Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

SUMBER DAYA ENERGI NON-KONVENSIONAL

TUGAS 3

OLEH:
MANDA ERICA PURNAMASARI
D061201025

GOWA
2023
TUGAS 2
1. Jelaskan konsep dasar system kerja geotermal, dan penyebarannya di
Indonesia?
Jawab
Geothermal didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi.
Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh panas
tersebut.Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan
berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat
ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa
kilometer di bawah permukaan.Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber
panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Untuk menangkap panas
bumi tersebut harus dilakukan pemboran umur seperti yang dilakukan pada sumur
produksi minyakbumi. Sumur tersebut menangkap air tanah yang terpanaskan,
kemudian uap dan air panas dipisahkan. Uap air panas dibersihkan dan dialirkan
untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan dimasukkan kembali ke
dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu untuk menimbulkan
lagi sumber uap.
Tenaga panas bumi adalah listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Panas bumi
dapat menghasilkan listrik yang reliabel dan hampir tidak mengeluarkan gas rumah
kaca. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 27
Tahun 2003 tentang panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan
untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir
secara kontinyu dari dalam bumi menuju kepermukaan yang manifestasinya dapat
berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser.
Sumber daya energi panas bumi di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar
28,5 Giga Watt electrical (GWe) yang terdiri dari resources 11.073 MW dan
reserves 17.453 MW, hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara
dengan sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Keberadaan sumber energi ini
erat kaitannya dengan posisi Indonesia yang berada pada kerangka tektonik dunia.
Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang sangat potensial, Pemerintah
terus berupaya mendorong peningkatan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
Berdasarkan data terbaru dari Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi tercatat sumber daya panas bumi yang
termanfaatkan telah mencapai 1.948,5 MW yang terdiri dari 13 Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).
Sebaran 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terpasang
Berdasarkan letak geografis dari wilayah barat sampai wilayah timur Indonesia.
Ke depan, pengembangan industri panas bumi diharapkan juga mencapai wilayah
timur Indonesia serta pemanfaatannya tidak hanya sebagai pembangkit juga dapat
dimanfaatkan secara langsung seperti untuk industri pertanian (antara lain untuk
pengeringan hasil pertanian, sterilisasi media tanaman, dan budi daya tanaman
tertentu), selain sebagai destinasi wisata yang sudah dilakukan saat ini.

2. Mengapa energi panas bumi belum berkembang luas di Indonesia?


Jawab
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby
Tumiwa mengatakan, lambatnya pengembangan energi panas bumi di Indonesia
karena faktor risiko eksplorasi. Selain itu, juga terkait masalah izin dan waktu
pembangunan pembangkit listrik.
“Kalau panas bumi ada faktor lain tapi masalahnya yang paling utama
kenapa lambat, faktor risiko ini bisa diterjemahkan macam-macam. Kalau lebih
spesifik lebih ke eksplorasi,” ujarnya. Fabby menjelaskan, pembangkit listrik
tenaga panas bumi sebelum menghasilkan uap dan listrik terlebih dahulu ada yang
namanya eksplorasi. Dahulu, kegiatan eksplorasi tidak kelihatan karena belum ada
desentralisasi.
“Panas bumi sebelum hasilkan uap dan listrik lakukan eksplorasi dulu. Dulu
risiko enggak terlalu muncul. Belakangan risiko itu muncul apalagi desentralisasi
dimulai,” katanya. Sumber panas bumi, lanjut Fabby, berbeda-beda sesuai tempat
eksplorasinya. Izin eksplorasi yang lama dinilai akan membuat investor merugi
karena pembangunan pembangkit akan berjalan lambat. “Beda tempat, beda
eksplorasi, izin lama bertahun-tahun. Misal, orang butuh investasi proyeknya lima
tahun hasilkan listrik. Karena izin lamban, biaya pengembangan proyek meningkat
tajam,” tuturnya.
Menurut dia, lambatnya proses izin disebabkan kurang pahamnya
Pemerintah Daerah (Pemda) akan usaha pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Selain itu banyak Pemda yang tidak punya kapasitas dalam hal lelang. “Kegiatan
eksplorasi lamban, Pemda tidak tahu bagaimana lelang panas bumi, nilai
investasinya. Kalau mau drilling dua sampai tiga sumur sudah sekian juta dolar.
Misalnya di Sumatera tidak punya kapasitas lelang jutaan dolar,” ujar Fabby.
Mengatasi hal itu, dia menyampaikan, pemerintah akan menyerahkan
wewenang izin ke Pemerintah Provinsi (Pemprov). Sehingga proses pembangunan
pembangkit bisa lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai