Tanjungkarang
1. Tinjauan pustaka
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu
electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari
asam klorida (HCl) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang
disebut Natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah
menjadi ion Na+ dan Cl. Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih atom
klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa
senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida
anorganik adalah asam klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organic
(suatu atau organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), sering disebut metil klorid
(Panjaitan, 2009). Konsentrasi klorida yang melebihi ambang batas maksimum
dapat mengakibatkan timbulnnya rasa payau atau asin pada air minum, sedangkan
(Djuma, 2014).
Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan
air, penjangkitan dan dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan
yang sering digunakan dalam pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat
digunakan sebagai desinfektan adalah ozon (O3), klordioksidan, dan sebagainya.
Dua faktor penting yang mempengaruhi proses desinfektan adalah waktu bereaksi
dan konsentrasi zat desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk membunuh
bakteria, dan ozon tidak membentuk organoklin dan tidak tertinggal dalam air
setelah perawatan (Jatilaksono,2009).
Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air
minum maupun sebagai katalis, baik di industry maupun di laboratorium. Bila
dilarutkan dalam air, besi (III) kloridamengalami hidrolisis yang merupakan reaksi
eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat,
asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan
produksi air minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam
berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida
adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis
organik (Putranto, 2009).
Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relative
rendah, sedangkan pada sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya.
Konsentrasi klorida yang juga sangat tinggi pada air laut yang menguap, kemudian
mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki tingkat klorida yang
tinggi. Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar) klorida dalam air, dapat
digunakanmetode berikut ini;
a. Mercurie Nitrate Method (metode HgNO3)
Menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan perbandingan
Mohr method (metode Mohr). Pada metode ini, indicator digunakan untuk
menunjukkan adanya kelebihan ion Hg2+ HgCl2 (K = 2,6 x 10-15)Hg2+
+2Cl- .
2. Metode Volhard.
Pembentukan kompleks berwarna.
Metode Volhard didasasri oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam
larutan asam nitrit, dengan ion besi (III) digunakan untuk mendeteksi
kelebihan ion tiosianat. Metode ini digunakan untuk titrasi langsung
perak dengan larutan standar tiosianat atau untuk titrasi tidak langsung
dengan ion-ion klorida, bromida, dan iodida.
3. Metode Fajans.
Penggunaan indikator adsorpsi.
B. Bahan
1. Sampel air bersih
2. NaCl
3. AgNO3
4. K2CrO4 5%
3. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pertama standarisasikan AgNO3 dengan NaCl 0,05 N , yaitu dengan
menyiapkan
10ml NaCl dan 1 ml K2CrO4 5% kedalam Erlenmeyer
3. Titrasi oleh AgNO3 hingga berubah warna
4. Catat hasil titrasi volume AgNO3
5. Kemudian hitung menggunakan rumus :
V AgNO3 x N AgNO3 = V NaCl x N NaCl , untuk mengetahui N AgNO3
6. Setelah diketahui nilai N AgNO, selanjutnya penentuan kadar klorida, yaitu
dengan menyiapkan 10 ml sampel air bersih dan 1 ml K 2CrO4 5% kedalam
erlenmeyer.
7. Kemudian titrasi kembali menggunakan AgNO3 hingga berubah warna.
8. Setelah itu catat hasil titrasi kemudian hitung menggunakan rumus :
Kadar klorida ( mg / liter ) = 𝑉𝑝 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝐵𝐸 ( 𝐶𝑙 )𝑥 1000
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
A. Metode volumetri
Titrasi argentometri
a. Standarisasi peniter
10 ml x 0 , 05 N
N= = 0,015 N
31 , 6 N
Vp x Np x BE X 1000
Cara menghitung kadar klorida :
Vs
2 ,5 ml x 0,015 N x 35 ,5 X 1000
=
10 ml
= 133 mg/L
- Pembahasan
Pada praktikum ini membahas mengenai pemeriksaan klorida (Cl) pada sampel air
bersih yang berasal dari air bersih yang ada dirumah atau tempat tinggal dengan metode
argentometri secara titrasi. Prinsip pemeriksaan kadar klorida dengan menggunakan
prinsip pengendapan yang akan menghasilkan endapan putih perak klorida.
Titrasi argentometri dengan metode mohr dapat digunakan untuk menentukan kadar
klorida dalam rentang pH 7-10 dengan larutan AgNO3 sebagai penitran dan K2CrO4 5 %
sebagai indikator pada saat titik akhir titrasi (TAT). Pada saat titik akhit titrasi
ditunjukkan dengan timbuknya endapan bewarna merah bata yang merupakan senyawa
Ag2CrO4.
Kadar klorida yang tinggi pada air bersih sangat tidak dianjurkan, karena klorin
dinilai mengandung racun tinggi, baik berbentuk gas maupun cairan, keberadaan ion Cl -
dalam air akan berpengaruh terhadap tingkat keasinan air. Klorin sering dikombinasikan
dengan senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat
terakumulasi dan persisten didalam tubuh makhluk hidup.
Kadar klor yang tinggi dalam air dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu sumber air.Untuk sumber air yang dekat dengan sawah penyebabnya ialah
berasa dalah pupuk, HCl, dan pestisida yang digunakan.Sedangkan pada air yang berasal
dari PDAM penyebabnya ialah penggunaan kaporit dan gas klor. Kemudian, kadarklor
yang tinggi pada air yang berasal dari sumur gali dapat disebabkan oleh kegiatan sehari-
hari seperti penggunaan pemutih.
Berdasarkan hasil praktikum yang tela dilakukan, didapatkan hasil kadar klorida
pada air sampel sebesar 133mg/L. Hal ini telah menunjukkan bahwa air tersebut telah
memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416 tahun 1990 yang menyatakan bahwa kadar maksimum klorida adalah sebesar
600mg/L. Apabila melebihi batas yang dianjurkan, maka air tersebut belum layak
dikonsumsi.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel air
yang digunakan memiliki kadar klorida sebesar 133mg/L dan dapat digunakan karena
dibawah nilai ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 416 tahun 1990 sebesar 600 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR KETERANGAN
BULB DAN PIPET GONDOK
HASIL
HASIL
HASIL