Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KANDUNGAN Na DAN Cl METODE MOHR

Preciptation Titration

Armeida I Ra, Oktiana Ta, Nurochmah W La, Dwinata Va, Wibisono Ga, (Cholik R
Sb, Ginting N Fb, Heryati Lb, Utami R Ab)
a
Kelompok 1 AZG Mikro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, 16680
Bogor, Indonesia
b
Asisten Praktikum AZG Makro Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB,
16680Bogor, Indonesia.

ABSTRAK
Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan. Air mengandung banyak mineral penting bagi tubuh seperti
Natrium (Na) dan chlorida (Cl). Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis
kandungan Na dan Cl dalam air dengan metode Mohr titration (AOAC Method
960.29). Sebelum menganalisis kandungan Na dan Cl, perlu dilakukan
standarisasi AgNO3 untuk mengetahui molaritas AgNO3 sesuai atau tidak dengan
yang digunakan. Hasil dari standarisasi AgNO3 yaitu 0.096 M (~ 0.1 M) yang
berarti sesuai dengan molaritas AgNO3 yang digunakan yaitu 0.1 M. Sementara
hasil analisis chlorida dalam air adalah 34.08 % atau setara dengan340.8 mg/L,
dan untuk kandungan natrium didapat 56.16 % atau setara dengan 561.6 mg/L.
Hasil tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan  Nomor 907 Tahun
2002 tentang Kualitas Air bersih.
Kata Kunci: Air, AgNO3, Natrium, Chlorida

terlarut dalam air sangat bervariasi,


1. PENDAHULUAN oleh karena itu tes yang dilakukan
secara empiris tergantung pada
1.1. LatarBelakang karakteristik materi tersebut (Effendi
2003).
Air merupakan salah satu Total padatan terlarut
komponen lingkungan yang memiliki biasanya dipengaruhi oleh bahan
peranan penting dalam kehidupan. anorganik berupa ion-ion yang
Terdapat beberapa parameter yang terdapat dalam air. Ion utama yang
dapat digunakan dalam menentukan terdapat dalam air antara lain natrium
kualitas air, antara lain suhu, (Na) dan klorida (Cl). Ion klorida
kekeruhan, warna, daya hantar adalah salah satu anion anorganik
listrik, jumlah zat padat terlarut, rasa utama yang ditemukan pada perairan
dan bau. Analisa zat padat dalam air alami dalam jumlah yang lebih
digunakan untuk menentukan banyak daripada anion halogen
komponen-komponen air secara lainnya.. Kadar klorida di alam
lengkap, proses perencanaan, serta meningkat seiring dengan
pengawasan pengolahan air minum meningkatnya kadar mineral. Khlor
maupun air limah. Jumlah dan (Cl-) digunakan sebagai disenfektan
sumber meteri terlarut dan tidak dalam penyediaan air minum untuk
menghilangkan mikroorganisme. dan Cl pada air dengan metode Mohr
Klorida biasanya terdapat dalam Presipitation Titration (AOAC
senyawa natrium klorida (NaCl) Method 90.129).
(Effendi 2003).
Natrium adalah salah satu 2. METODOLOGI
unsur alkali utama yang ditemukan
di perairan dan merupakan kation 2.1. Waktu dan Tempat
penting yang mempengaruhi
kesetimbangan keseluruhan kation di Praktikum dilaksanakan selama
perairan. Senyawa natrium mudah satu pertemuan, yaitu pada hari Rabu
larut dalam air dan bersifat sangat tanggal 24 September 2014 pukul
reaktif. Sebagian besar perairan 13.00-16.00 WIB di Laboratorium
alami mengandung natrium 1 mg/L Analisis Zat Gizi Mikro Lantai 2,
hingga ribuan/L. Oleh karena itu, Departemen Gizi Masyarakat,
pengukuran kadar klorida dan Fakultas Ekologi Manusia, Institut
natrium perlu dilakukan jika perairan Pertanian Bogor.
digunakan untuk air minum dan
kepentingan irigasi pertanian. 2.2. Alat dan Bahan
Metode analisis kimia yang
digunakan untuk menentukan kadar Alat dan bahan yang
Na dan Cl, salah satunya adalah digunakan adalah neraca analitik, hot
metode Mohr Presipitation Titration. plate, magnetik stirer, kaca arloji,
Metode tersebut merupakan analisis spatula, labu takar, gelap piala,
kimia dengan titrasi pengendapan erlenmeyer 125 ml dan 250 ml, pipet
yang disebut titrasi Argentometri. volumetrik, labu semprot, buret,
Perak nitrat(AgNO3) akan bereaksi peyangga buret, Potassium chloride
dengan NaCl membentuk endapan (KCl), larutan potassium chromate
AgCl yang berwarna putih. Jika (K2CrO4) 10%, larutan silver nitrate
semua khlor (Cl-) sudah habis 0.1 M, 400 ml AgNO3 0.1, BM=
bereaksi dengan perak (Ag+) dari 169.89.
AgNO3, maka sisa Ag+ akan
bereaksi dengan chromate (Cr) dari 2.3. Prosedur Percobaan
indikator potassium chromate
(K2CrO4) yang ditambahkan. Prosedur percobaan analisis
Setelah Ag+dan Cr bereaksi, maka kandungan Na dan Cl dalam air ini
akan membentuk endapan berwarna dilakukan dua macam prosedur, yaitu
merah bata. Terbentuknya endapan standarisasi AgNO3 dan analisis
tersebut sebagai titik akhir titrasi kandungan Na dan Cl dilakukan
(Sastrohamidjono 2011). Volume secara duplo.
Ag+yang bereaksi dengan Cl
digunakan untuk menghitung Standarisasi AgNO3 0.1 M
kandungan natrium melalui
persamaan stokiometri. Proses analisis mineral dimulai dari
larutan standar KCl, ditimbang
1.2. Tujuan dengan akurat hingga empat desimal
sebanyak 100 mg KCl (BM=74.55)
Tujuan Tujuan praktikum ini ke dalam erlenmeyer 125 ml,
adalah menganalisis kandungan Na ditambahkan 2-3 tetes K2CrO4 5%,
dimasukkan magnet pengaduk dan Tabel 2 Analisis Na dan Cl Air
letakkan diatas magnetik stirer, ledeng
pasang dibawah buret, dititar dengan ml N %
AgNO3 0.1 M sampai terbentuk Ulangan FP % Cl
Sampel AgNo3 NaCl
endapan merah coklat (pertama akan 1 5 0.3
muncul endapan putih, kemudian 2 5 0.3
0.096 34.08 56.16
hijau, baru muncul warna pink- 3 5 0.2
4 5 0.2
orange) titik akhir titrasi ini muncul Rata-rata 5 0.25
karena terbentuknya AgCrO4,
penting diketahui bahwa pengadukan Perhitungan
yang sempurna merupakan tahap M AgNO3
yang esensial, diberi label nama = g KCL x 1 mol KCL x 1000 ml
kelompok dan nilai molaritas larutan ml AgNO3 74.555 g 1
hasil standarisasi pada botol -3
= 100.825 . 10 x 1 x 1000
penyimpanan larutan AgNO3. 14.05 74.555 1
= 0.096
Analisis Kandungan Na dan Cl
N AgNO3
Sampel yang akan digunakan di pipet = mg KCL
dengan akurat 5ml sampel secara FP x V AgNO3 x Bst KCL
duplikat ke dalam 250 ml gelas piala, = 100.825
kemudian ditambahkan 95 ml air 1 x 14.05 x 74.555
mendidih ke dalam masing-masing = 0.096
gelas piala, diaduk dengan magnetik
stirer selma 30 detik, didiamkan 1 % Cl =
menit, kemudian aduk kembali FP.VAgNO3.NAgNO3.BstCl x100%
selama 30 detik, dipindahkan ml sampel
sebanyak 50 ml dari masing-masing = 2 x 0.25 x 0.096 x 35.5 x 100 %
gelas piala ke dalam masing-masing 5
erlemneyer 250 ml, ditambahkan 1 = 34.08 %
ml indikator K2CrO4 10%, dititar
masing-masing dengan AgNO3 0.1M Konversi Cl = % CL x 1000 ml
hingga muncul pertama kali warna = 34.08 x 1000 ml
merah coklat yang stabil selama 30 100
detik. = 340.8 mg/L
3. HASIL % NaCl =
FP.VAgNO3.NAgNO3.BstNaCl.100%
Tabel 1 Hasil standarisasi AgNO3 ml sampel
Mg ml N = 2 x 0.25 x 0.096 x 58.5 x 100 %
Ulangan
KCL AgNo3 AgNo3
1 100.8 14.1
5
2 100.3 13.8 = 56.16 %
0.096
3 101.6 14.3
4 100.6 14.0 Konversi NaCl= % NaCl x 1000 ml
Rata- 100.8 14.05 = 56.16 x 1000 ml
rata 5
100
= 561.6 mg/L
4. PEMBAHASAN pengocokannya pun juga kuat agar
ion perak tidak teroksidasi menjadi
Metode analisis kimia yang perak oksida yang menyebabkan titik
digunakan untuk menentukan kadar akhir titrasi menjadi sulit dicapai
Na dan Cl, salah satunya adalah (Khopkhar 1990)
metode Mohr Presipitation Titration. Pada prinsip percobaan
Metode tersebut merupakan analisis dengan metode mohr, air deoinisasi
kimia dengan titrasi pengendapan dididihkan terlebih dahulu dengan
yang disebut titrasi Argentometri. tujuan agar molekul- molekul yang
Perak nitrat (AgNO3) akan bereaksi ada di dalam sampel terlarut dan
dengan NaCl membentuk endapan terhemogenisasi semua dan
AgCl yang berwarna putih. Jika penggunaan air deoinisasi bertujuan
semua khlor (Cl-) sudah habis agar tidak ada mineral-mineral yang
bereaksi dengan perak (Ag+) dari ikut berreaksi dan mengganggu titik
AgNO3, maka sisa Ag+ akan akhir reaksi. Proses pengadukan juga
bereaksi dengan chromate (Cr) dari dilakukan secara bertahan, 30 detik,
indikator potassium chromate kemudian diadiamkan selama 1
(K2CrO4) yang ditambahkan. menit dan diaduk kembali selama 30
Setelah Ag+ dan Cr bereaksi, maka detik berfungsi agar agar zat-zat
akan membentuk endapan berwarna yang terkandung di dalam sampel
merah bata. Terbentuknya endapan benar-benar sudah tercampur dan
tersebut sebagai titik akhir titrasi tidak ada yang mengendap.
(Sastrohamidjono 2011). Volume Penambahan K2CrO4 dalam sampel
Ag+yang bereaksi dengan Cl berfungsi sebagai indicator untuk
digunakan untuk menghitung titrasi AgNO3. AgNO3 berfungsi
kandungan natrium melalui untuk mengikat Cl yang terdapat di
persamaan stokiometri. dalam sampel dan membentuk
Penetapan kadar Na dan Cl endapan silver chromate yang
dengan metode Mohr dimulai dengan digunakan untuk menghitung
memasukkan 5 ml sampel air ledeng kandungan natrium dalam sampel
ke dalam gelas piala 250 ml dan (Underwood 2002)
ditambahkan dengan 95 ml air air Kelemahan titrasi Mohr adalah
deionisasi yang dididihkan terlebih jika terjadi kelebihan titran akan
dahulu. Kemudian diaduk selama 30 menyebabkan indikator mengendap
detik, didiamkan kembali selama 1 sebelum titik ekivaklen tercapai,
menit dan kemudian diaduk kembali sehingga titik akhir titrasi tidak
selama 30 detik. Setelah diaduk, akurat. Selain itu indikator kalium
sampel dipindahkan sebanyak 50 ml kromat juga harus dengan
ke dalam erlenmeyer dan dilakukan konsentrasi tertentu, jika kelebihan
duplo. Sampel air ledeng kemudian warna kalium kromat akan menjadi
ditambahkan indikator K2CrO4 10% kuning sehingga perubahan warna
sehingga sampel berubah warna dari pada saat titik ekivalen sulit dilihat
bening menjadi kuning. Setelah karena kalium romat bereaksi dengan
ditambahkan indikator K2CrO4, AgNO3 membentuk Ag2Cr2O4 yang
sampel dititrasi dengan AgNO3 0.1 M berwarna krem.
hingga muncul warna merah coklat Selain itu, titrasi Mohr terbatas
yang stabil. Dalam titrasi ini, perlu pada larutan-larutan dengan nilai pH
dilakukan secara cepat dan sekitar 6-10. Dalam larutan-larutan
yang lebih alkalin, perak oksida Kadar Cl- dalam air dibatasi
mengendap. Dalam larutan-larutan oleh standar untuk berbagai
asam, konsentrasi kromat secra pemanfaatan yaitu air minum, irigasi
besar-besaran menurun, karena dan konstruksi. Konsentrasi 0.1-
HcrO4ˉ hanya sedikit terionisasi. 1000 mg/l unsur NaCL dalam air
Lebih lanjut lagi, hidrogen kromat merupakan batas maksimal
ada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi yang dapat
dikromat. Penurunan konsentrasi ion mengakibatkan timbulnya rasa
komat mengahruskan kita untuk asin.  Konsentrasi klorida dalam air
menambahkan sejumlah besar ion dapat meningkat dengan tiba-tiba
perak untuk mengahsilkan pada dengan adanya kontak dengan air
pengendapan dari perak kromat dan bekas. Klorida mencapai air alam
akhirnya mengarah pada galat yang dengan banyak cara. Kotoran
besar (Underwood 2002). Pengaturan manusia khususnya urine,
pH perlu, agar tidak terlalu rendah mengandung klorida dalam jumlah
ataupun terlalu tinggi. Bila terlalu yang kira-kira sama dengan klorida
tinggi, dapat membentuk endapan yang dikonsumsi lewat makanan dan
AgOH yang selanjutnya terurai air. Klorida dalam konsentrasi yang
menjadi Ag2O sehingga titran terlalu layak adalah tidak berbahaya bagi
banyak terpakai. Bila pH terlalu manusia. Klorida dalam jumlah kecil
rendah, ion CrO4 sebagian berubah dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur
menjadi Cr2O7 karena reaksi yang ini apabila berikatan dengan ion Na+
mengurangi konsentrasi indikator dapat menyebabkan rasa asin, dan
dan menyebabkan tidak timbul dapat merusak pipa-pipa air (Effendi
indikator atau sangant terlambat 2003)
(Harjadi 1986) Metode mohr memiliki
Menurut peraturan menteri kelebihan yaitu mudah dilakukan,
kesehatan Nomor 416/1990 tentang sedangkan kelemahan titrasi mohr
syarat-syarat dan pengawasan adalah jika terjadi kelebihan titran
kualitas air bersih, maka dinyatakan akan menyebabkan indikator
bahwa konsentrasi klorida dalam air mengendap sebelum titik ekivaklen
minum maksimum sebesar 600 tercapai, sehingga titik akhir titrasi
mg/L, dan kadar natrium maksimum tidak akurat. Selain itu indikator
sebesar 1-1000 mg/L. Dari hasil kalium kromat juga harus dengan
percobaan didapat bahwa kandungan konsentrasi tertentu, jika kelebihan
Klorida di dalam sampel air ledeng warna kalium kromat akan menjadi
sebesar 34.08 % atau setara dengan kuning sehingga perubahan warna
340.8 mg/L, dan untuk kandungan pada saat titik ekivalen sulit dilihat
natrium didapat 56.16 % atau setara karena kalium romat bereaksi dengan
dengan 561.6 mg/L. Berdasarkan AgNO3 membentuk Ag2Cr2O4 yang
hasil praktikum tersebut dapat berwarna krem (Hermann dan
disimpulkan bahwa kandungan Goffried 1985)
natrium dan klorida didalam sampel Selain itu, titrasi Mohr
air ledeng sudah memenuhi kualitas terbatas pada larutan-larutan dengan
air bersih karena masih berada pada nilai pH sekitar 6-10. Dalam larutan-
rentang yang telah ditetapkan oleh larutan yang lebih alkalin, perak
Kementerian Kesehatan. oksida mengendap. Dalam larutan-
larutan asam, konsentrasi kromat
secra besar-besaran menurun, karena air ledeng sudah memenuhi kualitas
HcrO4ˉ hanya sedikit terionisasi. air bersih karena masih berada pada
Lebih lanjut lagi, hidrogen kromat rentang yang telah ditetapkan oleh
ada dalam kesetimbangan dengan Kementerian Kesehatan.
dikromat. Penurunan konsentrasi ion Pada saat proses standarisasi,
komat mengahruskan kita untuk analisis kandungan Na dan Cl, sangat
menambahkan sejumlah besar ion perlu memperhatikan kebersihan alat
perak untuk mengahsilkan pada agar tidak terkontaminasi oleh zat
pengendapan dari perak kromat dan lain yang dapat mengganggu
akhirnya mengarah pada galat yang jalannya praktikum. Dalam
besar (Underwood, 2002). mengambil larutan atau bahan kimia
Pengaturan pH perlu, agar lain juga harus menggunakan alat
tidak terlalu rendah ataupun terlalu yang berbeda di masing-masing
tinggi. Bila terlalu tinggi, dapat bahan, agar tidak terkontaminasi oleh
membentuk endapan AgOH yang bahan lain.
selanjutnya terurai menjadi Ag2O
sehingga titran terlalu banyak 6. DAFTAR PUSTAKA
terpakai. Bila pH terlalu rendah, ion
CrO4 sebagian berubah menjadi [AOAC] Association of Official Analytical
Cr2O7 karena reaksi yang Chemist. 2012. Official Method of
Analysis of The Association Analytical of
mengurangi konsentrasi indikator Chemist. The Association of Official
dan menyebabkan tidak timbul Analysis Chemist, Inc., Arlington.
indikator atau sangant terlambat Alexander, V., Quantitative Analysis, Moscow :
(Harjadi, 1986). MIR Publisher, 1969
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi
Pengelolaan Sumber Daya Dan
5. KESIMPULAN Lingkungan Perairan. Yogyakarta,
Kanisius.
Analisis kandungan Na dan Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi
Cl dalam air dengan metode Mohr Pengelolaan Sumber Daya dan
titration (AOAC Method 960.29). Lingkungan Perairan. Kanisius,
Yogyakarta.
Sebelum menganalisis kandungan Na Fernando, Quintus. 1999. Kimia Analiti
dan Cl, perlu dilakukan standarisasi Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
AgNO3 untuk mengetahui molaritas Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
AgNO3 sesuai atau tidak dengan Gramedia: Jakarta
yang digunakan. Hasil dari J.Roth, Hermann dan Blaschke, Goffried.1985.
ANALISIS FARMASI. Penerbit :Gadjah
standarisasi AgNO3 yaitu 0.096 M
Mada University Press.
(~0.1 M) yang berarti sesuai dengan Khopkhar,SM.1990. Konsep Dasar Kimia
molaritas AgNO3 yang digunakan Analitik. Jakarta : UI Press
yaitu 0.1 M. Dari hasil percobaan Sastrohamidjono. 2011. Metode Mohr.
didapat bahwa kandungan Klorida di http://chemistry.uii.ac.id/artikel/metode-
mohr.html [diakses 2014 September 27]..
dalam sampel air ledeng sebesar
Underwood, A. L et al. 2002. Analisis Kimia
34.08 % atau setara dengan 340.8 Kuantitatif edisi keenam. Jakarta:
mg/L, dan untuk kandungan natrium Erlangga
didapat 56.16 % atau setara dengan Underwood, A.L dan Day, R.A.1998. Analitik
561.6 mg/L. Berdasarkan hasil Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta
praktikum tersebut dapat
disimpulkan bahwa kandungan
natrium dan klorida didalam sampel
7. PEMBAGIAN KERJA

Nama NIM Pembagian Tanda


Kerja tangan
Irma Ratna A I14134004 Hasil dan
Pembahasan

Vina Dwinata I14134009 Hasil dan


Pembahasan

Tri Oktiana I14134021 Editor, Abstrak.


Kesimpulan,
dan saran
Wahyu Laila I14134027 Pendahuluan
N
Gunawan I14124032 Metode
Wibisono

Anda mungkin juga menyukai