Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

TITRASI REDOKS

disusun oleh:

Annisa Khoerunnisa (D1A210262)

Lisa Dwi Susanti (D1A210125)

Neli Sa’adatul Fitri (D1A210023)

Raissa Bagus Ascharya (D1A210047)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

Jl. Cisaranten Kulon No.140, Cisaranten Kulon, Kec. Arcamanik, Kota


Bandung, Jawa Barat 40293
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Menentukan kadar besi (Fe)

1.2 Prinsip
Berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dengan metode permanganometri.

1.3 Dasar Teori


Permanganometri adalah suatu metode titrasi yang berdasarkan reaksi redoks
dimana kalium permanganate berperan sebagai reduktor yang dapat
mengoksidasi suatu zat dalam 2 kondisi yaitu :

1. Dalam suasana asam dengan reaksi:


MnO⁴ ֿ + 8H⁺ + 5eֿ → Mn2⁺ + 4H₂O

2. Dalam suasana basa


MnO⁴ˉ + 2H₂O + 3eֿ → MnO₂ + 4OHˉ
BAB 2
METODE

2.1 Alat dan Bahan


1. Alat
 Buret
 Beaker glass
 Erlenmeyer 2 buah
 Gelas ukur/pipet volum
 Pembakar spirtus
 Kassa & kaki tiga

2. Bahan
 KMnO₄
 Asam oksalat 0,1 N
 H₂SO₄ 2N
 FeSO₄. 7H₂O 2N
 Indikator kanji

2.2 Prosedur Percobaan


1. Pembuatan larutan standar sekunder KMnO₄
Ditimbang 3,3 gr KMnO₄, larutkan dalam 100 ml aquadest di dalam beaker
glass. Kemudia didihkan selama 15 menit

2. Standarisasi larutan standar sekunder KMnO₄


Dimasukkan 10 ml larutan standar primer asam oksalat 0,1 N kedalam
Erlenmeyer, kemudian tambahkan 10 ml H2SO4 2N, lalu titrasi dengan
KMnO4 sebanyak 3 tetes. Selanjutnya hangatkan titrat hingga suhu 70-80ºC.
Kemudian lanjutkan lagi titrasi hingga terbentuk warna merah jambu yang
konstan. Hitung konsentrasi KMnO4 yaang sebenarnya.

3. Penentuan kadar sampel FeSO₄. 7H₂O


Dimasukkan 10 ml sampel kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 10 ml H2SO4
2N. 10 ml aquadest, dan 1 ml indicator kanji. Kemudian titrasi dengan
KMnO4 hingga terbentuk warna biru yang konstan. Hitung kadar FeSO4.
7H2O
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan

Sampel Volume KMnO₄ 0,1 N Volume asam oksalat


Titrasi 1 0,3 20 ml
Titrasi 2 2,5 20 ml
Titrasi 3 3,3 20 ml

Sampel Volume KMnO₄ 0,1 N Volume H₂SO₄


Titrasi 1 1,2 20 ml
Titrasi 2 1,3 20 ml
Titrasi 3 1 20 ml

3.2 Pembahasan
3.3 Perhitungan

1. KMnO₄ + Asam oksalat


0,3+2,5+3,3
V₁ ¿ = 3,9 ml
3

20+20+20
V₂ ¿ = 20 ml
3

V₁. N₁ = V₂. N₂
3,9. N₁ = 20. 0,1

20 x 0,1
N₁ ¿
3,9

N₁ = 0,10 N

2. KMnO₄ + H₂SO₄ 2N
1,2+1,3+ 1
V₁ ¿ = 2,8 ml
3

20+20+20
V₂ ¿ = 20 ml
3

V₁.N₁ = V₂.N₂
2,8. N₁ = 20. 2

20 x 2
N₁ ¿
2,8

N₁ = 14,2 N

Dik
 KMnO₄ = 3,3 g → 3.300 mg
 V KMnO₄ = 2,8 ml → 0,0028 liter

Dit Kadar Fe…%?

₄ ₄
V KMnO x N KMnO x Be Fe
Kadar Fe ¿
Berat sampel

0,0028 x 14,2 x 2
¿ x100%
3.300

= 0,0024%
BAB 4
KESIMPULAN
Titrasi pada percobaan ini, melibatkan kalium permanganat
(KMnO₄). Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa larutan KMnO₄ merupakan larutan baku sekunder
yang perlu distandarisasi menggunakan asam oksalat agar diketahui
konsentrasinya.
Kalium permanganat memiliki kemampuan sebagai autoindikator,
artinya bentuk teroksidasi dan tereduksi dari kalium permanganate yang
memiliki warna yang berbeda sehingga pada saat proses titrasi yang
melibatkan kalium permanganat tidak perlu ditambahkan indikator
redoks.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai