Anda di halaman 1dari 8

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


1.
Maksud
Mencari titar larutan KMnO4 menggunakan larutan baku Asam Oksalat 0,1000 N.
2.
Tujuan
Menetapkan titar larutan KMnO4 dengan menggunakan larutan baku Asam Oksalat 0,1000 N
dan menghitung kadarnya dalam g/l tanpa menggunakan indikator karena KMnO4 bersifat
oksidator.
II.
TEORI DASAR
Untuk menetapkan titar larutan KMnO4 dan kadarnya dapat dilakukan dengan cara titrimetri.
Titrimetri adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi yang
mempunyai kepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang
ditetapkan kadarnya. Dalam percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah titrasi
oksidimetri yaitu dengan cara permanganometri. Dalam titrasi permanganometri digunakan
larutan penitar KMnO4 (Kalium permanganat) yang merupakan suatu oksidator. Titrasi
dengan larutan KMnO4 umumnya dititrasi dengan larutan yang tidak berwarna karena
KMnO4 sudah berwarna violet dan biasanya digunakan pada kain denim.
Syarat-syarat berlangsungnya titrasi cara permanganometri adalah :
Harus dalam suasana asam kuat karena pH yang yang harus dicapai adalah sampai pH 4.
Suhu antara 40-70 C atau maksimal 70 C. Apabila suhu dibawah 40 C maka reaksi
akan berjalan lambat.
Ada dua lingkungan pH yang dapat mempengaruhi daya oksidasi larutan KMnO4 sehingga
daya oksidasi tersebut berbeda kekuatannya.
Dalam suasana asam reaksinya sebagai berikut :
2KMnO4 + 3H2SO4
K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O
Sedangkan dalam lingkungan netral atau basa reaksinya sebagai berikut :
2KMnO4 + H2O
2MnO2 + KOH + 3O
Jadi menurut reaksi diatas oksidasi paling kuat terjadi dalam lingkungan asam. Larutan
baku standar yang digunakan dalam titrasi ini adalah Asam Oksalat ( COOH )2 0,1000 N.
Larutan baku standar adalah suatu larutan yang mempunyai kestabilan yang baik yaitu dalam
penyimpanan yang lama dan tidak mudah memuai serta tidak mudah berubah. Larutan baku
Asam Oksalat biasanya digunakan sebagai larutan baku standar untuk titrasi alkalimetri (pada
NaOH) dan pada titrasi oksidimetri (cara permanganometri dengan larutan KMnO4).
Larutan yang digunakan sebagai pengasam adalah larutan H2SO4 4N karena H2SO4 bersifat
asam kuat. Reaksi oksidasi akan dipercepat apabila berlangsung pada suhu yang agak tinggi
yaitu antara 60 70 C , sehingga biasanya sebelum dititar larutan dipanaskan sebentar
sampai 60 70 C kemudian baru dititrasi dengan larutan KMnO4. Dalam titrasi KMnO4 ini
tidak diperlukan oksidator lagi karena KMnO4 sendiri sudah berwarna sehingga titik akhir
ditunjukkan oleh warna KMnO4 yaitu merah jambu.
III.
REAKSI
2KMnO4 + 3H2SO4
K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O
5 ( COOH )2
5H2O + 5CO2
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5(COOH )2
K2SO4 + 2MnSO4 + 5CO2 + 8 H2O + 5O

