KIMIA TERAPAN
TITRASI PENGENDAPAN
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 (1EGC)
Adhi Prayogatama
Adi Agustiansyah
Agung Aditya Pratama
Akhmad Hafiz Adytia
Apriansyah
Cherly Meigita
Deli Kusuma Wardani
Endah Dhita Pertiwi
NIM : 061440411693
NIM : 061440411694
NIM : 061440411695
NIM : 061440411696
NIM : 061440411697
NIM : 061440411698
NIM : 061440411699
NIM : 061440411700
Instruktur : Ir.Fatria,M.T
TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI
(PENENTUAN KLORIDA)
I.
TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi
pengendapan dengan metode Mohr
II.
Neraca Analitis
Kaca arloji
Erlenmeyer 250 ml
Buret 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Gelas kimia 100 ml,250 ml
Labu takar 100 ml,250 ml
Spatula
Bola karet
2.
III.
AgNO3
Indikator K2CrO4
Nacl pa
Cuplikan yang mengandung Cl
DASAR TEORI
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi
pembentukan antara analit dengan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan
yang dibedakan dari indikator yang digunakan :
1. Metode Mohr
2. Metode Volhard
3. Metode Adsorbsi
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak ada tiga indikator yang
dapat dipergunakan. Metode mohr menggunakan ion kromat CrO42- untuk
mengendapkan AgCrO4 berwarna coklat. Metode volhard menggunakan ion Fe3+
untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion trosianat SCN- dengan metoda
fajans menggunakan indicator adsorbsi.
Seperti suatu sistem asam basa dapat digunakan sebagai suatu indikator
untuk titrasi asam basa,maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai
petunjuk akhir suatu titrasi. Pada metoda mohr,yaitu penentuan klorida dengan ion
perak dengan indikator ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan
perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu titik akhir
titrasi.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indikator dekat pada
titik ekivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 x 10 -5 mol/liter) daripada perak
klorida klorida ( 1x10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah
larutan yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion
kromat dalam konsentrasi yang kecil,maka perak klorida akan terlebih dahulu
mengendap membentuk endapan berwarna puti,perak kromat baru akan terbentuk
sesudah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak
kromat.
Metode mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromida dengan
perak nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang
sedikit alkalis.
IV.
LANGKAH KERJA
4.1.Standardisasi Larutan Baku AgNO3
Timbang 4,25 gram perak nitrat dan tambahkan air aquadest sampai 250
M kalium kromat
Titrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan
warna menjadi kemerah-merahan yang stabil
4.2.Penentuan Klorida
sampai 100 ml
Ambil 25 ml alikot masukkan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml
V.
DATA PENGAMATAN
1.Standardisasi larutan baku AgNO3
No.
1.
2.
3.
VI.
= V AgNO3 x N AgNO3
40 mgl
58,5 mg/mek = 7 ml x N AgNO3
N AgNO3
N AgNO3
= 0,097 mek/ml
= 0,097 N
Teoritis
N AgNO3
Ek
V
g /BE
V
1,7 g x 1000
170 mg/mek
100 ml
= 0,1 mek/ml
= 0,1 N
TeoriPraktek
% Kesalahan =
Teori
=
0,1 N 0,097 N
0,1 N
x 100 %
X
100 %
= 3%
2. Penentuan Cl- dengan AgNO3 (KCl)
Praktek
V AgNO 3 x N AgNO 3 x BE Cl
% Cl =
Gr KCl
mek
mg
x 35,5
ml
mek
10
0,5 x x 1000
50
x 100
12,6 ml x 0,097
=
43,38
100
x 100
x 100
= 43,38
Teoritis
% Cl =
Gr Cl
Gr KCl
x 100
BMCl
10
x 0,5 g x x 100
BMKCl
50
10
0,5 x x 1000
50
35,5 mg/mmol
x 100
74,5 mg/mmol
100
= 0,4765 x 100
= 47,65
x 100
x 100
TeoriPraktek
% Kesalahan =
Teori
=
47,6543,8
47,65
x 100 %
X
100 %
= 8,97%
3. Penentuan Cl- dengan AgNO3 (CuCl2)
Praktek
V AgNO 3 x N AgNO 3 x BE Cl
% Cl =
Gr CuCl 2
x 100
mek
mg
x 17,75
ml
mek
10
0,5 x
x 1000
50
11,83 ml x 0,097
=
20,368
100
x 100
= 20,368
Teoritis
Gr Cl
% Cl = Gr CuCl2
x 100
BMCl
10
x 0,5 g x x 100
BM CuCl 2
50
10
0,5 x x 1000
50
35,5 mg/mmol
x 100
134 mg/mmol
100
= 0,26394 x 100
= 26,394
TeoriPraktek
% Kesalahan =
Teori
=
VII.
x 100
26,39420,368
26,394
x 100
x 100
x 100 %
X
100 %
= 22,83 %
ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan titrasi pengendapan klorida yang dilakukan melakukan 3
proses titrasi. Proses pertama yaitu standardisasi larutan baku (standard) AgNO 3.
Pada percobaan standardisasi larutan baku dilakukan 3 kali percobaan. Hal ini
VIII. PERTANYAAN
1. Apakah yng dimaksud argentometri?
2. Pada titrasi yang telah anda lakukan diatas,tuliskan apa yang bertindak sebagai
:
Standar primer
Standar sekunder
Analit
Indikator
: Nacl
Standar Sekunder
: AgNO3
Analit
Indikator
IX.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Normalitas AgNO3 yaitu 0,097 N
2. % Cl yang terkandung dalam KCl :
Secara praktek : 43,38%
Secara teori : 47,65%
3. % Cl yang terkandung dalam CuCl2 :
Secara praktek : 20,368%
Secara teori : 26,394%
4. % kesalahan penentuan Cl- dengan AgNO3 untuk sampel KCl yaitu 8,9%
5. % kesalahan penentuan Cl- dengan AgNO3 untuk sampel CuCl yaitu 22,83%
6. Argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat (AgNO 3)
sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut
7. Ada tiga metode yang dapat dipakai,yaitu :
Metode mohr
Metode volhard
Metode adsorbsi
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Fisika Terapan Politeknik Negeri Sriwijaya .2014
Palembang .
Www.Google.com
Www.Wikipedia.com
GAMBAR ALAT
Kaca Arloji
Pipet Ukur
Gelas kimia
Erlenmeyer
Labu ukur
Spatula
Buret
Bola Karet