HASIL PERCOBAAN
Adapun hasil dari percobaan praktikum iodometri yaitu hasil dari standarisasi
larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) dan hasil dari penentuan kadar sampel Cu2+.
No Standarisasi 1 Pengamatan
1 10 mL KIO3 + 2 mL H2SO4 Volume Na2S2O3 = 0,6
2N + 1 gr kalium Iodida, dititrasi mL (kuning)
dengan Na2S2O3 dengan volume
awal 50 mL
2 Yang telah dititrasi + 2mL Amillum Berwarna biru
3 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Volume Na2S2O3 = 5,3
mL (bening)
No Standarisasi 2 Pengamatan
1 10 mL KIO3 + 2 mL H2SO4 Volume Na2S2O3 = 0,8
2N + 1 gr kalium Iodida, dititrasi mL (kuning)
dengan Na2S2O3 dengan volume
awal 50 mL
2 Yang telah dititrasi + 2mL Amillum Berwarna biru
3 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Volume Na2S2O3 = 4.2
mL (bening)
No Sampel Pengamatan
1 10 mL Cu2+ + 2 mL H2SO4 Volume Na2S2O3 = 0,6
2N + 1 gr kalium Iodida, dititrasi mL (kuning)
dengan Na2S2O3 dengan volume
awal 50 mL
2 Yang telah dititrasi + 2mL Amillum Berwarna biru
3 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Volume Na2S2O3 = 6,6
mL (bening)
No Sampel 2 Pengamatan
1 10 mL Cu2+ + 2 mL H2SO4 Volume Na2S2O3 = 0,6
2N + 1 gr kalium Iodida, dititrasi mL (kuning)
dengan Na2S2O3 dengan volume
awal 50 mL
2 Yang telah dititrasi + 2mL Amillum Berwarna biru
3 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Volume Na2S2O3 = 5,8
mL (bening)
4.2.1.1 Standarisasi 1
4.2.2.1 Sampel 1
Penentuan kadar Cu
VNaS2o3 = 6,6ml
VCuSO4 = 10 ml
VCuSO4 . NCuSO4 = VNa2S2O3 . NNa2SO3
10 ml x NCuSO4 = 6,6 ml x 0,18
NCuSO4 = 0,1188 N
M CuSO4 = g x 1000
Mr V
0,18 = g x 1000
159,5 10
g = 029 gr
W Cu2+ = V.NNa2S2O3 x BeCu
V CuSO4
4.2.2.1 Sampel 2
Penentuan kadar Cu
VNaS2o3 = 5,8 ml
VCuSO4 = 10 ml
VCuSO4 . NCuSO4 = VNa2S2O3 . NNa2SO3
10 ml x NCuSO4 = 5,8ml x 0,23
NCuSO4 = 0,1334N
M CuSO4 = g x 1000
Mr V
0,23 = g x 1000
159,5 10
g = 0,34 gr
4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai titrasi redoks berupa titrasi iodometri dan titrasi
kadar Cu dalam sampel. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya. Oksidasi reduksi ialah reaksi dimana terjadi serah terima elektron
dari suatu atom atau ion ke atom atau ion lain. Reaksi reduksi adalah reaksi
Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan
bilangan oksidasi (Sukarti, 2008). Adapun tahapan prosedur praktikum iodometri ini,
yaitu :
jerami kemudian setelah ditambahkan dengan kalium iodida dan asam sulfat
iodide, sedangkan asam sulfat berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada
larutan agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Larutan dititrasi dengan
Gambar 3.8 Perubahan menjadi warna biru setelah penambahan 2ml larutan
amillum
amilum 1%. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi
dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod pada awal reaksi karena akan
Penggunaan indikator ini juga untuk memperjelas perubahan warna larutan yang
terjadi saat mencapai titik akhir titrasi. Setelah diberi indikator, larutan dititrasi
berwarna.
Gambar 3.9 Proses titrasi hingga berubah menjadi tidak berwarna lagi
7. Titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi tidak
berwarna.
Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui berapa nilai normalitas dari larutan
oleh sinar matahari yang menyebabkan tidak terjadinya reaksi dan KI sendiri
tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk
kembali ke senyawa semula. Lalu larutan yang sudah bercampur tersebut dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru dari larutan tersebut menghilang. Titrasi
yang dilakukan harus sesegera mungkin, hal ini dikarenakan sifat I2 yang mudah
menguap. Dari volume yang didapatkan tersebut dapat kita ketahui berapa
normalitas atau molar dari larutan Na2S2O3 tersebut. berdasarkan data yang kita
dapat setelah melakukan percobaan, pada sampel 1 volume Na2S2O3 yang terpakai
sebanyak 5,3 ml maka didapatkan normalitas dari larutan Na2S2O3 tersebut adalah
0,1188 M, Sedangkan pada sampel 2 volume Na2S2O3 yang terpakai sebanyak 4,2
Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui berapa kadar Cu yang terkandung dalam
larutan. larutan proses titrasi ini sama dengan proses standarisasi Na2S2O3 . namun
larutan kali ini memakai larutan 10 ml CuSO4 yang ditambahkan dengan 2ml H2SO4
dan 1gr KI. Larutan yang terbentuk harus berwarna kuning. Lalu ditambahkan
indikator amilum 2ml sampai larutan berwarna biru. Lalu penitrasian dilakukan
dengan larutan Na2S2O3 berdasarkan volume natrium tiosulfat yang sudah kita
ketahui, maka dapat dihitung berapa kadar Cu yang terkandung dalam larutan. Pada
sampel 1 kadar Cu syang terkandun dalam larutan ternyata 3,23 % sedangkan pada