IV. ALAT DAN PEREAKSI


1.
Alat yang digunakan :
Buret 50 ml
Erlenmeyer 250 ml
Pipet volume 10 ml
Gelas ukur 100 ml
Corong
Pembakar
Gelas piala 100 ml
2.
Pereaksi yang digunakan :
Larutan baku ( COOH )2 0,1000 N
Larutan KMnO4
Larutan H2SO4 4 N
V. CARA KERJA
1.
Membersihkan buret dan membilasnya dengan air suling.
2.
Mengisi buret dengan larutan KMnO4 yang akan ditetapkan titarnya.
3.
Memipet 10 ml larutan baku Asam Oksalat ke dalam Erlenmeyer.
4.
Mengasamkan larutan tersebut dengan 10 ml larutan H2SO4 4 N.
5.
Memanaskan larutan tersebut sampai 60-70 C.
6.
Menitar larutan tersebut selagi panas dengan larutan KMnO4 dari buret sampai titik
akhir yang berwarna merah jambu muda.
7.
Menghitung titar KMnO4 dan kadarnya dalam g/l.
VII.
DISKUSI
Dalam percobaan titrimetri ( cara permanganometri ) pada larutan KMnO4 0,1 N dengan
larutan baku Asam oksalat 0,1000 N tidak terjadi banyak kesalahan. Hal ini karena titrasi
hanya dilakukan satu kali sehingga tidak diperoleh selisih antara titrasi awal dan titrasi akhir.
Selama percobaan berlangsung, kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir karena langkah
percobaan yang cukup mudah, alat-alat praktikum dalam kondisi baik, dan waktu percobaan
yang singkat. Keadaan ini tentu sangat memudahkan praktikan untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
Dalam praktikum ini zat yang akan dititar adalah KMnO4 yang bersifat oksidator sehingga
tidak memerlukan indikator dalam proses titrasinya. Umumnya titrasi larutan KMnO4
menggunakan larutan yang tidak berwarna karena KMnO4 sendiri sudah berwarna violet.
Titrasi permanganometri harus dalam suasana asam kuat sehingga harus digunakan H2SO4
sebagai pengasamnya. Hal ini dilakukan karena jika tidak berada dalam suasana asam kuat
maka perubahan warna KMnO4 tidak akan terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya
10 ml karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat yaitu 4N. Karena H2SO4 bersifat keras dan
berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit, maka pengambilannya dengan menggunakan
gelas ukur. Dalam reaksi ini H2SO4 hanya berfungsi sebagai pengasam sehingga H2SO4
tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4 tidak mempengaruhi hasil titrasi.
Larutan ini kemudian harus dipanaskan sampai suhu 70 C agar reaksinya berlangsung

dengan cepat. Pemanasan pada suhu melebihi 70 C akan menyebabkan KMnO4 pecah
menjadi KO2 dan MnO2.
VIII.
KESIMPULAN
Kadar KMnO4 = 0,1052 N
I. Tujuan
Praktikum atau percobaan ini dilakukan supaya kita dapat mengetahui konsentrasi larutan
KMnO4 dari larutan baku primer H2C2O4.
II. Dasar Teori
Kalium permanganat sukar diperoleh secara sempurna murni dan bebas sama sekali dari
mangaan oksida. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat
asam lemah , netral dan basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat
dapat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau ( rivai, 1995 ).
Kalium permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai
arsen(III) oksida standar-standar primer.
Pereaksi kalium permanganat bukan pereaksi baku primer. Sangat sukar untuk mendapatkan
pereaksi ini dalam keadaan murni, bebas dari mangan dioksida . kalium permanganat
merupakan zat pangoksida kuat yang berlainan menurut pH medium, kalium permanganat
merupakan zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan dalam air,
yang merupakan ciri khas untuk ion permanganat.
Pembakuan larutan KMnO4 ini dapat dilakukan dengan titrasi permanganometri secara
langsung,biasanya dilakukan pada analit yang dapat langsung dioksida. Kalium permanganat
merupakan zat pengoksida yang sangat kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan
indicator, karena mampu bertindak sebagai indicator oleh karena itu pada larutan ini tidak
ditambahkan indikator apapun dan langsung dititrasi dengan larutan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terlatak pada : larutan
pentiter KMnO4 pada buret apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan resipiitat coklat yang seharusnya adalah larutan yang
berwarna merah rosa. Penambaha KMnO4 yang berlaku cepat pada larutan seperti H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 yang telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4 dengan Mn2+.
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Buret
2. Pemanas
3. Erlemeyer
4. Pipet tetes
B. Bahan
1. Larutan H2SO4 2N 5ml
2. Larutan KMnO4 0,01 N
3. Larutan H2C2O4 0,01 N 10,0 ml

IV. Cara Kerja


1. Pipet 10,0 ml larutan asam oksalat standart dalam erlenmeyer .
2. Tambahkan 5 ml asam sulfat (H2SO4) 2N.
3. Panaskan hingga suhu kurang dari 800 C
4. Titrasi segera dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah muda yang bertahan
sampai sepuluh detik.
V. Hasil Pengamatan
Titrasi Ke Volume H2C2O4
1
10.0 ml
2
10.0 ml
3
10,0 mll
4
10,0 ml
5
10,0 ml
6
10,0 ml
Rata-rata 10,0 ml

