Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA AIR
“UJI ANALISA KLORIDA PADA SAMPEL AIR
SUMUR BANJARMASIN”

OLEH :

NAMA : RAIYONIA ARROPISA


NIM : AK1018048
KELAS/SEMESTER : 3B / 3
SHIFT/KELOMPOK :1/3

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
BANJARBARU
2019
Judul praktikum : Analisa Klorida pada sampel air sumur Banjarmasin

Hari/tanggal : Rabu, 04 Desember 2019

Tujuan : Untuk dapat mengetahui kadar klorida dalam sampel air sumur Banjarmasin

Prinsip : Prinsip pengukuran metode ini adalah melakukan titrasi terhadap


sampel dengan menggunakan larutan perak nitrat (AgNO3) sehingga
terbentuk endapan AgCl berwarna putih. Pendeteksian endapan AgCl
dilakukan dengan penambahan indikator kalium kromat (K2CrO4) yang
akan menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata

Dasar Teori :

Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom dengan muatan
ion negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan pelepasan ion klorida
membentuk berbagai ikatan senyawa seperti potasium klorida atau sodium klorida (garam).

Klorin secara alami berbentuk gas yang beracun yang larut oleh air, baik dalam alam maupun
tubuh manusia, umumnya dalam wujud klorida. Kadar klorida dalam tubuh sekitar 0,15%
dari berat total tubuh dan utamanya ditemukan dengan sodium. Kurang dari 15% dari total
klorida dalam tubuh berada di dalam sel dengan konsentrasi terbesar terdapat pada sel darah
merah.

Sebagai salah satu elektrolit penting, klorida bekerja sama erat dengan sodium dan
hidrogen (dalam bentuk hidroklorida) menghantarkan cairan tubuh. Dengan demikian klorida
berfungsi sebagai distribusi cairan tubuh serta menjaga keseimbangan kation (ion positif)
dan anion (ion negatif) dalam jaringan tubuh. Klorida mudah diserap di usus kecil dan
disingkirkan juga dengan mudah oleh organ ginjal. Apabila kondisi memerlukan
klorida, ginjal dapat menyimpannya guna menjaga keseimbangan dan regulasi kadar
keasaman tubuh. Klorida bersama potasium juga ditemukan dalam sistem pernafasan
manusia. Berkeringat berlebihan
yang bisa membuang potasium tubuh juga ternyata mengurangi kadar klorida secara
signifikan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya defisiensi potasium dan klorida secara
bersamaan.
Alat dan bahan :

A. Alat

1. Beaker 250 ml

2. Buret

3. Pipet volume 10 ml

4. Pipet 2 ml

5. Erlenmeyer 250 ml

6. Ball pipet/pump pipet

B. Bahan :

1. Agno3 5 gr

2. Kcro4 5 gr

3. Nacl 5 gr
:
CARA KERJA

1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl

a. Siapkan larutan standar NaCl sebanyak 0,01 N dalam 100 ml (BE=BM). NaCl

yang digunakan harus dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1100C.

b. Siapkan larutan AgNO3 0,01 N dengan menimbang ± 0,17 gram ke dalam labu ukur 100
ml (BE=BM).

c. Pipet 5 ml larutan NaCl kedalam erlenmeyer 250 ml d. Tambahkan indikator kromat 1 mL.

e. Titrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N sampai pertama kali terbentuk warna

coklat kemerahan muncul tidak hilang.

f. Lakukan titrasi duplo.

g. Hitung normalitas AgNO3.

2. Penetapan kadar sampel

a. Masukkan 5 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL dan 45 ml aquadest

b. Tambahkan indikator kromat 5% sebanyak 1 ml.

c. Titrasi dengan AgNO3 0,01 N dari warna kuning sampai berubah atau terbentuk

warna merah bata.

d. Catat volume titrasi.

e. Hitung kadar Cl- melalui perhitungan.


HASIL :

(sebelum titrasi) (sesudah titrasi) (penentu kadar klorida)

Normalitas Agno3 Blanko = V1 – V0


(V AgNO3) = Vakhir – Vawal = 0,4 - 0
= 8,3 – 7 = 0,4 ml
= 1,3 ml
Normalitas NaCl fk = Vsampel + Vaquades
Standarisasi : Vsampel
N.V AgNO3 = N.V NaCl = 5 ml + 45 ml
N AgNO3 = N.V NaCl 5 ml
V AgNO3 = 10 ml
= 0,1 N . 5 ml
1,3 ml
= 0,384 N
Kadar Cl (mg/L) :

mg/L Cl = (Vtitrasi sampel – Vtitrasi blanko) × N.AgNO3 × 35,45 × 1000 × fk

ml sampel

mg/L Cl = (1,3 – 0,4) × 0,384 × 35,45 × 1000 × 10

50 ml

mg/L Cl = 0,9 × 0,384 × 35,45 × 1000 × 10

50 ml

mg/L Cl = 2,450 mg/L


PEMBAHASAN :

Apabila dalam air minum terdapat natrium dan konsentrasi khlorida sebesar 200 mg/L,

maka akan menyebabkan rasa air menjadi pahit. Khlorida sangat bermanfaat bagi tubuh.

Khlorida masuk melalui sistem pencernaan tanpa mengalami perubahan. Klorida juga

menjadi bagian penting dalam asam lambung yang berupa asam klorida (HCl), dimana asam

lambung ini merupakan salah satu bagian utama dalam sistem pencernaan manusia.

Tingkat keasaman tubuh juga selalu dijaga dengan baik oleh kadar klorida. Ginjal akan

menentukan apakah perlu membuang klorida, yang berupa sodium klorida yang masuk

melalui sistem pencernaan, atau menyimpannya demi menyeimbangkan keasaman tubuh.

Diduga klorida juga membantu hati memproses pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan

oleh tubuh.

Selain itu, klorida juga membantu tubuh dalam membuang zat karbondioksida yang

bersifat merusak kesehatan. Proses ini sendiri sangatlah kompleks dimana klorida mengubah

karbondioksida menjadi substansi bernama karbonat yang lebih mudah luruh ke dalam darah.

Oksigen dan karbondioksida adalah contoh bentuk unsur atau senyawa yang tidak mudah

diluruhkan ke dalam cairan darah manusia.

Untuk menghitung kadar khlorida dalam sampel air kolam ikan digunakan metode Mohr

dengan titrasi argentometri. Hal ini didasarkan pada peralatan dan reagen kimia yang

digunakan untuk analisa memadai. Selain itu metode ini dipilih karena biaya dan pengalaman

analisa yang mampu memperkecil % eror analisa. Dalam titrasi argentometri digunakan

larutan natrium klorida (NaCl) sebagai larutan baku primer dan larutan AgNO3

sebagai larutan baku sekundernya. Titrasi ini didasarkan pada pengendapan yang terbentuk

antara ion Cl - dengan Ag+, sehingga menghasilkan perubahan warna dari warna kuning

menjadi merah bata.


KESIMPULAN :

Dapat disimpulkan pada praktikum uji klorida pada air sumur Banjarmasin didapatkan hasil
2,450 mg/L. Pada saat titrasi air tambak berubah jadi warna merah bata itu menandakan
bahwa kadar klorin dalam air sumur kurang dari konsentrasi air sumur. Dikarenakan hasil
diatas 100 maka air sumur Banjarmasin tidak boleh diminum dan harus dimasak.

DAFTAR PUSTAKA :

 Poedjiadji, A. 2007. Dasar-dasar kimia.Jakarta : Universitas Indonesia Press

 Respati. 2003. Pengantar kimia organic jilid 2.Jakarta: Aksara Baru

Anda mungkin juga menyukai