tahap Pengujian Pasar dilakukan lelang langsung dari beberapa prototype produk dan lakukan
penawaran kerja sama.
5. Diskusikan hasil pengujian produk dan dukomentasikan semua proses kegiatan pengujian dalam
bentuk format video.