Volume KMnO4
12,90 ml
13,10 ml
12,50 ml
12,70 ml
12,30 ml
12,40 ml
12,65 ml

Perhitungan :
N1.V1=N2.V2
N KMnO4V KMnO4 = N H2C2O4 X V H2C2O4
= 0,0103 N X 10 ml.12,65 ml
= 0,103 N/ml .12,65 ml
= 0,0081 N
VI. Pembahasan
Pereaksi kalium permanganat bukan pereaksi primer. Sangat sukar untuk mendapatkan
pereaksi ini dalam keadaan murni, bebas dari mangan dioksida. Kalium permanganate
merupakan zat pengoksida kuat yang berlainan menurut pH medium. Kalium permanganate
merupakan zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan dalam air,
yang merupakan ciri khas untuk ion permanganate.
Timbulnya mangan dioksida akan mempercepat reduksi permanganat. Demikian juga adanya
ion mangan(II) dalam larutan akan mempercepat reduksi permanganat menjadi mangan
dioksida. Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat dalam suasana netral. Oleh karena itu,
larutan kaliuum permanganat harus distandarisasi.
Standarisasi kalium permanganat harus distandarisasi dengan asam kuat, seperti asam oksalat
dan asam sulfat, ini dikarenakan supaya reaksi tidak bolak-balik, sedangkan potensial
elektroda sangat tergantung pada pH.
Standarisasi larutan KMnO4 ini dapat dilkukan dengan titrasi permanganometri secara
langsung , biasanya dilakukan pada analit yang dapat langsung dioksida . kalium
permanganate merupakan zat pengoksida yaqng sangat kuat. Jadi pereaksi ini dapat dipakai
tanpa penambahan, karena mampu bertindak sebagai indicator, oleh karena itu pada larutan
ini tidak ditambahkan indikator apapun dan langsung dititrasi dengan larutan KMnO4.
Reaksi antara permanganat dengan asam oksalat berjalan agak lambat pada suhu kamar,
sehingga sebelum asam oksalat dan H2CO4 ditritasi dengan KMnO4 harus dipanaskan
terlebih dahulu supaya reaksinya bisa cepat, tetapi kecepatan meningkat setelah ion
mangan(II) terbentuk mangan(II) bertindak sebagai suatu katalis dan reaksinya diberi istilah
otokatalitik karena katalis menghasilkan reaksi sendiri. Reaksi yang terjadi:
2MnO4- + 5H2C2O4+ 6H+ 2Mn2 + 10CO2 + 8H2O

Setelah pemanasan tersebut tersebut asam oksalat dan asam sulfat langsung distandarisasi
dengan KMnO4, setelah distandrisasi laruatan asam oksalat dengan asam sulfat menghasilkan
warna merah muda, ini dikarenakan reaksi antara larutan asam oksalat dan asam sulfat
dengan kalium permanganat. Berikut ini reaksi yang terjadi :
5H2C2 O4 + 2KMnO4 + 5H2SO4 K2SO4 2MnSO4 + 8H2O + 10CO2
VII. Kesimpulan
Pada pembahasan dan hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan:
1. Pada standarisasi larutan permanganat tidak menggunakan indikator karena kalium
permanganat termasuk
zat pengoksida yang sangat kuat.
2. Standarisasi ini harus dilakukan dengan asam kuat ini dikarenakan supaya reaksi tidak
bolak balik .
3. Standarisasi ini harus dipanaskan karena reaksi permanganat dengan asam oksalat dengan
asam sulfat berjalan agak lambat pada suhu kamar.
Pustaka
Pudjatmaka, Hadyana.1989. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitaik.Jakarta : UI-Press.
http://kimiaanalitik.blogspot.com. Akses 08/11/2009

C. DASAR TEORI
Dasar Teori
Oksidasi untuk untuk menyatakan setiap perubahan kimia yang memberikan artiadanya
kenaikan dalam bilangan oksodasi. Sedangkan reduksi adalah untuk menyatakansetiap
penurunan dalam bilangan oksidasi.Dalam oksidasi dan reduksi yaitu kenaikan dan
penurunan bilangan-bilanganoksidasi dihasilakan dari perpindahan elektronelektron. Dalam proses ini bilangan o k s i d a s i d a r i a t o m y a n g p e r t a m a n a i k ,
dan bilangan oksidasi dari atom kedua turun.Proses oksidasi dan
r e d u k s i s e l a l u t e r j a d i b e r s a m a - s a m a d a n h a r u s d i i m b a n g i s a t u terhadap
lain. Sebagai contoh pada proses oksidasi, bila hidrogen (H 2) bereaksi
denganoksigen untuk membentuk air maka atom-atom hidrogen bilangan
oksidasinya berubahd a r i 0 m e n j a d i + 1 , s e d a n g k a n c o n t o h p r o s e s
r e d u k s i b i l a o k s i g e n b e r e a k s i u n t u k membentuk H2O maka atom-atom
oksigen berubah bilngan oksiddasinya dari 0 menjadi-2Proses titrasi permangonometri
merupakan suatu proses redoks, dimana KmnO 4d i g u n a k a n s e b a g a i l a r u t a n
s t a n d a r . L a r u t a n s t a n d a r K m n O 4d i b u a t d e n g a n c a r a melarutakan garam
tersebut dalam air panas, kemudian larutan dididihkan beberapa saat,setelah larutan agak
dingin disaring melalui glass-rool ddan selanjutnaya ditempatkan dalam botol
berwarna gelap.P e m b u a t a n l a r u t a n s t a n d a r d a r i z a t y a n g b e r b e n t u k c a i r
sering disebut cara pengenceran, yaitu dari zat cair yang lebih pekat
m e n j a d i l e b i h c a i r. C a r a i n i d a p a t dilakukan pada cairan yang telah diketahui
normalitasnya. Apabila suatu larutan standar d i b u a t d a r i z a t c a i r y a n g t e l a h
d i k e t a h u i n o r m a l i t a s n y a , m a k a u n t u k m e n e n t u k a n banyaknya volume
yang akan diencerkan digunakan rumus : V1 N1= V2. N2
Tetapi bila larutan tersebut dibuat dari suatu zat cair yang tidak / belum
diketahuin o r m a l i t a s n y a , m a k a u n t u k m e n e n t u k a n b a n ya k n y a v o l u m e ya n g
a k a n d i e n c e r k a n digunakan rumus:
Penetapan kadar H2O2 dalam perhidrol, dalam keadaan asam H2O2 dan KMnO4
akan saling mengoksidasi sehingga dikeluarkan O2. H2O2 dapat berperan sebagai
reduktor dan oksidator, sehingga dalam laju reaksi,KMnO 4 t i d a k a k a n d i r u b a h
m e n j a d i M n 2+,tetapi menjadi MnO4-, sedangkan H2O2 terurai membentuk air dan
oksigen. Akhir titrasiditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi ungu muda
Kesimpulan
Kalium permanganat bereaksi optimum pada suhu sekitar 60-70oC. artinya permanganat
bereaksi lambat pada suhu kamar, sebaliknya bereaksi cepat padasuhu kira-kira 60-70oC.
Dalam pentitrasian, kalium permanganat tidak perlu lagi di berikan indikator,karena KMnO4
sendiri bersifat autoindikator yaitu KMnO4 bisa sebagai indikator dibuktikan dengan hanya 1
tetes larutannya bisa memberikan warna merah muda.
Kalium permanganat juga bersifat autokatalis.
Dikatakan titrasi permanganometri karena digunakan KMnO4 sebagailarutan standar
lambat pada suhu kamar, sebaliknya bereaksi cepat pada suhu kira-kira 60-70oC.
Permanganat mengoksidasi lebih kuat dalam suasana basa daripada dalamlarutan-larutan
asam.Permanganat larut dalam regensia asam sulfat. Jika pencampuran larutan
tersebutdengan asam sulfat yang sangat pekat, larutan ini bisa meledak dengan spontan pada
suhu biasa, dan ledakan lebih besar mungkin terjadi pad pemanasan. Jadidalam melakukan
percobaan ini agar menggunakan asam sulfat yang tidak terlalu pekat atau setidaknya
sebelumnya di encerkan terlebih dahulu dengan aquades.
Penambahan regensia Hidrogen Peroksida pda proses penentuan kadar H2O2 kepada KMnO4

yang telah diasamkan dengan asam sulfat mengakibatkan warnamenjadi hilang dan
dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah ( mengandungair).2MnO4-+ 5H2O2+ 6
H+5CO2+ 2Mn2++ 8H2O
Dalam penentuan normalitas kalium permanganat 0,1 N diperlukan Asam oksalatsebagai
titran. H2C2O4, dengan adanya asam sulfat, menghasilkan gas karbondioksida:2MnO4+5(COO)2-2 +16H+10CO2+ 2Mn2++ 8H2O

Anda mungkin juga menyukai