Anda di halaman 1dari 5

REMEDIAL VOLUMETRI

MAKALAH PERMANGANATOMETRI

NAMA : M. IBNU RAHMAN


NIS : 196045
KELAS : XI.A

SMK SMAK MAKASSAR 2021


BAB 1
PERMANGANATOMETRI
A. Permanganatometri
Permanganatometri merupakan bagian dari oksidimetri
menggunakan oksidator/pengoksid KMnO4 Dalam titrasi redoks,
permanganometri adalah proses titrasi dimana garam kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai zat standard karena kalium
permanganat (KMnO4) tidak murni,. Zat oksidator lain dikenal
adalah:
- K2Cr2O7 (Dikromatometri)
- Senyawaan serium (Cerimetri) Ce(SO4)2, Ce(SO4) 2(NH4)2SO4 . 2H2O
- KBrO3 (Bromatometri)
Kelompok oksidimetri yang banyak dibahas adalah
permanganatometri karena KMnO4 adalah oksidator yang paling
banyak digunakan.Kalium Permanganat (KMnO4) telah banyak
digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun.
Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer.
Satu tetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang
jelas pada volume dari larutan yang biasa digunakan dalam sebuah
titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindikasikan kelebihan
reagen tersebut. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
 ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan
sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam
H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif.
Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat
dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
 ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam
khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam,
ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+
dioksidasi oleh khromat tersebutdan sisanya dapat ditentukan
banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Zat-zat yang bersifat reduktor dapat ditetapkan secara
permanganatometri karena KMnO4 bersifat oksidator. Dalam
lingkungan asam, dengan adanya zat reduktor, ion permanganate akan
tereduksi menjadi ion mangan (III).
𝐾𝑀𝑛𝑂4− + 8𝐻+ + 5𝑒 − → 𝑀𝑛2+ + 4𝐻2 𝑂
Asam yang digunakan adalah asam sulfat dan tidak menggunakan
HCl, HBr, Hl, dan 𝐻𝑁𝑂3 . Karena HCl, HBr, dan Hl dapat teroksidasi
oleh𝐾𝑀𝑛𝑂4 .
2𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 10𝐻𝐶𝑙 → 2𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 2𝐾𝐶𝑙 + 8𝐻2 𝑂 + 5𝐶𝑙2
𝐻𝑁𝑂3 adalah zat oksidator yang dapat mengoksidasikan zat
reduktor seperti reaksi 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dalam lingkungan asam.
2𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 3𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝐾2 𝑆𝑂4 + 2𝑀𝑛𝑆𝑂4 + 3𝐻2 𝑂 + 5𝑂𝑛
𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟 + 𝑂𝑛 → ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖
Dari reaksi dalam linhkungan asam dapat dinyatakan
1
𝐵𝐸 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 𝑀𝑟
5
Dari lingkungan netral sedikit basa
𝑀𝑛𝑂4− + 2𝐻2 𝑂 + 3𝑒 − → 𝑀𝑛𝑂2 + 4𝑂𝐻−
1
𝐵𝐸 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 𝑀𝑟
3
Dalam lingkungan alkali
𝑀𝑛𝑂4− + 𝑒 → 𝑀𝑛𝑂42−
𝐵𝐸 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 𝑀𝑟
Yang paling sering digunakan adalah reaksi dalam lingkungan
yang sangat asam dan permanganat akan bereaksi dengan sangat cepat.
𝑀𝑛𝑂4− + 8𝐻 + + 5𝑒 → 𝑀𝑛2+ + 4𝐻2 0
Cara permanganatometri paling baik dilakukan dalam suasana
asamkarena dalam suasana basa akan berbentuk endapan MnO2 yang
berwarna coklat yang akan mengganggu pengamatan warna pada titik
akhir. Pada penitaran dalam suasana asam tetesan pertama larutan
KMnO4 pada larutan contoh akan membentuk warna merah ungu yang
tidak segera hilang tetapi setelah penetesan berikutnya, warna ini akan
cepat hilang. Hal ini disebabkan karena pada tetesan pertama telah
terbentuk ion Mn/MnSO4 yang bertindak sebagai katalisator pada
peristiwa oksidasi yang terjadi.
1. Larutan standar KMnO4
Larutan KMnO4 0,1N dibuat dengan menimbang sejumlah
tertentu KMnO4 sesuai volume larutan yang akan digunakan. Untuk
KMnO4 0,1N sebanyak 1 liter maka ditimbang KMnO4 3,16 g.
KMnO4 dilarutkan kedalam dengan air suling yang telah dididihkan
dan didinginkan.
Larutan KMnO4 disimpan selama1 minggu sebelum digunakan
karena kenormalannya dapat berubah. Selama penyimpanan, zat-zat
pereduksi yang mungkin ada akan bereaksi dengan KMnO4
membentuk MnO2 yang berupa endapan.
Jika larutan KMnO4 akan digunakan pada waktu yang singkat,
perlu dididihkan kurang lebih 1 jam lalu didinginkan. Larutan yang
telah disimpan ataupun dididihkan dan didinginkan, disaring dengan
penyaring kaca masir atau penyaring asbes lalu disimpan dalam
botol berwarna, selanjutnya dapat ditetapkan kenormalannya.
2. KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI
Titrasipermanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif,
karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan
larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4
- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn-tidak berwarna,
dan disebut juga sebagai autoindikator.
3. .KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI
Sumber-sumber kesalahan pada titrasipermanganometri, antara lain
terletak pada: Larutan pentiter KMnO4 ¬ pada buret Apabila
percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada
buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan
reaksi antara MnO4 - dengan Mn2+ . MnO4 - + 3Mn2+ + 2H2O ↔
5MnO2 + 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada
larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat
pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena
membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4
+ O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑ H2O2 ↔ H2O + O2↑ Hal ini dapat
menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan
titrasipermanganometri yang dilaksanakan. E. MANFAAT
TITRASI PERMANGANOMETRI Untuk mengetahui kadar dari
zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam
bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan
air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat
sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga
dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai