“ Nitrimetri”
Disusun Oleh :
A. JUDUL
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu menetapkan kadar suatu zat menggunakan prinsip reaksi diazotasi
C. LATAR BELAKANG
Nitrimetri merupakan salah satu cara analisis titrimetri yang didasarkan pada
reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium. Nitrimetri disebut juga dengan titrasi
diazotasi yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan
larutan baku natrium nitrit.
A. Dasar Teori
4. NaNO2
5. Kanji iodida
C. Cara Kerja
1. Pembuatan dan pembekuan natrium nitrit 0,1 N
a. Pembuatan larutan baku
Timbang dengan seksama natrium nitrit 7,1 gram NaNO2, lalu tambahkan
sedikit demi sedikit dalam labu ukur hingga mencapai 100 ml, campur hingga
homogen.
b. Pembuatan natrium nitrit
173 mg asam sulfanillat pa ditimbang seksama, yang sebelumnya telah
dikeringkan pada 120 ℃ sampai bobot tetap, masukkan dalam gelas piala,
tambahkan 15 ml asam hidroklorida dam 1 gram kaliumbromide, lalu
ditambahkan 5 tetes indikator teopeoin 00 0,1% serta metillen biru 0,1%
sebanyak 3 tetes kemudia titrasi perlahan dengan natrium nitrit 0,1 M hingga
berubah warna dari ungu ke biru hijau. 100 mg asam sulfanillat pa ditimbang
seksama, yang sebelumnya telah dikeringkan pada 120℃ sampai bobot tetap,
masukkan kedalam gelas piala, tambahkan 0,2 gram pada 120 ℃ natrium
bikarbonat dan sedikit air, aduk hingga larut. Encerkan dengan 100 ml air,
tambahkan 10 ml asam klorida p. Dinginkan hingga suhu tidak lebih dari 15℃.
Titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit 0,1 M hingga setetes larutan segera
meberikan warna biru pada kertas kanji iodida. Titrasi dianggap selesai jika titik
akhir dapat ditunjukkan lagi setelah larutan dibiarkan selama 2 menit.
2. Analisis kuantitatif sulfadiazin
Ditimbang 400mg sampel, kemudian dilarutkan dalam 75 ml air dan 10 ml asam
klorida p dinginkan. Titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,05 M pada suhu
tidak lebih dari 15℃ hingga 1 tetes larutan segera memberikan warna pada kertas
iodida. Titrasi dianggap selesai jika titik akhir dapat ditunjukkan lagi setelah larutan
diberikan selama 1 menit. Reaksi :
C10H10N4O2S +NaNO2+ 2HCl→C10H8N3O2S-N2Cl+NaCl+2H2O
BAB IV
PERHITUNGAN
A. Data Kelompok 1
Kelompok 1
1 16,4 ml
2 16,7 ml
3 16,4 ml
B. Perhitungan
Diketahui : Mr/BM NaNO2 = ArNa + ArN + (2 x ArO) = 23 + 14 + 32 = 69
Mr/BM Sulfadiazin = 250 ( C10 H10 N402S )
Berat Sampel = 400 mg
V = 75 ml
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1.000
M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑣
0,4 𝑔 1.000
M= 𝑥 = 0,021 𝑀
250 𝑚𝑜𝑙 75 𝑚𝑙
1. Pengulangan 1 ( 16,4 ml )
𝑀 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 𝑉
%KadarSampel : 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 100%
0,021 𝑀 𝑥 69 𝑥 16,4 𝑚𝑙
%KadarSampel : 100%
400 𝑚𝑔
= 5,94%
2. Pengulangan 2 ( 16,7 ml )
𝑀 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 𝑉
%KadarSampel : 𝑥 100%
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,021 𝑀 𝑥 69 𝑥 16,7 𝑚𝑙
%KadarSampel : 𝑥 100%
400 𝑚𝑔
= 6,04%
3. Pengulangan 3 ( 16,4 ml )
𝑀 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 𝑉
%KadarSampel : 𝑥 100%
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,021 𝑀 𝑥 69 𝑥 16,4 𝑚𝑙
%KadarSampel : 𝑥 100%
400 𝑚𝑔
= 5,94%
5,94%+6,04%+5,94% 17,92%
X= =
𝑀𝑟 3
= 5,97%
C. Tabel Kadar
Kelompok 1
Pengulangan Volume Titrasi NaNO2 % Kadar Sampel
1 16,4 ml 5,94 %
2 16,7 ml 6,04 %
3 16,4 ml 5,94 %
Rata – rata % Kadar Sampel 5,97 %
BAB V
PEMBAHASAN
3. Reaksi kimia yang terjadi pada titrasi nitrimetri adalah titik akhir titrasi ditujukan oleh
perubahan warna dari pasta kanj iodida atau kertas iodida sebagai indikator luar.
Terjadi kelebihan terhadap asam nitritkarena senyawa fenil sudah bereaksi
seluruhnya. Kelebihan yang terjadi dapat bereaksi dengan iodida yang ada didalam
pasta kanji iodida atau kertas, sehingga reaksi ini dapat mengubah iodida menjadi
iodine diikuti dengan perubahan warna menjadi biru.
1. Jika digunakan indikator luar, suhu harus dibawah 15°C karena bila suhu tinggi
garam diazonium akan pecah uap NO menimbulkan hasil yang tidak akurat, bila
menggunakan indikator dalam suhunya tidak 15°C tetapi harus dijaga agar tidak
terlalu tinggi sehingga menyebabkan hasil yang tidak akurat dan menimbulkan
kegagalan dalam praktikum titrasi nitrimetri.
2. Penetasan NaNO2 pada buret tidak terlalu cepat karena pembentukan garam
diazonium memerlukan waktu yang lama. Penetesan terlalu cepat HONO belum
dapat bereaksi dengan sampel begitu diteteskan dengan indikator akan
menimbulkan warna biru langsung maka hasil tidak akurat.
3. Ph harus asam karena agar garam diazonium stabil pada suasana netral atau basa.
1. Suhu
Sebab pada Suhu harus rendah, secara teoritis suhu dibawah 15 suhu tinggi
maka senyawa diazonium tidak stabil dan akan terhidrolisa menghasikan denol dan
gas nitrogen
2. Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH kurang lebih 2, hal ini dibutuhkan untuk,
mengubah NaNO2 menjadi HNO2 dan pembentukan garam diazonium.
3. Kecepatan
A. Kesimpulan
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-
senyawa organik, khusunya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas
zat yang didasari oleh reaksi anatara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium
nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan
reaksi diazotasi.
B. Saran
• Diharapkan kepada pratikan untuk menjaga ketertiban dalam proses praktikum
berlangsung serta menjaga kedisiplinan dalamproses praktikum demi kelancaran
praktikum
• Diharapkan lebih menguasai bahan-bahan materi yang akan dipraktikumkan sehingga
memudahkan untuk pemahamannya.
• Teliti dalam melihat titik akhir titrasi dan titik ekivalen, agar tercapainya praktikum
semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim , 2019 , Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Fakultas Farmasi Universitas Muslim
Indonesia , Makassar
Gholib Ibnu & Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Harjadi, 2003, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta
Marzuki, 2013, Kimia Analisis, Dua satu Press, Makassar
Susanti, 2003, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, Makassar
Watson, 2010, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press, Jakarta.
Wunas, 2003, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, UNHAS, Makassar.
Zulfikar (2007) Buku Kimia Kesehatan untuk sekolah Menengah Kejuruan Edisi Keenam.
Jakarta.